• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) 2021"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) 2021

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2021 dapat diselesaikan.

Penyusunan LAKIP merupakan kewajiban sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya yang dipercayakan kepada BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam penanggulangan bencana di Provinsi NTT berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2018-2023.

Dengan telah tersusunnya LKIP BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2020 ini, maka kami menyampaikan terima kasih kepada narasumber yang telah banyak membantu hingga selesainnya penyusunan LKIP ini. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pelaksana kegiatan yang bekerja secara maksimal dalam melaksanakan kegiatan selama tahun 2021.

Penyusunan LKIP BPBD ini telah diupayakan sebaik mungkin, walaupun demikian LKIP BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan sehubungan dengan kendala- kendala yang dihadapi. Namun demikian BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur telah mengupayakan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut melalui koordinasi dengan pelaksana kegiatan. Semoga LKIP BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur ini telah dapat mencerminkan kinerja BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2021.

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

IKTISAR... iii

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... v

BAB. I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN ... 1

C. GAMBARAN UMUM BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR ... 2

I. Struktur Organisasi ... 2

1. Bagan Struktur Organisasi ... 3

2. Sumber Daya Manusia ... 4

3. Sarana dan Prasarana ... 6

II. Tugas Pokok dan Fungsi ... 8

1. Tugas Pokok ... 8

2. Fungsi ... 9

D. DASAR HUKUM ... 9

E. SISTEMATIKA PELAPORAN... 9

BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 12

A. VISI DAN MISI ... 12

1. Visi ... 12

2. Misi ... 12

B. TUJUAN SASARAN ... 12

1. Faktor-faktor penentu keberhasilan ... 12

2. Tujuan dan Sasaran ... 12

C. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN... 14

D. RENCANA KERJA TAHUNAN 2021... 16

E. PERJANJIAN KINERJA ... 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 20

A. CAPAIAN KINERJA BPBD PROVINSI NTT ... 20

B. AKUNTABILITAS KEUANGAN BPBD PROV NTT ... 30

BAB IV P E N U T U P ... 31

(4)

iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009, sebagai Badan baru BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam melaksanakan tugasnya diberikan beban dan tanggungjawab sebagai fungsi koordinasi, komando, dan pelaksana dengan memperhatikan kebijakan dan peraturan perundang-undangan.

Tanggungung jawab yang diberikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam kedudukan, tugas pokok dan fungsi, dalam tugasnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur harus mempertangungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari APBD dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Berkaitan dengan permasalahan di atas, LKIP 2021 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, dalam melaporkan capaian kinerja (performance result) selama tahun 2021 yang mengacu pada RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Rencana Strategis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur 2018 – 2020. Sesuai dengan Rencana Kerja Tahun 2021, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur diberikan anggaran untuk melaksanakan tugas-tugas Penunjang Urusan Pemerintahan yang terdiri dari 1 Program 6 Kegiatan dengan nilai Rp 7,647,768,140 serta Urusan Penanggulangan Bencana yang terdiri dari 1 (satu) Program dengan nilai sebesar Rp 950,036,516. Dari total pagu sebesar Rp. 8.597.804.656 dan terealisasi sebesar Rp 7.938.903.347 atau 88,92 %.

Untuk pencapaian kinerja BPBD pada tahun 2021 terdiri dari 4 (tiga) indikator Kinerja yaitu : 1. Cakupan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) yang memiliki rencana Kontinjensi Kebencanaan

dengan target pada tahun 2021 adalah penambahan 1 (satu) dokumen Rencana Kontijensi kekeringan dengan demikian untuk pencapaian kinerja pada indikator ini dinyatakan berhasil;

2. Cakupan Pemasangan Rambu Peringatan dini pada daerah rawan bencana 3. Cakupan Pemasangan Rambu Peringatan dini pada Kawasan Pariwisata Estate 4. Cakupan Desa/Kelurahan tangguh bencana pada Kawasan Pariwisata Estate

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan TAP MPR No 11 / MPR / 1998 dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Dalam pasal 3 Undang-undang tersebut, disebutkan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan Negara antara lain : azas kepentingan umum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepastian hukum, azas keterbukaan, azas proporsionalitas, azas profesionalitas dan azas akuntabilitas.

Azas akuntabilitas sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang tersebut adalah azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Disamping itu berdasarkan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom adalah sebagai penyelenggara Pemerintahan pada Daerah Otonom yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus masyarakat Daerah Otonom.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan unsur pendukung Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Nusa Tenggara Timur dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik, dengan demikian Badan Penaggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan perangkat Daerah yang dibentuk dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi untuk melaksanakan penanggulangan bencana. Oleh karena itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur wajib mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan kepadanya dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Dan Penyusunan laporan pertanggungjawaban ini berpedoman kepada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Laporan Kinerja Instasi Pemerintah (LKIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur dimaksudkan selain sebagai pertanggungjawaban

(6)

2

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan kepada Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, juga dimaksudkan untuk sebagai acuan dalam memformulasikan ukuran kinerja OPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun-tahun berikutnya.

Adapun tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur ini adalah :

1. Menyajikan informasi mengenai kinerja organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur selama tahun anggaran 2021 yang berkaitan dengan penanggulangan bencana;

2. Untuk mendorong terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya;

3. Sebagai bahan melakukan evaluasi kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk kemudian diperoleh masukkan dalam rangka memperbaiki kinerja OPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur di tahun-tahun berikutnya.

