• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Semoga keselamatan dan rahmat Alloh serta keberkahanNya terlimpah kepada kalian

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang

(2)

TOXOPLASMA

TIM DOSEN PARASITOLOGI 2022

Pertemuan ke-7

(3)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan :

1. Sebaran geografis dan tempat hidup dari Toxoplasma gondii.

2. Ciri morfologi anatomi Toxoplasma gondii

.

3. Siklus hidup Toxoplasma gondii.

4. Patologi dan gejala klinis serta pengobatannya.

5. Cara diagnosa dan pemeriksaan, cara penularan dan pencegahan

penyakit Toxoplasma dan malaria.

(4)

Sebaran Geografis dan Tempat Hidup Toxoplasma gondii

 Toxoplasma gondii: parasit penyebab toxoplasmosis pada manusia dan hewan berdarah panas (Soedarto, 2011)

 Semua fase hidupnya dapat menginfeksi manusia.

 Penyakit toxoplasmosis tersebar luas di seluruh dunia (Trasia, 2021; Soedarto, 2011)

 Hospes definitifnya adalah kucing, manusia dan hewan berdarah panas lainnya merupakan hospes intermediet.

 Di Asia, data prevalensi sebagai berikut: Jepang 19%, Korea Selatan 13%, Taiwan 8%, dan Singapore 31% (Soedarto, 2011).

 Untuk di Indonesia, kasus toxoplasmosis pada hewan berkisar antara 6-70%, sedangkan pada manusia antara 43-88%.

 60% dari pemeriksaan antibodi pada donor darah di Jakarta menunjukkan antibodi terhadap T. gondii.

Sumber :

1. Soedarto, 2011. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Sagung Seto. Surabaya

2. Trasia, R. F. 2021. Distribusi Geografis Penyakit Parasit di Indonesia dan di Dunia. Jurnal Al-Azhar Indonesia seri Sains dan Teknologi.

Review Articles Vol 6 No. 1. Maret 2021.

(5)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Morfologi & Anatomi Toxoplasma gondii

A. Kista T. gondii pada otak tikus (Sumber:

Medical Parasitology).

B. Ookista, takizoit, dan bradizoit T. gondii (Sumber:

http://skinnervet.com/p arasite-

control/toxoplasmosis.

html).

(6)

Morfologi & Anatomi Toxoplasma gondii

• Toxoplasma gondii yang bersifat parasit intraselular obligat

• Nama Toxoplasma berasal dari kata toxon (bahasa Yunani) yang berarti busur (bow) yang mengacu pada bentuk sabit (crescent shape) dari takizoit.

Adapun gondii berasal dari kata Ctenodactylus gondii, seekor rodensi dari Afrika utara dimana parasit tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1908.

• Protoza ini mampu menginfeksi semua sel berinti, termasuk makrofag yang seharusnya berfungsi memfagositosis dan mengeliminasi pathogen.

Sumber: Soedarto, 2011

Gambar 1. Takizoit yang berada didalam sel

(intraseluler, pembesaran 1000X)

(Sumber: Koleksi : Tolibin lskandar, Bbalitvet)

(7)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Toxoplasma gondii

Habitat (Tempat Hidup)

 Bentuk infektif dari T. gondii yaitu takizoit atau tropozoit yang

terdapat dalam cairan tubuh, bentuk kedua adalah bradizoit atau kista yang terdapat di dalam jaringan, dan bentuk ketiga adalah sporozoit yang terdapat di dalam ookista.

 Bentuk kista banyak ditemukan pada organ, terutama otak, otot skelet dan jantung.

 Cacing tanah, kecoa dan tikus dapat berperan sebagai sumber

penular toxoplasma tanpa kehilangan virulensinya.

(8)

Gambar 2. Kista dalam jaringan (pembesaran 1000X) - (Sumber: koleksi Tolibin Jskandar, Bbalitvet)

Gambar 3. Oosista T.gondii yang

mengandung 2 sporozoit (Koleksi Tolibin Jskandar-Bbalitvet)

(9)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Takizoit atau Trofozoit (bentuk proliferatif)

 Adalah bentuk menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain agak membulat

 Ukuran trofozoit 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi

 Tidak ada kinetoplas, dan sentrosom serta tidak berpigmen. Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes perantara seperti burung dan mamalia termasuk manusia dan kucing sebagai hospes definitif

 Takizoit ditemukan pada infeksi akut daalam berbagai jaringan tubuh

 Takizoit dapat memasuki tiap sel yang berinti

Toxoplasma gondii

(10)

Kista (berisi Bradizoit)

Kista dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah membentuk dinding

Ukuran kista berbeda-beda, ada yang berukuran kecil hanya berisi beberapa bradizoit dan ada yang berukuran 200 mikron berisi kira kira 3000 bradizoit

Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama di otak, otot jantung, dan otot bergaris

Di otak bentuk kista lonjong atau bulat, tetapi di dalam otot bentuk kista mengikuti bentuk sel otot.

