• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembenahan Sistem dan Politik H ukum

1. Substansi Hukum

Salah satu faktor penghambat dalam peren-canaan dan pembentukan hukum antara lain adalah masih belum dipatuhinya Program Le-gislasi Nasional (Prolegnas) secara konsisten. Hal ini disebabkan masih mengemukanya egosektoral antar-instansi/lembaga, kurangnya jumlah dan kualitas tenaga perancang peraturan perundang-undangan (legal drafter) dan masih ditemukan adanya ketidakharmonisasian antara satu per-aturan perundang-undangan dengan perper-aturan perundang-undangan lainnya. Satu hal yang merupakan dampak dari lemahnya pelaksanaan koordinasi antar-instansi/lembaga Pemerintah yang belum dapat dilaksanakan dengan maksimal dan konsisten sesuai dengan Prolegnas. Proses pembentukan peraturan juga belum terkoordi-nasi dengan baik sehingga tiap-tiap institusi/lem-baga eksekutif dan legislatif belum menjadikan Prolegnas sebagai dasar atau acuan pembentukan peraturan perundang-undangan. Pembentukan hukum nasional harus pula didukung oleh pene-litian hukum, pengkajian hukum, penyusunan naskah akademis, dan penyediaan jaringan do-kumentasi dan informasi hukum yang memadai sehingga prosesnya dapat berjalan dengan lebih baik.

2. Struktur Hukum

Dalam rangka pembangunan struktur hukum, kelembagaan aparat penegak hukum dewasa ini juga masih menjadi suatu permasalahan yang ha-rus dihadapi. Kinerja aparat penegak hukum dan peradilan, meskipun sudah menunjukkan banyak

“Sosialisasi tentang tugas, kewenangan, dan fungsi dari kelembagaan yang dibentuk dalam sistem hukum sangat penting diberikan kepada masyarakat dalam rangka proses pembelajaran dan meningkatkan kesadaran hukum”

95 E v a lu a si 4 T a h u n P e la k sa n a a n R P JM N 2 0 0 4 -2 0 0 9

kemajuan, masih perlu perbaikan kinerja yang menunjukkan kesungguhan dalam upaya pene-gakan hukum yang sesuai dengan prinsip keadil-an, cepat, mudah, murah, dan transparan. Penga-wasan internal maupun eksternal yang dilakukan oleh tiap-tiap institusi/kelembagaan belum dapat memberikan hasil yang maksimal terhadap hasil kinerja yang dilakukan karena masih terdapat se-mangat “melindungi korps” terhadap ketimpang-an dketimpang-an penyalahgunaketimpang-an wewenketimpang-ang yketimpang-ang terjadi. Hal ini yang mengakibatkan skeptisme masyara-kat dan penurunan tingmasyara-kat kepercayaan terha-dap berbagai upaya yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. Dengan adanya lembaga Komisi Yudisial yang berfungsi secara objektif melakukan pengawasan terhadap pemegang kekuasaan yudi-katif sebagai lembaga yang mandiri mempunyai kewenangan mengusulkan pengangkatan hakim agung, menjaga dan menegakkan kehormatan, serta menjaga keluhuran martabat serta perilaku hakim.

3. Budaya Hukum

Kesadaran hukum masyarakat yang masih ren-dah juga menjadi salah satu penyebab lemahnya penegakan hukum. Masyarakat sebagai elemen dari suatu sistem hukum sebaiknya menjadi pen-dorong upaya penegakan hukum. Dengan kondisi penegakan hukum yang masih belum memberi-kan hasil yang diharapmemberi-kan masyarakat, terlebih dengan berbagai contoh pelanggaran dan pe-nyimpangan hukum yang dilakukan oleh aparat penegak hukum, skeptisme masyarakat terhadap penegakan hukum terjadi. Dengan demikian, per-lu adanya suatu shock therapy berupa penegakan hukum yang konsisten dan tidak berpihak ter-utama dari dan untuk aparat penegak hukum dan masyarakat untuk menumbuhkan budaya hukum yang melindungi dan mengayomi masyarakat. So-sialisasi tentang tugas, kewenangan, dan fungsi dari kelembagaan yang dibentuk dalam sistem hukum sangat penting diberikan kepada ma-syarakat dalam rangka proses pembelajaran dan meningkatkan kesadaran hukum.

3.2.4. T indak Lanjut

3.2.4.1. U paya yang A kan D ilakukan unt uk M encapai Sasaran

Pembenahan sistem dan politik hukum dimasa yang akan datang diarahkan kepada kebijakan untuk mendorong pemberantasan korupsi dan kerjasama internasional dalam memberantas korupsi secara tegas dan konsisten melalui pe-nyempurnaan peraturan perundang-undangan nasional, perbaikan kelembagaan hukum, serta peningkatan kesadaran hukum dan HAM kepada masyarakat.

Dalam upaya penegakan hukum beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Pelaksanaan reformasi birokrasi, baik di ling-kungan Pemerintahan pusat maupun daerah; 2. Penegakan hukum yang tegas dan tidak

dis-kriminatif (tebang pilih);

3. Penegakan hukum sebagai sebuah gerakan moral.

Untuk mencapai sasaran pembangunan hukum sebagaimana yang telah ditentukan, maka pada 2009 kebijakan pembangunan hukum tetap me-lanjutkan kebijakan yang telah dilaksanakan se-belumnya. Pada 2009 sasaran yang ingin dicapai dalam rangka pembenahan sistem dan politik hu-kum adalah, sebagai berikut:

1. Terciptanya sistem hukum nasional yang adil dan konsisten melalui upaya harmonisasi peraturan perundang-undangan dalam

rang-96 P E N C A P A IA N S E B U A H P E R U B A H A N

ka untuk mendorong pembangunan nasional dan pemberantasan korupsi;

2. Tersedianya sarana dan prasarana hukum yang memadai dalam rangka menunjang pe-laksanaan tugas dan fungsi dari sumberdaya manusia yang berkualitas;

3. Terciptanya partisipasi masyarakat dan apa-ratur negara dalam rangka pelaksanaan pem-bangunan hukum nasional. Dimana termasuk di dalamnya ikut serta dalam pemberantasan korupsi dan penyelenggaraan pelayanan pu-blik yang lebih baik.

Dalam rangka pembenahan sistem dan politik hukum pada 2009 arah kebijakan yang ditetap-kan adalah:

1. Melanjutkan upaya penataan pembangunan materi hukum baik terhadap peraturan per-undang-undangan yang sudah ada maupun melalui upaya penetapan peraturan perun-dang-undangan baru;

2. Pembenahan struktur hukum melalui pe-ningkatan kualitas dan integritas aparatur hukum, pemenuhan infrastruktur yang me-madai dalam rangka penegakan hukum serta penyelenggaraan sistem peradilan yang cepat, murah, dan akuntabel; serta

3. Peningkatan kesadaran hukum melalui sosi-alisasi peraturan perundang-undangan na-sional sehingga mendorong peran serta ma-syarakat dalam rangka pembangunan hukum nasional khususnya dalam upaya pencegahan dan penindakan terhadap tindak pidana ko-rupsi.

3.2.4.2. Perkiraan Pencapaian Sasaran RPJM N 2004- 2009

Dengan menilik capaian terakhir upaya pembe-nahan sistem dan politik hukum, diperkirakan sasaran RPJMN pada 2009 akan mencapai seba-gian sasaran yang ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh:

1. Masih belum dipatuhinya Prolegnas secara konsisten;

2. Masih mengemukanya egosektoral antar-in-stansi/lembaga serta kurangnya jumlah dan kualitas tenaga perancang Perpu (legal draf-ter);

3. Kinerja aparat penegak hukum dan peradilan, meskipun sudah menunjukkan banyak kema-juan, diakui masih perlu perbaikan. Perlu ke-sungguhan dalam upaya penegakan hukum yang sesuai dengan prinsip keadilan, cepat, mudah, murah, dan transparan;

4. Kesadaran hukum masyarakat yang masih rendah juga menjadi salah satu penyebab le-mahnya penegakan hukum.

Namun, beberapa sasaran diperkirakan masih bisa dicapai pada akhir RPJMN. Tentu saja, untuk itu dibutuhkan konsistensi dan kesinambungan agar target sasaran benar-benar bisa terpenuhi. Ada-pun capaian yang diperkirakan akan terpenuhi, paling tidak mengalami perbaikan, adalah: 1. Capaian 151 RUU yang harus selesai selama

2009 diperkirakan dapat tercapai. Namun, untuk mencapainya butuh kerja ekstra. Se-bab, rata-rata RUU yang bisa dihasilkan per tahunnya sekitar 50-an. Dan jika mengikuti standar rata-rata tersebut, maka dalam waktu dua tahun tersisa, hanya bisa dihasilkan 100 RUU;

2. Upaya untuk mewujudkan independensi lem-baga hukum yang memberlakukan sistem ’satu atap’ tampaknya butuh waktu untuk me-menuhi harapan. Dibutuhkan adaptasi untuk membiasakan diri pada budaya independensi yang harus diiringi dengan akuntabilitas dari lembaga pengadilan;

3. Terkait dengan pemberantasan korupsi, upa-ya-upaya represif dan preventif yang terus dilakukan tampaknya akan membuahkan ha-sil. Meskipun tidak memenuhi harapan orang banyak, namun upaya pemberantasan

korup-97 E v a lu a si 4 T a h u n P e la k sa n a a n R P JM N 2 0 0 4 -2 0 0 9

si mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dengan semakin banyaknya jumlah kasus ko-rupsi di sejumlah lembaga negara dan lemba-ga penelemba-gak hukum yang berhasil diungkap.

3.2.5. Penut up

Secara umum, upaya pembenahan sistem dan politik hukum sudah tidak lagi berjalan di tem-pat. Berbagai capaian sepanjang tiga tahun ter-akhir menunjukkan bahwa upaya pembenahan tersebut membuahkan hasil. Namun, untuk me-menuhi keseluruhan sasaran RPJMN 2004-2009, tampaknya masih membutuhkan waktu.

Secara keseluruhan, semua tentu sepakat bahwa penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak bagi upaya-upaya penciptaan Indo-nesia yang damai dan sejahtera. Apabila hukum ditegakkan dan ketertiban diwujudkan, maka kepastian, rasa aman, tenteram, ataupun kehidup-an ykehidup-ang rukun akkehidup-an dapat terwujud. Ketiadakehidup-an penegakan hukum dan ketertiban akan meng-hambat pencapaian masyarakat yang berusaha dan bekerja dengan baik untuk memenuhi kebu-tuhan hidupnya. Hal tersebut menunjukkan ada-nya keterkaitan yang erat antara damai, adil, dan sejahtera. Untuk itu perbaikan pada aspek keadil-an akkeadil-an memudahkkeadil-an pencapaikeadil-an kesejahterakeadil-an dan kedamaian.

99 E v a lu a si 4 T a h u n P e la k sa n a a n R P JM N 2 0 0 4 -2 0 0 9

BAB 3.3.

Penghapusan D iskriminasi dalam