• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan studi peristiwa (event study). Menurut Gumanti, dkk.,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan studi peristiwa (event study). Menurut Gumanti, dkk.,"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan studi peristiwa (event study). Menurut Gumanti, dkk., (2018:227) studi peristiwa (event study) adalah analisis empiris terhadap perilaku saham di sekitar peristiwa atau kejadian tertentu. Event study dapat dimaknai sebagai sebuah metode statistik untuk menguji dampak dari suatu peristiwa terhadap nilai sebuah perusahaan. Makna lain dari event study sebuah studi yang mengukur efek-efek penilaian atas sebuah kejadian dengan menguji respon harga saham di sekitar terjadinya sebuah peristiwa. Peristiwa yang dapat menjadi acuan atas ada tidaknya dampak terhadap harga saham dapat berupa peristiwa mikro atau peristiwa makro.

B. Definisi Operasional Variabel

Variabel pada penelitian ini adalah variabel independen dan varibel dependen seperti berikut:

1. Variabel independen berupa stock split sebagai (Y) yang mempengaruhi variabel dependen. Stock split adalah lembar saham yang dipecah menjadi lebih banyak lembar saham sehingga nominalnya lebih rendah dari sebelumnya.

2. Variabel dependen merupakan variabel yang memberikan reaksi atas variabel independen, diantaranya:

(2)

a. Trading Volume Activity (TVA) sebagai (X1)

Trading volume activity adalah kecepatan perputaran saham berupa rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan dengan jumlah lembar saham yang beredar di pasar pada waktu tertentu. Trading Volume Activity diukur dengan menggunakan alat ukur satuan lembar saham.

b. Return Saham sebagai (X2)

Return saham adalah besarnya tingkat pengembalian berupa hasil keuntungan (capital gain) atau kerugian (capital loss) dari hasil investasi dalam kurun waktu tertentu yang dilakukan oleh investor. Return saham diukur dengan menggunakan alat ukur rupiah (Rp).

c. Abnormal Return sebagai (X3)

Abnormal return adalah kelebihan return yang sesungguhnya terhadap return normal yang terjadi akibat adanya selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspektasi.

Abnormal return diukur dengan menggunakan alat ukur rupiah (Rp).

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek berkualitas dan berkarakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan penelitian (Sugiyono, 2011). Populasi penelitian ini yaitu perusahaan terdaftar di

(3)

situs www.idx.com milik Bursa Efek Indonesia yang sahamnya aktif diperdagangkan dan melakukan kebijakan stock split periode tahun 2015- 2019 sehingga informasi mengenai perusahaan dapat diperoleh secara aktual dengan kondisi yang sebenar-benarnya. Populasi pada penelitian ini berjumlah 68 perusahaan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Sampel yang diambil dari populasi harus bersifat representatif, karena kesimpulan yang didapat dari sampel akan diberlakukan untuk populasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu atau berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang dibutuhkan oleh peneliti. Kriteria perusahaan yang digunakan untuk sampel adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengalami stock split pada tahun 2015-2019.

b. Perusahaan hanya melakukan stock split dan tidak melakukan corporate action lainnya, seperti: right issue, bonus share, reverse stock, dan lain-lain selama periode pengamatan.

c. Perusahaan memiliki data dan/atau tanggal stock split yang jelas selama periode pengamatan.

d. Perusahaan yang harga sahamnya aktif di perdagangkan selama lima hari sebelum dan lima hari sesudah stock split.

(4)

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka diperoleh 28 sampel perusahaan pada penelitian ini.

D. Jenis Data dan Sumber Data

Menurut KBBI Daring data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian untuk membuat analisis dan kesimpulan.

Berdasarkan jenis dan sumber data, penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pihak atau sumber lain dan sudah tersedia berupa data kuantitatif yang bersifat objektif. Data diperoleh dari data base Bursa Efek Indonesia yang di download melalui situs www.idx.co.id dan media lain yang mendukung penelitian. Data diambil secara kontinu dari waktu ke waktu atau yang disebut data berkala untuk mengetahui perkembangan dari objek yang sedang diteliti. Data sekunder yang diperoleh meliputi:

1. Data nama perusahaan dan tanggal terjadinya peristiwa stock split yang digunakan untuk menentukan harga saham, dan lembar saham yang diperdagangkan di sekitar tanggal peristiwa stock split.

2. Harga saham harian (closing price) perusahaan sampel dalam periode pengamatan.

3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode pengamatan.

