i
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI, KINERJA MANAJERIAL DAN KINERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA UKM
(Studi pada UKM di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)
Oleh:
AKHSA MEILIANA INTANI
NIM: 232011036
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA 2015
ii
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52-60 Telp : (0298) 21212, 311881 Telex 22364 ukwsa ia Salatiga 50711 – Indonesia Fax. (0298) 213433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah iniNama : Akhsa Meiliana Intani NIM : 232011036
Program Studi : AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,
Judul : Analisis Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi, Kinerja Manajerial dan Kinerja Karyawan Terhadap Kinerja UKM (Studi pada UKM di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)
Pembimbing : Elisabeth Penti Kurniawati, SE.,M.Ak Tanggal diuji : 27 Maret 2015
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan tanpa penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 9 Februari 2015 Yang memberi pernyataan,
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI, KINERJA MANAJERIAL DAN KINERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA UKM
(Studi pada UKM di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)
Oleh:
AKHSA MEILIANA INTANI NIM: 232011036
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
Disetujui oleh:
Elisabeth Penti Kurniawati, SE.,M.Ak Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA 2015
iv ABSTRACT
SMEs (Small Medium Enterprises) sector contributes greatly to the national economy and employs many workers, it is necessary to develop the analysis of the factors that affect SMEs performance. The purpose of this research was analyzing the influence of the use of accounting information, managerial performance, and employee performance toward SMEs perfomance in Subdistric Purworejo, District Purworejo, Central Java. The population in this study was 218 units of SMEs engaged in trade, services and manufacturing. The samples in this research were 141 SMEs, decided by Slovin formula. The sampling method used is convenience sampling. The analysis technique used is multiple regression. Results of analysis using multiple regression in SPSS show that the use of accounting have positive significant effect on the performance of SMEs. Employee performance also have positive significant effect on the performance of SMEs. While managerial performance have not significant effect on the performance of SMEs. The coefficient of determination of this research is still low, therefore the recommendation for future research is to identify other variables that affect the performance of SMEs as recording of acconting, accounting knowledge, operating costs and so on.
Keywords: Small Medium Enterprises (SMEs), The Use of Accounting Information, Managerial Performance, Employee Performance, Enterprise Performance.
v
SARIPATI
Sektor UKM berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional dan menyerap banyak tenaga kerja, maka untuk mengembangkannya perlu analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggunaan informasi akuntansi, kinerja manajerial dan kinerja karyawan terhadap kinerja UKM di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah 218 unit UKM yang bergerak di bidang perdagangan, jasa dan manufaktur. Sampel dalam penelitian ini adalah 141 UKM yang ditentukan dengan rumus Slovin. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan convenience sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa penggunaan informasi akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja UKM. Kinerja karyawan juga berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja UKM. Sedangkan kinerja manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja UKM. Koefisien determinasi penelitian ini masih rendah, maka rekomendasi untuk penelitian mendatang adalah mengidentifikasi variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap kinerja UKM seperti pencatatan akuntansi, pengetahuan akuntansi, biaya operasional dan sebagainya.
Kata Kunci : Usaha Kecil Menengah (UKM), Penggunaan Informasi Akuntansi, Kinerja Manajerial, Kinerja Karyawan, Kinerja Perusahaan.
vi
KATA PENGANTAR
Kinerja UKM adalah pencapaian hasil kerja dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan UKM tersebut. Kinerja UKM dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menjawab persoalan apakah pengaruh penggunaan informasi akuntansi, kinerja manajerial dan kinerja karyawan.terhadap kinerja UKM pada UKM di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait seperti manajer UKM, pemilik UKM dan pihak yang akan memulai mendirikan usaha. Serta penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Salatiga, 9 Februari 2015
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena hanya karena anugerah-Nya dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi, Kinerja Manajerial dan Kinerja UKM Terhadap Kinerja UKM (Studi pada UKM di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)”.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini kerap ditemui banyak kesulitan. Namun dalam penyelesaiannya banyak pihak yang terlibat untuk turut membantu baik dalam bentuk ilmu, bimbingan, motivasi, tenaga dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak Hari Sunarto, SE., MBA., PhD., selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana
2. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE., MBA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.
