• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK. pdf"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDK NGEDUKELU

KECAMATAN BAJAWA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Melkior Wewe

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Citra Bakti

mariagrasianablandinaene@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dan prestasi belajar Matematika pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model Ekspositori. Penelitian ini merupakan penelitian eksperiman semu dengan rancangan Non Equivalent Control Gruop Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa/i SDK Ngedukelu. Sampel penelitian adalah siswa kelas V SDK Ngedukelu terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa 46 orang yang ditentukan dengan caraintac Group. Data hasil belajar siswa dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tes hasil belajar bentuk tertulis. Teknik analisis data untuk menuji hipotesis penelitian digunakan adalah t –test Poled Varians. Dari hasil analisis untuk menguji hipotesis diperoleh hasil uji test dengan t-hitung lebih besar dari t-tabel sehigga H0 ditolak dan H1 diterima. T-t-hitung =3,058 > t-tabel = 2,021, dengan derajat kebebasan (db)= n1+n2-2= 46 dan taraf signifikan 5%. Rata-rata prestasi belajar matematika kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol yaitu 0,67 > 0,41. Disimpulkan bahwa Pendekatan Matematika Realistik berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas V SDK Ngedukelu Kecamatan Bajawa Tahun Ajaran 2014/2015.

Kata Kunci : Pendekatan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematika

Abstract

This Research aimed to get an overview on. to determine differences in Mathematics achievement of students who were followed the lesson using Realistic Mathematics (PMR) approach and Mathematics learning achievement of students who were followed the Expository learning model. This research was a quasi-experimental design with Non-Equivalent Control Gruop Design. The population of this study was all students in Ngedukelu State Primary. Samples of the research were students of class V Ngedukelu State Primary consisted of two classes with total of students 46 people who were determined by Intac Group. Student’s learning achievement data in this study were collected by achievement test written form. The data analysis technique used to test the research hypothesis was poled Variances t-test. From the analysis to test the hypothesis result of t-test with a t-count larger than t-table so H0 and H1 accepted. T-count = 3,058> t-table = 2,021, with degrees of freedom (db) = n1 + n2-2 = 46 and significance level of 5%. The average of Mathematics learning achievement in experimental groups is higher than the average of learning achievement in control group 0.67> 0.41. It can be concluded that Realistic Mathematics approach simultaneously give effect on Mathematics learning achievement of students in class V Ngedukelu State Primary Bajawa District in the school year 2014/2015.

(2)

PENDAHULUAN

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 fungsi dari

pendidikan dasar adalah memberikan dasar-dasar kemampuan intelektual dalam bentuk

kemampuan dan kecakapan membaca, menulis dan berhitung. Pendidikan dasar bertujuan

membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,

berkepribadian luhur, berilmu, cakap, kritis, kreatif dan inovatif, sehat, mandiri dan

bertanggung jawab. Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan dari pedidikan dasar tidaklah

mudah. Hal ini disebabkan obyek utama pendidikan adalah manusia. Untuk memanusiakan

manusia dibutuhkan strategi khusus dalam pendidikan. Hal ini berlaku pada proses

pendidikan di Sekolah Dasar. Seorang guru atau pengajar harus memiliki ketarampilan

khusus dalam memilih dan merencanakan strategi yang akan diaplikasikan dalam berbagai

pembelajaran.

Guru sebagai pendidik dalam merancang pembelajaran harus dapat menyesuaiakan

rancangan dan strategi yang direncanakan dengan karakteristik dan perkembangan kognitif

peserta didik usia sekolah dasar. Piaget seorang ahli Psikologi anak (Nurhayati, 2011)

memandang perkembangan kognitif manusia terjadi melalui empat tahap yaitusensorimotor

(usia 0-2 tahun),praoperational (usia 2-7 tahun),concrete operatinal(7-11 tahun) danformal

operational(usia 11-15). Masing-masing tahapan usia memiliki ciri dan kemampuan berbeda

dalam menerima pengetahuan.

Sesuai dengan perkembangan kognitif dari Pieget mengenai tahapan konkrit pada

anak usia SD, guru dapat mengimplementsikan pada materi yang diajarkan di kelas yaitu

dengan menggunakan media konkrit yang sesuai dengan perkembangan anak usia SD.

