Semoga keselamatan dan rahmad Alloh serta keberkahan Nya terlimpah kepada kalian
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
METODE UJI PARAMETER NON SPESIFIK
TIM DOSEN STANDARISASI DAN PENENTUAN MARKER OBA 2021
TATAP MUKA 4 - 5
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan metode uji parameter non spesifik yang meliputi
1. Kadar air, bobot jenis, susut pengeringan, sisa pelarut dan kadar abu
2. Cemaran mikroba, cemaran logam berat, cemaran residu pestisida
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
Parameter Non Spesifik
Adalah semua aspek yang tidak terkait dengan aktifitas
farmakologi secara langsung namun mempengaruhi aspek keamanan dan stabilitas ekstrak serta sediaan yang
dihasilkan
Standarisasi dan analisis aspek nonspesifik diarahkan pada batas maskimal yang diperkenankan terhadap material
berbahaya yang ada di dalam ekstrak
Parameter Non Spesifik
Meliputi :
1. Penetapan Kadar Air
2. Penetapan Susut Pengeringan 3. Penentuan Bobot jenis
4. Penetapan Sisa Pelarut 5. Penetapan Kadar Abu
6. Penetapan Cemaran Mikroba
7. Penetapan Cemaran Logam Berat 8. Penetapan Residu Pestisida
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
1. Penetapan Kadar air
Tujuan : menetapkan residu air setelah proses pengentalan atau pengeringan
Pengukuran kadar air ditentukan dengan metode:
1. Titrasi (langsung dan tidak langsung), pereaksi yg digunakan adalah Karl-Fischer
2. Destilasi, pereaksi yang digunakan adalah toluen
3. Gravimetri (tidak sesuai untuk ekstrak dgn kandungan minyak atsiri tinggi)
Penetapan Kadar air (lanjutan)
Titrasi langsung Titrasi tidak langsung
±20 ml methanol (dalam labu titrasi)
dititrasi dengan Karl Fischer s/d TAT
masukan (dgn cepat) zat
(mengandung ±10-50 mg air) aduk 1 ment titrasi dgn Karl Fischer yg telah diketahui kesetaraan airnya
±20 ml methanol (dalam labu titrasi) dititrasi dengan Karl Fischer s/d TAT masukan (dgn cepat) zat (mengandung
±10-50 mg air) aduk 1 ment tambahkan Karl Fischer berlebih yg diukur seksama titrasi dgn baku air- metanol
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
• Destilasi
Penetapan Kadar air (lanjutan)
Sumber gambar: Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan, Jakarta
2. Penetapan Susut Pengeringan
Cara: timbang botol dangkal bertutup dalam kondisi kosong dipanaskan 105 °C
selama 30 menit, dinginkan, tara masukan 1-2 g ekstrak, ratakan masukan ke dalam oven, buka tutupnya, keringkan pada suhu 105 °C selama 30 menit dlm keadaan tertutup dinginkan dlm eksikator hingga suhu kamar, timbang.
Catatan:
Sebelum tiap pengeringan, biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam eksikator
Jika sulit kering dan mencair pada pemanasan, tambahkan 1 g silika yg telah
ditimbang seksama (sblmnyaa silika dikeringkan dan disimpan duku dalam eksikator sampai suhu kamar) campuran ekstrak+silika dipanaskan lagi pada suhu tersebut damapi bobot tetap
Lakukan hingga bobot tetap: perbedaan 2x penimbagan berturut-turut setelah
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
3. Penentuan Bobot jenis
Prosedur:
Piknometer (dlm kondisi bersih, kering dan telah dikalibrasi), ditimbang Ekstrak cair (suhu ±20 °C) dimasukan ke dalam piknometer atur suhu
piknometer + ekstrak hingga suhu ±25 °C, tutup buang kelebihan ekstrak cair piknometer + ekstrak ditimbang.
Lakukan hal yg sama terhadap air.