3. Ibu Elisabeth Penti Kurniawati, SE., M.Ak., selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan memberikan saran – saran, dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Yeterina Widi Nugrahanti, SE.M.ACC.,AK., selaku wali studi.
5. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah membekali penulis ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama penulis studi di Universitas Kristen Satya Wacana.
6. Papa, mama, om dan tante yang selalu mendukung dan memberikan doa.
7. Teman-teman seperjuangan dalam penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang selalu memberikan dukungan, semangat, perhatian, saran dan pendapat, dan selalu memberikan bantuan serta kebahagiaan selama kuliah.
8. Seluruh teman-teman Fakultas Ekonomika dan Bisnis angkatan 2011 maupun angkatan yang lainnya, atas kebersamaannya selama ini.
Salatiga, 9 Februari 2015
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Surat Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ... ii
Halaman Persetujuan / Pengesahan ... iii
Abstract ... iv
Saripati ...v
Kata Pengantar ... vi
Ucapan Terima Kasih ... vii
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... ix
Daftar Lampiran ... ix
PENDAHULUAN ...1
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ...4
Penggunaan Informasi Akuntansi ...4
Kinerja Manajerial ...5
Kinerja Karyawan ...6
Kinerja Perusahaan ...8
Hubungan Penggunaan Informasi Akuntansi dengan Kinerja UKM ...11
Hubungan Kinerja Manajerial dengan Kinerja UKM ...12
Hubungan Kinerja Karyawan dengan KinerjaUKM...12
Kerangka Berpikir ...13
Rumusan Hipotesis ...14
METODE PENELITIAN ...15
Populasi ...15
Pengambilan Sampel ...16
Teknik Pengumpulan Data ...17
Variabel dan Indikator ...17
Teknik Analisis Data...22
HASIL DAN PEMBAHASAN ...24
Gambaran Objek Penelitian ...24
Statistik Deskriptif ...26
ix
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ...27
PENUTUP ...31 Kesimpulan ...31 Implikasi Terapan ...31 Keterbatasan Penelitian ...32 Penelitian Mendatang...32 DAFTAR PUSTAKA ...33 LAMPIRAN...38
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...49
DAFTAR TABEL Tabel 1. Variabel dan Indikator ...18
Tabel 2. Jenis Usaha Sampel ...25
Tabel 3. Demografi Responden ...25
Tabel 4. Pengelola UKM ...25
Tabel 5. Jumlah Sampel Berdasarkan Aset dan Omset ...26
Tabel 6. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ...26
Tabel 7. Hasil Pengujian Model Regresi Berganda ...28
Tabel 8. Hasil Uji Berdasarkan α ... 29
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner...38
Lampiran 2. Data Diolah...41
Lampiran 3. Statistik Deskriptif ...44
Lampiran 4. Hasil Uji Asumsi Klasik ...45
1
PENDAHULUAN
Sektor UKM terbukti mampu menunjukkan kinerja yang lebih tangguh dalam menghadapi masa kritis. Kontribusi sektor ini pada ekonomi nasional pun cukup signifikan. Sektor UKM terbukti memberikan kontribusi 57,12 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2013. Jumlah UKM di Indonesia sampai bulan Juni tahun 2013 mencapai 55,2 juta unit atau 99,98 persen dari total unit usaha Indonesia. Bahkan sektor ini telah menyerap 101,72 juta orang tenaga kerja atau 97,3 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kabupaten Purworejo mampu menyerap sekitar 49.007 tenaga kerja. Terdapat 265 koperasi dengan jumlah anggotanya mencapai 91.952 orang dan berhasil menyerap tenaga kerja sekitar 769 orang. Aset koperasi mencapai Rp 276.754.733.304 dan omzetnya mencapai Rp 227.878.331.003. Sedang untuk sektor UMKM mampu menyerap tenaga kerja sekitar 48.238 orang. Target pengembangan UMKM tahun 2015 adalah meningkatkan produktivitas dan daya saing UMKM, perkembangan ekspor UMKM tumbuh 20 persen, dan tumbuhnya wirausaha baru yang inovatif (KRjogja.com, 27 Juli 2014). Untuk lebih mengembangkan potensi UKM maka penelitian akan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja UKM.
