ABSTRAK
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU
DARI ASPEK LIKUIDITAS, RENTABILITAS,
PERMODALAN, DAN EFISIENSI USAHA
Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia TbkBudi Iswanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas, (2) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas, (3) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan, (4) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris dan studi kasus. Penelitian dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Desember 2006. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisa rasio.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas adalah baik (cash ratio bank = 12,09 % > cash ratio industri = 10,03 %; loan to assets ratio
bank = 39,46 % < loan to assets ratio industri = 51,78 %), (2) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas adalah kurang baik (return on assets bank = 1,53 % < return on assets industri = 1,72 %; return on equity bank = 11,90 % < return on equity industri = 12,62 %), (3) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan adalah baik (car bank = 14,84 % > car minimum = 8 %), (4) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha adalah kurang baik (leverage multiplier bank = 12,43 X < leverage multiplier industri = 13,10 X; assets utilization bank = 10,09 % <
assets utilization industri = 10,72 %).
ABSTRACT
THE ASSESSMENT ON THE BANK’S FINANCIAL
PERFORMANCE VIEWED FROM LIQUIDITY,
RENTABILITY, CAPITAL, AND BUSINESS
EFFICIENCY ASPECTS
A Case Study of “PT Bank Negara Indonesia Tbk”
Budi Iswanto Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
This research was aimed to know : (1) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from liquidity aspect, (2) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from rentability aspect, (3) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from capital aspect, (4) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from business efficiency aspect.
This empirical and case study was conducted in The Jakarta Stock Exchange, Sanata Dharma University Yogyakarta, on Desember 2006. The data collecting method used in this research was the ratio analysis.
The research result show that : (1) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from liquidity aspect is good (bank cash ratio = 12,9 % > industry cash ratio = 10,3 %; bank loan to assets ratio = 39,46 % < industry loan to assets ratio = 51,78 %), (2) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from rentability aspect is not quite good (bank return on assets = 1,53 % < industry return on assets = 1,72; bank
return on equity = 11,90 % < industri return on equity = 12,62 %), (3) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from capital aspect is good (bank car = 14,84 % > minimum car = 8 %), (4) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from business efficiency aspect is not quite good (bank leverage multiplier = 12,43 X < industry leverage multiplier = 13,10; bank assets utilization = 10,09 % < industry
assets utulization = 10,72 %).
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU
DARI ASPEK LIKUIDITAS, RENTABILITAS,
PERMODALAN, DAN EFISIENSI USAHA
Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) TbkSKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : Budi Iswanto NIM : 011334030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
MOTTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah,
maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan
dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta,
menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat
dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu
dibukakan.”
“Sesekali ... Tuhan membawa kita pada keadaan yang
teramat sulit, seolah tanpa ada pengharapan, adalah
supaya kita tahu bahwa hanya kuasa-Nya saja yang
akan menyelesaikan. Segala hal dengan indah pada
waktunya ... lebih dari apa yang kita pikirkan”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk :
¾
Bapak dan ibuku tersayang yang telah
memberikan segalanya yang sangat berarti dalam
hidupku.
¾
Mbak Imi, mas Supri, Mas Narto yang telah
memberikan perhatian dan dukungan baik moril
dan materiel.
¾
Keponakanku yang lucu dan manis Bayu Tirta
Ardi
¾
Teman-teman seperjuangan angkatan ‘01 dengan
segala apa adanya kalian.
¾
Almamater.
ABSTRAK
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BANK DITINJAU
DARI ASPEK LIKUIDITAS, RENTABILITAS,
PERMODALAN, DAN EFISIENSI USAHA
Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia TbkBudi Iswanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas, (2) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas, (3) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan, (4) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris dan studi kasus. Penelitian dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Desember 2006. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisa rasio.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek likuiditas adalah baik (cash ratio bank = 12,09 % > cash ratio industri = 10,03 %; loan to assets ratio
bank = 39,46 % < loan to assets ratio industri = 51,78 %), (2) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas adalah kurang baik (return on assets bank = 1,53 % < return on assets industri = 1,72 %; return on equity bank = 11,90 % < return on equity industri = 12,62 %), (3) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan adalah baik (car bank = 14,84 % > car minimum = 8 %), (4) kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha adalah kurang baik (leverage multiplier bank = 12,43 X < leverage multiplier industri = 13,10 X; assets utilization bank = 10,09 % <
assets utilization industri = 10,72 %).
ABSTRACT
THE ASSESSMENT ON THE BANK’S FINANCIAL
PERFORMANCE VIEWED FROM LIQUIDITY,
RENTABILITY, CAPITAL, AND BUSINESS
EFFICIENCY ASPECTS
A Case Study of “PT Bank Negara Indonesia Tbk”
Budi Iswanto Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
This research was aimed to know : (1) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from liquidity aspect, (2) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from rentability aspect, (3) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from capital aspect, (4) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from business efficiency aspect.
This empirical and case study was conducted in The Jakarta Stock Exchange, Sanata Dharma University Yogyakarta, on Desember 2006. The data collecting method used in this research was the ratio analysis.
The research result show that : (1) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from liquidity aspect is good (bank cash ratio = 12,9 % > industry cash ratio = 10,3 %; bank loan to assets ratio = 39,46 % < industry loan to assets ratio = 51,78 %), (2) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from rentability aspect is not quite good (bank return on assets = 1,53 % < industry return on assets = 1,72; bank
return on equity = 11,90 % < industri return on equity = 12,62 %), (3) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from capital aspect is good (bank car = 14,84 % > minimum car = 8 %), (4) the financial performance of “PT Bank Negara Indonesia Tbk” in 2005 viewed from business efficiency aspect is not quite good (bank leverage multiplier = 12,43 X < industry leverage multiplier = 13,10; bank assets utilization = 10,09 % < industry
assets utulization = 10,72 %).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan anugrah, sehingga penulis pada akhirnya dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Penilaian Kinerja Keuangan Bank Ditinjau
Dari Aspek Likuiditas, Rentabilitas, Permodalan, Dan Efisiensi Usaha. Penulisan
skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Dalam proses pembuatan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya, bahwa
skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
dengan penuh kerendahan dan ketulusan hati, perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.ED., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Uneversitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak S. Widanarto P, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktu untuk memberi bantuan, bimbingan, dan dorongan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Emanuela Catur Rismiati, S.Pd., M.A., yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan abstrak
bahasa Inggris.
6. Bapak dan Ibu Suradi Adisusanto yang telah memberikan doa, kasih sayang
dan pelajaran berharga dalam hidupku.
7. Mbak Heni yang telah menyiapkan laporan-laporan keuangan bank yang go
publik per tanggal 31 Desember 2005.
