Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK……….. i
KATA PENGANTAR………... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ……… iii
DAFTAR ISI……….. vi
DAFTAR TABEL………. xii
DAFTAR GAMBAR... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…..……… 1
B. Rumusan Masalah………....…………...………. 8
C. Tujuan Penelitian………....……….. 9
D. Manfaat Penelitian……… 9
1. Teoritis…………...……… 10
2. Praktis………...………. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Model Pembelajaran………... 11
1. Pengertian Model Pembelajaran………..………. 11
2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran ...…...………... 12
B.Model Pembelajaran Kooperatif... 13
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif... 13
2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif... 14
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Prinsip Pembelajaran Kooperatif... 17
4. Tipe Pembelajaran Kooperatif... 18
C.Model Mind Map... 20
1. Pengertian Model Mind Map... 20
2. Karakteristik Model Mind Map... 23
3. Manfaat Model Mind Map... 23
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Mind Map... 25
a. Kelebihan Model Mind Map... 25
b. Kekurangan Model Mind Map... 26
D.Model TPS (Think, Pair, and Share)... 26
1. Pengertian Model TPS... 26
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran TPS... 28
3. Manfaat Model TPS... 29
E. Proses Belajar Mengajar...……….... 30
1. Pengertian Proses Belajar Mengajar……..…………....……... 30
2. Teori-Teori Belajar………..………... 44
F. Hasil Belajar...……....………. 48
1. Pengertian Hasil Belajar...……...……….. 48
2. Pencapaian Hasil Belajar... 56
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 58
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
H.Asumsi Penelitian...…….……….. 70
I. Hipotesis...………...……… 70
BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian………. 72
1. Lokasi Penelitian……….... 72
2. Populasi Penelitian………..…... 72
3. Sampel Penelitian………..………. 73
B.Desain Penelitian.……….……... 74
C.Metode Penelitian……….……... 76
D.Definisi Operasional...………..…… 79
E. Instrumen Penelitian……….………… 80
F. Teknik Pengembangan Instrumen……… 83
1. Uji Validitas……….………... 83
2. Uji Reliabilitas……….……… 84
3. Tingkat Kesukaran Soal... 85
4. Daya Pembeda... 86
G.Teknik Analisis Data………/………... 88
1. Deskripsi Data…………...…….………... 88
2. Uji Persyaratan Analisis... 89
3. Uji Hipotesis…………..……….. 90
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Hasil Penelitian………...……… 92
1. Profil Sekolah………...………..………… 92
2. Hasil Uji Coba Instrumen...……… 95
a. Uji Validitas... 95
b. Uji Reliabilitas... 97
c. Tingkat Kesukaran... 98
d. Daya Pembeda... 99
3. Deskripsi Hasil Penelitian... 102
a. Deskripsi Hasil Penelitian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TIK dengan Menggunakan Model Mind Map pada siswa kelas VII di SMPN 4 Kuningan...………….. 111
b. Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran TIK dengan menggunakan Model Mind Map pada Siswa kelas VII di SMPN 4 Kuningan.……….. 114
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Deskripsi Hasil Penelitian Peningkatan Hasil Belajar TIK dengan menggunakan Model Mind Map pada Siswa kelas
VII di SMPN 4
Kuningan...……….………. 118
B.Uji Hipotesis... 119
1. Uji Normalitas... 119
2. Uji Homogenitas... 120
3. Uji –t (Uji Beda)... 122
C.Pembahasan Hasil Penelitian…………....………... 123
1. Pembahasan Hasil Penelitian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TIK dengan Menggunakan Model Mind Map pada siswa kelas VII di SMPN 4 Kuningan... 123
2. Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran TIK dengan menggunakan Model Mind Map pada Siswa kelas VII di SMPN 4 Kuningan... 127
3. Pembahasan Hasil Penelitian Respon Siswa dalam Pembelajaran TIK dengan menggunakan Model Mind Map pada Siswa Kelas VII di SMPN 4 Kuningan... 130
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Pembahasan Hasil Penelitian Perbedaan Hasil Belajar yang Signifikan antara Siswa yang menggunakan Model Mind Map dengan Siswa yang menggunakan Model TPS (Think, Pair,
and Share)... 134
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan………. 136
B.Rekomendasi……….. 137
DAFTAR PUSTAKA……….. 139
LAMPIRAN
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata-Rata Hasil Belajar TIK Siswa kelas VI
SMP Negeri 4 Kuningan... 2
Tabel 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 61
Tabel 3.1 Populasi Penelitian... 73
Tabel 3.2 Desain Penelitian... 75
Tabel 3.3 Rentang Skala Likert... 81
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Daya Pembeda... 87
Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Skor... 89
Tabel 4.1 Validitas Butir Soal... 96
Tabel 4.2 Tingkat Kesukaran Butir Soal... 98
Tabel 4.3 Daya Pembeda Butir Soal... 100
Tabel 4.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen... 102
Tabel 4.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian Kelas Kontrol... 105
Tabel 4.6 Rata-Rata Hasil Belajar Sebelum Penelitian... 107
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Belajar... 108
Tabel 4.8 Deskripsi Data Hasil Penelitian Angket Respon Siswa... 110
Tabel 4.9 Skenario Pembelajaran Model Mind Map... 113
Tabel 4.10 Deskripsi Data Hasil Penelitian Angket Respon Siswa... 117
Tabel 4.11 Deskripsi Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen... 118
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen-Komponen Belajar Mengajar... 33
Gambar 2.2 Diagram Belajar dan Mengajar... 54
Gambar 4.1 Skor Pre-test kelas Eksperimen... 103
Gambar 4.2 Skor Post-test kelas Eksperimen... 104
Gambar 4.3 Skor gain kelas Eksperimen... 104
Gambar 4.4 Skor Pre-test kelas Kontrol... 105
Gambar 4.5 Skor Post-test kelas Kontrol... 106
Gambar 4.6 Skor gain kelas Kontrol... 106
Gambar 4.7 Rata-Rata Hasil Belajar sebelum Penelitian... 107
Gambar 4.8 Perbandingan Hasil Belajar siswa... 108
Gambar 4.9 Skor Angket Respon Siswa... 110
Gambar 4.10 Kedudukan Hasil Angket dalam Kontinum... 117
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengacu Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Konsep undang-undang di atas menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi
dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat di masa mendatang.
