• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BEBAN KERJA PADA STAFF PUSKESMAS MEDAN DELI KOTA MEDAN TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH OLA OFIANTY NIM : 131000281

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

(2)

ANALISIS BEBAN KERJA PADA STAFF PUSKESMAS MEDAN DELI KOTA MEDAN TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH OLA OFIANTY NIM : 131000281

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

(3)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS BEBAN KERJA PADA STAFF PUSKESMAS MEDAN DELI KOTA MEDAN TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Juli 2018

Yang membuat pernyataan,

Ola Ofianty NIM : 131000281

(4)

ii

(5)

ABSTRAK

Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan, pekerjaan dapat memberikan kepuasan dan tantangan. Sebaliknya dapat pula menjadi gangguan dan ancaman. Kecepatan dan beban kerja yang berlebihan, merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Gangguan yang dialami dapat berupa stres kerja. Hal ini tentu dapat terjadi pada Staff Puskesmas Medan Deli Kota Medan Tahun 2018.

Jenis penelitian ini menggunakan Deskriptif Kuantitatif untuk melihat gambaran beban kerja Puskesmas Medan Deli Kota Medan Tahun 2017. Waktu Penelitian dilakukan dari bulan September sampai Bulan Maret 2018. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh staf di Puskesmas Medan Deli sebanyak 30 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh staff di Puskesmas Medan Deli yaitu 30 orang.

Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas beban kerja staff adalah kategori berat dengan rata-rata umur staff yaitu >30 tahun dan masa kerja rata-rata 0 - 11 tahun. Petugas yang merasakan beban kerja berlebih ini berasal dari beberapa unit puskesmas. Hasil penelitian menemukan bahwa staff yang mengalami beban kerja kategori berat yaitu unit Pendaftaran.

Disarankan Kepada Kepala Puskesmas Medan Deli Kota Medan dapat menempatkan staff sesuai dengan tupoksi nya dan lebih memantau SDM yang ada, terkait dengan beban kerja sehingga para staff dapat lebih baik lagi menyelesaikan pekerjaan yang diberikan serta kepada kepala ruangan tiap unit lebih memerhatikan pekerjaan yang dilakukan staff di ruangannya sehingga pembagian tugas sama rata. Kepada staff Puskesmas Medan Deli Kota Medan diharapkan dapat melakukan pekerjaan lebih baik sehingga dapat mengurangi stres akibat pekerjaan agar pelayanan yang di berikan kepada masyarakat dapat semaksimal mungkin.

Kata Kunci : Beban Kerja, Analisis.

(6)

iv

ABSTRACT

Work is a part that plays an important role for human life. In life, work can provide satisfaction and challenge. Conversely can also be a nuisance and threat. Excessive speed and workload, are factors that can cause health problems.

The disturbance experienced can be work stress. This can certainly happen to the Staff of Medan Medan Medan Public Health Center 2018.

This study uses Quantitative Descriptive to see the description of workload of Medan Deli Medan Municipal Health Center in 2017. The time of the study was conducted from September to March 2018. The population in this study was all staff at the Deli Medan Public Health Center as many as 30 people. The sample in this research is all staffs at Puskesmas Medan Deli which is 30 people.

Based on the results showed that the majority of staff workload is heavy category with the average age of staff is> 30 years and the average working period of 0 - 11 years. Officers who feel this excessive workload come from several puskesmas units. The results of the study found that staff who experience heavy category workload is the Registration Unit.

It is suggested to the Head of Medan Medan City Health Center to place staff in accordance with their tupoksi and more to monitor the existing human resources related to the workload so that the staff can better finish the work given and to the head of the room each unit pay more attention to the work done by the staff in so the division of the task is equally flat. To Medan Puskesmas Medan Deli staff is expected to do better job so that it can reduce the stress of the work so that the service given to the community can be as much as possible.

Keywords: Workload, Analysis.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Beban Kerja Pada Staff Puskesmas Medan Deli Kota Medan Tahun 2017. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun material. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan waktu, bimbingan , saran dan petunjuk mulai dari penulisan proposal hingga skripsi selesai.

(8)

vi

5. Dr. Juanita, SE. M,KES selaku Dosen Penguji I skripsi yang telah memberikan kritikan, saran dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dosen Penguji II skripsi yang telah banyak meluamgkan waktu untuk memberikan kritikan, saran dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh staff pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

9. dr. Nurlelin Sinaga selaku kepala Puskesmas Medan Deli Kota Medan yang telah memberikan banyak bantuan dan kemudahan selama melakukan penelitian.

10. Hetty Mirawati, STR.Keb, MKM selaku pegawai Puskesmas Medan Deli yang telah memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

11. Rina Ineke, AMKG selaku anggota pustu mabar yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

12. Seluruh pegawai Puskesmas Medan Deli yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

(9)

13. Teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang amat penulis cintai, ayahanda tercinta, Ibrahim MS dan ibunda tercinta, Lili rahma sari srg yang telah memberikan perhatian, semangat serta doa kepada penulis.

14. Teristimewa penulis ucapkan kepada bapak dan ibu mertua yang penulis cintai, ayahanda tercinta, Arianto dan ibunda tercinta, Sumiati yang telah memberikan perhatian, semangat serta doa kepada penulis.

15. Teristimewa penulis ucapkan kepada suami tercinta Rudi Sani, ST yang telah memberikan perhatian, semangat serta doa dan materi kepada penulis.

16. Saudara-saudara tercinta, Mhd Ilham wahyudi, Ade ira Susanty, Usi Maya Wulandari, Rissa dan Rossa yang telah memberikan semangat kepada penulis.

17. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan semangat, dukungan dan doa kepada penulis.

18. Sahabat dari SMA Rima Hanita, Jabbar Malik Hsb Amd,Kom, Edy Purwanto SH yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.

19. Sahabat-sahabat dari semester awal kuliah, Ilvi Skm, Rifka Skm, Aradea, Fina, Salmi Skm, Tia, Rispa Skm dan Ratih yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.

20. Teman-teman di FKM USU, Ratna Skm, Husna Skm, Rida Skm, Rika Skm, Rafida Skm, Riska Afani Skm, Rohani Skm, Fauzi Skm, Yoan Skm, Akhir Skm, Ayub Skm, Iqbal, Icak, Weni dan Rado Skm,yang sampai saat ini masih bersama.

