KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL ASISTEN DEPUTI KERJA SAMA EKONOMI EROPA AFRIKA & TIMUR TENGAH
NOTA DINAS
NOMOR AK.3.1/58/D.VII.M.EKON.2/04/2022
Kepada : Yth. Plt. Kepala Biro Perencanaan
Dari : Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Hal : Penyampaian Laporan Kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah Triwulan I Tahun 2022
Tanggal : 28 April 2022 Lampiran
Tembusan : :
1 (satu) berkas
1. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional;
2. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Menindaklanjuti Nota Dinas Saudara Nomor: AK.3.1- 101/SET.M.EKON.1/04/2022 tanggal 11 April 2022, bersama ini kami sampaikan Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2022 Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah untuk dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
.
Laporan Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2022
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
A. Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2022
Hasil pengukuran kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 dapat ditampilkan pada Tabel 1, sebagai berikut:
Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah Triwulan I Tahun 2022
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Tahun 2022
Realisasi Triwulan I
Capaian (%) I Sasaran Kegiatan 1. Terwujudnya
Kebijakan di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Berkualitas
1.1 Indikator 1.1 Jumlah Kesepakatan pada Forum bilateral di kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian
Jumlah 2 0 0%
1.2 Indikator 1.2 Jumlah Kerja Sama Ekonomi (PTA/FTA/CEPA, Bilateral) Kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian
Jumlah 4 2 50%
1.3 Indikator 1.3 Jumlah Ratifikasi Kesepakatan/Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang terselesaikan di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian
Jumlah 1 0 0%
II Sasaran Kegiatan 2. Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Efektif
2.1 Indikator 2.1 Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Indeks 3 dari 4 1 25%
2.2 Indikator 2.2 Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Persentase 75% 12,5% 16,67%
III
3.1
3.2
Sasaran Kegiatan 3. Terwujudnya Tata Kelola Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Baik
Indikator 3.1 Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Memenuhi Ketentuan Jam Pelatihan (JP) ASN
Indikator 3.2 Persentase Penyelesaian Analis Kebijakan sektor Minyak dan Gas, Pertambangan dan Petrokimia
Persentase
Persentase
70%
93%
50%
12,92%
50%
13,89%
Kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 sebagaimana tercantum dalam ringkasan Tabel 1 dapat diuraikan sebagai berikut:
1
Sasaran Kegiatan 1: Terwujudnya Kebijakan di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang BerkualitasPencapaian Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Kebijakan di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Berkualitas ditunjukkan oleh pencapaian tiga indikator kinerja yaitu:
1. Jumlah Kesepakatan pada Forum Bilateral di Kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian
2. Jumlah Kerja Sama Ekonomi (PTA/FTA/CEPA, Bilateral) Kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian 3. Jumlah Ratifikasi Kesepakatan/Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
yang terselesaikan di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.1. Jumlah
Kesepakatan pada Forum Bilateral di Kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian
Latar Belakang
Forum yang dipimpin oleh Kemenko Perekonomian pada tingkat Bilateral, Regional dan Sub Regional, serta Multilateral adalah forum di mana Kemenko Perekonomian menjadi koordinator pada forum tersebut. Forum ini meliputi forum pada tingkat Deputi maupun tingkat Menteri.
Adapun target yang ditetapkan sebagai berikut:
1. Diplomasi Kelapa Sawit ke Negara-Negara Kawasan Eropa
Kelapa Sawit merupakan komoditas strategis indonesia dimana proses produksi komoditas kelapa sawit dapat menciptakan jutaan pekerjaan di Indonesia, ditambah lagi kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor utama Indonesia. Kawasan Eropa merupakan salah satu tujuan ekspor komoditas kelapa sawit Indonesia, namun terdapat sentimen negatif terhadap komoditas kelapa sawit Indonesia di negara – negara Kawasan Eropa. Oleh karena itu, diplomasi kelapa sawit perlu untuk dilakukan agar bisa mengamankan pangsa pasar komoditas kelapa sawit Indonesia di pasar Eropa.
2. Sidang Komisi Bersama ke-13 RI - Rusia
Sidang Komisi Bersama (SKB) RI - Rusia Bidang Kerja Sama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik sebagai forum bilateral tertinggi antara Indonesia - Rusia untuk meningkatkan kerja sama kedua pihak khususnya di bidang ekonomi.
Dasar pembentukan SKB RI - Rusia adalah Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Russian
Federation on Economic and Technical Cooperation yang ditandatangani pada tanggal 12 Maret 1999 di Jakarta, Indonesia. Pertemuan SKB RI - Rusia dipimpin secara bersama (Co-chair) oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Federasi Rusia, H.E Mr. Denis Manturov. Pertemuan SKB ke-12 RI - Rusia telah dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2018 di Moskow, Federasi Rusia.
