• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE RESITASI DAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA KELAS V DI SD NEGERI 76 KOTA BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH METODE RESITASI DAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA KELAS V DI SD NEGERI 76 KOTA BENGKULU"

Copied!
221
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh:

APRIYANNI NIM. 1811240053

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN TARBIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI

SUKARNO BENGKULU 2022

(2)

ii

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

KAMU TIDAK HARUS MENJADI HEBAT UNTUK MEMULAI, TETAPI KAMU HARUS MULAI UNTUK

MENJADI HEBAT !

(7)

vii

1. Untuk bapak (Anwarsyah) dan ibu (Pauwan) yang sudah membesarkan, mendidik, mendoakan, dan berjuang.

Terimakasih untuk semua perjuangan yang kalian berikan kepadaku.

2. Untuk semua kakak – kakak ku ( M. Jumah, Siti Juwati, M. Cipto, Desi Lestari) dan seluruh keluarga besar terimakasih yang sudah memberikan ku semangat agar bisa menyelesaikan skripsi ini.

3. Untuk semua kakak ipar dan semua keponakan ku terimakasih sudah memberikan dorongan semangat yang tiada henti juga.

4. Sahabatku Gobang Gosir (Pitri, Fita, Redha, Wita, Yoan, Surya) yang telah memberiku semangat dan menjadi tempat untuk bercerita saat lagi di masa sulit.

5. Temanku (Beta, Intia, Lindah, Arini, Nia, Henda) yang memberikanku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

(8)

viii

7. Terimakasih untuk teman – teman seangkatan 2018 8. Untuk dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbingku dalam menulis skripsi ini.

9. Terimakasih untuk semua guru dan dosen – dosenku.

10. Agama, bangsa, dan Almamaterku UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu yang telah menjadi lampu penerang dalam kehidupanku dan selalu aku banggakan.

11. Tak lupa juga terimakasih untuk diri sendiri yang sudah mau berjuang walaupun kadang mengeluh dan suka menangis, tapi akhirnya bisa menyelesaikan skripsi ini.

(9)

ix

Apriyanni. 2022. Pengaruh Metode Resitasi Dan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V Di Sd Negeri 76 Kota Bengkulu. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode resitasi dalam model cooperative learning terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia di SD Negeri 76 Kota Bengkulu. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan metode kuantitatif deskriptif.

Teknik pengumpulan datanya yaitu observasi, dokumentasi, dan tes tertulis. Dengan menggunakan teknik analisis datanya yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh metode resitasi dalam model cooperative learning terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia kelas V di SD Negeri 76 kota Bengkulu. Hal ini dapat dibuktikan dengan perhitungan diperoleh hasil thitung = 0,87, sedangkan untuk ttabeldengan melihat nilai dari 23 siswa dengan taraf kesalahan ditetapkan sebesar 5% yaitu 0,68. Hal tersebut menunjukkan bahwa thitung ≥ ttabel (0,87 ≥ 0,68), yang artinya hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini diterima. Sehingga hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel x dan variabel y, dengan kata lain ada pengaruh metode resitasi dan model cooperative learning terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia.

Kata kunci : Metode Resitasi, Model Cooperative Learning, Hasil Belajar Bahasa Indonesia

(10)

x

Apriyanni. 2022. Recitation Method Affect In The Cooperative Learning Model On The Results Of Indonesian Learning In Grade V Public Elementary Schools 76 In Bengkulu City. Skripsi.

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu.

This research aim to know how does the recitation method affect in the cooperative learning model on the results of indonesian learning in public elementary schools 76 in Bengkulu city. As for this type of research is quantitative research with descriptive quantitatif method approach. The data collection techniques are observation, documentation, and written tests. By using data analysis techniques, namely prerequisite tests and hypothesis testing. The results of the research showed that there is an effect of the recitation method in the cooperative learning model on the results of Indonesian learning in grade 5 public elementary schools 76 Bengkulu city. This can be proven by the calculation of the results obtained tcount = 0,87. While for table by looking at the value of 23 students with an error level set at 5% that is 0,68. It shows that tcount ≥ table (0,87 ≥ 0,68). Which mean the working hypothesis (Ha) in this research is accepted. So that the results of the research indicate that there is a positive and significant influence between the x and y variables. In other words, there is an effect of the recitation method in the cooperative learning modelon the results of indonesian learning.

Keywords: Recitation Method, Cooperative Learning Model, Results Of Indonesian Learning

(11)

xi

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada tauladan bagi kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah banyak membantu, membimbing dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Metode Resitasi Dan Model Cooperative Learning terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia kelas V di SDN 76 Kota Bengkulu”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

(12)

xii

memfasilitasi penulis dalam menimba ilmu dan menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Mus Mulyadi, S.Ag, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Adi Saputra, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Tarbiyah Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu yang telah memberi bantuan dalam penulisan skripsi ini.

4. Abdul Aziz Mustamin, M.Pd selaku Koodinator Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu yang telah membantu, membimbing, dan memotivasi penulis.

(13)

xiii

kepada penulis sehinggapenulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Aziza Aryati, M.Pd selaku pembimbing 2 yang telah membantu, membimbing, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Syahril, S.Sos.I., M.Ag selaku Kepala Perpustakaan yang telah membantu penulis dalam menyediakan fasilitas buku sebagai referensi penulis.