4. Jumlah saham yang beredar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa dokumentasi. Dokumentasi merupakan jenis pengumpulan data yang meneliti

(5)

berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Penelitian ini bersumber dari data sekunder, sehingga dokumentasi yang digunakan dalam pengumpulan data ini menggunakan dokumentasi sekunder yang berupa laporan tahunan perusahaan dan data historis perusahaan maupun BEI. Data sekunder kemudian diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, diagram, dan sebagainya.

F. Teknik Analisis Data

Studi peristiwa (event study) digunakan sebagai teknik analisis data untuk membuktikan keadaan sebelum dan sesudah stock split terhadap trading volume activity, return saham, dan abnormal return. Tahap-tahap yang digunakan untuk mengolah dan membahas data yang diperoleh dari peristiwa stock split yaitu dengan cara sebagai berikut:

1. Menentukan peristiwa stock split sebagai hari peristiwa (event date), yang selanjutnya event date diibaratkan sebagai hari ke-0 (nol) dan menentukan jendela peristiwa (event window) atau periode dimana reaksi akibat pengumuman stock split terjadi. Penelitian ini menguunakan periode event window yaitu sebelum dan sesudah peristiwa stock split.

T-5 T0 T5

Periode Sebelum Tanggal

Peristiwa Periode Sesudah Gambar 3.1. Event Window

Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mencakup 11 hari perdagangan yang berurutan seputar hari kejadian

(6)

yang teridentifikasi 5 hari sebelum stock split dan 5 hari sesudah stock split [-5, +5]. Menurut Gumanti, dkk (2018:228) lamanya periode peristiwa untuk kejadian yang dapat diantisipati dan yang terjadi pada tanggal diidentifikasi haruslah sangat pendek, yaitu 1 sampai 2 hari.

Menurut Hartono (2017:649) dan Halim (2015:97) lamanya jendela peristiwa yang umum digunakan untuk data harian adalah 3 sampai 121 hari. Penetapan lamanya periode peristiwa yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Anwar & Asandimitra (2014), Swari & Wiksuana (2015), dan Zein

& dkk, (2009).

2. Mengeluarkan peristiwa-peristiwa pengganggu. Peristiwa pengganggu (confounding event) yang tidak sesuai dengan sampel karena dapat menyebabkan studi peristiwa menjadi bias.

3. Menentukan besaran dan rata-rata trading volume activity, return saham, dan abnormal return selama event window dengan menggunakan model perhitungan sebagai berikut:

a. Menghitung Trading Volume Activity dan rata-rata Trading Volume Activity

Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangkan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham dapat diukur dengan rumus berikut:

𝑇𝑉𝐴𝑖𝑡 = 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡

(7)

Rata-rata TVA dihitung setelah menjumlahkan masing- masing TVA pada periode peristiwa kemudian dibagi dengan jumlah sekuritas. Rata-rata perhitungan TVA dirumuskan sebagai berikut:

RTVA𝑡 = 𝑛𝑡=1TVA𝑖,𝑡 𝑛 Keterangan:

RTVAt = Rata-rata TVA pada hari ke-t.

TVAi,t = Trading Volume Activity sekuritas ke-i pada hari ke-t.

n = Jumlah perusahaan.

Penjumlahan TVA pada hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas merupakan akumulasi trading volume activity, tetapi jika terdapat jumlah sekuritas, maka rerata akumulasi TVA dapat dihitung sebagai berikut:

𝑅𝐴𝑇𝑉𝐴(𝑡1−𝑡𝑝) = 𝑛𝑖=1𝐴𝑇𝑉𝐴 𝑡1,𝑡𝑝 𝑖 𝑛

Keterangan:

RATVA(t1-tp) = Rerata akumulasi TVA dari hari ke-1 sampai ke-tp

ATVA(t1,tp)i = Akumulasi TVA sekuritas ke-i dari hari ke-t1 sampai ke-tp

n = Jumlah sekuritas

b. Menghitung Actual Return dan rata-rata Return Saham

Return yang terjadi pada waktu ke-t merupakan selisih harga sekarang terhadap harga sebelumnya. Menghitung Rit untuk

(8)

masing-masing perusahaan yang menjadi sampel periode 2015-2019 dengan rumus berikut:

𝑅𝑖,𝑡 =𝑃𝑡 −𝑃𝑡−1 𝑃𝑡−1 Keterangan:

Rit = return realisasi saham i pada hari ke-t Pt = harga saham i pada hari ke-t

Pt-1 = harga saham i pada hari t-1

Rata-rata return saham dihitung setelah menjumlahkan masing-masing return saham pada periode peristiwa kemudian dibagi dengan jumlah sekuritas. Rata-rata perhitungan return saham dirumuskan sebagai berikut:

