• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencapaian sebuah perubahan Evaluasi 4 tahun pelaksanaan RPJMN 2004 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pencapaian sebuah perubahan Evaluasi 4 tahun pelaksanaan RPJMN 2004 2009"

Copied!
650
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

iii

E

v

a

lu

a

si

4

T

a

h

u

n

P

e

la

Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono

(6)
(7)

v

E

v

a

lu

a

si

4

T

a

h

u

n

P

e

la

Mohammad Jusuf Kalla

(8)
(9)

vii

E

v

a

lu

a

si

4

T

a

h

u

n

P

e

la

k

sa

n

a

a

n

R

P

JM

N

2

0

0

4

-2

0

0

9

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam Sejahtera,

Kabinet Indonesia Bersatu di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Mohammad Jusuf Kalla (JK) sudah memasuki tahun kelima yang merupakan tahun terakhir dari periode pemerintahan. Berarti sudah empat tahun Kabinet Indonesia Bersatu dengan didukung oleh seluruh kom-ponen bangsa bekerja untuk mewujudkan cita-cita Pembangunan Nasional.

Sebagai landasan dalam menjalankan pemerintahan selama 5 tahun, telah disusun Rencana Pemba-ngunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005. Dalam RPJMN 2004-2009. Terdapat tiga Agenda besar yang merupakan penjabaran visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden. Ketiga agenda tersebut adalah (1) Menciptakan Indonesia yang Aman dan Damai, (2) Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis, serta (3) Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ini merupakan dasar bagi pemerintah dalam me-nyusun pembangunan tahunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahunan. Selain itu RPJMN ini juga merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sesuai dengan aspek-aspek yang relevan dengan situasi dan kondisi serta aspirasi masyarakat di masing-masing daerah.

(10)

viii

P

E

N

C

A

P

A

IA

N

S

E

B

U

A

H

P

E

R

U

B

A

H

A

N

Usaha, kerja keras, serta kesungguhan pemerintah dalam rangka mewujudkan tiga agenda besar terse-but telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Hal ini tercermin dari tercapainya sasaran agen-da pertama, seperti semakin terciptanya keamanan yang stabil serta menurunnya ketegangan antar golongan masyarakat di daerah rawan konflik.

Capaian sasaran agenda kedua juga telah menunjukkan banyak kemajuan, seperti membaiknya indeks persepsi korupsi, lancarnya pelaksanaan Pilkada di berbagai daerah yang menggambarkan bahwa proses demokrasi berlangsung dengan baik, serta pembenahan sistem hukum yang terus menerus dilakukan.

Capaian sasaran agenda ketiga juga sudah menunjukkan banyak kemajuan, walaupun masih perlu di-tingkatkan. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya taraf pendidikan penduduk yang tercermin dari semakin meningkatnya APM SD, APK SMP, dan juga APK SMA. Selain itu, taraf kesehatan masyarakat juga semakin meningkat yang ditunjukkan dengan semakin bertambahnya usia harapan hidup, menu-runnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan, serta menumenu-runnya prevalensi kurang gizi. Sementara itu, tingkat kemiskinan dan pengangguran walaupun sudah terjadi penurunan namun masih diperlu-kan upaya-upaya yang lebih keras lagi.

Sebagai penutup, saya ingin mengajak seluruh komponen bangsa ini untuk melihat empat tahun kerja keras pemerintah secara berimbang. Kinerja 4 tahun Pemerintahan ini dapat menjadi bukti kesungguh-an dkesungguh-an kemampukesungguh-an Pemerintah berserta seluruh jajarkesungguh-an Kabinet Indonesia Bersatu untuk mewujudkkesungguh-an visi dan misi Pembangunan yang telah dicanangkan oleh Presiden dan Wakil Presiden. Pemerintah ber-keyakinan bahwa bersama-sama kita telah menata perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Jakarta, April 2009

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)

(11)

ix

E

v

a

lu

a

si

4

T

a

h

u

n

P

e

la

k

sa

n

a

a

n

R

P

JM

N

2

0

0

4

-2

0

0

9

Pengantar ... vii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel... xii

Daftar Gambar ... xv

Daftar Kotak... xvi

BAGIAN 1 PENDAHULUAN Bab 1.1 Visi RPJMN 2004-2009... 3

Bab 1.2 Misi RPJMN 2004-2009... 4

Bab 1.3 Strategi RPJMN 2004-2009 ... 6

Bab 1.4 Agenda RPJMN 2004-2009... 6

Bab 1.5 Permasalahan dan Tantangan... 8

BAGIAN 2 AGENDA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI Bab 2.1 Pengantar Agenda Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai ...15

Bab 2.2 Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antarkelompok Masyarakat...19

Bab 2.3 Pengembangan Kebudayaan yang Berlandaskan pada Nilai-nilai Luhur...29

Bab 2.4 Peningkatan Keamanan, Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas...39

Bab 2.5 Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme ...49

Bab 2.6 Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme ...57

Bab 2.7 Peningkatan Kemampuan Pertahanan Negara ...65

Bab 2.8 Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional ...75

BAGIAN 3 AGENDA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS Bab 3.1 Pengantar Agenda Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis...87

Bab 3.2 Pembenahan Sistem dan Politik Hukum ...91

(12)

x

P

E

N

C

A

P

A

IA

N

S

E

B

U

A

H

P

E

R

U

B

A

H

A

N

Bab 3.4 Penghormatan, Pengakuan, dan Penegakan Atas Hukum dan

Hak Asasi Manusia ...107

Bab 3.5 Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan serta Kesejahteraan dan Perlindungan Anak ...117

Bab 3.6 Revitalisasi Proses Desentralisasi dan Otonomi Daerah...135

Bab 3.7 Penciptaan Tata Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa ...161

Bab 3.8 Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kokoh ...169

BAGIAN 4 AGENDA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Bab 4.1 Pengantar Agenda Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat ...181

Bab 4.2 Penanggulangan Kemiskinan...189

Bab 4.3 Peningkatan Investasi dan Ekspor Nonmigas...215

Bab 4.4 Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur ...241

Bab 4.5 Revitalisasi Pertanian ...249

Bab 4.6 Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah...263

Bab 4.7 Peningkatan Pengelolaan BUMN ...275

Bab 4.8 Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ...281

Bab 4.9 Peningkatan Iklim Ketenagakerjaan...289

Bab 4.10 Pemantapan Stabilitas Ekonomi Makro ...301

Bab 4.11 Pembangunan Perdesaan ...317

Bab 4.12 Pengurangan Ketimpangan Pembangunan Wilayah...343

Bab 4.13 Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Pendidikan yang Berkualitas ...373

Bab 4.14 Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Kesehatan yang Berkualitas...387

Bab 4.15 Peningkatan Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial...405

Bab 4.16 Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Kecil Berkualitas serta Pemuda dan Olahraga ...417

Bab 4.17 Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama ...441

(13)

xi

E

v

a

lu

a

si

4

T

a

h

u

n

P

e

la

k

sa

n

a

a

n

R

P

JM

N

2

0

0

4

-2

0

0

9

Bab 4.18 Perbaikan Pengelolaan SDA dan

Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup ...453

Bab 4.19 Percepatan Pembangunan Infrastruktur ...495

Bab 4.20 Penangggulangan dan Pengurangan Risiko Bencana ...591

BAGIAN 5 PENUTUP

(14)

xii

P

E

N

C

A

P

A

IA

N

S

E

B

U

A

H

P

E

R

U

B

A

H

A

N

Tabel 2.4.1. Sasaran Program dan Capaian Bidang Peningkatan Keamanan,

Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas...47

Tabel 2.5.1. Sasaran Program dan Capaian Bidang Pencegahan dan

Penanggulangan Separatisme ...54

Tabel 2.6.1. Sasaran Program dan Capaian Bidang Pencegahan dan

Penanggulangan Gerakan Terorisme ...62

Tabel 2.7.1. Sasaran Program dan Capaian Bidang Peningkatan

Kemampuan Pertahanan Negara ...71

Tabel 3.4.1. Sasaran Program dan Pencapaian Bidang Penghormatan,

Pengakuan, dan Penegakan atas Hukum dan Hak Asasi Manusia ...114

Tabel 3.5.1. Angka Partisipasi Sekolah Usia 7-18 tahun...125

Tabel 3.5.2. Angka Putus Sekolah ...125

Tabel 3.5.3. Sasaran Program dan Pencapaian Peningkatan

Kualitas Hidup dan Peran Perempuan serta Perlindungan Anak...131

Tabel 3.6.1. Perkembangan Penetapan Peraturan Pelaksana Undang-undang

mengenai Desentralisasi dan Otoda ...139

Tabel 3.6.2. Peraturan Pelaksana Amanat UU No. 32/2004

yang Belum Selesai Ditetapkan ...139

Tabel 3.6.3. Pencapaian Program Peningkatan Kapasitas Keuangan

Pemerintah Daerah ...144

Tabel 3.6.4. Hasil Evaluasi terhadap Perda dan Raperda mengenai

Pajak dan Retribusi Daerah ...146

Tabel 3.6.5. Perkiraan Pencapaian Sasaran RPJMN pada 2009...156

Tabel 4.2.1. Sasaran dan Pencapaian Penganggulangan Kemiskinan ...212

Tabel 4.3.1 Tahapan Integrasi Instansi Pemerintah (Goverment Agency/GA)

dengan Sistem NSW...219

Tabel 4.3.2. Perkembangan Ekspor Nonmigas Indonesia Tahun 2008...223

Tabel 4.3.3. Peran Ekspor Pertanian, Industri, dan Pertambangan terhadap

Pertumbuhan Ekspor Nonmigas (2005-2008)...224

Tabel 4.3.4. Sasaran dan Pencapaian Peningkatan Investasi dan Ekspor Nonmigas ...236

