• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of A PEMAHAMAN TERHADAP VISI KAMPUS DIKAITKAN DENGAN KINERJA DOSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of A PEMAHAMAN TERHADAP VISI KAMPUS DIKAITKAN DENGAN KINERJA DOSEN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

164

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

PEMAHAMAN TERHADAP VISI KAMPUS DIKAITKAN DENGAN KINERJA DOSEN

BAMBANG MARDIARTO

STMIK ISLAM INTERNATIONAL

JL. MELAWAI RAYA NO. 23 C KEBAYORAN BARU BLOK M JAKARTA SELATAN

Abstract

This Research utilize to analyse relation among exploiting of information system and understanding of vision go to Campus with students’s performance at STMIK Bekasi Regency. Method the used is method of survey with approach of corelational to 52 taken responder by proportional sampling random. Technique analyse data use statistical test of and correlation of regresi linear modestly and also and correlation of regresi double. Examination in this research use prime facie confidence level 0,05. This research yield three especial conclusion, that is 1) There are positive relation which is signifikan [among/between] exploiting of information system (X1) with performance Campus in Bekasi regency yielding equation of regresi Ŷ=102,79 +0,28X1 and correlation coefficient of ry1 = 0,48. 2) There are positive relation which is signifikan among understanding of vision of campus(X2) with teacher performance (Y) Campus in Bekasi Regency yielding equation of Ŷ=120,19+0,58X2 regresi and correlation coefficient of ry2 = 0,41 3) There are positive relation which is significant among exploiting of information system ( X1) and understanding of campus vision (X2) with teacher performance (Y) Campus in Sub-Province Attack posed at by equation of regresi Ŷ = 87,48+0,176(X1) + 1,57(X2) and correlation coefficient of ry12 = 0,826. Pursuant to result of the research can be concluded that performance Campus in Bekasi Regency can be improved to pass effort of is make-up of exploiting of information system and try to improve the understanding of vision go to campus for all teacher with existence of activity of training of socialization effort and computer and involve all teacher in formulating campus vision

.

(2)

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

165

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Menghadapi perkembangan pendidikan di era globalisasi yang berorientasi pada mutu, diperlukan kualitas dosen yang mampu mewujudkan kinerja profesional. Kualitas dosen yang dimaksud adalah kualitas kinerja kepemimpinan yang berlandaskan filsafat pendidikan, berkinerja atas dasar paradigma pendidikan, menuju tercapainya visi dan misi pendidikan.

Profesionalisme dosen mempunyai ciri yang khas dibanding dengan bidang yang lain, yang tercermin dalam wujud kinerjanya dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugasnya dalam dunia pendidikan baik di Kampus maupun di luar kampuas.

Menghadapi tuntutan situasi perkembangan zaman dan pembangunan nasional, sistem pendidikan harus dapat dilaksanakan secara tepat guna dan berhasil guna dalam berbagai aspek, dimensi dan jenjang pendidikan. Keadaan ini pada gilirannya akan menuntut para pelaksana dalam bidang pendidikan di berbagai jenis dan jenjang serta dosen merupakan ujung tombak yang berada pada garis terdepan yang langsung berhadapan dengan peserta didik melalui kegiatan belajar di kelas maupun di luar kelas. Dosen di tuntut untuk dapat menampilkan kinerja profesional yang efektif dan efisien.

Pendidikan merupakan suatu sistem, sehingga mutu pendidikan di Kampus ditentukan oleh banyak faktor yang saling berkait dan mempengaruhi. Diantara faktor yang

merupakan kunci kesuksesan kegiatan pendidikan di

Kampusadalah dosen. Dosen memegang peranan penting, agar kegiatan belajar berjalan secara optimal dan mahasiswa dapat menguasai pelajaran dengan baik. Dosen yang mempunyai kompetensi dan dedikasi yang baik dalam menjalankan tugasnya akan menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bermakna dan memungkinkan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Peranan dosen akan semakin penting di tengah

keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan.