Bangsa Indonesia yang sedang berkembang diharuskan bisa mengimbangi bangsa lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolodi (IPTEK)
khususnya dalam penguasan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) melalui jenjang pendidikan formal tingkat persekolahan, namun Sumber Daya Manusia kita masih belum kompetitif dan mutu pendidikan Indonesia
dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai hal sesuai dengan data yang diperoleh peneliti mengenai rata-rata
hasil belajar mata pelajaran TIK kelas VII di SMP Negeri 4 Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat tahun ajaran 2011/2012, sebagai berikut:
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 1.1
Rata-Rata Hasil Belajar Mata Pelajaran TIK SMP Negeri 4 Kuningan
No. Kelas Rata-Rata Kelas
1 VII A 6,10
2 VII B 5,18
3 VII C 6,05
4 VII D 6,01
5 VII E 6,31
6 VII F 5,88
7 VII G 6,20
8 VII H 6,04
9 VII I 6,00
Rata-Rata Hasil 5,97
KKM 7,00
Dapat dilihat dari tabel di atas rata-rata hasil belajar siswa dalam mata pelajaran TIK di bawah KKM, melihat kenyataan itu maka ada yang perlu
dibenahi dalam peningkatan proses belajar mengajar dalam pembelajaran TIK. Oleh karena itu, perlunya pembenahan dan peningkatan pendidikan karena pendidikan merupakan aset utama penentu kualitas Sumber Daya
Manusia. Hal ini menuntut pendidikan di Indonesia umumnya dan khususnya di Kabupaten Kuningan itu sendiri untuk selalu membuat
perubahan-perubahan kearah yang lebih baik agar selalu bisa menghasilkan SDM yang kompeten dan berkualitas, sesuai dengan tujuan pendidikan yang terdapat dalam UUD 1945 yang isi dari tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa yang akan
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
didik, pendidik, dan interaksi yang terjadi di antara keduanya di dalam usaha pendidikan.
Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar mengajar, sehingga terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa.
Proses belajar mengajar yang aktif, ditandai dengan adanya keterlibatan siswa secara komprehensif, baik fisik, mental, maupun emosionalnya. Dalam proses belajar mengajar, guru diibaratkan sebagai manajer di kelas, yang berfungsi
sebagai pengatur dan pengelola kelas. Dalam hal ini, guru tidak hanya bertugas mengatur tata letak media belajar di kelas saja, tetapi juga harus
mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan siswa merasa mereka berada di rumah
sendiri.
Di dalam proses pembelajaran tugas seorang pendidik tidak hanya mentransfer pengetahuan saja kepada peserta didik, tetapi pendidik juga harus
menciptakan suatu pengalaman belajar kepada peserta didik. Di dalam suatu kelas yang sedang terjadi proses pembelajaran, mungkin terdapat sebagian
peserta didik saja yang sudah belajar dan yang sebagian lagi belum belajar tentang materi yang akan disampaikan oleh pendidik. Bila hal ini terus dibiarkan oleh pendidik, maka peserta didik akan menjadi malas untuk belajar
dan kemampuan berfikirnya menjadi tidak terasah.
Oleh karena itu, di dalam pembelajaran pada hakikatnya pendidik harus
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memahami cara penyampaian seperti apa yang dapat merangsang kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik.
Kreativitas adalah segala potensi yang terdapat dalam setiap diri individu yang meliputi ide-ide atau gagasan yang dapat dipadukan dan dikembangkan,
sehingga dapat menciptakan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Seorang individu kreatif memiliki rasa keingintahuan yang besar, berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan, mempunyai rasa
humor, serta ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
Pada dasarnya, semua anak kreatif namun orang tua dan guru perlu
menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi anaknya. Ketika anak mengembangkan keterampilan kreatif, maka anak
tersebut juga dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif dan jalan keluar dalam menyelesaikan masalah serta meningkatkan kemampuan dalam mengingat sesuatu. Suatu cara yang mampu menyalakan percikan-percikan kreativitas
anak usia dini adalah dengan membebaskan anak menuangkan pikirannya. Namun sangat disayangkan sistem pendidikan modern di Indonesia
memiliki kecenderungan untuk memilih keterampilan-keterampilan “otak
kiri” yaitu matematika, bahasa, dan ilmu pengetahuan daripada seni, musik,
dan pengajaran keterampilan berpikir, terutama keterampilan berpikir secara
kreatif. Dengan keterampilan belajar yang tepat, semua peserta didik dapat memahami sebagian besar informasi dalam waktu yang singkat, dan ini akan
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Terdapat berbagai keterampilan yang harus dikuasai peserta didik di dalam mendukung efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Dari keterampilan
tersebut mencatat menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting
yang pernah dipelajari orang. Bagi pelajar, berarti hal ini perbedaan antara mendapatkan nilai tinggi atau rendah pada saat ujian.