Tabel 4.4.1. Sasaran dan Pencapaian Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur...246

(15)

xiii

E

v

a

lu

a

si

4

T

a

h

u

n

P

e

la

k

sa

n

a

a

n

R

P

JM

N

2

0

0

4

-2

0

0

9

Tabel 4.5.1. Sasaran dan Capaian RPJMN 2004-2009

Bidang Revitalisasi Pertanian...261

Tabel 4.6.1. Sasaran dan Pencapaian Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ...273

Tabel 4.7.1. Sasaran dan Pencapaian Peningkatan Pengelolaan BUMN ...279

Tabel 4.8.1. Sasaran dan Pencapaian Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi ...286

Tabel 4.9.1. Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT (2004-November 2005) ...290

Tabel 4.9.2. Lapangan Kerja berdasarkan Status Pekerjaan (ribu orang)...295

Tabel 4.9.3. Pengangguran Terbuka dalam RPJMN, RKP, dan Realisasinya...297

Tabel 4.9.4. Sasaran dan Pencapaian Peningkatan Iklim Ketenagakerjaan...299

Tabel 4.10.1 Gambaran Ekonomi Makro ...314

Tabel 4.10.2. Struktur Ekonomi ...315

Tabel 4.11.1. Sasaran dan Pencapaian Pembangunan Perdesaan...339

Tabel 4.12.1. Sasaran dan Pencapaian Pengurangan Ketimpangan Pembangunan Wilayah ...371

Tabel 4.13.1. Sasaran dan Pencapaian Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Pendidikan yang Berkualitas ...385

Tabel 4.14.1. Sasaran dan Pencapaian Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Kesehatan yang Berkualitas ...403

Tabel 4.15.1. Sasaran dan Pencapaian Peningkatan Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial ...414

Tabel 4.16.1 Sasaran dan Pencapaian Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Kecil Berkualitas serta Pemuda dan Olahraga...436

Tabel 4.18.1. Sasaran dan Pencapaian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Pelestarian Lingkungan Hidup ...480

Tabel 4.19.1. Jumlah Penumpang Angkutan Perintis/PSO 2003-2007...499

Tabel 4.19.2. Jalan Nasional Tahun 2005-2008 ...507

Tabel 4.19.3. Capaian Pembangunan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan ...510

Tabel 4.19.4. Sasaran dan Capaian Percepatan Pembangunan Infrastruktur (Transportasi) ...521

(16)

xiv

P

E

N

C

A

P

A

IA

N

S

E

B

U

A

H

P

E

R

U

B

A

H

A

N

Tabel 4.19.6. Sasaran dan Pencapaian Bidang Infrastruktur Pelayanan Energi ...548

Tabel 4.19.7. Sasaran dan Pencapaian Bidang Infrastruktur Pelayanan Ketenagalistrikan ...557

Tabel 4.19.8. Sasaran dan Pencapaian Bidang Infrastruktur Pelayanan Pos dan Telematika ...568

Tabel 4.19.9. Pencapaian Sasaran Bidang Perumahan Periode 2005-2008 ...582

Tabel 4.19.10. Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009 Cipta Karya Januari 2009...584

Tabel 4.19.11. Pencapaian di Bidang Air Minum 2005-2007 ...586

Tabel 4.19.12. Pencapaian Pengembangan Permukiman 2005-2007 ...587

Tabel 4.20.1. Sasaran, Indikator, dan Capaian RPJMN 2004-2009 di Bidang Penanggulangan Bencana Perpres No. 30 Tahun 2005 Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Prov. NAD & Kep. Nias Prov. Sumut ...608

Tabel 4.20.2 Sasaran, Indikator, dan Capaian RPJMN 2004-2009 di Bidang Penanggulangan Bencana Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2006 Tim Koordinasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pascabencana Gempa Bumi di DIY dan Jawa Tengah ...611

(17)

xv

E

v

a

lu

a

si

4

T

a

h

u

n

P

e

la

k

sa

n

a

a

n

R

P

JM

N

2

0

0

4

-2

0

0

9

Gambar 2.4.1. Tren Kejahatan Indonesia 2005-Maret 2008 ...41

Gambar 2.4.2. Kasus Tindak Pidana Narkoba 2003-2008...42

Gambar 3.5.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan Dibandingkan dengan Laki-laki (2003-2008) ...121

Gambar 3.5.2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Perempuan Dibandingkan dengan Laki-laki (2003-2008) ...121

Gambar 3.5.3. Kasus Kekerasan terhadap Perempuan (2005-2007) ...123

Gambar 3.5.4. Kasus Kekerasan terhadap Anak (2005-2007)...123

Gambar 3.5.5. Persentase Anak yang Bekerja (2005-2008)...126

Gambar 4.3.1. Angka Realisasi Investasi PMDN dan PMA 2005-2008...221

Gambar 4.3.2. Sasaran dan Realisasi Ekspor Nonmigas ...222

Gambar 4.3.3. Perkembangan Pasar Ekspor Nonmigas ...224

Gambar 4.9.1. Kondisi Ketenagakerjaan per Agustus 2008 ...293

Gambar 4.9.2. Keadaan Lapangan Pekerjaan Utama per Februari 2008 ...294

Gambar 4.9.3. Jumlah Pekerja yang Terkena Dampak Krisis Perekonomian Global Posisi 31 Desember 2008 ...296

Gambar 4.10.1. Angka Inflasi 2005-2008 ...306

Gambar 4.13.1. Capaian APK PAUD...377

Gambar 4.13.2. Capaian APM SD/MI/sederajat dan APK SMP/MTs/sederajat ...378

Gambar 4.13.3. Capaian APK SMA...378

Gambar 4.13.4. Capaian APK Perguruan Tinggi...379

Gambar 4.16.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)...421

Gambar 4.16.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia ...422

Gambar 4.16.3. Perkembangan Pencapaian TFR ...423

Gambar 4.16.4. Grafik TFR Per Provinsi Berdasarkan Hasil SDKI 2007...423

Gambar 4.16.5. Unmetneed Peserta KB Berdasarkan SDKI...424

Gambar 4.16.6. Unmetneed per Provinsi Berdasarkan SDKI 2007 ...424

Gambar 4.16.7. Perkembangan Peserta KB Pria Berdasarkan SDKI ...425

Gambar 4.16.8. Perkembangan Pemakaian Kontrasepsi Berdasar Jenis ...426

Gambar 4.16.9. Grafik Perkembangan Median Usia Kawin Pertama Menurut SDKI...426

Gambar 4.16.10. Grafik Median Usia Kawin Pertama Menurut Desa-Kota...427

Gambar 4.16.11. Jumlah Institusi Masyarakat dalam Penyelenggaraan KB dan Kesehatan Reproduksi 2004-2009 ...428

Gambar 4.19.1. Produksi Jasa Angkutan Kereta Api ...511

(18)

xvi

P

E

N

C

A

P

A

IA

N

S

E

B

U

A

H

P

E

R

U

B

A

H

A

N

D aft ar Kot ak

(19)
(20)
(21)

3

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional, maka sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perenca-naan Pembangunan Nasional, telah disusun Ren-cana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005.

Seiring dengan berjalannya waktu, pelaksanaan RPJMN 2004-2009 telah melewati tahun ke em-pat. Berbagai kebijakan telah dilaksanakan dan tentu saja perlu dilihat seberapa jauh keberhasil-an ykeberhasil-ang telah dicapai. Dengkeberhasil-an demikikeberhasil-an, untuk mengetahui dan menilai capaian yang telah di-hasilkan perlu dilakukan evaluasi. Selain itu, hasil evaluasi juga merupakan bahan masukan bagi pemerintah dalam menyusun rencana pem-bangunan pada periode berikutnya atau RPJMN 2010-2014. Pelaksanaan Evaluai RPJMN ini merupakan amanat yang tertuang dalam Per-aturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

BAB 1.1.