(3)

166

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dan tuntas sesuai kaidah-kaidah pendidikan. Salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian adalah masalah kinerja dosen. Faktor yang mempengaruhi kinerja dosen diantaranya : tingkat pendidikan dosen, supervisi pengajaran, program penataran, iklim yang kondusif , pemanfaatan teknologi informasi, sarana dan prasarana kampuas, kondisi fisik dan mental dosen, jaminan kesejahteraan, gaya kepemimpinan dari pimpinan kampuas.

Kampus harus dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan dan perkembangan masyarakat secara keseluruhan agar dalam melaksanakan fungsinya memperoleh kepercayaan dan dukungan masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan penataan yang mendasar mengenai pengelolaan Kampus dengan diawali penetapan visi Kampus yang bersangkutan. Visi yang ditetapkan tidak hanya sekedar pernyataan, akan tetapi dapat dilaksanakan secara sistematis dan strategis yang tepat dan ditunjang dengan perangkat yang memadai sehingga dengan statemen visi yang mengarah kepada kemampuan mengantisipasi dan adaptasi akan dapat menjadi pedoman.

Visi sebagai daya pandang yang jauh mendalam dan luas yang merupakan daya pikir abstrak yang memiliki kekuatan yang dahsyat dan dapat menerobos segala batas fisik, waktu dan tempat. Visi dapat menjadi sumber energi yang dapat mendorong seseorang bekerja dengan rajin, tekun dan pantang menyerah, penuh dedikasi, berdisiplin tinggi, tetapi sebaliknya ketiadaan visi dalam organisasi merupakan akar dari hampir seluruh masalah-masalah yang muncul dalam organisasi.

2. Identifikasi Masalah

(4)

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

167

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

sistem informasi pendidikan dalam meningkatkan kinerja dosen? Apakah ada pengaruh antara gaya kepemimpinan kepala Kampus dengan kinerja dosen? Bagaimana pemahaman dosen terhadap visi kampuas? Apakah dosen dilibatkan dalam perumusan visi kampus? Apakah terdapat hubungan antara pemahaman visi Kampus dengan kinerja dosen? Apakah terdapat hubungan antara pemanfaatan sistem informasi pendidikan dan pemahaman tentang visi Kampus dengan kinerja dosen di kampus?

B. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Kinerja

Pengertian kinerja pada dasarnya sama dengan pengertian unjuk kerja. Pengetian kinerja secara umum merupakan kegiatan yang mengarah pada suatu hasil yang diharapkan. Pengertian tersebut dipahami dari berbagai tafsiran berikut ini :

Menurut Fremont, Kast dan Rozenweg kinerja adalah

proses seorang individu untuk mencapai tujuan yang relevan,

sedangkan menurut Kamars mengatakan kinerja merupakan

terjemahan dari kata Performace yang berarti kemauan dan

kemampuan melakukan sesuatu pekerjaan. Timpe kinerja

adalah penilaian tingkat kerja yang dikerjakan dengan jelas. Kemampuan dalam diri seseorang tersebut di atas menurut

Gibson, Ivancevich dan Donnely dapat diklasifikasikan dalam

dua aspek yaitu (1) aspek kemampuan mental (intelegencia),dan

(2) aspek kemampuan fisik (skill). Pendapat ini apabila kita

hubungkan dengan profil seorang dosen sangatlah relevan, sebab seorang dosen dituntut untuk memiliki kemampuan fisik (skill) yang handal, disamping itu ia juga dituntut untuk

memiliki kemampuan mental (Intelegencia).

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnely bahwa kinerja

sama dengan prestasi kerja., yaitu hasil yang diinginkan dari suatu pekerjaan.

