• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan untuk melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Diajukan untuk melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN KONTRAK PENYIARAN IKLAN PRODUK BARANG DAN/ATAU JASA DI RADIO START FM KABUPATEN MANDAILING NATAL (STUDI KASUS PT.

RADIO START SRASI SWARA)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi Tugas-Tugas

dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

NAMA : AMINAH SARI NIM : 130200251

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN KEKHUSUSAN PERDATA BW

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

PELAKSANAAN KONTRAK PENYIARAN IKLAN PRODUK BARANG DAN/ATAU JASA DI RADIO START FM KABUPATEN MANDAILING NATAL (STUDI KASUS PT.

RADIO START SRASI SWARA) SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat untuk Memperoleh Gelar SarjanaHukum

OLEH : AMINAH SARI NIM : 130200251

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN PROGAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA BW

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Hukum Keperdataan

NIP.196602021991032002

Dr. Rosnidar Sembiring, S.H., M.Hum.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Edy Ikhsan, SH., MA

NIP.196908201995121001 NIP.196603031985081001 Dr. Dedi Harianto, SH., M.Hum

(3)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

NAMA : AMINAH SARI

NIM : 130200251

DEPARTEMEN : HUKUM KEPERDATAAN

JUDUL SKRIPSI:PELAKSANAAN KONTRAK PENYIARAN IKLAN PRODUK BARANG DAN/ATAU JASA DI RADIO START FM KABUPATEN

MANDAILING NATAL (STUDI KASUS PT.

RADIO START SRASI SWARA)

Dengan ini menyatakan :

1. Bahwa skripsi yang saya tulis tersebut di atas adalah benar tidak merupakan ciplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain.

2. Apabila terbukti dikemudian hari skripsi saya tersebut adalah ciplakan, maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

Medan, Oktober 2017

130200251 AMINAH SARI

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat mengikuti perkuliahan dan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya.

Adapun judul skripsi yang penulis bahas yaitu: “Pelaksanaan Kontrak Penyiaran Iklan Produk Barang dan/atau Jasa di PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mnadailing Natal”, yang disiusun guna melengkapi dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Didalam Penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala hormat dan rasa bahagia, penulis mengucapakan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MHum, Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H.,M.Hum Selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. H.OK. Saidin, S.H.,M.Hum Selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, SH., MHum Selaku Wakil Dekan II Fakutas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H.,M.Hum Selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

(5)

6. Ibu Dr. Rosnidar Sembiring, S.H., M. Hum Selaku Ketua Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara 7. Bapak Syamsul Rizal, SH, MHum Selaku Sekretaris Departemen

Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara 8. Bapak Dr. Edy Ikhsan, SH, MA, Selaku Dosen Pembimbing I, untuk

segala dedikasi serta kesabaran dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Dr. Dedi Harianto, SH, MHum Selaku Dosen Pembimbing II, untuk segala kebaikan dan kesabaran dalam membimbing penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

10. Ibu Nurmalawaty, SH, MHum Selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah memberikan arahan serta dukungan selama penulis berada di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

11. Seluruh Staff Pengajar dan Staff Administrasi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memperikan ilmu yang sangat berharga dan membantu penulis dalam menjalani perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.

12. Teristimewa kepada Ibu, Ayah, Abang, Kakak, Kakak Ipar dan Orang tua, saudara serta keluarga yang tiada henti-hentinya mendukung dan mendoakan penulis dalam menjalani kehidupan, perkuliahan, termasuk dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(6)

13. Bapak Khairuddin Faslah Siregar, terimakasih karena telah memberikan pembelajaran serta wawasan mengenai penyiaran dan sangat membantu penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

14. Untuk Hasim Saleh, terimakasih karena telah memberikan saya motivasi untuk segara menyelesaiakan penulisan skripsi ini.

15. Terkhusus untuk Abangda Juangga Dalimunthe, SH terimakasih karena sudah sangat-sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

16. Sahabat-sahabat saya, Sahara, Silvia, Ika, Indry, Poniah, terima kasih yang sudah setia dari semester satu hingga saat ini, semoga kita semua Sukses dan dapat membahagiakan orang tua kita masing-masing.

17. Pihak PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing Natal, yang telah mengizinkan penulis melakukan wawancara untuk memperkaya pengetahuan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sran dan kritik yang membangun dalam menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan Rahmat dan KaruniaNya kepada kita semua. Amin.

Medan, 2017

Penulis,

Aminah Sari

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………... i

DAFTAR ISI………. iv

ABSTRAK……… vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Permasalahan………... 11

C. Tujuan Penulisan………... 12

D. Manfaat Penulisan………... 12

E. Keasliaan penulisan………. 13

F. Metode Penulisan……… 15

G. Sistematika Penulisan……….. 20

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI KONTRAK DAN EKSISTENSI PT. RADIO START SRASI SWARA KABUPATEN MANDAILING NATAL A. Tinjauan Umum Tentang Kontrak dan Penyiaran 1. Pengertian Kontrak dan Penyiaran……….. 22

2. Pengaturan Hukum Penyiaran………. 25

3. Hubungan Hukum antara Pelaku Usaha dengan PT. Radio Start Srasi Swara……….27

4. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha dan Penyedia Layanan Iklan (PT.Radio Start Srasi Swara)………. 30

5. Asas dan Tujuan Kontrak………... 35

B. Eksistensi PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing Natal 1. Profil PT. Radio Start Srasi Swara……….. 40

2. Iklan-iklan Produk barang dan/jasa PT. Radio Start Srasi Swara………... 42

BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI IKLAN PRODUK BARANG DAN/JASA A. Tinjauan Umum Mengenai Iklan 1. Pengertian Iklan………. 46

2. Jenis-Jenis Iklan……….... 50

(8)

B. Tinjauan Umum Mengenai Produk Barang dan/Jasa

1. Pengertian Produk Barang dan/Jasa……….. 55 2. Jenis-Jenis Produk Barang dan/Jasa……….. 57 3. Bentuk-Bentuk Iklan Produk Barang dan/Jasa………….. 60 BAB IV PELAKSANAAN KONTRAK PENYIARAN IKLAN PRODUK

BARANG DAN/JASA DI RADIO KABUPATEN MANDAILING NATAL

A. Bentuk dan isi kontrak penyiaran iklan produk barang dan/jasa di PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing

Natal……… 64 B. Bentuk Wanprestasi yang terdapat dalam suatu kontrak

penyiaran iklan produk barang dan/jasa pada PT. radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing

Natal……… 68 C. Upaya hukum apabila terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan

kontrak penyiaran iklan produk barang

dan/jasa……… 79 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………. 87 B. Saran………... 88 DAFTAR PUSTAKA………... 90 LAMPIRAN

(9)

ABSTRAK

Aminah Sari1

Kata Kunci: Penyiaran, Pelaksanaan Kontrak Iklan Edy Ikhsan**

Dedi Harianto***

Adanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, maka seharusnya diperlukan kerja sama yang baik antara pelaku usaha ataupun produsen dengan pihak radio, karena suatu usaha yang bergerak dibidang produk barang dan/jasa membutuhkan suatu proses pemasaran untuk menumbuhkan minat dihati para konsumen yaitu dengan iklan, baik itu iklan yang berupa media cetak ataupun dengan media elektronik. Hal yang dibahas dalam skripsi ini adalah Pelaksanaan kontrak iklan produk barang dan/jasa di PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing Natal. Adapun Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana pengaturan hukum, upaya hukum dan tanggung jawab hukum mengenai wanprestasi yang terjadi dalam radio start fm dalam pelaksanaan kontrak iklan produk barang dan/atau jasa berdasarkan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.

Penulis skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, yaitu yang mengacu pada norma-norma hukum. Sifat dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, karena menggambarkan masalah dengan menjabarkannya.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research), yakni penelitian dengan menggunakan data dari berbagai sumber bacaan, seperti perundang-undangan, buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dan didukung dengan penelitian lapangan ke PT.

Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing Natal. Analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah kualitatif.

Berdasarkan penelitian tersebut ada mengatur tentang hubungan hukum antara para pihak dengan adanya perjanjian dibawah tangan yang mencantumkan dan mengatur mengenai hal-hal pokok hak dan kewajiban para pihak dalam memenuhi prestasi yang sudah disepakati, kemudian dalam pelaksanaan penyiaran iklan tersebut adapula yang menunjukkan terdapat kasus wanprestasi yang dilakukan pihak radio ataupun dari pihak pemasang iklan. Seperti misalnya pihak pemasang iklan telat melakukan pembayaran biaya penyiaran iklan dan pihak radio tidak menyiarkan iklan sesuai dengan durasi yang telah disepakati, kemudian dalam permasalahan wanprestasi yang dilakukan pemasang iklan di Radio Start Fm ini Upaya Penyelesaian sengketa wanprestasi yang ditempuh oleh para pihak berdasarkan musyawarah dan mufakat dengan melaksanakan kewajiban masing-masing para pihak agar tidak ada yang dirugikan dalam perjanjian penyiaran iklan.

1Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

** Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

*** Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.

Pada dasarnya kontrak berawal dari perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan diantara para pihak. Hubungan kontraktual tersebut pada umumnya senantiasa diawali dengan proses negosiasi diantara para pihak. Melalui negosiasi para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk kesepakatan untuk saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan melalui proses tawar menawar. Pada umumnya kontrak bisnis justru berawal dari perbedaan kepentingan dicoba dipertemukan melalui kontrak. Melalui kontrak perbedaan tersebut diakomodasi dan selanjutnya dibingkai dengan perangkat hukum sehingga mengikat para pihak. Dalam kontrak bisnis pertanyaan mengenai sisi kepastian dan keadilan justru akan tercapai apabila perbedaan yang ada diantara para pihak terakomodasi melalui mekanisme hubungan kontraktual yang bekerja secara proporsional.2

Buku III KUHPerdata menganut sistem terbuka (open system), artinya bahwa para pihak bebas mengadakan kontrak dengan siapapun, menentukan syarat-syaratnya, pelaksanaanya, dan bentuk kontrak, baik berbentuk lisan maupun tertulis. Disamping itu diperkenankan untuk membuat kontrak baik yang telah dikenal dalam KUHPerdata maupun diluar KUHPerdata. Kontrak-kontrak yang telah diatur dalam KUHPerdata, seperti jual beli tukar-menukar, sewa- menyewa, persekutuan perdata, hibah, pinjam meminjam, perjanjian untung-

2Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjiandan Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), hal 2

(11)

untungan, dan perdamaian. Di luar KUHPerdata, kini telah berkembang berbagai kontrak baru, seperti leasing, beli sewa, franchise, surrogate mother production sharing, join venture, dan lain-lain. Walaupun kontrak-kontrak itu telah hidup dan

berkembang dalam masyarakat, namun peraturan yang berbentuk undang-undang belum ada. Yang ada hanya dalam bentuk peraturan Menteri. Peraturan itu hanya terbatas pada peraturan yang mengatur tentang leasing, sedangkan kontrak- kontrak yang lain belum mendapat pengaturan secara khusus.3

Akibat dari tidak adanya kepastian hukum tentang kontrak tersebut maka akan menimbulkan persoalan dalam dunia perdagangan, terutama ketidakpastian bagi para pihak yang mengadakan kontrak. Kenyataannya salah satu pihak sering kali membuat kontrak dalam bentuk standar, sedangkan pihak lainnya akan menerima kontrak tersebut karena kondisi sosial ekonomi mereka yang lemah.

Untuk itu pada masa mendatang dibutuhkan adanya undang-undang tentang kontrak yang bersifat nasional, yang menggantikan peraturan yang lama. Undang- undang tersebut juga memberikan kedudukan yang seimbang kepada para pihak dalam memenuhi hak dan kewajibannya.4

3Salim H.,S, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hal 2

4Ibid.

Definisi Perjanjian adalah “Suatu peristiwa ketika seseorang berjanji kepada orang lain atau ketika orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal”.

(12)

Perjanjian menurut Pasal 1313 KUHPerdata adalah “suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.5

Hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah perjanjian menimbulkan perikatan (perjanjian sebagai salah satu sumber perikatan lainnya yaitu undang- undang). Pasal 1234 menyebutkan bahwa defenisi Perikatan yaitu “Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu”. Mengenai hal ini orang yang berhak menuntut disebut kreditur/si berpiutang. Dan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan disebut debitur/si berhutang.6

Perikatan atau Verbittenis ini lebih luas dibanding dengan perjanjian, karena didalam perikatan juga mengatur perikatanyang timbul karena melawan hukum/onrechmatigedaad dan perikatan yang timbul dari kepengurusan orang lain yang tidak berdasarkan persetujuan/zakwarneming.7

5R. Subekti, Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Jakarta: Pradnya Paramita,1999), hal 338, Pasal 1313

6Titik Triwulan Tutik, hukum Perdata dalam Sistem HUkum Nasional (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011), hal 203

7Ibid.

Namun, sebagian besar Buku III KUHPerdata ditujukan pada perikatan yang timbul dari persetujuan/perjanjian. Jadi, isinya adalah hukum perjanjian. Buku III BW tentang perikatan (van verbintenis) tidak memberikan defenisi tentang apa yang dimaksud dengan perikatan itu. Namun justru diawali dengan Pasal 1233 BW,mengenai sumber perikatan, yaitu kontrak atau perjanjian dan undang-undang. Dengan demikian, Perjanjian ataupun merupakan salah satu dari dua dasar hukum yang ada selain dari undang-undang yang dapat menimbulkan perikatan.

(13)

Bahkan apabila diperhatikan dalam praktik di masyarakat, perikatan yang bersumber dari kontrak atau perjanjian begitu mendominasi.8

KUHPerdata terdapat aturan umum yang berlaku untuk semua perjanjian dan aturan khusus yang berlaku hanya untuk perjanjian tertentu saja (perjanjian khusus) yang namanya sudah diberikan undang-undang. Contoh perjanjian khusus yaitu jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, pinjam meminjam, pemborongan, pemberian kuasa dan perburuhan.9

Asas hukum yang penting berkaitan dengan berlakunya perjanjian (kontrak) adalah asas kebebasan berkontrak. Artinya, pihak-pihak bebas untuk membuat perjanjian apa saja, baik yang sudah ada pengaturannya maupun yang belum ada pengaturannya dan bebas menentukan sendiri isi perjanjian itu. Namun, kebebasan tersebut tidak mutlak karena terdapat pembatasannya, yaitu tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan.10

Sistem pengaturan Hukum kontrak adalah sistem terbuka (open system).

Artinya bahwa setiap orang bebas untuk mengadakan perjanjian, baik yang sudah diatur maupun yang belum diatur di dalam undang-undang. Hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang berbunyi “Semua Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.11

Ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata memberikan kebebasan kepada para pihak untuk:

8Agus Yudha Hernoko, Op.cit., hal 19

9Lukman Santoso, Hukum PerjanjianKontrak (Yogyakarta: Cakrawala, 2012), hal 9

10Handri Raharjo, Hukum Perjanjian di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009), hal 43

11Salim H.,S, Op.cit., hal 7

(14)

1. Membuat atau tidak membuat Perjanjian, 2. Mengadakan perjanjian dengan siapa pun,

3. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan dan Persyaratannya, dan 4. Menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis atau lisan.12

Aspek-aspek kebebasan berkontrak dalam Pasal 1338 KUHPerdata yang menyiratkan adanya 3 asas dalam perjanjian yaitu:

1. Mengenai terjadinya perjanjian ini yang disebut asas konsensualisme yang artinya menurut BW perjanjian hanya terjadi apabila telah adanya persetujuan kehendak antara para pihak.

