Nama Kelompok : Tika Suryanti (142140123) Widia Utami (142140145) Aida Nafisah (142140185) Arum Windriyani (142140192)
TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT
Pihak manajemen bertanggung jawab menerapkan kebijakan akuntansi yang memadai, menjaga kecukupan pengendalian internal dan menyajikan laporan keuangan yang wajar. Mendeteksi kesalahan penyajian yang sifatnya material dalam laporan keuangan dan mengidentifikasi kelemahan yang signifikan dalam pengendalian internal terhadap laporan keuangan adalah tanggung jawab auditor. Jika manajemen bersikeras mempertahankan pengungkapan laporan keuangan yang dianggap auditor tidak dapat diterima, maka auditor dapat menerbitkan opini tidak wajar (adverse), opini wajar dengan pengecualian (qualified) atau menarik diri dari kontrak kerja. Senada dengan yang diungkapkan PSA 02 bahwa tujuan pengauditan laporan keuangan adalah pemberian opini atas laporan keuangan.
Dalam memenuhi tanggung jawabnya, auditor harus memerhatikan : a. Salah saji material vs. Tidak material
Kesalahan saji dianggap material jika gabungan dari kesalahan-kesalahan yang belum dikoreksi dan kecurangan dalam laporan keuangan akan mengubah atau memengaruhi keputusan orang –orang yang menggunakan laporan keuangan tersebut
b. Keyakinan yang memadahi
Keyakinan adalah ukuran atas tingkat kepastian yagn telah didapatkan oleh auditor saat pengauditan telah diselesaikan namun tidak bersifat absolut karena :
Sebagian besar bahan bukti audit berasal dari pengujian sampel populasi
Penyajian akuntansi bersisi estimasi yang kompleks melibatkan ketidakpastian dan dapat dipengaruhi oleh kejadian di masa mendatang
Sulit mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan ketika terjadi kolusi di antara manajemen
c. Kesalahan vs. Kecurangan (PSA 70 SA 316)
Kesalahan adalah salah saji dalam pelaporan keuangan yang tidak disengaja. Kecurangan adalah salah saji dalam pelaporan keuangan yang disengaja, kecurangan terbagi menjadi penyalahgunaan aset yang disebut kecurangan karyawan dan kecurangan dalam pelaporan keuangan yang sering disebut dengan kecurangan manajemen
d. Skeptisme profesional (PSA 04 SA 230)
Tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kesalahan saji material adalah auditor menekan beragam kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan dalam perhitungan, kealpaan, kesalahpahaman dan kesalahan penerapan standar akuntansi serta kesalahan dalam pengelompokan dan penjelasan.
Tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan material
Kecurangan yang diakibatkan kecurangan dalam pelaporan keuangan membahayakan para pengguna dengan cara memberikan informasi laporan keuangan yang salah untuk membuat keputusan. Kecurangan akibat penyalahgunaan aset para pemegang saham, kreditor, dan lainnya akan mendapatkan bahaya karena aset tersebut tidak lagi tersedia bagi para pemiliknya yang berhak.
Tanggung jawab auditor untuk membongkar tindakan ilegal
Berdasarkan PSA 31 (SA 317) tindakan ilegal adalah pelanggaran terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan
a. Tindakan ilegal berdampak langsung : mengevaluasi apakah terdapat bahan bukti yang tersedia dan mengindikasikan adanya pelanggaran yang signifikan terhadap peraturan perpajakan pemerintah
b. Tindakan ilegal berdampak tidak langsung misalnya melanggar hukum perlindungan lingkungan, insider trading, hukum hak sipil, dan peraturan keselamatan karyawan Auditor memiliki tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan dan melaporkan tindakan-tindakan ilegal sebagai berikut :
Akumulasi bukti ketika tidak ada alasan untuk meyakini adanya tindakan ilegal berdampak tidak langsung
Akumulasi bukti ketika ada alasan untuk meyakini adanya tindakan ilegal berdampak langsung atau tidak langsung yang mungkin timbul. Jika auditor yakin bahwa suatu tindakan ilegal telah terjadi maka tindakan yang harus diambil adalah :
1. Menanyakan pada manajemen yang tingkatannya lebih tinggi dari pihak yang dicurigai terlibat dalam tindakan ilegal yang potensial
2. Auditor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum klien atau ahli lainnya 3. Auditor harus mempertimbangkan untuk menambah akumulasi bahan bukti audit Tindakan ketika auditor mengetahui adanya tindakan ilegal
Mempertimbangkan dampaknya terhadap laporan keuangan termasuk kecukupan pengungkapannya. Jika auditor menyimpulkan bahwa pengungkapan terkait tidak memadahi maka auditor harus memodifikasi laporan audit yang diterbitkan
Mempertimbangkan dampak terhadap hubungan KAP dengan manajemen Mengomunikasikan dengan komite audit dan otorasi lainnya
Siklus laporan keuangan
Pengauditan dilakukan dengan membagi laporan keuangan ke dalam kelompok yang lebih kecil. Memperlakukan setiap saldo akun dalam laporan keuangan sebagai kelompok yang terpisah tidak efisien dan berakibat audit yang terpisah atas akun-akun yang berhubungan sangat dekat.