Standar kinerja dosen dirinci secara khusus yang dikenal dengan sepuluh kemampuan dasar dosen yaitu sebagaimana

yang dikemukakan Sahertian sebagai berikut : 1) kemampuan

(5)

168

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan, 6)

kemampuan mengelola interaksi belajar-mengajar, 7)

kemampuan menilai prestasi mahasiswa untuk kependidikan pengajaran, 8) kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, 9) kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi kampuas, 10) kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Kinerja dosen selayaknya memenuhi sepuluh

kemampuan dasar di atas. Semua itu merupakan hal-hal yang prinsip dalam proses belajar mengajar. Sutermeister yang

dikutip Sahertian menyatakan bahwa kinerja seseorang

tergantung pada kemampuan profesional dan motivasinya, sedangkan kemampuan profesional itu mengacu kepada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu seperti mencerminkan pemahaman, ketrampilan, dan sikap dalam melaksanakan tugasnya. Jadi sepuluh hal yang mendasar itu sudah selayaknya dimiliki oleh seorang pendidik, namun Amstrong, Denton dan Savage dikutip Bafadal menekankan 5 (lima) kategori keterampilan mengajar yaitu: 1) keterampilan menspesifikasi tujuan performan, 2) keterampilan mendiagnosis mahasiswa, 3) keterampilan memilih strategi pengajaran, 4) keterampilan berinteraksi dengan murid, 5) keterampilan menilai efektifitas pengajaran.

2. Kompetensi profesional (professional competency)

Kemampuan yang harus dimiliki oleh dosen dalam proses belajar mengajar adalah mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar megajar mahasiswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Untuk itu dosen dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran.

Dosen harus selalu memperluas dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan banyak membaca, mendengar dan mengikuti perkembangan serta kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan. Dalam memberikan pelajaran, dosen sebenarnya mempunyai perencanaan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses belajar mengajar.

(6)

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

169

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

harus disambut oleh mahasiswa dengan penuh semangat karena bermanfaat. Kemampuan ini harus dihayati sebagai seni pengolahan proses belajar mengajar yang diperoleh melalui latihan, pengalaman dan kamauan belajar yang tidak pernah putus. Dalam pelaksaan proses belajar-mengajar, keaktifan mahasiswa harus selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode pengajar.

Dalam hal teknik evaluasi, secara teori dan praktek, dosen harus dapat melaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Tes obyektif yang digunakan untuk mengukur hasil belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula dosen dapat menyusun item secara benar, lebih baik agar tes yang digunakan harus dapat memotivasi belajar mahasiswa.

Sanusi dkk memerincikan gugus kemampuan

profesional dosen sebagai berikut: 1) merencanakan program belajar mengajar a) merumuskan tujuan intruksional, b) menguraikan dipenelitian satuan bahasan, c) merancang kegiatan belajar mengajar, d) memilih media dan sumber belajar, e) menyusun insrumen evaluasi. ; 2) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, a) memimpin dan membimbing proses belajar mengajar, b) mengatur dan mengubah suasana belajar mengajar. 3) menilai kemauan belajar, a) memberikan skor atas hasil evaluasi, b) menstranformasikan skor menjadi nilai, c) menetapkan rangking, d) menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi hasil penilaian dan penelitian untuk memecahkan masalah profesi kependidikan.

3. Kompetensi pribadi

Pelaksanaan tugas selaku dosen harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya. Seorang dosen harus mampu mempersiapkan hari depan bangsa, walaupun berbagai jenis ragam tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dan penuh kesadaran bahwa tugasnya harus dilaksanakan dengan penuh pangabdian.

(7)

170

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

pengetahuan mempengaruhi perilaku etik mahasiswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Kuat lemahnya pengaruh itu sangat tergantung pada usaha tergantung pada usaha disiplin yang diterapkan dosen sehingga menghasilkan sikap mental, watak.

4. Kompetensi sosial

Dosen dimata masyarakat pada umumnya dan dimata para mahasiswa merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri teladan dalam kehidupan sehari-hari. Dosen merupakan tokoh dan tipe makhluk yang diberi tugas dan beban membina dan membimbing msyarakat kearah norma yang berlaku. Untuk itu dosen perlu memiliki kemampuan sosial

dengan masyarakat dalam masyarakat dalam rangka

penyelenggaraan proses belajar mengajar yang efektif. Karena dengan dimilikinya kemampuan tersebut, otomatis hubungan Kampusdengan masyarakat berjalan dengan lancar, sehinga jika ada keperluan dengan orang tua mahasiswa ridak akan mendapatkan kesulitan. Adapaun kemapuan sosial tersebut meliputi kemampuan dosen dalam berkomunikasi, bekerjasama, bergaul dan lain-lain.

