Semoga keselamatan dan rahmad Alloh serta keberkahan Nya terlimpah kepada kalian
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang
METODE PENENTUAN SENYAWA MARKER
PRODUK BAHAN ALAM
TIM DOSEN FARMASI UHAMKA 2021
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Prinsip penggunaan instrumen dalam analisis marker Obat Bahan Alam
2. Prinsip penggunaan instrumen analisis marker Obat Bahan Alam
3. Aplikasi metabolomik dan metabonomik
Ayat Al Quran
Pendahuluan
Identifikasi dan uji kualitas bahan baku tanaman merupakan syarat penting yang harus dilakukan oleh industri herbal
Tanaman yang akan digunakan sebagai bahan baku sering memiliki komposisi yang tidak konsisten
Kontrol kualitas obat herbal, dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi senyawa spesifik yang biasa disebut senyawa marker yang dapat digunakan untuk membantu pembuatan
produk yang konsisten
Berbagai instrumen analisis bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi senyawa tersebut
KENAPA PENTING?
• senyawa marker harus dapat terdeteksi kadarnya dapat ditentukan
BASIS DETEKTOR
ELEKTRIK VISIBLE
DAN UV
- DENSITOMETER
- SPEKTROFOTOMETER - HPLC
- GC
Kriteria Instrumen untuk penetapan kadar marker:
terjangkau oleh stakeholder (produsen, eksportir, importir, agen, supplier)
mudah digunakan
tervalidasi aspek spesivitas dan sensitivitas
minimal HPTLC atau KLT-densitometer
APLIKASI KLT/TLC DALAM MENENTUKAN KADAR
MARKER PADA EKSTRAK
1. KLT
• Senyawa yg cocok dideteksi dgn UV (254 dan 366 nm) fenolik,
fenilpropanoid, sebagian alkaloid
(punya ikatan rangkap terkonjugasi)
• Senyawa dgn gugus kromofor akan redam/padam/berwarna gelap pd UV 254 (kecuali kumarin dari pasak bumi justru berpendar).
• Pd UV 366 senyawa akan
berpendar dgn berbagai warna.
bercak meredam/gelap
bercak berpendar UV 254 nm
UV 366 nm
KLT (lanjutan)
• jika senyawa marker tdk muncul dikedua jenis sinar bkn berarti tdk ada (reaksi negatif palsu) lakukan derivatisasi
• biasanya yg tdk tampak pd kedua jenis sinar adalah senyawa turunan terpen atau senyawa2 dgn ikatan rangkap yg sedikit.
• deteksi senyawa turunan terpen (MA, saponin, steroid) biasanya dgn vanilin atau anisaldehida dgn asam sulfat dan pemanasan 106C senyawa membentuk kompleks warna pada sinar
tampak (visible)
YG DIPERHATIKAN DLM MENENTUKAN KADAR MARKER
Pastikan senyawa target (markernya) berhasil terpisah dari
campurannya puncak tunggal dgn btk simetris murni dpt ditentukan kadarnya
Jika puncak masih bertumpuk tambahkan basa (utk alkaloid)
/asam (utk turunan fenolik) lemah atau ganti sistem fase gerak pd KLT/HPLC
Kurva baku yg dibuat hrs tepat dan dpt terulang. Koef korelasi sebaiknya minimal 0,997.
Range seri kadar yg sempit (0,5; 1; 1,5; 2 dan 2,5 mg/ml) kurva jelek, sdgkn seri kadar yg cukup jauh (0,5; 1; 2; 4; 8 mg/ml)
kurva baik karena sensitivitas tdk terganggu
2. TLC SCANNER/ DENSITOMETRI
Prinsip: berdasarkan interaksi elektromagnetik dengan analit yang merupakan noda pada KLT
Tujuan: digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif dgn KLT-Densitometri pada
prinsipnya mengacu kepada nilai Rf (Retardation factor) atau Faktor retardasi yaitu : membanding- kan Rf analit dengan Rf baku pembanding atau membandingkan bercak kromatogram sample dengan kromatogram "Reference Standart" yang dikenal dengan : Factro Retensi Relatif (Rx)
Untuk penentuan kualitatif dgn Rs harus dilakukan bersamaan dgn sample pada pelat yang sama.
Contoh aplikasi KLT dalam penentuan marker
Sistem KLT fingerprints Sampel: Cassia fistula
Fase diam : precoated aluminium plate silica gel 60F254 (10 × 20 cm) Fase gerak : ethyl acetate: methanol: water (100: 17: 13)
Reagen : semprot dgn larutan 10% alcoholic potassium hydroxide Deteksi : Anthraquinones ditunjukan dgn bercak pink.
Standar : Rhein (glikosida antrakuinon)
Sakulpanich & Gritsanapan, 2009. Determination of Anthraquinone Glycoside Content in Cassia
fistula Leaf Extracts for Alternative Source of Laxative Drug
Contoh aplikasi KLT-Densitometri dalam penentuan marker
Hikmawanti et al.,, 2016
Sistem Pengujian
Sampel: Ekstrak lada Standar: Piperin
Volume penotolan: 5 µl
Fase diam: plat KLT silika gel 60 F254. Fase gerak: n-heksana-etil asetat (1:1), Densitometer: UV 254 nm.