Khususnya pada mata pelajaran Matematika yang dianggap sebagai mata pelajaran yang

sulit dan rumit oleh peserta didik. Luasnya materi dan konsep serta teori dalam mata

pelajaran Matematika membuat peserta didik kurang memahami dan bahkan tidak menyukai

mata pelajara ini. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup

memegang peranan penting dalam membentuk peserta didik menjadi berkualitas, karena

Dalam setiap kesempatan pembelajaran Matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan

masalah yang sesuai dengan situasi yang nyata. Dengan mengajukan masalah kontekstual

peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika untuk

meningkatkan keefektifan pembelajaran. Guru diharapkan menggunkan alat peraga atau

media konkret untuk menunjang pembelajaran matematika.

Setelah melakukan observasi di kelas V SDK Ngedukelu salah satu faktor penyebab

rendahnya prestasi belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal Matematika adalah guru

belum mampu membangkitkan aktivitas belajar peserta didik, peserta didik belum mampu

memahami konsep-konsep matematika yang diberikan oleh guru. Selain itu guru dalam

(3)

media yang bersifat konkrit. Dalam kenyataannya, guru saat menyampaikan materi dengan

menggunakan metode biasa yaitu dengan menggunakan metode ekspositori. Dimyati

(2006:172) dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran,menyatakan prilaku mengajar dengan

strategi ekspositori juga dinamakan model ekspositori. Pembelajaran yang menekankan

kepada proses penyampaian materi secara langsung dari seorang guru kepada siswa-nya

dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Tujuan

utama dalam pembelajaran ekspositori adalah “memindahkan” pengetahuan, keterampilan,

dan nilai-nilai kepada siswa (Dimyati,2006:172). Materi pembelajaran telah disiapkan, siswa

tidak dituntut untuk menemukan materi yang akan diajarkan melainkan hanya menerima.

Secara umum terdapat beberapa karakteristik strategi ekpsositori yaitu penyampaian materi

disampaikan secaraverbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam

melakukan strategi ini, oleh karena nya strategi ekspositori juga sering di samakan dengan

ceramah. Fokus utama dalam strategi ini adalah kemampuan akademik siswa (academic

achievement). Berhasil tidaknya suatu pendekatan pembelajaran dipengaruhi oleh efektif

atau tidaknya suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah

ditetapkan. Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa guru yang menggunakan metode

ekspositori menyampaikan materi pembelajaran Matematika secara terstruktur dengan

harapan materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai peserta didik dengan baik.

Peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori

memiliki pengetahuan terbatas tentang materi yang diberikan oleh guru dan peserta didik

kurang memahami konsep secara nyata sesuai dengan perkembangan kognitifnya. Metode

ini hanya memungkinkan peserta didik yang memiliki kemampuan menyimak dan

mendengar yang baik. Sehingga untuk peserta didik yang kemampuan mendengar dan

menyimaknya kurang baik tidak mampu untuk menguasai materi yang dijelaskan oleh guru.

Rendahnya prestasi belajar siswa dapat juga disebabkan karena penyampaian guru

cenderung bersifat monoton tanpa variasi kreatif. Jika siswa ditanya ada saja alasan yang

siswa kemukakan seperti matematika sulit dan terkadang takut untuk mengerjakan soal

matematika di depan kelas. Senada dengan pendapat di atas, kurangnya latihan siswa untuk

menyelesaikan soal matematika mengakibatkan siswa kelas V SDKNgedukelu kurang

terampil dalam menyelesaikan dan memecahkan masalah atau soal yang diberikan oleh

guru.

