• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semoga keselamatan dan rahmad Alloh serta keberkahan Nya terlimpah kepada kalian. Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Semoga keselamatan dan rahmad Alloh serta keberkahan Nya terlimpah kepada kalian. Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

info@uhamka.ac.i d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Semoga keselamatan dan rahmad Alloh serta keberkahan Nya terlimpah kepada kalian

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang

(2)

info@uhamka.ac.i d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

TREMATODA HATI

TIM DOSEN PARASITOLOGI 2022

(3)

info@uhamka.ac.i d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu menjelaskan

1. Sebaran geografis dan tempat hidup Trematoda Hati 2. Ciri morfologi & anatomi Trematoda Hati

3. Siklus hidup Trematoda Hati

4. Gejala patologi dan gejala klinis serta pengobatannya 5. Cara diagnosa dan pemeriksaan, cara penularan dan

pencegahan dari infeksi Trematoda Hati

(4)

info@uhamka.ac.i d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Ayat Al-Quran Yang Terkait

An-Nur ayat 45 : Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

(5)

TREMATODA

(6)

Ciri Umum

Bentuk tubuh pipih seperti daun, tidak bersegmen

Panjang antara 1 mm sampai beberapa cm

Trematoda dewasa memiliki alat isap mulut (oral sucker) pada kepala & alat isap ventral/perut (ventral sucker = acetabulum) pada daerah perut

Sistem reproduksi: telah sempurna, bersifat hermafrodit (kecuali Schistosoma), oviparus, dengan telur yang memiliki penutup (operkulum) kecuali Schistosoma

(7)

Ciri Umum (2)

Telur hanya dapat berkembang menjadi larva jika berada dalam air

Tidak memiliki rongga tubuh

Alat pencernaan tidak sempurna (tidak memiliki anus)

Memiliki sistem ekskresi

Penggolongan Trematoda berdasar jumlah generasi:

Digenetik: terdapat 2 generasi pada setiap daur hidup lengkap (generasi seksual & generasi aseksual)

Monogenetik: hanya ada 1 generasi pada setiap daur hidup lengkap

(8)

8

Sistem Pencernaan:

Mulut (dikelilingi oral sucker)  faring (berotot tebal) 

esofagus  usus/ sekum

(umumnya percabangan dari faring)

Epitel yg melapisi sekum = gastro-dermis  mampu

melakukan absorbsi & sekresi.

(9)

Sistem Saraf dan Indera

Nervous system: terdiri dari serabut saraf melingkari esofagus dan ganglia

Sense organ: mirasidium dan serkaria memiliki eye spots

(10)

10

Sistem Ekskresi :

 Terdiri atas susunan sel api yg mengarah ke saluran kecil, sa- luran pengumpul & kantong ekskresi.

 Bentuk vesika, posisi & jumlah sel api ber-lainan pada berbagai trematoda  dipakai untuk kepentingan taksonomi.

(11)
(12)

Sistem Reproduksi

12

Ingat Trematoda bersifat monoseus (dalam satu tubuh terdapat dua jenis alat kelamin)

Reproduksi Jantan:

Terdiri atas testis, vas deferens, vas eferens, vesika seminalis, sirus, prostat dan kantung sirus.

Jumlah, posisi & bentuk testis berlainan pada berbagai spesies

 untuk identifikasi spesies.

Sperma dibentuk dalam testis, melewati vas deferens & vas deferens, disimpan dalam vesika seminalis  dilepaskan ke sistem reproduksi betina melalui porus genitalis.

(13)

Sistem Reproduksi

Reproduksi Betina:

Terdiri dari: ovarium, reseptakulum seminalis, saluran Laurer, ootip & uterus.

Ootip dikelilingi oleh Kelenjar Mehlis.

Telur  ovoductus  ootip.

Pembuahan terjadi dalam ootip dengan keluarnya sperma dari reseptakulum seminalis.

Telur yang telah dibuahi mendapat selaput dari kelenjar Vitelina (kelenjar yang menghasilkan bahan untuk pematangan telur)

Telur dari ootip di orong ke uterus.