8. Untuk Son, matur nuwunsampun didamelke abstrak bahasa Inggris.
9. Mas Dayat & Mbak Panti makasih ya sudah membantu penulis kalo ada
masalah dengan komputer. Makasih juga telah membantu menyusun skripsi
dalam format PDF. Kapan Mas & Mbak punya momongan ?
10. Untuk Teman-Teman PAK ’01, khususnya PAK A, “piye cah-cah sing durung
lulus isih piro? Ayo semangat, ojo nglokro !!! “
11. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis hanya dapat berharap semoga semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini diberikan rahmat dan anugrah yang
melimpah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Demikian sedikit yang dapat penulis
sampaikan, jika ada kesalahan dan kekurangan, penulis mohon maaf dan juga
masukan. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi
semua.
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... ... vii
ABTRACKS... ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI... ... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORETIK A. Kinerja... ... 6
1. Pengertian Kinerja... 6
2. Pengertian Penilaian Kinerja... 7
3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Bank... 7
4. Manfaat Penilaian Kinerja... 8
B. Analisis Laporan Keuangan ... 8
1. Fungsi Analisis Laporan Keuangan Bank... 8
2. Metode dan Teknik Analisis ... 9
3. Penggunaan Analisa Rasio... 11
C. Likuiditas Bank ... 12
1. Pengertian Likuiditas ... 12
2. Penilaian Likuiditas Bank ... 15
D. Rentabilitas Bank ... 17
1. Pengertian Rentabilitas ... 17
2. Penilaian Rentabilitas Bank ... 18
E. Permodalan Bank ... 18
1. Pengertian Modal ... 18
2. Komponen Modal Bank ... 18
3. Fungsi Modal Bagi Bank ... 22
4. Faktor yang Mempengaruhi Kecukupan Modal Bank ... 23
5. Tujuan Utama Analisa Permodalan ... 23
6. Penilaian Permodalan Bank ... 24
F. Efisiensi Usaha Bank ... 25
1. Pengertian Efisiensi Usaha... 25
2. Penilaian Efisiensi Usaha Bank ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
1. Tempat Penelitian ... 29
2. Waktu Penelitian ... 29
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 30
1. Subjek Penelitian... 30
2. Objek Penelitian ... 30
D. Data yang Diperlukan ... 30
E. Teknik Pengumpulan Data... 31
F. Teknik Analisis Data... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM BANK A. Sejarah... ... 36
B. Visi dan Misi BNI ... 37
C. Budaya Perusahaan ... 38
D. Struktur Organisasi ... 39
E. Jasa-Jasa BNI ... 40
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 43
B. Analisis Data ... 44
C. Pembahasan. ... 57
1. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek Likuiditas ... 57
2. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari
Aspek Rentabilitas ... 65
3. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek Permodalan ... 70
4. Kinerja Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ditinjau Dari Aspek Efisiensi Usaha ... 70
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan . ... 75
B. Saran-Saran . ... 76
C. Keterbatasan Penelitian... 77
DAFTAR PUSTAKA... 79
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Halaman
1. Tata Cara Perhitungan Modal Minimum Bank... 80
2. Laporan Keuangan PT Bank Arta Niaga Kencana ... 81
3. Laporan Keuangan PT Bank Artha Graha Internasional ... 87
4. Laporan Keuangan PT Bank Buana Indonesia ... 91
5. Laporan Keuangan PT Bank Bumiputera Indonesia... 97
6. Laporan Keuangan PT Bank Central Asia ... 100
7. Laporan Keuangan PT Bank Century ... 104
8. Laporan Keuangan PT Bank Danamon Indonesia ... 107
9. Laporan Keuangan PT Bank Eksekutif Internasional... 111
10. Laporan Keuangan PT Bank Internasional Indonesia... 114
11. Laporan Keuangan PT Bank Kesawan ... 121
12. Laporan Keuangan PT Bank Lippo... 124
13. Laporan Keuangan PT Bank Mandiri ... 127
14. Laporan Keuangan PT Bank Mayapada Internasional... 132
15. Laporan Keuangan PT Bank Mega ... 138
16. Laporan Keuangan PT Bank Negara Indonesia ... 144
17. Laporan Keuangan PT Bank Niaga... 148
18. Laporan Keuangan PT Bank NISP ... 152
19. Laporan Keuangan PT Bank Nusantara Parahyangan ... 155
20. Laporan Keuangan PT Bank Pan Indonesia... 158
21. Laporan Keuangan PT Bank Permata ... 164
22. Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia ... 170
23. Laporan Keuangan PT Bank Swadesi... 177
24. Laporan Keuangan PT Bank Victoria International... 180
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara
keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan
gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut
aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi
maupun sumber daya manusia (Abdullah, 2003:108).
Kinerja keuangan yang baik sangat dibutuhkan oleh setiap bank agar
mampu untuk bertahan dalam persaingan di dunia perbankan saat ini. Mengetahui
dan memahami kondisi keuangan bank sangatlah perlu untuk dilakukan oleh
pihak manajemen bank, karena pada dasarnya kondisi keuangan yang dimiliki
oleh suatu bank akan mempengaruhi hidup bank secara keseluruhan.
Penilaian kinerja keuangan bank dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan terhadap berbagai aspek keuangannya, baik dilihat dari aspek
likuiditas, rentabilitas, permodalan maupun dari aspek efisiensi usaha. Semua
aspek keuangan tersebut akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran
tentang baik atau buruknya kinerja keuangan suatu bank. Salah satu alat yang
dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan suatu bank adalah dengan
menggunakan laporan keuangan. Aspek-aspek keuangan tersebut terkandung
didalam laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut merupakan laporan
pertanggungjawaban bank atas kegiatan operasionalnya selama satu periode.
Laporan keuangan yang digunakan dalam penilaian terhadap kinerja suatu
bank biasanya berupa neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan bank
berupa neraca memberikan informasi kepada pihak luar bank, misalnya bank
sentral, masyarakat umum dan investor mengenai gambaran posisi keuangannya,
yang lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya risiko
yang ada pada suatu bank. Laporan laba-rugi memberikan gambaran mengenai
perkembangan usaha bank yang bersangkutan (Kuncoro, 2002:540).
Bank umum sebagai bank yang berorientasi pada profit motif wajib
mengumumkan laporan keuangannya kepada publik untuk digunakan sebagai alat
penilaian kinerja bank dari segi keuangannya. Upaya penilaian kinerja keuangan
bank umum ini mutlak dilakukan karena kinerja keuangan merupakan hal yang
amat penting bagi semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank,
masyarakat, pengguna jasa bank, dan Bank Indonesia selaku pengawas dan
pembina bank umum dan bank perkreditan rakyat.