Penelitian sebelumnya yaitu penelitian Ediraras (2010) menyatakan bahwa informasi akuntansi berdampak positif pada kinerja UKM. Dalam penelitian ini juga menyebutkan bahwa akuntansi merupakan kunci indikator kinerja setiap usaha karena informasi yang disediakan oleh catatan-catatan akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan. Penelitian yang dilakukan Sutanto dan Rosita (2009) mengenai pengaruh informasi akuntansi terhadap kinerja manajer koperasi yang menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh antara penggunaan informasi akuntansi dan kinerja manajerial. Dalam penelitian Tin dan Hidayat (2012) disebutkan bahwa cara untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu laba yang maksimal adalah dengan senantiasa meningkatkan kinerja karyawan, khususnya manajer. Hutagaol (2012) menyebutkan bahwa akuntansi merupakan kunci indikator kinerja usaha. Informasi yang disediakan oleh catatan-catatan akuntansi berguna bagi pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan pengelolaan perusahaan. Informasi-informasi tersebut memungkinkan para pelaku UKM dapat mengidentifikasi dan memprediksi area-area permasalahan yang mungkin timbul, kemudian
2
mengambil tindakan koreksi tepat waktu. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maka dapat diketahui bahwa informasi akuntansi penting bagi sebuah usaha.
Dalam penelitian Hendrati dan Muchson (2010, 28) menyebut bahwa faktor internal yang sangat mempengaruhi kinerja UKM adalah SDM. SDM meliputi pimpinan UKM dan tenaga kerja. Apabila SDM ini berkualitas maka diharapkan mampu meningkatkan kinerja UKM baik kinerja keuangan maupun non keuangan. Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa selain informasi akuntansi, kinerja manajer dan kinerja karyawan sangat mempengaruhi kinerja UKM. Dalam penelitian Hartini (2012, 87) diketahui bahwa kinerja manajerial mempengaruhi inovasi karena inovasi ditentukan oleh manajer. Inovasi perusahaan tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara langsung, tapi berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk. Adapun kualitas produk mempengaruhi signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian sebelumnya belum meneliti pengaruh kinerja manajerial terhadap kinerja UKM secara langsung maka penelitian ini akan menguji pengaruh kinerja manajerial secara langsung terhadap kinerja UKM.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja UKM adalah kinerja karyawan seperti dalam penelitian Yusriati, Arfan dan Yahya (2012, 37-38). Penelitian tersebut menyebutkan bahwa pemilik UKM sangat membutuhkan tenaga kerja yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi. Karyawan dengan pengalaman kerja yang lama mampu menunjukkan kinerja yang tinggi sehingga operasional usaha dapat lebih baik. Jika operasional usaha baik maka akan berdampak positif pada laba usaha karena laba usaha mencerminkan kinerja operasional perusahaan yang sebenarnya. Kesimpulan penelitian Yusriati, Arfan dan Yahya (2012) menyebutkan bahwa profesionalisme karyawan berpengaruh signifikan terhadap laba UKM di Kota Banda Aceh. Laba adalah salah satu indikator pengukuran kinerja perusahaan menurut Prijambodo (2011). Penelitian sebelumnya belum menguji pengaruh kinerja karyawan terhadap kinerja perusahaan secara langsung maka penelitian ini akan menguji pengaruh kinerja karyawan secara langsung terhadap kinerja UKM. Objek penelitian ini adalah UKM di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Kecamatan Purworejo dipilih karena memiliki banyak industri kecil menengah yang sedang berkembang dan memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan (kbrpurworejo.com, 9 Agustus 2013).