8. Dra. Khermarinah, M.Pd.I selaku dosen pembimbing akademik, yang telah membimbing penulis dalam perkuliahan.

9. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Tadris Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu yang telah memberikan banyak ilmu dan bimbingan kepada penulis dalam perkuliahan.

(14)

xiv

saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca pada umumnya.

Bengkulu, April 2022 Penulis

Apriyanni NIM.1811240053

(15)

xv

PERNYATAAN KEASLIAN ... i

PENGESAHAAN ... ii

NOTA PEMBIMBING ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengaruh Metode Resitasi ... 13

(16)

xvi

3. Tujuan Metode Resitasi ... 15

4. Langkah – Langkah Pelaksanaan Metode Resitasi ... 16

5. Pengaruh Metode Resitasi ... 18

B. Model Cooperative Learning ... 18

1. Pengertian Model ... 18

2. Pengertian Cooperative Learning ... 19

3. Tujuan Cooperative Learning ... 21

4. Karakteristik Cooperative Learning ... 22

5. Langkah – langkah Model Cooperative Learning ... 23

6. Kelebihan dan Kekurangan Model Cooperative Learning ... 24

C. Hasil Belajar ... 26

1. Pengertian Belajar ... 26 2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

(17)

xvii

4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 33

5. Jenis – Jenis Hasil Belajar ... 34

6. Penilaian Hasil Belajar ... 35

7. Teknik atau Cara Menilai Hasil Belajar ... 36

D. Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 38

1. Pengertian Pembelajaran ... 38

2. Pengertian Pelajaran Bahasa Indonesia ... 38

3. Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 39

E. Kajian Pustaka ... 40

F. Rumusan Hipotesis ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 49

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

1. Populasi ... 50

2. Sampel ... 51

(18)

xviii

1. Definisi Operational ... 53

2. Definisi Konseptual ... 54

F. Teknik Pengumpulan Data ... 56

1. Observasi ... 56

2. Dokumentasi ... 57

3. Tes Tertulis ... 57

G. Uji Coba Instrumen ... 61

1. Uji Validitas ... 61

2. Uji Reliabilitas ... 64

H. Teknik Analisis Data... 68

1. Uji Prasyarat ... 68

2. Uji Hipotesis ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 73

B. Hasil Penelitian ... 85

C. Analisis Data Penelitian ... 100

(19)

xix

A. Kesimpulan ... 122 B. Saran ... 124 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(20)

xx

Learning ... 23

Tabel 2.2 Kajian Pustaka ... 46

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Instrumen Tertulis ... 58

Tabel 3.2 Uji Coba Validasi ... 62

Tabel 4.1 Keadaan Guru dan Staf TU SD Negeri 76 Kota Bengkulu ... 74

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana SDN 76 Kota Bengkulu ... 78

Tabel 4.3 Keadaan Siswa SD Negeri 76 Kota Bengkulu ... 81

Tabel 4.4 Daftar Nama Siswa Kelas VA ... 82

Tabel 4.5 Nilai Hasil Pretest Siswa Kelas VA ... 87

Tabel 4.6 Perhitungan Mean Nilai Pretest Siswa Kelas V SD Negeri 76 Kota Bengkulu Semester Genap TA. 2021/2022 ... 89

Tabel 4.7 Data Frekuensi Nilai Pretest Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 76 Kota Bengkulu Semester Genap ... 92

(21)

xxi

Kelas V SD Negeri 76 Kota Bengkulu Semester Genap ... 96 Tabel 4.10 Data Frekuensi Nilai Postest

Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V

SD Negeri 76 Kota Bengkulu Semester Genap ... 99 Tabel 4.11 Perhitungan Uji Normalitas Data Pretest

Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 102 Tabel 4.12 Perhitungan Uji Normalitas

Data Posttest Hasil Belajar Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia ... 106 Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas dengan Uji – F ... 111

(22)

xxii

Gambar 4.1 Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan

SDN 76 Kota Bengkulu ... 79

(23)

xxiii SK Komprehensif

Surat Izin Penelitian

Surat Keterangan Selesai Penelitian

Kartu Bimbingan Pembimbing 1 dan 2 Dari Proposal- Skripsi Daftar Hadir Seminar Proposal

Lampiran I RPP Lampiran II Silabus

Lampiran III Uji Validasi Hasil Angket

Lampiran IV Instrumen Penilaian Yang Sudah Divalidasi Dokumentasi

(24)
(25)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Metode dan model pembelajaran saat ini sangat dibutuhkan untuk memuat informasi dan pengetahuan yang pada umumnya digunakan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Sehingga proses pembelajaran pun dapat menjadi lebih menarik dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Metode resitasi contohnya, media penugasan yang diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar untuk mengaktifkan siswa dalam belajar baik disekolah maupun dirumah dan bisa dipertanggungjawabkan.1

Metode resitasi juga sebagai upaya pembelajaran siswa dengan cara memberikan tugas penghafalan, pengujian, dan pemeriksaan atas diri sendiri dalam penyampaian pelajaran

1 Aprida Pane. Belajar dan Pembelajaran. (Jurnal Kajian Ilmu – Ilmu Keislaman. Vol. 03. Nomor 2, Desember 2017) Hal. 2

(26)

dalam rangka untuk merangsang siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam belajar perorangan maupun perkelompok.2

Metode resitasi juga dapat diterapkan didalam pembelajaran bahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis.