Visi RPJMN 2004-2009

Dalam RPJMN 2004-2009, tujuan pembangunan nasional diwujudkan melalui Visi Pembangunan Nasional. Adapun Visi Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2004-2009 ditetapkan sebagai berikut: PERTAMA, terwujudnya kehidupan ma-syarakat, bangsa, dan negara yang aman, bersatu, rukun dan damai. Aman mengandung makna be-bas dari bahaya, ancaman dari luar negeri, dan gangguan dari dalam negeri. Selain itu aman juga

mencerminkan keadaan tenteram, tidak ada rasa takut dan khawatir. Adapun damai mengandung arti tidak terjadi konflik, tidak ada kerusuhan ke-adaan tidak bermusuhan dan rukun dalam sistem negara hukum.

KEDUA, terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetara-an, dan hak asasi manusia (HAM). Kondisi ini se-cara garis besar tercermin dengan keadaan Indo-nesia yang adil dan demokratis. Adil mengandung arti tidak berat sebelah atau memihak. Dari kon-teks adil ini, demokrasi kemudian menjadi pan-dangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua negara warga negara di depan hukum. Adil juga berarti berpihak kepada yang benar ser-ta berpegang pada konstitusi dan hukum.

KETIGA, terwujudnya perekonomian yang mam-pu menyediakan kesempatan kerja dan penghi-dupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan. Terciptanya kesejahteraan rakyat adalah salah satu tujuan utama pendirian negara Republik Indonesia. Sejahtera merupakan keadaan sentosa dan makmur yang diartikan sebagai keadaan yang berkecukupan atau tidak kekurangan, yang tidak saja memiliki dimensi fisik atau materi, tetapi juga dimensi rohani.

“Terciptanya kesejahteraan rakyat

(22)

4

P

E

N

C

A

P

A

IA

N

S

E

B

U

A

H

P

E

R

U

B

A

H

A

N

BAB 1.2.

Misi RPJMN 2004-2009

Upaya pencapaian Visi Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2004-2009 pada tahap berikutnya dikongkretkan ke dalam langkah-langkah strate-gis melalui sebuah penetapan Misi Pembangun-an Nasional. Misi PembPembangun-angunPembangun-an Nasional dalam RPJMN 2004–2009 meliputi:

Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Da-mai

Misi ini diwujudkan melalui Agenda Mewujud-kan Indonesia yang Aman dan Damai dengan 3 sasaran pokok. Sasaran pokok tersebut terdiri dari: SASARAN PERTAMA adalah meningkatnya rasa aman dan damai melalui penetapan prioritas peningkatan rasa saling percaya dan harmoni-sasi antarkelompok masyarakat; pengembangan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur; serta peningkatan keamanan, ketertiban, dan penanggulangan kriminalitas. SASARAN KEDUA adalah semakin kokohnya NKRI berdasar-kan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika melalui penetapan prioritas pencegahan dan penanggulangan separatisme; pencegahan dan penanggulangan gerakan terorisme; dan pening-katan kemampuan pertahanan negara. SASARAN KETIGA adalah semakin berperannya Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui penetapan prioritas pemantapan politik luar ne-geri dan peningkatan kerjasama internasional.

Mewujudkan Indonesia yang Adil dan De-mokratis

Misi ini diwujudkan melalui Agenda Mewujud-kan Indonesia yang Adil dan Demokratis dengan 5 sasaran pokok. Sasaran pokok tersebut terdiri dari: SASARAN PERTAMA adalah meningkatnya keadilan dan penegakan hukum melalui penetap-an prioritas Pembenahpenetap-an Sistem Hukum Nasi-onal dan Politik Hukum; serta Penghormatan, Pemenuhan, dan Penegakan atas Hukum dan

Pengakuan atas Hak Asasi Manusia (HAM). SA-SARAN KEDUA adalah terjaminnya keadilan

gender bagi peningkatan peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan melalui penetap-an prioritas Peningkatpenetap-an Kualitas Kehiduppenetap-an dan Peran Perempuan Serta Kesejahteraan dan Perlindungan Anak. SASARAN KETIGA adalah meningkatnya pelayanan kepada masyarakat me-lalui penetapan prioritas yang diletakkan pada re-vitalisasi proses desentralisasi dan otonomi dae-rah. SASARAN KEEMPAT adalah meningkatnya pelayanan birokrasi kepada masyarakat melalui penetapan prioritas yang diletakkan pada pencip-taan tata pemerintahan yang bersih dan berwiba-wa. SASARAN KELIMA adalah terlaksananya pe-milihan umum (Pemilu) 2009 secara demokratis, jujur, dan adil melalui penetapan prioritas yang diarahkan pada optimalisasi fungsi hubungan antar lembaga, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan kualitas partai-partai politik dan pe-nyelenggaraan pemilu.

(23)

5

Mewujudkan Indonesia yang Sejahtera Misi ini diwujudkan melalui Agenda Meningkat-kan Kesejahteraan Masyarakat dengan 5 sasaran pokok. Sasaran pokok tersebut terdiri dari:

SASARAN PERTAMA adalah menurunnya jumlah penduduk miskin serta terciptanya lapangan ker-ja yang mampu mengurangi pengangguran terbu-ka dengan didukung oleh stabilitas ekonomi yang tetap terjaga. Adapun prioritas yang ditetapkan dalam upaya pencapaian sasaran ini meliputi pe-nanggulangan kemiskinan, peningkatan investasi dan ekspor non migas, peningkatan daya saing industri manufaktur, revitalisasi pertanian, pem-berdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), peningkatan pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), peningkat-an kemampupeningkat-an ilmu pengetahupeningkat-an dpeningkat-an teknologi (Iptek), perbaikan iklim ketenagakerjaan, dan pemantapan stabilitas ekonomi makro.

“Misi ini diwujudkan melalui Agenda Meningkatkan Kesejahteraan Masyara-kat dengan 5 sasaran pokok“

SASARAN KEDUA adalah berkurangnya kesen-jangan antar wilayah melalui penetapan prioritas pembangunan yang mengarah pada pembangun-an perdesapembangun-an dpembangun-an pengurpembangun-angpembangun-an ketimppembangun-angpembangun-an pembangunan wilayah.

SASARAN KETIGA adalah meningkatnya kualitas manusia yang secara menyeluruh melalui pene-tapan prioritas pembangunan menuju pada pe-ningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas, peningkatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang lebih berkuali-tas, peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial, pembangunan kependudukan, dan kelu-arga kecil berkualitas serta pemuda dan olahraga, serta peningkatan kualitas kehidupan beragama.

SASARAN KEEMPAT adalah membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam (SDA) yang mengarah pada pengarusuta-maan (mainstreaming) prinsip pembangunan berkelanjutan di seluruh sektor dan bidang pem-bangunan. Adapun prioritas yang ditetapkan dalam upaya pencapaian sasaran ini diletakkan pada perbaikan pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian mutu lingkungan hidup dengan kebijakan: (1) mengelola sumberdaya alam untuk dimanfaatkan secara efisien, adil, dan berkelan-jutan yang didukung dengan kelembagaan yang handal dan penegakan hukum yang tegas, (2) mencegah terjadinya kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang lebih parah, se-hingga laju kerusakan dan pencemaran semakin menurun; (3) memulihkan kondisi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang rusak; (4) mem-pertahankan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang masih dalam kondisi baik untuk di-manfaatkan secara berkelanjutan, serta katkan mutu dan potensinya; serta (5) mening-katkan kualitas lingkungan hidup.

(24)

6

Strategi RPJMN 2004-2009

Strategi pokok pembangunan dalam RPJMN 2004-2009 meliputi:

1. STRATEGI PENATAAN KEMBALI INDONE-SIA yang diarahkan untuk menyelamatkan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai, dan kon-sensus dasar yang melandasi berdirinya Ne-gara Kebangsaan Republik Indonesia.

2. STRATEGI PEMBANGUNAN INDONESIA yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembu-kaan Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan pen-ciptaan landasan pembangunan yang kokoh.

BAB 1.4.

Agenda RPJMN 2004-2009

Berdasarkan visi, misi, dan strategi pembangun-an RPJMN 2004-2009, ditetapkpembangun-an 3 (tiga) agen-da pembangunan nasional 2004– 2009, yaitu: (1) Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai, (2) Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demo-kratis, dan (3) Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.

1.4.1. M encipt akan I ndonesia yang A -m an dan D a-m ai

Dalam Agenda Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai, ada 3 sasaran pokok dengan prioritas dan arah kebijakan yang dilakukan. SA-SARAN PERTAMA adalah meningkatnya rasa aman dan damai. Menurunnya ketegangan dan ancaman konflik antar-kelompok maupun golong-an masyarakat, menurunnya golong-angka kriminalitas secara nyata di perkotaan dan perdesaan, serta

menurunnya secara nyata angka perampokan dan kejahatan di lautan dan penyelundupan lintas ba-tas, merupakan cerminan perwujudan sasaran pertama ini. SASARAN KEDUA adalah semakin kokohnya NKRI berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, dan Bhinneka Tung-gal Ika. Tertanganinya kegiatan-kegiatan yang ingin memisahkan diri dari NKRI, meningkatnya daya cegah dan tangkal negara terhadap ancaman bahaya terorisme bagi tetap tegaknya kedaulatan NKRI merupakan cerminan dari sasaran kedua ini. SASARAN KETIGA adalah semakin berpe-rannya Indonesia dalam menciptakan perda-maian dunia.