Hasil Pengukuran Kinerja
A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi
Hingga Triwulan I Tahun 2022, Jumlah Kesepakatan pada Forum Bilateral di Kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian diharapkan mampu mendorong partisipasi aktif sebagai koordinator dalam forum kerja sama ekonomi internasional pada tingkat bilateral untuk pengembangan kerja sama ekonomi internasional khususnya dengan negara Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang telah terealisasi sebesar 0 atau mencapai 0% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.1
1.1. Jumlah Kesepakatan pada Forum bilateral di kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian
Jumlah 2 0 0%
Deskripsi narasi:
B. Narasi atas Capaian Kinerja
1) Rapat Koordinasi Persiapan SKB ke-13 RI-Rusia
Pada Triwulan I tahun 2022 telah dilaksanakan rangkaian rapat persiapan pelaksanaan SKB ke-13 RI - Rusia Bidang Kerja Sama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik. Antara bulan Januari - Maret 2022 telah dilaksanakan rapat koordinasi sebanyak 6 (enam) kali untuk membahas berbagai perkembangan kerja sama bilateral di bidang perdagangan, investasi, industri, energi, transportasi, kebudayaan dan pariwisata, perbankan dan keuangan, pertanian, kelautan dan perikanan. Pokok hasil dari rapat - rapat tersebut akan dilaporkan kepada Menko Perekonomian RI selaku Co-chair SKB untuk menjadi deliverables dalam Pertemuan SKB ke-13 RI - Rusia mendatang.
C. Kendala dalam Pencapaian Kinerja
Rangkaian rapat koordinasi dapat dilaksanakan dengan baik secara hybrid (ON- line maupun OFF-line) tanpa kendala berarti.
Dengan demikian, capaian kinerja pada IKU Jumlah Kesepakatan pada Forum bilateral di kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian per Triwulan I tahun 2022 mencapai 0% dari target yang ditetapkan yaitu 100% atau mencapai 0 forum dari 2 forum yang direncanakan pada tahun 2022. Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I, upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang, dan kondisi selanjutnya dari konflik Rusia-Ukraina maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan terdapat hambatan dalam upaya pencapaiannya. Terutama untuk SKB RI-Rusia.
Pelaksanaan Rencana Kinerja (Renja) dan Capaian Kegiatan TW I No Output
Kegiatan
Pagu Anggaran
Realisasi Anggaran
Realisasi Output Tw I
% Capaian Output 1 Rekomendasi
Persiapan Forum bilateral Eropa, Afrika dan Timur Tengah
199,186,000 90,495,813 (45.43%)
0 Rekomenda si Kebijakan
45%
Pelaksanaan Rencana Aksi (Renaksi) dan Capaian Kegiatan TW I a. Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
b. Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana Aksi dan Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)
Jumlah Kesepakatan dalam Forum Bilateral di Kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Diketuai dan Ditindaklanjuti Kemenko Bidang Perekonomian
No Rencana Aksi TW I Status
Keterangan (dapat berisikan Kendala &
Rekomendasi Perbaikan)
1
Rapat Koordinasi Persiapan SKB ke-13 RI- Rusia
Terlaksana
Pada Triwulan I tahun 2022 telah dilaksanakan rangkaian rapat persiapan pelaksanaan SKB ke-13 RI - Rusia Bidang Kerja Sama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik.
Antara bulan Januari - Maret 2022 telah dilaksanakan rapat koordinasi sebanyak 6 (enam) kali untuk
membahas berbagai perkembangan kerja sama bilateral di bidang perdagangan, investasi, industri, energi, transportasi, kebudayaan dan pariwisata, perbankan dan keuangan, pertanian, kelautan dan perikanan.
Pokok hasil dari rapat - rapat tersebut akan dilaporkan kepada Menko Perekonomian RI selaku Co-chair SKB untuk menjadi deliverables dalam Pertemuan SKB ke- 13 RI - Rusia mendatang.
Sebagai catatan, terdapat perkembangan dimana pada tanggal 24 Februari 2022, Rusia telah melakukan agresi militer ke Ukraina. Langkah Rusia tersebut mendapat kecaman dari masyarakat internasional. Sejumlah negara telah menerapkan sanksi ketat di bidang ekonomi, perbankan, keuangan, perjalanan terhadap sejumlah entitas
dan individu
Pemerintah/Lembaga Keuangan-Swasta Rusia.
Dampak yang ditimbulkan terhadap perekonomian global/nasional mulai dirasakan di berbagai sektor.
Hal ini menjadikan rencana kegiatan kerjasama dan hubungan bilateral di bidang ekonomi untuk dikaji kembali bersama seluruh pemangku kepentingan agar sesuai dengan sikap,
posisi dan kepentingan nasional. Terhadap hal tersebut terus dilakukan pemantauan atas perkembangan dan dampak yang ditimbulkan di bidang kerjasama ekonomi.
1.2. Jumlah Kerja Sama Ekonomi (PTA/FTA/CEPA, Bilateral) Kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian
Latar Belakang
Perjanjian kerja sama ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah adalah persetujuan/perjanjian yang disepakati antara Indonesia dengan negara mitra di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah dalam forum atau perundingan kerja sama ekonomi bilateral.
Hal ini meliputi kesepakatan secara khusus dapat berupa persetujuan/perjanjian dalam bentuk PTA/FTA/CEPA. Adapun target yang ditetapkan sebagai berikut:
1) Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement
Perundingan Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang pertama dimulai di tahun 2016 Perundingan dimulai setelah kedua pihak menyepakati scoping paper dan dituangkan ke dalam joint statement Presiden RI dan Presiden Komisi Eropa 2016 lalu. Saat ini perundingan telah memasuki putaran ke - 11, dimana pertemuan putaran ke - 11 rencananya akan dilaksanakan pada bulan Juni 2022.
