Semoga keselamatan dan rahmat Alloh serta keberkahanNya terlimpah kepada kalian
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang
FLAGELATA DARAH & JARINGAN
TIM DOSEN PARASITOLOGI 2022
Pertemuan ke-5
(Paniker, 2018)
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:
sebaran geografis dan tempat hidup, ciri morfologi anatomi, siklus hidup, patologi dan gejala klinis, pengobatan, cara diagnosis dan pemeriksaan, cara penularan dan pencegahan penyakit yang
disebabkan infeksi Flagelata Darah dan Jaringan
Ayat Al-Quran yang terkait:
QS Al Hajj ayat
73
HEMOFLAGELLATA
• Parasit ini hidup dalam darah atau jaringan tubuh manusia atau hewan, seperti di otot jantung (Trypanosoma), atau di sistem retikuloendotelial (Leishmania).
• Memiliki hospes perantara dan vektor penular: serangga
• Memiliki kinetoplas yang posisinya dekat dengan bagian posterior sel, flagela yang membentuk undulating membrane.
Morfologi Hemoflagelata Sumber:
John, D. T., Petri, W. A.
2006. Markel and Voge’s Medical Parasitology. Ninth edition. Missouri: Saunders Elsevier.
Morfologi dari Famili Trypanosomatidae :
Ada 2 stadium:
a. stadium Trypomastigote: stadium flagelata yang langsing, memanjang dan melengkung, ukuran dan bentuk sangat bervariasi, dengan flagel yang panjang maupun pendek,
dapat membelah diri, terdapat dalam aliran darah, limfatik, dan cairan serebrospinal tubuh hospes.
b. stadium non flagelata /stadium serangga (epimastigote,
metacyclic trypomastigote): bentuk flagelata yang bulat atau lonjong, terdapat pada saliva dari serangga (contoh: lalat
tsetse), bisa membelah diri, memiliki pelindung sel, infektif
terhadap manusia.
Stadium Trypomastigote pada kompleks T. brucei
Stadium Trypomastigote pada kompleks T. cruzi
Sumber gambar: Gang L. Text Book of Human Parasitology.
Klasifikasi Trypanosoma yang menginfeksi manusia dan penyebarannya
1. Kompleks Trypanosoma brucei, penyebab African sleeping sickness, terdiri dari 2 subspesies:
a. Trypanosoma brucei gambiense, penyebab Gambian trypanosomiasis atau West African sleeping sickness.
b. Trypanosoma brucei rhodesiense, penyebab rhodesian trypanosomiasis atau East African sleeping sickness. Dapat menyerang manusia dan hewan.
2. Trypanosoma cruzi, penyebab American trypanosomiasis atau Chagas disease di Amerika Selatan, Meksiko, Amerika Tengah. Menyerang manusia dan hewan.
Merupakan penyakit endemik, penyebaran melalui lalat tsetse yang banyak terdapat di daerah aliran sungai dengan kanopi yang teduh.
Pentingnya Mempelajari Penyakit ini:
• Walaupun merupakan penyakit endemik di Afrika maupun Amerika Serikat, tidak menutup kemungkinan penyakit ini dapat menyebar karena adanya peristiwa Global warming.
• Kenaikan temperatur global 1-1,5 derajat Celcius dapat berpengaruh terhadap perkembangbiakan vector dan reservoir penyakit parasit.
• Di Indonesia, terdapat penyakit Surra yang disebabkan oleh Trypanosoma evansi, yang menyerang hewan ternak.
• Potensi terjadinya infeksi Surra dan Trypanosoma spesies lainnya cukup tinggi di Indonesia, karena Thailand, Vietnam dan Malaysia memiliki kasus tripanosomiasis pada manusia.
Sumber: Novita, R. 2019. Kajian Potensi Tripanosomiasis sebagai Penyakit Zoonosis Emerging di Indonesia. Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13(1), hal. 21-32.
Daur hidup Trypanosoma Sumber:
John, D. T., Petri, W. A. 2006.
Markel and Voge’s Medical Parasitology. Ninth edition.
Missouri: Saunders Elsevier.
Metode Reproduksi Binary Longitudinal Fission:
Pembelahan kinetoplast---inti---
Sitoplasma dari ujung anterior secara
Longitudinal.
Morfologi Trypanosoma b. gambiense
• Bentuk sel seperti bulan sabit melengkung, panjang 15-35 u dan lebar 1,5-3,5u. Inti sel besar, lonjong dan terletak di tengah-tengah tubuh parasit. Kinetoplas kecil di ujung posterior.