3. APLIKASI HPTLC DALAM MENENTUKAN
KADAR MARKER PADA EKSTRAK
TLC atau
HPTLC?
Contoh aplikasi HPTLC dalam penentuan marker
Mukherjee 2019. Quality Control and Evaluation of Herbal Drugs
Utk penentuan kdr marker yg tdk bsa/sulit ditetapkan dgn KLT-
densitometer krna alasan reproduksibilitas yg tdk baik dan puncak serapan yg bertumpuk jika pakai KLT-densitometer
Teknik ini lebih rumit jika sampel berupa ekstrak dan jika kadar senyawa marker dlm ekstrak terlalu rendah/kecil
Umumnya sistem fase terbalik: Fase diam (non polar: kolom C-18), fase geraknya (polar: campuran air, metanol, asetonitril dgn buffer asam formiat; TFA, asam fosfat, dll)
Utk analisis ekstrak umumnya yg digunakan dlm sistem fase gerak adalah sistem gradien bukan isokratik (kecuali ada pustaka
pendukung).
4. APLIKASI HPLC DALAM MENENTUKAN
KADAR MARKER PADA EKSTRAK
Jika puncak tidak simetris belum terpisah sempurna/optimal
Puncak terlalu lebar kemungkinan ada cemaran bbrpa senyawa
optimasi fase gerak caranya dgn teknik gradien
Puncak yg simetris memudahkan dalam mengkuantifikasi kadar senyawa marker
Contoh kromatogram HPLC
Prajogo, 2015
WAKTU RETENSI
Pemisahan berdasarkan waktu retensi Kuantitas berdasarkan luas area
Prajogo et al, 2015
Sampel: Ekstrak kunyit (dalam asetonitril)
Standar: Curcumin, desmethoxycurcumin, and bisdesmethoxycurcumin (dalam asetonitril)
Sistem HPLC
Fase diam: Alltect Alltima C18 column (150 × 4.6 mm i.d.; 5 μm
Fase gerak: isocratic system with a flow rate of 2.0 mL/min, a column temperature of 33°C, a mobile phase of acetonitrile and 2% acetic acid (40:60, v/v) Volume injeksi: 20 µL
Detektor: UV-VIS (425 nm) Waktu pemisahan: 16 menit
Wichitnithad et al., 2009. A Simple Isocratic HPLC Method for the Simultaneous
Determination of Curcuminoids in Commercial Turmeric Extracts, Phytochemical analysis.
Contoh aplikasi HPLC dalam
penentuan marker
Utk penetapan senyawa marker yg bersifat volatil
kelebihan: resolusi tinggi (hasil
pemisahan baik), reproduksibilitas (keterulangan) baik, dan
sensitivitas baik
detektor elektrik: flame ionization detector (FID), mass spectrometer (MS)
5. APLIKASI GC-MS DALAM MENENTUKAN
KADAR MARKER PADA EKSTRAK
KROMATOGRAM GC-MS KOMPONEN MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Hikmawanti et al, 2017)
WAKTU RETENSI
KELIMPAHAN
spektra sampel
spektra pustaka spektra MS senyawa pd sampel dgn waktu retensi = 47,128 menit BM
Contoh pola Fragmentation dari metil eugenol
6. LC-MS
Kromatografi cair-spektrometri massa (Liquid chromatography- mass spectrometry atau LC-MS) adalah instrumen yang
menggabungkan pemisahan fisik menggunakan kromatografi cair dan deteksi massa molekul denganspektrometri massa.
Keunggulan: spesifisitas dan sensitivitas pengukuran yang
dihasilkan sangat tinggi dibandingkan teknik kimia analis lainnya.
Selain itu, bila dibandingkan GC dan HPLC, teknik ini memiliki
kapasitas yang lebih besar untuk menganalisa sampel yang lebih banyak dalam sekali waktu
Contoh aplikasi LC-MS dalam penentuan kadar marker
Fase diam: Waters XBridge TM C18 column (150 mm× 2.1 mm i.d., 3.5 m) and a thermostat column compartment (column oven temperature was set at 30 ◦C)
Fase gerak: acetonitrile (A) dan 0.1% acetic acid solution (B),
Laju alir: 0.25 mL min−1 (0–2 min, 30:70; 2–10 min, 95:5; 10–15 min, 30:70).
Detektor: Turbo Ion Spray interface of a triple quadrupole mass spectrometer, laju alir 5 L min-1 positive ion mode pada 500 °C
Shen et al., 2013. Simultaneous determination of three Curcuminoids in Curcuma wenyujin Y.H.chen et C.Ling. by liquid
7. Spektrometer UV-Vis
Spektrofotometer UV-Vis adalah
pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel.