Cara hitung:
BJ = pikno + ekstrak/pikno+air x BJ air
Sumber gambar: google image
4. Penetapan Sisa Pelarut
Tujuan : menetapkan kandungan sisa pelarut tertentu setelah pengeringan
Metode: destilasi (penetapan kadar etanol), atau metode lain seperti: Kromatografi gas-cair (kolom kaca berisi S3; gas
pembawa = Nitrogen/Helium; detektor = FID)
Nilai: maksimal yg diperbolehkan, namun jika pelarut tsb berbahaya (co: kloroform) maka nilainya harus negatif
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
5. Penetapan Kadar Abu
Tujuan : memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya
ekstrak
Kadar abu dinyatakan dalam % (b/b)
Prosedur :
Penetapan kadar abu total,
penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam
Penetapan kadar abu larut asam
Sumber gambar: google image
5. Penetapan Kadar Abu (lanjutan)
Penetapan kadar abu total
Pijar dan tara krus silikat 2-3 g ekstrak (telah digerus) dimasukan ke dlm krus silikat, ratakan pijar perlahan suhu 500-600°C hingga arang habis (jadi abu putih), dinginkan dlm desikator, timbang.
Catatan:
Jika arang tidak hilang: tambahkan air panas 2 ml saring dgn
kertas saring bebas abu filtrat masukan Kembali dlm krus, uapkan dgn waterbath, pijarkan kembali bersama kertas tersebut dalam krus yg sama hingga bobot tetap, timbang.
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
5. Penetapan Kadar Abu (lanjutan)
Kadar abu larut dalam air
Abu yang diperoleh dari kadar abu total, didihkan dengan 25 ml aquades (tutup dgn kaca arloji) selama 5 menit
Kumpulkan bagian yang tidak larut dalam air, saring dengan kertas saring bebas abu
Bilas dengan dgn air panas, pijarkan bahan yg larut air dalam krus di dalam oven pada suhu >450 °C selama 15 menit hingga bobot tetap, dinginka dlm desikator 30 menit dan ditimbang
Hitung kadar abu yang tidak larut asam terhadap bahan yang telah dikeringkan
Kadar abu tidak larut dalam asam
Tujuan: ukur keberadaan cemaran silika dari pasir/tanah
Abu yang diperoleh dari kadar abu total, didihkan dengan 25 ml H2SO4 / HCl encer P (tutup dgn kaca arloji) selama 5 menit
Kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam, saring dengan kertas saring bebas abu
Cuci dgn air panas, pijarkan kertas saring yang mengandung bahan yg tidak larut asam dalam krus di atas hotplate hingga bobot tetap, dinginka dlm
desikator 30 menit dan ditimbang
Hitung kadar abu yang tidak larut asam terhadap bahan yang telah dikeringkan
5. Penetapan Kadar Abu (lanjutan)
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
TUGAS
1. a. Apa perbedaan penetapan kadar air dan susut pengeringan b. Sebutkan dan jelaskan cara-cara penetapan kadar air
2. a. Sebutkan alat untuk mengukur bobot jenis
b. Jelaskan tahapan kerja menetapakan bobot jenis 3. a. Apa tujuan ditetapkan kadar abu?
b. Penetapan kadar abu ada 2 yaitu kadar abu larut air dan kadar abu larut asam, jelaskan perbedaannya
6. Penetapan Cemaran Mikroba
Definisi: menentukan adanya mikroba patogen secara analisis mikrobiologi
Tujuan: memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak boleh
mengandung mikroba patogen dan non patogen melebihi batas yang ditetapkan akan berpengaruh pd stabilitas ekstrak dan berbahaya bagi kesehatan
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
Mikroba patogen : Salmonella thypi, E. Coli, Bacillus subtilis, Aspergillus flavus, S.aureus
Batasan cemaran mikroba:
a) ALT : < 104 kol/g
b) Angka kapang /kamir : < 103 kol/g c) MPN coliform : < 3 kol/g
d) Mikroba patogen : negatif
Prosedurnya :
1. Uji Angka Lempeng Total
2. Uji Nilai Duga Terdekat (MPN) Coiliform
Sterilisasi Ekstrak
1. Merendam semua ekstrak ke dalam etanol 70% semalam kemudian diuapkan dengan tangas air stainless
2. Semua ekstrak disterilkan dengan sinar UV - 18 jam
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
Penetapan Angka Lempeng Total (ALT)
Prinsip: pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai.