• Di dalam sitoplasma terdapat butir-butir volutin. Flagel mula-
mula keluar dari ujung posterior, lalu melingkari tubuh parasit
dengan membentuk 3 atau 4 undulating membrane.
Siklus Hidup
Hospes definitif adalah manusia dan hospes perantara adalah lalat tsetse (Glossina palpalis, G. tachinoi, G. Morsitans, dll) untuk gambiense dan rhodesiense. Vektor T. cruzi adalah reduviid bugs (infeksi melalui fesesnya).
Dalam tubuh manusia, parasit dalam bentuk infektif (trypomastigote metasiklik) masuk melalui gigitan Glossina, lalu akan tumbuh menjadi bentuk trypomastigote dan memperbanyak diri di sekitar gigitan serangga, lalu masuk ke aliran darah perifer dan bereproduksi. Untuk T. cruzi, bentuk tripomastigot dan amastigot dapat menginfeksi.
Lalat tsetse dapat terinfeksi Trypanosoma dalam bentuk trypomastigote
ketika menghisap darah hospes definitif. Di dalam ususnya, parasit
berubah menjadi bentuk trypomastigote prosiklik, lalu memperbanyak
diri, dan berubah menjadi stadium epimastigote. Pada saliva lalat,
epimastigote dapat membelah biner, lalu berubah menjadi bentuk
trypomastigote metasiklik yang infektif (20 hr).
Sumber gambar: Gang L. Text Book of Human Parasitology.
Daur Hidup
Trypanosoma
gambiense
Daur Hidup Trypanosoma cruzi
Patologi dan gejala klinik: T. gambiense
Organ yang diserang adalah kelenjar getah bening dan Sistem Saraf Pusat dengan gejala:
• Eritema
• Limfadenitis umum
• Demam tidak beraturan selama beberapa bulan
Pada awal infeksi (masa inkubasi) dapat asimptomatis, bisa beberapa hari sampai beberapa minggu.
Awalnya terdapat ulser pada bekas gigitan lalat tsetse, namun akan menghilang.
Kemudian parasit akan menyerang sistem limfatik, menyebabkan demam disertai sakit kepala. Anorexia, nausea, dan muntah- muntah juga bisa menyertai.
Dapat juga terjadi pembesaran kelenjar getah bening yang disebut dengan Winterbottom’s sign.
Dapat juga terjadi gatal-gatal yang tidak biasa selama demam berlangsung.
Jika serangan berlangsung lama (lebih dari 6 bulan) dapat menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan meningoensefalitis.
Hal ini dapat bertambah parah sampai penderita kehilangan kemampuan kinestetisnya (Kerandel’s sign).
Tahap akhir dari gejala penyakit ini adalah gangguan mental.
• Gejala oleh T. brucei rhodesiense lebih cepat dan dapat menimbulkan kematian.
• Penderita yang tidak ditangani dapat meninggal setelah 9 bulan terjangkit penyakit ini.
• Tidak terbentuk pembesaran kelenjar.
• Rhodesian sleeping sickness dapat menyerang turis yang
mengunjungi wilayah endemic dengan gejala: muntah, kebingungan, lemas, anorexia, sakit kepala dengan demam, hingga perubahan
perilaku.
• Pada Chagas disease, terdapat eritema disebut dengan chagoma, yang dapat menyerang wajah dan badan penderita. Juga terdapat edema di bagian pipi atau leher.
• Chagas disease juga dapat menyerang bayi dan anak-anak dan
menimbulkan kematian karena meningoensefalitis.
Sumber:
John, D. T., Petri, W. A. 2006. Markel and Voge’s Medical Parasitology. Ninth edition. Missouri: Saunders Elsevier.
Perbandingan gejala
tripanosomiasis Afrika dan Amerika
Sumber:
John, D. T., Petri, W. A. 2006. Markel and Voge’s Medical Parasitology. Ninth edition. Missouri: Saunders Elsevier.
Diagnosis Lab
• Pemeriksaan darah tepi, sumsum tulang sternum, cairan kelenjar limfe dan cairan otak. Diperiksa dengan atau tanpa pewarnaan, dilakukan biakan parasit atau inokulasi parasit pada hewan
percobaan.
Pengobatan
• Melarsoprol (Mel B, Arsobal)
• Suramin.
• Pentamidine
Obat-obatan tersebut merupakan toxic drugs dengan efek
samping bervariasi. Suramin dapat digunakan oleh ibu hamil.
• DL-alpha-difluoromethylornithine* (DFMO,eflornithine)
Pencegahan
• Pemberantasan tempat perkembangbiakan lalat tsetse, yaitu di sepanjang aliran sungai (gambiense). Untuk rhodesiense lebih banyak terdapat di semak-semak yang agak terbuka.