Melihat kondisi prestasi belajar yang masih rendah pada mata pelajaran matematika,

kurang mampunya peserta didik memahami konsep matematika secara abstrak, kurangnya

kreativitas dan inovasi dari guru untuk mempersiapkan media pembelajaran yang bersifat

konkrit sesuai dengan karakteristik peserta didik, oleh karena itu peneliti mencoba untuk

menerapkan satu pendekatan yang lebih mengarahkan siswa ke dunia nyata yaitu satu

pendekatan yang disebut dengan Pendekatan Matematika Realistik. Lange (dikutip

(4)

to students through mathematical application”artinya, dunia nyata sebagai suatu dunia yang

kongkret yang disampaikan kepada siswa melalui aplikasi matematika. Pada umumnya

prinsip dari Realistic Mathematics Education (RME) menurut Heuvel-Panhuuizen dikutip

Kemendiknas (2010) yaitu: (1) prinsip aktivitas yaitu matematika adalah aktivitas manusia,

pembelajaran harus aktif dan baik secara mental maupun fisik dalam pembelajaran

matematika, (2) prinsip realitas yaitu pembelajaran seharusnya dimulai dengan

masalah-masalah yang realistik atau dapat dibayangkan oleh peserta didik, (3) prinsip berjenjang

artinya dalam belajar matematika siswa melewati berbagai jenjang pemahaman yaitu dari

mampu menemukan solusi suatu masalah kontekstual atau realistik secara informal melalui

skema-skema, memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang mendasar hingga

menemukan solusi suatu masalah matematika secara formal, (4) prinsip jalinan artinya

berbagai aspek yang ada dalam Matematika jangan dipandang dan dipelajari sebagai

bagian-bagian terpisah tetapi harus terjalin satu sama lain karena antara materi yang satu

dengan materi yag lain dalam matematika terhubung, (5) prinsip interaksi yaitu matematika

dipandang sebagai aktivitas sosial. Siswa harus diberikan kesempatan utuk menyampaikan

strategi atau tekniknya dalam pemecahan masalah kepada teman sekelasnya untuk

ditanggapi serta menyimak tanggapan dari teman sekelas,(6) prinsip bimbing yaitu siswa

perlu diberikan kesempatan untuk menemukan(reinvebtion).

Berdasarkan prinsip di atas maka Pendekatan Matematika Realistik (PMR) atau

Realistic Mathematic Educationadalah aktivitas nyata yang dilakukan dalam kegiatan

sehari-hari berdasarkan aplikasi matematika. Peserta didik dapat membangun pemahaman

mengenai konsep matematika melalui media konkrit serta mampu menghubungkan materi

yang diipelajari dengan kehidupan nyata peserta didik. Pendekatan Matematika Realistik

(PMR) menekankan pada pemanfaatan benda-benda konkrit sebagai dasar pemahaman

konsep materi matematika di kelas. Benda-benda konkrit dan lingkungan sekitar dapat

dimanipulasi oleh peserta didik untuk mengkontruksi pemahaman matematika dari konkrit ke

abstrak.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melakukan sebuah penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Ekperimen atau Eksperimen Semu.Model

Pendekatan Matematika Realistik (PMR) akan dibandingkan dengan sebuah model kontrol.

Model kontrol yang digunakan adalah model Ekspositori.

Dengan demikian penelelitian ini berjudul Pengaruh Pendekatan Matematika

Realistik (PMR) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDK Ngedukelu

Kecamatan Bajawa Tahun Pelajaran 2014/2015. Rumusan masalah yang diajukan dalam

penelitian ini adalah “apakah terdapat perbedaanprestasi belajar matematika antara siswa

yang mengikuti pembelajaran menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR)

dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Ekspositori di kelas V

(5)

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika pada

siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR)

dan prestasi belajar Matematika pada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan

model Ekspositori.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang Pengaruh

Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa

Kelas V SDK Ngedukelu, dapat membuat siswa lebih berperan aktif dan lebih terampil dalam

belajar dan mampu mengkontruksi pemahaman matematika serta dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika, dapat dijadikan alternatif untuk

memilih atau menyiapkan strategi pembelajaran yang bisa meningkatkan prestasi belajar

siswa sesuai yang diharapkan serta untuk menumbuh kembangkan potensi belajar siswa

khususnya mata pelajaran matematika, dapat memberikan manfaat dalam rangka

meningkatkan pembelajaran di dalam kelas berupa peningkatkan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran yang lain dan memperbaiki teknik dan

metode pembelajaran yang bervariasi.Sebagai acuan untuk mengadakan penelitian lanjutan

tentang pengaruh PMR dan manfaatnya secara langsung di dalam meningkatkan prestasi

belajar matematika.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan di laksanakan di sebuah Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar

yaitu SDK Ngedukelu yang terletak di Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada. Waktu yang

dibutuhkan dalam melaksanakan penelitian ini adalah satu bulan. Menurut Nazir (Riduwan ,