Prinsip: Larutan sampel dikenai radiasi elektromagnetik, sehingga menyerap energi / radiasi terjadi interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan materi atom/molekul) Jumlah intensitas radiasi yang diserap oleh larutan sampel
dikonversi dengan konsentrasi analit data kuantitatif
Spektrometer UV-Vis
Senyawa tertentu akan memberikan serapan yang khas pada panjang gelombang yang tertentu pula sehingga instrumen ini bisa digunakan untuk membantu dalam analisa senyawa pada suatu bahan
pita serapan tunggal antara 250-260 nm, kemungkinan adalah
senyawa: fenol sederhana, purin atau pirimidina, suatu asam amino aromatik.
Senyawa dengan tiga puncak yang jelas di daerah 400-500 nm
dengan sedikit serapan di daerah lain kemungkinan adalah senyawa : karotenoid.
Inti piridin pada senyawa alkaloid memberikan serapan yang khas pada daerah 230-300 nm
Pita serapan senyawa
flavonoid
Markham KR. 1988. Techniques of Flavonoid Identification.
London: Academic Pr.
Serapan UV beberapa senyawa alkaloid
No ALKALOID Di bawah UV Penampak bercak
yang dianjurkan
Spektrum Max dalam H2SO4 0,1 M
1 Sitisina Biru Dragendorf 303
2 Nikotina Menyerap 260
3 Tomatina Tak tampak Iodoplatinat -
4 Morfina Menyerap 284
5 Solanina Tak tampak marquis -
6 Kodeina Menyerap 284
7 Berberina Fluoresensi kuning 228
8 Strikina 254
9 Tebaina Menyerap iodoplatinat 284
10 Atropina 258
11 Kuinina Biru terang 250
12 Koniina Tak tampak 268
8. Spektrometer IR
• Pada instrumen ini akan dideteksi banyaknya
frekuensi yang dilewatkan oleh sampel yang dihitung sebagai persen
transmitan.
Spektrum IR sangat berguna untuk mengidentifikasi suatu senyawa dgn memban- dingkannya dengan spektrum senyawa standar terutama pada daerah sidik jari Spektrum inframerah suatu senyawa memberikan gambaran mengenai gugus fungsional dalam sebuah molekul organik.
Daftar bilangan gelombang beberapa
jenis ikatan
9. RMI/ NMR
Spektroskopi resonansi magnetik nuklir (NMR) memberikan
gambaran mengenai jenis atom, jumlah, maupun lingkungan atom hidrogen (1H NMR) maupun karbon (13C NMR).
Spektroskopi ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap
kelompok atom dalam molekul organik akan beresonansi pada frekuensi yang tidak identik atau beresonansi pada frekuensi
spesifik. Hal ini disebabkan kelompok atom suatu molekul organik dikelilingi elektron yang berbeda (lingkungan
elektroniknya berbeda).
Makin besar kerapatan elektron yang mengelilingi inti maka makin besar pula medan magnet yang digunakan.
DATA-DATA PADA NMR
• Data Proton (1H NMR)
• Data Karbon (13C NMR)
• Data COSY
• Data HSQC (Heteronuclear Multiple Quantum Correlation) interaksi antara hidrogen dengan atom karbon miliknya
• Data HMBC (Heteronuclear Multiple Bond Correlation) interaksi antara hidrogen dengan atom karbon
Dengan semua data-data analisis dengan instrumen ini akan
mengarahkan dalam menyimpulkan jenis senyawa bahkan strukturnya
METABOLOMIK DAN
METABONOMIK
METABOLOMIK DAN METABONOMIK
Ekstrak kasar multi compound multi target (efek sinergisme)
penentuan kadar senyawa marker/kadar gol metabolit tertentu mengabaikan paradigma tsb
cth: saponin ginsenosida dlm ginseng jika digunakan dlm bentuk tunggal justru berbahaya (dpt menghemolisis darah) tp jika
ginseng diekstrak dan digunakan dlm pengobatan justru berkhasiat dan aman
bioassay guided fractionation penyederhanaan utk dpt senyawa murni proses rumit, biaya mahal, seringkali khasiatnya lebih
lemah/tdk berkhasiat dibanding ekstrak/perasannya.
metabolomik (atau metabolite profiling) = analisis total metabolit sekunder (dgn BM 50-5000) secara kualitatif dlm suatu sampel obat herbal dgn karakter tertentu terkait aktivitas.
metabonomik = metabolomik yg dikembangkan ke arah analisis kuantitatif metabolit sekunder total yg berperan dlm aktivitas
biologis-farmakologis tertentu dlm sampel obat herbal
keuntungan: preparasi tdk rumit, sampel sangat sedikit (< 0,1 g bahkan cukup dgn 1 mg saja, hasil objektif, dan proses analisis cepat.
INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN
- GC-MS - LC-MS
- HPLC-MS
- 1-2 Dimention NMR
Tantangan
ketersediaan instrumen terbatas
dgn instrumen sederhana saja sdh dpt dilakukan standarisasi
produk herbal tanpa standarisasi masih dpt laku
Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta alam