2. Tentang akibat perjanjian dimana perjanjian mempunyai kekuatan mengikat antara pihak-pihak itu sendiri. Asas ini ditegaskan dalam pasal 1338 ayat (1) BW yang menegaskan bahwa perjanjian dibuat secara sah diantara para pihak. Ini berlaku sebagai undang-undang bagi pihak-pihak yang melakukan perjanjian tersebut.

3. Tentang perjanjian sepenuhnya diserahkan kepada para pihakyang bersangkutan. Dengan kata lain, selama perjanjian itu tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku, kesusilaan, mengikat kepentingan umum dan ketertiban, maka perjanjian itu diperbolehkan.13

Kebebasan berkontrak yang merupakan ‘roh’ dan ‘napas’ sebuah kontrak, secara implisitmemberikan paduan bahwa dalam berkontrak pihak-pihak diasumsikan mempunyai kedudukan yang seimbang. Dengan demikian, diharapkan akan muncul kontrak yang adil dan seimbang pula bagi kedua pihak, demikian dalam praktik masih banyak ditemukan model kontrak standar (kontrak baku) yang cenderung dianggap berat sebelah, tidak seimbang, dan tidak adil.

Perdebatan mengenai ada atau tidaknya keseimbangan posisi para pihak pada dasarnya kurang relevan untuk dikaitkan dengan kontrak komersial. Dimensi kontrak komersial yang lebih menekankan pada aspek penghargaan terhadap kemitraan dan kelangsungan bisnis, tidak lagi hanya terfokus pada keseimbangan

12Ibid., hal 7-8

13Titik Triwulan Tutik, Op.cit., hal 229

(15)

metematis. Dimensi kontrak komersial justru lebih menekankan pada proporsionalitas penukaran hak dan kewajiban diantara pelaku-pelakunya.14

Pemahaman tentang kontrak dan perikatan. Kontrak adalah “Perjanjian yang tertulis yang merupakan suatu perbuatan hukum dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya pada satu orang atau lebih”. Perikatan adalah “Suatu hubungan hukum antara dua orang atau lebih dimana pihak yang satu berhak atas suatu prestasi dan pihak yang lainnya memenuhi prestasi itu”.

Urgensi pengaturan kontrak dalam praktik bisnis adalah untuk menjamin pertukaran kepentingan (hak dan kewajiban) berlangsungan secara proporsional bagi para pihak, sehingga dengan demikian terjalin hubungan kontraktual yang adil dan saling menguntungkan. Bukan sebaliknya, merugikan salah satu pihak atau bahkan pada akhirnya justru merugikan para pihak yang berkontrak.

15

Arti pentingnya suatu kontrak yaitu:16

1. Untuk mengetahui perikatan apa yang dilakukan dan kapan serta dimana kontrak tersebut dilakukan.

2. Untuk mengetahui siapa-siapa yang saling mengikatkan diri dalam kontrak dimaksud.

3. Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak.

4. Untuk mengetahui syarat-syarat berlakunya kontrak.

Suatu perjanjian menimbulkan perikatan diantaranya dua orang yang membuatnya.Seperti jual beli pada umumnya, pemasangan iklan produk jasa di radio juga membutuhkan adanya kontrak, karena dengan perjanjian masing-

14Agus Yudha Hernoko, Op.cit., hal 2, 5 dan 6

15Danang Sunyoto dan Wika Harisa Putri, Hukum Bisnis (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2016), hal 70

16Fredi Guntara,Tinjauan Yuridis tentang Kontrak Penyiaran di Radio-radio Surakarta, (Surakarta: http://eprints.ums.ac.id/31032/8/9R_NaskahPublikasi. Pdf, 2014), hal 3

(16)

masing pihak mempunyai ataupun memegang hak dan kewjibannya dalam hal ini kontrak di radio tersebut, tentu terdapat hak dan kewajiban yang harus ditaati dan dijalankan bersama antara pengguna jasa dengan pengiklan radio. Hal ini agar menjadi tujuan bersama yaitu supaya berlangsung dengan baik dan berhasil secara optimal dengan mempromosikan atau memperkenalkan produk barang dan/jasa.

Kajian mengenai suatu penyiaran ditegaskan dalam pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 32 Tahun 2002 yang menyatakan bahwa:

“Penyiaran adalah kegitan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, dilaut atau diantariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran”.

Kemudian di dalam pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No 32 Tahun 2002 yang dimaksud dengan penyiaran radio adalah

“media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan”.

Dengan banyaknya fungsi radio tersebut, maka sudah seharusnya banyak radio bersaing dengan media massa lain untuk memperoleh posisi yang kuat di dalam kehidupan masyarakat. Diawali oleh nuansa amatiran dilanjutkan dengan kuatnya posisi radio siaran sebagai sarana hiburan akhirnya berkembang memainkan peran cukup signifikan sebagai media massa, bila sebelumnya radio merupakan fungsi tunggal yaitu sebagai sarana hiburan semata, namun kini radio sudah berkembang menjadi kepentingan industri.

(17)

Undang-Undang No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran Pasal 4 ayat (1) yang berbunyi :

“Penyiaran sebagai Kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial”.17

1. diferesiansi

Fungsi lain dari radio adalah media untuk para produsen untuk memasarkan produk iklannya melalui penyiaran iklan di radio. Menurut Undang- Undang No 32 Tahun 2002 tentang penyiaran dalam pasal 1 ayat (5) dan (6) :

“Siaran Iklan Adalah siaran informasi yang bersifat komersial dan layanan masyarakat tentang tersedianya barang dan/jasa dan gagasan yang dapat dimanfaatkan khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan”.

“Siaran Iklan Niaga adalah Siaran Iklan Komersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan barang dan jasa kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan”.

Iklan merupakan salah satu bagian yang penting untuk membangun dan menciptakan merek. Maka dari itu, iklan muncul dengan berbagai ragam pengucapan yang disesuaikan dengan kepribadian khalayak sasaran. Kreatifitas menjadi hal yang utama bagi biro iklan yang baik, tetapi kreatifitas tidak hanya satu-satunya yang dikejar pengiklan diperlukan strategi pemasaran dan kreatifitas iklannya. Ada 4 hal yang membuat produk/jasa menjadi tangguh yaitu :

17Edmond Makarim, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Telematika, (Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, 2005), hal 112

(18)

2. relevansi

3. menghargai (esteem), dan 4. pengetahuan (knowledge).

Melalui Iklan, kepribadian merek barang dan/jasa dapat dibentuk dan menjadi jaminan kualitas bagi konsumen untuk membeli merek atau memakai jasa produk tersebut.18

“ Sumber Pembiayaan lembaga penyiaran diperoleh dari:

Seperti media massa lain, radio juga berkembang melalui iklan tersebut.

Adapun hal ini juga diatur didalam Undang-Undang No 32 Tahun 2002 Pasal 19 tentang Penyiaran yang berbunyi:

19

1. Siaran iklan dan atau

2. Usaha lain yang sah dan terkait dengan penyelenggaraan penyiaran”.

Jumlah iklan yang di pasang di radio Start Fm yaitu sebanyak 15% (lima belas persen) dari setiap penyiaran dengan berbagai Produk sesuai dengan potensi pasar pendengar radio Start Fm yang bersumber dari biro iklan, lokal dan Nasional.

Adapun dalam memberikan pelayanan iklan tersebut oleh pihak radio sudah banyak sekali iklan yang di siarkan ataupun di tanyangkan khususnya di Radio Start Fm Mandailing Natal. Dalam lima Tahun terakhir, PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing Natal telah menyebarluaskan iklan produk barang dan/jasa yang berupa iklan lokal, nasional, dan iklan pemerintahan

18Fredi Guntara, Op.Cit, hal 2-3

19Ibid.

