ABSTRAK
PERANCANGAN EVENT BRANDING DAN PROMOSI BANDUNG TEA FESTIVAL
Oleh
Marshela Tjahyadi NRP 1164012
Indonesia merupakan produsen teh terbesar ketujuh di dunia. Daerah penghasil teh terbesar di Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat. Sebagai
salah satu produsen terbesar di dunia, konsumsi teh per kapita masyarakat
Indonesia masih rendah hanya sekitar 350 mg. Salah satu upaya promosi
agar teh di Indonesia dapat dikenal oleh masyarakat adalah melalui Bandung
Tea Festival. Tetapi, masyarakat Kota Bandung tidak aware akan adanya
Bandung Tea Festival ini walaupun sudah dilaksanakan sejak tahun 2006.
Tujuan dari perancangan ini adalah untuk dapat menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan mendukung acara Bandung Tea Festival. Manfaat dari perancangan ini adalah agar masyarakat mengetahui lebih banyak informasi
tentang teh, dan diharapkan acara ini kelak dapat menarik minat para pecinta
teh dari seluruh Indonesia maupun manca negara.
Metode yang digunakan ialah dengan menerapkan teori event branding dan promosi dalam merancang event branding dari Bandung Tea Festival dilengkapi dengan beberapa media promosi dan juga gimmick. Melalui perancangan event branding Bandung Tea Festival, diharapkan masyarakat untuk berkunjung dan mendukung acara Bandung Tea Festival serta dapat mengetahui lebih banyak informasi tentang teh, dan diharapkan Bandung
Tea Festival kelak dapat menarik minat para pecinta teh dari seluruh
Indonesia maupun manca negara.
ABSTRACT
producing region in Indonesia is the province of West Java. As one of the largest
manufacturers in the world, per capita tea consumption of Indonesian society is
still low at just about 350 mg. One of the promotional efforts to promote
Indonesian tea known by the public is through Bandung Tea Festival. However,
despite being held since 2006 there this festival is still unknown to a lot of people
in Bandung.
The objective of this scheme is to attract the public to visit and support Bandung
Tea Festival. The benefit of this design is to give more information about tea to
Bandung Tea Festival is also expected to able to attract connoisseurs of tea from
all over Indonesia and foreign countries
DAFTAR ISI
COVER DALAM ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iv
2.4 Teori Psikologi Warna ……… 9
3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 36 3.2.1 Analisis berdasarkan STP ……….………. 36
3.2.2 Analisis berdasarkan SWOT ………. 37
4.2.4 Layout .……… 41
4.3 Konsep Media ………..………. 41
4.4 Hasil Karya ………... 42
4.4.1 Logo Bandung Teh Festival .……….….. 42
4.4.2 Baliho ………..……….…….….. 43
4.4.3 Spanduk ……….………..….……… 43
4.4.4 Flyer ………...………..…...………... 44
4.4.5 Iklan Koran .……….………... 45
4.4.6 Iklan Web .………..……… 46
4.4.7 Advetorial .……….……….……… 47
4.4.8 Media Sosial .……….…… 48
4.4.9 Gimmick .……….……..… 49
4.4.10 Stationary .……….………… 51
4.4.11 ID Card .……… 53
4.4.12 Kelengkapan Acara Bandung Tea Festival …….. 53
4.4.13 Kelengkapan Acara Tea Fun Walk ….……….… 56
4.5 Budgeting ……….….……... 57
BAB V : PENUTUP ………..………...……….. 59
5.1 Simpulan ………...………... 59
5.2 Saran ……….. 59
Gambar 4.21 ... 53
Gambar 4.22 ... 53
Gambar 4.23 ... 54
Gambar 4.24 ... 54
Gambar 4.25 ... 55
Gambar 4.26 ... 55
Gambar 4.27 ... 56
Gambar 4.28 ... 56
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teh pertama kali ditemukan di Cina. Selama masa pemerintahan Dinasti Han,
Tang, Soon dan Yuan, teh diperkenalkan ke dunia luar melalui Jalur Sutera.