1.4.2. M ewujudkan I ndonesia yang A -dil dan D em okrat is

(25)

7

E

v

a

lu

a

si

4

T

a

h

u

n

P

e

la

k

sa

n

a

a

n

R

P

JM

N

2

0

0

4

-2

0

0

9

seluruh peraturan pusat dan daerah, serta tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-an yperundang-ang lebih tinggi. SASARAN KEEMPAT adalah meningkatnya pelayanan birokrasi kepada masyarakat. Hal ini akan dicerminkan dengan berkurangnya secara nyata praktik korupsi di birokrasi yang dimulai dari tataran (jajaran) pe-jabat yang paling atas, terciptanya sistem Peme-rintahan dan birokrasi yang bersih, akuntabel, transparan, efisien dan berwibawa;. Selain itu, hal ini juga akan dicerminkan dengan terhapus-nya aturan, peraturan, dan praktik yang bersifat diskriminatif terhadap warga negara, kelompok, atau golongan masyarakat serta meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebi-jakan publik. SASARAN KELIMA adalah terlak-sananya Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 secara demokratis, jujur, dan adil dengan menjaga mo-mentum konsolidasi demokrasi yang sudah ter-bentuk berdasarkan hasil pemilihan umum secara langsung tahun 2004.

1.4.3. M eningk at k an K esejaht er aan M asyar ak at

Dalam Agenda Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat, ada 5 sasaran pokok dengan prioritas dan arah kebijakan yang dilakukan. SASARAN PER-TAMA adalah menurunnya jumlah penduduk miskin menjadi 8,2 persen tahun 2009 serta terciptanya lapangan kerja yang mampu mengu-rangi pengangguran terbuka menjadi 5,1 persen tahun 2009 dengan didukung oleh stabilitas ekonomi yang tetap terjaga. Kemiskinan dan pe-ngangguran diatasi dengan strategi pembangun-an ekonomi ypembangun-ang mendorong pertumbuhpembangun-an ypembangun-ang berkualitas dan berdimensi pemerataan melalui penciptaan lingkungan usaha yang sehat. SASAR-AN KEDUA adalah berkurangnya kesenjangan antar-wilayah yang tercermin dari meningkatnya peran perdesaan sebagai basis pertumbuhan eko-nomi agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perdesaan; meningkatnya

(26)

8

bangunan pada daerah-daerah terbelakang dan tertinggal; meningkatnya masyarakat di perde-saan; meningkatnya pembangunan pada daerah-daerah terbelakang dan tertinggal; meningkatnya pengembangan wilayah yang didorong oleh daya saing pengembangan wilayah yang didorong oleh daya saing kawasan dan produk-produk unggulan daerah; serta meningkatnya keseimbangan per-tumbuhan pembangunan antar-kota-kota metro-politan, besar, menengah, dan kecil dengan mem-perhatikan keserasian pemanfaatan ruang dan penatagunaan tanah. SASARAN KETIGA adalah meningkatnya kualitas manusia yang secara me-nyeluruh tercermin dari membaiknya angka In-deks Pembangunan Manusia (IPM). SASARAN KEEMPAT adalah membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang mengarah pada pengarusutamaan ( mainstream-ing) prinsip pembangunan berkelanjutan di selu-ruh sektor dan bidang pembangunan. SASARAN KELIMA adalah membaiknya infrastruktur yang ditunjukkan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas berbagai sarana penunjang pembangunan.

BAB 1.5.

Permasalahan dan Tantangan

Secara garis besar, permasalahan dan tantangan yang dihadapi Indonesia mencakup: Pertama, masih rendahnya pertumbuhan ekonomi me-ngakibatkan rendah dan menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat dan munculnya berbagai masalah sosial yang mendasar.

“Kemiskinan dan pengangguran diatasi dengan strategi pembangunan ekonomi yang mendorong per tumbuhan yang berkualitas dan berdimensi pemerataan melalui penciptaan lingkungan usaha yang sehat”

Sejumlah realitas yang menjadi penyebab tim-bulnya permasalahan kesejahteraan rakyat dan masalah sosial, meliputi: (1) terus meningkatnya angkatan kerja baru yang tidak diiringi dengan bertambahnya kesempatan kerja; (2) rentannya terhadap perubahan kondisi politik, ekonomi, konflik sosial yang terjadi di berbagai daerah, dan bencana alam; (3) peningkatan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi belum memadai un-tuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; (4) pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi masyarakat, (5) pertumbuhan sektor pertanian dan industri yang rendah, padahal kedua sektor tersebut potensial menyerap tenaga kerja; (6) menurunnya sumbangan minyak dan gas dalam penerimaan negara; (7) utilisasi kapasitas produk-si yang relatif maproduk-sih rendah; (8) rendahnya ke-mampuan pembangunan dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi; (9) kegiatan perdagangan dalam negeri masih belum berjalan secara efisien; (10) pelaksanaan otonomi yang menghambat kelancaran arus barang dan jasa an-tar-daerah, (11) hambatan yang makin kompleks dalam perdagangan luar negeri.

Kedua, kualitas sumberdaya manusia Indone-sia masih rendah. Dari sisi pendidikan, pemba-ngunan pendidikan belum sepenuhnya mampu memenuhi hak-hak dasar warga negara. Kualitas pendidikan juga masih rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik.

(27)

9

Pelaksanaan desentralisasi dan otonomi pendi-dikan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. Dari sisi kesehatan, derajat kesehatan dan status gizi masyarakat masih rendah. Pola penyakit yang diderita oleh masyarakat yang pada umumnya masih berupa penyakit menular dan sudah mulai ada keecenderungan meningkatnya beberapa pe-nyakit tidak menular.

Masalah lainnya yang mempengaruhi rendah-nya kualitas SDM adalah: masih tinggirendah-nya laju pertumbuhan dan kuantitas penduduk; masih tingginya tingkat kelahiran penduduk; kurang-nya pengetahuan dan kesadaran pasangan usia subur dan remaja akan hak-hak reproduksi; ma-sih rendahnya usia kawin pertama penduduk; rendahnya partisipasi laki-laki dalam ber-KB; ma-sih lemahnya ekonomi dan ketahanan keluarga; masih lemahnya institusi daerah dalam pelak-sanaan program KB; belum serasinya kebijakan kependudukan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan; belum tertatanya administrasi kependudukan dalam rangka membangun sistem pembangunan, Pemerintahan, dan pembangunan yang berkelanjutan; rendahnya kualitas pemuda; dan rendahnya budaya olahraga di kalangan ma-syarakat dan prestasi olahraga Indonesia yang tertinggal.

Dalam pembangunan pemberdayaan perempuan, permasalahan mendasar yang terjadi selama ini adalah rendahnya partisipasi perempuan dalam pembangunan, di samping masih adanya berba-gai bentuk praktik diskriminasi terhadap perem-puan. Permasalahan mendasar lainnya adalah masih terdapatnya kesenjangan partisipasi poli-tik kaum perempuan yang bersumber dari ketim-pangan struktur sosio-kultural masyarakat. Dalam konteks, sosial, kesenjangan ini mencerminkan masih terbatasnya akses sebagian besar perem-puan terhadap layanan kesehatan yang baik, pen-didikan yang lebih tinggi, dan keterlibatan dalam kegiatan publik yang lebih luas. Masalah lain-nya adalah rendahlain-nya kualitas hidup dan peran

perempuan; tingginya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak; rendahnya kesejahteraan dan perlindungan anak; rendahnya angka Indeks Pembangunan Gender (Gender-related Develop-ment Index, GDI); dan angka Indeks Pemberda-yaan Gender (Gender Empowerment Measurement, GEM); banyaknya hukum dan peraturan perun-dang-undangan yang bias gender, diskriminatif terhadap perempuan, dan belum peduli anak; ser-ta lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarus-utamaan gender dan anak, temasuk ketersediaan data, dan rendahnya partisipasi masyarakat.

Pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajar-an agama dalam kehidupajar-an bermasyarakat, ber-bangsa dan bernegara masih memprihatinkan. Ajaran agama belum sepenuhnya diaktualisasikan dalam kehidupan agama secara nyata. Perilaku ma-syarakat yang cenderung negatif seperti perilaku asusila, praktik KKN, penyalahgunaan narkoba, dan perjudian sering muncul ke permukaan. Di samping itu permasalahan dalam membangun agama adalah masih belum kondusifnya har-monisasi kehidupan sosial di dalam masyarakat. Ketegangan sosial yang memicu konflik intern dan antarumat beragama akan merusak tatanan kehidupan masyarakat yang pada akhirnya menu-runkan tingkat kesejahteraan itu sendiri.