Telur Trematoda mempunyai operkulum (kecuali: Schistosoma)

(14)

Daur Hidup

Hospes definitif: manusia, mamalia

Hospes perantara: moluska (siput & keong)

Beberapa Trematoda memerlukan hospes perantara kedua : ikan, ketam, tumbuhan air atau semut

Dalam hospes definitif: cacing dewasa akan melakukan proses reproduksi  cacing betina akan menghasilkan telur yang akan keluar bersama feses/urin

Jika telur masuk ke dalam air maka akan menetas menjadi mirasidium

(15)

Hospes definitif

Air

Moluska

Air

Metaserkaria  Cacing dewasa  menghasilkan telur

Telur menetas mjd mirasidium

Mirasidium  sporokista  redia  serkaria

Serkaria  metaserkaria

(16)

16

Daur Hidup:

Dapat melakukan pembuahan silang ataupun pembuahan sendiri.

Pembelahan pertama zigot di dalam cacing dewasa  menghasilkan sel germinalis & sel somatik.

Sel somatik membentuk tubuh bagi generasi berikutnya, sel germinal membentuk alat-alat kelamin.

Telur biasanya meninggalkan hospes lewat usus  jika telur masuk ke air  telur matang akan menetas 2-3 minggu, beberapa menetas bila ditelan keong

(17)

Perkembangan larva

1. Mirasidium: larva Trematoda stadium I yang menetas dari telur pada waktu masuk dalam air

(+ 80 mikron, bentuk seperti daun & bersilia)

2. Sporokista: larva Trematoda stadium II yang terbentuk dalam tubuh moluska (pada Schisto-soma pd tubuh moluska akan terjadi multiplikasi aseksual)  berbentuk panjang seperti kantung, berisi redia/serkaria.

(18)

3. Redia: larva Trematoda stadium III yg ter-jadi dalam tubuh Moluska, multiplikasi aseksual redia terjadi pada semua Trematoda kecuali Schistosoma (berbentuk kantung, berisi serkaria, punya faring atau batil isap kepala)

4. Serkaria: larva stadium akhir dalam tubuh moluska. Larva ini akan meninggalkan tubuh moluska untuk hidup bebas dalam air atau mem-bentuk kista pd tumbuhan/hewan lain (bentuknya seperti daun, berekor, punya batil isap kepala, batil isap perut & 2 sekum) 5. Metaserkaria: stadium infektif Trematoda yang terbentuk dari

serkaria yang membentuk kista & kehilangan ekornya (+ 500 mikron, bulat berdinding tebal)

(19)
(20)

TELUR

Diletakkan dalam saluran hati, rongga usus, paru, pembuluh darah atau jaringan tempat hidup.

Dikeluarkan bersama feses, urin atau sputum (dahak).

Umumnya berisi sel telur dan beberapa spesies berisi mirasidium (M).

Menetas dalam air atau menetas setelah ditelan oleh keong (hospes perantara)

(21)

Telur Trematoda:

1. Fasciolopsis buski (seperti telur ayam dengan operkulum kecil &

tidak nyata), ukuran 130-140 µm x 80-85 µm

2. Schistosoma japonicum (telur agak bulat dengan tonjolan tumpul pada sisi lateral, ukuran 70-100 µm x 50-65 µm)

3. Paragonimus westermani (telur ovoid dengan operkulum mendatar, ukuran 80-118µm x 48-60µm)

4. Clonorchis sinensis (telur ovoid dengan operkulum nyata yang terletak pada bahu, dengan tonjolan kecil pada ujung posterior, ukuran 27-35 µm x 12-70 µm)

(22)

Infeksi Parasit

Infeksi pd manusia melalui:

a) Pada Schistosoma: stadium infektifnya serkaria, masuk ke hospes definitif melalui kulit yg tidak terlindungi pada saat berada dalam air.

b) Pada Trematoda lain: stadium infektifnya metaserkaria, masuk ke hospes definitif melalui mulut melalui makanan tanaman air, ikan air tawar, ketam atau udang

(23)

Habitat Trematoda

Habitat Spesies HP II

Usus Halus Fasciolopsis buski

Heterophyes heterophyes Metagonimus yokogawai Echinostoma

Tanaman Ikan Ikan Siput Hati Clonorchis sinensis

Opistorchis felineus Opitorchis viverrini Fasciola hepatica

Dicrocoelium dendriticum

Ikan Ikan Ikan Tanaman

Semut

(24)