Teh pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684 oleh Andreas Cleyer.
Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam di Kebun Raya Bogor, dan pada
tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Berhasilnya
percobaan penanaman secara skala besar di Purwakarta dan di Banyuwangi,
membuka jalan bagi seorang ahli teh, Jacobus Isidorus, menaruh landasan
usaha perkebunan teh di Jawa.
Teh jenis assam mulai masuk ke Indonesia (Jawa) dari Sri Langka (Ceylon)
pada 1877, dan ditanam oleh RE Kerkhoven di Kebun Gambung, Jawa Barat.
Dengan masuknya teh jenis assam ke Indonesia, secara berangsur-angsur
tanaman teh cina (sinensis) diganti dengan teh assam. Sejak itu, perkebunan teh
di Indonesia berkembang semakin luas. Pada tahun 1910 perkebunan teh mulai
dibangun, berada di daerah Simalungun, Sumatera Utara dan menyebar hingga
sekarang.
Pada tahun 2015, Indonesia merupakan produsen teh terbesar ketujuh dunia.
Daerah penghasil teh terbesar di Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat. Bahkan
70% teh nasional pada tahun 2015 dihasilkan oleh Provinsi Jawa Barat.
Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Wawan Ridwan, Teh Jawa
Barat adalah teh terbaik di Indonesia, jadi harus dipertahankan kualitasnya dan
ditingkatkan pasokannya agar bisa dijadikan komoditi potensial Jawa Barat.
Hasil produksi teh telah menurun beberapa tahun terakhir karena beberapa
perkebunan teh telah diubah menjadi perkebunan kelapa sawit, sementara
memproduksi sayuran atau produk pertanian lain yang lebih menguntungkan.
Selain itu, konsumsi per kapita masyarakat Indonesia masih rendah hanya 350
mg, diharapkan konsumsi per kapita masyarakat dapat mencapai 500 mg.
Salah satu upaya agar teh di Indonesia dapat dikenal oleh masyarakat maupun
mancanegara dilakukanlah promosi. Di Bandung, upaya promosi dilakukan
melalui Bandung Tea Festival, yang sudah menjadi acara tetap setiap tahunnya
sejak 2006.
Bandung Tea Festival adalah acara festival teh di Bandung yang dibuat sebagai
salah satu bentuk promosi dan informasi tentang perkembangan teh di Jawa
Barat. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan mengedukasi
masyarakat tentang teh, menginformasikan manfaat teh bagi kesehatan, yang
diharapkan dapat meningkatkan konsumsi dan produksi teh dalam negeri.
Tetapi, karna tidak adanya media promosi maka, sebagian masyarakat Kota
Bandung tidak aware akan adanya Bandung Tea Festival ini.
Oleh karena itu, dengan event branding diharapkan Bandung Tea Festival ini
dapat menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan mendukung acara
Bandung Tea Festival. Dengan itu diharapkan masyarakat mengetahui lebih banyak informasi tentang teh, dan diharapkan acara ini kelak dapat menarik
minat para pecinta teh dari seluruh Indonesia maupun manca negara.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Dari uraian permasalahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pokok permasalahan yang ada adalah:
1. Bagaimana cara merancang event branding Bandung Tea Festival agar dapat menarik minat masyarakat?
Ruang lingkup permasalahan perancangan ini adalah membuat event branding dari Bandung Tea Festival untuk masyarakat Kota Bandung dan sekitarnya.