Mengingat begitu pentingnya kinerja keuangan suatu bank disamping
peneliti sebagai pihak eksternal yang merasa cukup berkepentingan terhadap
kinerja keuangan suatu bank serta melihat perkembangan bank umum saat ini,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan bank
umum dengan judul “Penilaian Kinerja Keuangan Bank Ditinjau Dari Aspek
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dibatasi pada
penilaian kinerja keuangan yang ditinjau dari aspek likuiditas, rentabilitas,
permodalan, dan efisiensi usaha.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mencoba
mengangkat permasalahan yang akan dikupas dalam skripsi ini. Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini antara lain :
1. Bagaimana kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2005
ditinjau dari aspek likuiditas ?
2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun
2005 ditinjau dari aspek rentabilitas ?
3. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk tahun 2005
ditinjau dari aspek permodalan ?
4. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun
2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
antara lain :
1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada
2. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada
tahun 2005 ditinjau dari aspek rentabilitas.
3. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada
tahun 2005 ditinjau dari aspek permodalan.
4. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada
tahun 2005 ditinjau dari aspek efisiensi usaha.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dengan melakukan penelitian ini, maka akan banyak terdapat manfaat yang
dapat diperoleh bagi penulis. Pertama, penulis dapat menerapkan teori-teori
yang diperoleh pada saat perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya.
Kedua, penulis dapat merasakan secara langsung situasi dan kondisi
kehidupan dunia perbankan. Ketiga, penulisan skripsi ini dapat melatih cara
berpikir secara logis dan sistematis.
2. Bagi Bank
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam menilai kinerja
keuangan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak
manajemen untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta hasil-hasil yang
telah dicapai. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan tersebut, maka dapat
dilakukan perbaikan maupun penyusunan rencana atau kebijakan pada masa
3. Bagi Nasabah/Calon Nasabah
Melalui hasil penelian ini nasabah maupun calon nasabah dapat mengetahui
tingkat kesehatan bank dimana nasabah atau calon nasabah tersebut telah/akan
menyimpan dananya. Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank tersebut,
maka dapat membantu nasabah/calon nasabah dalam mengambil keputusan
untuk menyimpan atau menarik dananya.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi/khasanah kepustakaan serta
BAB II
LANDASAN TEORETIK
A. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja atau
tentang peralatan. Sedangkan Echols (1994:387) mendefinisikan kinerja
(performance) sebagai hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan
kewajiban. Kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi.
Rue dan Byars sebagaimana dikutip oleh Nasucha berpendapat bahwa
kinerja adalah tingkat pencapaian (the degree of accomplishment). Kinerja
bagi setiap organisasi merupakan kegiatan yang sangat penting terutama
penilaian ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam batas waktu tertentu.
Kinerja keuangan yang dimaksud berdasarkan acuan diatas adalah
kemampuan kerja manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam
mencapai prestasi kerja. Prestasi kerja yang dimaksud adalah kemampuan
kerja untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan efisien. Dalam suatu
badan usaha, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang
dihasilkan, yang secara umum tercermin dalam laporan laba-rugi.
2. Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan proses mengukur sampai sejauh mana
manajemen mencapai persyaratan-persyaratan pekerja atau seberapa baik
seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan.
Penilaian kinerja melalui laporan keuangan yang didasarkan pada data
dan kondisi masa lalu sulit untuk mengharapkan hasil dimasa depan. Namun
kita harus ingat bahwa masa depan dapat dipengaruhi oleh keputusan yang
diambil hari ini sebagai hasil dari suatu analisis keuangan masa lampau. Tidak
ada rasio yang dapat menilai perusahaan secara mutlak. Dengan demikian
pandangan yang diperoleh bersifat relatif. Hal ini disebabkan oleh kondisi dan
operasi perusahaan yang bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan yang
lain dan dari satu industri ke industri yang lain.
3. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Bank
Abdullah (2003:108) menyatakan bahwa tujuan penilaian kinerja
keuangan bank mengandung beberapa tujuan :
a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama
kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam
tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.
b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua
4. Manfaat Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi
organisasi karena penilaian kinerja tersebut dimanfaatkan oleh organisasi
untuk (Mulyadi & Setyawan, 1999:228) :
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian personal secara maksimum;
b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan
personel, seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian;
c. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan;
d. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.
B. Analisis Laporan Keuangan Bank
1. Fungsi Analisis Laporan Keuangan Bank
Proses analisis laporan keuangan bank merupakan penggunaan
teknik-teknik terhadap laporan keuangan bank dan data lainnya untuk memperoleh
ukuran yang dapat dijadikan sebagai alat pertimbangan dalam rangka
pengambilan keputusan. Dengan demikian fungsi pokok analisis laporan
keuangan bank adalah mengubah data yang telah ada menjadi suatu informasi
yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Penggunaan metode dan teknik analisis adalah untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos dalam laporan keuangan yang diperlukan
periode analisis. Atau dapat pula dikatakan bahwa penggunaan metode dan
teknik analisis ini pada prinsipnya adalah penyederhanaan data untuk
mempermudah mengikuti dan menginterpretasi keadaan keuangan bank.
Analisis laporan keuangan bank berguna sebagai (Siamat, 1993:254) :
a. alat skrining awal dalam pemilihan investasi
b. alat perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan bank
c. alat diagnosis terhadap masalah manajerial, operasi, atau masalah-masalah
lainnya
d. alat untuk menilai manajemen bank
Dengan analisis laporan keuangan akan mengurangi kecenderungan sifat
sentimen, menggunakan intuisi atau tebakan dalam menilai keadaan keuangan
suatu bank. Hal ini akan memperkecil ketidakpastian yang sulit dihindari dan
sering ditemui dalam proses pengambilan keputusan.