Salah satu peningkatan keterampilan berfikir melalui penggunaan model
Mind Map. Menurut Bobby DePorter (2004:175) bahwa: “Mind Map atau
Peta Pikiran adalah metode mencatat kreatif yang dapat memudahkan kita
dalam mengingat banyak informasi”.
Pada era globalisasi ini penguasaan TIK sangat di butuhkan, sehingga
output pendidikan di harapkan harus menguasai tentang penggunaan TIK dalam memecahkan berbagai masalah. Oleh karena itu, guru dalam melakukan pembelajaran TIK di sekolah sedapat mungkin harus mampu
meningkatkan prestasi belajar siswanya.
Alasan penulis memilih judul ini adalah siswa lebih membutuhkan mind
map (peta pikiran) sebagai cara mempermudah siswa belajar mata pelajaran
TIK. Karena mind map (peta pikiran) adalah cara mudah menyerap dan mengeluarkan informasi dari dalam otak siswa dan guru. Peneliti dalam
memilih judul diatas juga didukung dengan adanya hasil penelitian terdahulu yang berjudul penerapan model pembelajaran mind map (peta pikiran) untuk
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pendidikan UM tahun 2008. Pada penelitian Shofiah menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK).
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah tes hasil belajar siswa, angket dan catatan lapangan. Analisis data yang digunakan
deskriptif kualitatif dengan teknik persentase yang dihitung dengan SPSS 12.0.
Pada penerapan model pembelajaran mind map (peta pikiran) yang
dilakukan Shofiah, dengan penerapan mind map dapat meningkatkan hasil belajar kelas XI IPS dalam mata pelajaran sejarah. Hal ini terbukti dengan
adanya peningkatan rata-rata skor siswa dari pada tes awal 33,75% meningkat menjadi 73,25% hal ini berarti peningkatan skor sekitar 39,5% pada tes siklus
I. Sedangkan pada tes siklus II hasil tes awal siswa 36% dan pada post test meningkat menjadi 88,75% ini menunjukkan telah terjadi peningkatan skor siswa sebanyak 52,75%.
Didukung pula dengan adanya penelitian terdahulu yang berjudul penerapan metode mind mapping secara kreatif dalam pendekatan
pembelajaran cooperative learning sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan materi secara kognitif siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 20 Malang oleh Khoiriyah Ningsih jurusan teknologi
pendidikan.
Pada penerapan model mind map yang dilakukan Khoiriyah Ningsih,
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
adanya peningkatan pada siklus I ketuntasan belajar secara klasikal setelah diberi tindakan adalah 41,5%. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi
70,7% sehingga peningkatan penguasaan materi secara kognitif siswa dari siklus I ke siklus II adalah 29,2%. Hasil penilaian menggambar mind
mapping pada siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan pada siklus I
kelompok terbanyak mendapat nilai antara 41-50 yaitu 2 kelompok. Sedangkan pada siklus II semua kelompok mendapat nilai antara 81-90 yaitu
8 kelompok.
Di dukung pula oleh teori Tony Buzan (2008: 3) yang mengatakan bahwa
mind map merupakan suatu cara yang berguna untuk memaksimalkan
kreativitas manusia, sangat memudahkan manusia mengingat informasi. Teori
Ingemar Svantesson (dalam Tony Buzan dan Barry 2008: 3) yang mengatakan bahwa mind map akan membantu siswa untuk mengembangkan kreativitas juga kemampuan analisis dan logika.
Setelah melakukan studi pendahuluan, hasil belajar TIK ini masih di anggap kurang berhasil hal ini terbukti dengan rendahnya hasil belajar siswa
yang masih banyak di bawah KKM dan guru masih menggunakan bimbingan secara klasikal (tidak bersifat individu) dimana siswa tidak bersifat menggali kemampuannya secara optimal. Oleh karena itu penulis akan mencoba
melakukan penelitian dalam pembelajaran TIK dengan menggunakan model
mind map sebagai model pembelajaran yang baru pertama kali dilakukan
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan data dan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai : “Penerapan Model Mind
Map Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Teknologi Informasi Dan Komunikasi”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan gambaran umum tentang ruang lingkup
bidang kajian dalam penelitian sehingga masalah yang diteliti menjadi tampak jelas.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran TIK dengan menggunakan model Mind Map pada siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Kuningan?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran TIK dengan menggunakan model Mind Map pada siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Kuningan?
3. Bagaimanakah respon siswa dalam pembelajaran TIK dengan menggunakan model Mind Map pada siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Kuningan?
4. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar TIK dengan menggunakan model
Mind Map pada siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Kuningan?