(10)

viii

21. Teman-teman PBL di Desa Pematang Tatal, Perbaungan, Johanis Skm, Maulia Skm, Mida, Rani

22. Teman-teman LKP di Dinkes Provsu Rina Skm, Mimi Skm, Qori, Aradea, Citra. Dan semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2018

Ola Ofianty

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

DAFTAR ISTILAH ... ix

RIWAYAT HIDUP ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Puskesmas ... 10

2.1.1 Defenisi Puskesmas ... 10

2.1.2 Fungsi Puskesmas ... 10

2.1.3 Organisasi Puskesmas ... 11

2.1.4 Upaya Kesehatan ... 12

2.1.5 Sumber Daya Manusia Puskesmas ... 12

2.2 Beban Kerja ... 13

2.2.1 Pengertian Beban Kerja ... 14

2.2.2 Bentuk Beban Kerja ... 15

2.2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja ... 17

2.2.4 Dampak Beban Kerja ... 24

2.3 Landasan Berfikir ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Populasi Dan Sampel ... 25

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 26

(12)

x

3.5 Defenisi Operasional ... 26

3.6 Metode Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 33

4.1.1 Wilayah Kerja Puskesmas ... 33

4.1.2 Sejarah Singkat Puskesmas Medan Deli Kota Medan ... 33

4.1.3 Visi Misi dan Motto Puskesmas Medan Deli Kota Medan 34 4.1.4 Gambaran Kependudukan di Kecamatan Medan Deli ... 34

4.1.5 Gambaran Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Medan Deli 35 4.2 Karateristik Responden ... 36

4.2.1 Beban Kerja ... 41

4.3 Beban Kerja Staff Puskesmas ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Jumlah penduduk berdasarkan kelurahan dan jenis kelamin ... 35

Tabel 4.2 Distribusi Faskes di Kecamatan Medan Deli Tahun 2016 ... 35

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Pendidikan Terakhir dan Lama Bekerja 36

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Besarnya Beban Kerja pada staff Puskesmas Medan Deli Kota Medan tahun 2017 ... 38

Tabel 4.5 Distribusi Tingkat Pendidikan Berdasarkan Beban Kerja ... 39

Tabel 4.6 Distribusi Lama Kerja Dalam Tahun berdasarkan Beban Kerja ... 39

Tabel 4.7 Distribusi Posisi / unit staff berdasarkan Beban Kerja ... 40

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Besarnya Beban Kerja pada staff Puskesmas Medan Deli Kota Medan tahun 2017 ... 41

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Lampiran 2. Master Data Lampiran 3. Hasil Statatistik Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Lampiran 5. Surat Selesai Penelitian

(15)

DAFTAR ISTILAH

Singkatan : Singkatan dari

BPJS : Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

IKHLAS : Inisiatif, Kerjasama, Humanis, Loyal, Akuntabel, Sepenuh hati JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak KLB : Kejadian Luar Biasa

K.B : Kota Bangun

M.H : Mabar Hilir

NIOSH : National Institute for Occupational Safety and health PNC : Post Natal Care

PUSTU : Puskesmas Pembantu SDM : Sumber Daya Manusia

SP2TP : Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu

TB : Tubercullosis

T.M : Tanjung Mulia

T.M.H : Tanjung Mulia Hilir UGD : l Unit Gawat Darurat

UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat UKP : Upaya Kesehatan Perorangan

(16)

xiv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ola Ofianty, dilahirkan di kota Medan pada tanggal 04 Desember 1994 dari pasangan suami istri Bapak Ibrahim MS dan Ibu Lili Rahma sari srg. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 064009 pada tahun 2007. Selanjutnya, pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di MTSs Istiqlal pada tahun 2010. Kemudian penulis melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 20 Medan pada tahun 2013.

Tahun 2013 tepatnya pada tanggal 02 September penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri, tepatnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyelesaikan kuliah Strata satu (S1) pada tahun 2018.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis, (UU No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan).

Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan)

Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, perizinan, serta pembinaan, pengawasan, dan pemantauan agar penyelenggaraan upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan dan perikemanusiaan serta sesuai dengan perkembangan

(18)

2

ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, (UU No. 36 Tahun 2014, Tentang Tenaga Kesehatan)

Menurut Undang-undang Tenaga Kesehatan Nomor 36 Tahun 2014, Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan kunci utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.

Menurut Undang-undang kesehatan No 36 Tahun 2009 Pasal 164 Ayat 1 mengatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

SDM Kesehatan menjadi salah satu komponen yang penting dan perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di puskesmas karena SDM Kesehatan merupakan perencana, penggerak, dan pelaksana kegiatan pelayanan kesehatan itu sendiri.

Sumber daya manusia puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga penunjang (non tenaga kesehatan).Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja. Tenaga kesehatan di puskesmas harus bekerja sesuai

(19)

dengan standar profesi, standar pelayanan, standar operasional prosedur, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja, (Permenkes 75 tahun 2014, Tentang Puskesmas).

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya, (Permenkes 75 tahun 2014, Tentang Puskesmas).

Jumlah Puskesmas di Indonesia sampai dengan Desember 2015 sebanyak 9.754 unit, yang terdiri dari 3.396 unit Puskesmas rawat inap dan 6.358 unit Puskesmas non rawat inap. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2014 yaitu sebanyak 9.731 unit, dengan jumlah Puskesmas rawat inap sebanyak 3.378 unit dan Puskesmas non rawat inap sebanyak 6.353 unit, (Profil Kesehatan indonesia, 2015).

Provinsi dengan rasio Puskesmas tertinggi yaitu Papua Barat sebesar 5,20 per 30.000 penduduk, sedangkan Banten memiliki rasio terendah sebesar 0,58 per 30.000 penduduk. Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk belum sepenuhnya menggambarkan kondisi yang sebenarnya mengenai aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar. Sebagai contoh, tiga provinsi dengan rasio tertinggi seluruhnya berada di wilayah timur yaitu Papua Barat, Maluku, dan Papua. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah penduduk yang relatif sedikit sedangkan wilayah kerja yang luas, (Profil Kesehatan indonesia, 2015).

(20)

4

Puskesmas Medan Deli adalah Puskesmas Rawat Inap yang berlokasi di Jalan. K.L Yos Sudarso Km. 11,1 Lingkungan III Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli, Kode Pos 20243 Kota Medan. yang memiliki wilayah kerja di 5 kelurahan yaitu Kota Bangun, Mabar, Mabar Hilir, Tanjung Mulia, Tanjung Mulia Hilir. Puskesmas Medan Deli dikepalai oleh seorang dokter umum, (Profil Puskesmas Medan Deli, 2016).

Pegawai puskesmas ditempatkan di 9 unit yaitu loket pendaftaran dan rujukan, poli umum, poli gigi, KIA, ruang TB paru, apotek, laboratorium, tata usaha dan ruang kepala puskesmas. Jumlah seluruh tenaga kesehatan di Medan Deli adalah 30 orang dengan berbagai latar belakang pendidikan bidang kesehatan yaitu dokter umum 4 orang, dokter gigi 2 orang, perawat umum 6 orang, perawat gigi 1 orang, bidan 8 orang, apoteker 1 orang, petugas gizi 1 orang, SKM 2 orang, pekarya/TU 1 orang, analis 2 orang, SMA 2 orang, (Profil Puskesmas Medan Deli, 2016).

Berdasarkan hasil survey awal yang saya lakukan pada bulan september tahun 2017, Hasil wawancara dengan beberapa petugas di unit KIA di Puskesmas Medan Deli bahwa pekerjaan yang dilakukan tenaga kesehatan yaitu melayani pasien yang datang untuk berobat jalan, dan turun ke lapangan, Petugas kesehatan juga mengakui pasien yang datang ke puskesmas memang banyak, sejak era JKN ini, jumlah kunjungan di tahun 2016 sebanyak 56705 pasien. memang bertambah banyak apalagi mereka juga menerima pasien BPJS yang faskes nya bukan di puskesmas tersebut, sehingga mereka mengatakan bahwa pekerjaan mereka semakin banyak, (Profil Puskesmas Medan Deli, 2016).

(21)

Dari hasil survei awal yang saya lakukan pada bulan september 2017 pada pukul 11.00wib dengan mewawwancarai staff, dari Pengakuan petugas kesehatan di unit KIA bahwa pekerjaan mereka bertambah karena saat ini puskesmas dalam proses akreditasi. Selain melayani pasien, mereka juga wajib mengikuti rapat akreditasi di jam kerja mereka serta membuat laporan- laporan yang harus selesai tepat waktu. Perwakilan dari tiap unit wajib mengikuti rapat akreditasi sementara yang lain melanjutkan pekerjaan rekannya begitupun sebaliknya. Hal ini menyebabkan beban kerja bertambah karena harus menggantikan pekerjaan petugas kesehatan lain sambil menyelesaikan pekerjaannya sendiri.

Hasil observasi yang saya lakukan pada bulan september 2017 ditemukan pula adanya kurang komunikasi antar sesama petugas sehingga menyulitkan untuk menyelesaikan laporan dengan tepat waktu, terlambatnya penyelesaian laporan juga dikarenakan banyaknya pekerjaan yang mereka kerjakan, baik itu tugas pokok dan tugas tambahan yang harus selesai tepat waktu. Masih adanya kesalahan komunikasi antara pasien dan pegawai sehingga menimbulkan konflik antar pasien dengan pegawai.

Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan, pekerjaan dapat memberikan kepuasan dan tantangan. Sebaliknya dapat pula menjadi gangguan dan ancaman. Terjadinya gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja fisik yang buruk telah lama diketahui, juga telah pula dipahami bahwa desain dan organisasi kerja yang telah memadai, seperti kecepatan dan beban kerja yang berlebihan, (Tarawaka, 2011).

(22)

6

Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress tergantung pada reaksi pekerja. Bagaimanapun juga ada sejumlah kondisi kerja yang sering menyebabkan stress bagi para pekerja diantaranya ; Beban kerja yang berlebihan, Tekanan atau desakan waktu, Kualitas supervise yang jelek, Iklim politis yang tidak aman, Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai, Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab, Kemenduaan peranan, Frustasi, Konflik antar pribadi dan antar kelompok, Berbagai bentuk perubahan, (Handoko, 2008).

Beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja terbagi dua yaitu beban kerja kuantitatif beban kerja kualitatif. Beban kerja kuantitatif adalah banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan pada satuan waktu tertentu, sedangkan beban kerja kualitatif ialah benyaknya pekerjaan yang dirasakan sulit/tidak sesuai dengan kemampuan pekerja, (Munandar, 2001).

Beban kerja berlebih dapat dilihat dari banyaknya pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan oleh pekerja, desakan waktu dalam menyelesaikan tuntutan pekerjaan, yaitu setiap tugas diharapkan dapat selesai secepat mungkin secara tepat dan cermat, adanya pekerjaan-pekerjaan tertentu yang beralih titik beratnya pada pekerjaan otak, sehingga membutuhkan konsentrasi yang tinggi, (Munandar, 2001).

Beban kerja pada tenaga kesehatan di puskesmas dapat dilihat dari aspek- aspek seperti tugas-tugas yang dijalankan berdasarkan fungsi utamanya. Tugas- tugas yang dijalankan meliputi tugas pokok, tugas tambahan/rangkap, jumlah

(23)

pasien yang harus dilayani, kapasitas kerja sesuai dengan pendidikan tenaga kesehatan, waktu kerja yang digunakan untuk mengerjakan tugas sesuai dengan jam kerja yang berlangsung setiap hari, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu tenaga kesehatan dalam menyelesaikan kerjanya dengan baik, (Irwandi, 2007).

Beban kerja optimum harus dicapai bila ingin mendapatkan produktivitas yang tinggi, namun demikian jika beban pekerjaan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi maka akan menyebabkan produktifitas yang rendah pula, dari berbagai penelitian terbaru tentang stress akibat kerja mengindikasikan bahwa tedapat rentang variable yang cukup luas yang mendifinisikan pekerjaan sebagai penyebab stress. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan sebagai penyebab stress ditandai dengan : Tingkat tuntutan kerja yang tinggi (beban kerja), Tingkat control tugas yang rendah (pembuatan keputusan), Tingkat pelaksanaan tugas tidak menentu (kemampuan kerja dan keterampilan teknis), Dukungan organisasi rendah (pengakuan dan penghargaan terhadap individu pekerja), (Tarawaka, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian iswinarto (2004), perhitungan dengan instrumen DSP DepKes 2004 untuk menghitung kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja menunjukkan bahwa tenaga yang ada di puskesmas masih kurang seperti Puskesmas Curup tenaga ada 37 yang dibutuhkan 55 jadi jadi masih kurang 18, Puskesmas Kampung Delima tenaga yang ada 21 dibutuhkan 43 jadi kekurangan tenaga 22, Puskesmas Air Dingin tenaga yang ada 17 dibutuhkan 33 kekurangan tenaga 16 dan Puskesmas Sindang Jati tenaga yang ada 15 yang

(24)

8

dibutuhkan 33 masih kurang 18 tenaga, adapun tenaga yang paling kurang jenisnya adalah tenaga SMF, Bidan, Dokter.

Berdasarkan hasil penelitian Kusuma (2014), menunjukan analisis jabatan dan berdasarkan pada jumlah kunjungan pasien. Informan menyatakan bahwa seluruh perawat yang bertugas di rawat inap ternyata juga bertugas di rawat jalan, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan memegang program-program yang ada di Puskesmas. Hasil perhitungan BOR sebesar 55% yaitu memiliki beban kerja yang rendah, AVLOS sebesar 4 hari, TOI sebesar 3 hari dan BTO sebesar 58,25.

Berdasarkan hasil penelitian Nafista (2017), menunjukan Perhitungan dan analisis beban kerja tenaga perawat dengan menggunakan metode work sampling menghasilkan bahwa beban kerja pada 6 hari kerja tenaga perawat di

Puskesmas Poncol berbeda – beda. Beban kerja tenaga perawat paling tinggi di hari Senin dan Kamis pada jam kerja panjang, sedangkan untuk jam kerja pendek beban kerja paling tinggi tenaga perawat berada di hari Sabtu.

Dengan demekian peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Analisis beban kerja Pada staff Puskesmas Medan Deli Kota Medan Tahun 2017’’.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana beban kerja staff puskesmas di Puskesmas Medan Deli ?

(25)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran beban kerja staff Puskesmas Medan Deli

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan dan informasi untuk Puskesmas Medan Deli agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan manajemen sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

2. Sebagai bahan informasi, pembelajaran dan melatih diri berpikir ilmiah untuk peneliti.

3. Sebagai acuan perbandingan, informasi dan pembelajaran untuk penelitian selanjutnya.

(26)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas

2.1.1 Defenisi Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

2.1.2 Fungsi Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Puskesmas sesuai dengan fungsinya berkewajiban mengupayakan, menyediakan, dan menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Fungsi puskesmas antara lain:

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

(27)

pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

2.1.3 Organisasi Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 bahwa organisasi puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja puskesmas. Pada umumnya struktur organisasi puskesmas terdiri dari:

a. Kepala Puskesmas.

b. Kepala sub bagian tata usaha

c. Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

d. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium.

e. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.

(28)

12

2.1.4 Upaya kesehatan

Puskesmas menyelengarakan upaya kesehatan tingkat pertama dan upayakesehatan perseorangan tingkat pertama, dimana upaya kesehatan tingkat pertama (Permenkes, 75 tahun 2014, Tentang Puskesmas) meliputi :

1) Upaya kesehatan Esensial: (a).Pelayanan promosi kesehatan (b).Pelayanan kesehatan lingkungan (c).Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana (d).Pelayanan gizi (e).Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

2) Upaya kesehatan perorangan meliputi : (a).Rawat jalan (b).Pelayanan gawat darurat (c).Pelayanan satu hari (one day care) (d).Home care (e).Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan (f).Kesehatan.

2.1.5 Sumber Daya Manusia Puskesmas

Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan nonkesehatan. Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaanfasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.

Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada Permenkes, 75 tahun 2014 ayat (2) Tentang Puskesmas, paling sedikit terdiri atas: (a).dokter atau dokter layanan primer (b).dokter gigi (c).Perawat (d).Bidan (e).Tenaga

(29)

kesehatan.masyarakat (f).Tenaga kesehatan lingkungan (g).Ahli teknologi laboratorium medik (h). Tenaga gizi (i).Tenaga kefarmasian.

2.2 Beban Kerja

Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pekerjanya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik, mental dan atau sosial. Tenaga kerja memiliki keterbatasan untuk memikul beban sampai pada tingkat tertentu. Selain itu, masing-masing tenaga kerja memiliki batas optimal pembebanan kerja yang berbeda-beda. Prinsip inilah yang mendasari penempatan tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat pula. Derajat ketepatan tersebut dapat diukur melalui kecocokan pengalaman, pengetahuan, keahlian, keterampilan, motivasi, sikap kerja dan lain sebagainya (Alamsyah dan Ratna, 2013).

Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban-beban tersebut tergantung bagaimana orang tersebut bekerja sehingga disebut beban kerja, jadi definisi beban kerja adalah kemampuan tubuh bekerja dalam menerima pekerjaan. Beban dapat berupa beban fisik dan beban mental. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, mengangkut, merawat, mendorong, sedangkan beban kerja mental dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lain, (Manuaba, 2000).

Beban kerja SDM kesehatan di puskesmas juga merupakan hal penting yang tidak bisa terus menerus diabaikan. Beban kerja yang berlebihan dapat berpengaruh pada kualitas kerja seseorang, (Mujiati & Yuniar, 2017).

(30)

14

2.2.1 Pengertian beban kerja

Menurut Permendagri Nomor 12 tahun 2008 Tentang Pedoman Analisis Beban Kerja Di Lingkungan Departemen Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah, beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu, Setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar, sehingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal.

Menurut Everly dkk, dalam Munandar ( 2001), mengatakan bahwa beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif yang timbul karena tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif jika pekerja merasa tidak mampu melakukan tugas atau tugas tidak menggunakan keterampilan atau potensi dari pekerjaan. Beban kerja fisikal atau mental yang harus melakukan terlalu banyak hal, merupakan kemungkinan sumber stres pekerjaan. Kesimpulan beban kerja adalah kemampuan tubuh untuk menerima pekerjaan dapat berupa beban fisik dan beban mental.

Beban kerja (workload) merupakan stressor hubungan peran atau tugas lain yang terjadi karena para pegawai merasa beban kerjanya terlalu banyak. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan mengurangi tenaga kerja dan melakukan

(31)

retruksisasi pekerjaan, meninggalkan sisa pegawai dengan lebih banyak tugas dan sedikit waktu serta sumberdaya untuk menyelesaikannya, (Sopiah, 2008).

Beban kerja menurut Meshkati dalam Astianto (2014) dapat didefinisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi. Mengingat kerja manusia bersifat mental dan fisik, maka masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda- beda. Tingkat pembebanan yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan dan terjadi overstress, sebaliknya intensitas pembebanan yang terlalu rendah memungkinkan rasa bosan dan kejenuhan atau understress.

Oleh karena itu perlu diupayakan tingkat intensitas pembebanan yang optimum yang ada di antara kedua batas yang ekstrim tadi dan tentunya berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.

Menurut Heart & staveland dalam Tarawaka (2011), bahwa beban kerja merupakan suatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas, lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja, keterampilan perilaku dan persepsi dari pekerja. Beban kerja kadang-kadang juga dapat didefenisikan secara operasional pada berbagai faktor seperti tuntutan tugasatau upaya-upaya yang dilakukan untuk melakukan pekerjaan.

2.2.2 Bentuk Beban Kerja

Menurut Munandar (2001), mengklasifikasikan beban kerja ke dalam faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan sebagai berikut :

a. Tuntutan Fisik Kondisi fisik pekerja mempunyai pengaruh terhadap kondisi faal tubuh dan psikologi seseorang. dalam hal ini bahwa kondisi kesehatan

(32)

16

pegawai harus tetap dalam keadaan sehat saat melakukan pekerjaan, selain istirahat yang cukup juga dengan dukungan sarana tempat kerja yang nyaman dan memadai.

b. Tuntutan Tugas. Kerja shift/kerja malam sering kali menyebabkan kelelahan bagi para pegawai akibat dari beban kerja yang berlebihan. beban kerja berlebihan dan beban kerja terlalu sedikit dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Beban kerja dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Beban Berlebih Kuantitatif. Secara fisik ataupun mental akibat terlalu banyak melakukan kegiatan merupakan kemungkinan sumber stress pekerjaan untuk yang menimbulkan beban berlebih kuantitatif ialah desakan waktu dalam menyelesaikan tuntutan pekerjaan, yaitu setiap tugas diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin secara cepat dan cermat.

2. Beban Terlalu Sedikit Kuantitatif. Yang dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang pada pekerjaan yang sederhana, dimana banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa bosan.

3. Beban Berlebih Kualitatif. Kemajuan teknologi mengakibatkan sebagian besar pekerjaan yang selama ini dikerjakan secara manual oleh.

manusia/tenaga kerja diambil alih oleh electronik seperti komputer, sehingga pekerjaan manusia beralih titik beratnya pada pekerjaan otak.

4. Beban Terlalu Sedikit Kualitatif. Merupakan keadaan dimana tenaga kerja tidak diberi peluang untuk menggunakan keterampilan dan potensi

(33)

yang dimilikinya, atau untuk mengembangkan kecakapan potensialnya secara penuh.

5. Beban tambahan kerja ada dua macam, yaitu beban kerja utama dan beban kerja tambahan. Beban kerja utama merupakan beban yang ditimbulkan akibat dari suatu pekerjaan yang dilakukan. Beban tambahan merupakan beban yang ditimbulkan akibat faktor lingkungan dalam suatu pekerjaan yang dapat berakibat atau mempengaruhi kondisi jasmani dan rohani, Disebut beban tambahan karna lingkungan tersebut mengganggu pekerjaan dan harus diatasi oleh tenaga kerja atau staff yang bersangkutan (Kurniawati, 2013).

2.2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Beban Kerja

Beban kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Menurut Rodahl dkk dalam Tarawaka (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain :

a. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti : 1. Tugas-tugas yang bersifat fisik, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap

kerja, dan tugas-tugas yang bersifat psikologis, seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab pekerjaan.

2. Organisasi kerja seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, sistem kerja, model struktur organisasi, pelimpahan tugas, tanggung jawab dan wewenang.

(34)

18

3. Lingkungan kerja adalah merupakan penempatan dan pemilihan staff, hubungan sesama staff, hubungan staff dengan atasan dan staff dengan lingkungan sosial.

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh pekerja itu sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan).

c. Faktor-faktor yang dapat menjadi beban tambahan Faktor – faktor yang mempengaruhi Beban Kerja

Terdapat 4 faktor utama yang mempengaruhi beban kerja setiap tenaga kesehatan yaitu:

1) Tugas Pokok Tenaga Kesehatan

Tugas Pokok adalah tugas yang harus dikerjakan oleh seorang tenaga kesehatan berdasarkan prosedur tetap yang ada pada puskesmas. Rincian tugas pokok tenaga kesehatan di puskesmas sebagai berikut :

a) Tugas Pokok Tenaga Dokter

Melakukan pelayanan umum, melakukan tindakan medik dan UGD, kunjungan pada pasien rawat inap, menerima dan melakukan rujukan, melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, melakukan catatan medik, dan membuat rencana kerja tahunan.

b) Tugas Pokok Tenaga Bidan

(35)

Melaksanakan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, melaksanakan pelayanan KB, melaksanakan pertolongan persalinan normal perawatan nifas (PNC), melaksanakan pelayanan kesehatan bayi dan anak.

c) Tugas Pokok Perawat

Melaksanakan asuhan keperawatan dan evaluasi keperawatan, dan melakukan kunjungan pembinaan individu/ keluarga/ masyarakat.

d) Tugas Pokok Tenaga Dokter Gigi

Melakukan pelayanan/tindakan gigi dan mulut, melakukan penambalan gigi, menerima dan melakukan rujukan, menerima konsultasi pasien dan masyarakat, melaksanakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dan anak sekolah, membuat rencana kerja tahunan.

e) Tugas Pokok Perawat Gigi

Membantu dokter gigi dalam melakukan praktek, melakukan sterilisasi/desinfeksi alat, membantu dokter gigi dalam melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, mencatat register kunjungan pasien.

f) Tugas Pokok Tenaga Kesehatan Masyarakat

Menyusun rencana program puskesmas, menyiapkan data/informasi sebagai dasar pengambilan keputusan kepala puskesmas, pengelolaan administrasi surat-menyurat, Menyusun rencana kebutuhan sarana perlengkapan puskesmas, melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan program puskesmas dan tata usaha, koordinasi pencatatan dan pelaporan bulanan dan tahunan.

(36)

20

g) Tugas Pokok Tenaga Pelaksana Sanitasi

Melakukan pengamatan penyakit, melakukan penyuluhan epidemiologi dan imunisasi, menentukan identifikasi KLB/wabah, melakukan pemberantasan terhadap penyakit menular langsung. melakukan analisis dampak lingkungan, penyuluhan kesehatan lingkungan.

h) Tugas Pokok Tenaga Pelaksana Farmasi

Menerima resep, meracik dan mempersiapkan obat sesuai kebutuhan, Memberikan penjelasan kepada pasien tentang pemakaian obat, Merencanakan kebutuhan obat dan vaksin, membuat daftar permintaan obat kegudang farmasi, membuat pencatatan dan pelaporan.

i) Tugas Pokok Tenaga Pelaksana Gizi

Melaksanakan pelayanan gizi, melatih kader gizi, menyusun standar dietik dan informasi gizi, pemberian vitamin, membuat pencatatan dan laporan, menghitung stok Yodiol, membuat laporan posyandu, membuat jadwal puskesmas keliling.

j) Tugas Pokok Tenaga Pekarya Kesehatan

Membantu perawat dalam pelayanan kesehatan, mencatat registrasi kunjungan pasien, menyelenggarakan perawatan kesehatan masyarakat dengan kunjungan rumah, membina peran serta masyarakat melalui dasa wisma, penyuluhan (di posyandu), pencatatan dan pelaporan.

k) Tugas Pokok Tenaga Administrasi Umum

Mengagendakan surat masuk dan surat keluar, mengetik surat, mengirim surat, pencatatan inventarisasi barang, melakukan peremajaan data

(37)

pegawai, barang dan perlengkapan lain, melakukan kegiatan kearsipan, membuat laporan puskesmas.

l) Tugas Pokok Petugas Loket

Mempersiapkan peralatan di loket, pelayanan pendaftaran/mengisi kartu status pasien, menerima pembayaran retribusi/karcis, menyusun kartu berobat kedalam kotak/rak, merekap kunjungan pasien, menyetor hasil penerimaan pembayaran retribusi, membuat laporan kunjungan pasien.

m) Tugas Pokok Petugas SP2TP

Melakukan kordinasi pengumpulan data laporan hasil kegiatan bulanan puskesmas, melakukan validasi data hasil laporan bulanan kegiatan program, melakukan pengumpulan dan analisa data stratifikasi puskesmas, merekap dan mendokumentasikan laporan hasil kegiatan bulanan puskesmas, melakukan visualisasi data hasil laporan bulanan kegiatan program, mendokumentasikan semua rencana dan hasil kegiatan puskesmas secara sistematis.

2) Tugas Tambahan

Tugas tambahan merupakan bagian dari pekerjaan dan dikerjakan seperti halnya tugas utama. Namun akan menjadikan beban kerja meningkat jika tugas tambahan lebih banyak sehingga menjadikan tanggungan pekerjaan yang harus dikerjakan menjadi lebih besar. Dapat juga terjadi sebaliknya yakni dengan tugas tambahan beban kerja meningkat tetapi tetap sesuai dengan standar karena tingkat produktivitas menjadi lebih optimal. Tugas tambahan tenaga kesehatan pada puskesmas sebagai berikut :

(38)

22

a) Tugas Tambahan Tenaga Dokter

Membuat Laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan manajemen puskesmas, melakukan kordinasi lintas program, melakukan supervisi program.

b) Tugas Tambahan Tenaga Bidan

Membuat laporan kegiatan bulanan, melakukan bimbingan teknis pada Bidan di desa , menghadiri pertemuan.

c) Tugas Tambahan Perawat

Membuat Laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, membimbing siswa perawat.

d) Tugas Tambahan Dokter Gigi

Membuat laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan manajemen puskesmas, melakukan supervisi program.

e) Tugas Tambahan Perawat Gigi

Membuat laporan bulanan, menghadiri pertemuan, membuat pencatatan dan pelaporan perawatan gigi pasien.

f) Tugas Pokok Tenaga Pelaksana Gizi

Membuat laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan (rapat, seminar, pelatihan), penyuluhan

g) Tugas Tambahan Tenaga Pelaksana Farmasi

Membuat laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan,

(39)

h) Tugas Tambahan Tenaga Pelaksanan Sanitasi

Membuat laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, melakukan koordinasi lintas program/sektor, melakukan supervisi program.

i) Tugas Tambahan Tenaga Kesehatan Masyarakat

Melakukan penyuluhan, menghadiri pertemuan, melaksanakan tugas pendelegasian manajerial dari kepala puskesmas, koordinasi pelaksanaan JPKM, koordinasi pelaksanaan supervisi kegiatan program.

j) Tugas Tambahan Tenaga Administrasi Umum

Membuat laporan kegiatan bulanan, menyelenggarakan kegiatan sosial dalam lingkungan wilayah puskesmas, rapat.

k) Tugas Tambahan Petugas Pengelola SP2TP

Melakukan pencatatan dan dokumentasi arus barang inventaris puskesmas, melakukan peremajaan data inventaris barang untuk keperluan perencanaan, membuat perencanaan pengadaan, perbaikan dan penghapusan barang inventaris, membuat laporan bulanan,membuat laporan harian.

1) Waktu Kerja

Waktu kerja adalah lamanya seseorang bekerja dalam seharinya.

2) Jumlah Kunjungan Pasien

Jumlah kunjungan adalah banyaknya kunjungan pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan. Kunjungan pasien setiap harinya di waktu kerja akan mempengaruhi beban kerja dari tenaga kesehatan. Sebaiknya

(40)

24

terdapat kesesuaian antara jumlah tenaga kesehatan dan pasien atau klien yang dilayani di unit pelayanan kesehatan.

2.2.4 Dampak beban kerja

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan stres kerja baik fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah, sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang dilakukan karena pengulangan gerak yang menimbulkan kebosanan. Kebosanan dalam kerja rutin sehari- hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan, sehingga secara potensial membahayakan pekerja, (Manuaba, 2000).

2.3 Landasan Berfikir

Bahwa penelitian ini mendeskripsikan beban Tugas staff puskesmas yang dalam hal ini meliputi aspek : Tugas Pokok, Tugas Tambahan, Waktu Kerja dan Jumlah Kunjungan Pasien.

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif kuantitatif, menurut Notoatmodjo (2012), metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Jenis ini digunakan untuk mengetahui gambaran tentang Beban Kerja Staff Puskesmas Medan Deli Kota Medan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Medan Deli, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, pada bulan September 2017 sampai maret 2018. Pemilihan lokasi penelitian ini dilaksanakan karena Puskesmas Medan Deli merupakan Puskesmas yang memiliki wilayah kerja cukup luas dan jumlah penduduk yang banyak.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh Staff Puskesmas yang bekerja di Puskesmas Medan Deli, Kecamatan Medan Deli Kota Medan. Adapun jumlah staff yang bekerja di Puskesmas Medan Deli berjumlah 30 orang. Sehubungan dengan jumlah populasi yang relatif kecil maka teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total populasi dimana seluruh populasi dijadikan sampel penelitian yaitu 30 orang.

(42)

26

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan wawancara yang berpedoman pada kuesioner terstruktur dengan jawaban tertutup yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk melengkapi hasil wawancara peneliti juga melalukan observasi

3.5 Definisi Operasional

Faktor- faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain : 1. Tugas Pokok Tenaga Kesehatan

Tugas Pokok adalah tugas yang harus dikerjakan oleh seorang tenaga kesehatan berdasarkan prosedur tetap yang ada pada puskesmas. Rincian tugas pokok tenaga kesehatan di puskesmas sebagai berikut :

a. Tugas Pokok Tenaga Dokter

Melakukan pelayanan umum, melakukan tindakan medik dan UGD, kunjungan pada pasien rawat inap, menerima dan melakukan rujukan, melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, melakukan catatan medik, dan membuat rencana kerja tahunan.

b. Tugas Pokok Tenaga Bidan

Melaksanakan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, melaksanakan pelayanan KB, melaksanakan pertolongan persalinan normal perawatan nifas (PNC), melaksanakan pelayanan kesehatan bayi dan anak.

c. Tugas Pokok Perawat

Melaksanakan asuhan keperawatan dan evaluasi keperawatan, dan melakukan kunjungan pembinaan individu/ keluarga/ masyarakat.

(43)

d. Tugas Pokok Tenaga Dokter Gigi

Melakukan pelayanan/tindakan gigi dan mulut, melakukan penambalan gigi, menerima dan melakukan rujukan, menerima konsultasi pasien dan masyarakat, melaksanakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dan anak sekolah, membuat rencana kerja tahunan.

e. Tugas Pokok Perawat Gigi

Membantu dokter gigi dalam melakukan praktek, melakukan sterilisasi/desinfeksi alat, membantu dokter gigi dalam melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, mencatat register kunjungan pasien.

f. Tugas Pokok Tenaga Kesehatan Masyarakat

Menyusun rencana program puskesmas, menyiapkan data/informasi sebagai dasar pengambilan keputusan kepala puskesmas, pengelolaan administrasi surat-menyurat, Menyusun rencana kebutuhan sarana perlengkapan puskesmas, melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan program puskesmas dan tata usaha, koordinasi pencatatan dan pelaporan bulanan dan tahunan.

g. Tugas Pokok Tenaga Pelaksana Sanitasi

Melakukan pengamatan penyakit, melakukan penyuluhan epidemiologi dan imunisasi, menentukan identifikasi KLB/wabah, melakukan pemberantasan terhadap penyakit menular langsung. melakukan analisis dampak lingkungan, penyuluhan kesehatan lingkungan.

h. Tugas Pokok Tenaga Pelaksana Farmasi

Menerima resep, meracik dan mempersiapkan obat sesuai kebutuhan, Memberikan penjelasan kepada pasien tentang pemakaian obat,

(44)

28

Merencanakan kebutuhan obat dan vaksin, membuat daftar permintaan obat kegudang farmasi, membuat pencatatan dan pelaporan.

i. Tugas Pokok Tenaga Pelaksana Gizi

Melaksanakan pelayanan gizi, melatih kader gizi, menyusun standar dietik dan informasi gizi, pemberian vitamin, membuat pencatatan dan laporan, menghitung stok Yodiol, membuat laporan posyandu, membuat jadwal puskesmas keliling.

j. Tugas Pokok Tenaga Pekarya Kesehatan

Membantu perawat dalam pelayanan kesehatan, mencatat registrasi kunjungan pasien, menyelenggarakan perawatan kesehatan masyarakat dengan kunjungan rumah, membina peran serta masyarakat melalui dasa wisma, penyuluhan (di posyandu), pencatatan dan pelaporan.

k. Tugas Pokok Tenaga Administrasi Umum

Mengagendakan surat masuk dan surat keluar, mengetik surat, mengirim surat, pencatatan inventarisasi barang, melakukan peremajaan data pegawai, barang dan perlengkapan lain, melakukan kegiatan kearsipan, membuat laporan puskesmas.

l. Tugas Pokok Petugas Loket

Mempersiapkan peralatan di loket, pelayanan pendaftaran/mengisi kartu status pasien, menerima pembayaran retribusi/karcis, menyusun kartu berobat kedalam kotak/rak, merekap kunjungan pasien, menyetor hasil penerimaan pembayaran retribusi, membuat laporan kunjungan pasien.

(45)

2. Tugas Pokok Petugas SP2TP

Melakukan kordinasi pengumpulan data laporan hasil kegiatan bulanan puskesmas, melakukan validasi data hasil laporan bulanan kegiatan program, melakukan pengumpulan dan analisa data stratifikasi puskesmas, merekap dan mendokumentasikan laporan hasil kegiatan bulanan puskesmas, melakukan visualisasi data hasil laporan bulanan kegiatan program, mendokumentasikan semua rencana dan hasil kegiatan puskesmas secara sistematis.

3. Tugas Tambahan

Tugas tambahan merupakan bagian dari pekerjaan dan dikerjakan seperti halnya tugas utama. Namun akan menjadikan beban kerja meningkat jika tugas tambahan lebih banyak sehingga menjadikan tanggungan pekerjaan yang harus dikerjakan menjadi lebih besar. Dapat juga terjadi sebaliknya yakni dengan tugas tambahan beban kerja meningkat tetapi tetap sesuai dengan standar karena tingkat produktivitas menjadi lebih optimal. Tugas tambahan tenaga kesehatan pada puskesmas sebagai berikut :

a. Tugas Tambahan Tenaga Dokter

Membuat Laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan manajemen puskesmas, melakukan kordinasi lintas program, melakukan supervisi program.

b. Tugas Tambahan Tenaga Bidan

Membuat laporan kegiatan bulanan, melakukan bimbingan teknis pada Bidan di desa , menghadiri pertemuan.

(46)

30

c. Tugas Tambahan Perawat

Membuat Laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, membimbing siswa perawat.

d. Tugas Tambahan Dokter Gigi

Membuat laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan manajemen puskesmas, melakukan supervisi program.

e. Tugas Tambahan Perawat Gigi

Membuat laporan bulanan, menghadiri pertemuan, membuat pencatatan dan pelaporan perawatan gigi pasien.

f. Tugas Pokok Tenaga Pelaksana Gizi

Membuat laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan (rapat, seminar, pelatihan), penyuluhan

g. Tugas Tambahan Tenaga Pelaksana Farmasi

Membuat laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, h. Tugas Tambahan Tenaga Pelaksanan Sanitasi

Membuat laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, melakukan koordinasi lintas program/sektor, melakukan supervisi program.

i. Tugas Tambahan Tenaga Kesehatan Masyarakat

Melakukan penyuluhan, menghadiri pertemuan, melaksanakan tugas pendelegasian manajerial dari kepala puskesmas, koordinasi pelaksanaan JPKM, koordinasi pelaksanaan supervisi kegiatan program.

(47)

j. Tugas Tambahan Tenaga Administrasi Umum

Membuat laporan kegiatan bulanan, menyelenggarakan kegiatan sosial dalam lingkungan wilayah puskesmas, rapat.

k. Tugas Tambahan Petugas Pengelola SP2TP

Melakukan pencatatan dan dokumentasi arus barang inventaris puskesmas, melakukan peremajaan data inventaris barang untuk keperluan perencanaan, membuat perencanaan pengadaan, perbaikan dan penghapusan barang inventaris, membuat laporan bulanan,membuat laporan harian.

3. Waktu Kerja

Waktu kerja adalah lamanya seseorang bekerja dalam seharinya.

4. Jumlah Kunjungan Pasien

Jumlah kunjungan adalah banyaknya kunjungan pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan. Kunjungan pasien setiap harinya di waktu kerja akan mempengaruhi beban kerja dari tenaga kesehatan. Sebaiknya terdapat kesesuaian antara jumlah tenaga kesehatan dan pasien atau klien yang dilayani di unit pelayanan kesehatan.

Beban kerja di kategorikan atas tiga tingkatan yaitu Berat, Sedang, Ringan 1. Beban kerja Berat ketika staff merasa banyak nya pekerjaan, waktu istrahat yang sedikit, dan penempatan pekerjaan yang belum sesuai.

2. Beban kerja Sedang ketika staff merasa dapat mengerjakan pekerjaan nya dengan waktu yang yang luang dengan posisi kerja yang seharus nya.

(48)

32

3. Beban kerja ringan ketika staff merasa sedikit nya pekerjaan yang harus dikerjakan sehingga memiliki waktu luang yang banyak dan di sesuai latar belakang yang dimiliki.

3.6 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam analisis data ini adalah metode desain deskriptif yaitu mendeskriptifkan hasil kuesioner dari responden untuk dibandingkan dengan teori yang ada tanpa melakukan uji statistik.

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas Medan Deli terletak di Jalan K.L Yos Sudarso Km. 11,1 Lingkungan III Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli, Kode Pos 20243. Puskesmas Medan Deli berbatasan dengan :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan,

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur dan Medan Barat,

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang,

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

4.1.2 Sejarah Singkat Puskesmas Medan Deli Kota Medan

Puskesmas Medan Deli berdiri tahun 1979 dan memiliki luas wilayah sebesar 1.900 Ha. Jumlah kelurahan sebanyak 5 kelurahan dengan jumlah penduduk sebayak 140.862 jiwa dan jumlah lingkungan sebanyak 89 lingkungan.

Puskesmas Medan Deli memiliki 9 unit terdiri dari : Ruang kepala puskesmas 1 orang, Tata usaha 1 orang, Loket pendaftaran dan rujukan 6 orang, Poli umum 4 orang, Poli gigi 3 orang, KIA 6 orang, Ruang TB paru 3 orang, Apotek 3 orang dan Laboratorium 2 orang.

(50)

34

Puskesmas Medan Deli memiliki 4 puskesmas pembantu (Pustu) yaitu Puskesmas Pembantu Mabar, Puskesmas Mabar Hilir, Puskesmas Pembantu Sudomulio dan Puskesmas Pembantu Tanjung Mulia Hilir.

4.1.3 Visi, Misi dan Motto Puskesmas Medan Deli Kota Medan

Adapun visi dan misi Puskesmas Medan Deli Kota Medan adalah sebagai berikut :

a. Visi Puskesmas Medan Deli

Mewujudkan kecamatan sehat yang mandiri dan humanis.

b. Misi Puskesmas Medan Deli

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata dan terjangkau yang bermuara pada kepuasan.

2. Mendorong kemandirian dan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat.

3. Meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif.

4. Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan.

c. Motto Puskesmas Medan Deli

Bekerja dengan IKHLAS (Inisiatif, Kerjasama, Humanis, Loyal, Akuntabel, Sepenuh hati).

4.1.4 Gambaran Kependudukan di Kecamatan Medan Deli

Berdasarkan data dari Profil Puskesmas Medan Deli tahun 2017 jumlah penduduk yang tersebar di 5 kelurahan adalah 140.862 jiwa, yang terdiri dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(51)

69.021 jiwa laki-laki dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 71.841 jiwa, Untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1. Jumlah penduduk berdasarkan kelurahan dan jenis kelamin

No. Kelurahan Jenis Kelamin

L P

1.

2.

3.

4.

5.

Kota Bangun Mabar Mabar hilir Tanjung mulia Tanjung mulia hilir Jumlah

6.137 18.153 13.151 18.433 16.966 73.204

5.866 17.381 12.716 17.939 16.003 69.905 Sumber : Profil Puskesmas Medan Deli (2016).

4.1.5 Gambaran Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Medan Deli

Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Medan Deli secara rinci dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Medan Deli Tahun 2016

NO. SARANA KELURAHAN JUML

K.B MABAR M.H T. M T.M.H AH

1. RS Pemerintah 0 0 0 0 0 0

2. RS Swasta 0 0 0 2 0 2

3. Klinik Pratama 2 6 2 4 0 14

4. Rumah Bersalin 0 0 0 0 0 0

5. Balai Pengobatan 0 0 0 0 0 0

6. Laboratorium 0 0 0 1 0 1

7. Apotik 0 3 2 6 4 15

8. Toko obat 0 1 4 3 0 8

9. Puskesmas 1 0 0 0 0 1

10. Puskesmas Pembantu 0 1 1 1 1 4

11. Praktek Dr Umum 0 0 0 1 0 1

12. Praktek Bidan Mandiri 3 8 3 11 6 31

13. Praktek Drg. Swasta 0 0 0 1 0 1

14. Praktek Dr.Spes. Swasta 0 0 0 0 0 0

15. Shinshe 0 0 0 0 0 0

16. Akupuntur 0 0 0 0 0 0

(52)

36

17. Tukang Gigi 1 2 1 1 1 6

18. Batra

19 Ahli Refleksi 0 0 0 0 0 0

20. Dukun bayi terlatih 0 0 0 0 0 0

21. Dukun Patah Tlng 0 0 1 0 1 2

22. Dukun Pijit 1 2 3 3 2 11

23. Peramu Obat/Jamu 0 5 120 5 4 134

24. Mantri Sunat 0 0 0 0 0 0

Sumber : Profil Puskesmas Medan Deli, (2016).

4.2 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah responden 30 orang, distribusi karakteristik responden dibagi atas :

1. Jenis kelamin dikategorikan dengan 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan.

2. Kelompok umur dikategorikan dengan 3 kategori yaitu umur 23 - 34 Tahun, umur 35 - 46 tahun dan umur 47 - 59 tahun.

3. Pendidikan dikategorikan dengan 4 kategori yaitu SMA/SEDERAJAT, DIPLOMA (1-3), S1 dan S2.

4. Lama bekerja di kategorikan dengan 3 kategori yaitu 0 – 11 tahun, 12 - 23 tahun dan 24 – 36 tahun.

Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Pendidikan Terakhir dan Lama Bekerja

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Kelompok Umur (Tahun)

3 27

10,0 90,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(53)

23 - 34 35 - 46 47 - 59 Pendidikan

SMA/SEDERAJAT DIPLOMA (1-3) S1

S2

Lama Bekerja (Tahun) 0 – 11

12 – 23 24 – 36

Status Perkawinan Menikah Belum menikah

8 12 10 3 12 13 2 17

4 9 29

1

26,7 40,0 33,3 10,0 40,0 43,3 6,7 56,7 13,3 30,0 96,7 3,3 Sumber : Data Primer Penelitian Lapangan 2018

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat distribusi responden berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki 3 staff (10,0%) dan perempuan 27 staff (90,0%).

Distribusi responden berdasarkan kelompok umur yaitu umur 23 - 34 tahun 8 staff (26,7%), kelompok umur 35 - 46 tahun 12 staff (40,0%) dan kelompok umur 47 – 59 tahun 10 (33,3%). Distribusi responden berdasarkan pendidikan yaitu pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 3 staff (10,0%), pendidikan DIPLOMA (1-3) sebanyak 12 staff (40,0%), pendidikan S1 sebanyak 13 staff (43,3%) dan pendidikan S2 2 staff (6,7%). Distribusi responden berdasarkan lama bekerja yaitu 0-10 tahun sebanyak 16 staff (53,3%), lama bekerja 0 - 11 sebanyak 17 staff (56,7%), lama bekerja 12 – 23 tahun sebanyak 4 staff (13,3%) dan lama bekerja 24 – 36 tahun sebanyak 9 staff (30,0%). Distribusi responden berdasarkan status perkawinan yaitu menikah sebanyak 29 (96,7%) staff dan belum menikah sebanyak 1 staff (3,3%).

(54)

38

Tabel 4.4 Distribusi Beban Kerja berdasarkan usia

Umur Beban Kerja dalam Kategori Total

Ringan Sedang Berat

23 1 0 0 1

28 0 0 1 1

29 0 0 1 1

31 0 1 1 2

32 0 0 1 1

33 0 0 2 2

37 0 1 1 2

38 0 1 3 4

39 0 0 1 1

41 0 3 0 3

42 0 0 1 1

43 0 0 1 1

47 0 0 1 1

49 0 1 0 1

50 0 0 2 2

52 0 0 1 1

53 0 0 2 2

54 0 0 1 1

55 0 0 1 1

57 0 0 1 1

Total 1 7 22 30

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat distribusi berdasarkan usia responden dari 30 responden 1 orang yang beban kerja nya ringan dengan usia 23 tahun, 1 orang yang beban kerja nya berat dengan usia 28 tahun, 1 orang yang beban kerja nya berat dengan usia 29 tahun, 1 orang yang beban kerja nya sedang dan 1 orang beban kerja nya berat dengan kelompok usia 31 tahun, 1 orang yang beban kerja nya berat dengan usia 32 tahun, 1 orang yang beban kerja nya sedang dan 3 orang yang beban kerja nya berat dengan kelompok usia 38 tahun, 1 orang yang beban kerja nya berat dengan usia 39 tahun, 3 orang yang beban kerja nya sedang dengan kelompok usia 41 tahun, 1 orang yang beban kerja nya berat dengan usia 42 tahun, 1 orang yang beban kerja nya berat dengan usia 43 tahun, 1 orang yang beban kerja nya berat dengan usia 47 tahun, 1 orang yang beban kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 5.15 Diagram Bar Jenis Kelamin Penderita Hipertensi dengan Komplikasi Stroke Berdasarkan Jenis Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Ventilasi Rumah Dengan Kejadian ISPA Pada Batita di Kelurahan Glugur Darat I Kecamatan Medan Timur Tahun 2011 ... Diagram

serta keluhan kesehatan dan perilaku penjual tentang bahaya kesehatan pada pakaian bekas di pasar Melati Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

4.4.2 Hubungan Antara Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Pada Pegawai BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Kota Medan di Rumah Sakit Tahun

Munculnya formaldehid dengan kadar yang bervariasi pada cangkir dan mangkok sop melamin disebabkan karena pengaruh suhu air yang berbeda-beda yang dituangkan kedalam peralatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 20121.

Hasil penelitian yang menyatakan beban kerja rendah ternyata bukan berarti tidak adanya beban kerja perawat karena ternyata ada pengaruh signifikan terhadap faktor

Eka Mayasari Banureah : Analisis Kandungan Metampiron Pada Jamu Tradisional Yang Beredar Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.. ANALISIS KANDUNGAN