(19)

sebanyak 384 (tiga ratus delapan puluh empat) iklan , dihitung mulai dari tahun 2013 hingga tahun 2016.20

Problematika yang dapat terkait dengan kontrak penyiaran antara pelaku usaha produk barang dan/jasa dengan PT. Radio Start Srasi Swara yaitu seringkali tidak terpenuhinya prestasi ataupun banyaknya pelaku usaha yang melakukan wanprestasi dikarenakan tidak membayar kewajibannya, dan membatalkan kontrak iklan secara sepihak dan tidak membayar sanksi yang sudah ditentukan yaitu membayar 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah kontrak yang disepakati sedangkan iklan produknya sudah di sebarluaskan melalui media elektronik yang Hubungan Hak antara pelaku usaha dengan radio diatur dengan Kontrak yaitu pentingnya peyampaian informasi yang benar dan memberi kompensasi ganti rugi atau penggantian apabila barang dan/jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian dan untuk menghindari terjadinya masalah ataupun kesalahan dalam sistem penyiaran yang telah disesuaikan atau yang telah disebutkan dalam isi perjanjian tersebut oleh para pelaku usaha maka kewajiban pelaku usaha memberikan jaminan atau garansi terhadap barang yang diproduksi atau yang diperdagangkan atau di siarkan di radio bedasarkan ketentuan yang berlaku. Pihak Radio juga harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang/jasa serta memberi penjelasan, penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan. Pelaku usaha berhak mendapat perlindungan hukum dari tindakan pihak radio yang tidak beriktikad baik.

20 Data dari PT. Radio start srasi swara Kabupaten Mandailing Natal

(20)

ada yaitu radio dan juga sudah tersebarluas di media internet sesuai dengan yang diperjanjikan baik itu dari segi iklan per/spotnya yang sudah ditentukan berdasarkan waktu ataupun durasi yang sudah diperjanjikan, berdasarkan jenis layanannya prime time dan reguler time dalam bentuk ad libs selama 120 detik dan bentuk spot selama 60 detik.

Problematika diatas tentunya merupakan tantangan bagi para pelaku usaha untuk memberikan jalan keluar terbaik demi terwujudnya kontrak yang saling menguntungkan para pihak, di satu sisi memberikan kepastian hukum dan di sisi lain memberikan keadilan. Meskipun disadari untuk memadukan kepastian hukum dan keadilan, bahkan merupakan perbuatan yang mustahil, namun melalui instrumen kontrak yang mampu mengakomodasi perbedaan kepentingan secara proporsional, maka dilema pertentangan yang tidak jelas atau “semu” antara kepastian hukum dan keadilan tersebut akan dapat di eliminasi.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dianggap penting untuk mengangkat topik dan mendorong untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul penelitian: Pelaksanaan Kontrak Penyiaran Iklan Produk Barang dan/Jasa di Kabupaten Mandailing Natal.

B. Rumusan permasalahan

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana bentuk dan isi kontrak Penyiaran Iklan Produk barang dan/jasa di PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing Natal?

(21)

2. Apakah bentuk wanprestasi yang terdapat dalam suatu kontrak Penyiaran iklan produk barang dan/jasa pada PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing Natal?

3. Bagaimana tanggung jawab hukum apabila terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan kontrak penyiaran iklan produk barang dan/jasa tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam pembahasan skripsi yang berjudul pelaksanaan kontrak penyiran iklan produk barang dan/jasa di radio Kabupaten Mandailing Nataladalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Bagaimana bentuk dan isi kontrak penyiaran iklan produk barang dan/ jasa di radio Start Fm.

2. Untuk mengetahui Apakah bentuk wanprestasi yang terdapat dalam suatu kontrak penyiaran iklan Produk barang dan/jasa tersebut.

3. Untuk mengetahui Bagaimana tanggung jawab hukum apabila terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan kontrak iklan produk barang dan/jasa tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dan diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis, Pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan ide bagi badan legislatif untuk menyempurnakan Undang-Undang penyiaran ataupun sebagai salah satu dasar untuk peneliti selanjutnya dan bahan bagi

(22)

peneliti untuk penulisan skripsi mengenai Pelaksanaan Kontrak Penyiaran Iklan Produk Barang dan/Jasa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih mengenai ilmu tentang hukum dan juga akan dapat menambah kepustakaan, khususnya dapat menjadi suatu pedoman bagi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara supaya lebih memahami tentang Pelaksanaan Kontrak Penyiaran Iklan Produk Barang dan/Jasa di Radio Kabupaten Mandailing Natal secara umum, serta dapat dijadikan bahan informasi yang memuat data empiris sebagai dasar penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis, Pembahasan terhadap permasalahan ini diharapkan dapat menjadi suatu pedoman dan masukan bagi PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing Natal terhadap suatu masalah seputar pelaksanaan kontrak iklan produk barang dan/jasa.

E. Keaslian Penelitian

Penulisan skripsi ini adalah merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Kontrak Penyiaran Iklan Produk barang dan/jasa di Radio Kabupaten Mandailing Natal” belum pernah dibahas oleh mahasiswa lain di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan Skripsi ini asli disusun oleh penulis sendiri dan bukan plagiat atau diambil dari skripsi orang lain.Semua ini merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran ilmiah. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya

(23)

secara ilmiah. Apabila ternyata ada skripsi yang sama, maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Penulisan Skripsi ini berdasarkan ide dan pemikiran pribadi yang muncul karena melihat kondisi yang berkembang saat ini mengenai ketidakjelasan mengenai Kontrak iklan produk barang dan/jasa di Radio Start Fm. Oleh karena itu, tulisan ini bukanlah merupakan hasil ciptaan atau penulisan orang lain sehingga keaslian penulisan ini terjamin adanya. Adapun beberapa penulisan tentang pelaksanaan kontrak menyerupai seperti :

1. Nama : Fredi Guntara, Judul: Tinjauan Yuridis entang Pelaksanaan Kontrak Penyiaran Iklan Produk Jasa di Radio-radio Swasta Surakarta.

Rumusan Masalah:

a. Bagaimana bentuk dan isi kontrak iklan produk jasa di radio Surakarta?

b. Bagaimana pelaksanaan kontrak penyiaran iklan produk jasa di radio swasta Surakarta?

c. Bagaimana tanggung jawab hukum apabila terjadi kesalahan dari pelaksanaan kontrak pemasangan iklan produk jasa di radio-radio swasta di Surakarta?

2. Nama: Margaretha E. P Napitupulu, Judul: Tuntutan ganti rugi terhadap perusahaan pemasangan iklan berkaitan dengan perbuatan melawan hukum yang merugikan konsumen.

(24)

Rumusan Masalah:

a. apakah dasar hukum tuntutan ganti rugi yang diajukan terhadap perusahaan pemasang iklan berkenaan dengan iklan yang merugikan konsumen?

b. Bagaimana tanggung jawab perusahaan pemasang iklan yang telah melakukan perbuatan melawan hukum?

c. Bagaimana penyelesaian sengketa ganti rugi perbuatan melawan hukum terhadap perusahaan pemasang iklan pada konsumen?