2. Metode dan Teknik Analisis
Dalam melakukan analisis laporan keuangan bank secara intern
digunakan berbagai alat atau teknik yang pada prinsipnya dapat disesuaikan
dengan tujuan analisis. Teknik analisis yang umum digunakan antara lain
meliputi (Siamat, 1993:255) :
a. Analisis komparatif dan persentase per pos (common size)
Analisis komparatif dan common size pada prinsipnya tidak memiliki
perbedaan yang prinsipil. Teknik analisa komparatif dilakukan dengan
cara membandingkan pos-pos neraca dan perhitungan laba rugi pada dua
analisis yang dapat memberikan gambaran secara relatif atau persentase
terhadap komposisi masing-masing pos. Analisis common size ini dapat
dilakukan untuk satu periode atau lebih dari laporan keuangan.
b. Analisis lingkungan bank
Analisis lingkungan bank merupakan suatu teknik analisis yang
digunakan untuk mengetahui posisi bank dalam bidang kegiatan usaha
tertentu. Dengan mengetahui posisi tersebut, bank dapat menilai
kemampuan atau kekuatan daya saing dan pangsa pasar bank baik dengan
bank-bank yang satu kelompok atau lain kelompok maupun secara
keseluruhan industri perbankan.
c. Analisis rasio keuangan bank
Rasio keuangan merupakan suatu alat atau cara yang paling umum
digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Analisis rasio pada
dasarnya adalah suatu teknik yang digunakan untuk menilai sifat-sifat
kegiatan operasi bank dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran kinerja
bank yang telah distandarisasi. Analisis rasio menggambarkan hubungan
matematis antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya. Perhitungan yang
digunakan dalam analisis rasio ini sebenarnya relatif sederhana, namun
interpretasi terhadap rasio tersebut merupakan masalah yang cukup
kompleks. Oleh karena itu, efektifnya rasio keuangan ini sebagai suatu alat
analisa sangat tergantung dari kemampuan dan keahlian analis
Selanjutnya, analisis rasio keuangan dapat memberikan petunjuk dan
gejala-gejala serta informasi keuangan lainnya mengenai keadaan
keuangan suatu bank. Untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja bank
dengan menggunakan analisis rasio tersebut haruslah dilakukan
perbandingan dengan rasio-rasio keuangan bank dalam kelompok yang
sama.
3. Penggunaan Analisa Rasio
Dalam analisa rasio, angka-angka rasio keuangan yang diperoleh dapat
dianalisa dengan memperbandingkan angka rasio tersebut dengan (Munawir,
2001:101) :
a. Standar rasio atau rasio rata-rata dari seluruh industri semacam dimana
perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisa menjadi anggotanya.
b. Rasio yang telah ditentukan dalam budget perusahaan yang bersangkutan.
c. Rasio-rasio yang semacam diwaktu-waktu yang lalu dari perusahaan yang
bersangkutan.
d. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing
perusahaan yang dinilai cukup baik/berhasil dalam usahanya.
Sampai saat ini angka pembanding rasio standar untuk Indonesia belum
dapat dilaksanakan karena belum ada lembaga atau badan yang menyusun
rasio industri atau rasio standar tersebut. Oleh karena rasio standar industri di
Indonesia belum ada, maka untuk melakukan penilaian keuangan penulis
langkah-langkah untuk membuat rasio standar industri tersebut antara lain
(Munawir, 2001:66)
1. Mengumpulkan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat
diperbandingkan dalam industri.
2. Menghitung angka rasio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam
industri.
3. Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah
dan menghapuskan rasio yang extrem (terlalu tinggi atau terlalu rendah).
4. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus (Dajan, 1991:115) :
X = ∑ X . n
Keterangan : X = nilai rata-rata rasio
X = nilai rasio
∑ X = jumlah nilai rasio bank dalam industri
n = banyaknya bank dalam industri
C. Likuiditas Bank
1. Pengertian Likuiditas
Secara umum likuiditas diartikan sebagai kemampuam perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban sewaktu-waktu. Kewajiban sewaktu-waktu
adalah kewajiban yang muncul secara tiba-tiba, mendadak ataupun dalam
jangka waktu pendek. Oleh karena itu, perusahaan harus menjaga jangan
sampai keuangan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut. Bila
dianggap tidak likuid (illikuid) yang dapat menimbulkan hilangnya
kepercayaan masyarakat (Sinungan, 1990:73).
Joseph E. Burns sebagaimana dikutip oleh Siamat (1993:166)
mengartikan likuiditas bank sebagai berikut :
Bank liquidity refers to the ability of a bank to raise a certain
amount of funds at a certain cost within a certain amount of time.
Likuiditas bank menurut pengertian ini terdiri dari 3 unsur yaitu jumlah
dana, biaya dana, dan waktu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas bank. Menurut Joseph E. Burns semakin besar jumlah dana yang
dapat diperoleh suatu bank dalam waktu tertentu untuk memenuhi
likuiditasnya dan dengan biaya yang telah ditetapkan, semakin likuid bank
tersebut. Semakin cepat suatu bank memperoleh sejumlah dana dengan biaya
tertentu, semakin tinggi pula likuiditas bank yang bersangkutan. Selanjutnya,
semakin rendah biaya dana yang diperoleh tersebut dalam suatu periode
tertentu, semakin likuid pula bank yang bersangkutan.
Sedangkan Oliver G. Wood dan Robert J. Porter sebagaimana dikutip
oleh Muljono (1988:114) mendefinisikan likuiditas bank sebagai berikut :
Bank’s liquidity is its ability to met deposit withdrawls, maturing
it is liabilities and loan requests without delay.
Konsep likuiditas menurut Oliver G. Wood, bahwa suatu bank dianggap
likuid apabila bank memenuhi kategori dibawah ini :
a. Memegang sejumlah alat likuid, cash assets, yang terdiri dari uang kas,
rekening pada bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya sama
dengan jumlah kebutuhan likuiditas yang diperkirakan.
b. Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid sebagaimana disebutkan
pada huruf a. diatas akan tetapi bank tersebut memiliki surat-surat
berharga berkualitas tinggi yang dapat segera ditukar atau dialihkan
menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum jatuh tempo
maupun pada waktu setelah jatuh tempo.
c. Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui
penciptaan hutang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, call money,
penjualan surat-surat berharga dengan repurchase agreement (repo).
Dalam mengatur likuiditas ini biasanya bank-bank tidak akan bebas
mengatur kebijaksanaannya karena adanya berbagai kendala antara lain :
1) Dilema antara likuiditas dengan profitabilitas, semakin tinggi likuiditas
akan banyak idle fund dan profitabilitas rendah dan sebaliknya.
2) Adanya legal reserve requirement yang ditetapkan oleh bank sentral di
masing-masing negara.
3) Adanya working reserve requirement yaitu kebutuhan aktiva lancar.
Dengan adanya beberapa kendala di atas, maka suatu bank paling tidak
1) Adanya short term liquidity requirement yaitu cash assets yang harus
dipertahankan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah atau akan
jatuh tempo untuk beberapa waktu yang akan datang.
2) Adanya cyclical and secular liquidity requirement yaitu cash assets yang
harus dipertahankan untuk menghadapi fluktuasi kegiatan perekonomian
untuk waktu-waktu yang akan datang.