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa yang menggunakan model TPS (Think, Pair, and Share) pada siswa kelas VII di SMPN 4 Kuningan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang akan diwujudkan dalam suatu
penelitian. Adapun tujuan dalam melakukan penelitian ini di antaranya untuk mengetahui dan menganalisis :
1. Model rencana pelaksanaan pembelajaran TIK dengan menggunakan
model Mind Map pada siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Kuningan.
2. Pelaksanaan pembelajaran TIK dengan menggunakan model Mind Map
pada siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Kuningan.
3. Respon siswa dalam pembelajaran TIK dengan menggunakan model Mind
Map pada siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Kuningan.
4. Peningkatan hasil belajar TIK dengan menggunakan model Mind Map pada siswa kelas VII di SMPN 4 Kuningan.
5. Perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam mata pelajaran TIK antara siswa yang menggunakan model Mind Map dengan siswa yang
menggunakan model TPS (Think, Pair, and Share) pada siswa kelas VII di SMPN 4 Kuningan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengungkap penggunaan model
Mind Map pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak diantaranya,
1. Dari segi teoritis:
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
keilmuan dan dapat mengungkap efektivitas penggunaan model Mind Map dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2. Dari segi praktis:
a. Bagi guru
Sebagai referensi tambahan pengetahuan pendekatan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Bagi siswa
Memberikan pengalaman baru dan suasana belajar yang lebih menarik dan menyenangkan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi. c. Bagi peneliti
Memberikan wawasan keilmuan dan gambaran yang jelas tentang Mind
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah menengah pertama yakni SMPN 4 Kuningan yang beralamat di Jl. Laks.R.E. Martadinata No.76 Tlp. (0232)
871349 Cijoho-Kuningan 45513 email: smpn4_kuningan@yahoo.co.id
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan sekumpulan objek/subjek yang dapat berupa orang, benda, peristiwa maupun gejala yang terjadi di sekeliling kita.
Selain ini populasi bukan hanya sekedar kumpulan yang menunjukan kuantitas suatu objek/subjek penelitian, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sugiyono (2010:117) bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMPN 4 Kuningan yang terdiri dari 9 kelas yakni
kelas VII A – VII I yang berjumlah 368 orang (siswa).
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1 VII A 41 siswa
2 VII B 41 siswa
3 VII C 41 siswa
4 VII D 41 siswa
5 VII E 41 siswa
6 VII F 41 siswa
7 VII G 40 siswa
8 VII H 41 siswa
9 VII I 41 siswa
Jumlah 368 siswa
3. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan objek dalam penelitian, dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi, hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sampel merupakan sebagian dari
populasi yang diambil dengan teknik tertentu sebagai sumber data yang dianggap mewakili karakteristik atau sifat populasi.
Penentuan sampel pada penelitian ini disebut dengan istilah penarikan sampel atau sampling. Sampling pada penelitian ini dilakukan dengan
cluster random sampling. Karena metode yang digunakan adalah kuasi
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dilakukan dengan menggunakan kelompok yang sudah tersedia sebagai sampel sehingga peneliti tidak mengambil sampel dari anggota dari
anggota populasi secara individu melainkan dalam bentuk kelas yang tersedia. Alasan pengambilan sampel dengan menggunakan cluster
random sampling adalah karena populasi dalam penelitian ini cukup besar
yakni 368 orang siswa kelas VII yang terbagi kedalam kelas atau kelompok sehingga perlu dibuat beberapa kelas atau kelompok saja
sebagai sampel untuk mewakili populasi. Random yang dimaksud dalam penelitian ini hanya digunakan untuk merandom atau mengacak kelasnya
saja berdasarkan kelompok yang sudah ada.
Maka dari hasil pengundian ditentukanlah sampel pada penelitian ini
adalah kelas VII C yang berperan sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D sebagai kelas kontrol, yang memiliki ciri-ciri kemampuan dasar yang diasumsikan sama. Pada penelitian ini diambil 2 kelas sebagai sampel
yang diharapkan dapat mempresentasikan seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 4 Kuningan, 1 kelas sebagai kelas eksperimen (kelas yang
pembelajarannya menggunakan model Mind Map) dan 1 kelas sebagai kelas kontrol (kelas yang pembelajarannya menggunakan model TPS (Think, Pair, and Share).
B. Desain Penelitian
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dengan menggunakan model Mind
Map dalam pembelajaran TIK diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa SMP Negeri 4 Kuningan. Sehingga untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat maka harus ada kelas pembandingnya. Dalam penelitian ini digunakan 2 kelas yaitu 1 kelas untuk kelompok kelas eksperimen dan 1 kelas untuk kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen pembelajaran TIK dilaksanakan dengan menggunakan model
Mind Map sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model TPS (Think,
Pair, and Share).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian pre-test dan post-test
Control Group Design. Desain tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelas Pre-test Perlakuan Post-test
Kelas Eksperimen Model Mind
Map
T1 X1 T2
Kelas Kontrol model TPS (Think, Pair,
and Share)
T1 X2 T2
Keterangan:
X1 = model Mind Map
X2 = model TPS (Think, Pair, and Share) T1 = Pre-test
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan desain diatas maka langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menetapkan kelas mana yang akan dijadikan kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dalam penelitian ini akan diberi perlakuan dengan menggunakan model Mind Map sedangkan kelas
kontrol akan diberi perlakuan dengan menggunakan model TPS (Think, Pair,
and Share).
Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII C sedangkan
kelas kontrol adalah siswa kelas VII D. Setelah ditetapkan kelas eksperimen dan kelas kontrol, langkah kedua adalah memberikan pre-test dan post-test
pada kedua kelas tersebut sebelum diberi perlakuan. Kemudian langkah ketiga adalah memberikan perlakuan kepada kedua kelas tersebut. Seteleah
kedua kelas tersebut diberi perlakuan yang berbeda selanjutnya langkah keempat adalah memberikan post-test pada kedua kelas tersebut dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan skor pre-test sehingga diperoleh
gain, yaitu selisih skor pre-test dan post-test.
C. Metode Penelitian
Menurut Nana Syaodih (2010: 2) metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang di dasari oleh asumsi-asumsi
dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
telah ditetapkan, maka untuk mendapatkan hasil yang baik harus digunakan metode penelitian yang tepat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka peneliti menggunakan metode quasi
eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimen merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. John W. Creswell (2008:313)
“Quasi-experimental designs do not include the use of random assignment.
Reseachers who employ these design rely instead on other techniques to control (or at least reduce) threats to internal validity. We shall describe some of these techniques as we discuss several quasi-experimental design.
Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variable yang mungkin berpengaruh dan mempengaruhi variabel bebas harus dapat
dikontrol dengan ketat. Pengontrol yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak
dimungkinkan untuk mengontrol semua variable bebas dan terikat secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah eksperimen semu (Kuasi
Eksperimen).
Sedangkan Nana (2010: 59) mengemukakan bahwa “Perbedaan eksperimen dengan kuasi eksperimen terletak pada pengontrolannya yakni
pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.”
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
variabel penelitian. Penggunaan metode kuasi eksperimen ini didasarkan atas pertimbangan agar dalam pelaksanaan penelitian ini siswa tidak merasa
sedang di eksperimenkan sehingga situasi penelitian menjadi lebih alami, sehingga dengan situasi yang demikian diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap tingkat kevalidan penelitian. Karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban tentang pengaruh suatu perlakuan, maka terdapat variabel yang mempengaruhi (sebab) dan variabel yang
dipengaruhi (akibat). Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010: 2) merupakan suatu atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi
antara satu dengan yang lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat disebut variabel independen atau bebas, sedangkan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel independen atau bebas disebut variabel dependen/terikat.
Dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel independen/bebas adalah model pembelajaran yang menggunakan Mind Map dan model TPS (Think, Pair, and Share). Sementara itu hasil belajar siswa pada ranah
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat dalam
judul, maka terlebih dahulu penulis akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terkandung dalam judul tersebut, sehingga diharapkan
akan terdapat keseragaman landasan berfikir antara penulis dengan pembaca. 1. Model Mind Map
Mind Map atau peta pikiran merupakan teknik mencatat yang
memadukan kedua belahan otak. Mind Map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tingkat tinggi. Informasi berupa
materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan. Peta pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak monoton karena
memadukan fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling berkaitan satu sama lain. Dengan demikian, akan terjadi keseimbangan kerja kedua belah otak. Otak dapat menerima informasi berupa gambar, simbol, citra, musik,
dan lain-lain yang berhubungan dengan fungsi kerja otak kanan. 2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah penilaian yang pada dasarnya untuk mengetahui hasil belajar dan guru mengajar. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa dan guru agar melakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas proses pembelajaran. Menurut Bloom, hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan kedalam tiga ranah (domain), yaitu : (1) domain kognitif
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
aspek kognitif yang terdiri dari beberapa tahap yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, aplikasi, analisis, dan evaluasi.
3. Aspek Kognitif
Merupakan sejauh mana pemahaman pengetahuan peserta didik
terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Aspek kognitif dalam penelitian ini ditekankan pada pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
E. Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah “ (Arikunto 2006:160). Adapun instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Angket
Angket yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan seperangkat daftar pertanyaan yang telah disusun dan kemudian
disebarkan kepada responden untuk memperoleh data yang diperlukan. Hal ini senada dengan Zainal Arifin (2011:228) “angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Diharapkan dengan angket ini peneliti dapat menggali banyak informasi dari subjek yang berkaitan secara langsung dengan masalah penelitian yang
menjadi fokus dalam penelitian ini.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,
dimana pertanyaan telah memiliki alternative jawaban yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak dapat memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah tersedia sebagaimana alternatif jawaban. Skala yang
digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Menurut Nana Syaodih (2010:238)
Model Likert menggunakan skala deskriptif (SS, S, R, TS, STS). Dasar dari skala deskriptif ini adalah respon seseorang terhadap sesuatu dapat dinyatakan dengan pernyataan persetujuan (setuju-tidak setuju) terhadap sesuatu objek.