Ookista (berisi Sporozoit)

Berbentuk lonjong, berukuran 12.5 mikron

Ookista mempunyai dinding, berisi satu sporoblast yang membelah menjadi dua sporoblast

Pada perkembangan selanjut ke dua sporoblast membentuk dinding dan menjadi sporokista

Masing-masing sporokista tersebut berisi 4 sporozoite yang berukuran 8 x 2 mikron

Toxoplasma gondii

(11)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Penyebaran dan Penularan

 Penyebaran toxoplasmosis dapat disebabkan karena pola hidup yang kurang higenis, seperti kebiasaan makan dengan tangan dan makan daging setengah matang yang mengandung kista, tertelannya ookista infektif atau infeksi transplasenta dari induk ke fetus.

 Penularan dapat juga terjadi melalui transfusi darah (tropozoit), transplantasi organ atau cangkok jaringan (tropozoit, kista) dan

kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan T.gondii masuk ke dalam tubuh atau tanpa sengaja masuk melalui Iuka.

 Hewan lain sebagai inang perantara seperti burung, ayam, tikus, anjing, domba, kambing dan sapi berpotensi untuk menularkan toxoplasmosis ke manusia.

Toxoplasma gondii

(12)

Penyebaran dan Penularan

 Faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya penularan pada manusia, antara lain kebiasaan makan sayuran mentah dan buah-

buahan yang dicuci kurang bersih, kebiasaan makan tanpa cuci tangan terlebih dahulu, mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tanpa ditutup, sehingga membuka jalan terjadinya kontaminasi ookista.

Toxoplasma gondii

(13)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Siklus hidup Toxoplasma gondii

• Setelah menginfeksi jaringan epitel usus, parasit T. gondii

menyebar ke organ yang lain, terutama otak, paru-paru, hati, dan mata.

• Terdapat 5 bentuk dalam siklus hidup T. gondii, yaitu: tropozoit (tachyzoite), kista jaringan (tissue cyst), bradyzoite, skizont,

gametosit dan oosit.

(14)

Siklus Hidup Toxoplasma gondii

(15)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Siklus Hidup Toxoplasma gondii Sumber: Medical Parasitology

(16)

Siklus Hidup Toxoplasma gondii

1. Secara garis besar, siklus hidup T.gondii terbagi atas dua siklus, yaitu seksual

(schizogoni) dan aseksual (gametogoni). Kedua siklus hidup ini terjadi pada inang definitif (famili Felidae) sedangkan pada inang perantara (burung dan mamalia, termasuk manusia) hanya terjadi siklus hidup secara aseksual.

2. Siklus hidup seksual terjadi karena adanya peleburan garnet yang masing-masing berisi kromosom haploid, sedangkan pada siklus aseksual hanya terjadi

pembelahan vegetatif, yaitu organisme berkembang dengan membelah diri.

3. Perkembangan T.gondii pada inang definitif terjadi di enteroepitelial dan

esktraintestinal. Adapun pada mamalia dan inang antara lainnya, protoza ini hanya mengalami satdium aseksual di enteroepitelial dan ekstraintestinal. Adanya bentuk enteroepitelial mengindikasikan bahwa siklus hidup terjadi didalam sel epitel usus, sedangkan bentuk ekstraintestinal menunjukkan adanya siklus hidup diluar sel

epitel usus.

Sumber penjelasan siklus hidup :

Centers for Disease Control and Prevention, 2022 https://www.cdc.gov/dpdx/amebiasis/index.html

(17)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

Siklus Hidup Toxoplasma gondii

4. Di dalam sel epitel usus induk semang definitif, protozoa mengalami proliferasi dan membentuk ookista yang dikeluarkan bersama feses kucing.

5. Dalam inang perantara, terdapat dua stadium T.gondii, yaitu takizoit yang dapat menimbulkan infeski akut dan bradizoit yang berada didalam kista jaringan inang serta akan menetap seumur hidup atau dormant di dalam sel inang.

6. Bradizoit atau sporozoit yang tahan terhadap pH asam dan enzim pencernaan akan masuk ke dalam sel-sel epitel usus dan beberapa jam kemudian menjadi takizoit. Selanjutnya, enterosit atau limfosit intra epitel usus halus diinvasi oleh takizoit dan kemudian menembus lamina propria dan pada akhirnya menginvasi sel-sel lain disekitarnya.