5. Hakekat Kinerja Dosen

Usaha peningkatan kualitas pendidikan disadari satu kebenaran fundamental, yaitu bahwa kunci keberhasilannya adalah dengan mempersiapkan dan menciptakan dosen-dosen yang profesional, yang memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pendidikan yang berkualitas. Dosen merupakan suatu profesi, yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai dosen. Jenis pekerjaan ini mestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dapat dilakukan oleh orang di luar kependidikan, sehingga profesi ini paling mudah terjadi pencemaran.

Ukuran lain yang digunakan untuk menentukan

profesionalisme dosen adalah: Professional Capacity ( kemampuan

profesioanl ), Professional Effort ( Upaya profesional ), Teacher’s

Time ( waktu untuk kegiatan profesional dosen ), Fit and Proper

(8)

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

171

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

Kemampuan profesional menyangkut kemampuan dosen dalam hubungannya dengan inteligensi, sikap dan prestasi dalam mengajar. Dosen harus menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkannya, termasuk upaya memperkaya dan meremajakan pengetahuannya sesuai perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi. Upaya profesional menyangkut kegiatan dosen mentranformasikan kemampuan profesional yang dimilikinya ke dalam tindakan mengajar. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan, bahwa kinerja seorang dosen adalah tingkat keberhasilan dosen dalam melaksanakan tugas dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang dapat dilihat dari kemampuannya berupa

kemampuan perencanaan pengorganisasian, kemampuan

perencanaan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, hasil tugas dalam efisiensi dan efektivitas kerja, serta perilaku dalam bentuk cara berkomunikasi dan memberikan dorongan. Berdasarkan uraian tersebut variabel kinerja dosen terdiri dari dimensi kemampuan, hasil tugas dan perilaku. Dimensi kemampuan memiliki indikator kemampuan perencanaan pengorganisasian bahan pengajaran, kemampuan perencanaan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, dan kemampuan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dimensi hasil tugas memiliki indikator efisiensi kerja dan efektifitas kerja. Dimensi perilaku memiliki indikator cara berkomunikasi dan memberi dorongan

6. Pemanfaatan Sistem Informasi

a. Hakekat Pemanfaatan Sistem Informasi

Pemanfaatan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan anggota suatu masyarakat serta memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan.

Raymond McLeod,Jr mengatakan bahwa

pemanfaatan sistem informasi merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.

Untuk memahami sistem informasi diperlukan

pemahaman tentang konsep-konsep: sistem, informasi, konsep nilai suatu informasi.

(9)

172

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama. Suatu sistem tidak memiliki kombinasi elemen yang sama tetapi susunan dasarnya terdiri dari sumber daya input yang dirubah menjadi sumber daya ouput.

Mengacu pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem terintegrasi , sistem manusia mesin untuk menyediakan informasi guna mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan

keputusan dalam suatu organisasi. Sistem ini

memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan pengambilan keputusan dan basis data.

Pemanfaatan Sistem Informasi adalah aplikasi teknologi informasi yang berfungsi sebagai sistem pendukung untuk meningkatkan kemampuan manajemen suatu organisasi atau lembaga agar dapat melaksanakan

tugas dan fungsinya secara optimal. Dalam pengertian

yang luas teknologi informasi meliputi seluruh jenis teknologi yang memproses data dan informasi, seperti telepon, satelit, radio dan komputer, tetapi dalam pengertian yang sempit teknologi informasi merujuk pada teknologi komputer.

b. Pemanfaatan Sistem Informasi Pendidikan

Pemanfaatan sistem informasi memiliki tujuan sesuai dengan tujuan organisasi. Setiap organiasi memiliki tujuan sendiri-sendiri yang tergambarkan dan program visi dan misi organisasi. Kampussebagai suatu organisasi pendidikan memiliki tujuan yang terumuskan dalam visi dan misi masing-masing kampuas. Untuk mencapai tujuan tersebut pimpinan dan dosen membutuhkan informasi supaya dapat membuat keputusan secara tepat yang menunjang upaya pencapaian tujuan lembaga kampuas.