Berikut gambar rentang skala pada model Likert dalam penelitian ini
Tabel 3.3
Rentang Skala Likert
Pernyataan sikap
Sangat setuju
Setuju Ragu – ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
(Nana Syaodih, 2010:240)
2. Wawancara
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Arikunto (2006:155) “wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (responden)”.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu wawancara yang
bersifat terbuka atau interview bebas. Tujuan dilakukannya wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih padat dan lengkap yang tidak bisa didapat melalui angket. Wawancara dalam penelitian ini
dijadikan sebagai data penunjang. Wawancara dalam penelitian ini, dilakukan secara lisan dengan pertemuan tatap muka secara individual
untuk mendapatkan atau mengungkapkan informasi mengenai kegiatan pembelajaran TIK yang dilakukan di sekolah SMPN 4 Kuningan. Nara
sumber dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran TIK. 3. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar merupakan bentuk penilaian kemampuan kognitif
siswa. Jenis yang dipakai adalah pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol. Sedangkan post-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah perlakuan baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bahan pengolahan data untuk mengetahui tingkat
kemampuan perlakuan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan menggunakan gain, yaitu selisih skor atau nilai antara hasil
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Teknik Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas
Berkaitan dengan uji validitas instrumen, Arikunto (2006:169) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat keandalan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas rendah.
Valid berarti instrumen pengumpul data dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrument dikatakan valid
jika mampu mengukur dan mengungkap data dari variabel yang teliti secara tepat. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan hasil uji coba
instrumen dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK kemudian diuji signifikasi korelasinya. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk mengetahui validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini maka penulis
menggunakan teknik Pearson’s Product Moment dengan rumus sebagai berikut:
rXY = n XY− ( X)( Y)
(n. X2−( X)2)(n. Y2−( Y)2)
(Arikunto, 2006:170)
Keterangan :
rXY = Koefisien korelasi
N = Jumlah responden
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ΣX = Jumlah skor item tes
ΣY = Jumlah skor responden ΣX2
= Jumlah skor item tes yang telah dikuadratkan ΣY2
= Jumlah skor responden yang telah dikuadratkan (ΣX)2
= Jumlah skor item tes dikuadratkan (ΣY)2
= Jumlah skor responden dikuadratkan
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk memperoleh ketetapan atau keajegan instrumen yang digunakan dalam penelitian. Reliabilitas menunjukkan
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Menurut Arikunto (2006:154) bahwa “Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan”. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi
suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Dalam penelitian
ini uji reliabilitas menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:
r11 =
2 × r1/2 1/2 (1+r1/2 1/2)
(Arikunto, 2006:180)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
r ½ ½ = 1xy yang disebutkan dalam indeks korelasi antara dua belahan
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Koefisien reliabilitas yang diperoleh berpedoman pada klasifikasi Guilford sebagai berikut :
r > 0,8 : sangat kuat 0,6 < r < 0,8 : kuat
0,4 < r < 0,6 : sedang r < 0,4 : kurang
3. Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah adalah soal yang tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah tidak akan memberikan stimulus
kepada siswa untuk mempertinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan memberikan rasa putus asa yang akhirnya tanpa pikir panjang siswa menjawab sesuai dengan hatinya bukan pengetahuannya. Analisis butir soal dilakukan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, maupun tidak baik untuk diujikan. Hal ini dilakukan agar dapat mengadakan perbaikan
terhadap soal yang diujikan.
Dilakukan perhitungan tingkat kesukaran dimaksudkan untuk melihat kategori dari soal yang sudah dibuat termasuk dalam kategori yang mudah,
sedang atau sukar. Arifin (2009:266) mengemukakan bahwa:
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menguji tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus:
TK = (WL +WH )
(nL +nH ) x 100% (Arifin, 2009:266) Keterangan:
WL = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas
nL = Jumlah kelompok bawah nH = Jumlah kelompok atas
Menurut Arifin (2009:266) sebelum menggunakan rumus diatas, harus ditempuh terlebih dahulu langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyusun lembar jawaban peserta didik dari skor tertinggi sampai terendah.
2) Mengambil 27 % lembar jawaban dari atas (higher group), dan 27% lembar jawaban bawah (lower group).
3) Membuat tabel untuk mengetahui jawaban benar atau salah dari peserta didik, baik dari kelompok atas atau kelompok bawah.
Selanjutnya, adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal (Arifin, 2009:270) adalah:
1) Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah.
2) Jika jumlah persentase 28% - 72% termasuk sedang. 3) Jika jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal menunjukkan sejauh mana setiap soal yang diberikan mampu membedakan antara siswa yang menguasai materi dan
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (menguasai materi) dengan peserta didik yang kurang pandai atau dalam hal ini tidak
menguasai materi).” Arifin (2009: 133) menyatakan bahwa “Indeks daya pembeda biasanya dinyatakan dengan proporsi, semakin tinggi proporsi
itu, maka semakin baik soal tersebut membedakan antara peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang pandai.”
Mengukur daya pembeda soal, dengan rumus:
DP =(WL−WH )
n (Arifin, 2009:273) Keterangan:
DP = daya pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n = 27% x N
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat
[image:35.595.121.511.272.625.2]digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel (Arifin, 2009:274) sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Daya Pembeda
Index of Disrimination Item Evaluation
0,40 and up Very good items
0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly subject to improvement
0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing and being subject to improvement
below – 0,19 Poor items, to be rejected or improved
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
G. Teknik Analisis Data
Setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan dan mengumpulkan
data-data, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan analisis data. Data yang telah dikumpulkan merupakan data yang
masih bersifat mentah karena data yang diperoleh masih berupa uraian yang penuh deskripsi mengenai subjek penelitian.