Pembelajaran bahasa Indonesia juga memiliki peranan penting dalam menunjang keberhasilan semua bidang studi. Dengan bahasa dapat tercermin suatu pikiran seseorang. Semakin terampil seseorang dalam berbahasa maka semakin jelas dan cerah pula jalan pikirannya. Bahasa juga merupakan sarana untuk berpikir dan bernalar. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan hasil pemikiran atau penalaran, sikap, serta perasaan.Seseorang bergaul dan berkomunikasi, mencari

2 Didin Arif Setiawan. Skripsi. Implementasi Metode Resitasi (Penugasan) Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Quran Hadits Kelas XII MA Futuhiyah Jeketro Gubug Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016. (STAIN Kudus : Kudus. 2016). Hal. 9

(27)

informasi, serta mengendalikan pikiran, sikap, dan perbuatan sesamanya juga menggunakan bahasa. 3

Upaya memperbaiki proses pembelajaran juga diperlukan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Kondisi pembelajaran adalah tujuan bidang studi, kendala bidang studi dan karakteristik siswa.

Biasanya karakteristik bidang studi dan karakteristik siswa yang berbeda memerlukan model pembelajaran yang berbeda pula.4

Maka dari itu model pembelajaran merupakan hal penting yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang menarik dan dirasa asing oleh siswa akan menimbulkan daya tarik pada hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan hal penting yang harus

3 Pika Paradise. Skripsi. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Cooperative Script (Studi Di Kelas V Sd Negeri 65 Kaur). (Bengkulu : Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. 2019). Hal. 1.

4 Asrul, Rusydi Ananda, dkk. Evaluasi Pembelajaran. (Bandung : Citapustaka Media, 2015)Hal. 4

(28)

4

dimaksimalkan oleh guru, karena penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai menyebabkan hasil belajar siswa tidak maksimal bahkan merasa terpaksa dan tidak nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.5

Dikarenakan guru masih menggunakan metode ceramah untuk mengajar sehingga membuat para siswa bosan, bahkan ada yang tidak memperhatikan gurunya. Maka dengan adanya model pembelajaran cooperative learning membuat siswa mempunyai metode mengajar baru dengan kelompok kecil di dalam kelas.

Cooperative Learning adalah sebuah sistem pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil atau tim untuk berbagi pekerjaan dan saling membantu secara kolaborasi menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Dalam pembelajaran ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan mengutamakan siswa sebagai pusatnya. Siswa

5 Luluk Mauluddina. Skripsi. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make A Match Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ips Sd Negeri 2 Kalibening. (Lampung : Iain Metro. 2019). Hal. 2

(29)

dapat berperan ganda yaitu sebagai siswa dan sebagai guru dalam proses pembelajaran.6

Terkait dengan tujuan memberikan bekal kemampuan dasar “baca tulis” maka peranan pengajaran Bahasa Indonesia di SD menjadi sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya pada tahap keberwacanan (di kelas I dan kelas II) tetapi juga pada tercapainya kemahiran wacanan (di kelas- kelas tinggi atau kelas III sampai kelas VI SD). Hakikatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi, oleh sebab itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis.7

Tidak hanya pembelajaran Bahasa Indonesia saja, semua mata pelajaran juga menentukan tingkat keberhasilan

6 Luluk Mauluddina. Skripsi. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make A Match Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ips Sd Negeri 2 Kalibening. Hal. 13

7 Ramelan. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Example Non Example Di Kelas Vi Sd Negeri No 053979 Kepala Sungai. Esj Volume 7, No. 1, Juni 2017. Hal. 54

(30)

6

siswa dalam hasil belajar di tiap semesternya. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tiap mata pelajaran harus dicapai siswa agar siswa dikatakan berhasil dalam hasil belajarnya.

Hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar, bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa seorang guru harusnya melakukan tindakan apabila hasil belajar siswa rendah meskipun telah menggunakan buku-buku penunjang dan model pembelajaran. Seorang guru harus pandai dan teliti dalam memilih model pembelajaran, karena model yang digunakan harus sesuai dengan materi yang disampaikan.

Berdasarkan Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SDN 76 Kota Bengkulu khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, proses pembelajaran yang dilakukan masih secara konvensional, guru lebih banyak memberikan ceramah kepada siswa sehingga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran menjadi kurang optimal.

(31)

Dalam pembelajaran siswa kurang memperlihatkan aktivitas belajar secara konsisten dengan rasa senang. Kondisi pembelajaran yang seperti ini kurang menumbuhkembangkan aspek kemampuan dan keaktifan siswa, Rendahnya perhatian siswa terhadap pembelajaran dapat dilihat dari banyaknya siswa yang ribut dan tidak menyimak penjelasan guru, serta tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Dalam wawancara peneliti dengan wali kelas V beliau mengatakan dengan model pembelajaran secara konvensional itu membuat hasil belajar peserta didik juga kurang maksimal khususnya pembelajaran bahasa indonesia, Masih banyak siswa kelas V yang mendapatkan nilai dibawah KKM.

Mengingat pentingnya pembelajaran Bahasa Indonesia diberikan kepada siswa, maka untuk meningkatkan prestasi belajar siswa perlu diadakan perbaikan, khususnya dalam proses pembelajaran, evaluasi serta pemilihan model dan teknik yang tepat sehigga anak tidak merasa jenuh pada saat

(32)

8

kegiatan belajar mengajar, dan belajar pun lebih bermakna dan menyenangkan.8

Berkaitan dengan model pembelajaran yang digunakan di SDN 76 Kota Bengkulu, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian agar memperoleh data dan informasi yang akurat terkait dengan Pengaruh Pemberian Tugas Melalui model cooperative learning terhadap Hasil Belajar bahasa Indonesia kelas V di Sekolah Dasar tersebut. Bagaimana hambatan yang terjadi dalam pemanfaatan model cooperative learning sebagai model pembelajaran, serta solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran melalui model coopertaive learning.