2013) Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya.Sampel

(Riduwan, 2013) adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu

yang akan diteliti.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian terdiri atas 2 yaitu pengambilan kelas

penelitian dengan menggunakan teknik Random. Sedangkan pengambilan sampel dengan

menggunakan teknik Intac group. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Intac

group karena semua subjek kelas tersebut dijadikan sampel penelitian. Rancangan

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Non Equivalent Control Gruop

Design” karena jenis penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Untuk lebih

memahami rancangan ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1 Rancangan Penelitian

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

E O1 X O3

(6)

Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Dari

kedua pedapat diatas dapat disimpulkan bahwa variabel adalah ciri atau karakteristik yang

diamati dalam sebuah penelitian.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendekatan Matematika Realistik dan

Metode Ekpositori. Variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya bergantung pada

variabel bebas .Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar Matematika.

Metode yang digunakan untuk mengumpukan data pada peneitian ini adalah dengan

menggunkan metode tes tertulis dengan bentuk tesnya adalah pilihan ganda. Tes diberikan

di akhir pertemuan (post test) atau setelah diberikan perlakuan terhadap kelompok

eksperimen. Kriteria penskoran untuk objektif tes berskala 1-100. Tes yang sama diberikan

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum tes digunakan terlebih dahulu

dilakukan validasi dengan uji validitas dan reabilitas. Teknik yang digunakan untuk

mengetahui validitas empiris (validitas butir tes) dalam penelitian ini adalah dengan teknik

Korelasi PointBiserial.

(Koyan, 2012)

Untuk menguji reabilitas instrumen prestasi belajar Matematika siswa digunakan rumus

Kuder-Richardson(KR-20). Rumus ini secara khusus untuk menghitung reliabilitas tes yang

datanya dikotomi. Rumus reabilitas tes adalah sebagai berikut.

r20=( ) ( ) (Usman dan Akbar, 2011)

Berdasarkan hasil uji coba pada siswa kelas V SDK Bobou dan setetelah diuji

validitas butir tes maka diketahui bahwa reabilitas tes yang diperoleh dengan menggunakan

KR-20 adalah tergolong tinggi (KR= 0,8) sehingga soal tes layak untuk di berikan kepada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa kelas V SDKNgedukelu

Data yang diperoleh melalui hasil penelitian, yakni data tentang pretasi belajar

matematikadengan pendekatan matematika realistikdan pendekatan ekspositori dianalisis

secara Deskriptif kuantitatif yakni mencari harga rerata, modus, median, Standar Deviasi

dari setiap variabel yang diteliti (Koyan, 2012). Uji normalitas sampel diadakan untuk

pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Distribusi normal

sebagai alat statistik yang terpenting untuk melakukan analisis lebih lanjut dari data

keadaan kelompok, sehingga dapat dianalisis perbedaan maupun hubungan serta

meramalkannya.

Uji normalitas data dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat (X2) dengan rumus sebagai

berikut.

X2 = (Koyan, 2012)

Dalam penelitian ini untuk melakukan perhitungan uji normalitas menggunakan

(7)

Uji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan ujiFisher(F)

Harga Fhitung dibandingkan dengan table F dengan taraf signifikansi 5% (α =

0,05).Jika harga Fhitung> dari Ftabel ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima,jadi varians tidak

homogen.Sebaliknya, jika harga Fhitung< dan Ftabel ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak jadi

varians homogen (Koyan, 2012).