Dari data yang telah terkumpul dianalisis sehingga memiliki makna.
Tujuan dari analisis data adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam susunan yang sistematis, kemudian
mengolah dan menafsirkan atau memaknai data yang sebelumnya telah dikumpulkan.
Untuk menganalisis data penelitian digunakan rumus-rumus statistik, mulai dari mencari rata-rata, menguji normalitas, menguji homogenitas dan menguji hipotesis. Dari hasil analisis data akan diperoleh jawaban diterima
atau ditolak hipotesis yang penulis ajukan.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data ini adalah sebagai
berikut :
1. Deskripsi data
Data hasil penelitian yakni data tentang angket respon siswa dan skor
hasil belajar siswa (pre test,post test, gain) seluruhnya dideskripsikan (berupa skor minimum, maksimum, rata-rata, simpanganbaku, dan
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Windows. Sedangkan untuk menentukan kategori dengan menggunakan
[image:37.595.126.499.193.575.2]kriteria sebagai berikut:
Tabel. 3.5
Kriteria Interpretasi Skor
SKOR PROSENTASE KRITERIA INTERPRETASI 0 % - 19,99 %
20 % - 39,99 % 40 % - 59,99 % 60 % - 79,99 %
80 % - 100 %
Sangat Lemah Lemah Cukup Kuat Sangat Kuat Sumber : Riduwan (2005: 150)
2. Menguji persyaratan analisis :
a. Menguji (tes) normalitas data hasil penelitian, dengan menggunakan uji chi-kuadrat (dengan menggunakan SPSS eview 16 for Windows).
Kriteria pengujian normalitas :
Jika nilai Asymp Sig < dari nilai alpha (0.05), maka data berdistribusi normal.
Jika nilai Asymp Sig > dari nilai alpha (0.05), maka data tidak berdistribusi normal.
b. Menguji (tes) homogenitas dua varians
Diuji dengan menggunakan F =
) (V kecil Variansi ) (V besar Variansi k b
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jika nilai F hitung < F tabel ()(dk1/dk2) dengan taraf nyata sebesar 5%
dan derajat kebebasan dk1 = n1 – 1 dan dk2 = n2 - 1, maka kedua
variansi tersebut homogen dalam arti lain menolak Ho (hipotesis nol), dan sebaliknya dalam keadaan lain kedua variansi tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda antara dua faktor, dengan rumus test student yaitu,
2 1 n 1 n 1 2 1 dsg X X t
dengan
2 n n 1)v (n 1)v (n dsg 2 1 2 2 1 1
Kriteria pengujian adalah tolak Ho apabila nilai thitung < ttabel,(1 - )(dk),
pada taraf nyata = 5% dan dk = n – 2. dan sebaliknya dalam kondisi lain adalah penerimaan Hipotesis Nol.
a. Apabila salah satu atau dua distribusi tersebut tidak normal, langkah selanjutnya menggunakan statistik tak parametrik dalam hal ini
menggunakan tes Wilcoxon.
b. Apabila ternyata kedua variansinya homogen dilanjutkan dengan tes t
(test student).
c. Apabila kedua distribusi tersebut normal, tetapi variansinya tidak homogen dilanjutkan dengan tes t’.
H. Langkah-langkah dan Prosedur Penelitian
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perlakukan berbeda. Pada proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan model Mind Map, dan pada kelas kontrol menggunakan model
TPS (Think, Pair, and Share).
Tahap-tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan awal penelitian
hingga sampai dengan penyusunan laporan akhir. Sebagai sumber rujukan, peneliti mengacu pada tahapan penelitian yang diungkapkan oleh Arikunto (2006:22), yaitu :
Langkah-langkah penelitian tersebut selengkapnya adalah sebagai berikut: 1. Memilih masalah
2. Studi pustaka
3. Merumuskan masalah
4. Merumuskan anggapan dasar (a)Merumuskan hipotesis 5. Memilih pendekatan
6. (a) Menentukan variabel, dan (b)Sumber data
7. Menentukan dan menyusun instrumen 8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan
tentang penerapan model Mind Map dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), maka secara rinci kesimpulan penelitian ini dapat diuraikan bahwa:
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran TIK dengan menggunakan model
Mind Map ini memuat pengalaman belajar yang menuntut kreatifitas siswa
untuk membuat bagan Mind Map dengan cara bekerja sama dalam kelompoknya. Salah satu cara untuk membangun keaktifan belajar di kelas
yaitu dengan menggunakan model Mind Map, karena dengan model Mind
Map siswa akan belajar sambil berkreasi dengan teman sekelompoknya
dan tidak pasif dikelas sehingga suasana kelas menjadi aktif.
2. Pelaksanaan pembelajaran TIK dengan menggunakan model Mind Map dilakukan dengan cara dua tahapan yaitu tahap penyajian materi, dan tahap
permainan kelompok. Pada tahap penyajian materi peneliti menyampaikan materi yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai pada saat pembelajaran. Sedangkan pada tahap permainan Mind Map diawali
dengan pembentukan kelompok, siswa dibagi menjadi 6 kelompok yakni masing-masing mendapatkan tugas membuat Mind Map. Dalam
pembelajaran kooperatif model Mind Map ini dapat membuat siswa
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
belajar secara rileks, disamping menumbuhkan tanggung jawab, semangat kerja sama, dan keterlibatan dalam belajar.
