• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatnya Daya Cegah dan Tangkal Negara terhadap Ancaman Terorisme

Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme

3. Meningkatnya Daya Cegah dan Tangkal Negara terhadap Ancaman Terorisme

P e la k sa n a a n R P JM N 2 0 0 4 -2 0 0 9

gahan dan penanggulangan terorisme antara lain dilakukan melalui kerjasama dengan beberapa negara baik secara multilateral maupun bilate-ral. Upaya preventif lain adalah peningkatan ke-mampuan profesionalisme kontraintelijen dalam melindungi kepentingan nasional dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan. Termasuk dalam hal ini adalah pencegahan dan penanggulangan terorisme.

Melalui supremasi hukum, Pemerintah melaku-kan penegamelaku-kan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akan tetapi, keberadaan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme dirasakan masih belum dapat memberikan landasan hukum yang kuat bagi kegiatan intelijen dalam pencegah-an dpencegah-an penpencegah-anggulpencegah-angpencegah-an terorisme.

Melalui prinsip independensi, upaya kontra-te-rorisme dilakukan secara inisiatif mandiri se-mata-mata untuk menegakkan keamanan dan ketertiban umum serta melindungi keselamatan masyarakat. Dengan strategi indiskriminasi pe-negakan hukum terhadap para pelaku tindak terorisme dilakukan tanpa pandang bulu dan ti-dak mengarah pada penciptaan anggapan negatif terhadap sebagian kelompok masyarakat. Prinsip indiskriminasi juga dilakukan sebagai upaya un-tuk menghindari terjadinya ekses negatif yang berbau SARA.

2.6.3.1. Posisi Capaian hingga 2008

Pencapaian pelaksanaan pencegahan dan pe-nanggulangan terorisme hingga tahun 2008 di-uraikan di bawah ini.

1. Menurunnya Kejadian Tindak Terorisme di Wilayah Hukum Indonesia

Di samping melakukan peningkatan kemampuan aparat, upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme dilakukan pula melalui peran serta ma-syarakat dan telah mencapai kemajuan yang cu-kup signifikan terlihat dari situasi keamanan yang

kondusif dan tidak adanya aksi teror berskala in-ternasional.

Pelaksanaan eksekusi mati terpidana kasus bom Bali I yaitu Amrozi, Mukhas, dan Imam Samudra sempat menimbulkan kekhawatiran akan aksi balas dendam, terutama dari kelompok Noordin M. Top yang sampai sekarang belum dapat di-tangkap. Namun berkat kewaspadaan seluruh ja-jaran keamanan, aksi-aksi terorisme nyaris tidak ada. Bahkan pelaksanaan hari raya Natal 2008 bagi umat Kristiani dapat terlaksana dengan da-mai tanpa dibayang-bayangi ketakutan.

2. Meningkatnya Ketahanan Masyarakat terhadap Aksi Terorisme

Berbagai upaya untuk menekan dampak aksi terorisme lokal diantaranya dengan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan to-koh agama, pembinaan kerukunan dan dialog antaragama di daerah-daerah rawan konflik. Se-lain itu, Pemerintah juga melakukan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan terorisme, yang semuanya telah secara signifikan memperkecil dampak aksi terorisme. Peningkatan kewaspadaan terhadap aksi terorisme juga dilakukan pada ob-jek-objek vital, seperti perkantoran Pemerintah, perkantoran asing, pusat-pusat bisnis dan per-belanjaan, hotel dan tempat wisata, bandara, pelabuhan, serta kawasan industri. Penempatan personel dan alat deteksi teror pada objek-objek vital tersebut, secara signifikan mampu menekan aksi terorisme.

3. Meningkatnya Daya Cegah dan Tangkal Negara terhadap Ancaman Terorisme secara Keseluruhan

Dalam kerangka pencegahan aksi teror, pening-katan profesionalisme intelijen merupakan kunci utama dalam mendeteksi dan mengeliminasi ber-bagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gang-guan yang dapat ditimbulkan oleh aksi terorisme. Badan Intelijen Negara secara rutin melakukan operasi intelijen termasuk dalam hal pencegahan, penindakan, dan penanggulangan terorisme.

60 P E N C A P A IA N S E B U A H P E R U B A H A N

Selain dari upaya intelijen, dilakukan juga pe-ningkatan kemampuan profesionalisme kontra intelijen. Dalam rangka mengantisipasi perkem-bangan teknologi informasi yang demikian pesat, khususnya di bidang kejahatan terorisme, Lem-baga Sandi Negara (Lemsaneg) telah melakukan upaya peningkatan kemampuan SDM persandian melalui pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dalam lingkungan lembaga atau kerjasama de-ngan perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.

2.6.3.2. Per m asalahan dalam

Penca-paian Sasaran

Indikator sosial seperti tingkat kemiskinan, kesenjangan sosial, permasalahan demokrasi, serta pemahaman yang sempit terhadap keya-kinan dan ideologi patut diduga merupakan media tumbuh suburnya sel-sel terorisme di In-donesia. Aksi terorisme masih menjadi ancam-an potensial bagi stabilitas keamancam-anancam-an nasional mengingat masih belum tertangkapnya beberapa tokoh kunci aksi terorisme di Indonesia seperti Zulkarnaen, Dulmatin, Umar Patek, dan Noordin M. Top, serta jaringannya.