F. Metode Penelitian

Metode menurut Soerjono Soekanto, yang dimaksud dengan metode adalah:

“Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian, suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan, cara tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur, sedang penelitian merupakan sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk memperkuat, membina, serta mengembangkan ilmu pengetahuan”.21

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian:

a. Jenis Penelitian yang dipergunakan yaitu Penelitian yuridis Normatif dimaksudkan sebagai usaha mendekatkan masalah yang diteliti dengan sifat penelitian yang mengacu kepada norma sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Perundang-undangan, Kitab-kitab Hukum maupun Putusan Pengadilan hukum yang ada dalam masyarakat.22

21Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1984), hal 10

22Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:Sinar Grafika, 2009), hal 105

Jenis penelitian yuridis ini meliputi asas-asas hukum, sistematika hukum, penyesuaian hukum.Penulisan penelitian ini mengenai Pelaksanaan

(25)

Kontrak Penyiaran Iklan Produk Jasa di Radio Kabupaten Mandailing Natal yang didasarkan suatu kajian aspek hukum, peraturan perundang- undangan yang berlaku dan norma-norma yang hidup dan berkembang di masyarakat agar tercipta suatu keteraturan hidup yang berdasarkan aturan hukum. Sehingga dapat diketahui kedudukan hukum terhadap Pelaksanaan Kontrak Penyiaran Iklan di Radio tersebut.

b. Pendekatan yang dipergunakan dalam Penelitian adalah pendekatan Deskriptif Analisis yaitu penelitian yang didasarkan atas satu atau dua variabel yang saling berhubungan yang didasarkan pada teori atau konsep yang bersifat umum yang di aplikasikan untuk menjelaskan tentang data- data atau menunjukkan komparasi ataupun hubungan data yang satu dnegan data yang lainnya.23 Pendekatan yang digunakan deskriptif analitis, yaitu suatu bentuk penelitian yang berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dengan sifat populasi tertentu.

Metode deksriptif ini penelitian yang meneliti data dengan seteliti mungkin tentang gambaran pelaksanaan kontrak penyiaran ikan produk jasa di radio-radio Kabupaten Mandailing Natal. Lokasi penelitian yang digunakan penulisan dalam penelitian ini adalah PT. Radio Start Srasi Swara yang mana sesuai dengan yang penulis susun, sehingga memudahkan dalam pencarian guna memperoleh data.

23Bambang Suggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hal 38

(26)

2. Sumber Data

Penulisan skripsi ini akan menganalisis objek penelitian dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan sendiri melalui wawancara.24 Sementara data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, meliputi peraturan perundang-undangan, buku-buku, situs internet, kamus dan sebagainya.25

Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari :

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk hasil wawancara dengan sejumlah informan yang berasal dari sekitaran PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing Natal.

26

a. Bahan hukum Primer, yang berupa ketentuan hukum dan perundang- undangan yang mengikat serta berkaitan dengan penelitian ini, seperti Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III KUHPerdata mengenai Perikatan), Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri lainnya, khususnya kontrak penyiaran iklan yang berkaitan dengan penyiaran.

b. Bahan Hukum Sekunder, adalah data yang tidak diperoleh dari sumber pertama. Data ini dapat diperoleh dari literatur-literatur tertulis, baik

24Ibid., hal 37

25Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum, dan Jurimetri, (Jakarta : Gahlia Indonesia, 1998), hal24

26Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosadakarya, 1996), hal 22

(27)

berbentuk buku-buku, makalah-makalah, dokumen-dokumen, surat kabar, harian elektronik, dan sebagainya yang memiliki relevansi dengan skripsi ini.

c. Bahan Hukum Tersier, adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti Kamus Hukum, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Ensiklopedia, dan sebagainya.

3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian Kepustakaan (Library Research)yaitu penulisan yang dilakukan dengan cara pengumpulan literatur dengan sumber data berupa bahan hukum primer dan sekunder dari berbagai bahan-bahan bacaan, buku-buku, peraturan-peraturan dan media elektronik seperti internet dan sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.

b. Penelitian Lapangan (Field Researh)

Penelitian Lapangan (Field Researh) dilakukan untuk mendapatkan data lapangan dengan cara melakukan wawancara dengan informan, yaitu Pihak PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing Natal. Dalam skripsi ini, lokasi penelitian dilakukan di PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing Natal.27

Alat pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui studi dokumen dengan penelusuran kepustakaan serta pedoman

27Burhan Ashofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1996) , hal 59

(28)

wawancara yang dilakukan di PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandailing Natal:

a. Studi dokumen, teknik atau alat pengumpulan data yang tidak langsung diajukan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian.

b. Pedoman wawancara, panduan, petunjuk, dan acuan dalam melakukan suatu wawancara melalui percakapan yang berupa tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti dengan narasumber yang merupakan informan ataupun responden dalam waktu yang telah ditentukan.

Wawancara yaitu cara untuk memperoleh informasi dengan cara bertanya langsung pada yang diwawancarai, dan proses interaksi dan komunikasiWawancara yang dilakukan dengan pihak Radio tersebut.

4. Analisis Data

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang telah dikumpulkan dan disusun secara sistematis dan dianalisis dengan pendekatan secara kualitatif.

Pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data yang deskriptif, yaitu yang bersumber dari tulisan atau ungkapan dan tingkah laku yang dapat diobservasi manusia. Serta Penelitian pada norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan serta norma-norma yang ada dan berkembang dalam masyarakat.28

Data primer dalam bentuk hasil wawancara akan dikontruksikan sesuai dengan kebutuhan penelitian ini. Penarikan kesimpulan terhadap data yang

28Burhan Ashofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal 6

(29)

dikumpulkan dilakukan dengan menggunakan metode penarikan kesimpulan secara deduktif dan induktif.

Metode penarikan kesimpulan secara deduktif, adalah suatu proporsi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan (pengetahuan baru) yang bersifat lebih khusus.29

Metode penarikan kesimpulan secara induktif, adalah penarikan kesimpulan berawal dari proposisi-proposisi khusus (sebagai hasil pengamatan) dan berakhir pada suatu kesimpulan (pengetahuan baru) berupa asas umum.30 Penarikan kesimpulan secara induktif didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengalaman langsung, untuk ditarik suatu kesimpulan umum.31

Hasil Penelitian akan dianalisis dengan cara penguraian, menghubungkan dengan peraturan-peraturan Penyiaran yang berlaku dan juga pendapat para pakar hukum, dan hasil analisis ini berbentuk deskripsi, yang akan dijadikan rujukan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.32

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempertegas penguraian isi dari skripsi ini, serta untuk lebih memudahkan pembaca, maka dibawah ini penulis membuat sistematika penulisan atau gambaran isi skripsi ini sebagai berikut:

29Bambang Suggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007), hal 11

30Ibid., hal 10

31Ibid., hal 32

32Zainuddin Ali, Op. Cit., hal 107

(30)

Bab I Pendahuluan merupakan bab pendahuluan yang isinya antara lain memuat Latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, keaslian penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Umum dan Tinjauan Khusus merupakan bab yang akan membahas mengenai konsep dasar tentang pengertian perjanjian pada umumnya, asas-asas perjanjian, syarat sah perjanjian, jenis-jenis perjanjian, berkhirnya perjanjian, sejarah penyiaran, pengertian penyiaran pada umumnya, asas,fungsi dan tujuan penyiaran kemudian sistem kerja penyiaran.

Bab III Tinjauan Umum Iklan Produk barang dan/jasa merupakan bahasan mengenai pengertian iklan produk barang dan/jasa, unsur-unsur iklan produk barang dan/jasa, kemudian fungsi dan tujuan iklan produk barang dan/jasa.

Bab IV Pembahasan merupakan suatu yang akan membahas pelaksanaan kontrak penyiaran iklan produk jasa di radio-radio kabupaten mandailing natal, masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan suatu kontrak di radio start srasi swara, dan bagaimana upaya pihak radio dalam menagani kontrak iklan produk jasa yang bermasalah.

Bab V Kesimpulan dan Saran merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini yang akan memuat kesimpulan dan saran.

(31)

BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI KONTRAK DAN EKSISTENSI PT.

RADIO START SRASI SWARA KABUPATEN MANDAILING NATAL

A. Tinjauan Umum Tentang Kontrak dan Penyiaran 1. Pengertian Kontrak dan Penyiaran

Kontrak dapat juga disebut dengan istilah persetujuan, yang artinya adalah perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Kontrak adalah suatu perjanjian tertulis ataupun dapat juga disebut dengan suatu media yang dibuat secara tertulis sebagai suatu alat bukti bagi para pihak yang melakukan perjanjian.