Sebelum menguji hipotesis dengan menggunakan rumus t-test, terlebih dahulu kita

mengitungGain Scordinormalisasi (GSn) dari masing-masing kelompok. Rumus menghitung

GSn adalah sebagai berikut:

Dengan mencari GSn kita dapat menentukan rerata sampel dari masing-masing

kelompok.Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis digunakan rumust-test kelompok

independent (tidak berkorelasi) dengan rumuspolled variansadalah sebagai berikut.

t=

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan perhitungan uji validitas butir instrumen pada hasil tes siswa kelas

V SDK Bobou yang berjumlah 46 siswa, menunjukkan bahwa dari 15 soal cerita dalam

bentuk objektif tes yang diuji, ada 5 soal yang dibuang (drop) dan 10 soal yang terpakai

(valid) dan tingkat reabilitas soal adalah 0,8 pada kategori tinggi. Sehingga tes layak

diberikan pada siswa.

Tabel 2. Deskripsi Data Pretes dan Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen

Sebelum menguji hipotesi maka data tes hasil belajar harus diuji normalitas. Adapun hasil uji

normalitas data seperti tebel berikut ini.

PRESTASI BELAJAR A1 .094 27 .200*

(8)

Tabel 4. Hasil uji homogenitas varian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Based on Median .384 1 46 .538

Based on Median

and with adjusted df .384 1 43.812 .538 Based on trimmed

mean .211 1 46 .648

Tabel 5. Nilai Hitung Gane Score Dinormalisasi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Jumlah 1230 2220 18.10 870 1380 8.62

Rerata 45.56 82.22 0.67 41.43 65.71 0.41

Varian

(9)

kontrol cenderung rendah.perhitungan Mean (M), Median (Md) dan Modus (Mo) post test

prestasi belajar matematika siswa kelompok kontrol diperoleh hasil perhitungan skor untuk

Mo >Md >M sehingga kesimpulannya adalah sebagian skor post tes prestasi belajar siswa

kelompok kontrol cenderung tinggi. Perhitungan Mean (M), Median (Md) dan Modus (Mo)

pre-test prestasi belajar matematika siswa kelompok eksperimen diperoleh hasil perhitungan

skor untuk Mo >Md >M sehingga kesimpulannya adalah sebagian skor pre-test prestasi

belajar siswa kelompok eksperimen cenderung tinggi. Perhitungan Mean (M), Median (Md)

dan Modus (Mo) post test prestasi belajar matematika siswa kelompok eksperimen diperoleh

hasil perhitungan skor untuk Mo >Md >M sehingga kesimpulannya adalah sebagian skor

post tes prestasi belajar siswa kelompok eksperimen cenderung tinggi.

Hasil uji normalitas dengan program SPSS 16.00 for Windows terbukti bahwa nilai

signifikan prestasi belajar matematika berada di atas 0,05. Kelompok eksperimen (A1) =

0,200 sedangkan kelompok kontrol (A2)= 0,054, sehingga dinyatakan bahwa semua

kelompok data yang diperoleh dalam penelitian ini berdistribusi normal.Dari hasil analisis

data untuk menentukan homogenitas data menunjukkan bahwaLevene Statistic pada Besed

on Mean0,223 dengan angka signifikan 0,639 ternyata lebih besar dari angka signifika 5%

(α = 0,05). Dengan demikian varian prestasi belajar matematika kedua kelompok adalah

homogen.

Sebelum menguji hipotesis dengan menggunakan rumus t-test, terlebih dahulu kita

menghitung Gain Score dinormalisasikan (GSn) dari masing-masing kelompok. Dengan

menggunakanhipotesis statsistikadalah sebagai berikut.

H0:µ1 = µ2

H1:µ1 ≠ µ2

Dari tabel 4.7 telah ditemukan nilai Gain Scor dinormalisasikan (GSn), dengan

mencari GSn kita dapat menentukan rerata sampel dari masing-masing kelompok. Diketahui

rerata ( GSn untuk kelompok ekperimen = 0,67 sedangkan rerata ( ) GSn untuk

kelompok kontrol = 0, 41. Untuk nilai varians ( kelompok eksperimen = 0,043 sedangkan

varians ( kelompok kontrol = 0,039.

Menurut Sugiyono (Koyan, 2012) jika n1≠n2 dan homogen dapat digunakan t-test

dengan polled varians dengan derajat kebebasan (db) = (n1+n2)-2. Karena data penelitian

ini homogen dan n1≠n2, maka untuk menghitung t-test kita gunakan rumus polled varians

dengan db (n1+n2)-2. Sehingga nilai t-test yang diperoleh adalah ,058

Dari perhitungan diperoleh hitung = 3.058. Karena n1≠n2 dan homogen maka

t-tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 46 dengan taraf signifikan 5 % (α =0,05) adalah 2,021.