3
Pada penelitian Kurniawati dan Putri (2010) yang dilakukan pada 46 UKM di Magelang, Jawa Tengah diungkapkan bahwa masih banyak sekali UKM yang belum menerapkan akuntansi dalam usahanya bahkan sebagian besar. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa 69,56% UKM telah melakukan pencatatan, tetapi hanya 34,78% dari mereka yang membuat laporan keuangan. Jika UKM tidak mempunyai laporan keuangan maka UKM tidak mungkin menggunakan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan. Variabel penggunaan informasi akuntansi dipilih sebagai faktor dalam penelitian ini dengan maksud apabila penggunaan informasi akuntansi berpengaruh positif pada kinerja UKM maka dapat dijadikan referensi agar penggunaan informasi akuntansi di UKM dapat ditingkatkan.
Dalam sebuah UKM pengelola atau manajer UKM mengatur segala aktivitas usaha. Peneliti ingin mengetahui apakah kinerja seorang manajer mempengaruhi kinerja sebuah UKM. Maka dari itu variabel kinerja manajerial dipilih sebagai faktor dalam penelitian ini dengan maksud apabila hasilnya berpengaruh positif maka dapat dijadikan pertimbangan bagi pemilik UKM untuk meningkatkan kinerja manajernya.
Dalam sebuah UKM karyawan berhubungan langsung dengan aktivitas utama usaha dan dapat dikatakan karyawan menjalankan hampir semua aktivitas usaha. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui apakah kinerja karyawan secara langsung mempengaruhi kinerja sebuah UKM. Maka variabel kinerja karyawan dipilih sebgai faktor dalam penelitian dengan maksud apabila hasilnya berpengaruh positif, dapat menjadi pertimbangan pemilik dan atau pengelola UKM untuk meningkatkan kinerja karyawannya.
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah Ada Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi, Kinerja Manajerial dan Kinerja Karyawan Terhadap Kinerja UKM di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah”. Beberapa persoalan yang terdapat dalam penelitian ini adalah apakah para pelaku UKM sudah menggunakan informasi akuntansi? Apakah penggunaan informasi akuntansi berpengaruh pada kinerja UKM? Apakah kinerja manajerial berpengaruh pada kinerja UKM? Apakah kinerja karyawan berpengaruh pada kinerja UKM? Beberapa tujuan yang penulis harapkan dapat dicapai melalui
4
penelitian ini adalah mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan informasi akuntansi pada kinerja UKM, mengetahui apakah ada pengaruh kinerja manajerial pada kinerja UKM dan mengetahui apakah ada pengaruh kinerja karyawan pada kinerja UKM.
Manfaat penelitian merupakan hal yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Bagi pelaku UKM dapat menjadi pengetahuan tentang pengaruh penggunaan informasi akuntansi, kinerja manajerial dan kinerja karyawan terhadap kinerja UKM.
2. Bagi pemerintah dan Dinas Koperasi dan UKM, dapat menjadi pertimbangan dalam membuat program pengembangan UKM terutama dalam pelatihan akuntansi, pengembangan kinerja manajer UKM dan pengembangan kinerja karyawan UKM.