Pendapat lain ada juga yang memberikan pengertian mengenai kontrak sebagai suatu perjanjian, atau serangkaian perjanjian dimana hukum memberikan ganti rugi terhadap wanprestasi mengenai kontrak tersebut, atau terhadap pelaksanaan kontrak tersebut oleh hukum dianggap sebagai suatu tugas.

Kontrak terdapat bebeberapa jenis-jenis secara umum, salah satunya kontrak bisnis yang dimana dalam skripsi ini adalah kontrak penyiaran. Penyiaran oleh radio dapat dilakukan apabila telah dibuat suatu kotrak antara pemesan iklan dengan pihak radio untuk mengiklankan produk barang dan/atau jasa.33

a. Definisi ini tidak lengkap karena menunjuk pada perbuatan, seharusnya perbuatan hukum. Perjanjian diadakan dengan tujuan untuk Mengenai definisi Persetujuan, para ahli Hukum Perdata yang dikutip dari buku Mariam Darus Badrulzaman berpendapat sebagai berikut:

33Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Perikatan dalam KUHPerdata, (Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 2015), hal 83

(32)

memproleh akibat hukum, perbuatan hukum, perbuatan yang dilakukan tidak dimaksudkan untuk menciptakan akibat hukum.

b. Definisi ini bersifat sempit karena hanya menunjuk pada perjanjian sepihak, yaitu perjanjian yang hanya mempunyai kewajiban pada satu pihak, sedangkan ada perjanjian yang mengandung hak dan kewajiban pada kedua belah pihak, seperti perjanjian timbal balik.

c. Definisi ini terlalu luas karena dapat mencakup hal-hal yang mengenai janji kawin, yaitu perbuatan hukum yang terletak dalamhukum keluarga yang bersifat perjanjian juga, tetapi istimewa sifatnya karena dikuasai oleh ketentuan-ketentuan tersendiri sehingga KUHPerdata Buku III secara langsung tidak berlaku terhadapnya, juga mencakup perbuatan melawan hukum, sedangkan di dalam figur ini tidak ada unsur persetujuan.34

Bagian dari suatu perikatan yaitu perjanjian ataupun persetujuan yang biasanya juga disebut dengan hukum perjanjian yang mana artinya adalah merupakan suatu persetujuan atau kesepakatan yang telah diperjanjikan(promissory/agreement) diantara dua atau lebih pihak yang dapat menimbulkan modifikasi, atau menghilangkan hubungan hukum.35

“Suatu Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.

Pasal 1233 KUHPerdata menyebutkan bahwa pengertian perikatan itu adalah tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik karena undang- undang. Dan diperjelas dalam Pasal 1313 KUHPerdata yang menyebutkan bahwa:

36

Kedua pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa KUHPerdata memberikan pengertian kontrak itu disebut juga sebagai perikatan atau suatu perjanjian yang mana suatu perbuatan pihak yang satu mengikatkan dirinya dengan pihak lain.

34Ibid.

35Abdul R.Saliman, EsensiHukumBisnis Indonesia,(Jakarta:Prenada Media, 2004), hal12

36Munir Fuady, Hukum Kontrak dari sudut pandang hukum bisnis,(Bandung :Sinar Grafika, 2001), hal 4

(33)

Adapun menurut pendapat Abdul Kadir Muhammad, bahwa: “perikatan adalah hubungan hukum yang terjadi antara orang satu dengan orang yang lain karena perbuatan, peristiwa, atau keadaan”. Dari ketentuan ini diketahui bahwa perikatan itu terdapat dalam bidang hukum harta kekayaan (law of property), bidang hukum keluarga (family law), bidang hukum waris (law of succession), dan dalam bidang hukum pribadi (law of personal) dan dikenal dengan perikatan dalam arti luas. Dalam arti sempit hanya dalam bidang hukum harta kekayaan saja.37

Subekti dalam bukunya Pokok-Pokok Hukum Perdata berpendapat bahwa perikatan adalah “Suatu hubungan hukum antara dua orang atau lebih, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lainnya yang berkewajiban memenuhi tuntutan itu. pengertian perikatan itu adalah merupakan suatu pengertian yang abstrak”.38

Maka dari itu yang dimaksud dengan Penyiaran adalah “kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran”.39

. Dari defenisi umum ini tampak bahwa, arti penyiaran berbeda dengan pemancaran. Pemancaran sendiri berarti proses transmisi siaran, baik melalui media udara maupun media kabel koaksial atau saluran fisik yang lain.

37Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan (Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2015), hal 6

38R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata (Jakarta: Intermassa, 2011), hal 122

39Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, Pasal 1 ayat (2)

(34)

Sebagaimana bahasa aslinya: broadcasting, penyiaran bersifat tersebar kesemua arah (broad) yang dikenal sebagai omnidirectional.40

2. Pengaturan Hukum Penyiaran

Pengaturan tentang penyiaran di Indonesia bermula sejak sebelum kemerdekaan, dengan dikeluarkannya Radiowet oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1934. Secara tidak langsung peraturan tersebut dijadikan pijakan untuk pendirian NIROM (Nederlands Indische Radio Omroep Maatschaapij) yang memperoleh hak-hak istimewa dari pemerintah Hindia Belanda.41

Memasuki tahun 1997, dengan proses yang cukup alot, Dewan DPR-RI (Perwakilan Rakyat – Republik Indonesia) akhirnya menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Penyiaran yang kemudian disahkan oleh Presiden menjadi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Penyiaran pada tanggal 29 September 1997. Pada masa berlakukannya, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Penyiaran diwarnai dengan pro kontra terutama berkaitan dengan lembaga pengawas BP3N(Badan Pertimbangan dan Pengendalian Penyiaran Nasional), selain itu dengan penghapusan Departemen Penerangan oleh Presiden

Peraturan ini terus mengalami perubahan seiring bermunculannya radio- radio siaran. Yang kemudian pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah. Selama hampir 27 tahun, radio siaran hanya diatur oleh aturan-aturan yang tersebar di berbagai peraturan perundang-undangan.

40Hidajanto Djamal, Andi Fachruddin , Dasar-Dasar Hukum Penyiaran, sejarah organisasi, operasional, dan regulasi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), hal 44

41 Ibid.

(35)

(saat itu Presiden Abdurahman Wahid), membuat substansi dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Penyiaran tidak lagi sesuai.

Maka sebab itu pada tahun 2002, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Penyiaran dicabut dengan diundangkanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.

Dasarnya Undang-Undang tentang Penyiaran bukan merupakan awal dan akhir dari hukum yang mengatur tentang Penyiaran, karena sampai dengan terbentuknya Undang-Undang Penyiaran telah ada beberapa undang-undang yang meterinya mengenai pelaksanaan penyiaran yang belum memiliki ketegasan dan kepastian hukum tentang Penyiaran, antara lain: 42

a. Undang-Undang No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran;

b. Undang-undang No 40 Tahun 1999 tentang Pers;

c. Undang-Undang No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;

d. Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Teknologi;

e. Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

f. Undang-Undang No 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahan;

g. Undang-Undang No 4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam;

h. Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang perubahan atas Undang- Undang No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas;

i. Undang-Undang No 3 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang- Undang No 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;

j. Undang-Undang No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat;

k. Undang-Undang No 8 Tahun 1992 tentang Perfilman;

l. Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah;

m. Undang-Undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

n. Undang-Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

42Edmon Makarim, Op., Cit, hal 107-108

(36)

Selain itu, masih terdapat sejumlah perangkat hukum lain yang dapat dijadikan sumber atau dasar pelaksanaan penyiaran, yaitu:43

a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang penyelenggaraan penyiaran lembaga penyiaran publik;

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2000btentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit;

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta;

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas;

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Berlangganan;

f. Dekarasi Umum tentang Hak Asasi Manusia (General Declaration on Human Right);

g. SK Menpen Nomor 226/Kep/Menpen1984 tentang Penyelenggaraan Siaran Berita oleh Radio Siaran Non RRI;

h. Keputusan Menteri Perhubungan No KM 15 Tahun 2003 tentang Rencana Induk (MasterPlan) Frekuensi Radio Penyelenggaraan Telekomuniasi Khusus Untuk Keperluan Radio Siaran Fm (Frekuensi Modulation) jo Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 15 Tahun 2004;

i. Surat Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) No.