Isu-isu perundingan IEU-CEPA terbagi menjadi pembahasan dalam Working Group/Sub Working Group/Chapters antara lain: Trade in Goods, including Energy and Raw Materials; Rules of Origin (ROO); Customs and Trade Facilitation; Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS); Technical Barriers to Trade (TBT);Trade Defence Instruments (Remedies); Trade in Services;
Investment; Investment Court System (ICS); Intellectual Property Rights (IPR);
Trade and Sustainable Development; Government Procurement; Competition, including State-Owned Enterprises and Subsidies; Small and Medium Enterprises (SMEs); Institutional and Final Provisions, Transparency and Good Regulatory Practices (GRP) dan Dispute Settlement.
2) Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement
Tahapan Joint Feasibility Study (JFS) dari FTA RI - EAEU telah disepakati oleh kedua pihak pada bulan Desember 2021. Saat ini kedua pihak sedang menyelesaikan tahap penyusunan Conceptual Provision (CP) dengan Eurasian Economic Commission (EEC) sebelum memulai tahap perundingan FTA.
Ditargetkan perundingan FTA putaran pertama dapat dilaksanakan pada Semester II tahun 2022.
3) Indonesia-Mauritius Preferential Trade Agreement
Indonesia-Mauritius Preferential Trade Agreement pertama kali diinisiasi bersamaan dengan penyelenggaraan Indonesia Africa Infrastructure Dialogue dan telah menyelesaikan sebanyak 2 (dua) putaran perundingan. Saat ini sedang dilakukan finalisasi Rules of Origins Text sebelum pelaksanaan Perundingan Putaran ke-3.
4) Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement
Perundingan Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-UAE CEPA) telah dimulai pada 2 September 2021 dan telah menyelesaikan sebanyak 4 (empat) putaran perundingan dengan 2 (dua) pertemuan intersesi. Saat ini sedang dilakukan proses legal scrubbing (Kajian Hukum) dan selanjutnya akan dilakukan penandatanganan oleh kedua negara yang rencananya akan dilaksanakan di Uni Emirat Arab (UEA).
Perundingan I-UAE CEPA ini dibagi ke dalam beberapa Working Group/Sub Working Group/Chapters: Trade in Goods, Trade in Services, Rules of Origin, Islamic Economy/Halal, Economic Cooperation, SMEs, Legal and Institutional Issues, Goverment Procurement, SPS, IPR, Trade Remedies, TBT, Investment, dan Custom Procedures and Trade Facilitation. Sedangkan WG Economic Cooperation and SMEs yang dipimpin oleh Asisten Deputi KSE Eropa, Afrika dan Timur Tengah Kemenko Perekonomian telah selesai pada tahap putaran ke-3 perundingan tersebut. Sesuai arahan dari kedua pemimpin negara, diharapkan perundingan I-UAE CEPA tersebut ditargetkan dapat selesai dalam jangka waktu 1 tahun.
Hasil Pengukuran Kinerja
A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi
Hingga Triwulan I Tahun 2022, Jumlah Kerja Sama Ekonomi (PTA/FTA/CEPA, Bilateral) Kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian diharapkan mampu mendorong terwujudnya peningkatan kerja sama ekonomi dengan negara mitra di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang telah terealisasi sebesar 2 atau mencapai 50% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja
IKU-1.2
1.2. Jumlah Kerja Sama Ekonomi (PTA/FTA/CEPA, Bilateral) Kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian
Jumlah 4 2 50 %
(Memuaskan)
Deskripsi narasi:
B. Narasi atas Capaian Kinerja
Dalam rangka mewujudkan target 4 kerja sama ekonomi tersebut, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut:
1) Rapat Koordinasi Persiapan Indonesia-UAE CEPA
Pada Triwulan I, Rapat Koordinasi Persiapan Indonesia-UAE CEPA telah dilaksanakan sebagai persiapan menuju Perundingan Putaran ke-3 I-UAE CEPA pada awal Februari 2022. Perundingan telah didahului dengan pertemuan intersesi dan khususnya intersesi WG on Economic Cooperation pada 19 Januari 2022 yang telah dihadiri pihak Indonesia dan UAE. Sesuai hasil pertemuan intersesi WG Economic Cooperation, disepakati penggunaan dokumen Implementing Arrangement (IA) sebagai panduan untuk implementasi program-program kerja sama per sektor/bidang yang akan disepakati. Dalam hal ini, Indonesia akan menyampaikan draf awal IA untuk dapat dirundingkan pada putaran ke-3.
2) Perundingan Indonesia-UAE CEPA Putaran ke-3
Pada Triwulan I, Pada 1-4 Februari 2022 telah diselenggarakan perundingan IUAE- CEPA putaran ke-3 secara hybrid. Pada Working Group Economic Cooperation and SMEs, kedua pihak melanjutkan perundingan terhadap 2 Chapters, yaitu Chapter Economic Cooperation dan Chapter on Small Medium Enterprises.
Selanjutnya pihak UAE akan segera menyampaikan tanggapan terhadap draf dokumen Implementing Arrangement yang diusulkan pihak Indonesia pada saat pelaksanaan intersesi berikutnya. Sementara pihak Indonesia akan segera menyempurnakan dan melengkapi draf teks dimaksud.