Maka berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan Judul” Pengaruh Metode Resitasi Dan Model Cooperative Learning terhadap Hasil Belajar bahasa Indonesia kelas V di SDN 76 Kota Bengkulu”.

8 Armylita. Wawancara wali kelas V. Pada Tanggal 16 Desember 2021.

(33)

Agar penelitian ini dapat terarah maka peneliti membatasi masalah dengan hanya mengambil hasil belajar ranah kognitif (pengetahuan) dalam model cooperative learning terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas v di sdn 76 kota bengkulu B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan metode resitasi terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia ?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan model cooperative learning terhadap hasil belajar bahasa indonesia ?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan metode resitasi dan model cooperative learning terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan peneliti dalam mengadakan penelitian ini adalah :

(34)

10

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan metode resitasi terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia.

2. Untuk mengetahui Apakah terdapat pengaruh yang signifikan model cooperative learning terhadap hasil belajar bahasa indonesia.

3. Untuk mengetahui Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan metode resitasi dan model cooperative learning terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap agar sekiranya hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi beberapa pihak.

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah literatur bahan kepustakaan pengetahuan dan menambah lhasanah keilmuan yang berkaitan dengan Pengaruh Metode Resitasi dan Model

(35)

Cooperative Learning terhadap Hasil Belajar bahasa Indonesia kelas V di SDN 76 Kota Bengkulu.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi guru, penelitian ini bermanfaat agar guru dapat mengetahi variasi dalam model pembelajaran untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat.

2) Bagi siswa, penelitian ini berguna untuk menciptakan suasana baru yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran agar tidak monoton sehingga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia melalui model pembelajaran cooperative learning.

3) Bagi peneliti sendiri khususnya, semoga proses serta hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan pembelajaran yang sangat berharga terutama untuk perkembangan keilmuan penelitian dan Pengalaman sekaligus pembelajaran dalam mengelola kelas,

(36)

12

mempelajari karakterisktik siswa seperti latar belakang keluarga, sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan, serta meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia.

(37)

13 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengaruh Metode Resitasi

1. Pengertian Pengaruh

Pengaruh secara bahasa adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.9 Secara istilah pengaruh merupakan kekuatan yang muncul dari sesuatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan yang dapat membentuk kepercayaan serta dapat mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitarnya.

2. Pengertian Metode Resitasi

Metode ialah upaya yang dipakai untuk menggapai sesuatu yang diinginkan, langkah kerjanya terorganisir supaya tidak menyulitkan guru dan peserta didik dalam melakukan pembelajaran. Dengan kata lain metode berarti

9 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa Indonesia.

(Jakarta : Pusat Bahasa. 2008). Hal. 1150

(38)

14

suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.10 Metode resitasi disebut juga sebagai metode pemberian tugas.

Tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dimana saja baik itu di rumah, di sekolah, di perpustakaan maupun di tempat lainnya. Metode resitasi dapat merangsang anak agar menjadi lebih aktif dalam belajar baik itu secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu, tugas dapat diberikan secara individual atau dapat pula secara kelompok.11

10 Irma Suryani. Skripsi. Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Smp Bhakti Pemuda Lampung Selatan. (Lampung : Uin Raden Intan Lampung.

2020). Hal. 14

11 Ingga Okiawan. Skripsi. Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Xi Smkn 1 Mesuji Raya Kecamatan Mesuji Raya. Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan (Lampung : Iain Metro. 2020). Hal. 22

(39)

Dengan berarti metode resitasi merupakan metode pemberian tugas yang diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar untuk mengaktifkan siswa dalam belajar baik disekolah maupun dirumah dan bisa dipertanggungjawabkan dalam belajar perorangan maupun kelompok.

3. Tujuan Metode Resitasi

Metode resitasi memiliki tujuan utama dalam proses pembelajaran, tujuan utama nya adalah :

a. Merangsang siswa untuk belajar lebih banyak b. Melatih siswa untuk belajar mandiri

c. Mendisiplin dan bertanggung jawab siswa.

d. Membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi

e. Agar siswa dapat memanfaatkan waktu luang untuk belajar dan menyelesaikan tugas

f. Memperluas pengalaman di sekolah lewat aktivitas di luas kelas.

(40)

16

g. Sebagai cara alternatif untuk menghidari kebosanan siswa belajar di kelas.12

4. Langkah – Langkah Pelaksanaan Metode Resitasi a. Fase Pemberian Tugas

Tugas yang diberikan kepada sisiwa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup. Teknik pemberian tugas bertujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas.13 Banyak tugas yang harus dikerjakan siswa, hal ini diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan hal yang menunjang belajarnya. Selain guru, siswa atau peserta didik juga berperan penting

12 Irma Suryani. Skripsi. Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Smp Bhakti Pemuda Lampung Selatan.). Hal. 16

13 Didin Arif Setiawan. Skripsi. Implementasi Metode Resitasi (Penugasan) Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Quran Hadits Kelas XII MA Futuhiyah Jeketro Gubug Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016. Hal. 10

(41)

dalam proses intraksi pembelajaran agar berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pendidikan.

b. Fase Pelaksanaan Tugas

Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru, diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakan, diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri, mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematis.

c. Fase Pertanggung Jawaban Tugas Hal yang perlu diperhatikan adalah:

1) Laporan peserta didik baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan.