Selain permasalahan di atas, berbagai kendala yang masih dihadapi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme di Indonesia adalah belum adanya landasan hukum yang kuat bagi ke-giatan operasi intelijen penanggulangan teroris-me. Dalam hubungan ini masih ada pemahaman yang sempit dari sebagian umat beragama, khu-susnya umat Islam, yang mempersepsikan bahwa perang melawan terorisme dianggap sebagai pe-rang terhadap agama Islam.

“Aksi terorisme masih menjadi anca-man potensial bagi stabilitas keaanca-manan nasional mengingat masih belum ter-tangkapnya beberapa tokoh kunci aksi terorisme di Indonesia”

2.6.4. T indak Lanjut

2.6.4.1. U paya yang A kan D ilakukan

unt uk M encapai Sasaran

Berdasarkan pencapaian sasaran pembangunan sampai dengan 2008, maka dalam rentang sisa waktu 1 tahun ke depan upaya tindak lanjut un-tuk pencegahan dan penanggulangan terorisme dilakukan melalui:

1. Meningkatkan kemampuan penangkalan dan penanggulangan terorisme dengan:

(a) Penguatan kapasitas kelembagaan nasi-onal penanganan terorisme;

(b) Restrukturisasi sistem operasional pen-cegahan dan penanggulangan terorisme. 2. Memantapkan Operasional Penanggulangan

Terorisme dengan melakukan:

(a) Intensifikasi komunikasi (dialog) dan pemberdayaan kelompok yang berpo-tensi dan atau diduga memiliki keterkait-an dengketerkait-an kelompok teroris;

(b) Memfokuskan dan meningkatkan operasi intelijen;

(c) Mendayagunakan seluruh satuan antite-ror yang dimiliki institusi negara terma-suk TNI dan Polri;

(d) Melanjutkan upaya politik bebas aktif; (e) Mengupayakan penyelesaian masalah

te-rorisme regional melalui kerjasama inter-nasional;

(f) Memantapkan pengamanan terbuka ter-hadap simbol-simbol negara milik Indo-nesia dan negara sahabat;

(g) Meningkatkan pengamanan tertutup ter-hadap ruang-ruang publik terutama yang berkaitan dengan potensi korban manu-sia dan ekonomi serta kepentingan asing, seperti daerah tujuan wisata;

(h) Melanjutkan penangkapan dan pemro-sesan secara hukum tokoh-tokoh kunci operasional terorisme; dan

(i) Mengetatkan pengawasan lalu lintas uang dan pemblokiran aset kelompok teroris.

61 E v a lu a si 4 T a h u n P e la k sa n a a n R P JM N 2 0 0 4 -2 0 0 9

Dengan langkah tindak lanjut di atas, maka di-harapkan gerakan terorisme dapat dikendali-kan. Sementara, keberadaan institusi yang me-nangani terorisme (desk terrorism) diharapkan mampu menyiapkan kebijakan dan koordinasi penanggulangan terorisme untuk disinergikan dengan pembangunan kapasitas lembaga.

Pemutusan dukungan finansial terhadap kelom-pok terorisme diharapkan dapat melemahkan berkembangnya potensi terorisme. PeningkatanPeningkatan pengawasan keimigrasian, serta upaya interdiksi darat, laut, dan udara serta pengawasan produksi dan peredaran serta pelucutan senjata dan bahan peledak adalah bagian globaldisarmament. Pada akhirnya penindakan secara tegas pelaku teror di-harapkan memberikan efek kejut yang mencegah berkembangnya potensi terorisme.

2.6.5. Penut up

Pada awal penyusunan RPJMN 2004-2009, be-berapa aksi terorisme yang bersifat lokal dan

in-ternasional terjadi di tanah air. Peledakan bom di Kedutaan Besar Australia di Indonesia, peledakan bom di Kedutaan Besar Indonesia di Perancis, maupun kegiatan terorisme lokal yang bernuasa politik dan SARA kerap terjadi.

Selama pelaksanaan RPJMN 2004-2009, Peme-rintah melalui berbagai upaya telah berhasil menanggulangi terorisme secara signifikan. Hal ini diindikasikan oleh situasi keamanan yang kondusif dan tidak adanya aksi teror berskala in-ternasional.

Demikian pula, Pemerintah telah menyusun suatu upaya tindak lanjut guna menjaga keberlanjutan pencapaian. Upaya tersebut di antaranya adalah peningkatan kemampuan penangkalan dan pe-nanggulangan serta pemantapan operasional penanggulangan terorisme. Pemerintah juga akan terus meningkatkan kualitas dan kapasitas intelijen nasional. Dengan tindak lanjut tersebut diharapkan gerakan terorisme di wilayah hukum Indonesia dapat dikendalikan sesuai dengan sa-saran RPJMN 2004-2009.

6