3) Perundingan Indonesia-Mauritius Putaran ke-3
Perundingan Indonesia-Mauritius PTA putaran ke-3 yang sebelumnya diagendakan pada triwulan I tahun 2022 ditunda dan digantikan dengan Perundingan Intersesi Chapter ROO Level Teknis Indonesia-Mauritius PTA.
Perundingan Intersesi Chapter ROO Level Teknis Indonesia-Mauritius PTA dilaksanakan pada 24 Maret 2022 dengan fokus pembahasan pada Rules of Origin Text. Beberapa artikel yang dibahas adalah Rule 1 - Definition, Rule 3 - Wholly Obtained or Produced Goods, Rule 4 - Not Wholly Obtained or Produced, Rule 5 - Accumulation, Rule 6 - De Minimis, Rule 7 - Non-Qualifying Operations, Rule 9 - Exhibition, dan Rule 14 - Claim for Preferential Tariff Treatment serta beberapa Attachment dari ROO Text.
C. Kendala dalam Pencapaian Kinerja
Tidak ada kendala dalam pencapaian kinerja.
Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.
Pelaksanaan Rencana Kinerja (Renja) dan Capaian Kegiatan TW I No Output Kegiatan Pagu
Anggaran
Realisasi Anggaran
Realisasi Output Tw I
% Capaian Output 1 Rekomendasi
Kebijakan Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
707,499,000 42,943,480 (6.07%)
2 Rekomendasi
Kebijakan
50%
a. Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
b. Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana Aksi dan Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)
Pelaksanaan Rencana Aksi (Renaksi) dan Capaian Kegiatan TW I
Jumlah Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian
No
Rencana Aksi TW I Status
Keterangan ( dapat berisikan Kendala &
Rekomendasi Perbaikan)
1 Rapat Koordinasi Persiapan Indonesia-UAE CEPA
Terlaksana
Rapat Koordinasi Persiapan Indonesia-UAE CEPA telah dilaksanakan sebagai
persiapan menuju
Perundingan Putaran ke-3 I- UAE CEPA pada awal Februari 2022. Perundingan telah didahului dengan pertemuan intersesi dan khususnya intersesi WG on Economic Cooperation pada 19 Januari 2022 yang telah dihadiri pihak Indonesia dan UAE. Sesuai hasil pertemuan intersesi WG Economic Cooperation, disepakati penggunaan dokumen Implementing Arrangement (IA) sebagai panduan untuk implementasi program-program kerja sama per sektor/bidang yang akan disepakati. Dalam hal ini,
Indonesia akan
menyampaikan draf awal IA untuk dapat dirundingkan pada putaran ke-3.
2 Perundingan Indonesia-UAE
CEPA Putaran ke-3 Terlaksana
Pada 1-4 Februari 2022 telah diselenggarakan perundingan IUAE-CEPA putaran ke-3 secara hybrid. Pada Working Group Economic Cooperation and SMEs, kedua pihak melanjutkan perundingan terhadap 2 Chapters, yaitu
Chapter Economic
Cooperation dan Chapter on Small Medium Enterprises.
Selanjutnya pihak UAE akan segera menyampaikan tanggapan terhadap draf dokumen Implementing Arrangement yang diusulkan pihak Indonesia pada saat pelaksanaan intersesi berikutnya. Sementara pihak Indonesia akan segera menyempurnakan dan melengkapi draf teks dimaksud.
3 Perundingan Indonesia- Mauritius Putaran ke-3
Tidak Terlaksana
dengan Perubahan
Perundingan Indonesia- Mauritius PTA putaran ke-3
yang sebelumnya
diagendakan pada triwulan I tahun 2022 ditunda dan digantikan dengan Perundingan Intersesi Chapter ROO Level Teknis Indonesia- Mauritius PTA.
Perundingan Intersesi Chapter ROO Level Teknis Indonesia- Mauritius PTA dilaksanakan pada 24 Maret 2022 dengan fokus pembahasan pada Rules of Origin Text. Beberapa artikel yang dibahas adalah Rule 1 - Definition, Rule 3 - Wholly Obtained or Produced Goods, Rule 4 - Not Wholly Obtained or Produced, Rule 5 - Accumulation, Rule 6 - De Minimis, Rule 7 - Non- Qualifying Operations, Rule 9 - Exhibition, dan Rule 14 - Claim for Preferential Tariff Treatment serta beberapa Attachment dari ROO Text.
1.3. Jumlah Ratifikasi Kesepakatan/Perja njian Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang terselesaikan di bawah
Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian
Latar Belakang
Perjanjian kerja sama ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah adalah persetujuan/perjanjian yang disepakati antara Indonesia dengan negara mitra di kawasan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah.
Hal ini meliputi kesepakatan yang dapat berupa persetujuan/perjanjian dalam bentuk PTA/FTA/CEPA. Setelah perjanjian disepakati, proses dilanjutkan dengan ratifikasi. Ratifikasi perjanjian kerja sama ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah adalah salah satu bentuk pengesahan atas perbuatan hukum untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian internasional/proses adopsi perjanjian internasional ke dalam konstitusi hukum nasional (melaui persetujuan dari badan eksekutif dan legislatif) sehingga negara terkait dapat memanfaatkan perjanjian internasional tersebut pada negaranya masing-masing.