2. Penilaian Likuiditas Bank
Penilaian aspek likuiditas bank dilakukan dengan menghitung cash ratio
dan loan to assets ratio.
a. Cash Ratio
Cash ratio adalah alat pengukuran likuiditas bank yaitu suatu
likuiditas minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank. Definisi dari
minimum cash ratio atau minimum reserve requirement adalah
perbandingan antara alat-alat likuid yang dikuasai bank dengan kewajiban
yang segera dibayar (Sinungan, 1990:76). Berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 23/17/BPPP tanggal 28 Februari 1992, besarnya cash ratio
adalah 2 %. Terhitung sejak tanggal 1 Februari 1996, besarnya cash ratio
adalah 3 % dan sejak tahun 1997 menjadi 5 %. Cash ratio menunjukkan
kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh
tempo dengan cash assets yang dimilikinya. Cash ratio diformulasikan
sebagai berikut :
Alat likuid bank adalah bagian dari kekayaan bank (aktiva) yang
berbentuk uang tunai (cash). Komponen alat likuid untuk semua jenis
bank adalah sama, yaitu terdiri dari :
1) Kas
Pos ini pada neraca bank terdiri atas uang kertas dan uang logam yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
2) Giro Pada Bank Indonesia
Pos ini adalah giro milik bank pelapor pada Bank Indonesia. Jumlah
tersebut tidak boleh dikurangi dengan kredit yang diberikan oleh Bank
Indonesia kepada bank pelapor dan tidak boleh ditambah dengan
fasilitas kredit yang sudah disetujui Bank Indonesia tetapi belum
digunakan.
Komponen kewajiban segera dibayar terdiri atas giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan kewajiban jangka pendek
lainnya.
b. Loan to Assets Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi permintaan kredit dari para debitur dengan assets yang dimiliki.
Rasio ini memberikan informasi porsi dana yang dialokasikan dalam
bentuk kredit dari total assets bank. Semakin tinggi nilai rasio, maka
menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank yang
bersangkutan. Loan to assetsratio diformulasikan sebagai berikut :
Keterangan :
Total Loan = Total Pinjaman/Kredit Yang Diberikan
Total Assets = Total Aktiva
D. Rentabilitas Bank
1. Pengertian Rentabilitas
Rentabilitas atau profitability adalah menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas
suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan
menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian rentabilitas suatu
perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang
diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan tersebut (Munawir, 2001:33).
Bambang Riyanto (1997:35) menyatakan bahwa rentabilitas suatu
perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal
yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu, dan umumnya dirumuskan sebagai berikut :
L X 100% M
dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M
2. Penilaian Rentabilitas Bank
Penilaian rentabilitas bank dapat dilakukan dengan menghitung rasio
return onassets dan return on equity.
a. Return on Assets(ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar
ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan
assets. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROA = Laba Usaha X 100 % Total Aktiva
b. Return on Equity (ROE)
ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal
sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROE = Laba Bersih X 100 % Modal Sendiri
Komponen modal sendiri terdiri atas modal disetor, cadangan umum, dan
laba yang ditahan.
E. Permodalan Bank
1. Pengertian Modal
Muljono (1988:227) mendefinisikan modal sebagai sejumlah dana yang
ditanamkan ke dalam suatu perusahaan oleh para pemiliknya untuk
dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena
keuntungan-keuntungan yang diperolehnya.
Secara yuridis pada awal pembentukannya lebih banyak diatur oleh
ketentuan-ketentuan perundang-undangan maupun peraturan pemerintah.
Namun dalam perkembangan selanjutnya kebijakan permodalan dan
pembagian laba (deviden) akan sangat pengaruhnya dalam penentuan laju
perkembangan badan usaha pada umumnya maupun badan usaha yang
berbentuk perbankan pada khususnya.
2. Komponen Modal Bank
Modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri
atas : modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary
capital.
a. Modal Inti
Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan
cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dengan
perincian sebagai berikut :
1) Modal Disetor
Yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bagi
bank yang berbentuk hukum koperasi, modal disetor terdiri dari
simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya.
2) Agio Saham
Yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai
3) Cadangan Umum
Yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau
dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan
rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai dengan
ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing-masing.
4) Cadangan Tujuan
Yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan
tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham
atau rapat anggota.
5) Laba Yang Ditahan
Yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum
pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.
6) Laba Tahun Lalu
Yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum
ditentukan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham. Jumlah
laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar
50 %. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka
seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
7) Laba Tahun Berjalan
Yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi
tafsiran pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan
mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor
pengurang dari modal inti.
8) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan.
b. Modal Pelengkap
Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak
dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan
dengan modal. Secara rinci modal pelengkap dapat berupa :
1) Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap
Cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang
telah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak.
2) Cadangan Penghapusan Aktiva yang Diklasifikasikan
Cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba-rugi tahun berjalan.
Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul
sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva
produktif.
3) Modal Kuasi
Modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat
seperti modal.
4) Pinjaman Subordinasi
Pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian
Bank Indonesia, minimal berjangka 5 tahun, dan pelunasan sebelum jatuh
harus atas persetujuan Bank Indonesia.
3. Fungsi Modal Bagi Bank
Secara lebih spesifik komponen dari modal bank yaitu meliputi pula
modal yang telah disetor oleh para pemiliknya ditambah cadangan umum dan
cadangan lainnya serta ditambah lagi sisa laba/rugi tahun-tahun yang lalu
maupun tahun yang berjalan.
Komponen-komponen diatas mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan suatu bank karena modal bagi suatu bank ternyata
mempunyai fungsi (Muljono, 1988:228) :
a. Sebagai ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap
kerugiaan-kerugian yang tidak dapat dihindarkan;
b. Sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya
sampai batas-batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal
dari hutang penjualan assets yang tidak terpakai dan lain-lain;
c. Sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaan yang dimiliki oleh para
pemegang saham;
d. Dengan modal yang mencukupi memungkinkan bagi manajemen bank
yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisien yang tinggi, seperti yang
dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut.
Sedangkan Faisal Abdullah (2003:47) menyatakan fungsi modal bank
adalah :
1) Melindungi para kreditur
2) Menjamin kelangsungan operasional
3) Memenuhi standar modal minimal
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecukupan Modal
Besar kecilnya kecukupan modal sebuah bank dipengaruhi oleh
(Muljono, 1988:228) :
a. Tingkat kualitas manajemen bank yang bersangkutan.
b. Tingkat Likuiditas yang Dimilikinya
c. Tingkat Kualitas Assets
d. Struktur Deposito
e. Tingkat Kualitas dari Sistem dan Prosedurnya
f. Tingkat Kualitas dan Karakter Para Pemilik Saham
g. Kapasitas Untuk Memenuhi Kebutuhan Keuangan Jangka Pendek Maupun
Jangka Panjang.
h. Riwayat Pemupukan Modal dan Peraturan Pembagian Laba yang
Diperolehnya
5. Tujuan Utama Analisa Rasio Permodalan (Muljono, 1988:121) :
a. Untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi
untuk mendukung kegiatan bank yang akan dilakukan secara efisien.
b. Untuk mengetahui apakah permodalan bank tersebut akan mampu untuk
c. Untuk mengetahui apakah kekayaan bank (kekayaan pemegang saham)
semakin besar atau semakin mengecil.