009/SK/KPI/8/2004 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.

3. Hubungan Hukum antara Pelaku Usaha dengan PT.Radio Start Srasi Swara

Dalam melaksanakan kegiatan bisnis sehari-hari, ternyata dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Ada yang melakukannya dengan bekerja sama dengan pihak lokal dan ada pula yang melakukannya dengan bekerja sama dengan dengan pihak Asing. Ada yang melakukannya untuk pribadi, dan ada pula yang melakukannya untuk kepentingan perusahaan.

43Hari Wiryawan, Dasar-Dasar Hukum Media (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal 215

(37)

Dalam praktik bisnis dapat ditemui berbagai variasi kontrak yang digunakan oleh pelaku bisnis. Demikian juga halnya istilah yang digunakan cukup bervariasi, ada yang menggunakan perjanjian, kontrak, persetujuan, contract atau agreement.44

Hubungan hukum antara pemesan iklan dengan PT. Radio Start Srasi Swara karena adanya suatu perikatan atau kontrak yang mengikat para masing- masing pihak yang dapat mengakibatkan akibat hukum.

Terlepas dari istilah apa yang perlu digunakan dalam menjalankan kegiatan bisnis yang perlu dipahami adalah makna dari kontrak ini, dan manfaatnya dalam kegiatan bisnis.

45

a. Menunjuk pada keadaan wajib yang harus dipenuhi oleh pihak yang berkewajiban.

Dengan adanya suatu kontrak atau perjanjian antara pemesan iklan dengan PT. Radio Start Srasi Sawara maka tercipta suatu hubungan hukum dalam memenuhi suatu prestasi, hubungan hukum yang lahir adalah hubungan hukum dibidang harta kekayaan. Rumusan tersebut memberikan arti bahwa dalam setiap perikatan terlibat dua macam hal:

b. Hubungan dengan pemenuhan kewajiban tersebut, yang dijamin dengan harta kekayaan pihak yang berkewajiban tersebut.46

Setiap penjualan harta benda, barang dan/atau jasa dan hubungan kerja selalu membuat ataupun menerapkan kontrak para pihak, begitu juga dengan interaksi bisnis antara para pelaku bisnis banyak melakukan kegiatan berupa

44Sentosa Sembiring, Hukum Dagang, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2008), hal 127

45Handri Rahardjo, Op.Cit., hal 76

46Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan pada umumnya (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2004), hal 19

(38)

kontrak ini. Sehingga kontrak adalah sesuatu yang sangat penting dalam berlangsungnya kegiatan bisnis. Kontrak akan menghubungkan para pelaku usaha dengan pelaku usaha lainnya atau hubungan antara pelaku usaha dengan konsumen. Hubungan ini akan memperlancar kegiatan bisnis karena dengan adanya hubungan ini akan mewujudkan secara jelas hak dan kewajiban para pihak.

Hubungan-hubungan bisnis demikian tentunya dilakukan pasti, tujuan mereka melakukan hubungan bisnis tidak lain dimaksudkan untuk saling mencari keuntungan satu sama lain. Selain itu ada tujuan lain seperti seperti untuk mempercepat proses pemasaran produknya ke masyarakat luas. Ada pula yang bertujuan membantu pihak lain karena tidak diizinkannya pihak lain memasarkan produknya secara langsung disuatu negara. Namun ada pula yang melakukannya karena ketidak mampuannya untuk berbisnis, ataupun masalah permodalannya, serta tujuan-tujuan lainnya.47

Hubungan Hukum yang terdapat dalam PT. Radio Start Srasi Swara yaitu dengan adanya kontrak baik itu dalam bentuk kontrak dibawah tangan ataupun hanya dengan perjanjian yang sifatnya diucapkan secara lisan yang artinya dalam pelaksanaan pembuatan kontrak iklan produk barang dan/atau jasa di Radio Start Fm ini ada yang melalui proses atau dengan cara order atau secara lisan saja kepada pihak radio tanpa harus dibuat kontraknya itu sudah merupakan kerja sama antara pelaku usaha dengan penyedia layanan iklan. Ada juga yang melalui proses

47Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum dalam Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal 52

(39)

dibuatkan suatu bentuk kontrak yang sifatnya akta dibawah tangan atau tertulis yang artinya akta yang dibuat tidak dihadapan pejabat yang berwenang ataupun Notaris, akta ini dibuat dan ditanda tangani oleh para pihak yang membuatnya.

Apabila suatu akta dibawah tangan tidak disangkal oleh para pihak maka berarti mereka mengakui dan tidak menyangkal kebenaran apa yang sudah tertulis didalam akta bawah tangan tersebut, sehingga sesuai dengan Pasal 1857 KUHPerdata akta dibawah tangan tersebut memperoleh kekuatan pembuktian yang sama dengan suatu akta otentik.

4. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha, Penyedia Layanan Iklan (PT.Radio Start Srasi Swara)

Sebelum membahas mengenai hak dan kewajiban para pihak, maka terlebih dahulu akan dibahas tentang pemberian hak dan kewajiban itu sendiri.

Hukum mengatur peranan dari para subjek hukum berupa hak dan kewajiban.

Pengertian hak adalah:

“suatu peran yang bersifat fakultatif artinya boleh dilaksanakan atau tidak dilaksanakan, sedangkan kewajiban adalah suatu peran yang bersifat imperatif artinya harus dilaksanakan”.48

Hubungan antara hak dan kewajiban saling berhadapan dan berdampingan karena di dalam hak terdapat kewajiban untuk tidak melanggar hak orang lain dan tidak menyalahgunakan haknya. 49

48Happy Susanto, Hak-hak dan kewajiban konsumen jika dirugikan (Jakarta: Transmedia Pustaka, 2008), hal 20

49Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Grasindo, 2000), hal 52

(40)

Dasarnya, hak dan kewajiban lahir karena adanya hubungan hukum hingga jika berbicara soal hak dan kewajiban, maka harus kembali kepada Undang- Undang. Undang-undang dalam kajian hukum perdata, selain dibentuk oleh pembuat undang-undang (lembaga legislatif), juga dapat dilahirkan dari perjanjian antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan hukum satu dan yang lainnya.50

Secara Umum, hak dasar Pelaku Usaha adalah:51

a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/jasa yang diperdagangkan.

b. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang tidak berikhtikad baik;

c. Hak untuk melakukan pembelaan dari sepatutnya didalam penyesuaian hukumsengketa konsumen;

d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/jasa yang diperdagangkan;

e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Selain hak para pelaku usaha ada juga terdapat yang dimaksud dengan kewajiban pelaku usaha secara umum yaitu:

Kewajiban Pelaku Usaha:52

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

b. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.

c. Memperlakukan atau melayani kosumen secara benar dan jujur serta tidak diskrimintatif.

d. Menjamin mutu barang dan/jasa yang diproduksi dan/diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/jasa yang berlaku.

e. Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan atau mencoba barang dan/jasa tertentu serta memberi jaminan dan atau garansi atas barang yang dibuat dan atau diperdagangkan.

50Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum tentang Perlindungan Konsumen,(Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal 25

51Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 6

52Ibid. Pasal 7

(41)

f. Memberikan kompensasi, ganti rugi, dan atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/jasa yang diperdagangkan.

g. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan atau penggantian apabila barang dan/jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Adapun kewajiban yang spesifik dalam penyiaran iklan sebenarnya telah diatur dalam Pasal 8 ayat (1) huruf f Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang menjelaskan bahwa“pelaku usaha dilarang untuk memproduksi atau memperdagangkan produk yang tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan produk”.53

1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan atau jasa yang diperdagangkan atau di iklankan.

Penyiaran iklan suatu produk barang dan/atau jasa dalam kegiatan bisnis memiliki suatu proses dalam kegiatan usahanya, seperti yang sudah dibahas diatas mengenai hak dan kewajiban pelaku usaha dengan pihak radio dan pembahasan selanjutnya yaitu hak dan kewajiban dari pihak radio dalam memenuhi prestasi yang sudah diperjanjikan.

Adapun hak dan kewajiban daripada penyedia layanan iklan atau radio tersebut yaitu:

Hak penyedia layanan iklan atau radio adalah:

2) Hak untuk memperbaiki nama baik perusahaan jika terjadi kesalahan yang bukan di akibatkan dari pihak radio.

3) Hak untuk memenuhi klausula yang sudah disebutkan dalam kontrak tersebut.

53Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 8 ayat (1) huruf f

(42)

Memenuhi suatu prestasi yang sudah di sepakati oleh para pihak yaitu pemesan iklan dengan pihak radio, pihak radio juga memiliki kewajiban yang harus dipenuhi untuk menyebarluaskan suatu produk barang dan/atau jasa tersebut.

Kewajiban Penyedia Layanan Iklan atau Radio yaitu:

a. Menjamin/memastikan penyajian berita atau informasi secara jujur dan tidak memberikan opini pribadi (unbiased comment), kedalam siaran atau berita tersebut;

b. Mengutamakan peningkatan pendidikan dan kebudayaan.

c. Memperbaiki dan meningkatkan norma-norma (adat istiadat) yang berlaku, dan kesopanan (etika) di dalam semua acara siaran.

d. Menyediakan berbagai acara untuk generasi muda, dengan isi yang bervariasi, dan mampu menanamkan prinsip-prinsip bermasyarakat yang baik.

e. Meningkatkan kehidupan bermasyarakat yang harmonis (selaras, serasi, seimbang), toleransi, beragama, dan saling pengertian internasional.

f. Mengurangi isu-isu kontroversial di masyaakat, dengan sikap tidak memihak dan menyalahkan salah satu kelompok dalam masyarakat.

g. Menghargai martabat dan hak asasi manusia.54

Beberapa contoh ketentuan dalam kontrak yang mengatur hak dan kewajiban pelaku usahadan pengusaha penyiaran yaitu:

Adapun hak dan kewajiban tersebut yaitu :55

54Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Op., Cit, hal 47

55Ibid.

a. Hak pihak Radio merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan bagi pihak pengiklan, yaitu :

1).Berhak menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan, yaknipembayaran uang tunai atau barangatas iklan yang disiarkan.

2). Menerima bahan-bahan/ atau materiiklan dari pihak pengiklan.

(43)

b. Kewajiban pihak Radio merupakan hakyang harus diterima oleh pihak Pengiklan yaitu:

1). Memproduksi iklan sesuaikebutuhan promosi pengiklan

2).Memperdengarkan hasil iklanyang telah diproduksi kepada pihak pengiklan sebelumdisiarkan.

3).Melaksanakan penyiaran iklandengan baik sesuai denganperjanjian yang disepakati

4).Membuat dan menyerahkanlaporan penyiaran iklan yangsudah dilaksanakan.

Secara khusus diatur pula mengenai hak dan kewajiban para pihak antara pelaku usaha dengan PT. Radio Start Srasi Swara dimana pihak yang satu mempunyai hak untuk mendapatkan suatu prestasi yang sudah diperjanjikan dan pihak lain berhak memenuhi kewajiban yang telah diperjanjikan. Adapun hak dan kewajiban yang terdapat dalam suatu kontrak iklan produk barang dan/ atau jasa di Radio Start Fm yaitu:56

a. Hak pemberi pesanan dapat dibagi menjadi dua yaitu:

Pihak pemberi pemesanan (Kampung Kaos Madina).

1). Hak utama yaitu menerima hasil pesanan secara utuh dan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dalam Surat Pemesanan Iklan. Maksudnya adalah hasil pesanan yaitu siaran iklan telah disiarkan sesuai dengan keinginan pihak pemberi pesan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dengan pihak penerima pesanan dan diselesaikan degan pihak penerima pesanan dan diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

2). Hak tambahan, adalah berupa:

a) Mengetahui jalannya pelaksanaan perjanjian siaran iklan.

b) Mengadakan pemantauan jalannya pelaksanaan perjanjian penyiaran iklan apakah sudah sesuai dengan perjanjian atau tidak.

b. Kewajiban pemberi pesanan, dapat dibagi menjadi dua 2 bagian yaitu:

56 Perjanjian Kontrak Iklan antara Kampung Kaos Madina dengan PT. Radio Start Srasi Swara Kabupaten Mandaling Natal

(44)

1). kewajiban utama adalah menyelesaikan pekerjaan yang telah disepakati dalam surat pesanan iklan yaitu menyiarkan iklan dari pihak pemberi pesanan.

2). kewajiban tambahan antara lain meliputi:

a). mentaati dan melaksanakan ketentuan umum yang berlaku tentang perjanjian pada umumnya.

b). mengadakan perencanaan yang baik agar pelaksanaan siarn iklan pesanan dari pihak pemesanan dapat dilaksanakan dengan benar dan tepat pada waktunya sesuai dengan kesepakatan.

c). membuat laporan kepada pihak pemesan iklan apabila terjadi wanprestasi atau keadaan memaksa sehingga tidak dapat dilakukan penyiaran iklan pihak pemesan.

5. Asas dan Tujuan Kontrak

Semua persetujuan yang dibuat sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya atau dikatakan perjanjian yang sah berkekuatan sebagai undang-undang, ketentuan ini disebutkan dalam pasal 1338 KUHPerdata yang bunyinya yaitu: “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.57

Kesepakatan atau persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang oleh uuntuk undang- undang dinyatakan cukup untuk itu. Dengan istilah “semua” maka pembetuk undang-undang menunjukkan bahwa perjanjian yang dimaksud bukanlah hanya semata-mata perjanjian bernama, tetapi juga meliputi perjanjian yang tidak bernama. Di dalam istilah “semua” itu terkandung suatu asas yang dikenal dengan asas partij autonomie. Dengan istilah “secara sah” pembentuk undang-undang

57Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pasal 1338

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah memperkenalkan metoda uji small punch untuk studi awal sifat-sifat mekanik material meliputi kuat luluh, kuat tarik, temperatur transisi ulet ke

Dalam hal ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena ingin menjelaskan atau menggambarkan tentang manajemen hubungan baik yang diadakan oleh

Pada domba betina umur 18 bulan, penciri utama ukuran tubuh diketiga lokasi penelitian berbeda-beda yaitu lebar pangkal ekor di Palu Timur, tinggi pinggul domba di Palu Selatan

Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Tarkalil sebagai Kepala Bagian Humas yang dilaksanakan pada 28 Oktober 2019 dan data

Dari data hasil penelitian pada siklus I pertemuan ke 2 dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pengajaran berbasis proyek/tugas diperoleh nilai rata-rata

Pada umumnya, bahan yang dapat menghantar arus listrik dengan sempurna (logam) merupakan penghantar yang baik juga untuk kalor dan sebaliknya. Selanjutnya bila

Kelemahan dalam pasal ini adalah, tidak disebutkannya bentuk perjudian apa yang diperbolehkan tersebut, ataukah sama bentuk perjudian sebagaimana yang

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penyelesaian kredit yang mengalami kemacetan pada Kredit Usaha Rakyat di PT.Bank Rakyat Indonesia Cabang Kota Binjai