(10)

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

173

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

pemakai informasi untuk pengembangan sumber daya

manusia dalam organsasi, 4) menyediakan dan

memberikan pelayanan informasi bagi pemakai informasi untuk pelaksanaan tugas dan kegiatan pembinaan, pengawasan dalam organisasi, 5) menyediakan dan memberikan pelayanan informasi bagi pemakai informasi dalam rangka proses penilaian di lingkungan organisasi.

Perkembangan teknologi pendidikan yang semakin pesat, mendorong Kampus sebagai organisasi pendidikan mengelola sistem informasi dengan bantuan komputer secara bersistem melalui sistem informasi manajemen. Sistem informasi menejemen adalah sistem yang secara terpadu mengaitkan manusia dengan mesin / peralatan untuk menyajikan informasi guna mendukung pimpinan

atau organisasi mencapai tujuan. Penerapan sistem

informasi di Kampus terdiri atas unsur-unsur input, proses dan output yang dalam implementasinya : input terdiri atas kurikulum, mahasiswa, kepegawaian, sarana dan prasarana, media, lingkungan kampuas, keuangan dan masyarakat. Proses dengan memanfaatkan teknologi komputer dan output berupa informasi yang disajikan untuk kepala Kampus atau pihak laian yang membutuhkan sebagai bahan dalam membuat keputusan untuk mencapai tujuan kampuas. Proses sistem informasi dengan teknologi komputer memerlukan persyaratan kondisi tertentu seperti : 1) Daya struktur dan organisasi yang pasti, 2) Tersedia data, 3) Peralatan yang memadai dan 4) Adanya pengelolaan dan pemeliharaan sistem.

7. Hakekat Pemahaman Visi Kampus

Kemampuan untuk memahami sesuatu yang sedang dipelajari oleh seseorang merupakan segi kognitif yang harus dimiliki untuk menganalisa berbagai informasi yang telah diterimanya dan dapat mengambil manfaat dari informasi tersebut.

(11)

174

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

sesuatu. Pengetahuan sebagai hasil belajar termasuk ke dalam

ranah kognitif yang terdiri atasaspek: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) aplikasi (4) analisa (5) sintesis (6) evaluasi. Pemahaman merupakan segi kognitif yang telah dimiliki warga belajar untuk menganilis mengenai informasi yang diterimanya.

Menurut Hosseini pemahaman merupakan tingkat terendah dari pengertian dan suatu pengertian dapat dianggap menjadi bagian dari pengetahuan seseorang, hal ini memberi tekanan kepada proses yang telah dikomunikasikan atau

disampaikan. Bloom mengatakan ada tiga jenis pengertian

pemahaman yaitu: 1) menterjemahkan (translation), 2)

interpretasi (interpretation), dan 3) ekstrapolasi (extrapolation).

Translasi berarti menterjemahkan, dimana seseorang dapat menciptakan suatu proses komunikasi dalam bahasa yang lain atau dalam bentuk komunikasi yang lain. Interpretasi (menafsirkan) yaitu berkenaan dengan komunikasi yanglain sebagai suatu konfigurasi gagasan dengan penilaian yang mungkin memerlukan penyusunan kembali suatu konfigurasi baru dalam pemikiran seseorang. Ekstrapolasi yang merujuk kepada pengertian, kemampuan untuk melakukan estimasi atau prediksi yang didasarkan pada kemampuan membaca perkembangan, kecenderungan serta akibat atau kondisi yang didipenelitiankan dalam proses komunikasi.

Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Lonnie Helgerson yang diktip oleh Hadari Nawawi mengatakan bahwa: Visi adalah gambaran kondisi masa depan dari suatu organisasi yang belum tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang (anggota organisasi). Visi memiliki kekuatan yang mampu mengundang, memanggil dan menyerukan pada setiap orang ( anggota organisasi) untuk memasuki masa depan. Visi organisasi harus dirumuskan oleh

menajemen puncak (puncak pimpinan) organisasi. Tujuan

(12)

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

175

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

kesinambungan kepemimpinan organisasi.