6. Penilaian permodalan Bank
Ketentuan permodalan yang saat ini berlaku di Indonesia mengikuti
standar Bank for International Settlement (BIS). Penyesuaian perhitungan dan
penilaian kesehatan modal bank berdasarkan prinsip-prinsip yang dianut oleh
BIS akan memberikan dampak positif bagi industri perbankan Indonesia untuk
dapat berkembang secara sehat dan mampu bersaing dengan perbankan
internasional dalam memasuki era globalisasi.
Sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh BIS, Bank Indonesia
berdasarkan Paket Kebijakan 29 Februari 1991 mewajibkan setiap bank
menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR). Persentase kebutuhan modal minimum yang
diwajibkan menurut BIS ini disebut capital adequacy ratio(car). Oleh karena
itu ketentuan car bagi perbankan Indonesia adalah 8 % dari aktiva tertimbang
menurut risiko (Siamat, 1993:80).
Untuk mengetahui besarnya nilai capital adequacy ratio suatu bank
dapat dihitung dengan rumus :
CAR = Modal X 100 % ATMR
Komponen modal yang digunakan dalam perhitungan car diatas meliputi
modal inti dan modal pelengkap. Komponen modal inti terdiri atas modal
tahun lalu, laba tahun berjalan, bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang
laporan keuangannya dikonsolidasikan.
Sedangkan komponen modal pelengkap terdiri atas cadangan revaluasi
aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman, dan
pinjaman subordinasi.
Nilai aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) baik itu ATMR neraca
maupun rekening administratif diperleh dengan cara mengalikan nilai nominal
aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko masing-masing aktiva.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk
sebagai bank yang sehat harus memiliki car paling sedikit sebesar 8%. Hal ini
didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS.
F. Efisiensi Usaha Bank
1. Pengertian Efisiensi Usaha
Efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran dengan masukan,
atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Pusat
pertanggungjawaban “A” dapat dikatakan lebih efisien dari pada pusat
pertanggungjawaban “B” apabila (1) ia mempergunakan jumlah unit input
yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang
dipergunakan oleh “B”, akan tetapi tetap dapat menghasilkan jumlah keluaran
yang sama, atau (2) bila pusat pertanggungjawaban “A” mempergunakan
jumlah unit masukan yang sama dengan “B” akan tetapi dapat menghasilkan
The Liang Gie (2003,37) menyatakan bahwa efisiensi adalah
perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Suatu kegiatan
dianggap mewujudkan efisiensi kalau dengan suatu kegiatan tertentu
mencapai hasil yang terbesar. Unsur hasil terdiri dari 2 (dua) subunsur, yaitu :
jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas). Arti efisiensi dapat diperjelas dengan
gambar sebagai berikut :
(A) Hasil Biasa
Kegiatan Tertentu (K) (B) Hasil Lebih Besar
(C) Hasil Terbesar
Menurut gambar diatas, hasil terbesar (C) mewujudkan efisiensi karena
memberikan perbandingan yang terbaik, yaitu paling banyak memberikan
hasil berdasarkan suatu kegiatan tertentu.
Efisiensi merupakan sebuah ide atau konsep yang bulat pengertiannya
dan utuh jangkauannya. Hal ini berarti bagi efisiensi tidak dapat dibuat
tingkat-tingkat perbandingan derajat seperti “lebih efisien” dan “paling
efisien”. Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik, yang maksimal, yang
terbesar, atau yang tertinggi antara 2 (dua) unsur kegiatan dan hasil. Oleh
karena itu tidak mungkin dikatakan perbandingan yang “lebih” terbaik atau
“paling” terbaik. Kemungkinannya hanyalah antara efisien dan nonefisien,
2. Penilaian Efisiensi Usaha Bank
Rasio efisiensi usaha digunakan untuk mengukur performance
manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor-faktor
produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna. Beberapa rasio yang dapat
digunakan untuk mengukur efisiensi usaha bank antara lain :
a. Leverage Multiplier
Rasio ini untuk mengukur besarnya komponen modal dibandingkan
dengan aktiva. Semakin besar nilai rasio ini berarti semakin efisien, karena
semakin kecil bagian modal sendiri atau semakin besar dana pihak luar
(dalam bentuk pinjaman) sebagai sumber pembiayaan aktivanya, juga
menunjukkan meningkatnya tingkat kepercayaan pihak luar pada bank
tersebut (Muljono, 1999:105).
Rumus :
Leverage Multiplier= Total Assets . Total Equity Capital
Komponen dari equity capital terdiri atas modal disetor, cadangan umum,
dan laba yang ditahan.
b. Assets Utilization
Rasio ini untuk mengukur kemampuan yang ada dalam memperoleh
pendapatan. Semakin besar nilai rasio ini berarti semakin besar
kemampuan setiap unit aktivitasnya memperoleh pendapatan, yang juga
Rumus :
Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income X 100% Total Assets
Pengertian dari operating income (pendapatan usaha bank) adalah
semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha
bank. Komponen dari operating income terdiri dari hasil bunga, provisi
dan komisi, pendapatan karena transaksi devisa, dan pendapatan
rupa-rupa.
Sedangkan pengertian dari non operating income (pendapatan bukan
usaha bank) adalah semua pendapatan yang benar-benar telah diterima dan
tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank, misalnya
pendapatan sewa ruangan kantor dan sewa kendaraan bermotor yang
dipergunakan oleh pihak lain, keuntungan karena penjualan benda-benda
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris, yaitu penelitian yang
datanya tidak diambil secara langsung dari perusahaan tetapi diperoleh dari data
yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi empiris ini
dilakukan pada PT Bank Negara Indonesia Tbk terhadap laporan keuangan, untuk
mengetahui kinerja keuangan bank tersebut ditinjau dari aspek likuiditas,
rentabilitas, permodalan, dan efisiensi usaha. Penelitian ini juga dikategorikan
sebagai studi kasus, yaitu penelitian terhadap objek tertentu sehingga kesimpulan
yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi objek yang
diteliti. Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh selanjutnya diolah dan
dianalisis kemudian ditarik kesimpulan yang hanya berlaku pada PT Bank Negara
Indonesia Tbk pada tahun 2005 dan tidak berlaku untuk bank yang lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Desember 2006.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Karena
penelitian ini dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Jakarta, maka subjek
penelitian ini adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) melalui Pojok BEJ Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti adalah aspek-aspek keuangan PT. Bank Negara
Indonesia Tbk yang meliputi aspek likuiditas, rentabilitas, permodalan, dan
efisiensi usaha.