Ternyata t-hitung = 3,058 > t-tabel= 2,021, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

(10)

dengan menggunakan model Pendekatan Matematika Realistik dengan siswa yang belajar

menggunakan model ekspositori.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama kurang lebih satu bulan di

SDKNgedukelu dengan sampel siswa kelas VA sebagai kelompok Eksperimen dan siswa

kelas VB sebagai kelompok Kontrol diperoleh hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan

prestasi belajar matematika antara siswa yang belajar dengan model Pendekatan

Matematika Realistik (PMR) dan siswa yang belajar dengan model Ekspositori. Hal ini dapat

dilihat dari hasil uji t-test dengan t-hitung lebih besar dari t-tabel sehigga H0 ditolak dan H1

diterima. T-hitung =3,058 > t-tabel = 2,021, dengan derajat kebebasan (db)= n1+n2-2=46

dan taraf signifikan 5%. Rata-rata prestasi belajar matematika kelompok eksperimen lebih

besar dari rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol yaitu 0,67 > 0,41. Disimpulkan bahwa

Pendekatan Matematika Realistik berbantuan LKS berpengaruh terhadap prestasi belajar

matematika siswa kelas V SDKNgedukelu Kecamatan Bajawa Tahun Ajaran 2014/2015.

Berdasarkan beberapa temuan yang diperoleh dari penelitian ini, terdapat beberapa

saran yang dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut: Kepada siswa, hasil penelitian ini

dapat menjadi landasan bagi siswa untuk selalu meningkatkan kemampuan berpikir dan

memecahkan masalah matematika yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.Kepada

guru, diharapkan agar mampu mengguakan media berupa LKS dengan menggunakan soal

cerita untuk meningkatkan dan mengasa kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan

masalah matematika.Kepada praktisi pendidikan, disarankan menggunakan hasil penelitian

ini sebagai landasan dalam penelitian lebih lanjut dengan materi dan ruang lingkup yang

lebih luas. Kepada para peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan dalam

pembelajaran matematika atau mata pelajaran lain.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono, 2006.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Kementrian Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Jakarta: Kemendiknas.

Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan (Teknik Analisis Data Kuatitatif). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Nurhayati, Eti. 2011.Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Tabel 1 Rancangan Penelitian
Tabel 4. Hasil uji homogenitas varian dapat dilihat pada tabel berikut  ini.

Referensi

Dokumen terkait

Poli asam laktat atau Poli laktida (PLA) dengan rumus kimia (CH 3 CHOHCOOH)n adalah sejenis polimer atau plastik yang bersifat biodegradable, thermoplastic dan

Untuk mengisi kekaburan norma maka dilakukanlah penafsiran ekstensif atau memperluas arti kata, atau pelebaran norma untuk memperoleh kekuatan pembuktian kesaksian

Abstrak: Pengembangan Bahan Ajar Materi Morfologi Gigi Di Jurusan Teknik Gigi Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. Tujuan penelitian adalah: 1) Mendeskripsikan potensi

Perlakuan yang menunjukkan penurunan persentase nilai COD yang terendah yaitu perlakuan dengan tanpa lumpur aktif dan penambahan 0,3% dolomit, hal ini terjadi

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari 10 orang Frater, untuk perilaku yang termasuk ke dalam dimensi pengamalan atau konsekuensi (the consequential dimensions/ religious

Pemecahan perkara (splitsing) merupakan wewenang dari Jaksa yang diatur dalam Pasal 142 KUHAP, yang menyebutkan bahwa: 7 ^ o u Z o penuntut umum menerima satu bekas

Pengujian hipotesis dengan uji t pada taraf signifikan α =0,05 dan dk =41, diperoleh hasil perhitungan thitung = 3,2 dan ttabel = 1,67, sehingga 3,2 &gt; 1,67 atau

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Kualitas Produk (X1), Kesadaran Merek (X2), Word of Mouth (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Keputusan