• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semoga keselamatan dan rahmad Alloh serta keberkahan Nya terlimpah kepada kalian. Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Semoga keselamatan dan rahmad Alloh serta keberkahan Nya terlimpah kepada kalian. Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Semoga keselamatan dan rahmad Alloh serta keberkahan Nya terlimpah kepada kalian

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang

(2)

HELMINTHES (CESTODA)

TIM DOSEN PARASITOLOGI 2022

(3)

Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu menjelaskan

1. Sebaran geografis dan tempat hidup Cestoda 2. Ciri morfologi & anatomi Cestoda

3. Siklus hidup Cestoda

4. Gejala patologi dan gejala klinis serta pengobatannya 5. Cara diagnosa dan pemeriksaan, cara penularan dan

pencegahan dari infeksi Cestoda

(4)

Ayat Al-Quran Yang Terkait

Al Maidah ayat 3

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barang siapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

An-Nur ayat 45 : Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian

(yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

(5)

Perbedaan Protozoa - Helminthes

Protozoa Helminthes

 Eukariota

 Uniseluler

 Daur hidup : 1 atau 2 hospes

 Perkembangbiakan : aseksual (pembelahan sederhana) dan seksual (konjugasi)

 Pergerakan : flagela, silia, ameboid

 Eukariota

 Multiseluler

 Daur hidup : 1, 2 atau 3 hospes

 Perkembangbiakan : ovipar (bertelur), vivipar (melahirkan larva), ovipar (bertelur)

 Pergerakan : otot

(6)

Pembagian Helminthes

Filum yang penting utk kesehatan manusia adalah :

PLATYHELMINTHES

TREMATODA CESTODA

NEMATHELMINTHES

NEMATODA

(7)

Karakteristik Helminthes

Morfologi Cestoda Trematoda Nematoda

Bentuk tubuh

Seperti pita, bersegmen

Seperti daun, tidak bersegmen

Silindris memanjang, tidak bersegmen

Alat

Reproduksi

Hermaprodit Hermaprodit (kecuali Shcistosoma)

Uniseksualis Kepala Memiliki alat isap,

seringkali tdk terkait

Memiliki alat isap, seringkali terkait

Memiliki alat isap

Usus Tdk memiliki usus Memiliki usus yg tdk sempurna

usus telah sempurna, memiliki mulut dan memiliki anus

Rongga tubuh

Tidak memiliki rongga tubuh

Tidak memiliki rongga tubuh

Memiliki rongga tubuh

(8)

Karakteristik Helminthes

Cestoda Trematoda Nematoda

Tempat hidup

Saluran cerna Jaringan (saluran cerna, paru-paru dan hepar) dan Darah

Saluran Cerna, jaringan selain sal

cerna (mata, kel limfe)

Hospes 2 hospes 2 atau 3 hospes 1 atau 2 hospes

(9)

CESTODA

(10)

a) Multiseluler, simetris bilateral

b) Bentuk tubuh pipih seperti pita (pipih kearah dorsoventral)

c) Tidak memiliki rongga tubuh

d) Ukuran bervariasi (mm – meter) e) Alat Reproduksi : hermaphrodit

f) Sistem pencernaan : tidak memiliki usus

g) Memiliki sistem saraf dan sistem pembuangan hasil metabolisme

h) Habitat : saluran cerna

i) Siklus hidup : memerlukan hospes definitif dan hospes perantara

Karakteristik Umum Cestoda

(11)

Karakteristik Umum Cestoda

j) Bagian tubuh terdiri dari :

1. Kepala (skoleks) : memiliki alat isap yg dilengkapi kait utk

menempel

2. Leher : terletak di belakang kepala 3. Badan (strobila) tersusun banyak

segmen

Masing2 segmen (proglottid) memiliki alat reproduksi yg sempurna

Sumber gambar : google image

(12)

Segmen terbagi mjd 3 bagian yaitu : 1.Segmen imatur : segmen yg

mengandung alat reproduksi

jantan yg belum bisa dibedakan dari organ betina

2.Segmen matur : segmen yg

mengandung alat reproduksi yg sudah dapat dibedakan jantan &

betina

3.Segmen gravid : segmen yg

mengandung uterus penuh berisi telur cacing & alat reproduksi yg lain mengalami atrofi