D. Data yang Diperlukan
1. Untuk mengetahui gambaran umum PT Bank Negara Indonesia Tbk, data
yang diperlukan adalah :
a. Sejarah bank
b. Struktur organisasi dan deskripsi jabatan
c. Personalia
2. Untuk mengetahui aspek-aspek keuangan Bank Negara Indonesia Tbk, data
yang diperlukan :
a. Neraca pada tanggal 31 Desember 2005.
b. Laporan laba-rugi tanggal 31 Desember 2005.
d. Laporan komitmen dan kontinjensi tanggal 31 Desember 2005.
3. Untuk menentukan rasio standar industri, data yang diperlukan :
a. Neraca bank yang terdaftar di BEJ (go publik) pada tanggal 31 Desember
2005.
b. Laporan laba-rugi bank yang terdaftar di BEJ (go publik) tanggal 31
Desember 2005.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu
mengumpulkan, mencatat, dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada
hubungannya dengan penelitian ini. Data yang digunakan adalah data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk yang sudah
jadi berupa publikasi.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan yang pertama mengenai kinerja keuangan
PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek likuiditas pada tahun 2005,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan rasio likuiditas standar industri.
Langkah-langkah untuk menentukan rasio likuiditas standar industri adalah
sebagai berikut :
a. Menghitung rasio likuiditas untuk setiap bank dalam industri. Adapun
rasio-rasio tersebut antara lain :
1) Cash Ratio = Alat Likuid X 100 % Kewajiban Yang Segera Dibayar
2) Loan to Assets Ratio = Total Loan X 100 % Total Assets
b. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus :
X = ∑ X . n
Keterangan :
X = nilai rata-rata rasio likuiditas
X = nilai rasio likuiditas
∑ X = jumlah nilai rasio likuiditas bank dalam industri
n = banyaknya bank dalam industri
2. Menghitung rasio likuiditas bank, yang terdiri dari cash ratio dan loan to
assets ratio.
3. Membandingkan antara rasio likuiditas bank dengan rasio likuiditas standar
industri.
4. Menarik kesimpulan.
Apabila nilai cash ratio bank lebih besar atau sama dengan nilai cash ratio
standar industri dan nilai loan to assets ratio bank lebih kecil atau sama
dengan nilai loan to assets ratio standar industri, maka diambil kesimpulan
bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek
likuiditas adalah baik.
Untuk menjawab permasalahan yang kedua mengenai kinerja keuangan
PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek rentabilitas pada tahun 2005,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan rasio rentabilitas standar industri.
Langkah-langkah untuk menentukan rasio rentabilitas standar industri adalah
sebagai berikut :
a. Menghitung rasio rentabilitas untuk setiap bank dalam industri. Adapun
rasio-rasio tersebut antara lain :
1) Return on Assets = Laba Usaha X 100% Total Aktiva
2) Return on Equity = Laba Bersih X 100% Modal Sendiri
b. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus :
X = ∑ X . n
Keterangan :
X = nilai rata-rata rasio rentabilitas
X = nilai rasio rentabilitas
∑ X = jumlah nilai rasio rentabilitas bank dalam industri
n = banyaknya bank dalam industri
2. Menghitung rasio rentabilitas bank, yang terdiri dari return on assets dan
return on equity.
3. Membandingkan antara rasio rentabilitas bank dengan rasio rentabilitas
standar industri.
4. Menarik kesimpulan.
Apabila nilai rasio rentabilitas bank lebih besar atau sama dengan nilai rasio
rentabilitas standar industri, maka diambil kesimpulan bahwa kinerja
keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek rentabilitas
adalah baik.
Untuk menjawab permasalahan yang ketiga mengenai kinerja keuangan
PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek permodalan pada tahun 2005,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghitung rasio permodalan bank dengan rumus :
Capital Adequacy Ratio = Modal X 100 % ATMR
2. Membandingkan antara nilai capital adequacy ratio bank dengan ketentuan
minimum capital adequacy ratio dari Bank Indonesia sebesar 8 %.
3. Menarik kesimpulan
Apabila nilai capital adequacy ratio bank lebih besar atau sama dengan
ketentuan minimum permodalan dari Bank Indonesia sebesar 8 %, maka
diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk
ditinjau dari aspek permodalan adalah baik.
Untuk menjawab permasalahan yang keempat mengenai kinerja keuangan
PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek efisiensi usaha pada tahun
2005, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan rasio efisiensi usaha standar industri.
Langkah-langkah untuk menentukan rasio efisiensi usaha standar industri
adalah sebagai berikut :
a. Menghitung rasio efisiensi usaha untuk setiap bank dalam industri.
Adapun rasio-rasio tersebut antara lain :
1) Leverage Multiplier = Total Assets Total Equity Capital
2) Assets Utilization = Operating Income + Non Operating Income X 100%
Total Assets
b. Menghitung rata-rata hitungnya dengan rumus :
X = ∑ X . n
Keterangan :
X = nilai rata-rata rasio efisiensi usaha
X = nilai rasio efisiensi usaha
∑ X = jumlah nilai rasio efisiensi usaha bank dalam industri
n = banyaknya bank dalam industri
2. Menghitung rasio efisiensi usaha bank, yang terdiri dari leverage multiplier
dan assets utilization.
3. Membandingkan antara rasio efisiensi usaha bank dengan rasio efisiensi usaha
standar industri.
4. Menarik kesimpulan.
Apabila nilai rasio efisiensi usaha bank lebih besar atau sama dengan rasio
efisiensi usaha standar industri, maka diambil kesimpulan bahwa kinerja
keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk ditinjau dari aspek efisiensi usaha
adalah baik.
BAB IV
GAMBARAN UMUM BANK
A. Sejarah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) didirikan di Indonesia
sebagai bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946. Selanjutnya,
berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank
Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi bank umum milik negara.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tanggal 29 April 1992, telah
dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi perusahaan perseroan
(persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi persero, dinyatakan dalam akta No.
131 tanggal 31 Juli 1992, dibuat dihadapan Muhani Salim, SH yang telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11
September 1992.
Pada saat ini kantor pusat BNI berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav. 1,
Jakarta. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2005, BNI memiliki 12 kantor
wilayah yang membawahi 916 kantor cabang dan cabang pembantu domestik,
serta 31 kantor cabang syariah. Selain itu, jaringan BNI juga meliputi 5 kantor
cabang luar negeri yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo, London, dan New York.