KAJIAN PUSTAKA
Penggunaan Informasi Akuntansi
Menurut Mulyadi (1993), penggunaan informasi akuntansi adalah penggunaan fakta , data, pengamatan , serta persepsi atau suatu yang lainnya tentang keuangan suatu perusahaan yang menambah pengetahuan. Penggunaan informasi akuntansi diperlukan manajer untuk mengurangi ketidakpastian dan menyangkut pemilihan berbagai alternatif tindakan yang ada. Menurut Suryani (2013), manajemen akan sangat terbantu dengan penggunaan informasi akuntansi yang baik dan akan membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan yang efektif. Sehingga meminimalisir ketidakpastian dan mengurangi resiko dalam memilih alternatif. Ini berarti apabila manajer UKM menggunakan informasi akuntansi setiap akan mengambil keputusan maka manajer akan dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan sehingga kualitas keputusan yang diambil akan lebih baik. Hal ini tentunya juga akan berdampak baik terhadap UKM tersebut terutama kinerjanya.
Secara umum Horngen (1997: 4) merumuskan pemakai dan manfaat informasi akuntansi dalam 3 kategori, yaitu :
5
Manajer internal, yang menggunakan informasi untuk perencanaan jangka pendek dan pengendalian rutin operasi.
Manajer internal, yang menggunakan informasi untuk membuat keputusan-keputusan non rutin (seperti investasi pada peralatan, penetapan harga produk dan jasa) dan memformulasikan seluruh kebijaksanaan/keseluruhan dan rencana-rencana jangka panjang.
Pihak luar, seperti investor dan pemerintah yang berwenang yang menggunakan informasi untuk membuat keputusan tentang perusahaan.
Holmes dan Nicholls (1988) mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda menurut manfaatnya bagi para pemakai, yaitu:
a) Statutory accounting information: informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada.
b) Budgetary information: informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan.
c) Additional accounting information: informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer.
Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial merupakan seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan (Mahoney et.al, 1963). Dalam sebuah perusahaan fungsi-fungsi manajemen adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Maka apabila kinerja manajerial baik atau dengan kata lain fungsi-fungsi manajemen dapat dijalankan dengan baik maka diharapkan tujuan perusahaan dapat tercapai. Tujuan perusahaan tercapai berarti kinerja perusahaan baik. Apabila diterapkan dalam UKM berarti kinerja manajerial sebuah UKM akan mempengaruhi kinerja UKM tersebut.
6
Untuk dapat mengukur kinerja seorang manajer diperlukan indikator pengukuran kinerja manajerial. Delapan indikator pengukuran kinerja manajerial menurut Heneman (1974) yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Perencanaan adalah penentuan tujuan, sasaran, kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang.
2. Investigasi merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyiapan informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan
laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.
3. Koordinasi, menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi lainya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan dijalankan.
4. Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh pimpinan terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai kinerja pegawai dan catatan hasil kerja atau laporan kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan. 5. Supervisi, yaitu penilaian atas usulan atau rencana kinerja yang diamati dan dilaporkan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahannya.
6. Staffing, yaitu memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru, menempatkan dan mempromosikan pekerjaan tersebut dalam unitnya atau unit kerja lainnya.
7. Negosiasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian, penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa.
8. Perwakilan, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan kantor-kantor lain.
Kinerja Karyawan
Pengertian kinerja menurut Mangkunegara (2006: 67), kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja karyawan adalah hasil
7
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Di dalam sebuah UKM, karyawan berhubungan langsung dengan aktivitas usaha dan melakukan sebagian besar dari aktivitas tersebut. Maka dari itu apabila kinerja karyawan baik maka akan berdampak baik pula bagi kinerja UKM tersebut. Untuk mengukur kinerja karyawan dalam penelitian ini menggunakan indikator pengukuran menurut Janseen (2001), kinerja karyawan dilihat dari:
1. Kuantitas kerja, yaitu banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan. Karyawan yang berkinerja baik kuantitas kerjanya adalah diatas rata-rata karyawan di perusahaan.
2. Kualitas kerja, adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja. Karyawan yang berkinerja baik yaitu yang kualitas kerjanya jauh melebihi karyawan lain.
3. Efisiensi, yaitu perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupuan hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas cara kerja yang maksimal. Karyawan yang berkinerja baik adalah yang lebih efisien dari rata-rata karyawan lain.