• Pemberian insektisida melalui kapal terbang untuk menjangkau wilayah yang sulit.
• Orang yang mengunjungi daerah endemik harus menggunakan baju lengan Panjang dan celana Panjang yang cukup tebal.
• Tidur menggunakan kelambu dan losion anti nyamuk.
Leishmania
Leishmania merupakan penyebab penyakit pada sel-sel endotelium pembuluh darah. Endotelium merupakan sel epitelum yang melapisi jantung, pembuluh darah, pembuluh limfa. Contoh jenis-jenis Leishmania adalah sebagai berikut.
Leishmania donovani, penyebab penyakit kala azar yang ditandai dengan demam dan juga anemia. Jenis ini banyak ditemukan di Mesir, di sekitar laut tengah, dan India.
Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit yang disebut penyakit oriental. Jenis ini banyak ditemukan di Asia (daerah Mediterania) dan sebagian di Amerika Selatan.
Leishmania brasilliensis, penyebab penyakit kulit di Meksiko dan Amerika Tengah dan Selatan.
Leishmania
Pada genus Leishmania, hanya ada 3 spesies yang penting bagi manusia, yaitu:
1) Leishmania donovani yang menyebabkan Leismaniasis viseral atau kala azar,
2) Leishmania tropica yang menyababkan leishmaniasis kulit atau oriental sore
3) Leishmania braziliensis yang
menyebabkan leismaniasis
mukokutis atau Espundia.
Morfologi Leishmania
Morfologi umum Leishmania:
1. Berbentuk lonjong
2. Berdiameter 2 mikron atau dengan ukuran 3-4 x 2 mikron.
3. Tidak mempunyai flagelata.
4. Terdapat axonema, 1 nukleus, blefaroplas, dan kinetoplas.
5. Bila diwarnai dengan giemsa atau wright, maka nukleus dan kinetoplas akan merah sedangkan sitoplasma berwarna biru.
6. Stadium Leishmania hanya terdapat di dalam tubuh tuan rumah (manusia).
7. Leishmania hidup intra selluler dan berkembang biak dengan membelah dua.
Siklus hidup
Leishmania
Sumber:
John, D. T., Petri, W. A. 2006. Markel and Voge’s Medical Parasitology. Ninth edition. Missouri: Saunders Elsevier.
Siklus hidup Leishmania
• Vektor Leishmania sp. adalah sand fly betina termasuk Phlebotomus.
Stadium promastigote dari Leishmania masuk dalam tubuh hospes melalui gigitan sand fly.
• Promastigote masuk ke dalam berbagai sel fagosit dan melepaskan flagelanya dan berubah menjadi amastigote. Amastigote membelah dengan pembelahan biner dalam sel inang. Hingga beberapa waktu mereka menyebar dan meninggalkan sel lalu pindah ke sel yang baru.
• Penyebaran infeksi ke vektor terjadi saat vektor menghisap sel inang yang mengandung parasit. Dalam tubuh vektor, amastigote secara cepat berubah menjadi promastigote.
• Promastigote menghasilkan substansi mirip gel yang disebut
“PROMASTIGOTE SECRETORY GEL” (PSG). PSG membentuk Bloked fly yang menghasilkan pengulangan kebiasaan dari lalat.
Gejala klinis leishmaniasis
• Lemah dan apatis
• Demam
• Pembesaran organ (hepatosplenomegali)
• Limfadenopathy
• Diare
• Batuk
Penyebab dan penyebarannya
Leishmaniasis yang dikenal sebagai penyakit “orang miskin” ini umumnya berkembang di wilayah yang buruk sanitasinya dengan fasilitas kesehatan yang mendasar yang minim dan juga terkait dengan malnutrisi.
Di samping itu Leishmaniasis juga menyebar dengan cepat di wilayah dimana orang atau pekerja memiliki kebiasaan tidur di alam terbuka.
Perkembangan leishmaniasis yang sedemikian cepat ini juga dihubungkan dengan perubahan lingkungan yang drastis akibat penggundulan hutan, pembangunan waduk waduk, pembangunan irigasi dan urbanisasi yang akhir akhir ini terjadi dengan cepat dalam skala besar besaran
.
See these video
Trypanosoma cruzi :
https://www.youtube.com/watch?v=jCs8n3AoW1Y
Trypanosoma gambiense
https://www.youtube.com/watch?v=Gp6Kqx1A3TU
Leishmania donovani
https://www.youtube.com/watch?v=20_7eGdTl3Q dan
https://www.youtube.com/watch?v=Uj7c_CkyFqQ
Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta alam