Media : Plate Count Agar (PCA)
Pereaksi : Pepton dilution Fluid (PDF), Fluid Casein Digest Soy
Lecithin Polysorbat (FCDSLP), minyak mineral (parafin cair), tween 80 dan 20
Prosedur : Monografi ekstrak tumbuhan obat Indonesia, 2006 hal 219
Penghitungan : dipilih cawan petri yang menunjukkan jumlah koloni 30 - 300. Jumlah koloni dihitung kemudian dirata-rata dan dikalikan dengan faktor pengencerannya. Hasil
dinyatakan dengan ALT dalam tiap gram.
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
Prosedur ALT
Sumber gambar : google image
Uji Nilai Dugaan Terdekat (MPN) Coliform
Prinsip: melihat adanya pertumbuhan bakteri coliform setelah cuplikan diinokulasi pada media yang sesuai.
Adanya reaksi fermentasi dan pembentukan gas di dalam tabung durham menandakan adanya bakteri coliform
Media dan Pereaksi : PDF, MCB/LB, BGLB, EMBA, VRBA, MR-VP, Trypton Broth, Simmon’s Citrate Agar, Nutrient agar
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
Ada 3 tahap :
1. Uji Prakiraan / Presumtive Test memakai media Mac Conkey Broth (MCB) atau Lactosa Broth (LB) dalam tabung reaksi yg didalam nya ada tb durham inokulasi sample dan inkubasi 24 - 48 jam pd suhu 37oC yg positif lanjut ke uji konfirmasi
2. Uji Konfirmasi memakai media BGLB dalam tabung reaksi yg
didalam nya ada tb durham inokulasi sample dan inkubasi 24 - 48 jam pd suhu 37oC jumlah tabung yg positif dirujuk dalam tabel MPN (Tabel MPN menyatakan jumlah bakteri coliform dalam tiap gram
contoh yg diuji
3. Uji lengkap dengan media selektif
Uji Nilai Dugaan Terdekat (MPN) Coliform
3 tahap uji MPN (Most Probable Number)
Presumptive Test pada media LB
Confirmed Test pada media BGLB
Complete Test pada media selektif
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
• Dari sample dipipetkan ke tabung reaksi yg
berisi media & tb durham
• Inkubasi pada suhu 37C selama 24 – 48 jam
Sumber gambar : google image
• Tabel MPN
Jika semua tabung
positif (3 3 3) maka nilai MPN > 2400
Sumber gambar : google image
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
Penetapan Angka Kapang dan Khamir
Prinsip: menentukan adanya jamur secara mikrobiologis
Tujuan: memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung cemaran jamur melebihi batas yang ditetapkan
Media : Potato Dextrosa agar (PDA), Czapek Dox Agar (CDA) atau malt agar, air suling agar 0,05% (ASA)
• Prosedur : Monografi ekstrak tumbuhan obat Indonesia, 2006 hal 222
• Penghitungan : jika pada pengenceran 10-4 terdapat sebanyak 40 koloni, maka nilai AKK adalah 40 x 10-4 = 40.10-4 koloni per gram
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
Penetapan Keberadaan Aspergillus flavus
• Aspergillus flavus adalah jamur penghasil metabolit aflatoksin (bersifat hepatotoksik)
• Media: Potato Dekstrosa Agar (PDA), Czapex Dox Agar (CDA), dan Air suling agar (ASA)
• Inkubasi: 5-7 hari pada suhu ruang.