2) Ada tanya jawab dan diskusi.

3) Penilaian hasil pekerjaan peserta didik baik dengan tes atau nontes atau cara lainya.

Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut resitasi.14

14 Ingga Okiawan. Skripsi. Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Xi Smkn 1 Mesuji Raya Kecamatan Mesuji Raya. Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan (Lampung : Iain Metro. 2020). Hal. 25

(42)

18 5. Pengaruh Metode Resitasi

Pengaruh metode resitasi atau pemberian tugas sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, karena semakin baik pemberian tugas yang diberikan oleh guru maka semakin baik pula hasil belajar siswa. Tujuan dari metode resitasi adalah merangsang siswa untuk belajar, melatih siswa untuk belajar mandiri dan membuat siswa menjadi bertanggungjawab. Sehingga metode resitasi berpengaruh dalam proses pembelajaran peserta didik dan juga hasil belajar pesereta didik.

B. Model Cooperative Learning 1. Pengertian Model

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk menentukan perangkat – perangkat

(43)

pembelajaran termasuk didalamnya buku – buku, film, kumpoter, dan kurikulum.15

Dengan demikian merupakan hal yang sangat penting bagi para pengajar untuk mempelajari dan menambah wawasan tentang model pembelajaran yang telah diketahui. Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka seoarang pendidik akan merasakan adanya kemudahan didalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak kita capai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan.

2. Pengertian Cooperative Learning

Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang mana siswa belajar dalam kelompok – kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.

Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu

15 Trianto. Model – model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. (jakarta : tim prestasi pustaka. 2011). Hal. 5

(44)

20

bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.16

Pembelajaran cooperative learning sesuai dengan fitrah manusi sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif akan melatih siswa untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab.

Mereka juga akan belajar untuk menyadari kekurangan dan kelebihan masing – masing.

Jadi, model pembelajaran cooperative learning adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengonstruksi konsep dan

16 Aris Shoimin. Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.

(yogyakarta : ar-ruzz media. 2014). Hal. 45

(45)

menyelesaikan persoalan. Tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang peserta didik.17

3. Tujuan Cooperative Learning

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama – sama siswa berbeda latar belakang. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan

17 Aris Shoimin. Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.

Hal. 46

(46)

22

dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah.18

4. Karakteristik Cooperative Learning

Pembelajaran cooperative learning berbeda dengan model pembelajaran lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama dengan kelompok. Karakteristik pembelajaran cooperative learning dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pembelajaran secara tim.

b. Didasarkan pada manajemen kooperatif.

c. Kemauan untuk bekerja sama.

d. Keterampilan bekerja sama.19

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik cooperative learning lebih menekankan dalam proses kerja sama dalam kelompok. Penerapan

18 Trianto. Model – model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Hal. 42

19 Luluk Mauluddina. Skripsi. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make A Match Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ips Sd Negeri 2 Kalibening. Hal. 19

(47)

dalam cooperative learning, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan.

5. Langkah – Langkah Model Cooperative Learning

Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pelajaran yang menggunakan cooperative learning.20 Langkah – langkah nya akan disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1

Langkah – langkah Model Cooperative Learning

No Fase Aktivitas Guru

1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa.

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan.

3 Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar

20 Trianto. Model – model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Hal. 48

(48)

24

kooperatif dan membantu setiap

kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok – kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil

belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing – masing kelompok

memperesentasikan hasil kerjanya.

6 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara – cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

6. Kelebihan dan Kekurangan model Cooperative Learning a. Kelebihan Cooperative Learning

1) Melalui pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu meng-gantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,

(49)

menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain.

2) Pembelajaraan kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

3) Model kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain dan mengembangkan keterampilan mengatur waktu.

b. Kekurangan Cooperative Learning

1) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.

Banyaknya peserta tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.

(50)

26

2) Perasaan cemas pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok.

3) Banyak peserta takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.21

C. Hasil belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar itu bukan sekedar pengalaman, belajar juga harus berlangsung secara aktif dengan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

21 Aris Shoimin. Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.

Hal. 48

(51)

Sementara pengertian belajar dalam pandangan agama Islam, belajar adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat hidupnya meningkat.22 Pernyataan ini diperjelas dengan firman Allah Swt dalam surat al„Alaq:

Artinya :

(1) Bacalah dengan (Menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 23

Maka kesimpulan dari pengertian belajar adalah proses dasar perkembangan manusia mengetahui pengetahuan, dengan adanya belajar maka akan ada perubahan tingkah

22 Nidawati. Belajar Dalam Perspektif Psikologi Dan Agama. Jurnal Pionir, Volume 1, Nomor 1, Juli-Desember 2013. Hal. 13.