Sumber penjelasan siklus hidup :

Centers for Disease Control and Prevention, 2022 https://www.cdc.gov/dpdx/amebiasis/index.html

(18)

[email protected]

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI

Pengenalan Penyakit : Patologi &

Gejala Klinis

 Gejala Klinis:

o Gejala klinis toxoplasmosis pada manusia bersifat non spesifik atau sering kali tidak menimbulkan manifestasi klinis yang jelas.

o Masa inkubasi toxoplasmosis sekiatr 2-3 minggu.

o Gejala yang muncul merupakan gejala umum biasa, antara lain demam,

pembesaran kelenjar limfe di leher bagian belakang. Apabila infeksi mengenai

susunan syaraf pusat maka akan menyebabkan encephalitis (toxoplasma cerebralis akut).

o Parasit yang masuk ke dalam otot jantung mengakibatkan terjadinya peradangan.

Adapun lesi pada mata akan mengenai khorion dan rentina sehingga menimbulkan irridosklitis dan khorioditis (toxoplasmosis ophithal mica akuta).

o Bayi dengan toxoplamosis kongenital akan lahir sehat tetapi dapat pula timbul gambaran eritroblastosis fetalis dan hidro fetalis.

(19)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

 Patologi

 Penderita toxoplasmosis umumnya menunjukkan adanya nodul-nodul nekrosa dalam paru-paru, hati, limpa, dan ginjal. Sel-sel disekitar nodul tersebut

mengandung toxoplasmosis yang tergabung dalam koloni-koloni.

 Didalam jaringan otak, parasit-parasit ditemukan didalam sel-sel glia atau neuron sebagai paraasit-parasit intra selluler dalam bentuk koloni-koloni terminal (pseudo cysts).

 Hati memperlihatkan adanya perdarahan lokal, yaitu gambaran degenerasi dan reaksi seluler disamping sarang-sarang nekrosa tersebut di atas. Parasit-parasit dapat ditemukan didalam makrofag atau didalam sel-sel hati.

 Adapun didalam limpa kadang-kadang dijumpai sel-sel reticulum dan makrofag- makrofag. Parasit- parasit terlihat didalam miokard yakni didalam makrofag-

makrofag atau didalam miofibril. Serabut-serabut otot mengalami degenerasi.

Patologi & Gejala Klinis

Sumber : Soedarto, 2011

(20)

 Penegakkan diagnosis :

Uji serologis untuk mendeteksi adanya antibodi (lgM atau lgG) baik secara

indirect haemaglutination assay (IHA), direct ggutination test (DAT), inhibition fluorescent assay (IFA) atau enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Kit diagnosa cepat lainnya untuk penyakit ini adalah Field ELISA (FELISA) dan PCR.

Immunofluoroscence assay → untuk mendeteksi antibodi, pada infeksi kongenital akut

Pemeriksaan mikroskopis dari pewarnaan Giemsa → menunjukkan tropozoit berbentuk bulan sabit. Kista dapat terlihat pada jaringan.

Diagnosa Toxoplasmosis

Sumber : Soedarto, 2011

(21)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

1. Hewan Ternak

 Clindamycin dosis 25-50 mg/kg berat badan/hari, dibagi menjadi 2 dosis yaitu pagi dan sore diberikan secara per oral. Diberikan selama 2 minggu hingga gejala klinis hilang.

 Sulfidazine dosis 30 mg/kg berat badan diberikan per oral setiap 12 jam.

Diberikan bersama pyrimethamine 0.5 mg/kg berat badan dan pada waktu memberi makan perlu ditambahkan asam folat 5 mg/hari.

2. Manusia

 Kombinasi Pyrimethamine dengan

Trisulfapyrimidine

 Kombinasi ini mampu menghambat siklus p-amino asam benzoat dan siklus asam foist

 Dosis yang dianjurkan untuk pyrimethamine ialah 25-50 mg per hari selama sebulan dan trisulfapyrimidine dengan dosis 2.000-6.000 mg sehari selama sebulan.

 Namun demikian, obat ini mempunyai efek samping leukopenia dan trombositopenia, maka dianjurkan untuk menambahkan asam folat dan yeast selama pengobatan.

Pengobatan Toxoplasmosis

(22)

 Trimetoprim

 Trimetoprim juga ternyata efektif untuk pengobatan toxoplasmosis tetapi bila dibandingkan dengan kombinasi antara pyrimethamine dan

trisulfapyrimidine, ternyata trimetoprim masih kalah efektifitasnya.

 Spiramycin

 Spiramycin merupakan obat pilihan lain walaupun kurang efektif tetapi efek sampingnya kurang bila dibandingkan dengan obat-obat sebelumnya.