Pada tahun 2003, BNI telah menutup cabang Cayman Islands dan telah menerima
surat persetujuan penutupan cabang Cayman Islands Monetary Authority dan
memberitahukan kepada Bank Indonesia.
Pada tanggal 28 Oktober 1996, BNI melakukan “go publik” dengan
penawaran umum perdana atas 1.085.032.000 saham seri B dengan nilai nominal
sebesar Rp 500 (nilai penuh) setiap saham dan harga penawaran sebesar Rp 850
(nilai penuh) setiap saham kepada masyarakat di Indonesia. Saham yang
ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya
pada tanggal 25 November 1996. Melalui initial public offering (IPO), maka
status BNI menjadi perusahaan publik dengan nama PT Bank Negara Indonesia
Tbk.
B. Visi dan Misi BNI
1. Visi BNI
Visi BNI adalah menjadi bank kebanggaan nasional yang unggul dalam
layanan dan kinerja. Bank Negara Indonesia ingin menjadi bank kebanggaan
nasional yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada
segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer.
2. Misi BNI
Untuk merealisasikan visi tersebut BNI memiliki misi “Memaksimalkan
stakeholder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada
segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer”.Untuk memaksimalkan
stakeholder value dilakukan dengan memberikan kenyamanan dan kepuasan
C. Budaya Perusahaan
Pemikiran budaya kerja dilingkungan BNI lahir bersamaan dengan upaya
Bank BNI untuk mengembangkan pemikiran mengenai manajemen. Perumusan
budaya kerja diperlukan mengingat perkembangan yang begitu pesat dalam dunia
usaha perbankan yang meliputi teknologi, komunikasi, sistem dan prosedur,
persaingan dan jasa perbankan.
Budaya kerja Bank BNI dilandasi oleh Swadharma Bhakti Nagara yang
merupakan semboyan Bank Negara Indonesia. Ketiga kata tersebut berasal dari
bahasa Kawi. Swadharma berasal dari kata “swa” yang berasal sendiri, “dharma”
yang berarti kewajiban, “bhakti” berarti bakti dan “nagara” yang berarti negara.
Dalam arti luas, Swadharma Bhakti Nagara dapat diartikan sebagai suatu bakti
kepada negara sesuai dengan tugas dan kewajiban yang diemban.
Budaya Bank Negara Indonesia Tbk meliputi :
1. BNI adalah bank umum berstatus perusahaan publik
2. BNI berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional
3. BNI secara terus menerus membina hubungan yang saling menguntungkan
dengan nasabah dan mitra usaha.
4. BNI mengakui peranan dan menghargai kepentingan pegawai
5. BNI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar pegawai
D. Struktur Organisasi
Pada tanggal 31 Desember 2005, susunan dewan komisaris dan direksi
BNI adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris :
Komisaris Utama Zaki Baridwan
Wakil Komisaris Utama Suwarsono
Komisaris J.B. Kristiadi
Komisaris Effendi
Komisaris Achjar Iljas
Komisaris H.M.S. Latif
Komisaris Felia Salim
Direksi :
Direktur Utama Sigit Pramono
Wakil Direktur Utama Gatot Mudiantoro Suwondo
Direktur Ignatius Supomo
Direktur Fero Poerbonegoro
Direktur Achmad Baiquni
Direktur Tjahjana Tjakrawinata
Direktur Bien Subiantoro
Direktur Achil Ridwan Djayadiningrat
Direktur Kemal Ranadireksa
Pada tanggal 31 Desember 2005, BNI dan anak perusahaan mempunyai
karyawan sejumlah 19.471 karyawan termasuk 1.859 karyawan honorer.
E. Jasa-Jasa BNI
Jasa yang ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia adalah cukup menarik
dan bervariatif, diantaranya :
1. Tabungan
Tabungan adalah simpanan nasabah di bank dan atas dana tersebut
diberikan bungan dan jumlah pengambilan dalam bulan biasanya dibatasi.
Adapun jenis tabungan yang ditawarkan oleh BNI adalah Taplus, Taplus
Utama, Simponi, Tapenas, BNI Haji, BNI Dollar yang dilengkapi dengan
fasilitas ATM.
2. Giro
Giro adalah simpanan nasabah di bank dan atas dana tersebut tidak
diberikan bunga. Dana yang disimpan dapat ditarik dan disetor dalam jumlah
dan waktu yang tidak ditentukan.
3. Deposito
Deposito adalah simpanan nasabah di bank dan untuk pengambilan
dananya telah ditentukan waktunya sehingga tidak dapat diambil
sewaktu-waktu. Jenis deposito yang ditawarkan adalah deposito rupiah, valas, deposito
4. Kartu Kredit
Fasilitas eksklusif credit card yang diberikan kepada nasabah guna
keperluan sehari-hari. Nasabah atas rekomendasi bank diberikan kartu yang
dapat digunakan untuk berbelanja ditempat yang telah ditentukan dengan
pembayaran akhir bulan.
5. Save Deposit Box
Fasilitas yang diberikan kepada nasabah untuk menyimpan surat-surat
berharga dengan jaminan bahwa surat tersebut tidak akan rusak, hilang,
terbakar atau terkena resiko lainnya.
6. Treasury
BNI sebagai penyedia solusi valuta asing (valas) yang prima dan
berusaha untuk mempertahankan eksistensinya yang bergerak di pasar valas.
Layanan ini berupa Forex, Fixed Income, Foreign Exchange, dan Money
Market.
7. Garansi Bank
Garansi bank merupakan suatu jaminan bank yang diberikan untuk
memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam melaksanakan suatu
8. Kredit
Kredit yang ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia antara lain :
a. Kredit Modal Kerja
Pinjaman jangka pendek yang diberikan untuk menunjang kebutuhan
likuiditas atau sebagai modal kerja baik untuk perorangan maupun untuk
perusahaan.
b. Kredit Investasi
Pinjaman yang diberikan untuk menunjang investasi baik dalam jangka
pendek maupun jangka menengah.
c. Kredit Konsumsi
Kredit yang diberikan bank dengan tujuan untuk memperlancar jalannya
proses konsumtif. Kredit konsumsi diantaranya meliputi BNI Griya, BNI
Oto, BNI Multiguna dan Fleksi.
9. Produk Lain
Produk BNI selain yang telah dikenal masyarakat adalah BNI Syariah.
Layanan ini meliputi Murabahah, Ijarah Gadai Emas Syariah, Deposito
Mudharabah, THI Mudharabah, Reksadana Syariah dan Tabungan Syariah
Plus.