Sumber gambar : Sastry & Bhat, 2014

(13)

Cestoda Patogen

1. Diphyllobothrium latum 2. Taenia solium

3. Taenia saginata

4. Echinococcus granulosus 5. Multiceps multiceps

6. Hymenolepsis nana

7. Hymenolepsis diminuta 8. Dipylidium caninum

4

1

Sumber gambar : google image 6

(14)

Taenia solium dan

Taenia saginata

(15)

Sebaran Geografis & Habitat

Taenia solium

1. Disebut cacing pita babi

2. Tersebar diseluruh dunia & untuk Indonesia Irian jaya, Bali dan Sumut 3. Penyakit : Taeniasis solium

4. Habitat :

1. Cacing dewasa : usus halus (jejunum) manusia (hospes definitif)

2. Larva (cysticercus cellulosae):

organ babi (hospes perantara)

Taenia saginata

1. Disebut cacing pita sapi 2. Tersebar di seluruh dunia

3. Penyakit : Taeniasis saginata 4. Habitat :

1. Cacing dewasa : usus halus (jejunum) manusia (hospes definitif)

2. Larva (cysticercus bovis):

sapi/kerbau (hospes perantara)

(16)

Morfologi dan Anatomi Taenia solium

 Panjang badan 2 – 3 meter

 Tubuh t.d :

 Kepala : bentuk bulat,  1 mm, ada alat isap

& rostellum (utk mengkait di dinding usus)

 Leher : pj 5 – 10 mm

 Proglotid : jumlah segmen kurang dr 1000 buah

 Taenia solium melepaskan segmen gravid dalam bentuk rantai yang terdiri dari 5-6 segmen setiap kali dilepaskan.

a. Kepala b. Proglotid

(sumber gambar :; Soedarto, 2011)

(17)

 Cacing dewasa berwarna putih, tembus sinar

 Panjang badan dpt mencapai 24 m

 Tubuh t.d :

a) Skolex : bentuk segi 4, diameter 1-2 mm, bentuk piriform, batil isap 4 buah,

setengah bulat atau menonjol, tanpa rostelum atau kait

b) Leher : sempit memanjang, lebar 0,5 mm c) Proglotid : jumlah segmen 1000 – 2000

proglotid

Berbeda dari Taenia solium, segmen gravid pada Taenia saginata dilepaskan satu

persatu, dan tiap segmen gravid dapat bergerak sendiri di luar anus

Morfologi dan Anatomi Taenia saginata

a. Proglotid b. Kepala

c. Segmen matur

(sumber gambar :; Soedarto, 2011)

(18)

(Sumber gambar : Paniker, 2018; Sastry and Bhat, 2014)

(19)

Morfologi Telur Taenia sp

 Bentuk telur Taenia solium dan Taenia saginata tidak dapat dibedakan

 Bentuk telur :

i. ukuran + 35 x 30 mikron, ii. bentuk bulat,

iii. Berkulit tebal dg struktur liniar

iv. berisi oncosfer & memiliki 6 buah kait.

v. memiliki garis2 radial

 Telur T. saginata hanya efektif utk sapi dan telur T. solium hanya efektif utk babi

(20)

Daur

Hidup

(21)

Gejala Klinis

Taenia solium

 Keluhan penderita umumnya ringan : rasa tdk enak diperut, gangguan

pencernaan, diare, konstipasi, sakit kepala, anemia

 Komplikasi berupa peritonitis akibat kait yang menembus dinding usus sangat jarang terjadi.

 Pada pemeriksaan darah tepi

penderita terdapat gambaran darah yang menunjukkan adanya eosinofili.

Taenia saginata

 Kerusakan jaringan usus oleh

sistiserkus bovis umumnya ringan atau menunjukkan keluhan berupa rasa tidak enak pada perut, mual, muntah dan diare.

 Jika jumlah cacing dewasa dalam usus sangat banyak dpt terjadi obstruksi/sumbatan usus &

menimbulkan gejala klinis ileus.

 Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran adanya eosinofilia yang ringan.