𝑅𝑅𝑇𝑡 = 𝑛𝑖=1𝑅𝑖𝑡 𝑛 Keterangan:

RRTt = return saham pada hari ke-t

Ri,t = return saham untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t n = jumlah sekuritas

Akumulasi return saham merupakan penjumlahan dari return saham sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing- masing sekuritas, tetapi jika terdapat jumlah sekuritas, maka rata-rata akumulsi return saham dapat dihitung sebagai berikut:

𝐴𝑅𝑅𝑇 𝑡1−𝑡𝑝 = 𝑛𝑖=1𝐴𝑅𝑅 𝑡1,𝑡𝑝 𝑖 𝑛

(9)

Keterangan:

ARRT(t1-tp) = Akumulasi rata-rata return saham pada hari ke-t ARR(t1-tp)i = Akumulasi return saham sekuritas ke-1 dari hari

ke-t1 sampai ke-tp n = Jumlah sekuritas

c. Menghitung Abnormal Return dan rata-rata Abnormal Return

Langkah awal untuk menghitung abnormal return yaitu menghitung actual return, karena actual return sudah terhitung, maka langkah selanjutnya untuk menghitung abnormal return sebagai beriku:

1) Menghitung return ekspektasi

Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan oleh investor. Return ekspektasi pada penelitian ini dihitung dangan mengggunakan market adjusted model, karena penduga terbaik untuk mengestimasi return ekspektasi adalah indeks pasar pada hari itu.

𝐸 𝑅𝑖,𝑡 = 𝑅𝑀𝑖.𝑡 Keterangan:

E[Ri,t] = return ekspektasi.

RMi,t = return pasar dari sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t yang dapat dihitung dengan rumus 𝑅𝑀𝑡 =𝐼𝐻𝑆𝐺𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1

𝑡−1

2) Menghitung abnormal return

(10)

Abnormal return merupakan selisih antara return yang sesungguhnya dengan return yang diharapkan (Hartono, 2017).

Abnormal return dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑅𝑇𝑁𝑖.𝑡 = 𝑅𝑖,𝑡− 𝐸 𝑅𝑖,𝑡 Keterangan:

𝑅𝑇𝑁𝑖.𝑡 = return tak normal, saham ke-i pada periode peristiwa ke-t.

𝑅𝑖,𝑡 = actual return yang terjadi untuk saham ke-i pada periode peristiwa ke-t.

𝐸 𝑅𝑖,𝑡 = expected return indeks pasar pada periode estimasi ke-j.

Setelah mengetahui abnormal return biasanya pengujian tidak dilakukan untuk setiap sekuritas tetapi dilakukan secara keseluruhan selama periode peristiwa. Rata-rata abnormal return dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑅𝑅𝑇𝑁𝑡 = 𝑛𝑖=1𝑅𝑇𝑁𝑖,𝑡 𝑛 Keterangan:

RRTNt = abnormal return pada hari ke-t

RTNi,t = abnormal return untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t n = jumlah sekuritas

Akumulasi abnormal return merupakan penjumlahan dari abnormal return sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk

(11)

masing-masing sekuritas, tetapi jika terdapat jumlah sekuritas, maka rerata akumulsi abnormal return dapat dihitung sebagai berikut:

𝑅𝐴𝑅𝑇𝑁 𝑡1−𝑡𝑝 = 𝑛𝑖=1𝐴𝑅𝑇𝑁 𝑡1,𝑡𝑝 𝑖 𝑛

Keterangan:

RARTN(t1-tp) = Akumulasi rata-rata abnormal return pada hari ke-t

ARTN(t1,tp)i = Akumulasi abnormal return sekuritas ke-i dari hari ke-t1 sampai ke-tp

n = Jumlah sekuritas 4. Melakukan pengujian atas data penelitian

Metode yang digunakan adalah metode analisis paired sample t-test atau wilcoxon signed rank test tergantung dengan kenormalan distribusi data, analisis dilakukan dengan bantuan program software SPSS 25. Data yang sudah terkumpul sebelumnya dianalisis secara bertahap dengan melakukan analisis statistik deskriptif kemudian dilakukan pengujian statistik dengan uji distribusi normal menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Data yang sudah teruji kenormalannya selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis parsial untuk masing-masing variabel penelitian dengan menggunakan model uji analisis paired sample t-test apabila data terdistribusi normal dan model uji analisis wilcoxon signed rank test apabila data tidak terdistribusi secara normal.