Secara menyeluruh kualitas manusia Indonesia relatif masih rendah. Berdasarkan Human De-velopment Report 2004 yang menggunakan data tahun 2002, angka Human Development Index

(28)

10

P

E

N

C

A

P

A

IA

N

S

E

B

U

A

H

P

E

R

U

B

A

H

A

N

Ketiga, kualitas manusia dipengaruhi juga oleh kemampuan dalam mengelola sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Permasalahan pokok yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup adalah tidak menyatunya kegiatan perlindungan fungsi lingkungan hidup dengan kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam sehingga sering melahirkan konflik kepentingan antara ekonomi sumberdaya alam dengan ling-kungan. Kebijakan ekonomi selama ini cenderung lebih berpihak terhadap kegiatan eksploitasi sum-berdaya alam sehingga mengakibatkan lemahnya kelembagaan pengelolaan dan penegakan hu-kum.

Keempat, kesenjangan pembangunan antar-dae-rah masih lebar, seperti antara Jawa-luar Jawa, antara Kawasan Barat Indonesia (KBI)-Kawasan Timur Indonesia (KTI), serta antara kota-desa. Untuk dua konteks pertama, ketimpangan telah berakibat langsung pada munculnya semangat kedaerahan yang, pada titik yang paling ekstrem,

muncul dalam bentuk upaya-upaya separatis. Se-dangkan untuk konteks yang ketiga – kesenjangan antara desa dan kota – disebabkan oleh investasi ekonomi (infrastruktur dan kelembagaan) yang cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan. Akibatnya, kota mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sedangkan wilayah perdesaan relatif tertinggal.

Kelima, dukungan infrastruktur dalam pemba-ngunan mengalami penurunan kuantitas maupun kualitasnya sejak krisis 1997/1998. Berkurang-nya kualitas dan pelayanan dan tertundaBerkurang-nya pembangunan infrastruktur baru telah meng-hambat pembangunan nasional. Pembangunan infrastruktur mendatang dihadapkan pada ter-batasnya kemampuan Pemerintah untuk menye-diakan.

Keenam, upaya membangun harmoni dalam ke-hidupan masyarakat dihadapkan pada tantangan nyata dengan munculnya ketegangan sosial yang

(29)

11

melahirkan konflik internal dan antar-umat ber-agama dengan memanfaatkan sentimen ber-agama yang diartikan secara sempit, ketimpangan dan ketidakadilan sosial ekonomi, dan tingkat pendi-dikan masyarakat yang rendah.

Ketujuh, masih tingginya kejahatan konvensio-nal dan transnasiokonvensio-nal. Meskipun terkendali, vari-asi kejahatan konvensional cenderung meningkat dengan kekerasan yang meresahkan masyarakat. Berbagai kejahatan transnasional, seperti: pe-nyelundupan, narkotika, pencucian uang dan sebagainya terus meningkat. Luasnya wilayah laut, keanekaragaman sumberdaya hayati laut, dan kandungan sumberdaya kelautan, banyaknya pintu masuk ke wilayah perairan nusantara serta masih lemahnya pengawasan, kemampuan, dan koordinasi keamanan laut menyebabkan mening-katnya gangguan keamanan, pertahanan dan pelanggaran hukum di laut. Masih adanya po-tensi terorisme membutuhkan pendekatan dan penanganan yang lebih komprehensif; sementara itu efektivitas pendeteksian dini dan upaya pre-emtif, pengamanan sasaran vital, pengungkapan kasus, pengenalan faktor-faktor pemicu teror-isme, dan perlindungan masyarakat umum dari terorisme dirasakan belum memadai.

“Berkurangnya kualitas dan pelayanan dan ter tundanya pembangunan infra-struktur baru telah menghambat pem-bangunan nasional”

Kedelapan, dengan wilayah yang sangat luas, ser-ta kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang bera-gam, dan potensi ancaman baik dari luar maupun dalam negeri yang tidak ringan, TNI dihadapkan pada masih kurangnya kemampuan jumlah dan personel serta permasalahan alutsista yang jauh dari mencukupi.

Kesembilan, masih banyaknya peraturan per-undang-undangan yang belum mencerminkan keadilan, kesetaraan, dan penghormatan serta perlindungan terhadap hak asasi manusia; masih besarnya tumpang tindih peraturan perundang-an di tingkat pusat dperundang-an daerah yperundang-ang mengham-bat iklim usaha dan pada gilirannya menghammengham-bat peningkatan kesejahteraan masyarakat; belum ditegakkannya hukum secara tegas, adil dan ti-dak diskriminatif, serta memihak kepada rakyat kecil; serta belum dirasakan putusan hukum oleh masyarakat sebagai suatu putusan yang adil dan tidak memihak melalui proses yang transparan.

Kesepuluh, rendahnya kualitas pelayanan umum kepada masyarakat akibat tingginya penyalahgu-naan kewenangan dan penyimpangan, rendahnya kinerja sumberdaya aparatur, belum memadainya sistem kelembagaan (organisasi) dan ketatalak-sanaan (manajemen) Pemerintahan; rendahnya kesejahteraan PNS; serta banyaknya peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan.

Kesebelas, belum menguatnya pelembagaan politik lembaga penyelenggara negara dan lem-baga kemasyarakatan. Hal ini ditambah pula dengan masih rendahnya internalisasi nilai-nilai demokratis dalam kehidupan berbangsa dan ber-negara, seperti: adanya tindakan kekerasan dan politik uang; masih belum tuntasnya persoalan-persoalan masa lalu, seperti pelanggaran HAM berat dan tindakan-tindakan kejahatan politik; adanya ancaman terhadap komitmen persatuan dan kesatuan; adanya kecenderungan unilateral-isme dalam hubungan internasional.

(30)

12

P

E

N

C

A

P

A

IA

N

S

E

B

U

A

H

P

E

R

U

B

A

H

A

N

pembangunan yang berkelanjutan; (3) belum berkembangnya nasionalisme kemanusiaan serta demokrasi politik dan ekonomi; (4) belum tere-jawantahnya nilai-nilai utama kebangsaan dan belum berkembangnya sistem yang memung-kinkan masyarakat untuk mengadopsi dan me-maknai nilai-nilai kontemporer secara bijaksana; serta (5) kegamangan dalam menghadapi masa depan serta rentannya sistem pembangunan, Pemerintahan, dan kenegaraan dalam mengha-dapi perubahan.

Berbagai permasalahan mendasar tersebut mem-berikan sumbangan yang besar bagi peluruhan sistem Pemerintahan dan ketatanegaraan. Pe-nanganan yang tidak sistemik terhadap perma-salahan mendasar tersebut sering melahirkan

persoalan baru yang berkembang dewasa ini baik di bidang ekonomi, sosial, politik, kelembagaan, maupun keamanan yang membuat pemecah-an masalah menjadi kipemecah-an rumit. Permasalahpemecah-an mendasar perlu ditangani secara sistemik dan berkelanjutan yang sering membutuhkan jangka waktu yang panjang.

(31)

Bab 2.1 Pengantar Agenda Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai Bab 2.2 Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antarkelompok

Masyarakat

Bab 2.3 Pengembangan Kebudayaan yang Berlandaskan pada Nilai-nilai Luhur

Bab 2.4 Peningkatan Keamanan, Ketertiban, dan Penanggulangan Krimi-nalitas

Bab 2.5 Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme Bab 2.6 Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme Bab 2.7 Peningkatan Kemampuan Pertahanan Negara

(32)
(33)

15

Pengantar Agenda Mewujudkan

Indonesia yang Aman dan D amai

Agenda Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai memiliki 3 sasaran pokok dengan 7 priori-tas beserta arah kebijakannya. SASARAN PERTA-MA adalah meningkatnya rasa aman dan damai. Menurunnya ketegangan dan ancaman konflik antar-kelompok maupun golongan masyarakat, menurunnya angka kriminalitas secara nyata di perkotaan dan perdesaan, serta menurunnya se-cara nyata angka perampokan dan kejahatan di lautan dan penyelundupan lintas batas, merupa-kan cerminan perwujudan sasaran pertama ini.

“... kualitas pelayanan kehidupan ber-agama bagi seluruh lapisan masyarakat agar dapat memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk agamanya masing-ma-sing dan beribadat sesuai agama dan kepercayaannya”

Untuk mencapai sasaran tersebut, maka prioritas pembangunan nasional 2004-2009 adalah Pe-ningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmo-nisasi Antarkelompok Masyarakat dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (1) Memperkuat harmoni yang ada dan mencegah tindakan-tin-dakan yang menimbulkan ketidakadilan sehingga terbangun masyarakat sipil yang kokoh, terma-suk membangun kembali kepercayaan sosial an-tarkelompok masyarakat; (2) Memperkuat dan mengartikulasikan identitas bangsa; (3) Mencip-takan kehidupan intern dan antarumat beragama

yang saling menghormati dalam rangka mencip-takan suasana yang aman dan damai serta me-nyelesaikan dan mencegah konflik antar umat beragama serta meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan ma-syarakat agar dapat memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk agamanya masing-masing dan beribadat sesuai agama dan kepercayaannya.