Habitat Spesies HP II

Paru Paragonimus westermani Udang, ketam

Vena vesikalis Schistosoma haematobium Tidak ada Vena porta atau

vena rektalis Schistosoma mansoni

Schistosoma japonicum Tidak ada Tidak ada

(25)

25

Distribusi Trematoda :

Di dunia :

RRC,

Korea,

Jepang,

Filipina,

Thailand,

Vietnam,

Taiwan,

India &

Afrika.

Di Indonesia :

Kalimantan : Fasciolopsis buski

Jawa & Sulawesi : Echinostoma

Jakarta : Heterophydae

Sulawesi Tengah :

Schistosoma japonicum

(26)
(27)

info@uhamka.ac.i d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

TREMATODA HATI

(28)

Trematoda hati

Hidup di jaringan hati, saluran empedu, kantung empedu atau di ductus pancreaticus

Hospes definitif: manusia, mamalia, unggas

Hospes perantara (HP):

HP I : siput

HP II : ikan, siput semut

(29)

Fasciola hepatica

(30)
(31)

31

Fasciola hepatica

Menyebabkan fasioliasis pada sapi, kambing dan manusia

Distribusi: Perancis, Amerika Latin &

Negara-negara sekitar Laut Tengah.

Gejala:

Kerusakan parenkim hati (atrofi)

Peradangan saluran empedu disertai penebalan & sumbatan sirosis periportal

Lesi pada dinding usus, jantung, bola mata, pulmo, jaringan subkutan

Hepar yang terkena fascioliasis.

(32)

Morfologi

Panjang 20-30 mm, lebar 8-13 mm

Bentuk: pipih seperti daun, dengan tonjolan khas di daerah anterior

Memiliki 2 alat isap (oral & ventral sucker)

Usus dengan cabang-cabang lateral yang mencapai ujung distal dari sekum

Testis dan ovarium bercabang, uterus melingkar

Vitelaria bercabang & tersebar luas ke seluruh jaringan parenkim cacing

Telur lonjong, panjang 130-150m dan lebar 63-90 m, memiliki operkulum

(33)

Daur hidup

Hospes definitif: manusia dan herbivora

Hospes perantara I: Lymnea (siput air tawar)

Hospes perantara II: tanaman air/rumput (merupakan tempat berkembangnya kista metaserkaria)

Telur keluar bersama feses penderita  masuk dalam air (9-15 hari terjadi perkembangan mirasidium dalam telur)  telur menetas & mirasidium akan berenang mencari HP I  dalam HP I terjadi perkembangan larva s/d serkaria  serkaria keluar dari HP I

& mencari tumbuhan air/rumput & berubah menjadi kista metaserkaria yg infektif

(34)

Daur Hidup (Lanjutan)

Jika metaserkaria termakan oleh manusia, maka dalam duodenum metaserkaria akan terlepas dari tanaman (HP II) migrasi ke dinding usus & mencapai hati melalui aliran darah (sebagian metaserkaria akan mencapai saluran/kantung empedu)  berkembang menjadi cacing dewasa

(35)
(36)

Video Daur Hidup Fasciola hepatica

https://www.youtube.com/watch?v=fkG15FZqdyI

(37)

Diagnosa & Pengobatan

Penderita fasioliasis mengalami hepatomegali (pembesaran ukuran organ hati) disertai sindrom demam eosinofil

Diagnosa: ditemukan telur cacing pada feses & empedu

Untuk membantu penegakkan diagnosa: pemeriksaan serologi (uji fiksasi komplemen, tes intradermal)

Pengobatan: prazikuantel, emetinhidroklorida (suntikan intramuskuler), diklorofenol atau bitionol

(38)

Pencegahan

Mengobati penderita dengan baik

Daur parasit diputus  memberantas siput

Memasak makanan (sayuran air) dengan baik  untuk mematikan metaserkaria

Tidak memakan hati dalam keadaan mentah atau kurang matang

Penyakit halzoun (laringofaringitis) di Afrika  disebabkan karena penduduk Afrika suka memakan organ hati mentah yg mengandung cacing Fasciola muda & melekat pada mukosa faring