C. GAMBARAN UMUM BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa tenggara Timur merupakan unsur pendukung Pemerintah Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 3 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai unsur pendukung Pemerintah Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Pelaksana Badan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur, dengan struktur organisasi sebagai berikut :

I. Struktur Organisasi 1. Bagan Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki struktur organisasi dan tata kerja seperti yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 3 Tahun 2009, dipimpin oleh Kepala Pelaksana Badan yang dibantu dengan satu Sekretaris dan tiga Kepala Bidang serta tiga Kepala Sub Bagian dan enam Kepala Seksi seperti yang terlihat pada struktur dibawah ini.

(7)

3

SUB BAGIAN KEUANGAN

KEPALA PELAKSANA Ambrosius Kodo, S.Sos NIP. 197102201995031002

UNSUR PENGARAH

UNSUR PELAKSANA

SEKRETARIS

SUB BAGIAN PROG DATA & EVAL

SUB BAGIAN KEPEG &UMUM

BIDANG REHABILITASI

&

REKONSTRUKSI

SEKSI REHABILITASI

SEKSI REKONSTRUKSI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

 INSTANSI

 PROFESIONAL/AHLI

BIDANG PENCEGAHAN

&

KESIAPSIAGAAN

BIDANG KEDARURATAN

&

LOGISTIK

SEKSI KEDARURATAN

SEKSI LOGISTIK SEKSI

PENCEGAHAN

SEKSI KESIAPSIAGAAN

(8)

4

1. Kepala yang dalam hal ini adalah Sekretaris Daerah Provinsi NTT sebagai Exoficio

membawahi :

a. Kepala Pelaksana BPBD ; b. Unsur Pengarah;

2. Kepala Pelaksana BPBD membawahi:

a. Sekretariat ;

b. Bidang pencegahan dan kesiapsiagaan;

c. Bidang Kedaruratan dan Logistik;

d. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

3. Sekretariat membawahi:

a. Subbag Program Data dan Evaluasi;

b. Subbag Kepegawaian dan Umum;

c. Subbag Keuangan.

4. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan membawahi : a. Seksi Pencegahan;

b. Seksi Kesiapsiagaan.

5. Bidang Kedaruratan dan Logistik membawahi:

a. Seksi kedaruratan;

b. Seksi Logistik.

6. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi:

a. Seksi Rehabilitasi;

b. Seksi Rekonstruksi.

2. Sumber Daya Manusia

Jumlah sumber daya manusia di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur belum memadai. Dan dari segi kualitas masih sangat perlu ditingkatkan, mengingat tugas- tugas dimasa yang akan datang akan lebih berat, terutama dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai Koordinasi, Komando, Pelaksana Penanggulangan Bencana.

(9)

5

Tabel 1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

No UNIT KERJA GOLONGAN

JUMLAH I II III IV

1 Kepala Pelaksana - - - 1 1

2 Sekretaris - - - 1 1

3 Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan - - - - - 4 Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik - - - 1 1 5 Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi - - - 1 1

6 Kasubbag Program Data dan Evaluasi - - 1 - 1

7 Kasubbag Kepegawaian dan Umum - - 1 - 1

8 Kasubbag Keuangan - - 1 - 1

9 Kasi Pencegahan - - - 1 1

10 Kasi Kesiapsiagaan - - 1 - 1

11 Kasi Kedaruratan - - 1 - 1

12 Kasi Logistik - - 1 - 1

13 Kasi Rehabilitasi - - 1 - 1

14 Kasi Rekonstruksi - - 1 - 1

15 Staf Pelaksana 1 6 31 1 43

JUMLAH 1 6 31 6 51

Sampai saat ini jumlah pegawai pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur berjumlah 51 orang. Dari jumlah tersebut pegawai yang berpendidikan S2 berjumlah 7 orang, S1 berjumlah 37 orang dan yang berpendidikan D-II/ D-IV berjumlah 1 orang, sedangkan yang berpendidikan SLTA berjumlah 9 orang dan yang berpendidikan SMP 1 orang.

Dapat pula dilihat pada table 2 dibawah ini.

(10)

6

Tabel 2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan

NO TINGKAT PENDIDKAN JUMLAH

1 PASCA SARJANA (S2) 7

2 SARJANA 37

3 D-II / D-IV 1

4 SLTA 9

5 SMP 1

JUMLAH 51

3. Sarana dan Prasarana

Di samping sumber daya yang profesional, ketersediaan sarana dan prasarana kerja juga merupakan unsur yang mempunyai peran penting dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sarana dan prasarana pendukung TUPOKSI Badan Penanggulangan Bencana Daerah sampai saat ini tergambar sebagaimana pada table 3.

Tabel 3

Daftar Sarana – Prasarana BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur

NO ITEM

JUMLAH

SATUAN DIBUTUHKAN TERSEDIA

KANTOR

1 Meja Kerja Pimpinan 9 9 buah

2 Meja Kerja Staf 62 62 buah

3 Kursi Pimpinan 14 14 buah

4 Kursi Staf 53 53 buah

5 Almari 27 27 buah

6 Sofa Tamu/Kursi Tamu 5 5 set

7 Telepon 2 1 unit

8 AC 12 12 unit

9 White Board 5 2 buah

10 Laptop 10 9 unit

11 Personal Computer (PC) 15 12 unit

12 UPS/Stabilizer 15 3 unit

13 TV Monitor 6 6 unit

14 Sound System 1 1 set

15 Infocus/LCD Monitor 2 2 unit

(11)