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan pokok permasalahan dan ruang lingkup yang telah dipaparkan, maka tujuan perancangan adalah:
1. Merancang event branding dari Bandung Tea Festival agar dapat menarik minat masyarakat
2. Merancang visualisasi media pendukung promosi dari Bandung Tea Festival yang edukatif dan informatif.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dilakukanlah beberapa teknik pengumpulan data, diantara lain:
1. Wawancara
Melakukan wawancara dengan Ibu Neni Sutiana, KA SI Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dan beberapa
masyarakat Kota Bandung. 2. Studi pustaka
Studi dilakukan dengan membaca beberapa buku teori seperti; Kombucha; Teh dengan Seribu Khasiat, Event Branding for Not-for-Profits, Taking Your Audience From Awareness to Action, Logos, “Logo, Identity, Brand, Culture”, Mengelola Merek, promosi dan teori-teori lainnya yang
digunakan. 3. Kuisioner
4. Observasi
Mengamati secara langsung pola konsumsi masyarakat yang lebih memilih bubble tea.
1.5 Skema Perancangan
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Perancangan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk mengunjungi Bandung Tea Festival. Di jaman sekarang ini, banyak sekali pilihan minuman yang ditawarkan pada masyarakat. Tetapi, tidak semua minuman tersebut dapat menyehatkan bagi tubuh. Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengadakan Bandung Tea Festival untuk mengedukasi masyarakat dan memberi informasi tentang teh kepada masyarakat. Karena media promosi yang kurang dan desain yang kurang menarik Bandung Tea Festival ini kurang berhasil di tahun sebelumnya. Penempatan media yang kurang strategis membuat masyarakat kurang aware terhadap Bandung Tea Festival ini. Salah satu cara mendukung acara ini secara visual dan strategi DKV dibuatlah perancangan ini.
Perancangan event branding dan promosi ini sangat mempengaruhi keberhasilan Bandung Tea Festival. Dengan adanya event branding ini Bandung Tea Festival memiliki identitas yang konsisten dan unik sehingga dapat dikenali oleh masyarakat. Promosi digunakan sebagai brand activation bagi Bandung Tea Festival. Media promosi yang digunakan bermacam-macam sehingga dapat mencakup seluruh golongan masyarakat.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Alma, Buchari. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Ambadar, Jackie; Miranty Abidin dan Yanty Isa. 2007. Mengelola Merek. Jakarta:
Yayasan Bina Karsa Mandiri.
Any, Noor. 2009. Management Event. Bandung: Alfabeta.
Brett, Matthew. 2010. Event Branding for Not-for-Profits, Taking Your Audience From Awareness to Action. Chicago: Substance.
Darmaprawira, Sulasmi. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaanya. Bandung: Penerbit ITB.
Henrion, F. H. K. 1990. Designs for Corporate Image: The Image of A Company. Massachusets: Rockport Publishers, Inc
Morgan, Conway Lloyd. 1999. Logos, “Logo, Identity, Brand, Culture”. Switzerland: Rotovison SA.
Naland, Henry. 2008. Kombucha; Teh dengan Seribu Khasiat. AgroMedia
Rustan, Surianto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Soehadi, Agus W. 2005. Effective Branding: Konsep dan Aplikasi Pengembangan Merek yang Sehat dan Kuat. Bandung: Quantum Bisnis & Manajemen.
Sumber Web
Kompas. 30 November 2014. “Sejarah Tanaman Teh Indonesia”. hlm.8.
Maulana, Amalia E. 2010. “Brand, Branding dan Peranannya Bagi Perusahaan”. Sindo, 7 April 2010.
Cuparman, Ade Indra. 2014. “Bandung Tea Festival Upaya Promosikan Teh Jabar”, (Online), (http://cikalnews.com/read/3110/04/11/2014/bandung-tea-festival-upaya promosikan-teh-jabar diakses pada 19 Februari 2016)
Indonesia Investments. 2015. “Teh”, (Online), (http://www.indonesia
investments.com/id/bisnis/komoditas/teh/item240 diakses pada 19 Februari 2016)
Sejarah Teh. 2011. (Online)
(http://kompas.com/kompas-cetak/0412/20/teropong/1431970.htm diakses pada 21 Februari 2016)
PT Sinar Sosro. “Sejarah Teh Indonesia”, (Online),