Setiap Kampus harus memiliki visi, visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi Kampus dan digunakan untuk memandu perumusan misi kampuas. Visi adalah gambaran masa depan yang diinginkan Kampus agar Kampus yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya. Gambaran tersebut harus didasarkan pada landasan yuridis, yaitu Undang-Undang Pendidikan dan sejumlah peraturan pemerintah, khususnya tujuan pendidikan nasional sesuai dengan jenjang, jenis kampuasnya dan profil Kampus yang bersangkutan. Visi Kampus harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasioanal, tetapi sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat yang dilayani. Tujuan pendidikan nasional sama, tetapi profil kampuas, khususnya potensi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani Kampus tidak selalu sama. Oleh karena itu dimungkinkan setiap Kampus memiliki visi yang tidak sama dengan Kampus lain, asalkan tidak keluar dari koridor nasional yaitu tujuan pendidikan nasioanl.

C. KERANGKA BERPIKIR

1. Pemanfaatan Sistem Informasi dengan Kinerja Dosen

(13)

176

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

komputer secara optimal akan mendorong meningkatnya kinerja dosen, sehingga dapat diduga terdapat hubungan antara pemanfaatan sistem informasi dengan kinerja dosen.

2. Pemahaman Visi Kampus dengan Kinerja Dosen

Pemahaman visi Kampus merupakan kemampuan untuk menangkap makna atau arti dari visi kampuas, yaitu kemampuan dalam menterjemahkan, menginterpretasikan dan mengekstrapolasikan visi Kampus yang gambaran kondisi masa depan dari suatu Kampus yang belum tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang. Visi merupakan daya pandang jauh ke depan yang merupakan daya pikir abstrak tetapi memiliki kekuatan yang dahsyat yang dapat menembus segala batas fisik, waktu dan tempat. Visi

Kampusidealnya diharapkan dapat memenuhi harapan

stekholder baik, pemerintah, orang tua, mahasiswa dan masyarakat luas yaitu visi yang sesuai dengan perkembangan zaman yang mampu menghasilkan manusia-manusia unggul yang dapat bersaing.

Berdasarkan pemikiran ini dapat diduga bahwa terdapat hubungan antara pemahaman visi Kampus dengan kinerja dosen, artinya apabila pemahaman dosen tentang visi Kampus tinggi maka kinerja dosen juga akan meningkat.

3. Pemanfaatan sistem informasi dan pemahaman visi Kampus dengan Kinerja Dosen.

Pemahaman visi Kampus merupakan kemampuan untuk menangkap makna atau arti dari visi kampus, yaitu kemampuan

dalam menterjemahkan, menginterpretasikan dan

mengekstrapolasikan visi Kampus, kemampuan yang dimiliki sebagai hasil belajar yang merupakan kemampuan untuk menganalisis tentang visi Kampus yaitu gambaran kondisi masa depan dari suatu Kampus yang belum tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang. Visi Kampus harus dipahami oleh seluruh komponen Kampus termasuk dosen, sehingga tidak akan terjadi salah penafsiran antara dosen dengan kepala Kampus atau dengan komponen yang lain tentang visi kampuas, hal ini tidak akan terjadi apabila

visi Kampus dirumuskan secara bersama-sama dan

(14)

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

177

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

orang tua, masyarakat dan pemerintah.

Memperhatikan hubungan antara pemahaman visi Kampus terhadap kinerja dosen dan pemanfaatan sistem informasi dengan kinerja dosen, dapat diduga terdapat

hubungan antara pemanfaatan sistem informasi dan

pemahaman visi Kampus secara bersama-sama dengan kinerja dosen. Artinya apabila pemahaman visi Kampus dan pemanfaatan sistem informasi tinggi maka dengan sendirinya kinerja dosen akan mengalami peningkatan.

D. HIPOTESIS PENELITIAN.

Hipotesis yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah:

a. Terdapat hubungan positif antara pemanfaatan sistem

informasi dengan kinerja dosen.

b. Terdapat hubungan positif antara pemahaman visi Kampus

dengan kinerja dosen.

c. Terdapat hubungan positif antara pemanfaatan sistem

informasi dan pemahaman visi Kampus secara bersama-sama dengan kinerja dosen.