Tingkat signifikasi (α) atau propabilitas kesalahan untuk menolak H0 dari seluruh pengujian adalah sebesar 5%. Penjelasan tahap pengujian lebih

(12)

lanjut adalah sebagai berikut:

a. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, dan varian dengan prosedur sebagai berikut:

1) Menentukan tingkat rata-rata (mean), standar deviasi, dan varian dari trading volume activity, return saham, dan abnormal return, sebelum dan sesudah pemecahan saham ditinjau dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2) Menentukan perbedaan mean (naik atau turun) dari trading volume activity, return saham dan abnormal return perusahaan sebelum dan sesudah stock split.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov karena dianggap lebih peka untuk mendeteksi normalitas data dibandingkan dengan pengujian menggunakan grafik. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kenormalan data yang digunakan dalam penelitian. Dasar pengambilan keputusan pada hasil uji normalitas kolmogorov smirnov pada data yang terdistribusi adalah sebagai berikut:

(Ghozali, 2018)

(13)

1) Data berdistribusi normal, apabila asymptotic sig > tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%.

2) Data tidak berdistribusi normal, apabila asymptotic sig < tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%.

c. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan sebelumnya apabila uji data terdistribusi normal maka pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian parametrik yaitu uji paired sample t-test. Apabila data terdistribusi tidak normal maka pengujian dilakukan dengan non-parametrik yaitu uji wilcoxon signed rank test.

Penetapan hipotesis yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Hanafie &

Diyani (2016) dan Anwar & Asandimitra (2014). Penjelasan tahapan pengujian hipotesis dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Langkah-langkah pengujian H1 terkait trading volume activity adalah sebagai berikut:

a) Menentukan Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (H1)

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara volume activity sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split).

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara trading

(14)

volume activity sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split).

b) Mengetahui trading volume activity saham dalam kurun waktu 10 hari pengamatan (antara 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah stock split) setelah menentukan H0 dan H1.

c) Menentukan tingkat signifikasi (α) sebesar 5% untuk pengujian H1.

d) Menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. H0

diterima dan H1 ditolak jika nilai probabilitas yang didapat lebih besar dari 5% karena menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi tidak signifikan. H1 diterima dan H0 ditolak jika probabilitasnya lebih kecil dari 5% karena menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi signifikan.

2) Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Langkah-langkah pengujian H2 terkait return saham adalah sebagai berikut:

a) Menentukan Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (H2) H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split).

H2 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split).

(15)

b) Mengetahui return saham dalam kurun waktu 10 hari pengamatan (antara 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah stock split) setelah menentukan H0 dan H2.

c) Menentukan tingkat signifikasi (α) sebesar 5% untuk pengujian H2.

d) Menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. H0 diterima dan H2 ditolak, jika nilai probabilitas yang didapat lebih besar dari 5% karena menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi tidak signifikan. H2 diterima dan H0 ditolak jika probabilitasnya lebih kecil dari 5% karena menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi signifikan.

3) Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)

Langkah-langkah pengujian H3 terkait abnormal return adalah sebagai berikut:

a) Menentukan Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (H3)

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split).

H3 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split).

b) Mengetahui abnormal return dalam kurun waktu 10 hari

(16)

pengamatan (antara 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah stock split) setelah menentukan H0 dan H3.

c) Menentukan tingkat signifikasi (α) sebesar 5% untuk pengujian H3.

d) Menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. H0

diterima dan H3 ditolak jika nilai probabilitas yang didapat lebih besar dari 5% karena menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi tidak signifikan. H3 diterima dan H0 ditolak jika probabilitasnya lebih kecil dari 5% karena menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi signifikan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return dan trading volume activity saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split.. Kata Kunci:

Pengujian terhadap trading volume activity pada hari-hari disekitar pengumuman stock split dilakukan.. dengan uji-t one sample jika data terdistribusi normal. Namun

Bei (2015) Impact of LTV Policy Implementation Towards Reaction of Capital Market in Indonesia Stock Exchange (IDX): An Event Study Approach Abnormal return and trading volume

dari suatu peristiwa pengumuman stock split , terhadap pergerakan harga saham dan volume perdagangan melalui abnormal return dan Trading volume activity (TVA) di Bursa Efek

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis data kuantitatif berupa data harga saham dan volume perdagangan harian dari emiten yang masuk ke dalam Indeks LQ45.

Tidak terdapat perbedaan Trading Volume Activity yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Tidak terdapat perbedaan

a) Mengetahui apakah terdapat perbedaan actual return sebelum dan sesudah peristiwa. b) Mengetahui reaksi pasar modal dari trading volume activity saat terjadi

Analisis Rekasi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Stock Split yang Ditunjukkan oleh Abnormal Return dan Trading Volume Activity.. 21 September 2008 diakses dari