7

16 Alat Dokumentasi (Kamera Digital) 1 1 set

17 Media Teleconfrence 1 1 set

18 Printer 14 6 unit

19 Komputer Server 1 1 unit

20 Jaringan Internet 1 1 set

PUSDALOPS-PB

21 Kursi Putar/Kursi Kerja 30 30 buah

22 Meja Kerja 7 7 set

23 Meja Rapat 1 1 buah

24 Meja Makan 1 1 buah

25 Komputer (PC) 12 12 unit

26 Komputer server 1 1 set

27 Infokus 3 3 unit

28 UPS 4 4 unit

29 Sofa Tamu 1 1 set

30 TV Monitor 7 7 unit

31 Sound Sistem 3 3 unit

32 Microphon Conference System 1 1 set

33 AC 15 15 unit

34 Generator Set 1 1 set

35 Fire Fighting System 1 1 unit

36 Mesin Pompa 1 1 unit

37 Penampung Air 2 2 unit

38 Printer 7 7 unit

PERALATAN DAN KENDARAAN

39 Mobil Rescue 1 1 unit

40 Mobil Water Treatment 1 1 unit

41 Mobil Dapur Umum 1 1 unit

42 Mobil Komando 1 1 unit

43 Mobil Ambulance 1 1 unit

44 Truk serbaguna 1 1 unit

45 Mobil Komunikasi 1 1 unit

46 Mobil MCK 2 2 unit

47 Mobil tangki air 4 4 unit

48 Mobil Logpal (pick up L300) 1 1 unit

49 Sepeda Motor (Kawasaki) 6 6 unit

50 Peralatan Radio 3 3 set

51 Perahu Karet 2 2 unit

52 Perahu Lipat 1 1 unit

53 Kapal LCT 1 1 unit

54 Perahu Amphibi 1 1 unit

(12)

8

55 Peralatan SAR 1 1 set

56 Mesin Perahu 2 2 unit

57 Water Treatmen Portable 1 1 unit

58 Fleksibel tank 1000 ltr 1 1 unit

59 Fleksibel tank 2000 ltr 1 1 unit

60 Tenda Pleton 2 2 unit

61 Tenda Individu 16 16 unit

62 Velbed 15 15 unit

63 Tenda Posko 1 1 unit

64 Tenda Pengungsi 5 5 unit

65 Tenda Keluarga 20 20 unit

66 Genset 2 2 unit

67 EWS Gempa dan Tsunami 1 1 unit

68 Perangkat Komunikasi Radio 2 2 unit

69 Handy Talky 25 25 unit

II. Tugas Pokok Dan Fungsi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki tugas pokok dan fungsi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 3 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut :

1. Tugas Pokok

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur bertugas pada saat:

a. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara sesuai kebijakan Pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana

b. Menyusun standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan.

c. Menyusun menetapkan dan menginventarisasikan peta rawan bencana d. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

e. Melaporkan penyelenggeraan penanggulangan bencana kepada kepala daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana f. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

g. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari APBD

(13)

9

h. Melaksanakan kewajiban lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Fungsi

a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan efisien.

b. Pengkoordinasian pelaksanaan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.

D. DASAR HUKUM

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur disusun berdasarkan pada :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

2. Peraturan Presiden nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kierja Instansi Pemerintah;

3. Peraturan Menteri PAN RB nomor 53 tahun 2014 tentang Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.

E. SISTEMATIKA LAPORAN

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur disusun dengan sistematika sebagai berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, dasar hukum, metode penyusunan serta sistematika penyusunan LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2021.

A. Latar Belakang

Menguraikan mengenai ketentuan yang melandasi penyusunan LKIP B. Maksud dan Tujuan

Menjelaskan dalam rangka apa disusunnya LKIP dan apa manfaat yang diharapkan dari penyusunan LKIP tersebut

C. Gambaran Umum

(14)

10

Menjelaskan secara singkat gambaran umum Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengenai struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi organisasi

D. Dasar Hukum

Menjelaskan mengenai peraturan-peraturan yang mendasari penyusunan LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2021.

E. Sistematika Laporan

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pada bagian ini disajikan iktisar dan gambaran singkat mengenai Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tengara Timur Tahun 2019-2023

A. Pernyataan Visi dan Misi 1. Visi

Menguraikan mengenai definisi dari visi dan mengungkapkan pernyataan visi pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

2. Misi

Menjelaskan mengenai definisi dari misi dan menguraikan mengenai misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan

Menjelaskan mengenai definisi/makna dari tujuan dan menguraikan seluruh tujuan per masing-masing misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

2. Sasaran

Menjelaskan mengenai definisi/makna dari sasaran dan menguraikan seluruh sasaran yang ditetapkan pada masing-masing tujuan yang hendak dicapai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

C. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Menguraikan kebijakan dan program-program pada masing-masing tujuan dan misi yang telah ditetapkan

D. Rencana Kerja Tahun 2021

Menguraikan sasaran, indikator kinerja sasaran dan targetnya pada masing-masing fungsi dan urusan/bidang kewenangan

(15)

11

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bagian ini diuraikan mengenai akuntabilitas kinerja penyelenggaraan kewenangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan akuntabilitas keuangannya.

Dalam akuntabilitas keuangan diungkapkan mengenai target dan realisasi anggaran tahun 2021 dan selanjutnya atas belanja langsung dirinci target dan realisasi keuangan persasaran.

A. Capaian Kinerja Penyelenggaraan Kewenangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Dalam sub bab akuntabilitas kinerja penyelenggaraan kewenangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur diuraikan mengenai hasil pengukuran kinerja masing-masing indikator sasaran dan hasil evaluasinya dan dilakukan analisis kendala/hambatannya dan rumusan langkah-langkah antisipatif yang akan diambil. Sedangkan terhadap capaian indikator sasaran yang memenuhi atau lebih tinggi dari target diuraikan faktor-faktor yang mendukung terhadap pencapaian target tersebut.

B. Realisasi Keuangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Menyajikan ringkasan anggaran dan realisasi anggaran tahun 2021 berserta rincian belanja persasaran.

BAB IV PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(16)

12

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Sebagai dasar penyusunan rencana strategis maka perlu ditetapkan Visi sebagai alat pemersatu gerak langkah dan cita-cita yang ingin dicapai suatu instansi dimasa yang akan datang.