(39)

39

Kejadian sakit

Sapi terkena fasioliasis

 Hepar fasioliasis

(40)

info@uhamka.ac.i d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Clonorchis sinensis

(41)

Ciri-ciri

Disebut : Chinese liver fluke / Oriental liver fluke

Sebaran geografis : Jepang, Korea, Cina, Taiwan & Vietnam

Hospes Definitif : manusia (cabang distal saluran empedu), anjing, kucing, babi & angsa (kadang-kadang)

(42)

Morfologi & Anatomi

Ukuran : P = 12 – 20 mm, L = 3 - 5 mm

Sucker : oral & ventral (lebih kecil ukurannya)

Sekum : usus panjang mencapai bgn posterior

Testis : 2 buah dibagian posterior, memiliki lobus yg dalam, tersusun tandem (1 dibelakang yg lain)

Ovarium : terletak di garis tengan tubuh, dibagian anterior, ukuran kecil

Telur : memiliki operkulum disalah satu ujung nya, warna kuning, bgn ujung telur yg menebal memiliki tonjolan kecil

(43)

Morfologi

(44)
(45)

Daur Hidup

Pada saat telur dikeluarkan dari induknya telah mengandung mirasidium

Telur keluar bersama feses penderita  masuk air  menetas  larva mirasidium  dimakan oleh siput air (Bulinus, Semisulcop- sira, Hua)  dalam tubuh sibut : mirasidium  sporokista  redia

 serkaria

Serkaria mencari HP II (ikan Cyprinidae) dg menembus bagian bawah sisik ikan  berkem-bang mjd metaserkaria  kista metaserkaria (stadium infektif hospes definitif)

(46)
(47)

Gejala Klinis

Dalam saluran empedu : cacing menimbulkan iritasi mekanis

Cacing menghasilkan toksin

Infeksi ringan : tidak menimbulkan keluhan

Infeksi berat : kelemahan badan, penurunan berat badan, anemia, asites, hepatomegali, diare

Endemi klonorkiasis ditemukan pada penduduk yg memiliki kebiasaan makan ikan mentah dengan gejala hepatomegali

(48)

Diagnosa, Pengobatan & Pencegahan

Diagnosa Klonorkiasis : pemeriksaan feses atau cairan duodenum ditemukan telur cacing

Pengobatan : Prazikuantel, atau gentian violet (pada infeksi ringan) atau klorokuin (infeksi berat)

Pencegahan : memasak ikan dengan baik, tidak buang air besar sembarangan

(49)

info@uhamka.ac.i d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta alam

Referensi

Dokumen terkait

Pada saliva lalat, epimastigote dapat membelah biner, lalu berubah menjadi bentuk trypomastigote metasiklik yang infektif (20 hr).... Text Book of

 Standardisasi obat tradisional dilakukan mulai dari bahan baku sampai dengan sediaan jadi.  Berdasarkan hal inilah dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu : a)

 Mempelajari parasit yang menyebabkan penyakit pada manusia khususnya yang banyak terjadi di Indonesia.  Organisme Parasit yang

majemuk campuran) : anak daun tersusun menyirip dan menjari, cth daun sikejut..

 GCP atau CUKB (Cara Uji Klinik yang Baik) adalah pedoman untuk melakukan uji klinik obat yg dibuat sbg tuntutan globalisasi dalam bidang kefarmasian..  Adalah standar ilmiah

 Pada penderita sistiserkosis otak (neurocysticercosis) yang diobati dengan prazikuantel dosis tersebut di atas harus diberikan selama 15 hari,. sedangkan albendazole dapat

Hospes reservoar (reservoir host, hospes cadangan) yaitu hospes insidental dr parasit yg secara alami hidup pd hewan  hewan yg bertindak sbg hospes definitif bagi parasit yg hidup

▪ Penderita laki-laki : obat diberikan 2x250 mg per hari selama 10 hari atau 2 gram dalam bentuk dosis tunggal yang diberikan malam hari. Pengobatan: Metronidazol,