Adapun target dari IKU ini adalah sebagai berikut Ratifikasi Kerja Sama Ekonomi, Ilmiah, Teknik, dan Kebudayaan RI-Angola
Hasil Pengukuran Kinerja
A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi
Hingga Triwulan I Tahun 2022, Jumlah Ratifikasi Kesepakatan/Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang terselesaikan di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian diharapkan mampu mendorong terwujudnya hasil dari perjanjian kerja sama ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakatyang telah terealisasi sebesar 0 atau mencapai 0% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja
IKU-1.3
1.1. Jumlah Ratifikasi Kesepakatan/Perjanjia n Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang terselesaikan di bawah Pengendalian
Kemenko Bidang Perekonomian
Jumlah 1 0 0%
Deskripsi narasi:
B. Narasi atas Capaian Kinerja
1) Rapat Koordinasi Ratifikasi KSEITK Indonesia-Angola
Rapat Koordinasi Ratifikasi KSEITK Indonesia-Angola yang direncanakan dilaksanakan pada triwulan I 2022 ditunda ke triwulan II tahun 2022. Kegiatan yang dilaksanakan pada triwulan I tahun 2022 adalah proses paraf RPERPRES tentang KSEITK Indonesia-Angola oleh Menko Perekonomian.
C. Kendala dalam Pencapaian Kinerja Tidak terdapat kendala.
Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.
Pelaksanaan Rencana Kinerja (Renja) dan Capaian Kegiatan TW I No Output Kegiatan Pagu
Anggaran
Realisasi Anggaran
Realisasi Output Tw I
% Capaian Output 1 Rekomendasi
Percepatan Penyelesaian dan
Implementasi Perundingan Perdagangan
534,334,000 52,707,140 (9.86%)
0 Rekomendasi
Kebijakan 9%
Pelaksanaan Rencana Aksi (Renaksi) dan Capaian Kegiatan TW I Jumlah Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Disepakati oleh K/L di bawah Pengendalian Kemenko Bidang Perekonomian
No
Rencana Aksi TW I Status
Keterangan ( dapat berisikan Kendala &
Rekomendasi Perbaikan)
1 Rapat Koordinasi Ratifikasi KSEITK Indonesia-Angola
Tidak Terlaksana
dengan Perubahan
Rapat Koordinasi Ratifikasi KSEITK Indonesia-Angola yang direncanakan
dilaksanakan pada triwulan I 2022 ditunda ke triwulan II tahun 2022. Kegiatan yang dilaksanakan pada triwulan I tahun 2022 adalah proses paraf RPERPRES tentang KSEITK Indonesia-Angola oleh Menko Perekonomian.
2
Sasaran Kegiatan 2: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang EfektifPencapaian Sasaran Strategis 2: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Efektif yang Berkualitas ditunjukkan oleh pencapaian dua indikator kinerja yaitu:
1. Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
2. Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
2.1 Indeks Kualitas Koordinasi,
Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Latar Belakang
Indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan merupakan alat untuk mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian proses koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah. Proses Koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian dikatakan efektif dan berkualitas apabila hasil rekomendasi kebijakan yang dikeluarkan ditindaklanjuti oleh K/L terkait dan K/L terkait puas dengan layanan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian yang diberikan.
Indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan kebijakan di bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah dikategorikan ke dalam 4 (empat) kategori :
Sangat Baik, rentang nilai 85 – 100 (4) Baik, rentang nilai 75 – 84 (3)
Buruk, rentang nilai 65 – 74 (2) Sangat Buruk, rentang nilai <65 (1)
Adapun nilai dari indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah diperoleh melalui penilaian dari 2 (dua) sub indikator:
Sub indikator pertama, merupakan Persentase Kebijakan Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang ditindaklanjuti. Persentase Kebijakan Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang ditindaklanjuti adalah perbandingan jumlah kebijakan yang dihasilkan oleh unit kerja sebagai hasil dari proses koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan penetapan kebijakan, pengelolaan dan penanganan isu, dan penyelesaian permasalahan antar Kementerian, pelaksanaan pengendalian kebijakan, pengawalan program prioritas, dan yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh K/L terkait kebijakan tersebut.
Adapun Instrumen kebijakan yang ditindaklanjuti oleh K/L antara lain:
1. Peraturan perundang-undangan yang diprakarsai oleh kantor Kemenko Perekonomian (PP, Perpres, Permenko, dll)
2. Regulasi yang dihasilkan oleh Presiden dan K/L lain sebagai dampak/tindaklanjut dari hasil proses dan koordinasi yang dikeluarkan kantor 3. Kemenko Ekon
4. Surat dari K/L terkait
5. Kesepakatan kerjasama ekonomi internasional
6. Notula Rapat yang diselenggarakan oleh Presiden melalui Ratas atau K/L terkait sebagai tindak lanjut dari hasil pengendalian
Adapun Instrumen kebijakan yang dihasilkan oleh Menko Perekonomian antara lain:
1. Rumusan kebijakan yang telah diparaf pimpinan (Nota Dinas, Surat Keluar);
2. Siaran pers yang dikeluarkan oleh kantor Kemenko Perekonomian; dan/atau 3. Draft Kesepakatan kerja sama ekonomi hasil pertemuan internasional yang
dipimpin/inisiasi oleh Kemenko Perekonomian
4. Risalah/notulensi/Berita Acara Kegiatan rapat koordinasi level Menteri/Deputi/Asisten Deputi
Sub indikator pertama memiliki nilai maksimal 80 dengan perhitungan jumlah rekomendasi kebijakan hasil koordinasi dan sinkronisasi yang ditindaklanjuti dibagi dengan jumlah rekomendasi kebijakan hasil koordinasi dan sinkronisasi yang dihasilkan dikali dengan 80.