A. V I S I dan MISI 1. Visi

Visi merupakan cita-cita atau wawasan masa depan yang rasional dan ingin dicapai pada waktu tertentu dengan dilatar belakangi oleh kondisi, potensi, tantangan dan peran suatu instansi. Visi Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah :

” NTT BANGKIT MEWUJUDKAN MASYARAKAT SEJAHTERA DALAM BINGKAI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA”

2. Misi

Dalam rangka mencapai visi tersebut diatas maka perlu ditetapkan adanya misi sebagai dasar untuk membangun pondasi yang kuat dalam menetapkan arah dan tujuan pembangunan.

Misi yang dirumuskan adalah “Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur Untuk Mempercepat Pembangunan”

B. TUJUAN DAN SASARAN

1. Faktor-faktor penentu keberhasilan

Analisis terhadap faktor yang menentukan keberhasilan merupakan bagian yang sangat penting dalam strategi perencanaan dan Penetapan Kinerja. Selanjutnya faktor-faktor penentu keberhasilan memberikan acuan atau strategi organisasi dalam menentukan tujuan- tujuan yang ingin dicapai suatu organisasi.

Perumusan faktor-faktor penentu keberhasilan diperoleh melalui analisis lingkungan eksternal maupun internal dengan melakukan identifikasi terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan tantangan atau hambatan yang sering disebut Analisis SWOT.

2. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan

Tujuan dari visi dan misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah :

1. Meningkatkan Pengurangan Risiko Bencana bagi masyarakat 2. Melindungi masyarakat dari ancaman bencana

(17)

13

3. Mewujudkan penanganan kondisi darurat yang didukung logistik, peralatan dan pengerahan sumber daya manusia secara cepat, tepat, terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh

4. Terlaksananya Upaya Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang memadai bagi korban bencana

5. Menyediakan data dan informasi bencana pada pra bencana, saat bencana, dan pascabencana

6. Meningkatkan sinergitas program dan kegiatan pemangku kepentingan bidang kebencanaan

b. Sasaran

Untuk mewujudkan “tujuan” tersebut di atas, maka tujuan di jabarkan menjadi sasaran- sasaran. Sasaran dan indikator pencapaian sasaran dirinci sebagai berikut :

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR

BAGIAN PELAKSANA Meningkatnya

ketangguhan bencana daerah dan Adaptasi terhadap Perubahan Iklim

Penambahan Rencana Kontinjensi

Jumlah Dokumen Rencana Kontijensi Yang Disusun

BPBD Prov.

NTT

Jumlah Peralatan/Kendaraan Bencana yang Terpelihara

BPBD Prov.

NTT

Jumlah dokumen kaji kerusakan dan kebutuhan pasca bencana

Jumlah Dokumen Kaji cepat tanggap darurat bencana

BPBD Prov.

NTT Jumlah paket

logistik/peralatan

penanggulangan bencana Cakupan

pemasangan rambu peringatan dini pada daerah rawan bencana

Jumlah Lokasi pemasangan rambu peringatan memasuki daerah rawan bencana

BPBD Prov.

NTT

(18)

14

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR

BAGIAN PELAKSANA Cakupan

Pemasangan Rambu Peringatan dini pada Kawasan Pariwisata Estate

Jumlah Lokasi pemasangan rambu peringatan memasuki daerah rawan bencana pada kawasan pariwisata estate Cakupan

Desa/Kelurahan tangguh bencana pada Kawasan Pariwisata Estate

Jumlah desa/kelurahan tangguh bencana di Kab/Kota

BPBD Prov.

NTT

C. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka perlu disusun perencanaan strategi pembangunan. Strategi dirumuskan dalam bentuk kebijakan dan program. Kebijakan dan program pembangunan dikelompokkan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinisi Nusa Tenggara Timur. Untuk menjaga keselarasan dan sinkronisasi dengan program Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui perencanaan dan perjanjian kinerja maka program-program Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur disusun berdasarkan program yang telah tercantum dalam RPJM Provinsi Nusa tenggara Timur.

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya pengurangan risiko bencana.

Kebijakan yang ditempuh adalah “meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pelatihan- pelatihan dalam wadah kelompok masyarakat penanggulangan bencana (KMPB)”.

Kegiatan utama:

 Meningkatkan pengembangan budaya sadar bencana.

 Meningkatkan sistem pengelolaan lingkungan hidup secara baik.

2. Terwujudnya komitmen pemerintah dalam rangka pelaksanaan kebijakan dan upaya pengurangan risiko bencana.

Kebijakan yang ditempuh adalah “Penyusunan kebijakan dan peraturan turunan dari undang- undang Penanggulangan Bencana ”.

Kegiatan utama:

(19)

15

 Implementasi pengurangan risiko bencana ditingkat komunitas yang bertujuan untuk mengurangi kerentanan masyarakat terhadap bencana dan mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mendasari bencana.

 Penyusunan Rencana Aksi Daerah dan Rencana Kontijensi Pengurangan Risiko Bencana.

 Terus melakukan perubahan-perubahan dalam Peraturan Daerah tentang kebencanaan karena masih relatif belum lengkap sehingga perlu dilakukan penyempurnaan agar hukum dan kebijakan tidak menjadi hambatan dan kendala bagi penyelenggaraan Pengurangan Risiko Bencana.

 Mengoptimalkan potensi dan penguatan kelembagaan dalam penanggulangan bencana berupa pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat atau rekonstruksi di berbagai tingkatan sampai dengan di tingkat desa.

