Bab I
Bab I
Pendahuluan
Pendahuluan
Dalam bab ini disajikan pengertian umum serta rumus dasar statistik dalam
Dalam bab ini disajikan pengertian umum serta rumus dasar statistik dalam
pe
pener
nerapa
apanny
nnya
a di
di bid
bidang
ang hid
hidrol
rologi
ogi.
. Ter
Terdap
dapat
at kon
konsep
sep das
dasar
ar dal
dalam
am mem
mempel
pelaja
ajari
ri
hidrologi yaitu siklus hidrologi dan keseimbangan air. Fenomena hidrologi dalam
hidrologi yaitu siklus hidrologi dan keseimbangan air. Fenomena hidrologi dalam
konsep dasar tersebut di atas dapat dijelaskan dengan menetapkan variabel-variabel
konsep dasar tersebut di atas dapat dijelaskan dengan menetapkan variabel-variabel
hidrologi meliputi debit, curah hujan, penguapan, angkutan sedimen, dimana
hidrologi meliputi debit, curah hujan, penguapan, angkutan sedimen, dimana
masing-masing dapat dinyatakan dengan simbol. Misal debit dinyatakan dengan simbol
masing dapat dinyatakan dengan simbol. Misal debit dinyatakan dengan simbol
Q
Q,,
curah hujan dengan
curah hujan dengan
R
R
dan sebagainya. Sementara itu rumus-rumus dasar statistik
dan sebagainya. Sementara itu rumus-rumus dasar statistik
yang disjikan adalah nilai
yang disjikan adalah nilai rata-rata
rata-rata,
, simp
simpangan baku
angan baku (devi
(deviasi
asi stand
standar), koefisien
ar), koefisien
kepencengan (
kepencengan (
skewness), koefisien keruncingan (
skewness
), koefisien keruncingan (kurtosis
kurtosis) dan koefisien variasi.
) dan koefisien variasi.
1.1.
1.1.
Definisi Dalam Statistik Hidrologi
Definisi Dalam Statistik Hidrologi
Menuru
Menurut
t Soewa
Soewarno
rno (1995
(1995)
) hidro
hidrologi merupakan
logi merupakan kump
kumpulan keterangan
ulan keterangan atau
atau
fakta mengenai fenomena hidrolog
fakta mengenai fenomena hidrologi
i ((hydrologi
hydrologic
c phenomena
phenomena). Data
). Data hidro
hidrologi sangat
logi sangat
b
berg
ergun
una
a da
dala
lam
m in
inve
vent
ntar
aris
isas
asi
i po
pote
tens
nsi
i su
sumb
mber-
er-su
sumb
mber
er air
air,
, pe
pema
manf
nfaat
aatan
an da
dan
n
pengelolaan sumber-sumber air yang tepat beserta rehabilitasinya. Sebagaimana telah
pengelolaan sumber-sumber air yang tepat beserta rehabilitasinya. Sebagaimana telah
dis
disebu
ebutka
tkan
n di
di atas
atas mak
maka
a var
variab
iable
le hid
hidrol
rologi
ogi men
menera
erangk
ngkan
an uku
ukuran
ran dar
dari
i fen
fenome
omena
na
hidrologi.
hidrologi.
Sebuah nilai numerik dari variabel disebut variat (
Sebuah nilai numerik dari variabel disebut variat (
variate
variate
), misalnya hujan
), misalnya hujan R
R
=
=
100 mm/ha
100 mm/hari
ri dan
dan deb
debit
it
Q
Q
= 3,0 m
= 3,0 m
33/dt
/dt.
. Beb
Beberap
erapa
a pen
penger
gertian
tian ber
berdas
dasark
arkan
an buk
buku
u
Hidrologi Terapan oleh Bambang Triatmodjo (2006) sebagai berikut :
Hidrologi Terapan oleh Bambang Triatmodjo (2006) sebagai berikut :
a.
a.
Sua
Suatu
tu ran
rangka
gkaian
ian dar
dari
i var
variat
iat,
, yan
yang
g mer
merupa
upakan
kan der
deret
et ber
berkal
kala
a ((time
time seri
series
es),
),
menggambarkan sampel dari populasi.
menggambarkan sampel dari populasi.
b.
c.
Distribusi probabilitas (
probability distribution
) adalah jumlah kejadian dari
sebuah variat diskrit dibagi dengan jumlah data. Jumlah total probabilitas dari
seluruh variat adalah 1.
d. Probabilitas komulatif adalah jumlah peluang dari variat acak yang
mempunyai sebuah nilai sama atau kurang dari suatu nilai tertentu.
e.