Sub indikator kedua, merupakan indeks kepuasan layanan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan. Pada sub indikator ketiga ini, variabel indeks kepuasan layanan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan merupakan hasil pengukuran tingkat kepuasan pelayanan Asdep Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah dengan melakukan survey pelayanan ke Kementerian/Lembaga/Stakeholder terkait. Nilai indeks diperoleh dari nilai rata-rata hasil kuesioner yang telah diisi oleh koresponden, dengan empat kategori penilaian, yaitu:(1) Sangat Tidak Puas, (2) Tidak Puas, (3) Puas, dan (4) Sangat Puas.
Untuk sub indikator kedua. Indeks kepuasan layanan koordinasi dapat di buktikan dengan pernghargaan atau apresiasi dari pihak luar yang kredibel. Apabila unit kerja telah mendapatkan penghargaan atau apresiasi tersebut, maka unit kerja tidak perlu melakukan survey kepuasan layanan kordinasi, singkronisasi, dan pengendalian; danlangsung memperoleh nilai bobot pengukuran secara penuh yaitu 20 point.
Hasil Pengukuran Kinerja
A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi
Hingga Triwulan I Tahun 2022, Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah diharapkan mampu mengukur tingkat efektivitas dari proses koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan terkait dengan Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah sehingga mendorong terciptanya kebijakan yang berkualitas yang telah terealisasi sebesar 1 atau persentase kinerja mencapai 25%
dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja
IKU-2.1
2.1. Indeks Kualitas Koordinasi,
Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Indeks 3 dari 4 1 25%
(Memuaskan)
Deskripsi narasi:
B. Narasi Capaian
1) Monitoring dan evaluasi hasil kerja sama dalam forum/kesepakatan Indonesia dengan negara di Kawasan Eropa Barat
Sehubungan dengan upaya penjajakan pembentukan German Industrial Quarter di Indonesia, telah dilaksanakan kunjungan site visit ke Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Gresik pada tanggal 10 Februari 2022. Kunjungan ini melibatkan stakeholders Jerman yang diwakili oleh First Secretary Fungsi Ekonomi Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Jakarta, perwakilan Kamar Dagang dan Industri Jerman (EKONID), serta beberapa perusahaan Jerman dibawah naungan EKONID.
Tawaran pembentukan German Industrial Quarter disampaikan oleh Presiden Joko Widodo kepada Kanselir Merkel saat pertemuan bilateral di sela-sela rangkaian kegiatan Hannover Messe 2021 Digital Edition. Serangkaian rapat koordinasi dan kunjungan advance team juga dilakukan di akhir tahun 2021 sebagai persiapan kunjungan site visit Februari 2022.
Saat kunjungan site visit, PT. Berkah Kawasan Manyar Sejahtera selaku pengelola Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi concern calon investor Jerman dalam pertemuan- pertemuan sebelumnya, seperti ketersediaan fasilitas/infrastruktur, SDM, perizinan, insentif fiskal dan non fiskal, pengelolaan limbah dan pemanfaatan sumber energi terbarukan.
Perwakilan Kedubes Jerman menyampaikan bahwa secara umum KEK Gresik/JIIPE akan menjadi daya tarik yang besar bagi Jerman, namun langkah selanjutnya yang perlu dimatangkan adalah mencari perusahaan industri yang tepat dan meyakinkan investor di Jerman untuk menjadi tenant. Selain itu isu pengembangan kapasitas SDM berpotensi untuk dikerjasamakan kedua belah pihak. Kemenko Perekonomian akan memfasilitasi pembahasan antara JIIPE dan perwakilan Jerman untuk menindaklanjuti rencana ini.
KEK Gresik/JIIPE merupakan salah satu alternatif lokasi pembentukan German Industrial Quarter. Opsi KEK lain termasuk Kawasan Industri Terpadu (KIT) akan dijajaki untuk ditawarkan kepada pihak Jerman.
C. Kendala dalam Pencapaian Kinerja
Tidak ada kendala dalam pencapaian kinerja.
Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.
Pelaksanaan Rencana Aksi (Renaksi) dan Capaian Kegiatan TW I Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang ditindaklanjuti
No
Rencana Aksi TW I Status
Keterangan ( dapat berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)
1
Monitoring dan evaluasi hasil kerja sama dalam
forum/kesepakatan Indonesia dengan negara di Kawasan Eropa Barat
Terlaksana
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi kunjungan site visit ke KEK Gresik dilakukan dalam situasi pandemi Covid-19.
Kunjungan dilakukan dengan menjaga protokol kesehatan dengan pembatasan perwakilan peserta site visit.
2.2 Persentase
Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Latar Belakang
Kebijakan yang berkualitas dihasilkan dari proses analisis yang dalam dan komprehensif. Untuk itu, dalam rangka perumusan kebijakan bidang kerja sama ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah diperlukan analisa kebijakan berupa karya tulis kedinasan (naskah akademik RUU, RPerpres, RPermen, Memo Kebijakan, Model Kebijakan, dan Advokasi Kebijakan) dan karya tulis ilmiah (policy brief, policy paper, artikel kebijakan dan makalah). IKU Persentase Penyelesaian Analisa Kebijakan Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah merupakan indikator untuk mengukur tingkat penyelesaian atas analisa kebijakan yang ditargetkan. Pada tahun 2022, Keasdepan Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah menargetkan menyusun 8 (delapan) analisa kebijakan.