(22)

Diagnosa

 Pd pemeriksaan tinja jika ditemukan telur maka sulit dibedakan antara telur Taenia saginata dan Taenia solium

 Diagnosa yg pasti : ditemukan cacing dewasa pd tinja (karena bentuk kepala yg berbeda)

 Diagnosa di laboratorium dapat dilakukan : teania antigen,

serodiganosa dan molecular diagnosa

(23)

Diagnosa

(24)

Pengobatan Taeniasis

a) Prazikuantel (merupakan obat pilihan diberikan sbg dosis tunggal dg 5-10 mg/kg berat badan)

b) Niclosamide (merupakan pengganti obat pilihan, diberikan sbg dosis

tunggal, dg dosis 2 gram untuk orang dewasa dan 50 mg/kg berat badan untuk anak)

c) Mebendazol (diberikan per oral dengan dosis 2x200 mg/hari selama 4 hari berturut2)

d) Albendazol (utk orang dewasa dg dosis 1x 400 mg selama 3 hari

berturut2. Untuk anak berumur 1 sampai 2 tahun, diberikan dosis 200 mg, sebagai dosis tunggal. Albendazol tidak boleh diberikan pada wanita

hamil, karena itu jika diberikan pada wanita usia 15-40 tahun, sebaiknya diberikan pada masa 7 hari sesudah awal menstruasi)

(25)

e) Atabrin. Obat ini diberikan melalui mulut (per oral) atau transduodenal.

 Pengobatan per oral (sebaiknya hanya utk orang dewasa) 0.2 gram atabrin diberikan setiap 10 menit bersama sedikit air, sampai jumlah seluruhnya 1 gram. Bersama atabrin diberikan juga natrium bikarbonat dengan takaran yang sama. Dua jam kemudian dilakukan purgasi

dengan larutan garam faali.

 Transduodenal. Sesudah diberi penenang, pipa Ryle dimasukkan

hingga mencapai duodenum. Sebanyak 1 gram atabrin yang dilarutkan dengan 100 ml air, dimasukkan ke dalam pipa duodenum dengan bantuan alat suntik. Purgasi dilakukan 30 menit sesudah

pemberian obat

(26)

 Mengobati penderita & mencegah terjadinya autoinfeksi oleh larva cacing

 Memasak daging diatas 50

o

C selama 30 menit

 Menjaga kebersihan lingkungan

 Makanan babi/sapi/kerbau tidak tercemar tinja manusia

 Pengawasan thd penjualan daging khususnya daging babi (agar daging yg dijual tidak mengandung larva cacing)

Pencegahan Taeniasis

(27)

 Adalah penyakit akibat infeksi larva T. solium (cysticercus cellulosae) pd manusia

 Sumber infeksi :

 Tertelan telur T. solium dr makanan yg terkontaminasi tinja penderita

 Tertelan muntahan dr lambung yg

mengandung telur cacing akibat terjadinya gerak peristaltik balik usus

 Larva cacing sering dijumpai di jaringan otak dan otot rangka

 Sistiserkosis dapat terjadi pada semua jaringan dan organ. Jumlah larva sistiserkus umumnya dpt mencapai ratusan pd 1 orang penderita.

Sistiserkosis

Sumber gambar : Sastry & Bhat, 2014

(28)

 Larva sistiserkus menyebabkan timbulnya reaksi pembentukan jaringan ikat untuk membungkus larva & diikuti pembentukan cairan kista.

 Larva di dalam kista dapat bertahan hidup hingga 5 th

 Jika larva cacing mati, kista kemudian akan mengalami pengapuran (kalsifikasi).

Gambaran sistiserkus di otak (Paniker, 2018)

(29)

Gejala Klinis Sistiserkosis

 Gejala klinis muncul tergantung dari lokasi kista

 otot & jar sub kutan larva tidak banyak menimbulkan keluhan penderita.

 otak (cerebral cysticercosis) dapat menimbulkan gangguan gerakan motorik, kelainan saraf sensorik maupun gangguan mental penderita, tergantung tempat terjadinya kerusakan jaringan di otak penderita  Manifestasi klinis yang terjadi dapat menyerupai gejala-gejala tumor otak, meningitis, ensefalitis, maupun gangguan saraf pusat lainnya.

 organ mata dapat menimbulkan nyeri bola mata, gangguan penglihatan, dan bahkan kebutaan

 otot jantung dapat menimbulkan takikardi, sesak napas, sinkop dan gangguan irama jantung.