Frekuensi (
frequency) adalah jumlah kejadian dari sebuah variat dari variabel
diskrit.
f.
Interval kelas (class interval
) adalah ukuran pembagian kelas dari suatu
variable.
g.
Distribusi frekuensi (
frequency distribution
) adalah suatu distribusi atau
variabel tabel frekuensi yang mengelompokkan data yang belum terkelompok
menjadi data kelompok.
Beberapa istilah statistik juga telah dipaparkan oleh Sri Harto (2000) dalam bukunya
Hidrologi : Teori, Masalah, Penyelesaiannya, antara lain :
a.
Populasi (
population
) adalah seluruh kemungkinan pengamatan yang dapat
dilakukan atau kumpulan lengkap dari seluruh besaran yang mewakili suatu
proses acak (
random) tertentu. Populasi tidak harus tidak terbatas (infinite)
tetapi dapat juga terbatas (
finite
).
b.
Sampel (
sample) adalah sejumlah pengamatan yang terbatas, yang merupakan
bagian dari sebuah populasi. Misalnya pengamatan hujan selama 5 tahun
adalah sampel dari seluruh populasi.
c.
Variable (variables
) adalah karakter suatu sistem yang dapat diukur dan
besarannya berbeda apabila diukur pada saat yang berbeda (fungsi waktu).
d.
Parameter (
parameters) adalah besaran yang menandai suatu system dan
tidak berubah dengan waktu, misalnya luas DAS (
A).
e.
Variat (variate, outcome, observation, realization
) adalah besaran dari suatu
variabel.
f. Data adalah semua pengamatan sampel bersama-sama dengan semua
informasi lain yang terkait. Dengan demikian semua informasi dari
komponen proses hidrologi adalah ‘data hidrologi’.
Sebagaimana dalam buku Statistika Hidrologi (Dasar), Widandi Soetopo & Lily
Montarcih (2009) juga menulis istilah-istilah sebagai berikut :
a.
Elemen, merupakan bagian terkecil dari suatu kejadian. Contoh : (1). debit
sebesar 12.6 m3/dt, (2). curah hujan setinggi 78 mm, (3). hujan yang pertama
terjadi dalam 4 hari mendatang.
b.
Kejaidan (event
), merupakan kumpulan semua elemen dengan spesifikasi
tertentu. Contoh : (1). debit > 1.200 m
3/dt (berarti semua debit yang lebih dari
1.200 m
3/dt), (2). curah hujan < 95 mm (berarti semua curah hujan yang
kurang dari 95 mm), (3). dalam 4 hari mendatang terjadi hujan terus-menerus,
dalam 4 hari mendatang sedikitnya terjadi 1 hari hujan.
c.
Variabel, merupakan symbol (notasi) yang menyatakan suatu kejadian
(event
). Sebagai contoh : (1).
Q
menyatakan debit sesaat sungai (m
3/dt), (2).
Qthn
menyatakan debit rerata tahunan sungai (m
3/dt), (3).
R
menyatakan
curah hujan harian (mm), (4).
Rmax
menyatakan curah hujan maksimum
tahunan (mm), (5).
H
menyatakan tinggi muka air sesaat di waduk, sungai
atau saluran (m). Nilai suatu variable akan bervariasi menurut dimensi ruang
(spasial) atau dimensi waktu (temporal).
d.
Populasi, merupakan kumpulan dari semua elemen yang mungkin ada
(banyaknya elemen dapat berhingga/
finite
atau tak berhingga/infinite
).
e.
Sampel (
sample), merupakan bagian dari populasi yang diambil secara acak
(random). Sampel ini dianggap mewakili populasi. Analisa statistic dilakukan
terhadap sampel (analisa langsung terhadap populasi tidak akan praktis,
kecuali untuk ukuran populasi yang cukup kecil).
f.
Kala ulang (return period
), secara praktis didefinisikan sebagai
n period
rerata dari selang waktu antara 2 kejadian tertentu.
Dalam pengertian lebih sederhana untuk definisi kala ulang atau waktu balik
adalah harga rata-rata banyaknya tahun (karena
Xn
merupakan data debit
maksimum dalam tahun), dimana suatu variate disamai atau dilampui.
Ilustrasi
Gambar 1.2
dan
Gambar 1.3
akan dapat lebih memperjelas
pemahaman tentang kala ulang.
Sedangkan beberapa istilah dalam konteks hidrologi yang berhubungan langsung
dalam analisa-analisa hidrologi antara lain (Widandi S. & Lily M., 2009):
a.
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah dimana semua air di area tersebut
akan mengalir ke dalam suatu sungai tertentu. Daerah ini umumnya dibatasi
oleh kondisi topografi tertentu (punggungDAS) dimana
run off
(aliran)
mengalir menuju sungai tertentu. Nama DAS biasanya ditandai oleh nama
sungai yang ada dalam sistem DAS tersebut dan bagian hilirnya dibatasi oleh
titik control (outlet
), yang umunya merupakan stasiun hidrometri, lokasi
bangunan air, titik pertemuan sungai dan muara (lihat
Gambar 1.1).
b. Data historis merupakan data hasil pencatatan pada waktu yang lalu. Untuk
keperluan analisa hidrologi, sangat bergantung pada data historis seperti data
curah hujan selama 40 tahun terakhir, data debit selama 20 tahun terkahir dan
lain-lain.
c.
Stasiun hujan (penakar hujan) adalah stasiun atau penakar yang mengukur
tinggi curah hujan yang jatuh pada daerah tersebut. Dalam suatu DAS
umumnya terdapat lebih dari satu stasiun hujan.
d.
Hari hujan merupakan jumlah hari pada suatu daerah, dimana curah hujan
untuk daerah tersebut mempunyai nilai signifikan, misalnya lebih dari
0,5 mm.
e.
Hari kering merupakan jumlah hari selain hari hujan, antara lain jumlah hari
pada suatu daerah, dimana curah hujan untuk daerah tersebut mempunyai
nilai tidak signifikan, misalnya kurang diri sama dengan 0,5 mm atau ≤ 0,50.
Selain itu, dalam statistik hidrologi dikenal beberapa istilah dalam konteks
bendungan dan teknik sungai sebagai berikut :
a.
Cofferdam
merupakan tanggul pengelak sementara untuk melindungi site
konstruksi yang sedang dikerjakan di palung sungai, dapat dibuat dari besi,
beton ataupun timbunan tanah.
b. Tanggul merupakan bangunan untuk melindungi banjir di daerah kiri dan
kanan suatu sungai yang rawan banjir. Umumnya terbuat dari timbunan
material tanah dengan lapisan perlindungan pada sisi ke arah sungai.
c. Bantaran sungai merupakan daerah di tepi kiri dan kanan sungai yang akan
tergenang apabila terjadi debit besar (banjir).
Memperhatikan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa proses
hidrologi merupakan proses stokstik (
stochastic process) meskipun tidak menutup
kemungkinan bahwa di dalamnya terkandung komponen-komponen yang
deterministik (deterministic
), maupun ‘time dependent’ dan atau ‘time independent’
.
Gambar 1.2. Pengertian Kala Ulang (Untuk Banjir Rancangan)
1.2. Proses Pemecahan Masalah Memakai Statistika
Menurut
Widandi Soetopo & Lily Montarcih (2009) terdapat 3 masalah utama
yang harus diperhatikan dalam pemecahan masalah menggunakan statistik, yaitu :
a. Penyusunan model
b.
Pengumpulan dan penyederhanaan data
c.
Pengujian terhadap model
Gambar 1.4. Proses Pemecahan Masalah Dalam Statistik
1.3. Variabel Diskrit dan Kontinyu
Suatu variable dapat bersifat diskrit atau kontinyu (menerus). Pada suatu
populasi berhingga (
finite) dari variabel diskrit, banyaknya elemen dapat dihitung
secara enumerasi. Sebaliknya tidak demikian halnya dengan elemen-elemen dalam
variabel kontinyu.
Contoh variabel diskrit : (1). Banyaknya hari hujan pada bulan tertentu, (2).
Banyaknya kejadian banjir suatu kawasan selama jangka waktu tertentu, (3).
Banyaknya stasiun pengukur hujan pada suatu wilayah.
Masalah Penelitian
Data Empirik
Pengumpulan
Penyederhanaan Data
Model Matematika
P e n c a r i a n ( P e n y u s u n a n m o d e l )Data Hipotetik
P e r b a n d i n g a n ( P e n g u j i a n m o d e l )Simulasi
Sedangkan contoh variabel kontinyu sebagai berikut : (1). Tinggi curah hujan
yang tercatat pada suatu stasiun pengukur hujan, (2). Besarnya debit pada titik
pengamatan tertentu dari suatu sungai, (3). Tinggi muka air pada sebuah waduk.
1.4. Variabel Acak
Variabel acak (random) disebut juga sebagai variabel stokastik. Suatu variabel
acak dapat bersifat diskrit atau kontinyu. Dalam kenyataannya semua variabel
hidrologi adalah variabel acak (bersifat
independent
).
Suatu variabel acak murni mempunyai korelasi serial sama dengan nol, artinya
suatu kejadian dari variabel tersebut bersifat bebas atau tidak terkait terhadap
kejadian-kejadian sebelumnya. Tetapi variabel acak juga mempunyai kecenderungan
untuk berkisar pada harga tertentu, yang disebut sebagai nilai rata-rata (mean).
Disamping itu juga mempunyai sifat disperse di sekitar nilai rata-rata, yang dikenal
sebagai variabilitas.
1.5. Deskriptor Statistik
Pengamatan terhadap variabel hidrologi dilakukan dengan frekuensi dan
jangkuan (
range)
tertentu.
Besaran-besaran variabel
tersebut
memiliki
kecenderungan dekat dengan nilai tengah tertentu, yaitu nilai rata-rata (mean).
Apabila sampel terdiri dari sejumlah
n
pengamatan,
x1
, x2
,…, xn, maka besaran
rata-rata variabel tersebut adalah :
(
)
∑
=
=
+
+
+
=
n x i nx
n
x
x
x
x
n
x
1 2 11
....
1
dimana :
x= rata-rata variate
nx
= nilai variate ke-n
(n
= 1,2,3…dst)
n
= jumlah data
Deskriptor tangah lain yang sering digunakan adalah median. Apabila
besaran- besaran variabel dalam sampel dari besar dan kecil, apabila jumlah variatnya ganjil,
jumlah variatnya genap, maka mediannya merupakan nilai rata-rata dari variat urutan
ke
n
/2 dan urutan ke (
n
/2)+1. Nilai median ini lebih sering dipilih daripada nilai
rata-rata, apabila sampel yang ditinjau mengandung ‘
outlier
’. Nilai rata-rata dari sampel
yang terakhir ini sangat dipengaruhi oleh nilai ‘
outlier
’ tersebut (Shahin, 1993).
Deskriptor lain yaitu variabilitas atau penyebaran yang diukur dengan varian
(
variance
) atau deviasi standar (
standar deviation
). Varian diartikan sebagai kuadrat
perbedaan antara besaran variat dengan nilai rata-ratanya.
(
)
1
1 2−
−
=
∑
=n
x
x
S
n i idimana :
x= rata-rata variate
ix
= nilai variate ke-
i
(
i
= 1,2,3…dst)
n
= jumlah data
S
= standar deviasi
Selanjutnya adalah koefisien kepencengan atau koefisien asimetri (
skewness
,
C
s) dengan persamaan :
(
)
(
) (
)
3 1 3.
2
.
1
.
S
n
n
x
x
n
C
n i i s−
−
−
=
∑
=
dimana :
x= rata-rata variate
ix
= nilai variate ke-
i
(
i
= 1,2,3…dst)
n
= jumlah data
S
= standar deviasi
Gambar 1.5. Ilustrasi
Skewness
Nilai berikutnya yaitu koefisien kurtosis atau keruncingan/kepuncakan
(kurtosis/
peakedness
) dengan bentuk persamaan :
(
)
(
)
(
)
4 4 3.
3
2
1
S
M
n
n
n
n
C
C k−
−
−
=
atau,
(
) (
) (
)
(
)
−
−
−
−
=
∑
= 4 1 4 3.
3
2
1
S
n
x
x
n
n
n
n
C
n i ik
(Widandi S. & Lily M,
2009)
dimana :
M
4C= momen sentral ke-4
n
= jumlah data
S
= standar deviasi
C
k= koefisien kepencengan
Secara teoritis maka apabila nilai (Soewarno, 1995) :
C
k= 3, disebut dengan distribusi yang mesokurtis (
mesokurtic
), artinya puncak
tidak begitu runcing dan tidak begitu datar, serta berbentuk distribusi
normal.
C
k> 3, disebut dengan distribusi yang leptokurtis (
mesokurtic
), artinya puncak
sangat runcing.
C
k< 3, disebut dengan distribusi yang platikurtis (
platikurtic
), artinya puncak
Gambar 1.5. Sketsa Bentuk Keruncingan Distribusi
Bentuk persamaan koefisien kurtosis yang ditulis dalam buku Soewarno (1995),
maka terlihat adanya perbedaan dengan yang telah ditulis oleh Widandi S. & Lily M.
(2009), yaitu sebagai berikut :
4