23 Al – Quran. Surat Al-Alaq ayat 1-5, 2019. Al – Quran dan terjemahan. (Departemen agama RI Mekar, Bandung, 2019)

(52)

28

laku dari diri manusia itu. Sehingga belajar ini akan dapat berdampak baik bagi manusia itu sendiri.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar a. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis yang mempengaruhi belajar berkenaan dengan kondisi umum jasmani seseorang, Tubuh yang kurang sehat akan mengalami kesulitan belajar. Untuk menjaga kondisi tubuh dianjurkan untuk memelihara atau mengatur pola istirahat yang baik dan mengatur menu makanan atau mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Dalam perspektif Islam, makanan yang harus dikonsumsi adalah makanan yang halal dan baik (halalan toyyiban). Apabila anak didik terbiasa mengkonsumsi makanan yang haram atau tidak baik akan mengalir darah yang tidak baik. Kondisi ini sedikit banyak akan berpengaruh kepada belajar, karena di dalam tubuh yang mengalir darah haram akan menyebabkan cara berfikir yang kurang baik, sulit

(53)

berkonsentrasi (selalu merasa gelisah) sehingga bisa terefleksi pada perilaku yang tidak baik dalam belajar. 24 b. Faktor psikologis

1) Intelegensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yakni; (1). Kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri kedalam situasi yang baru dengan tepat dan efektif, (2). Mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif dan (3). Mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.25 Intelegensi juga merupakan kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

2) Perhatian merupakan aktifan jiwa yang semata-mata tertuju pada suatu objek. Untuk memperoleh hasil

24 Nidawati. Belajar Dalam Perspektif Psikologi Dan Agama. Jurnal Pionir, Volume 1, Nomor 1, Juli-Desember 2013. Hal. 22

25 Nursyaidah. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Peserta Didik. Jurnal IAIN Padang. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 2014. Hal.

73

(54)

30

belajar yang baik, anak didik memberi perhatian yang penuh pada bahan yang dipelajarinya, karena apabila bahan pelajaran tidak menjadi perhatian bagi anak didik akan menimbulkan kebosanan sehingga anak didik tersebut tidak suka lagi belajar.

3) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.26 Kegiatan termasuk belajar yang diminati anak didik, akan diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Oleh sebab itu, ada juga yang mengartikan minat adalah perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu objek.

4) Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. secara umum bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Kemampuan potensial itu

26 Nursyaidah. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Peserta Didik. Jurnal IAIN Padang. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 2014. Hal.

74

(55)

baru akan terealisasi menjadi kecakapan nyata sesudah belajar atau berlatih.

5) Motivasi merupakan keadaan internal seseorang yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Sehingga dengan adanya faktor ini, seseorang termotivasi untuk melaksanakan kegiatan belajar yang penuh dengan semangat.

c. Faktor kelelahan

Kelelahan jasmani (fisik) terlihat dengan tubuh yang lemah dan dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu termasuk belajar menjadi hilang. Oleh karena itu kelelahan sangat mempengaruhi balajar dan juga mempengaruhi hasil belajar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Upaya mengatasi kelelahan, baik secara individu maupun proses belajar-mengajar dapat dilakukan, antara lain; tidur dan istirahat cukup, mengusahakan variasi dalam belajar, rekreasi dan olah

(56)

32

raga secara teratur dan mengimbangi makannan yang bergizi.

d. Faktor lupa

Lupa adalah ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.

Lupa juga berarti ketidakmampuan untuk mengingat kembali sesuatu yang telah dialami atau dipelajari untuk sementara waktu maupun jangka waktu lama. Dengan demikian, lupa bukan peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita. 27

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar juga merupakan proses menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Dalam hasil belajar ini juga dapat mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai

27 Nidawati. Belajar Dalam Perspektif Psikologi Dan Agama. Jurnal Pionir, Volume 1, Nomor 1, Juli-Desember 2013.Hal. 25.

(57)

oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.

28 Hasil belajar ini juga dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukan tingkat kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun eksternal.

a. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri siswa) Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

b. Faktor eksternal (yang berasal dari luar siswa)

28Suyono, Hariyanto. belajar dan Pembelajaran. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2019) Hal. 22

(58)

34

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya serta kebiaaan sehari-hari yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belaja siswa. 29

5. Jenis – Jenis Hasil Belajar a. Ranah kognitif

Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu: Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis, Evaluasi.

b. Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam

29Aprida Pane. Belajar dan Pembelajaran. (Jurnal Kajian Ilmu – Ilmu Keislaman. Vol. 03. Nomor 2, Desember 2017) hal. 38

(59)

berbagai tingkah laku seperti perhatiaannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

c. Ranah Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.

6. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar merupakan proses yang digunakan sebagai alat ukur seberapa jauh peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan untuk kemajuan hasil belajar peserta didik.

Proses penilaian Hasil belajar oleh pendidik dengan mengumpulan informasi/data tentang pencapaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk

(60)

36

memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar. 30 7. Teknik Atau Cara Menilai Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar, karakteristik kompetensi, dan tingkat perkembangan peserta didik.

a. Tes

Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait (atribut pendidikan) atau psikologik, karena tiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Bila dilihat dari kontruksinya, maka instrument penilaian hasil belajar dalam bentuk tes tersebut dapat dapat diklasifikasikan menjadi tes esai (uraian) dan test objektif benar-salah

30Aprida Pane. Belajar dan Pembelajaran. (Jurnal Kajian Ilmu – Ilmu Keislaman. Vol. 03. Nomor 2, Desember 2017). hal.42

(61)

(true false), menjodohkan (matching), pilihan ganda (multiple choice).

b. Non Tes

Alat ukur mencari informasi hasil belajar non tes terutama digunakan untuk mengukur perubahan tingkah laku yang berkenaan dengan ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor, terutama yang berhubungan dengan apa yang akan diketahui dan dipahaminya. Dengan kata lain, alat pengukur seperti itu terutama berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan indra. Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution, alat ukur keberhasilan belajar non tes yang umum digunakan yaitu bagan partisipasi, daftar cek, skala lajuan, dan skala sikap.