3. Meningkatkan kerjasama antar komponen dalam rangka pengurangan risiko bencana.

Kebijakan yang ditempuh adalah “Melakukan koalisi masyarakat sipil yang terdiri dari LSM, Lembaga Non Pemerintah Internasional (NGO), UN/PBB, Pemerintah dan Unsur Palang Merah”.

Kegiatan utama:

 Meningkatkan kerjasama dengan pihak donor yang berkaitan dengan manajemen penanggulangan bencana.

 Membangun kerjasama ditingkat sektor terkait yang berkompeten melalui manajemen Pengurangan Risiko Bencana.

4. Meningkatkan penggunaan ilmu pengetahuan untuk mengurangi risiko bencana.

Kebijakan yang ditempuh adalah “Perlunya penerapan dan peningkatan ilmu dan teknologi kajian risiko untuk berbagai elemen atas risiko dengan karateristiknya yang spesifik dalam rangka mengoptimalkan kegiatan pemetaan risiko”.

Kegiatan utama:

 Meningkatkan pendekatan hubungan dengan multi sektor, multidisiplin, multibudaya.

 Meningkatkan diklat, pelatihan, dan simulasi dalam rangka mengurangi risiko bencana.

 Melakukan integrasi pengurangan risiko bencana kedalam pendidikan di sekolah-sekolah.

 Mengembangkan inovasi dan mengintensifkan kegiatan pengembangan dan pengenalan terhadap berbagai sistem peringatan dini (early warning system) yang berbasis teknologi tepat guna dalam rangka kesiapsiagaan bagi seluruh lapisan masyarakat dalam menghadapi bencana.

(20)

16

D. RENCANA KINERJA TAHUN 2021

Sasaran, indikator sasaran beserta target yang ingin dicapai tahun 2021 adalah perencanaan dan perjanjian kinerja dalam kegiatan rutin program OPD.

No Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target

1 Cakupan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) yang memiliki rencana Kontinjensi Kebencanaan

Jumlah Dokumen Rencana Kontijensi yang disusun.

Dok 1

Jumlah Kendaraan dan peralatan penanggulangan yang terpelihara

Unit 19

Jumlah Dokumen Pengkajian kebutuhan pasca bencana

Dok

1

Jumlah Dokumen Kaji Cepat dalam Situasi tanggap darurat

Dok 1

Jumlah Stok Logistik Paket 1

2 Cakupan Pemasangan Rambu Peringatan dini pada daerah rawan bencana

Jumlah Lokasi Rawan Bencana yang terpasang rambu peringatan dini

Lokasi 0

Cakupan Pemasangan Rambu Peringatan dini pada Kawasan Pariwisata Estate

Jumlah lokasi rawan bencana dikawasan pariwisata estate yang terpasang rambu peringatan dini

Lokasi 2

3

Cakupan Desa/Kelurahan Tangguh bencana pada Kawasan Pariwisata Estate

Jumlah desa / kelurahan tangguh bencana yang terbentuk pada kawasan pariwisata estate

Desa / kel 20

(21)

17

E. PERJANJIAN KINERJA

(22)

18

(23)

19

(24)

20

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan kewajiban Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan kinerja organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu upaya untuk terciptanya pemerintahan yang baik (Good Governance).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 3 Tahun 2009 dan telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya baik untuk kegiatan yang bersifat administrasi ketatausahaan maupun yang bersifat teknis, secara proporsional dengan baik.

Secara garis besar sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis untuk tahun 2021 dari segi Output seluruhnya telah dilaksanakan sedangkan dari segi Outcome beberapa indikator belum maksimal. Hal ini karena masih kurangnya SDM yang memadai dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tengara Timur.

A. CAPAIAN KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melaksanakan tugas utamanya yang menjadi tanggung jawab organisasi.

Dalam menjalankan tugas-tugas Pemerintahan dan Pembangunan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Tahun Anggaran 2021 telah melaksanakan perencanaan kinerja secara maksimal dimana penyerapan anggaran dan kegiatan terhadap tugas dan kewenangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur mencapai 88,92% hal ini menunjukan presentasi keberhasilan yang cukup signifikan dalam realisasi anggaran yang terlihat lebih rendah dibandingkan realisasi kinerja . Sementara pada sisi lain permasalahan yang dihadapi oleh BPBD Provinsi NTT adalah :

 Ekspektasi dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan BPBD Provinsi NTT disaat bencana sangat tinggi, sementara kemampuan sumber daya dan dana sangat terbatas;

 Pengurangan Risiko Bencana adalah tindakan yang meminimalisir dampak risiko bencana yang terjadi di masyarakat sehingga perlu dilakukan melalui sosialisasi,konservasi lingkungan masyarakat yang berpotensi bencana;

(25)

21

 Rendahnya komitmen pemangku kepentingan terhadap penanggulangan bencana di daerah ini baik di Provinsi maupun Kabupaten / Kota di NTT dalam mengalokasikan dana dalam dokumen perencanaan anggaran setiap tahun sangat minim.

 Terjadi Refocusing anggaran yang diperuntukan untuk penanganan Pandemi Covid – 19 sehingga berdampak pada pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian target kinerja di tahun 2021.

PENGUKURAN KINERJA

1. Metode Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai berikut : a) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukan semakin tinggi kinerja atau semakin rendah

realisasi menunjukan semakin rendah kinerja, digunakan rumus :

b) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus :

Atau

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja sasaran untuk menunjukan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang independen melalui indikator-indikator outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.