Pengembangan Kebudayaan yang Berlandas-kan pada Nilai-Nilai Luhur dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (1) Mendorong terciptanya wadah yang terbuka dan demokratis bagi dialog kebudayaan agar benturan-benturan yang terjadi tidak melebar menjadi konflik sosial; (2) Mendo-rong tuntasnya proses modernisasi yang dicirikan dengan terwujudnya Negara kebangsaan Indone-sia modern yang berkelanjutan, dan menguatnya masyarakat sipil; (3) Revitalisasi nilai-nilai kearif-an lokal sebagai salah satu dasar pengembkearif-angkearif-an etika pergaulan sosial untuk memperkuat iden-titas nasional; dan (4) Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk-produk dalam negeri.

(34)

16

P

E

N

C

A

P

A

IA

N

S

E

B

U

A

H

P

E

R

U

B

A

H

A

N

dengan penggunaan dan penyebaran narkoba; (5) Meningkatkan kesadaran akan hak-hak dan ke-wajiban hukum masyarakat; dan (6) Memperkuat kerjasama internasional untuk memerangi krimi-nalitas dan kejahatan lintas negara.

SASARAN KEDUA adalah semakin kokohnya NKRI berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Tertanganinya kegiatan-kegiatan yang ingin me-misahkan diri dari NKRI, meningkatnya daya ce-gah dan tangkal negara terhadap ancaman bahaya terorisme bagi tetap tegaknya kedaulatan NKRI merupakan cerminan dari sasaran kedua ini.

Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas pem-bangunan nasional tahun 2004–2009 diletakkan pada Pencegahan dan Penanggulangan Sepa-ratisme dengan kebijakan yang diarahkan untuk pencegahan dan penanggulangan separatisme di

daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Papua. Kebijakan ini akan dilakukan secara kom-prehensif, termasuk menindak secara tegas aksi separatisme dengan tetap menghormati hak-hak masyarakat sipil.

Pencegahan dan Penanggulangan Gerakan Terorisme dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (1) Menyusun dan menerapkan kerangka hukum antiterorisme yang efektif; (2) Mening-katkan kemampuan dan kapasitas kelembagaan antiterorisme; (3) Membangun kemampuan menangkal dan menanggulangi terorisme; (4) Memantapkan operasional penanggulangannya; dan (5) Meningkatkan kerjasama untuk meme-rangi terorisme.

Peningkatan Kemampuan Pertahanan Nega-ra yang diarahkan untuk meningkatkan profesio-nalisme TNI dalam modernisasi peralatan

(35)

17

E

v

a

lu

a

si

4

T

a

h

u

n

P

e

la

k

sa

n

a

a

n

R

P

JM

N

2

0

0

4

-2

0

0

9

tahanan negara dan mereposisi peran TNI dalam kehidupan sosial-politik, mengembangkan secara bertahap dukungan pertahanan, serta mening-katkan kesejahteraan prajurit.

SASARAN KETIGA adalah semakin berperannya Indonesia dalam menciptakan perdamaian du-nia. Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas pembangunan nasional tahun 2004–2009 dile-takkan pada Pemantapan Politik Luar Negeri

(36)
(37)

19

Peningkatan Rasa Saling Percaya dan

H armonisasi Antarkelompok Masyarakat

2.2.1. Pengant ar

Indonesia adalah sebuah bangsa berlatar belakang sosial politik majemuk. Penduduknya terdiri dari ratusan suku bangsa dan bahasa yang tersebar di berbagai wilayah. Selain itu, bangsa Indonesia menganut beragam agama dan aliran keperca-yaan.

Dalam menciptakan rasa aman dan damai di masyarakat, rasa saling percaya dan harmoni antarkelompok dan golongan merupakan faktor penting yang perlu mendapatkan perhatian dari Pemerintah. Peristiwa pertikaian dan konflik an-targolongan dan antarkelompok yang mewarnai kehidupan sosial politik di Tanah Air merupakan salah satu pertanda masih rendahnya saling per-caya dan kurangnya harmoni di dalam masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan kearifan dan kedewasaan dari semua kelompok yang berbeda-beda latar belakang ini agar dapat memelihara keseimbangan antara ke-pentingan kelompok dan keke-pentingan nasional.

Dari sisi Pemerintah, diperlukan kebijaksanaan, pendekatan dan strategi yang lebih matang untuk dapat menciptakan dan memelihara suasana ke-hidupan yang lebih kondusif untuk kenyamanan semua kelompok sosial politik masyarakat dan kerukunan umat yang berbeda agama. Seluruh kebijakan Pemerintah ini tentu ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih demokratis, stabil secara politik, aman, damai, sejahtera dan bersatu dalam wadah Negara Ke-satuan Republik Indonesia.

2.2.2. Kondisi A wal dan Sasaran yang I ngin D icapai

Pada awal RPJMN, kondisi Indonesia diwarnai oleh berbagai persoalan yang merupakan warisan konflik sosial masa lalu. Demikian juga, terdapat kesenjangan sosial dan ekonomi yang berpotensi memecah-belah masyarakat dalam kelompok-ke-lompok secara tidak sehat dan merenggangkan hubungan antar masyarakat. Apabila tidak segera diatasi, kesenjangan ini akan memperdalam rasa ketidakadilan. Selain itu, peran Pemerintah se-bagai fasilitator dan mediator dalam penyelesaian konflik belum efektif, serta kebijakan komunikasi dan informasi nasional juga belum sesuai dengan tuntutan demokrasi.

(38)

20

politik serta kurangnya kontaks dialogis Peme-rintah-masyarakat dan antar kelompok masyara-kat dapat memberikan ruang bagi terbukanya po-tensi konflik sosial politik antar kelompok, serta memicu berulangnya konflik di daerah-daerah yang selama ini memang sudah rawan konflik.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut dan untuk menciptakan rasa aman dan damai secara berkelanjutan, prioritas Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antar kelompok Ma-syarakat ditetapkan dengan sasaran:

1. Menurunnya ketegangan dan ancaman kon-flik antar kelompok masyarakat atau antar golongan di daerah-daerah rawan konflik;

2. Terpeliharanya situasi aman dan damai; ser-ta

3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan kebijakan publik dan penyelesaian persoalan sosial ke-masyarakatan.

Sasaran-sasaran tersebut selanjutnya akan ditem-puh dengan:

1. Memberdayakan organisasi-organisasi ke-masyarakatan, sosial keagamaan, dan lem-baga-lembaga swadaya masyarakat dalam mencegah dan mengoreksi ketidakadilan, diskriminasi, dan ketimpangan sosial, se-bagai bagian penting dari upaya membangun masyarakat sipil yang kokoh;

2. Mendorong secara konsisten proses rekonsi-liasi nasional yang berkelanjutan;

3. Memantapkan peran Pemerintah sebagai fasilitator dan atau mediator yang kredibel dan adil dalam menjaga dan memelihara ke-amanan, perdamaian dan harmoni dalam ma-syarakat; serta

4. Menerapkan kebijakan komunikasi dan in-formasi nasional sesuai dengan asas-asas ke-terbukaan dan pemerataan akses informasi.

Pencapaian sasaran-sasaran di atas, dilaksanakan melalui berbagai program yaitu : (1) Program

Pemantapan Politik Luar Negeri dan Optimalisasi Diplomasi Indonesia; (2) Program Peningkatan Kerjasama Internasional; dan (3) Program Pe-negasan Komitmen Perdamaian Dunia.

2.2.3. Pencapaian 2005- 2008

2.2.3.1. Posisi Capaian hingga 2008

Selama empat tahun terakhir, Indonesia menga-lami pasang surut yang cukup dinamis dalam ke-hidupan dan harmonisasi hubungan antar kelom-pok. Pada umumnya masyarakat memiliki sikap positif dalam menghadapi masa depan bersama, ditandai dengan kepedulian yang tinggi terha-dap sesama warga yang mengalami musibah atau tertimpa kemalangan karena berbagai sebab. Ke-salahpahaman dan konflik antar-kelompok tidak jarang terjadi, tapi pada umumnya para pihak yang terlibat memiliki kepercayaan yang cukup tinggi pada hukum untuk menyelesaikan perselisihan mereka. Memasuki 2009, masyarakat Indonesia boleh berbangga karena secara kolektif masyara-kat terbukti memiliki kedewasaan, modalitas dan daya tahan sosial politik yang cukup tinggi, sehingga tidak membiarkan konflik dan perseli-sihan yang terjadi menjadi pemicu perpecahan sosial berskala nasional.