Dengan terpenuhinya Indikator kinerja ini, diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kualitas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian di lingkungan Asisten Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah namun juga diharapkan mampu berkontribusi pada peningkatan Kompetensi ASN yang merupakan “ultimate indicator” pada sasaran strategis di level Kementerian.
Hasil Pengukuran Kinerja
A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi
Hingga Triwulan I Tahun 2022, Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang ditindaklanjuti yang telah terealisasi sebesar 12,5% atau mencapai 16,67%
dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja
IKU-2.2 2.2. Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Persenta
se 75% 12,5% 16,67%
Deskripsi narasi:
B. Narasi atas Capaian Kinerja
Telah disusun daily brief telaahan staf mengenai situasi konflik Rusia-Ukraina.
Telaahan staf bertujuan untuk memberi informasi dan perkembangan terkini kebijakan ekonomi internasional dalam merespon konflik Rusia-Ukraina dan perkembangan kondisi perekonomian di Indonesia.
Imbas/dampak dari invasi Rusia di Ukraina membuat beberapa negara memberikan sanksi ekonomi ke Rusia, misalnya Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, dll. Selain itu Organisasi Internasional dan perusahaan-perusahaan besar dunia juga memberikan respon atas konflik yang dimulai 24 Februari 2022 ini. Di sisi lain banyak juga negara-negara yang memberikan dukungan kepada Ukraina melalui bantuan kemanusiaan terhadap korban konflik ini.
Ketidakpastian yang disebabkan konflik Rusia-Ukraina menyebabkan beberapa negara harus meningkatkan tingkat suku bunganya untuk menekan laju inflasi yang terus meningkat akibat tingginya harga energi dan komoditas. Dampak
perekonomian ini lebih lanjut menyebabkan krisis pangan, energi dan pangan secara global. Untuk itu penting bagi Pemri untuk menjaga inflasi berada pada nilai yang terjaga sehingga inflasi secara keseluruhan dapat terkendali dan tidak menghambat bagi upaya pemulihan perekonomian Indonesia.
Selanjutnya di sisi geopolitik Indonesia tahun ini memegang Presidensi G20, untuk itu Pemri perlu mengambil sikap sebagaimana arah politik bebas aktif Indonesia.
Meskipun forum G20 merupakan forum diskusi ekonomi, namun aspek geopolitik yang ditimbulkan dari konflik Rusia-Ukraina dapat sangat berpengaruh terhadap kelancaran penyelenggaraan serangkaian kegiatan pertemuan hingga KTT G20 di Bali November 2022.
C. Kendala dalam Pencapaian Kinerja Tidak ada kendala dalam pencapaian kinerja.
Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.
Pelaksanaan Rencana Aksi (Renaksi) dan Capaian Kegiatan TW I
No
Rencana Aksi TW I Status
Keterangan (dapat berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)
1
Pengumpulan dan pengolahan data/informasi serta Penyusunan analisis Policy Brief/Policy
Paper/Ringkasan Kebijakan tentang Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Terlaksana
Telah disusun daily brief telaahan staf mengenai situasi konflik Rusia- Ukraina. Telaahan staf bertujuan untuk memberi
informasi dan
perkembangan terkini kebijakan ekonomi internasional dalam merespon konflik Rusia- Ukraina dan perkembangan kondisi perekonomian di Indonesia.
Imbas dari invasi Rusia di Ukraina membuat beberapa negara memberikan sanksi ekonomi ke Rusia, misalnya Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, dll. Selain itu Organisasi Internasional
dan perusahaan-
perusahaan besar dunia juga memberikan respon atas konflik yang dimulai 24 Februari 2022 ini. Di sisi lain banyak juga negara-negara
yang memberikan
dukungan kepada Ukraina
melalui bantuan
kemanusiaan terhadap korban konflik ini.
Ketidakpastian yang disebabkan konflik Rusia-
Ukraina menyebabkan beberapa negara harus meningkatkan tingkat suku bunganya untuk menekan laju inflasi yang terus meningkat akibat tingginya harga energi dan komoditas.
Dampak perekonomian ini lebih lanjut menyebabkan krisis pangan, energi dan pangan secara global.
Untuk itu penting bagi Pemri untuk menjaga inflasi berada pada nilai yang terjaga sehingga inflasi secara keseluruhan dapat terkendali dan tidak menghambat bagi upaya pemulihan perekonomian Indonesia.
Selanjutnya di sisi geopolitik Indonesia tahun ini memegang Presidensi G20, untuk itu Pemri perlu
mengambil sikap
sebagaimana arah politik bebas aktif Indonesia.
Meskipun forum G20 merupakan forum diskusi ekonomi, namun aspek geopolitik yang ditimbulkan dari konflik Rusia-Ukraina dapat sangat berpengaruh terhadap kelancaran penyelenggaraan
serangkaian kegiatan pertemuan hingga KTT G20 di Bali November 2022.