Realisasi

Capaian indicator kinerja = x 100%

Rencana

Rencana – (Realisasi – Rencana)

Capaian indicator = x 100%

kinerja Rencana

(2 x Rencana) - Realisasi

Capaian indicator = x 100%

kinerja Rencana

(26)

22

2. Metode Penyimpulan Capaian Sasaran

Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk masing – masing indikator kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat sasaran. Penyimpulan dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut :

 X ≥ 85 % : Sangat Berhasil

 70 % ≤ X <85 % : Berhasil

 55 % < X <70 % : Cukup Berhasil

 X ≤ 55 % : Belum Berhasil

Guna mendukung Pemerintah Provinsi dalam upaya Pengurangan Risiko Bencana di Provinsi NTT mempunyai indikator sasaran pada RPJMD guna penurunan Indeks Resiko Bencana. Adapun pencapaian indikator tersebut sebagai berikut :

No Indikator Sasaran Baseline

2020

Target

2021 Realisasi

1 Indeks Resiko Bencana (poin) 147 140 140,89

Guna mendukung pencapaian tersebut diatas BPBD Provinsi NTT didukung oleh 1 Program yaitu Program Penanggulangan Bencana dan 3 Kegiatan yaitu Pelayanan Informasi Rawan Bencana Provinsi, Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan terhadap Bencana dan Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi Korban Bencana.

Sebagai penilaian kinerja BPBD Provinsi NTT memilki 1 sasaran dan 4 Indikator Sasaran yang berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja pada tahun 2021 maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sasaran 1 : Meningkatnya ketangguhan bencana daerah dan adaptasi perubahan iklim Sasaran ini diarahkan untuk membangun kesiapsiagaan Pemerintah daerah dalam hal manajemen penanggulangan bencana yang cepat dan efektif dari tingkat desa / kelurahan dengan upaya peningkatan kapasitas masyarakat, kapasitas wilayah, dan kapasitas sumber daya manusia aparatur BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota dengan melibatkan kemitraan publik serta swasta. Selain itu juga sasaran ini mendukung kebijakan Pimpinan Daerah dalam upaya memajukan pariwisata daerah yang aman akan bencana dengan penyediaan infrastruktur pengamanan wilayah rawan bencana.

(27)

23

Adapun Pembiayaan untuk mendukung pencapaian sasaran tersebut diatas dengan jumlah dana sebesar Rp. 950.036.516,- ( Sembilan Lima Ratus Juta Tiga Puluh Enam Ribu Lima Ratus Enam Belas Rupiah ).

Tabel 4

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Peningkatan dan Pengembangan Penanggulangan Bencana Daerah

No Indikator Kinerja Satuan 2021 Capaian

(%)

Renstra Target Realisasi 2020

1 Cakupan Daerah (Provinsi dan Kab./Kota) yang memiliki rencana kontinjensi kebencanaan

%

60 60 100 100

2 Cakupan pemasangan rambu peringatan dini pada daerah rawan bencana

% 20 20 100 100

3 Cakupan pemasangan rambu peringatan dini pada kawasan pariwisata estate

% 33,2 0 0 0

4 Cakupan Desa/Kelurahan Tangguh bencana pada kawasan pariwisata estate

% 75 62,5

83,3

100

Rata-rata

1. Cakupan Daerah (Provinsi dan Kab/Kota) yang memilki rencana kontijensi kebencanaan Indikator Sasaran ini diarahkan untuk membangun kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana dengan membuat pedoman penanganan ancaman bencana pada saat tanggap darurat bencana agar berlangsung cepat dan efektif melalui pengerahan memobilisasi sumber daya semua pemangku kepentingan (stakeholders) untuk memberi perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana dengan membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta, mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan kedermawanan

Indikator Sasaran ini telah dilaksanakan sejak tahun 2019, 2020 dan telah menghasilkan 3 dokumen Rencana Kontijensi hingga tahun 2021 dari target di akhir Renstra sebanyak 5 Dokumen. Adapun dokumen Rencana Kontijensi yang telah di hasilkan adalah Rencana

(28)

24

Kontijensi Gempa, Kekeringan dan Cuaca Ekstrem. Kegiatan ini mendapat dukungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Untuk pencapaian presentase indikator ini diperoleh :

Tabel 5 . Perolehan Dokumen Rencana Kontijensi Tahun 2019 - 2021

No Jenis Bencana Tahun Perolehan Penyusun

1 Rencana Kontijensi Gempa 2019 BPBD TTS

2 Rencana Kontijensi Kekeringan 2020 BNPB, BPBD

3 Rencana Kontijensi Cuaca Ekstrem

2021 BNPB, BPBD

2. Cakupan pemasangan rambu peringatan dini pada daerah rawan bencana

Pada Tahun 2019 telah dilaksanakan kegiatan untuk pencapaian target kinerja ini sebanyak 2 Lokasi / Kabupaten. Sedangkan pada 2020 dan 2021 alokasi anggaran untuk pencapaian target kinerja ini tidak dapat dilaksanakan dikarenakan Refocusing anggaran.

Untuk pencapaian presentase indikator ini diperoleh : Jumlah Dokumen Yang Direncanakan pada tahun berjalan

Jumlah Dokumen Yang Direncanakan pada Akhir Renstra berjalan

X 100

3 Dokumen Renkon

6 Dokumen Renkon X 100 = 60 %

Jumlah Lokasi Rawan Bencana yang direncanakan Pada Tahun Berjalan

Jumlah Lokasi Rawan Bencana yang direncanakan Pada Akhir Renstra

X 100

2 Lokasi Rawan Bencana

10 Lokasi Rawan Bencana X 100 = 20 %

(29)

25

Tabel 6 . Pemasangan Rambu Peringatan dini Bencana

No Kabupaten/Kota Jumlah Rambu

1 Kabupaten Belu 15 Buah

2 Kabupaten Timor Tengah Utara 15 Buah

3. Cakupan pemasangan rambu peringatan dini pada kawasan pariwisata estate

Indikator ini baru muncul pada tahun 2021 saat penyusunan RPJMD Perubahan dan Renstra Perubahan. Pada tahun 2021 telah dialokasikan anggaran guna pencapaian target kinerja tersebut akan tetapi tidak dapat dilaksanakan karena Refocusing anggaran.