(39)

21

Berbagai keberhasilan tersebut merupakan cer-min meningkatnya komitmen persatuan dan ke-satuan bangsa khususnya di beberapa daerah kon-flik. Capaian terpenting dalam menciptakan rasa aman dan damai di daerah konflik adalah:

1. Terciptanya stabilitas politik yang cukup kon-dusif di Provinsi NAD, yang tercapai melalui kesepakatan antara GAM dan Pemerintah Indonesia yang dituangkan dalam Memoran-dum of Understanding (MoU) pada 15 Agustus 2005. Sebagai tindak lanjut kesepakatan ini juga telah ditetapkan UU No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UU PA) pada 11 Juli 2006, dan fasilitasi Pemerintah dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh pada akhir 2006;

2. Kondisi politik yang kondusif di Provinsi Papua. Kondisi ini tercapai dengan adanya kebijakan Pemerintah dalam memudahkan masyarakat Papua untuk mengakses bidang kesehatan, pendidikan dan kesempatan beru-saha. Kebijakan ini dilakukan melalui pening-katan kapasitas Majelis Rakyat Papua (MRP), fasilitasi Pilkada Gubernur Provinsi Papua dan Irian Jaya Barat (Irjabar). Strategi lain adalah mempercepat pembangunan di Papua melalui Inpres No. 5 Tahun 2007 tentang Per-cepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Irjabar;

3. Kondisi yang kondusif juga terjadi di Maluku dan Maluku Utara. Saat ini telah tercipta ru-ang dialog kondusif yru-ang melibatkan tokoh agama, tokoh budaya, kalangan perguruan tinggi dan lembaga masyarakat. Selain itu, keberhasilan yang dicapai di berbagai daerah tersebut tidak terlepas dari upaya koordinasi yang dilakukan oleh Pemerintah melalui In-pres No. 6 Tahun 2003 tentang Percepatan Pemulihan Pembangunan Provinsi Maluku dan Maluku Utara Pasca-konflik;

4. Khusus untuk penanganan kasus Poso, Pemerintah melalui Inpres No. 14 Tahun 2005 tentang Langkah-langkah Komprehen-sif Penanganan Masalah Poso. Pemerintah juga membentuk Komando Operasi

Keaman-an (Koopskam) Sulawesi Tengah dengKeaman-an tu-gas melaksanakan operasi keamanan untuk penanganan masalah yang terjadi di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah yang meliputi pe-negakan hukum, pagelaran pengamanan dan pelaksanaan kegiatan intelijen terpadu secara simultan dan sinergis, serta meningkatkan kredibilitas Pemerintah di tingkat nasional maupun internasional;

5. Kebijakan penting yang dikeluarkan Peme-rintah dalam upaya memelihara tertib sipil di dalam masyarakat adalah tentang Ahmadi-yah. Pemerintah menerbitkan Surat Kepu-tusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Jaksa Agung Nomor 3 Tahun 2008, KEP-033/A/JA/6/2008 dan No-mor 199 Tahun 2008 tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut, Anggota, dan/ atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan Warga Masyarakat, pada 9 Juni 2008. SKB tentang Ahmadiyah ini diharap-kan dapat menjadi pedoman bersama seluruh anggota masyarakat Indonesia, terutama Ah-madiyah, di Indonesia untuk menyelesaikan perbedaan mereka secara konstitusional dan dalam koridor hukum. Pada saat-saat sedang meluasnya kontroversi tentang ajaran Ah-madiyah ini, Pemerintah tetap menjaga sikap untuk tidak berpihak dan sedapat mungkin tidak mencampuri urusan keyakinan agama dan kepercayaan warganegara;

“Memasuki 2009, masyarakat Indonesia boleh berbangga karena secara

(40)

22

6. Dalam hal yang berkaitan dengan konflik politik pada penyelenggaraan pilkada, me-kanisme hukum makin diyakini peserta pemilu sebagai satu-satunya alat untuk me-nyelesaikan perselisihan. Perselisihan dalam Pilkada Gubernur Jawa Timur 2008 dapat diselesaikan secara hukum melalui keputus-an MK untuk melalukkeputus-an pemungutkeputus-an su-ara ulang di dua kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Pada daerah lain, perselisihan tajam sejak 2007 Pilkada Gubernur Maluku Utara berhasil diselesaikan secara politik dengan mempertimbangkan semua aspek hukum. Pemerintah sudah menetapkan pemenang Pilkada Gubernur Maluku dan mengharap-kan semua pihak berbesar hati untuk me-nerima keputusan Pemerintah ini. Gubernur baru dapat terus melanjutkan tugas-tugasnya secara seksama untuk kepentingan seluruh masyarakat Maluku Utara.

Hal lain yang dilakukan Pemerintah meredam berbagai konflik adalah memfasilitasi pengem-bangan kemampuan aparatur intelijen dalam merespon dan menyelesaikan konflik. Hal ini menjadi prioritas sebelum melakukan kerjasama dengan komponen masyarakat sipil dalam penye-lesaian konflik. Diharapkan kemampuan yang dimiliki oleh aparat tersebut dapat ditularkan ke-pada masyarakat, sehingga secara bertahap akan terjadi peningkatan kapasitas masyarakat menye-lesaikan konflik. Kegiatan ini merupakan salah satu langkah dalam rangka meningkatkan ke-waspadaan dini masyarakat di daerah, yang telah dituangkan dalam bentuk keputusan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 12 Ta-hun 2006 tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah dan Permendagri No. 11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah (Kominda).

Dalam meningkatkan mutu pelayanan dan arus informasi kepada dan dari masyarakat untuk mendukung proses sosialisasi dan partisipasi politik rakyat. Pemerintah lebih lanjut telah melaksanakan berbagai kegiatan: peningkatan arus informasi publik melalui berbagai media

cetak dan elektronik dan juga berbagai kegiatan seminar, forum konsultasi, diskusi, seminar, ser-ta forum koordinasi. Di samping itu, Pemerinser-tah juga melakukan pembinaan informasi publik me-lalui penerbitan majalah/jurnal, penyuluhan, dan penyebarluasan informasi kebijakan melalui sosi-alisasi dan ceramah, diskusi, seminar, sarasehan, dan lain-lain.

Selain itu, pada 2007 telah dilakukan pembangun-an dpembangun-an penguatpembangun-an media center di daerah konflik dan rawan konflik (NAD, Poso, Papua, dan Ma-luku serta kabupaten/kota di wilayah Indonesia Timur). Anggaran kegiatan ini dialokasikan un-tuk pembangunan dan penguatan Media Center

di 10 Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota. Daerah-daerah tersebut yaitu Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Maluku, Bali, Jambi, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Pa-pua, dan Bangka Belitung; Kabupaten/Kota yaitu Poso, Sabang, Merauke, Semarang, Pacitan, Sina-ji, Banjarmasin, Surabaya, Batam, Bandung, Ma-diun, Manado, Manokwari, Kutai Kertanegara, Bengkulu, Balikpapan, Salatiga, Cilacap, Pakan-baru, Palembang, Buleleng, Muara Enim, Gunung Kidul, Bekasi, dan Padang.

2.2.3.2. Per m asalahan Pencapaian Sa-saran

Secara umum, faktor penghambat pelaksanaan kegiatan adalah belum optimalnya perenca-naan kegiatan. Dalam hal ini fokus/prioritas, lokus, serta sumberdaya yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan belum secara cermat di-perhatikan. Akibatnya, keluaran program men-jadi optimal.

Selain itu, terdapat pula faktor penghambat lain di antaranya:

(41)

me-23

merlukan penanganan secara cepat, berdam-pak membebani pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Sebagai contoh, harus dilakukannya revisi beberapa kegiatan karena adanya kebijakan yang penting dan mendesak yang harus diakomodasi, seperti sosialisasi flu burung dan penanganan bencana alam di beberapa wilayah di Indonesia yang dilak-sanakan melalui realokasi beberapa kegiatan yang belum dapat dilaksanakan;

2. Masih adanya inkonsistensi kegiatan yang di-laksanakan dengan rumusan kegiatan pokok yang tertuang di dalam RKP. Sehingga, meski-pun sasaran programnya diindikasikan akan tercapai, namun hasil yang dicapai kurang op-timal;

3. Belum memadainya sumberdaya yang ada dalam mempersiapkan rencana kerja secara matang dan terfokus pada prioritas yang di-anggap paling penting dan mendesak. Selain itu, ketidaktepatan jadwal dalam pelaksanaan kegiatan yang sudah dirumuskan kerap ter-jadi karena ketersediaan waktu yang kurang memadai. Untuk itu, peran pimpinan sangat penting untuk mendorong pelaksanaan ke-giatan dengan ketersediaan sumberdaya dan waktu yang terbatas.