 Dosis spiramycin yang dianjurkan ialah 2-4 gram sehari yang di bagi dalam 2 atau 4 kali pemberian.

 Beberapa peneliti menganjurkan pengobatan wanita hamil trimester pertama dengan spiramycin 2-3 gram sehari selama seminggu atau 3

minggu kemudian disusul 2 minggu tanpa obat. Demikian berselang seling sampai sembuh. Pengobatan juga ditujukan pada penderita dengan gejala klinis jelas dan terhadap bayi yang lahir dari ibu penderita toxoplasmosis.

Pengobatan Toxoplasmosis

(23)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

 Prinsip pencegahan toxoplasmosis adalah dengan memutus rantai

penularan, sehingga ookista maupun kista tidak masuk ke dalam tubuh manusia maupun ternak.

 Dari cara penularan toksoplasmosis ke manusia, dapat terlihat jelas bahwa jalan utama masuk T. gondii ke dalam tubuh manusia adalah melalui mulut, atau dengan kata lain melalui makanan yang tercemar oleh trofozoit, ookista atau kista

 Adapun pencegahannya bisa dilakukan sebagai berikut:

1) Mencuci tangan sebelum makan, menggunakan air dan sabun.

2) Mencuci bersih sayuran mentah, buah- buahan, dan lalapan sebelum dikonsumsi.

Usahakan mencuci menggunakan air yang mengalir.

3) Berkebun sebaiknya memakai sarung tangan. Apabila terpaksa tidak memakai sarung tangan, sehabis berkebun harus mencuci tangan dengan air dan sabun.

Pencegahan Toxoplasmosis

(24)

4) Anak-anak sehabis bermain dengan pasir/tanah harus mencuci tangan dengan air dan sabun.

5) Mencegah kontaminasi makanan terhadap lalat dan kecoa. Usahakan makanan selalu ditutup.

6) Membiasakan diri selalu cuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan semua bahan yang mungkin tercemari oleh ookista (daging, buah, sayur, dll).

7) Setelah membersihkan/mencuci daging, hati, otak mentah sebaiknya mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari kemungkinan ada trofozoit atau kista yang tertinggal pada tangan.

8) lbu-ibu pemilik kucing yang kebetulan sedang mengandung sebaiknya jangan membersihkan tern pat kotoran kucing dan jangan membersihkan daging atau jeroan yang akan dimasak.

9) Tinja kucing dibakar atau diberi antiseptic (tidak lebih dari 1-2 hari).

10) Kucing peliharaan sebaiknya diberi makanan matang, untuk memotong siklus hidup T.gondii.

11) Kepada pemilik hewan terutama kucing hendaknya memeriksakan hewanya ke dokter hewan

Pencegahan Toxoplasmosis

(25)

[email protected] d

www.uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamk

a

@UhamkaI D

 Perlakuan Pemotongan Hewan dan Daging: Daging hewan yang menderita toksoplasmosis harus dimasak dengan baik hingga matang untuk membunuh parasit ini, sehingga aman untuk dikonsumsi,

Pengendalian dan

Pemberantasan Toxoplasmosis

(26)

Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta alam

Referensi

Dokumen terkait

Pada saliva lalat, epimastigote dapat membelah biner, lalu berubah menjadi bentuk trypomastigote metasiklik yang infektif (20 hr).... Text Book of

 Standardisasi obat tradisional dilakukan mulai dari bahan baku sampai dengan sediaan jadi.  Berdasarkan hal inilah dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu : a)

 Mempelajari parasit yang menyebabkan penyakit pada manusia khususnya yang banyak terjadi di Indonesia.  Organisme Parasit yang

Hospes reservoar (reservoir host, hospes cadangan) yaitu hospes insidental dr parasit yg secara alami hidup pd hewan  hewan yg bertindak sbg hospes definitif bagi parasit yg hidup

▪ Penderita laki-laki : obat diberikan 2x250 mg per hari selama 10 hari atau 2 gram dalam bentuk dosis tunggal yang diberikan malam hari. Pengobatan: Metronidazol,

a) Pada Schistosoma: stadium infektifnya serkaria, masuk ke hospes definitif melalui kulit yg tidak terlindungi pada saat berada dalam air. b) Pada Trematoda lain:

 GCP atau CUKB (Cara Uji Klinik yang Baik) adalah pedoman untuk melakukan uji klinik obat yg dibuat sbg tuntutan globalisasi dalam bidang kefarmasian..  Adalah standar ilmiah

Dalam puisi yang berjudul “Luka-luka di Bahu Bangka” ia berziarah ke situs-situs sejarah, tampak penyair mencoba bercengkerama dengan tokoh-tokoh seperti Depati Hamzah,