Pendekatan siklus adalah mengelompokkan audit dengan tetap menjaga jenis atau kelompok transaksi dan saldo akun yang terkait erat ke dalam satu kelompok yang sama. Pendekatan siklus praktis digunakan karena menggabungkan transaksi yang dicatat dalam jurnal-jurnal yang berbeda dengan saldo yang tercatat di buku besar yang ditimbulkan dari transaksi-transaksi tersebut. Macam-macam siklus :
o Siklus penjualan dan penagihan o Siklus pembelian dan pembayaran o Siklus penggajian dan kepegawaian o Siklus akuisisi modal dan pelunasan Hubungan antar siklus
Menetapkan tujuan pengauditan
Auditor menjalankan pengauditan atas laporan keuangan dengan menggunkan pendekatan siklus dalam melakukan pengujian audit atas transaksi-transaksi yang memengaruhi saldo akhir suatu akun serta melakukan pengujian audit atas saldo akun dan pengungkapan terkait. Cara yang paling efektif dan efisien untuk melakukan pengauditan dengan mendapatkan beberapa kombinasi keyakinan untuk setiap kelompok transaksi dan untuk saldo akhir akun-akun terkait.
1. Tujuan audit terkait transaksi adalah beberapa tujuan audit harus terpenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat
2. Tujuan audit terkait saldo adalah beberapa tujuan audit harus terpenuhi oleh masing-masing saldo akun
3. Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan informasi laporan keuangan
Tujuan Audit Terkait Transaksi dimaksudkan untuk memberikan kerangka untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti audit yang memadahi yang diharuskan oleh standar ketiga pekerjaan lapangan dan untuk memutuskan bukti yang tepat untuk dikumpulkan bagi setiap kelompok transaksi sesuai dengan kondisi kontrak kerja tersebut Tujuan umum audit terkait transaksi
1. Keterjadian – transaksi yang dicatat benar-benar ada 2. Kelengkapan – transaksi yang ada telah dicatat
3. Akurasi – transaksi yang dicatat disajikan dalam jumlah yang benar
4. Pemindahbukuan dan pengikhtisaran – transaksi yang dicatat telah dimasukkan dalam arsip utama dengan tepat dan telah diikhtisarkan dengan benar
5. Klasifikasi – transaksi yang dimasukkan dalam jurnal klien telah diklasifikasikan dengan tepat
6. Penetapan waktu – transaksi dicatat pada tanggal yang benar
Setidaknya ada satu tujuan audit khusus terkait transaksi yang harus dimasukkan ke dalam setiap tujuan umum audit terkait transaksi kecuali jika auditor yakin bahwa tujuan umum audit terkait transaksi tidak relevan dan tidak penting dalam situasi tersebut.Terdapat hubungan satu per satu antara asersi manajemen dengan tujuan audit terkait transaksi kecuali asersi akurasi, karena asersi akurasi memberikan panduan dalam melakukan pengujian akurasi transaksi bagi auditor.
Tujuan umum audit terkait saldo :
1. Keberadaan – jumlah yang dicatat memang benar-benar ada 2. Kelengkapan – jumlah yang ada telah dicatat
3. Akurasi – jumlah yang dimasukkan dinyatakan dalam jumlah yang benar
4. Klasifikasi – jumlah yang dimasukkan pada daftar milik klien telah diklasifikasikan dengan benar
5. Pisah batas – transaksi mendekati tanggal neraca dicatat dalam periode yang benar 6. Keterikatan perincian saldo akun sesuai dengan jumlah di arsip utama yang terkait sesuai
dengan jumlah total saldo akun dan sesuai dengan jumlah di buku besar 7. Nilai terealisasi – aset dicatat pada estimasi jumlah yang dapat terealisasi
8. Hak dan kewajiban – sebagai pelengkap asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun
(Fase I) Merencanakan dan Merancang Sebutah Pendekatan Audit Pertimbangan untuk memilih pendekatan untuk mengaudit :
1. Bukti memadai dalam jumlah yang cukup harus dikumpulkan untuk memenuhi tanggung jawab profesional dari auditor
2. Biaya pengumpulan bahan bukti sebaiknya diminimalisir Aspek kunci pendekatan audit :
1. Mendapatkan pemahaman atas entitas klien dan lingkungannya
2. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian => auditor mengidentifikasi pengendalian internal dan mengevaluasi efektivitasnya
3. Menilai risiko salah saji material dengan memahami industri dan strategi bisnis klien serta efektivitas dalam pengendalian internal
(Fase II) Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi
Pengujian pengendalian adalah menguji efektivitas pengendalian. Tes substantif transaksi adalah auditor mengevaluasi catatan transaksi klien dengan melakukan verifikasi jumlah nominal transaksi. Demi tercapainya efisiensi seringkali kedua jenis pengujian tersebut dilakukan pada waktu yang sama.
(Fase III) Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian atas Rincian Saldo
Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain disajikan secara wajar. Menguji rincian saldo merupakan prosedur khusus yang dimaksudkan untuk menguji salah saji nilai nominal saldo akun di laporan keuangan. (Fase IV) Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit