• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: NURTIA MAHARANI NIM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: NURTIA MAHARANI NIM:"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN RELIGIUSITAS DALAM MENDUKUNG COPING STRES IBU RUMAH TANGGA MENGHADAPI KESULITAN EKONOMI DI MASA PANDEMI COVID-19 DI KELURAHAN

PENGASINAN KECAMATAN RAWALUMBU KOTA BEKASI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

NURTIA MAHARANI NIM: 11170520000069

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H /2021 M

(2)

i

PERAN RELIGIUSITAS DALAM MENDUKUNG COPING STRES IBU RUMAH TANGGA MENGHADAPI KESULITAN EKONOMI DI MASA PANDEMI COVID-19 DI KELURAHAN

PENGASINAN KECAMATAN RAWALUMBU KOTA BEKASI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

NURTIA MAHARANI NIM: 11170520000069

Pembimbing

Artiarini Puspita Arwan, M.Psi NIP: 19861109201101 2 016

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H /2021 M

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv ABSTRAK

Nurtia Maharani, NIM 11170520000069, Peran Religiusitas Dalam Mendukung Coping Stres Ibu Rumah Tangga Menghadapi Kesulitan Ekonomi Di Masa Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran religiusitas dan coping stres ibu rumah tangga dalam menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian terdiri dari 3 ibu rumah tangga. Teknik pengambilan data menggunakan teknik purpose sampling. Analisis data yang digunakan yaitu dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi coping yang digunakan yaitu problem focus coping (planful problem solving dan seeking social support) dan emotional focused coping (positive reapraisal dan self controlling). Gambaran religiusitas ketiga informan pada kondisi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19 memiliki tingkat religiusitas yang baik, oleh karena itu dimensi keyakinan memberikan dampak yang positif terhadap ibadah dan perilaku informan. Kata Kunci: Religiusitas, Coping Stres, Ibu Rumah Tangga, dan Pandemi Covid-19

(6)

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran Religiusitas Dalam Mendukung Coping Stres Ibu Rumah Tangga Menghadapi Kesulitan Ekonomi Di Masa Pandemi Covid- 19 Di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi” . Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, tabi”in dan umat-umatnya semoga kelak mendapatkan syafaat di hari kiamat.

Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih disampaikan kepada:

1. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Ibu Dr. Siti Napsiyah S.Ag., BSW., MSW., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Sihhabuddin N, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Bapak Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Alumni dan Kerjasama.

(7)

vi

2. Bapak Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam dan Ibu Artiarini Puspita Arwan, M.Psi selaku Sekretaris Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam dan selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan dan membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah membantu dan membimbing selama perkuliahan.

4. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu- ilmunya selama perkuliahan.

5. Kepada pihak Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kepada seluruh karyawan Tata Usaha (TU) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu dalam hal administrasi peneliti.

7. Kepada Bapak Juhasan Antosuseno, SE selaku Kepala Lurah Pengasinan beserta staf-stafnya yang telah mengizinkan dan membantu peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

8. Kepada Bapak dan Ibu yang senantiasa selalu memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi dan

(8)

vii

mendoakan serta meberikan dukungan material sehingga peneliti terus semangat menyelesaikan skripsi ini dan meraih cita-cita. Kepada Kakak dan adik Bambang, Tiwi, Wiwi, dan Zhian yang telah memberikan dukungan moral maupun material sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi.

9. Kepada sahabat-sahabat terbaik Lia, Fira dan Fika yang telah memberikan dukungan, semangat dan menemani hari-hari peneliti.

10. Kepada sahabat terbaik Aina dan Ajeng yang telah memberikan dukungan, semangat dan menemani hari-hari peneliti.

11. Kepada seluruh teman, sahabat, dan keluarga mahasiswa prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam angkatan 2017 yang telah menemani peneliti selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

12. Kepada sahabat-sahabat terbaik Zulfa, Rara, Asrul, Nada, Ilmi, Indah, Raisa, Salsa, Arni, Rahmi, Dita, Hanny, Hikmah dan Dhilah yang telah menemani hari-hari peneliti selama menempuh perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

13. Kepada keluarga, saudara, sahabat dan teman- teman yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

(9)

viii

namun tidak mengurangi rasa hormat dan peneliti ucapkan terimakasih.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan skripsi. Peneliti berharap semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Ciputat, Oktober 2021 Penyusun,

Nurtia Maharani NIM. 11170520000069

(10)

ix

DAFTAR ISI

Contents

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 16

D. Metodologi Penelitian ... 18

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 24

F. Sistematika Penulisan ... 32

BAB II LANDASAN TEORI ... 34

A. Coping Stres ... 34

1. Definisi Stres... 34

2. Sumber-Sumber Stres ... 35

3. Macam-Macam Stres ... 36

4. Tahapan-Tahapan dalam Stres ... 38

5. Stres Di Masa Pandemi Covid-19 ... 40

6. Definisi Coping ... 42

7. Macam-Macam Coping Stres ... 43

8. Mekanisme Coping ... 46

B. Religiusitas ... 48

(11)

x

1. Definisi Religiusitas ... 48

2. Dimensi-Dimensi Religiusitas ... 49

3. Faktor yang Mempengaruhi Religiusitas ... 51

C. Ibu Rumah Tangga ... 53

D. Peran Religiusitas dalam Mendukung Coping Stres Ibu Rumah Tangga Menghadapi Kesulitan Ekonomi Di Masa Pandemi Covid-19 ... 54

E. Kerangka Berfikir ... 58

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ... 59

A. Gambaran Umum ... 59

B. Keadaan Geografis ... 59

C. Demografi ... 62

BAB IV DATA DAN TEMUAN LAPANGAN ... 67

A. Gambaran Umum Identitas Informan ... 67

B. Analisis Individual Informan ... 68

1. Informan 1 (NA) ... 68

2. Informan 2 (Y) ... 78

3. Informan 3 (J) ... 85

BAB V PEMBAHASAN ... 91

A. Analisis Aspek Coping Stres Ibu Rumah Tangga Menghadapi Kesulitan Ekonomi Di Masa Pandemi Covid-19 ... 91

B. Analisis Aspek Religiusitas Ibu Rumah Tangga Menghadapi Kesulitan Ekonomi Di Masa Pandemi Covid-19 ... 94

C. Analisis Peran Religiusitas dalam Mendukung Coping Stres Ibu Rumah Tangga Menghadapi Kesulitan Ekonomi Di Masa Pandemi Covid-19 ... 99

BAB VI PENUTUP ... 101

(12)

xi

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 114

(13)

xii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Prasarana Di Kelurahan Pengasinan ... 61

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ... 63

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 64

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 65

Tabel 5.1 Gambaran Umum Informan Penelitian ... 67

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir ... 58

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Di awal tahun 2020, seluruh negara di dunia digemparkan dengan merebaknya wabah virus Covid-19 yang pertama kali menyebar di wilayah Wuhan China pada akhir tahun 2019. Penyebarannya yang begitu cepat membuat negara-negara di dunia menerapkan kebijakan lockdown, termasuk juga Indonesia, yang kita kenal dengan istilah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pandemi Covid- 19 sangat pengaruhi dari bermacam aspek kehidupan, semacam sosial, kesehatan, pembelajaran serta ekonomi. Pandemi ini berakibat pada segala susunan masyarakat serta sektor- sektor, baik resmi ataupun informal, apalagi bisa mengecam dunia dengan resesi serta inflasi.1

Pandemi Covid-19 telah memporakporandakan perekonomian 213 negara, termasuk Indonesia. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat signifikan hingga nol persen, akan jauh di bawah realisasi pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang berada pada

1 Thamrin Tahir, dkk, Perubahan Paradigma Pendidikan dan Ekonomi Di Masa Pandemi Covid-19: Peluang, Tantangan dan Strategi, (Bandung: Media Sains Indonesia, 2020), hlm. 91

(16)

kisaran lima persen.2 Proyeksi yang dilakukan ini berdasarkan pada akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini diperkuat oleh ahli ekonomi dari World Bank yaitu Ralph Van Doorn yang mengatakan bahwa pemberlakuan PSBB yang dilakukan kurang lebih dua bulan berpengaruh pada melambatnya beberapa faktor pendapatan nasional, seperti konsumsi masyarakat yang menurun karena ada beberapa perusahaan baik itu yang kecil maupun besar melakukan pemutusan hubungan kerja akibat pandemi ini.3

Pandemi Covid-19 tidak hanya menyerang kesehatan fisik, melainkan menyerang psikologis seseorang. Situasi di masa pandemi ini membuat sebagian masyarakat merasa stres, cemas, depresi, kegelisahan, ketakutan dan lain sebagainya.

Hal tersebut mengharuskan masyarakat untuk dapat menyesuaikan dirinya terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Dalam hal ini Allah SWT telah membahasnya dalan Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 155:

ِسُفْنَ ْلْا َو ِلا َوْمَ ْلْا َنِِّم ٍصْقَن َو ِع ْوُجْلا َو ِف ْوَخْلا َنِِّم ٍءْيَشِب ْمُكَّن َوُلْبَنَل َو َنْي ِرِبّٰصلا ِرِِّشَب َو ِِۗت ٰرَمَّثلا َو

2 Aldila, 2020, dalam Lora Ekana Nainggolan, dkk, Belajar Dari Covid-19: Perspektif Ekonomi dan Kesehatan, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 3

3 Alika, 2020, dalam Lora Ekana Nainggolan, dkk, Belajar Dari Covid-19: Perspektif Ekonomi dan Kesehatan, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 3

(17)

Artinya: Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S Al-Baqarah (2): 155)

Perubahan yang terjadi akibat penyebaran virus Covid-19 sangat menyulitkan banyak orang, terutama keluarga. Hampir semua keluarga merasa lebih sulit untuk hidup di masa pandemi, baik itu mencari nafkah atau menjalani kehidupan sehari-hari. Efek ini tidak hanya dialami oleh wanita yang pergi bekerja, namun ibu rumah tangga juga merasakan hal yang sama.4

Menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan. Banyak wanita hebat yang menjadi ibu rumah tangga tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Mereka percaya pada suatu nilai dan memiliki tanggung jawab untuk tinggal di rumah, dan seluruh hidup mereka didedikasikan untuk merawat rumah, anak-anak dan suami. Menjadi ibu rumah tangga tidak semudah yang dibayangkan, sering bosan dengan kehidupan sehari-hari dan menyebabkan stres berulang. Dalam menjalankan tugas ini, terkadang akan menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan psikologi, jika tidak

4 Krueger Kristanto Tumiwa, dkk, Tetap Kreatif dan Inovatif Di Tengah Pandemi Covid-19 (Jilid 2), (Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management, 2021), Cet. Ke-1, hlm. 36

(18)

diselesaikan juga akan menyebabkan masalah kesehatan mental. Gangguan yang sering dihadapi berupa stres.5

Selama pemberlakuan PSBB, ibu rumah tangga kesulitan mengubah pola aktivitas sehari-hari. Selain itu, ibu rumah tangga juga mungkin mengalami beberapa gejala gangguan kesehatan mental, antara lain merasa lelah, mudah marah pada orang lain, dan sulit berkonsentrasi. Pola keseharian yang tidak biasa dan perubahan kondisi yang mengharuskan banyak orang di rumah menyebabkan banyak perubahan pola aktivitas terutama ibu rumah tangga.

Perubahan pola aktivitas membuat ibu rumah tangga berusaha merespon berbagai kebutuhan, tekanan, frustasi dan konflik internal melalui respon psikologis dan perilaku, serta mengkoordinasikan kebutuhan internal dan kebutuhan lingkungan.6

Dalam psikologi, istilah stres digunakan untuk menunjukkan stres atau kebutuhan yang dialami oleh individu atau organisme untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri.

Sumber stres disebut stresor.7 Menurut Lazarus & Folkman,

5 Amitya Betty Rosalina, Gambaran Coping Stress pada Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja, Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, 2014, Vol. 2, No. 1, hlm. 18

6 Alvira Putri Clista, dkk, Pengaruh Dukungan Sosial dan Proses Adaptasi Status Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga Akibat Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar Di Kota Jakarta Timur, Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 2020, Vol. 8, No. 3, hlm. 198

7 Jeffrey S. Navid & beverly Gireene, Psikologi Abnormal (terjemah), (Jakarta: Erlangga, 2003), edisi ke-5, jilid 1, hlm. 135

(19)

kondisi lingkungan dan sosial fisik yang menyebabkan kondisi stres disebut stresor. Setiap situasi, peristiwa, atau objek yang menimbulkan kebutuhan dalam tubuh dan menyebabkan respons psikologis semacam itu disebut stresor. Sumber stres dapat berwujud atau fisik, seperti polusi udara, atau dapat terkait dengan lingkungan sosial, seperti interaksi sosial.

Pikiran atau perasaan pribadi yang dipandang sebagai ancaman, baik yang nyata maupun yang dibayangkan, juga dapat menjadi sumber stres.8

Di masa pandemi ini, banyak ibu rumah tangga yang merasakan tekanan akibat perubahan dan proses yang terjadi dalam situasi ini. Berdasarkan survei yang dilakukan melalui penelitian melalui aplikasi Teman Bumil dan platform pasar Populix yang melibatkan 1.230 peserta, hanya 1.192 yang memenuhi kriteria analisis. Lebih dari 8 bulan setelah pandemi Covid-19, survei menunjukkan bahwa 56% ibu rumah tangga mengaku stres dan mengalami gejala kecemasan, sulit tidur, dan gangguan marah. Sebagian besar adalah ibu rumah tangga menikah dengan 1-2 anak (54%), diikuti oleh ibu rumah tangga menikah yang tidak memiliki anak (43%). Hasil survei menunjukkan sembilan dari sepuluh (91%) ibu rumah tangga mengaku terdampak Covid-19. Sebanyak 643 orang (60%) menghadapi masalah di sektor keuangan, 37% sektor kesehatan terkait dengan kecemasan kecemasan terhadap Covid-19, dan

8 Indri Kamala Nasution, Stress Pada remaja, (Medan: USU Repository, 2007), hlm. 6

(20)

3% yang bermasalah dengan pendidikan jarak jauh untuk anak- anaknya.9

Menurut data Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) per April 2020, akibat pandemi Covid-19, tercatat lebih dari 1,5 juta pegawai menganggur atau diberhentikan (PHK) dan dipecat. Di antara mereka, 1,2 juta pekerja berasal dari sektor formal dan 265.000 pekerja dari sektor informal.10 Masalah keuangan yang kacau bisa membuat orang menjadi stres, bahkan ada yang bisa mempengaruhi hubungannya dengan pasangannya. Menurut Anna Surti Ariani dari Psikologi Keluarga, sektor keuangan memang menjadi aspek penting dalam keluarga. Semua masalah dalam keluarga dapat menyebabkan masalah keuangan.11

Dilihat dari situasi bangsa Indonesia saat ini, masalah kesulitan ekonomi menjadi sangat penting. Krisis ekonomi, ditambah dengan melonjaknya harga kebutuhan sehari-hari,

9 CNN Indonesia, 2020, 8 Bulan Pandemi, 56 Persen Ibu Rumah Tangga Alami Stres, https://m.cnnindonesia.com/gaya- hidup/20201111113804-255-568443/8-bulan-pandemi-56-persen- ibu-rumah-tangga-alami-stres, Diakses pada 23 Februari 2021 pukul 19.36

10 Yusuf Imam Santoso, Kontan.co.id, 2020, Ini Delapan Dampak Negatif Bagi Perekonomian Indonesia Akibat Wabah Virus Corona, https://amp.kontan.co.id/news/ini-delapan- dampak-negatif-bagi-perekonomia-indonesia-akibat-wabah-virus- corona, Diakses pada 31 Maret 2021 pukul 18.19

11 CNN Indonesia, 2020, 8 Bulan Pandemi, 56 Persen Ibu Rumah Tangga Alami Stres, https://m.cnnindonesia.com/gaya- hidup/20201111113804-255-568443/8-bulan-pandemi-56-persen- ibu-rumah-tangga-alami-stres, Diakses pada1 April 2021 pukul 19.03

(21)

meningkatnya pengangguran, dan persaingan lapangan kerja yang semakin ketat, telah memberikan tekanan berat pada masyarakat, terutama mereka yang berada di kalangan ekonomi bawah.12

Respons manusia terhadap stres sangat bervariasi dari orang ke orang, bahkan pada waktu yang berbeda. Setiap orang memiliki sumber stres yang berbeda-beda, tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Hal ini karena apa yang dianggap sebagai situasi stres tergantung pada bagaimana individu menerima dan memaknai peristiwa tersebut. Ketika seseorang, termasuk ibu rumah tangga, menghadapi suatu masalah, mereka akan berusaha untuk menyelesaikannya. Ini disebut respons stres. Menurut Lazarus dan Folkman, coping stress adalah tindakan mengubah persepsi secara terus-menerus, upaya untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternal yang dipandang sebagai beban atau melebihi sumber daya pribadi.

Ibu rumah tangga bisa menghilangkan stres dengan banyak cara. Kemampuan ibu rumah tangga dalam mengatasi stres juga berbeda-beda pada setiap orang, sehingga cara mereka menghadapi stres (mengatasi stres) juga berbeda.13

12 M. Noor Rochman Hadjan & Arif Nasution, Peranan Kesulitan Ekonomi, Kepuasan Kerja dan Religiusitas Terhadap Kesejahteraan Psikologis, Jurnal Psikologi , 2003, No. 2, hlm. 73

13 Lazarus dan Folkman, 1984 dalam Amitya Betty Rosalina, Gambaran Coping Stress pada Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja, Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, 2014, Vol. 2, No. 1, hlm. 20

(22)

Perubahan yang terjadi yang diakibatkan oleh virus Covid-19 tidak mudah bagi ibu rumah tangga untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru sehingga perlu waktu bagi ibu rumah tangga untuk menyesuaikan dirinya. Dalam konteks penyesuaian diri pada ibu rumah tangga, strategi coping terhadap perubahan lingkungan menjadi ukuran dan pertimbangan yang akan dilakukan dalam rangka adaptif dengan lingkungan yang baru tersebut.

Ketika seseorang menghadapi masalah dalam adaptasi, ia akan bekerja keras untuk mengatasinya. Lazarus mengusulkan cara untuk menghilangkan stresor yang dihadapinya, yaitu menghindari masalah yang dihadapinya (avoidance), menilai kembali masalah yang dihadapinya dengan sikap positif (distancing), menyesuaikan perasaan dan perilakunya (self control), dan mengambil tindakan aktif untuk mengatasi sumber stres (active coping). Jika individu mampu mengatasi stres, individu akan dapat menyesuaikan diri dengan baik untuk mewujudkan kesehatan mental dan dengan demikian dapat mencapai tujuan terbaik.14

Kelurahan Pengasinan adalah sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Kelurahan Pengasinan berdiri sejak tahun 1981 sebagai bagian dari Kelurahan Margahayu. Kelurahan Pengasinan merupakan

14 Lazarus, 1976, dalam Eri Wijanarko dan Muhammad Syafiq, Studi Fenomenologi Pengalaman Penyesuaian Diri Mahasiswa Papua Di Surabaya, Jurnal Psikologi: Teori & Terapan, 2013, Vol. 3, No. 2, hlm. 81

(23)

Kelurahan yang heterogen yang terdiri dari berbagai suku dan agama. Sebagian besar penduduk Kelurahan Pengasinan beragama Islam, dan sebagian kecil beragama Kristen, Protestan, Hindu, Budha, dan pemeluk agama lain. Menurut data Badan Pusat Statistik Bekasi, jumlah penduduk Kelurahan Pengasinan sebanyak 60.654 jiwa, terdiri dari 30.408 laki-laki, 30.346 perempuan, dan 18.693 kepala keluarga.15 Latar belakang pendidikan penduduk Kelurahan Pengasinan sebagian besar berpendidikan SMA/sederajat, sebanyak 13.625 orang, dan minimal S3/sederajat sebanyak 110 orang. Mata pencaharian penduduk Desa Pengasinan sangat beragam, antara lain PNS, TNI, wiraswasta/pedagang, peternak, industri jasa, pengrajin dan pekerja seni, selain itu sebagian menganggur/tidak bekerja sebanyak 21.541.16 Sebagian besar perempuan di Kelurahan Pengasinan adalah ibu rumah tangga, sekitar 70% dan perempuan bekerja di luar 30%.17

Menurut data dari Kelurahan Pengasinan, selama pandemi Covid-19 Kelurahan Pengasinan sudah menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak covid-19 selama 12 tahap, pada tahap 1-8 dibagikan sebanyak ±4000

15 Ari Andriani, Kecamatan Rawalumbu Dalam Angka, (Bekasi: Badan Pusat Statistik Kota Bekasi), 2020, hlm. 17, 27

16 Sumber Data Kelurahan Pengasinan Tahun 2021.

(Kamis, 24 Juni 2021 pukul 13.31 WIB)

17 Wawancara Pribadi dengan Staff Sekretaris Kelurahan Pengasinan (Esther Yunita H), 8 September 2021 pukul 11.39

(24)

jiwa yang menerima bantuan sosial dan pada tahap 9-12 ±3000 jiwa.18

Menurut informasi yang peneliti dapat dari ibu rumah tangga salah satu warga yang terdampak Covid-19 di Kelurahan Pengasinan, berikut adalah kutipan hasil wawancara.

Di masa pandemi saya merasa takut, cemas dan was- was. Karena saya juga takut terkena corona. Corona ini juga berdampak ke semuanya faktor ekonominya juga, banyak perubahan, berbeda dari yang sebelumnya, pas corona juga suami ga kerja pemasukan uang berkurang kebutuhannya banyak jadi kadang suka berantem sama suami karena kadang ga ada uang, terus masih ngebiayain anak sekolah. Bikin susah tidur, pernah ngerasa frustasi juga, stres, ngerasa putus asa karena keadaan yang begini, gak ada pemasukan, terus kemana-mana juga gak bisa.19

Dalam situasi seperti sekarang ini, hampir semua orang di dunia, terutama masyarakat Indonesia, terkena stres dan depresi. Dalam dunia yang sibuk, krisis global terjadi, dan PHK terjadi hampir setiap saat. Peristiwa dan perubahan yang berkaitan dengan fisiologi dan psikologi seseorang dapat

18 Sumber Data Kelurahan Pengasinan Tahun 2021.

(Kamis, 24 Juni 2021 pukul 13.25 WIB)

19 Wawancara pribadi dengan Informan Y, 7 Maret 2021, Pukul 17.27

(25)

menyebabkan stres. Namun sebagai orang yang beragama, kita tidak perlu khawatir, karena sebenarnya Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada manusia untuk mengatasinya.

Oleh karena itu, perlu memahami sumber stres dan memahami cara mengatasinya. Hal ini sangat penting bagi siapa saja agar tetap sehat. Di antara banyak konsep yang terkandung dalam Al-Qur'an, salah satunya terkait dengan stres atau keputusasaan. Mengenai pengobatan stres manusia, Al-Qur'an memberikan beberapa konsep penyembuhan. Dengan konsep ini, umat manusia akan terbangun dari buaian tekanan dan kembali pada semangat optimis dan giat. Hanya dengan cara ini orang yang memenuhi syarat dapat diciptakan.20

Agama telah menjadi jalan hidup bagi umat manusia dan membimbing umat manusia untuk menyingkirkan lingkungan keras yang dapat mempengaruhi kepribadian manusia. Jika manusia dapat memandang agama sebagai tujuan hidup dan meyakininya secara mendalam, maka manusia akan menjadi manusia seutuhnya yang penuh dengan emosi positif, kepercayaan diri yang tinggi, optimisme dan ketenangan jiwa.

Salah satu alasan mengapa individu rentan terhadap keraguan, kecurigaan, dan kehilangan makna dalam hidup adalah karena dunia spiritual mulai ditinggalkan. Hal ini tentu saja menimbulkan stres, karena pada dasarnya agama (yang merupakan salah satu sumber spiritualitas) dapat membawa

20 Ahmad Saefullah, dkk, Model Pendidikan Islam bagi Pecandu

“Narkoba”, (Yogyakarta: CV Budi Utama), 2019, hlm. 123

(26)

ketenangan batin pribadi. Keyakinan beragama merupakan pengalaman universal, tidak hanya dalam ritual keagamaan di tempat ibadah, tetapi juga dalam semua aspek kehidupan.21

Wuthnow, Christiano, dan Kuzlowski menunjukkan bahwa seperti halnya kematian, agama juga memainkan peran yang sama dalam kehidupan manusia.22 Para psikolog semakin sadar akan dampak positif iman (agama) bagi kehidupan seseorang. Jamaluddin mendefinisikan keyakinan agama sebagai suatu kondisi yang mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan derajat ketaatan terhadap agama.23

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk memahami masalah sehingga dapat dipikirkan solusi untuk menanggulangi stres ibu rumah tangga yang terdampak Covid- 19. Penelitian ini juga penting untuk seorang penyuluh, agar nantinya seorang penyuluh dapat memberikan penyuluhan dan bimbingan berdasarkan ajaran agama Islam agar ibu rumah tangga dapat menghadapi masalah sesuai dengan ajaran agama Islam. Penyuluhan ini tidak hanya diberikan kepada ibu rumah

21 Darmawati, 2012, dalam Farhan Okta Yudra & Ahmad Hidayat, Hubungan Antara Religiusitas Dengan Stres Kerja Pada Anggota Brimob Polda Riau, Jurnal An-Nafs, 2018, Vol. 12, No.

1, hlm. 15

22 Bonar Hutapea, Stres Kehidupan, Religiusitas dan Penyesuaian Diri Warga Indonesia Sebagai Mahasiswa Internasional, Jurnal Makara Hubs-Asia, 2014, Vol. 18, No. 1, hlm. 28

23 Jamaluddin, 2007, dalam Arvita Prasetyanti & Yeniar Indriana, Hubungan Antara Religiusitas Dengan Kecenderungan Post Power Syndrome, Jurnal Empati, 2016, Vol. 5, No. 2, hlm.

242

(27)

tangga saja tetapi kepada calon pengantin atau setiap keluarga agar dapat mengatasi setiap permasalahan yang terjadi di dalam rumah tangga yang diakibatkan dari faktor keuangan sehingga keluarga tersebut dapat membina keluarga yang sakinah.

Selain itu, penelitian ini juga mengajukan sebuah fenomena unik, karena pada awal tahun 2020, wabah virus Covid-19 menyebar, mempengaruhi semua aspek kehidupan seperti kesehatan, ekonomi, masyarakat, dan pendidikan.

Penelitian Ira Darmawanti pada tahun 2012, hasil penelitian didasarkan pada taraf signifikansi 5% dengan koefisien korelasi r = 0,6344, p < 0,001, menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas maka semakin baik kemampuan mengatasi stres. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara religiusitas dan coping stres ketika tingkat stres dikendalikan.24 Dalam penelitian lain yang ditulis oleh Sangaji Dwi Saputra pada tahun 2016 , hasil penelitian ini adalah tingkat religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen stres siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kasihan, artinya semakin tinggi tingkat religiusitas maka semakin tinggi pula manajemen stresnya. Kontribusi efektif variabel religiusitas terhadap manajemen stres sebesar 48,8%, dan 51,2% dipengaruhi oleh faktor lain.25

24 Ira Darmawanti, Hubungan Antara Tingkat Religiusitas Dengan Kemampuan Dalam Mengatasi Stres (Coping Stress), Jurnal Psikologi: Teori & Terapan, 2012, Vol. 2, No.2, hlm. 104

25 Sangaji Dwi Saputra, Skripsi: Pengaruh Religiusitas Terhadap Manajemen Stres Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1

(28)

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa respon terhadap religiusitas memiliki hubungan dan pengaruh terhadap coping stres. Oleh karena itu, untuk lebih memahami bagaimana religiusitas mendukung penanggulangan stres, terutama bagi ibu rumah tangga yang menghadapi kesulitan ekonomi selama pandemi Covid-19, penelitian ini penting untuk dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERAN RELIGIUSITAS DALAM MENDUKUNG COPING STRES IBU RUMAH TANGGA MENGHADAPI KESULITAN EKONOMI DI MASA PANDEMI COVID- 19 DI KELURAHAN PENGASINAN KECAMATAN RAWALUMBU KOTA BEKASI”

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Oleh karena itu, peneliti membatasi masalah mengenai peran religiusitas dalam mendukung coping stres ibu rumah tangga menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19 di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi.

Ibu rumah tangga yang dimaksud disini yaitu:

Kasihan, Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), hlm. 108

(29)

a. Ibu rumah tangga yang berumur 40-60 tahun, karena pada periode usia ini rentan memiliki karakteristik salah satunya yaitu menderita stres.

Sumber stres diantaranya yaitu stres somatik, stres budaya, stres ekonomi dan stres psikologi.26

b. Mempunyai suami yang terdampak Covid-19, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan/pengurangan jam kerja.

c. Mempunyai anak dan masih membiaya anak sekolah.

d. Tinggal di wilayah kelurahan Pengasinan Rawalumbu Kota Bekasi.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana gambaran coping stres ibu rumah tangga dalam menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19 di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi?

b. Bagaimana gambaran religiusitas ibu rumah tangga dalam menghadapi kesulitan ekonomi di masa

26 Miftahul Jannah, Fakhri Yacob & Julianto, Gender Equality:

International JournalofChildand Gender Studies, Rentang Kehidupan Manusia (Life Span Development) dalam Islam, (Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry, 2017), Vol. 3, No. 1, hlm. 109

(30)

pandemi Covid-19 di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi?

c. Bagaimana peran religiusitas dalam mendukung coping stres ibu rumah tangga menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19 di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui gambaran coping stres ibu rumah tangga dalam menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19 di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi.

b. Untuk mengetahui gambaran religiusitas ibu rumah tangga dalam menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19 di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi.

c. Untuk mengetahui peran religiusitas dalam mendukung coping stres ibu rumah tangga menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19 di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi.

(31)

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1) Penelitian ini diharapkan menjadi ilmu pengetahuan dalam menangani stres yang dialami ibu rumah tangga dari keadan yang dapat menimbulkan stres.

2) Penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan untuk seorang penyuluhan agar dapat memberikan penyuluhan berdasarkan ajaran agama Islam kepada masyarakat khususnya ibu rumah tangga dalam menangani masalah rumah tangganya agar terbinanya keluarga sakinah.

3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam untuk dijadikan acuan tentang permasalahan religiusitas dan coping stres.

4) Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam khususnya mata kuliah Psikologi Komunitas.

(32)

b. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan peneliti tentang religiusitas dan coping stres.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik khususnya dalam menangani stres ibu rumah tangga menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Menurut Boglan dan Taylor yang dikutip oleh Meleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif melalui bahasa tertulis atau lisan orang dan perilaku yang dapat diamati.27

Jenis penelitian ini adalah jenis studi kasus. Studi kasus adalah salah satu jenis penelitian dengan melakukan eksplorasi mendalam tentang program, peristiwa, proses, dan

27 Lexy Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 3

(33)

aktivitas satu orang atau lebih.28 Jenis studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory.

Explanatory digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang

“bagaimana” atau “how” dan “mengapa” atau “why”.29

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di wilayah Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi Jawa Barat.

Waktu penelitian di mulai dari bulan April 2021 sampai dengan September 2021.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan untuk memperoleh data penelitian.30 Penelitian ini menetapkan bahwa teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah teknik purpose sampling, yaitu teknik pemilihan informan berdasarkan pertimbangan dan pemilihan tertentu, oleh karena itu sampel ditentukan secara sengaja (purposive) sehingga sampel penelitian tidak perlu mewakili populasi, tetapi kemampuan sampel (informan) untuk memberikan informasi selengkap

28 Mamik, Metodologi Kualitatif, (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015), Cet. Ke-1 hlm. 34

29 I Wayan Suwendra, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan, (Bandung: Nilacakra, 2018), hlm. 37

30 Mardawani, Praktis Penelitian Kualitatif Teori Dasar dan Analisis Data Dalam Perspektif Kualitatif, (Yogyakarta: CV Budi Utomo, 2020), hlm. 45

(34)

mungkin kepada peneliti.31 Saat pengambilan data, peneliti mengambil sampel informan:

a. Ibu rumah tangga berumur 40-60 tahun, karena pada periode usia ini rentan memiliki karakteristik salah satunya yaitu menderita stres. Sumber stres diantaranya yaitu stres somatik, stres budaya, stres ekonomi, dan stres psikologi.32

b. Mempunyai suami yang terdampak Covid-19, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan/pengurangan jam kerja.

c. Mempunyai anak dan masih membiaya anak sekolah.

d. Tinggal di wilayah Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi.

Informan terdiri dari tiga orang ibu rumah tangga.

Untuk memperoleh data pendukung, peneliti juga memilih orang-orang yang diyakini mengetahui kehidupan informan.

Peneliti memilih orang-orang terdekat (significant others), seperti ayah, ibu, kakak, adik, teman dekat, atau anggota keluarga terdekat.

31 M. Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Ar-Ruzz media, 2012), hlm. 89

32 Miftahul Jannah, Fakhri Yacob & Julianto, Rentang Kehidupan Manusia (Life Span Development) dalam Islam, Gender Equality: International Journal of Child and Gender Studies, 2017, Vol. 3, No. 1, hlm. 109

(35)

Penentuan subjek dalam penelitian ini adalah sampel kasus tipikal dan kasus yang diambil adalah kasus kelompok normal yang dianggap mewakili fenomena yang diteliti.33

Objek penelitian adalah masalah, isu yang dikaji, diteliti dan diselidiki dalam penelitian.34 Objek dari penelitian ini adalah peran religiusitas dalam mendukung coping stres ibu rumah tangga menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19 di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi.

4. Teknik Pengumpulan Data

Tiga teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

a. Observasi

Sebagai metode yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan dan persepsi yang mendalam, serta turun langsung ke lokasi untuk memperoleh informasi terkait peran religiusitas dalam mendukung coping stres ibu rumah tangga menghadapi kesulitan ekonomi di

33 Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia, (Jakarta: LPSP3, 2005), hlm. 100

34 Mardawani, Praktis Penelitian Kualitatif Teori Dasar Dan Analisis Data Dalam Perspektif Kualitatif, (Yogyakarta: CV Budi Utomo, 2020), hlm. 45

(36)

masa pandemi Covid-19 di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi.

b. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan di mana dua orang bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab untuk membangun makna dalam topik tertentu.35 Peneliti mewawancarai enam orang, termasuk tiga ibu rumah tangga dan tiga orang yang memiliki hubungan terdekat dengan ibu rumah tangga tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilengkapi dengan pengumpulan data tertulis berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, dan bahan penelitian lainnya.

5. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang

35 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2013), hlm. 72

(37)

dapat peneliti gunakan untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi intensif, dan penyebaran angket.36 Data asli diperoleh langsung oleh personel atau instansi terkait peran religiusitas dalam mendukung coping stres ibu rumah tangga menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19 di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber yang ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, majalah, dan lain-lain.37

6. Teknik Analisis Data

Sedangkan untuk analisis data, ada langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah tempat peneliti merangkum, memilih data yang relevan dan membuang data yang tidak perlu tentang peran religiusitas dalam

36 Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), hlm.

67

37 Ibid., hlm. 67

(38)

mendukung coping stres ibu rumah tangga menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid- 19 di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi sehingga peneliti dapat lebih mudah mengumpulkan data.

b. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan setelah peneliti melakukan langkah awal yaitu mereduksi data.

Cara penyajian data adalah dengan menyusun data menjadi deskripsi singkat, gambar visual, matriks, bagan, tabel, dan lain-lain.

c. Penarikan kesimpulan

Setelah menyajikan data, peneliti menarik kesimpulan dengan mencari makna objek, memperhatikan keteraturannya, dan menguji keaslian dan kesesuaiannya, sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang benar. Kesimpulan kualitatif merupakan penemuan baru, dan ungkapan pertanyaan yang diajukan di awal dapat dijawab atau tidak dijawab.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti melaksanakan tinjauan pustaka terhadap skripsi terdahulu. Hal tersebut sebagai langkah awal peneliti guna mendapatkan informasi

(39)

serta data- data yang berkaitan dengan penelitian ini. Tinjauan pustaka terdahulu pula bertujuan sebagai bahan acuan serta perbandingan untuk penelitian ini.

1. Skripsi dengan judul “Coping Stress Pada Perempuan Korban KDRT Melalui Bimbingan Rohani Islam Di Panti Sosial Bhakti Kasih Jakarta Pusat”. Di susun oleh Firdha Auliya Rahmah mahasiswi Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa coping stres pada perempuan korban KDRT dapat dilakukan melalui bimbingan rohani. Bentuk bimbingan rohani Islam yang dilakukan yaitu dengan ceramah keagamaan, do’a dan dzikir serta ruqyah. Metode penyampaian bimbingan rohani Islam dilakukan secara langsung. Adapun yang mempengaruhi keberhasilan bimbingan rohani Islam sebagai coping stres pada perempuan korban KDRT terbagi oleh dua faktor yaitu internal dan ekternal. Perbedaan skripsi ini dengan judul peneliti adalah skripsi Firdha Auliya Rahmah memfokuskan penelitiannya kepada upaya

(40)

pembimbing rohani Islam dan kegiatan bimbingan rohani Islam dalam meningkatkan coping stres perempuan korban KDRT, sedangkan judul peneliti lebih memfokuskan kepada peran religiusitas terhadap coping stres ibu rumah tangga dalam menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

2. Skripsi dengan judul “Strategi Coping Stres Pada Pasangan Remaja Yang Menikah Pada Usia Dini Di Desa Tangkisan Klaten”. Disusun oleh Risma Septiyani mahasiswi Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa ada bebebrapa sumber stres yang dialami pada pasangan remaja yang menikah di usia dini, sumber stres diantaranya ekonomi yang belum mapan, perubahan peran dan tanggung jawab, perselisihan dengan pasangan, rasa bosan, pandangan buruk lingkungan sekitar dan kehadiran anggota baru.

Dampak dari stresnya tersebut yaitu menjadi mudah marah dan tersinggung, merasa cemas, kehilangan konsentrasi dan nafsu makan berkurang. Bentuk strategi coping stres yang

(41)

dilakukan yaitu dengan menghindari masalah, mengabaikan masalah, meminta nasihat dan solusi pada orang terdekat, introspeksi diri, menyalahkan diri sendiri dengan tidak melakukan tindakan apapun dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Perbedaan skripsi ini dengan judul peneliti adalah skripsi Risma Septiyani lebih memfokuskan penelitiannya pada latar belakang remaja menikah di usia dini, sumber dan dampak stres dan bentuk strategi coping stres pasangan remaja yang diakibatkan karena pernikahan dini, sedangkan judul peneliti lebih memfokuskan proses coping stres yang dilakukan ibu rumah tangga dalam menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

3. Skripsi dengan judul “Coping Stress Pada Pasangan Suami Istri Yang Belum Memilki Anak (Studi Kasus Pada Tiga Pasutri Di Yogyakarta)”.

Disusun oleh Rifki Mahera mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa stresor yang dialami semua subyek hampir sama yaitu kondisi psikologis pasca menikah, sosial,

(42)

ekonomi, fisik dan religius. Metode coping yang digunakan oleh semua pasutri dalam menangani infertilitas sama yaitu menggunakan problem focused coping berupa mengecekkan kondisi mereka pada ahli/dokter. Emotional focused coping yang digunakan yaitu mengetahui pola pasangan, menerima pasangan dan menerima keadaan, dan menghargai pasangan. Coping kepribadian yang tabah digunakan oleh semua pasangan untuk menerima keadaan dan mengembalikan semuanya kepada Tuhan agar mendapatkan ketenangan dan menanggulangi stresor yang ada. Perbedaan skripsi ini dengan judul peneliti adalah skripsi Rifki Mahera memfokuskan penelitian kepada coping stres pada pasangan suami istri yang belum memiliki anak, sedangkan judul peneliti memfokuskan pada coping stres ibu rumah tangga dalam menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

4. Skripsi dengan judul “Pengaruh Religiusitas Terhadap Manajemen Stres Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Kasihan”. Disusun oleh Sangaji Dwi Saputra mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

(43)

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan penelitian lapangan. Hasil penelitian ini menjelaskan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara religiusitas terhadap manajemen stres siswa kelas XII di SMA Negeri 1 Kasihan, hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas maka semakin tinggi pula manajemen stresnya, besarnya sumbangan efektif pengaruh variabel religiusitas terhadap manajemen stres sebesar 48,8% dan 51,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Tingkat religiusitas berada pada kategori tingkat tinggi dengan nilai 93,33% dan 6,67 memiliki tingkat religiusitas yang sedang.

Manajemen stres juga berada pada tingkat tinggi dengan nilai 84% dan manajemen stres yang sedang dengan nilai 16%. Perbedaan skripsi ini dengan peneliti adalah skripsi Sangaji dengan subjek penelitiannya yaitu remaja, lokasi penelitiannya dilakukan di SMA Negeri 1 Kasihan dan pendekatan penelitian menggunakan kuantitatif. Sedangkan pada penelitian ini peneliti mengambil subjek ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah kelurahan Pengasinan dan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

5. Jurnal Psikologi: Teori & Terapan, Vol.2, No.2, Pebruari 2012 oleh Ira Darmawanti dengan judul

(44)

“Hubungan Antara Tingkat Religiusitas Dengan Kemampuan Dalam Mengatasi Stres (Coping Stress)”. Hasil penelitian ini yaitu berdasarkan taraf signifikansi 5%, diperoleh koefisien korelasi sebesar r = 0,6344 dengan p<0,001, maksudnya yaitu semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang semakin baik pula coping stresnya, hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara religiusitas seseorang dengan coping stresnya ketika tingkat stres dikendalikan. Perbedaan jurnal ini dengan peneliti adalah jurnal Ira Darmawanti subjek penelitiannya yaitu kelompok pengajian di Surabaya yang berusia 21-28 tahun dan jurnal ini menggunakan studi korelasi dengan metode kuantitatif. Sedangkan pada penelitian ini peneliti mengambil subjek ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah kelurahan Pengasinan dan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

6. Jurnal Psikologi Islami, Vol. 7, No. 1, Juni 2021 oleh Rahma Kusuma Fitri dan Fuad Nashori dengan judul “Islamic Religious Coping, Partner Support and Parenting Stress On Mothers Who Accompany Their Children Study From Home in a Covid-19 Pandemic Situation”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kontribusi negatif yang signifikan antara coping

(45)

agama Islam dan dukungan pasangan terhadap stres pengasuhan ibu yang mendampingi anak SFH dalam situasi pandemi Covid-19. Ketika ibu memiliki kemampuan coping religius islami yang tinggi maka akan berdampak pada berkurangnya stres parenting ibu dalam mendamping anak SFH.

Begitu pula sebaliknya, ketika seorang ibu memiliki kemampuan coping agama Islam yang rendah, maka akan meningkatkan stres pengasuhan. Hal ini membuktikan bahwa coping religius Islami penting dalam berkontribusi untuk meminimalisir parenting stres yang dialami ibu saat mendampingi anak SFH. Perbedaan jurnal ini dengan peneliti adalah jurnal Rahma dan Fuad lebih memfokuskan penelitian kepada stres ibu rumah tangga dalam mendampingi anak SFH di masa pandemi Covid-19 dan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data melalui Google Form.

Sedangkan pada penelitian ini peneliti lebih memfokuskan stres ibu rumah yang kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid-19 dan penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

(46)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari enam bab, yang terdiri sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan kajian terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi mengenai teori religiusitas, coping stres dan ibu rumah tangga.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR

PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai gambaran umum, keadaan geografis dan demografis penelitian.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Bab ini berisi uraian penyajian data dan temuan penelitian.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian hasil penelitian tentang peran religiusitas dalam mendukung coping stres ibu rumah tangga menghadapi kesulitan ekonomi di masa pandemi Covid- 19 di Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi.

(47)

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

(48)

34 BAB II

LANDASAN TEORI A. Coping Stres

1. Definisi Stres

Para ahli mendefinisikan stres dengan cara yang berbeda. Sarafino mendefinisikan stres sebagai tekanan internal dan eksternal dan situasi bermasalah lainnya dalam hidup.1

Hans Selye dalam bukunya The Stress of Life Hans Selye mendefinisikan stres sebagai respon tubuh yang tidak spesifik terhadap tuntutan yang diterimanya. Ini adalah fenomena umum dalam kehidupan sehari-hari, dan setiap orang pasti akan mengalaminya.2 Stres yang terjadi pada individu disebabkan karena adanya ketidaksesuaian atau perbedaan antara harapan atau tuntutan dalam lingkungannya.3

Menurut Lazarus, stres adalah bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan, individu percaya bahwa stres akan memperburuk atau melebihi hidupnya dan mengancam kesejahteraannya. Dengan kata lain, stres merupakan fenomena

1 Sarafino, 1994, dalam Moh. Muslim, Manajemen Stress pada Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Manajemen Bisnis, 2020, Vol 23, No. 2, hlm. 193

2 Mustamir Pedak, Metode Supernol Menaklukkan Stress, (Bandung: Mizan Media Utama, 2009), Cet. Ke-1, hlm. 51

3 Zainuddin Mustapa & Maryadi, Kepemimpinan Pelayan (Dimensi Baru Dalam Kepemimpinan), (Jakarta: Celebes Media Perkasa, 2018) hlm. 124

(49)

individu yang menunjukkan respon individu terhadap kebutuhan lingkungan.4

Individu akan terus mengevaluasi kebutuhan dan hambatan yang terdapat di lingkungan dan menilai kemampuan mereka untuk merespon kebutuhan tersebut. Jika individu merasa adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan dan kemampuan, maka stres akan berkembang.5

2. Sumber-Sumber Stres

Sebelum mengatasi stres, sebaiknya ketahui dulu apa yang menjadi penyebab stres, atau yang disebut dengan stresor.

Menurut Alimul, stres pada manusia bisa berasal dari berbagai sumber, seperti terlihat di bawah ini:

a. Sumber Stres dalam Diri

Sumber stres dalam diri umumnya karena adanya konflik antara keinginan dan kenyataan yang berbeda, dalam hal ini berbagai masalah yang tidak konsisten dan tidak dapat diatasi yang terjadi dalam situasi ini akan menyebabkan stres.

b. Sumber Stres dalam Keluarga

Tekanan ini berasal dari masalah keluarga yang ditandai dengan perselisihan keluarga, masalah keuangan, dan perbedaan tujuan antar keluarga.

4 Lazarus, 1984, dalam Namora Lumogga Lubis, Depresi Tinjauan Psikologis, (Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2009), hlm. 17

5 Ibid., hlm. 18

(50)

Masalah ini selalu mengarah pada situasi yang disebut stres.

c. Sumber tekanan sosial dan lingkungan

Sumber tekanan ini umumnya dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat, seperti lingkungan kerja, yang umumnya disebut tekanan pekerja, dan tidak dapat berkembang karena lingkungan material, kurangnya hubungan interpersonal, dan kurangnya pengakuan sosial.6

3. Macam-Macam Stres

Dadang Hawari, stresor dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu pernikahan, pekerjaan, orang tua, masalah keuangan dan lingkungan, sebagai berikut:

a. Perkawinan

Berbagai masalah perkawinan merupakan sumber stres yang dialami seseorang, seperti pertengkaran, perpisahan, perceraian, kekerasan, kematian salah satu pasangan, perselingkuhan dan sebagainya.

Stresor ini dapat menyebabkan seseorang jatuh ke dalam depresi.

b. Pekerjaan

6 Alimul, 2008, dalam Ita Eko Suparni & Reni Yuli Astutik, Menopause Masalah dan Penanganannya, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), Cet. Ke-1, hlm. 55

(51)

Masalah pekerjaan adalah sumber stres kedua setelah masalah perkawinan. Banyak orang yang mengalami depresi karena masalah pekerjaan, seperti pekerjaan yang terlalu banyak, pekerjaan yang tidak sesuai, mutasi, jabatan, promosi, pensiun, pengangguran (PHK), dan lain-lain.

c. Problem Orang Tua

Masalah yang dihadapi orang tua, seperti tidak punya anak, terlalu banyak anak, anak melakukan tindak kriminal, anak sakit, percakapan yang tidak baik dengan ipar, ipar, besan, dan lain-lain.

Masalah-masalah yang disebutkan di atas dapat menjadi sumber stres, yang pada gilirannya dapat menyebabkan depresi.

d. Keuangan

Masalah keuangan yang tidak sehat (kondisi sosial ekonomi), seperti pendapatan jauh lebih rendah daripada pengeluaran, hutang yang terlibat, kebangkrutan perusahaan, masalah warisan, dan lain-lain. Masalah keuangan berdampak besar pada kesehatan mental seseorang, dan masalah keuangan ini sering menjadi faktor depresi seseorang.

e. Lingkungan Hidup

Kondisi lingkungan yang berdampak besar bagi kesehatan seseorang, seperti perumahan,

(52)

perpindahan, relokasi, tinggal di lingkungan yang rapuh, dll. Merasa gugup dan tidak aman, hal ini sangat mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup.7

4. Tahapan-Tahapan dalam Stres

GAS atau General Adaptation Syndrome adalah respon fisik dan psikologis yang disebabkan oleh stres.

Misalnya, kehilangan nafsu makan, kelemahan otot, kehilangan minat, kecemasan emosional, dan lain-lain. GAS diusulkan oleh Hans De Selye pada tahun 1920. Hans De Selye menjelaskan model GAS dalam tiga tahap, yaitu:

a. Fase Peringatan

Ini adalah tahap awal respon langsung tubuh terhadap stres (sumber stres). Saat menghadapi stresor, tubuh merespons dengan respons “fight-or- flight response" (melawan atau lari) dengan mengaktifkan sistem saraf simpatik. Jika ada ancaman atau bahaya, tubuh mengeluarkan hormon seperti kortisol dan adrenalin untuk mengatasi kecemasan atau ketakutan. Pada tahap ini, pertahanan tubuh dimobilisasi untuk menghadapi stresor, sehingga kapasitas kekebalan dapat

7 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Ilmu Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa, 1999), Edisi revisi, hlm. 79-83

(53)

diamati. Jika sumber stres hilang, maka tubuh akan kembali normal.

b. Fase Pertahanan

Pada tahap ini, sistem saraf parasimpatis kembali ke tingkat normal, dan tubuh berkonsentrasi untuk mengatasi sumber stres. Respon tubuh di luar batas normal, kadar gula darah, kortisol, dan adrenalin masih tinggi, namun penampilan tubuh terlihat normal. Reaksi berlebihan ini untuk memerangi penyebab ketegangan, sehingga diharapkan ada penyesuaian. Jika terus berlari, reaksi seperti itu dapat menyebabkan penyakit. Pada tahap ini, gejala psikologis dan psikosomatik mungkin muncul.

c. Tahap Kelelahan

Pada tahap ini, tekanan berlangsung cukup lama.

Tubuh tidak bisa menghilangkan sumber stres, sehingga tubuh terus-menerus bertahan atau melawan. Perlawanan yang terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan fisik. Daya tahan tubuh (kekebalan) berkurang bahkan bisa hilang sama sekali. Berbagai penyakit akan muncul pada tahap

(54)

ini, seperti diare, gatal-gatal, mual, darah tinggi dan penyakit jantung.8

5. Stres Di Masa Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi semua aspek kehidupan, seperti aspek sosial, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Pandemi ini mempengaruhi semua lapisan masyarakat dan sektor, baik formal maupun informal, dan bahkan dapat mengancam dunia dengan resesi dan inflasi.9

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada akhir tahun 2020 bahwa penyakit baru yang disebabkan oleh virus corona, Covid-19, telah menjadi Public Health Emergency of Internasional Concern (PHEIC) yang menjadi perhatian internasional. WHO juga menyatakan bahwa risiko penyebaran Covid-19 di seluruh dunia tinggi. Memasuki bulan ketiga, WHO akhirnya memberikan standar penilaian bahwa Covid-19 sudah diklasifikasikan sebagai pandemi. WHO dan otoritas kesehatan masyarakat di seluruh dunia diharapkan mengambil tindakan serius untuk mengendalikan wabah Covid-19. Namun, krisis kontrol pada periode ini justru

8 Hermien Nugraheni, dkk, Kesehatan Masyarakat dalam Determinan Sosial Budaya, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), Cet. Ke-1, hlm.53-54

9 Thamrin Tahir, dkk, Perubahan Paradigma Pendidikan dan Ekonomi Di Masa Pandemi Covid-19: Peluang, Tantangan dan Strategi, (Bandung: Media Sains Indonesia, 2020), hlm. 91

(55)

menimbulkan kekhawatiran dan tekanan tersendiri di kalangan seluruh penduduk.10

Covid-19 tidak hanya menyerang kesehatan fisik, tetapi juga menyerang kesehatan mental. Situasi ini membuat individu merasa tidak nyaman dengan kesehatan mentalnya, seperti kecemasan, ketakutan, kekhawatiran yang berlebihan, dan efek psikosomatik lainnya.11 Covid-19 dikaitkan dengan banyak stresor psikososial lainnya, termasuk ancaman kesehatan terhadap diri sendiri dan orang yang dicintai, gangguan parah dalam kehidupan sehari-hari, perpisahan dari keluarga dan teman, kekurangan makanan dan obat-obatan, kehilangan upah, isolasi sosial karena karantina atau program jarak sosial lainnya dan penutupan sekolah.12

Dampak Covid-19 telah merembet ke masalah ekonomi bahkan mengganggu psikologi masyarakat (psikologi sosial). Akibat Covid-19, perekonomian Indonesia dan negara lain mulai merosot tajam. Tingkat produksi dan ekspor barang dan jasa telah turun tajam, dan nilai tukar mata uang asing, terutama dolar AS, terus melonjak. Dampak dari gangguan

10 World Health Organization, 2020 dalam Fitria Dewi Puspita Anggraini, dkk, Belajar Dari Covid-19: Perspektif Ekonomi dan Kesehatan, (Medan: Yayasan Kita Peduli, 2020), hlm. 79

11 Syafiatul Choir, dkk, Dinamika Pendekatan dalam Penanganan Covid-19, (Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management, 2020), hlm. 136

12 Shultz, Espinel, Flynn, Hoffmann & Cohen, 2008, dalam Muhammad Zein Permana, dkk, Kontribusi Psikologi Di Masa Pandemi Covid-19, (Malang: Literasi Nusantara, 2021), hlm. 3

(56)

ekonomi ini akan berdampak pada produksi, konsumsi masyarakat dan daya beli masyarakat. Perekonomian tidak berjalan normal. Kemudian hubungan kerja akan diputus.

Inilah puncak ketidakstabilan ekonomi yang terjadi. Saat ini, masyarakat berada dalam ketakutan dan kecemasan yang mendalam. Tanda ini bisa dilihat pada perilaku orang yang mulai memiliki fobia berlebihan. Pandemi ini telah mempengaruhi hampir semua kelompok di masyarakat.

Perubahan yang sangat cepat dan drastis ini membawa dampak psikologis bagi kehidupan.13

6. Definisi Coping

Lazarus dan Folkman menjelaskan bahwa keadaan stres yang dialami seseorang dapat memiliki efek samping fisik dan psikologis. Individu tidak akan mengambil tindakan apapun untuk menyelesaikannya. Tindakan yang dilakukan oleh individu disebut strategi coping. Strategi coping sering dipengaruhi oleh latar belakang, budaya, pengalaman pemecahan masalah, faktor lingkungan, kepribadian, konsep diri, faktor sosial, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut sangat

13 Ayu Dwi Putri Rusman, dkk, Covid-19 dan Psikososial Masyarakat di Masa Pandemi, (Pekalongan: Penerbit NEM, 2021), hlm. 24

Gambar

Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir ................................................. 58
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat untuk melakukan pendidikan terhadap orang tua agar tidak menggunakan kekerasan khususnya kekerasan fisik dalam mendidik

Saya, Encik Navinkumar A/L Subramaniam telah menubuhkan Perniagaan Murni pada 1 Julai 2010 dengan modal sebanyak RM80 000 dimasukkan ke dalam akaun bank,membawa masuk

(Perhatikan unsur kebahasaan pronoun: subjective, objective, possessive). 4.3Menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis pendek dan sederhana yang melibatkan

Untuk menjamin kelancaran/ketertiban kegiatan belajar-mengajar, diminta kepada Bapak/Ibu/Asisten Dosen agar tidak mengganti secara sepihak hari/jam kuliah yang telah diatur.

MANAJEMEN KINERJA KARYAWAN DALAM MEWUJUDKAN VISI DAN MISI PERUSAHAAN PADA PT MADANI PRABU JAYA JAKARTA Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S Sos)

Penerapan dalam penelitian ini yaitu mengenai pengaruh menonton film Dua Garis Biru (Efek Kognitif, Afektif, dan Behavioral) terhadap kesadaran remaja akan

Adanya alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian diikuti oleh berkurangnya diversitas rayap dan organisma lain terutama yang hidup pada lapisan organik, karena

Jenis kelamin dapat memberikan perbedaan pada perilaku seseorang. Dalam suatu bidang usaha, jenis kelamin seringkali dapat menjadi pembeda yang dilakukan oleh