4. Cakupan Desa/Kelurahan Tangguh bencana pada kawasan pariwisata estate

Indikator sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan wilayah yang berada di kawasan rawan bencana juga sekalligus yang menjadi prioritas Pemerintah Daerah Provinsi NTT dalam pengembangan objek pariwisata. Pada Tahun 2019 melalui alokasi anggaran APBD dan koordinasi dengan BPBD Kabupaten / Kota serta kerjasama bersama LSM lokal dan asing, telah terbentuk Desa/Kelurahan Tangguh Bencana sebanyak 80 Desa/Kelurahan atau 50 % dari target 160 Desa/Kelurahan di akhir Renstra. Sedangkan Pada tahun 2020 telah memilki penambahan target menjadi 62,5 % atau (20 desa/kelurahan) dengan rincian melalui dana APBD sebanyak 10 Desa / Kelurahan di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Ngada, Sabu Raijua, Manggarai Barat dan Sumba Barat Daya. Sedangkan sisa dari 10 Desa / Kelurahan di peroleh melalui koordinasi di Kota Kupang, Kabupaten TTS dan Sikka. Sedangkan untuk pencapaian target di tahun 2021 tidak dapat dilaksanakan karena Refocusing anggaran

Untuk pencapaian presentase indikator ini diperoleh : Jumlah Desa/Kel rencanakan pada

tahun berjalan

Jumlah Jumlah Desa/Kel yang di rencanakan pada akhir Renstra

X 100

100 Desa/Kel Tangguh Bencana

160 Desa/Kel Tangguh Bencana X 100 = 62,5 %

(30)

26

Tabel 7. Data Desa / Kelurahan Tangguh Bencana Tahun 2019

No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa / Kelurahan Sumber Dana

1 Lembata Ile Ape Timur Aulesa APBD Lembata

Lamawolo APBD Lembata

Lamagute APBD Lembata

Lamatokan APBD Lembata

Jontona APBD Lembata

Ile Ape Laranwutun APBD Lembata

Napasabok APBD Lembata

Amakaka APBD Lembata

Muruona APBD Lembata

Tanjung Batu APBD Lembata

Waowala APBD Lembata

Watodiri APBD Lembata

Beutaran APBD Lembata

Dulitukan APBD Lembata

Tagawiti APBD Lembata

Palilolon APBD Lembata

Kolipadan APBD Lembata

Petuntawa APBD Lembata

Kolontobo APBD Lembata

Buyasuri Kalikur WL APBD Lembata

Bareng APBD Lembata

Mampir APBD Lembata

Leuwohung APBD Lembata

Kalikur APBD Lembata

Atulaleng APBD Lembata

Lebatukan Hadakewa APBD Lembata

Lerahinga APBD Lembata

Balurebong APBD Lembata Seranggorang APBD Lembata

Tapobaran APBD Lembata

Tapolangu APBD Lembata

Dikesare APBD Lembata

Lamatuka APBD Lembata

Waienga APBD Lembata

Baopana APBD Lembata

Merdeka APBD Lembata

Lodotodokowa APBD Lembata

Lamadale APBD Lembata

(31)

27

No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa / Kelurahan Sumber Dana

Atakowa APBD Lembata

Lewoeleng APBD Lembata

Banitobo APBD Lembata

Lamaleka APBD Lembata

Nagawutung Duawutun APBD Lembata

Banukerong APBD Lembata

Baobolak APBD Lembata

Warawutung APBD Lembata Lasiduawutun APBD Lembata

Belabaja APBD Lembata

Omesuri Wailolang APBD Lembata

Normal I APBD Lembata

Roma APBD Lembata

Leudanung APBD Lembata

Wowong APBD Lembata

Dolulolong APBD Lembata

Lebewala APBD Lembata

Total 55

Desa/Kelurahan

2 Flores Timur Lewolema Lewobele APBD Flotim

Ile Padung APBD Flotim

Titihena Serinuho APBD Flotim

Duli Jaya APBD Flotim

Total 4 Desa/Kelurahan

3 TTU Miomafo Timur Jak APBD TTU

Femnasi APBD TTU

Miomafo Barat Saenam APBD TTU

Manusasi APBD TTU

Insana Fatinesu Fafineso APBD TTU

Bikomi Nilulat Tubu APBD TTU

Nilulat APBD TTU

Total 7 Desa/Kelurahan

4 Kab. Kupang Amfoang Selatan Leloboko BNPB

Oefeto Timur Oeniku BNPB

Kupang Tengah Mata Air CIS

Amarasi Oesena ASB

Kupang Barat Kuanheum APBD Kab

Kupang

Total 5 Desa/Kelurahan

(32)

28

No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa / Kelurahan Sumber Dana

5 Ende Ende Selatan Paupanda BNPB

Tanjung' BNPB

Wewaria Tanali Oxfam

Numba Oxfam

Mautenda Oxfam

Lio Timur Detupera Oxfam

Woloare Oxfam

Fatamari Oxfam

Detusoko Golulada Oxfam

Total 9 Desa/Kelurahan

Tabel 8. Desa / Kelurahan Tangguh Bencana Tahun 2020

No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa / Kelurahan Sumber Dana

1 Ngada Riung Lengkosambi

APBD Pemprov NTT Jere Bu'u Dariwali I

APBD Pemprov NTT

Total 2

Desa/Kelurahan

2 Sabu Raijua Sabu Lia'e Ledetalo Pemprov NTT

Sabu Tengah Jiwuwu Pemprov NTT

Total 2

Desa/Kelurahan

3 Sumba Barat Daya Kota Tambolaka Radamata Pemprov NTT

Loura Lete Konda Pemprov NTT

Total 2

Desa/Kelurahan

4 Manggarai Barat Komodo Labuan Bajo Pemprov NTT

Gorontalo Pemprov NTT Macang Tanggar Pemprov NTT Desa Pasir Putih Pemprov NTT

Total 4

Desa/Kelurahan

5 Kota Kupang Oebobo Tuak Daun Merah Pemkot

Liliba Pemkot

Kelapa Lima Oesapa Barat Pemkot

Total 3 Desa /

Kelurahan

6 TTS Oenino Oenino Pemkab/LSM

Noinoni Pemkab/LSM

Polen

Konbaki Pemkab/LSM

(33)