“Perencanaan program juga perlu

diru-QYWOERHIRKERPIFMLWTIWM½OEKEVHETEX

mencapai sasaran”

Meskipun mengalami berbagai kendala, namun Pemerintah berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan sosial politik di daerah. Hal ini didasari kenyataan adanya kesadaran dan komitmen ter-hadap upaya-upaya peningkatan rasa kebangsaan yang kian merosot. Hal lain yang mendukung adalah pilihan pendekatan yang digunakan untuk keberhasilan pencapaian target penerima man-faat kegiatan-kegiatan dimaksud serta

kemam-puan dan komitmen Pemerintah untuk mendo-rong kegiatan secara intensif.

Pada tahap pelaksanaan, semua program telah diupayakan secara hampir menyeluruh dan merupakan kelanjutan dari kegiatan yang telah dilakukan tahun sebelumnya. Kedepan, kegiatan-kegiatan tersebut akan terus dilakukan dengan semakin intensif, sehingga dapat mencapai target dan sasaran yang telah ditetapkan.

2.2.4. T indak Lanjut

2.2.4.1. U paya yang akan D ilakukan unt uk M encapai Sasaran

Agar dapat mencapai sasaran RPJMN 2004–2009, selain perumusan program/kegiatan secara cer-mat, keseluruhan lembaga-lembaga juga diharap-kan dapat melaksanadiharap-kan tugas dan kewenangan seoptimal mungkin secara terarah dan bertahap. Di samping itu, perencanaan program juga perlu dirumuskan dengan lebih spesifik, agar dapat mencapai sasaran. Untuk itu, upaya tindak lanjut yang akan dilaksanakan meliputi:

1. Meningkatnya kemampuan koordinasi dan komunikasi aparatur Pemerintah dalam melakukan kerjasama dengan masyarakat untuk menyelesaikan berbagai persoalan so-sial politik kemasyarakatan;

2. Meningkatnya kapasitas dan kemandirian organisasi-organisasi masyarakat sipil dalam memberikan advokasi dan meningkatkan wa-wasan sosial politik dan hukum masyarakat;

3. Menguatnya kapasitas dan kredibilitas ruang publik serta meningkatnya pelayanan infor-masi yang sesuai dengan kebutuhan masyara-kat;

4. Terjaganya harmonisasi di dalam masyara-kat.

(42)

24

dan Harmonisasi Antar-kelompok Masyarakat adalah:

1. Meningkatkan kapasitas dan kredibilitas aparatur Pemerintah Daerah dalam menjaga harmonisasi di dalam masyarakat termasuk di dalamnya upaya untuk penegakan hukum;

2. Meningkatkan kapasitas dan peran organisasi masyarakat sipil dalam memberikan advokasi dan meningkatkan wawasan sosial politik dan hukum masyarakat;

3. Memperkuat penghayatan masyarakat atas ideologi Pancasila, konstitusi negara dan pentingnya penegakan hukum;

4. Memperkuat ruang publik di dalam masyara-kat;

5. Meningkatkan peran media massa dan pe-nguatan media center sebagai wadah penye-baran informasi yang benar dan bertang-gung-jawab kepada masyarakat.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan terus diupayakan mempunyai kesinambungan untuk dapat mewujudkan sasaran yang akan dicapai di akhir 2009. Untuk itu, RKP 2009 perlu dipersiap-kan dengan sebaik mungkin. Program/kegiatan utama diprioritaskan pada proses peningkatan kualitas penyelenggaraan Pemilu 2009 dan pilka-da, tidak hanya pada aspek kelembagaannya teta-pi juga mempersiapkan masyarakat agar berparti-sipasi secara aktif dalam Pemilu 2009 mendatang. Kegiatan komunikasi perlu juga dirumuskan un-tuk lebih memperkuat kerjasama antar lembaga Pemerintahan dan juga interaksinya dengan ma-syarakat dalam mempersiapkan pelaksanaan Pe-milu 2009.

Tindak lanjut yang dilakukan dalam merealisa-sikan target atau sasaran yang telah ditetapkan antara lain dengan meningkatkan pemanfaatan sumberdaya yang ada di samping mendalami do-kumen perencanaan, khususnya RPJMN dan RKP. Hal ini dilakukan terutamanya untuk meningkat-kan efisiensi dan efektivitas capaian kegiatan-ke-giatan yang telah ditetapkan.

2.2.4.2. Perkiraan Pencapaian Sasaran RPJM N

Pencapaian sasaran RPJMN pada 2009 terus di-upayakan. Upaya akan terus ditingkatkan untuk lebih mengoptimalkan capaian sejak awal 2005 sampai 2008. Selain itu, berbagai kendala yang di-hadapi terus diatasi sehingga upaya tindak lanjut dapat dilaksanakan guna tercapainya sasaran.

Sementara itu, perkiraan capaian untuk 2009 an-tara lain:

1. Terbangunnya berbagai fasilitas sosial bu-daya, ekonomi, dan politik untuk mendorong proses pembangunan di daerah pasca-konflik, serta menguatnya ruang publik dalam men-jaga harmonisasi di dalam masyarakat;

2. Meningkatnya pemahaman akan pentingnya memperkuat kebangsaan dan cinta tanah air di daerah pasca-konflik;

3. Terjaminnya peningkatan kapasitas dan pe-ran organisasi kemasyarakatan dalam upaya menjaga harmonisasi di dalam masyarakat;

4. Menguatnya fondasi kerjasama antara apara-tur Pemerintah dan masyarakat dalam me-nyelesaikan berbagai persoalan sosial politik kemasyarakatan;

5. Meningkatnya layanan informasi sesuai ke-butuhan masyarakat.

Sasaran tersebut akan diwujudkan dengan melak-sanakan program-program sebagai berikut:

2.2.4.2.1. Program Pem ulihan W ilayah 4EWGEOSRàMO

Program ini ditujukan untuk pembangunan fasi-litas sosial budaya, ekonomi, dan politik dan me-nguatnya ruang publik dalam menjaga harmo-nisasi di dalam masyarakat. Kegiatan pokok yang akan dilakukan antara lain:

(43)

25

2. Peningkatan kapasitas masyarakat sipil dalam penyelesaian konflik dan pemulihan wilayah pasca-konflik di enam lokasi;

3. Pembentukan sekretariat bersama antar-umat beragama terutama di wilayah konflik dan pasca-konflik;

4. Peningkatan kepekaan aparat Pemerintah untuk mendeteksi dan mengurangi potensi konflik yang ada; serta

5. Pembentukan Crisis Center untuk pemulihan psikologis bagi para korban konflik.

2.2.4.2.2. Program Peningkat an Kom it -m en Persat uan dan Kesat uan N asional

Untuk penguatan kebangsaan dan terjaganya har-monisasi di dalam masyarakat, program ini akan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

1. Pelaksanaan dialog serta kegiatan seni dan budaya untuk peningkatan pemahaman nilai persatuan;

2. Peningkatan koordinasi dan komunikasi ber-bagai pihak dalam penyelesaian konflik;

3. Pelaksanaan sosialisasi kebangsaan dan cinta tanah air oleh 200 ormas;

4. Fasilitasi dalam mendorong rekonsiliasi di daerah;

5. Pengembangan berbagai kegiatan kebang-saan dan cinta tanah air;

6. Pengembangan forum kewaspadaan dini; ser-ta

7. Kajian serta evaluasi pelaksanaan penangan-an konflik.

2.2.4.2.3. Program Penat aan H ubungan N egara dan M asyarakat

Dengan sasaran terjaminnya peningkatan kapa-sitas dan peran organisasi kemasyarakatan; serta semakin mantapnya penguatan fondasi

kerjasa-ma antara aparatur Pemerintah dan kerjasa-masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial politik kemasyarakatan, program ini akan dilak-sanakan dengan kegiatan utama:

1. Fasilitasi/dorongan bagi Pemda untuk men-jamin kapasitas dan peran organisasi ma-syarakat sipil daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan daerah dan penyelesaian per-soalan sosial politik kemasyarakatan;

2. Pelembagaan forum penyusunan kebijakan publik terhadap masyarakat; dan

3. Pengembangan profesionalisme aparatur Pe-merintah dalam menangani berbagai persoal-an sosial politik kemasyarakatpersoal-an.

“Kegiatan-kegiatan yang telah dilak-sanakan terus diupayakan mempunyai kesinambungan untuk dapat mewujud-kan sasaran yang amewujud-kan dicapai di akhir 2009”

2.2.4.2.4. Program Peningkat an Kuali-t as Pelayanan I nfor m asi Pu-blik

Sesuai dengan sasaran yang ditetapkan yaitu me-ningkatkan layanan informasi yang dibutuhkan masyarakat, kegiatan-kegiatan utama yang akan dilaksanakan melalui program ini adalah:

1. Penguatan kelembagaan komunikasi dan in-formasi;

2. Penyebaran informasi melalui berbagai media massa komunikasi dan informasi;

3. Fasilitasi pemanfaatan jaringan komunikasi informasi masyarakat; serta

4. Pembangunan dan penguatan media center

Gambar

Gambar 2.4.1.
Tabel 2.4.1.
Tabel 2.5.1.
Tabel 2.6.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait