• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKSTUAL, KONTEKSTUAL DAN LIBERAL (7).doc 31KB Jun 13 2011 06:28:19 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TEKSTUAL, KONTEKSTUAL DAN LIBERAL (7).doc 31KB Jun 13 2011 06:28:19 AM"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

TEKSTUAL, KONTEKSTUAL DAN LIBERAL (7) Tekstual Menuju Pada Kontekstual

(2)

Artinya: "Barang siapa yang tidak menemukan (qurban) atau tidak mampu maka wajb berpuasa tiga hari dalam masa haji dan 7 hari lagi apabila engkau telah pulang; itulah sepuluh hari yang sempurna.”

Pengembangan pemikiran tentang penafsiran teks al Qur'an menurut penulis bukanlah sesuatu yang mengejutkan dan mengherankan kalau dilakukan dengan seksama dan dengan metodologi yang benar. Juga dibuat kesimpulan yang benar tidak mencari-cari untuk justifikasi sesuai dengan keinginan yang belum tentu sesuai dengan kebenaran yang ada. Tegasnya dalam memahami teks wahyu hendaknya manusia memahami dulu maksud dari nash tesebut dan disesuaikan dengan kemashlahatan sesuai dengan zamannya. Hanya saja seperti tersebut dimuka harus dengan ijtihad dan metode yang benar, jangan sampai mencapai mashlahah yang mulghah (sia-sia, tidak benar).

Pengembangan Pemikiran Tentang Ushul Fiqih

Ilmu ushul fiqih prinsipnya membicarakan tentang cara istimbath dan ijtihad merupakan metodologi terpenting yang ditemukan oleh dunia pemikiran Islam yang dulunya ada pada ilmu ushuluddin dan kemudian ada pada ilmu Fiqih. Sekarang akan diluaskan lagi menajadi metodologi dalam pemikiran Islam pada umumnya. llmu ini tidak dimiliki oleh umat lain. Sebenarnya, ilmu ini tidak hanya menjadi metodologi bagi hukum Islam, tapi dapat digunakan yang merupakan metodologi juga bagi seluruh pemikiran intelektual Islam.

Dalam perjalanan sejarah ilmu ini kitab ar Risalah karya asy Syafi'i dianggap rintisan pertama tentang ilmu ushul fiqih sekalipun prinsipnya ilmu ushul itu telah berlaku sejak shahabat. Ar Risalah yang penulisannya bercorak deduktif yang kemudian diikuti oleh para ahli ushul aliran mutakallimun (Syafi'iyyah, Malikiyah dan Hanabilah). Disamping itu ulama Hanafiyah memiliki cara penulisan ushul yang bercorak induktif. Baik kitab-kitab ushul aliran mutakallimun, maupun aliran Hanafiyah memiliki kesamaan paradigma yaitu literalislik dalam arti begitu dominannya pembahasan tentang teks. Dalam hal ini teks berbahasa Arab, baik dari segi tata bahasa maupun artinya dan kurang memperhatikan pembahasan tentang maksud dasar dari wahyu yang ada dibalik teks. Paradigma ini berlangsung selama kurang lebih lima abad (dari abad ke 2 H sampai abad ke7 H) dan baru mengalami perbaikan dengan munculnya asy Syatibi pada abad ke 8 H yang menambahkan teori maqashid asy syari'ah yang mengacu pada maksud Allah sebagai pembuat hukum (Syari'). Dengan demikian, ilmu ushul fiqih tidak lagi hanya terpaku pada literalisme teks. Kehadiran asy Syatibi tidak menghendaki penghapusan paradigma literal atau tekstual tapi ingin melengkapinya agar ilmu itu dapat lebih sempurna dalam memahami perintah Allah.

Dalam perspeklif filsafal ilmu asy syatibi sebenarnya tidak melakukan pergeseran paradigma (paradigma shift), tapi lebih hanya melengkapi paradigma lama, agar tidak terlalu tekstual. Asy Syatibi tidak melakukan perubahan pada bangunan ilmu ushul fiqih, tetapi menambah kesempurnaannya, dengan kata lain, Asy Syatibi pun masih termasuk pemikir tekstual.

(3)

Pemikiran Liberalisme Perlu Kritik

Persoalannya bagaimanakah teks yang absolut dapat dipahami oleh fikiran manusia yang nisbi kemudian dijalankan dalam konteks dunia modern yang tidak lagi sama dengan konteks zaman Nabi yang masih serba sederhana. Sebagian pakar yang oleh WB. Hallaq disebut kelompok aliran liberalisme keagamaan seperti Abdullah Ahmed an Naim, Muhammad Said Asymawi, Fazlur Rahman, dan Muhammad Syahrur yang dapat disebut pembaharu dalam ushul pendapat bahwa permasalahan sekarang tidak dapat diselesaikan dengan berpijak pada prinsip mashlahah klasik hasil pemikiran ulama dahulu. Mereka beranggapan bahwa prinsip mashlahah klasik tidak memadai untuk membuat hukum Islam mampu hidup di dunia modern. Karenanya perlu adanya pemikiran yang dapat menampung pemikiran yang konteks dengan masa modern ini yang disebut pemikir kontekstual. Karena pemikiran ini coraknya liberal dan cenderung membuang teori-teori ushul fiqh lama, maka disebut aliran liberal. Menurut WB. Hallaq upaya pembaharuan dibidang ushul dari kelompok ini dianggapnya lebih menjanjikan karena kelompok ini dalam rangka membangun melodologinya ingin menghubungkan antara teks suci dengan realitas dunia modern lebih berpijak makna eksplisit teks untuk menangkap jiwa dan maksud luas dari teks. Namun pembaharuan ushul oleh mereka yang disebut dengan kaum liberalis itu menimbulkan sejumlah kontroversi dan perdebatan. Tawaran itu hingga saat ini masih ditanggapi oleh mayoritas ulama ushul secara negatif bahkan penuh kecurigaan. Akar utama penyebab kontroversi itu adalah karena pemikiran mereka itu tidak memiliki landasan kuat pada kerangka teoritik ilmu ushul yang telah ada sebelumnya. Seperti mereka menggunakan teori mashlahah tetapi tidak memperhatikan bahwa mashlahah itu ada yang mulghah (yang harus dihindari) yakni mashlahah menurut pemikiran praktis tetapi bertentangan dengan nash yang jelas seperti membolehkan pernikahan wanita muslimah dengan laki-laki non muslim.

Dalam masalah muamalah dunyawiyah dan masalah kauniyah itu tidak akan banyak tentanga. Tetapi dalam masalah ibadah mahdhah pemikiran praktis akan sangat dapat tantangan keras seperti menafsirkan bebas aqimish shalaata li dzikri (dirikan shalat agar ingat pada-Ku), yang shalat menjadi kurang penting kalau sekiranya tanpa shalat orang sudah dapat mengingat Allah, dan sebagainya.

Sumber:

Referensi

Dokumen terkait

 Surat keterangan dari Pengadilan Negeri/Tata Niaga tidak dilampirkan yang berhubungan dengan surat pernyataan tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak sedang dalam

Bagi peserta Pengadaan Jasa Konsultansi yang berkeberatan atas penetapan ini, dapat mengajukan sanggahan secara tertulis dan disampaikan kepada Panitia Pengadaan

2012 Nomor:4SIPBJ-KUPP.Ba'alU2A12 tanggal2S Januari 2012telah melaksanakan Rapat Perhitungan Hasil Koreksi Aritmatik terhadap masing-masing Dokumen Penawaran untuk

ISI PENGUMUMAN : Diumumkan bahwa Pemenang dan Calon Pemenang 1 Pekerjaan Lanjutan Perkerasan Taxiway, Apron dan Fillet termasuk Marking Volume 12.610 M2 adalah

[r]

Pemilihan konsep Intregrating didasarkan pada masalah yang ada, tugas mahasiswa desain yang cukup kompleks seperti tugas dua dimensi yang meliputi menggambar dan

Manusia, kuda dan mamalia lain merupakan dead-end host virus West Nile, mereka tidak dapat mengembangkan viremia dalam konsentrasi yang cukup yang memungkinkan infeksi nyamuk..

Pada hari ini Jumat tanggal Empat belas Bulan Desember tahun Dua ribu dua belas, Pokja/ULP Kemensos Bekasi Dalam rangka Pemilihan Penyedia Barang/Jasa paket pekerjaan