3
Sasaran Kegiatan 3: Terwujudnya Tata Kelola Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang BaikPencapaian Sasaran Strategis 3: Terwujudnya Tata Kelola Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Baik ditunjukkan oleh pencapaian dua indikator kinerja yaitu:
1. Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Memenuhi Ketentuan Jam Pelatihan (JP) ASN
2. Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
3.1 Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang
Memenuhi Ketentuan Jam Pelatihan (JP) ASN
Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017, pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 Jam pelajaran. Adapun pemenuhan 20 Jam pelajaran dapat dilakukan dengan mengikuti seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi, workshop/lokakarya, dan benchmarking. Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang memenuhi jam pelatihan melalui keikutsertaan dalam seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi, workshop/lokakarya, dan benchmarking merupakan alat untuk mengukur pemenuhan pengembangan kompetensi pegawai dalam memenuhi jam pelajaran sebanyak 20 jam pelatihan melalui keikutsertaan dalam FGD/seminar/workshop mengacu pada PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Adapun target Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah pada tahun 2022 adalah 70%.
Hasil Pengukuran Kinerja
A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi
Hingga Triwulan I Tahun 2022, Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Memenuhi Ketentuan Jam Pelatihan (JP) ASN diharapkan mampu Untuk mengetahui keberhasilan pengembangan ASN yang merupakan modal dasar organisasi untuk menyelenggarakan proses bisnis yang menunjang kinerja organisasi. yang telah terealisasi sebesar 50% atau mencapai 50% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja
IKU-3.1
3.1. Persentase ASN Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah yang Memenuhi Ketentuan Jam Pelatihan (JP) ASN
Persenta
se 70% 50% 50%
(Memuaskan)
Contoh deskripsi narasi:
B. Narasi atas Capaian Kinerja
Pelatihan “Analisis Dampak Ekonomi Kebijakan Liberalisasi Perdagangan”
Keasdepan KSE Eropa, Afrika, dan Timur Tengah telah mengikuti Pelatihan Analisis Dampak Ekonomi Kebijakan Liberalisasi Perdagangan pada tanggal 25 Februari 2022.
Pelatihan dilaksanakan dalam waktu 10 Jam Pelatihan (JP) dengan dua topik utama, yakni (I) Theoretical Framework for Trade Liberalization Policy Analysis dan (II) Method for Free Trade Agreement Impact Analysis yang disampaikan oleh narasumber dalam 4 (materi).
Keikutsertaan ASN pada Beberapa FGD/Sosialisasi/Workshop/Webinar tentang kerja sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
1) Menghadiri Webinar “Konflik Rusia-Ukraina dan Risiko Ekonomi Politik bagi Indonesia
2) Menghadiri Webinar "Presidensi G20 dan Konflik Rusia-Ukraina: Bagaimana Indonesia Harus Bersikap?"
3) Menghadiri FGD Optimalisasi Pemenuhan Kebutuan Baja Dalam Negeri dan Investasi Pabrik Baja di Indonesia: Pro Kontra
4) Menghadiri Webinar Green Economy Outlook 2022 "Arah Kebijakan Indonesia dan Tantangan dalam Mewujudkan Green Economy"
C. Kendala dalam Pencapaian Kinerja Tidak ada kendala dalam pencapaian kinerja.
D. Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self Assesment terkait capaian target kinerja tahun 2022
Pencapaian target jam pelatihan masing-masing pegawai harus menyesuaikan dengan beban kerja sehingga tidak mengganggu pekerjaan pegawai.
Pelaksanaan Rencana Aksi (Renaksi) dan Capaian Kegiatan TW I
No
Rencana Aksi TW I Status
Keterangan (dapat berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)
1
Keikutsertaan ASN pada program pengembangan Workshop/ FGD/ Seminar tentang kerja sama ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Terlaksana
Pencapaian target jam pelatihan masing-masing
pegawai harus
menyesuaikan dengan beban kerja sehingga tidak mengganggu pekerjaan pegawai.
3.2 Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Latar Belakang
Persentase kualitas pelaksanaan anggaran adalah indikator yang ditetapkan untuk menggambarkan kualitas pelaksanaan anggaran belanja dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran dan penggunaan belanja secara proporsional.
Adapun target IKU adalah
● Melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait perencanaan hingga realisasi anggaran di Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional
● Pembangunan sistem monev realisasi anggaran Hasil Pengukuran Kinerja
Hingga Triwulan I Tahun 2022, Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah diharapkan mampu Untuk meningkatkan efektivitas tata kelola organisasi dengan menitikberatkan pada kualitas anggaran dimana anggaran adalah salah satu capital utama organisasi untuk melaksanakan kegiatan yang telah terealisasi sebesar 12,92% atau mencapai 13,89% dari target 93% di Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja
IKU-3.1
3.2. Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Persenta
se 93% 12,92% 13,89%
Dalam rangka mewujudkan target 93% tersebut, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait perencanaan hingga realisasi anggaran di Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah dan melakukan pembangunan sistem monev realisasi anggaran.
Pelaksanaan Rencana Aksi (Renaksi) dan Capaian Kegiatan TW I
No
Rencana Aksi TW I Status
Keterangan (dapat berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)
1
Pelaporan realisasi anggaran Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Terlaksana
Realisasi anggaran untuk Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah adalah 12,92%
2
Evaluasi capaian kinerja Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Terlaksana
Realisasi anggaran untuk Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah adalah 12,92%