3. Pembelajaran TIK dengan menggunakan mind map mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa SMPN 4 Kuningan. Hasil pengolahan dan
analisis data, diperoleh gambaran bahwa respon siswa yang mendapat perlakuan model mind map mencapai 82,14 % dan hal ini termasuk pada kategori kriteria tinggi dengan jarak interval 80% - 100%.
4. Peningkatan hasil belajar TIK siswa SMPN 4 Kuningan dengan menggunakan model mind map mencapai angka prosentase 57,96 % dan
hal ini termasuk pada kategori kriteria cukup kuat dengan jarak interval 40% - 60%, dengan demikian dari hasil prosentase itu menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran TIK dengan menggunakan model mind map mendapatkan peningkatan nilai yang sangat baik.
5. Ada perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK antara yang
menggunakan model Mind Map dengan yang menggunakan model TPS (Think, Pair, and Share) pada kelas VII di SMP Negeri 4 Kuningan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan dari penelitian ini bahwa penggunakan model
Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek
pengetahuan, pemahaman dan penerapan pada Mata Pelajaran Teknologi
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Bagi Pihak Sekolah
Pihak Sekolah diharapkan dapat membekali guru dan siswa dengan
berbagai keterampilan mengajar dan belajar. Karena semakin berkembangnya kebutuhan dalam pembelajaran hendaknya difasilitasi oleh
pemanfaatan inovasi agar proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efisien sehingga dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin
ilmu Teknologi Pendidikan khususnya bagi Konsentrasi Pendidikan Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pengembangan metode
pembelajaran sebagai sebagai suatu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Mind Map merupakan inovasi baru dalam pembelajaran di SMP Negeri 4 Kuningan. Oleh karena itu Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan khususnya bagi Konsentrasi Pendidikan Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai pengembang kurikulum dan
media pembelajaran diharapkan dapat mensosialisasikan sekaligus mengembangkan berbagai keterampilan belajar dan berfikir yang efektif dalam memaksimalkan proses pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pustaka bagi peneliti
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih kreatif dalam mengembangkan teknik mencatat yang diharapakan dapat lebih
mudah digunakan oleh siswa untuk menarik kembali informasi ketika akan dibutuhkan. Dengan demikian perlu adanya perbaikan dalam rangka
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. (1988). Evaluasi Instruksional Prinsip – Teknik – Prosedur.
Bandung : Remadja Karya.
Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Buzan, Tony dan Barry. (2008). Memahami Peta Pikiran. Bandung : Interaksara. Creswell, John, W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and.
Evaluating Quantitative and Qualitative Research. USA: Pearson.
DePorter, Bobby. (2002). Quantum Learning. Bandung : Kaifa.
DePorter, Bobby, Readon, Mark, dkk. (2004). Quantum Teaching, "Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas". Bandung :
Kaifa.
Daniyati, Ana. (2011). Laporan Tahunan SMP Negeri 4 Kuningan Tahun Ajaran
2011/2012. Tidak Diterbitkan.
Depag RI. (1996). Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Madrasah
Tsanawiyah tahun 1995/1996.. Jakarta: Departemen Agama RI.
Depag RI. (2000).Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Madrasah
Tsanawiyah tahun 1999/2000.. Jakarta: Departemen Agama RI.
Hamalik, Oemar. (2002). Proses Belajar Mangajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Hattarina, Shofiah. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Mind Map Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMAN I Talun. Skripsi Pada Jurusan Teknologi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UM : Tidak Diterbitkan.
Hayati, Ela. (2009). Efektivitas Penggunaan Teknik Mencatat Mind Map Melalui
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kartiwi, Ati. (2006). Pengaruh Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer Dan Pengelolaan Informasi. Skripsi Pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
FIP UPI : Tidak Diterbitkan.
Lawson, A. E. (1991). "Hypothetico-Deductive Reasoning Skill and Concept.
Acquisition:Testing a Contructivist Hypothesis" Journal of Research In
Science Teaching.
Lie, A. (2002). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.
Mustika, Kiki Dina. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Smp Dalam Mata Pelajaran TIK. Skripsi jurusan pendidikan ilmu komputer FPMIPA UPI Bandung:
Tidak diterbitkan.
Mudyahardjo, Redja. (2001). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Grafindo. Nasution S. (…). Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung : Jemars.
Ningsih, Khoiriyah. (2009). Penerapan Metode Mind mapping Secara Kreatif
Dalam Pendekatan Pembelajaran Cooperative Learning Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Secara Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP Negeri 20 Malang. Skripsi Pada
Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UM : Tidak Diterbitkan.
Purwanto, Ngalim. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Putra, Yovan. (2008). Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama
Widya.
Riduwan. (2005). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rooijackers. (1993). Mengajar dengan Sukses : Petunjuk untuk Merencanakan
dan Menyampaikan Pengajaran. Jakarta : Grasindo.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Slavin, R. (2008). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Hendro Setiadi Wiguna, 2013
Penerapan Model Mind Map Dalam Meningakatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi dan Komunikasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Pendidikan Ilmiah Dasar, Metode
Teknik. Bandung : Tarsito.
Syaodih, Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. (2005). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Tulus, Tu’u. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.