• Keberadaannya ditandai dengan koloni berwarna hijau kekuningan sangat cerah
Sumber gambar : google image
Penetapan Cemaran Aflatoksin
Prinsip : pemisahan isolat aflatoksin secara KLT
Metode: KLT (kualitatif)
fase diam = silika gel
Fase gerak = kloroform : aseton : heksana (85:15:20)
pembanding: aflatoksin B1, B2, dan G1, G2
deteksi: sinar UV 366 bercak berwarna biru/hijau kebiruan
jika positif (secara kualitatif), maka dapat ditetapkan kadarnya dengan metode KLT-densitometer atau HPLC
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
Hasil Reaksi IMVIC Bakteri E.coli
I INDOL
M METIL- MERAH
V VOGES PROSKAUER
C
CITRAT BAKTERI
+ + - - E. Coli tipikal
- + - - E. Coli atipikal
+ + - + Intermediat tipikal
- + - + Intermediat atipikal
- - + + E. aerogenes tipikal
+ - + + E. aerogenes
atipikal
Sumber gambar : google image
Uji Salmonella sp
Pada TSIA (triple Sugar Iron Agar) : warna merah pada permukaan agar, warna kuning pada dasar tabung dengan atau tanpa pembentukan hidrogen sulfida
Pada LIA (lysine Iron Agar) : terlihat warna ungu, bila permukaan berwarna ungu sedangkan bagian dasar warna kuning, dianggap negatif
Uji serologi : terjadi aglutinasi
Sumber gambar : google image
Media TSIA
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
7. Penetapan Kadar Cemaran Logam Berat
Prinsip: menentukan kandungan logam berat dg SSA (Spektrofotometri Serapan Atom)
Kadar logam berat dalam sisa abu total meliputi Pb, Cd, Hg, As, dsb.
Penetapan kadar dengan menggunakan digesti basah sistem terbuka
Penetapan kadar dengan menggunakan digesti basah sistem terbuka
1. Timbang 200-250 mg simplisia yang dikering anginkan, masukkan ke dalam krus silika. Tambahkan 1,0 ml campuran digesti ( 2 bagian asam nitrat
(1000g/L) dan 1 bagian asam perkolat (1170 g/L) )
2. Tutup krus silika tanpa menggunakan tekanandan masukkan kedalam tanur yang mempunyai pengatur suhu dan waktu
3. Panaskan perlahan lahan hingga 102o C selama 2 jam
4. Naikkan suhu pelan-pelan hingga 240o C, pertahankan selam 4 jam 5. Larutkan residu inorganik dalam 2,5 ml asam nitrat (1000 g/L) LP dan
gunakan untuk uji penetapan kadar logam berat.
6. Bandingkan dengan larutan blanko
7. Penetapan kadar dengan spektrofotometri serapan atom (AAS)
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
8. Penetapan Cemaran Residu Pestisida
Prinsip: menentukan kandungan sisa pestisida yang mungkin pernah ditambahkan atau mengkontaminasi pada bahan simplisia yang dibuat menjadi ekstrak
Tujuan: memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung pestisida melebihi batas yang ditetapkan
METODE I : metode analisis multiresidu pestisida organoklor (DDT) dan organofosfat (diazinon) kadar < 5g/kg sampel
Metode: GC-MS atau GC-FID
METODE II : dengan KLT menggunakan fase diam alumina dan deteksi fotokimiawi
Fase diam : Aluminium oksida (AL2O3) netral atau lempeng KLT alumina dengan ketebalan 0,25 cm
Fase gerak :
Pestisida organoklor = campuran aseton : n –heptana (2:98 v/v)
Pestisida organofosfat = metilsikloheksana
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
Pereaksi semprot :
Pestisida organoklor : pereaksi kromogenik ( 0,1 gram AgNO3 dalam 1 ml air, ditambah 20 ml 2-fenoksietanol dan encerkan dengan aseton ad 200 ml, campur tambahkan 1 tetes H2O2 30%. Simpan ditmepat gelap semalam kemudian dienaptuangkan kedalam botol penyemprot
Pestisida organofosfat : pereaksi kromogenik a. 1 g tetrabromo-
fenolftalein etil ester dalam 100 ml aseton. Encerkan 10 ml larutan ini dengan aseton ad 50 ml
Larutan perak nitrat : Larutkan 0,5 gram AgNO3 dalam 25 ml air dan encerkan dengan aseton ad 100 ml
Larutan asam sitrat : 5 gram sitrat granil dalam 50 ml air dan encerkan dengan aseton ad 100 ml
Pemaparan
Pestisida organoklor : dengan UV dan baku pembanding terlihat jelas setelah 15-20 menit
Pestisida organofosfat : bercak biru muda atau ungu diatas dasar kuning
info@uhamka.ac.i
www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI
TUGAS
1. Sebutkan prinsip dan metode dari penetapan cemaran mikroba berikut ini :
a. ALT b. AKK c. MPN d. ImVIC
2. Mengapa cemaran residu pestisida perlu ditetapkan dan sebutkan metode penetapannya
Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta alam