(62)

38 D. Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran sebagai upaya mempengaruhi siswa agar belajar. Akibat yang akan tampak dari pembelajaran adalah siswa akan belajar sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa adanya tindakan pembelajaran, dan siswa akan mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih efisien.

31

2. Pengertian Pelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia.

Karena itu, standar kompetensi yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesiaharus dikuasai oleh peserta didik. Pembelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

31Suyono, Hariyanto. belajar dan Pembelajaran. 2019. Hal. 3

(63)

suatu proses perjalanan panjang yang dilalui oleh setiap siswa dalam mempelajari bahasa Indonesiaatau bahasa kedua setelah bahasa ibu. Pembelajaran adalah runtutan kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat berubah dalam hal ini tingkah laku yang lebih baik.32

3. Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia

a. Untuk meningkatan produktivitas pendidikan, dengan jalan mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan

waktunya secara lebih baik, dan mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar peserta didik.

b. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan menongkatkan kemampuan manusia dengan berbagai

32 Letri Olpita Sari. Skripsi. Gaya Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Bahasa IndonesiaPada Kelas V Sd Negeri 113 Bengkulu Selatan. 2020. Hal. 37

(64)

40

media komunikasi, serta penyajian informasi dan data secara lebih konkrit.

c. Memungkinkan belajar secara seketika, karena dapat mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit, serta memberika pengetahuan yang sifatnya langsung.33

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka bertujuan untuk mendukung dan menjadi landasan untuk penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan hasil-hasil yang diperoleh dari penelusuran yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti dan membahas topik yang sama dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Dewi Retno Wulandari. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe One Stay Three Stray Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Smp It

33Suyono, Hariyanto. belajar dan Pembelajaran. 2019. Hal. 4

(65)

Wahdah Islamiyah. (Skripsi : 2017). Dengan hasil penelitiannya adalah menunjukkan nilai thitung sebesar sebesar 2,336 pada taraf kesalahan 0,05 (5%) dengan nilai dk= 56 diperoleh nilai ttabel sebesar 1,672. Dari analisis data nilai thitung lebih besar dari pada ttabel yaitu (2,336>1,672). Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima, berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe one stay three stray terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP IT Wahdah Islamiyah.34 Persamaan dari penelitian ini sama – sama menggunakan jenis penelitian kuantitatif, menggunakan model cooperative learning, dan juga fokus pada hasil belajar siswa. Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian fokus meneliti pada siswa kelas VII SMP, sedangkan peneliti fokus pada siswa kelas V SD.

34 Dewi retno wulandari. Skripsi. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe One Stay Three Stray Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Smp It Wahdah Islamiyah. (makasar : UIN alauddin makasar. 2017). Hal. 11

(66)

42

2. Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Make-A Match Berbantuan Media Komik Interaktif Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Ips. (Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE), Volume: 3, Nomor: 1, Juni 2017). Hasil penelitiannya adalah Data kuantitatif yang berupa hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklusnya dianalisis. Hal ini di tunjukkan dengan dengan peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar pada siklus I dan siklus II. Data yang didapat pada siklus I untuk hasil belajar 66,7 % siswa untuk tuntas KKM yang ditetapkan 65 dengan rata-rata 70,1, sedangkan aktivitas belajar siswa 48% pada kategori tinggi. Untuk siklus II prestasi belajar 95,2 % siswa tuntas KKM dengan rata- rata 80,2, sedangkan aktivitas belajar siswa 52% pada kategori sangat tinggi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

(67)

Make-A Match berbantuan media komik interaktif dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.35 Persamaan dari penelitian ini adalah sama – sama menggunakan model cooperative learning dalam penelitiannya. Perbedaannya adalah penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, sedangkan peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

3. Neni Lestina. Pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI ahliyah IV Palembang. (Skripsi. 2018). Hasil penelitiannya adalah menunjukan bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen lebih baik dibanding hasil belajar kelas kontrol. Dari pengolahan data dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t didapat thitung = 3,34 dan untuk ttabel dengan dk = 58 taraf signifikan 5%

diperoleh ttabel = 2,00 karena thitung > ttabel sehingga dari

35 Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Make-A Match Berbantuan Media Komik Interaktif Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Ips.

(Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE), Volume: 3, Nomor: 1, Juni 2017).

Hal. 66.

(68)

44

hasil perhitungan uji-t ini H1 diterima dan hipotesis H0

ditolak. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara metode resitasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi daur air.36 Persamaan dari penelitian ini adalah sama – sama menggunakan metode resitasi, dan juga fokus ke kelas V sekolah dasar. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian ini berfokus pada mata pelajaran IPA, sedangkan peneliti berfokus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

4. Daniel Akbar Wibowo, Yoni Hermawan. Penerapan Metode Resitasi Dan Diskusi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Galuh. (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3, September 2014). Hasil penelitiannya adalah menunjukkan bahwa metode resitasi

36 Neni Lestina. Skripsi. Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA Di MI Ahliyah IV Palembang. (Palembang : UIN Raden Fatah Palembang. 2018). Hal. 14.