29

No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa / Kelurahan Sumber Dana

Puna Pemkab/LSM

Total 4 Desa /

Kelurahan

7 Sikka Talibura Talibura Pemkab/LSM

Nangahale Pemkab/LSM

Polen

Lewomada Pemkab/LSM

Total 3 Desa /

Kelurahan

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian sasaran adalah :

- Terjadi Refocusing Anggaran sejak tahun 2020 - 2021 guna percepatan penanganan pandemi Covid – 19 di Provinsi NTT

- Rendahnya dukungan anggaran .

Langkah – langkah yang dilakukan guna mengurangi hambatan dan kendala : - Membuka peluang intervensi pemerintah pusat dan LSM / NGO

- Membantu dan Mendorong BPBD Kabupaten/Kota dalam upaya pengalaokasian anggaran untuk pengurangan risiko bencana

(34)

30

B. AKUNTABILTAS KEUANGAN

Dana yang dialokasikan untuk pelaksanaan Program/Kegiatan/Sub kegiatan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTT pada tahun 2020 bersumber dari APBD dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 9

Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan Anggaran

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTT Tahun 2020

NO SUMBER DANA ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) %

1 BELANJA URUSAN 8,689,819,200 7,983,903,347 91,36

A Program Penunjang Urusan Pemerintah

Daerah Provinsi

7,647,768,140 6,964,528,266 91.07

Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi

Kinerja Perangkat Daerah 16.006.000 16.006.000 100%

Administrasi Keuangan Perangkat Daerah 6.146.836.000 5.572.842.442 90,66 Administrasi Umum Perangkat Daerah 167.692.360 41.711.960 84,51 Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang

Urusan Pemerintah Daerah 41.358.240 41.358.240 100

Penyediaan Jasa Penunjang Urusan

Pemerintahan Daerah 641.836.020 593.157.147 94.54

Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan

Daerah

643.039.520 599.452.477 94.54

B Penanggulangan Bencana 950.036.516 680.972.357 71,68

Pelayanan Informasi Rawan Bencana Provinsi 124.568.360 97.624.504 78.37 Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan

terhadap Bencana 432.160.040 273.594.553 63.31

Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi

Korban Bencana 393.308.116 309.753.300 78.76

C DSP Bencana Berdampak Luas Provinsi NTT 2,000,000,000 1,808,791,000 90,44

(35)

31

BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2021, serta Penetapan Kinerja Tahun 2021 sebagai pelaksanaan kinerja instansi yang merupakan wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian misi dan tujuan instansi.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

Penyelenggaraan kegiatan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun anggaran 2021 merupakan tahun ke-2 dari Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2018-2023. Keberhasilan yang dicapai berkat kerja sama dan partisipasi semua pihak dan diharapkan dapat dipertahankan serta ditingkatkan. Sementara itu, untuk target-target yang belum tercapai perlu diantisipasi dan didukung oleh berbagai pihak.

Hasil laporan kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2021 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Keberhasilan capaian kinerja sasaran strategis yang dicerminkan dari capaian indikator kinerja sasaran ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain sumber daya manusia, anggaran dan sarana prasarana.

2. Dari sasaran dan indikator kinerja terdapat 4 Indikator Kinerja Utama yang dipilih sebagai tolok ukur kinerja.

Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan- permasalahan yang dihadapi dan peningkatan kualitas penyusunan LKIP dirumuskan saran-saran sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan kapasitas SDM tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta kemampuan teknis dalam menyusun dokumen-dokumen kinerja untuk mempercepat terwujudnya pemerintahan yang akuntabel.

2. Perlu adanya kebijakan yang mewadahi penerapan SAKIP di instansi pemerintah agar tercipta kejelasan arah dalam penerapan SAKIP yang baik dan benar di jajaran instansi pemerintah, serta meningkatkan kualitas pelaksanaan dan evaluasi capaian Penetapan Kinerja (PK)

(36)
(37)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka mewujudkan Good Governance (kepemerintahan yang baik), Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tapin menyusun LKIP Tahun 2015 ini, sebagaimana yang

Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain.. Kamu

tentang Pengertian dan cara memberi toleransi pada gambar proyeksi, Pengertian dan cara memberi toleransi pada gambar 8 UTS 15% 9 - Mahasiswa dapat membuat Kop gambar

Dari permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan praktek dalam pengembangan jiwa wirausaha siswa ini, tujuan dari program pengabdian ini adalah member pelatihan kepada

Kartu Rencana Studi rencana program perkuliahan, baik yang sudah ditentukan oleh STKIP Siliwangi, maupun yang disusun oleh mahasiswa dengan berkonsultasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka saran yang dapat diberikan: Secara simultan dan parsial kualitas produk dan kualitas pelayanan memberikan pengaruh

Laporan Kinerja Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2020 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Sangat penting untuk mempertahankan panen pada interval yang pendek pada tanaman yang baru menghasilkan atau tanaman muda, karena buah akan membrondol lebih dari 10%