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilaksanakan di STMIK Islam

Internasional dengan dosen sebagai unit analisisnya,

menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara

pemanfaatan sistem informasi (X1) dengan kinerja dosen (Y)

yang ditunjukkan dengan persamaan regresi Ŷ = 102,79 +

0,28 X1 dan koefisien korelasi ry1 = 0,48, dengan demikian

hipotesis kerja yang diajukan diterima (H1 : py1>0).

2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara

pemahaman visi kampus (X2) dengan kinerja dosen (Y) yang

ditunjukkan dengan persamaan Ŷ=120,19+0,58X2 dan

koefisien korelasi ry2 = 0,41, dengan demikian hipotesis kerja

yang dikemukakan diterima ( H1: py2 > 0).

3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara

pemanfaatan sistem informasi (X1) dan pemahaman visi

kampus (X2) secara bersama-sama dengan kinerja dosen (Y)

(15)

178

| Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

Ŷ=87,48+0,176(X1) + 1,57(X2) dan koefisien korelasi ry12 =

0,826, dengan demikian hipotesis kerja yang dikemukakan diterima (H1:py12>0).

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas , beberapa saran dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Para dosen hendaknya memiliki kemampuan dan kesadaran

untuk memanfaatakan sistem informasi pendidikan secara optimal sehingga seorang dosen mampu melaksanakan

tugas-tugas kependidikan yang berorientasi pada

perkembangan zaman, efisien dan efektif.

2. Visi kampus harus dipahami oleh semua dosen dan seluruh

komponen kampus, karena merupakan landasan kerja bersama yang diharapkan dapat memberikan kekuatan dalam mencapai tujuan.

3. Perlu adanya sosialisasi visi kampuas kepada seluruh

komponen kampuas dan perlunya dilibatkannya dosen dalam merumuskan visi kampuas..

4. Agar masalah kinerja dosen menjadi lebih jelas, perlu

dilakukan kembali penelitian mengenai kinerja dosen dengan menempatkan faktor lain sebagai variabel bebas.

DAFTAR PUSTAKA

Ace Suryadi (2002) Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan: Isu,

Teori, dan Aplikasi. Jakarta: Balai Pustaka.

Dadang Suhardan (2006) Pengawasan Profesional. Bandung: Dewa Rhuci.

Indra Djati Sidik: Memperbaiki Kelemahan Masa Lalu. Republika,

Minggu, 30 Mei 2004

PPRI Nomor 55 Tahun 1998, Tentang Perubahan Atas PPRI Nomor 28 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Dasar.

Pendidikan dalam Program 100 Hari Mendiknas. Kompas, Selasa, 23 November 2004

Steven G. Smith (2005) The Concept of Human Nature. Philadelphia:

Referensi

Dokumen terkait

Ketersediaan alat kesehatan sangat penting untuk dapat melakukan pelayanan kesehatan secara maksimal termasuk di puskesmas, sehingga perlu dilaksanakan manajemen logistik

Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya dampak tersebut adalah faktor internal yang terdiri dari gejala kanker payudara, rasa nyeri, hasil pengobatan yang belum maksimal,

Kenaikan yang terjadi pada Indeks yang diterima Petani (It) karena subkelompok padi mengalami kenaikan sebesar 1,27 % dan subkelompok palawija mengalami kenaikan sebesar 1,40 %

9.1.1 Lembaga sertifikasi halal harus dengan tepat menetapkan lingkup sertifikasi ter kait kategori produk/jasa halal (contoh produksi primer(bahan mentah atau

Pendidikan adalah bidang investasi terbesar dalam membangun dan membentuk mental seseorang, nilai-nilai pendidikan pesantren adalah konsep yang bersifat sederhana dan

Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito)

Karena regulasi itu antara lain memberikan otoritas bagi pengadilan di Timor Lorosae untuk membentuk panel special yang bertanggungjawab untuk menangani proses hukum

Persentase lembaga sosial keagamaan Hindu yang difasilitasi untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya Persentase lembaga sosial keagamaan Kristen yang difasilitasi untuk