(69)

dan diskusi merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran suatu mata pelajaran.

Metode diskusi dan resitasi dapat menimbulkan keaktifan mahasiswa melalui proses stimulan, antara lain dengan memberikan beberapa penghargaan seperti halnya memberikan nilai tambahan bagi mahasiswa yang aktif dalam proses diskusi. Hal ini terbukti dengan timbulnya beberapa indikator seperti kelancaran dalam belajar, menulis, menghafal, dan sebagainya sehingga proses kegiatan belajar-mengajar lebih efisien. Simpulan dari penelitian ini adalah metode resitasi dan diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Galuh.37 Persamaan dari penelitian ini adalah sama – sama menggunakan metode resitasi dalam penelitiannya. Sedangkan perbedaannya

37 Daniel Akbar Wibowo, Yoni Hermawan. Penerapan Metode Resitasi Dan Diskusi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Galuh. (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3, September 2014). Hal. 328.

(70)

46

adalah penelitian ini meneliti ditingkat mahasiswa dan menggunakan metode tindakan kelas, sedangkan peneliti menggunakan metode kuatitatif dan berfokus pada anak sekolah dasar.

Agar kajian pustaka ini lebih jelas, peneliti menggunakan tabel seperti berikut ini :

Tabel 2.2 Kajian pustaka N

o

Nama Judul Penelitian

Perbedaan Persamaan

1 Dewi Retno Wulandar i, Skripsi.

Tahun 2017.

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe One Stay Three Stray Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Smp It Wahdah Islamiyah.

Perbedaan dari

penelitian ini adalah penelitian fokus

meneliti pada siswa kelas VII SMP, sedangkan peneliti fokus pada siswa kelas V SD.

Persamaan dari penelitian ini sama sama

menggunakan jenis penelitian kuantitatif, menggunaka

n model

cooperative learning, dan juga fokus pada hasil belajar siswa.

2 Esthi Santi Ningtyas, Emy

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Perbedaanny a adalah penelitian ini menggunaka

Persamaan dari penelitian ini adalah sama – sama

(71)

Wuryani.

(Jurnal Pendidika n Surya Edukasi (JPSE), Volume:

3, Nomor:

1, Juni 2017).

(Cooperative Learning) Tipe Make-A Match Berbantuan Media Komik Interaktif Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Ips.

n jenis

penelitian kualitatif, sedangkan peneliti menggunaka

n jenis

penelitian kuantitatif.

menggunakan model

cooperative learning dalam penelitiannya.

3 Neni Lestina, Skripsi tahun 2018.

Pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA di MI ahliyah IV Palembang.

Perbedaan dari

penelitian ini adalah penelitian ini berfokus pada mata pelajaran IPA, sedangkan peneliti berfokus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Persamaan dari penelitian ini adalah sama – sama menggunakan metode resitasi, dan juga fokus ke kelas V sekolah dasar.

4 Daniel Akbar Wibowo, Yoni Hermawa n. (Jurnal Pendidika n dan Kebudaya an, Vol.

20,

Penerapan Metode Resitasi Dan Diskusi Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas

Perbedaanny a adalah penelitian ini meneliti ditingkat mahasiswa dan

menggunaka n metode tindakan kelas,

Persamaan dari penelitian ini adalah sama – sama menggunakan metode resitasi dalam

penelitiannya.

(72)

48 Nomor 3,

Septembe r 2014).

Galuh. sedangkan

peneliti menggunaka n metode kuatitatif dan berfokus pada anak sekolah dasar.

F. Rumusan Hipotesis

Rumusan hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian tentang tingkah laku, fenomena sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Metode resitasi dan model cooperative learning dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik kelas V dalam pelajaran bahasa Indonesia di SDN 76 kota Bengkulu.

H0 : Metode resitasi dan model cooperative learning tidak mempengaruhi hasil belajar peserta didik kelas V dalam pelajaran bahasa Indonesia di SDN 76 kota Bengkulu.

Referensi

Dokumen terkait

diambil- Selain itu pendanaan yang bersumber dari urang dapat mengurangi konflik antara manajer dengan pemegang saham (Crutchley and Hansen, 1989), hal ini dapat

3 Berdasarkan laporan pola penyebab kematian di Indonesia dari analisis data kematian 2010, didapatkan sebagai penyebab dasar kematian ( underlying cause ) tertinggi dari

Tekanan vakum adalah tekanan (negatif) terhadap tekanan atmosfer. Hubungan antara satu satuan dengan lainnya dapat dilihat pada tabel konversi tekanan. Cairan yang digunakan adalah

Segala puji dan syukur saya haturkan kehadirat allah SWT tuhan yang maha esa yang telah memberikan saya rahmat kesehatan, hidayah dan karunia- Nya sehinggga

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena berkat penyertaan dan kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Analisis Reservoir Karbonat: Diagenesa

Setiap orang pasti mengalami perasaan takut akan kematian. Namun kematian tidak membuat Yesus menjadi takut. Ia rela menderita dan wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia.

Selanjutnya sebelum membuat gulungan kumparan terlebih dahulu dibuat rancangan sesuai kondisi motor yang telah dibongkar sehingga akan diperoleh kebutuhan material,

Dari jumlah pemakaian tahun 2008 pemanfaatan fasilitas sistem rabbit sangat rendah, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2, bahwa jam operasi sistem rabbit hanya