 Dalam otak & mata : larva sistiserkus dapat menimbulkan kerusakan yang dapat membahayakan jiwa penderita

(30)

• Sistiserkosis jaringan subkutan atau otot mempunyai prognosis baik, sedangkan sistiserkosis jantung, otak, mata atau organ penting lainnya prognosisnya buruk.

Gejala Klinis Sistiserkosis

(31)

Diagnosa

 Sistiserkosis serebral : biasanya pd penderita yg tinggal di daerah

endemis taeniasis solium  mengalami epilepsi atau gejala neurologik yg disertai riwayat adanya nodul subkutan

 Sistiserkosis jaringan : ditentukan melalui biopsi nodul jaringan &

pemeriksaan radiologi hanya dpt dilakukan jika telah terjadi kalsifikasi kista.

 Sistiserkosis mata : diperiksa dengan oftalmoskop

 Utk membantu menegakkan diagnosa : pemeriksaan serologi (fiksasi-

komplemen, hemaglutinasi, dan tes intrakutan)

(32)

Pengobatan

 Albendazole (obat pilihan pengganti) : dosis dewasa 2x400 mg diberikan selama 8-30 hari, yang bisa diulang, dosis anak 15 mg/kg berat badan/hari (maksimum 800 mg) terbagi dalam 2 dosis per oral diberikan selama 8-30 hari.

 Prazikuantel : utk dewasa & anak dg dosis 50-100 mg/kg berat badan/hari terbagi dalam 3 dosis per oral diberikan selama 30 hari

 Pada penderita sistiserkosis otak (neurocysticercosis) yang diobati dengan prazikuantel dosis tersebut di atas harus diberikan selama 15 hari,

sedangkan albendazole dapat diberikan selama 30 hari.

 Reaksi alergi yang timbul akibat penggunaan prazikuantel atau albendazole, dapat diobati dengan memberkan kortikosteroid (Petunjuk Pemberantasan Taeniasis/ Sistiserkosis di Indonesia).

 Pengobatan taeniasis menggunakan prazikuantel atau albendazole harus dilakukan dibawah pengawasan petugas kesehatan atau dilakukan di rumah sakit.

(33)

Penanganan

• Sistiserkosis mata harus diatasi dengan pembedahan,

sedangkan sistiserkosis yang terdapat di dalam jaringan otak

dapat ditangani dengan pembedahan jika hanya terdapat satu

kista saja di dalam otak yang lokasinya memungkinkan untuk

dilakukan pembedahan.

(34)

Pertanyaan

1. Dimana tempat hidup Taenia sp

2. Apa perbedaan Taenia solium dan Taenia saginata 3. Jelaskan siklus hidup dari Taenia sp

4. Sebutkan stadium infektif dari Taenia sp

5. Bagaimana pencegahan penyakit Taeniasis

(35)

Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta alam

Referensi

Dokumen terkait

majemuk campuran) : anak daun tersusun menyirip dan menjari, cth daun sikejut..

Pada saliva lalat, epimastigote dapat membelah biner, lalu berubah menjadi bentuk trypomastigote metasiklik yang infektif (20 hr).... Text Book of

 Standardisasi obat tradisional dilakukan mulai dari bahan baku sampai dengan sediaan jadi.  Berdasarkan hal inilah dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu : a)

 Mempelajari parasit yang menyebabkan penyakit pada manusia khususnya yang banyak terjadi di Indonesia.  Organisme Parasit yang

a) Pada Schistosoma: stadium infektifnya serkaria, masuk ke hospes definitif melalui kulit yg tidak terlindungi pada saat berada dalam air. b) Pada Trematoda lain:

 GCP atau CUKB (Cara Uji Klinik yang Baik) adalah pedoman untuk melakukan uji klinik obat yg dibuat sbg tuntutan globalisasi dalam bidang kefarmasian..  Adalah standar ilmiah

Hospes reservoar (reservoir host, hospes cadangan) yaitu hospes insidental dr parasit yg secara alami hidup pd hewan  hewan yg bertindak sbg hospes definitif bagi parasit yg hidup

▪ Penderita laki-laki : obat diberikan 2x250 mg per hari selama 10 hari atau 2 gram dalam bentuk dosis tunggal yang diberikan malam hari. Pengobatan: Metronidazol,