4. Standar kualitas, yang baik yaitu yang melebihi standar resmi yang ada di perusahaan tersebut.
5. Usaha, karyawan yang berkinerja baik adalah karyawan yang berusaha lebih keras daripada yang seharusnya dilakukan karyawan yang sama jabatannya. 6. Standar profesional, karyawan yang berkinerja baik memegang standar
profesional atau standar kerja yang tinggi.
7. Kemampuan melaksanakan pekerjaan inti, karyawan yang berkinerja baik dapat dilihat dari kemampuannya melaksanakan pekerjaan utama sesuai jabatannya di perusahaan tersebut.
8. Kemampuan dalam menggunakan akal sehat dalam melaksanakan pekerjaan, karyawan yang berkinerja baik akan menggunakan akal sehat dalam bekerja.
8
9. Ketepatan melaksanakan pekerjaan, karyawan yang berkinerja baik akan tepat dalam melaksanakan perintah yang diperoleh dari atasan.
10. Pengetahuan berkaitan dengan pekerjaan utama, karyawan yang berkinerja baik memiliki pengetahuan yang baik terkait dengan pekerjaan utama sesuai jabatannya.
11. Kreativitas dalam melaksanakan pekerjaan utama, karyawan yang berkinerja baik memiliki kreativitas yang baik dalam bekerja.
Kinerja Perusahaan
Menurut Helfert (dalam Srimindarti, 2004: 53), kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang dimiliki. Simanjuntak (2005:1) mengemukakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan.
Untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan diperlukan indikator pengukuran kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan dengan metode balanced scorecard merupakan pengukuran yang komprehensif, meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard menyarankan manajemen agar melihat organisasi dari empat perspektif kemudian membangun sistem, mengumpulkan data dan menganalisanya dengan menghubungkan kepada setiap perspektif dengan masing-masing aspek yaitu :
a. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan berorientasi memaksimalkan laba yang berdampak pada kepuasan pemilik perusahaan. Kaplan dan Norton (1996: 51) mengatakan: “We have found that, for each of the three strategies of growth, sustain, and harvest, there are three financial themes that drive the business strategy: revenue growth and mix, cost reduction/productivity improvement, and asset utilization/investment strategy”.
9
Menurut Kaplan dan Norton perspektif keuangan dapat diukur berdasarkan pertumbuhan pendapatan, pengurangan biaya atau peningkatan produktivitas, dan pemanfaatan aset atau strategi investasi. Untuk mengukur kinerja UKM, pengukuran perspektif keuangan disederhanakan menjadi peningkatan laba dan penjualan.
b. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan adalah pemenuhan kepuasan pelanggan sehingga tetap terjaga kesetiaannya. Kaplan dan Norton (1996: 67) mengatakan:
“The core measurement group of customer outcomes is generic across all kinds of organizations. The core measurement group includes measures of: market share, customer retention, customer acquisition, customer satisfaction, and customer profitability”.
Perspektif pelanggan menurut Kaplan dan Norton meliputi pangsa pasar, retensi pelanggan, perolehan pelanggan, kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan. Dalam pengukuran kinerja UKM, indikator perspektif pelanggan disederhanakan menjadi bertambahnya jumlah pelanggan, banyaknya komplain dari pelanggan, dan pemberian hadiah pada pelanggan yang sudah lama.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dinamika perubahan kebutuhan, permintaan dan selera pelanggan menuntut perusahaan untuk memenuhi kebutuhan barang atau jasa dalam jumlah dan kualitas yang berkembang (Prijambodo, 2011: 8). Kaplan dan Norton (1996: 96) menjelaskan:
“Each business has a unique set of processes for creating value for customers and producing financial results. We have found, however, that a generic value-chain model provides a template that companies can customize in preparing their internal-business-process perspective. This model encompasses three principal business processes: innovation, operations and postsale service”.
Menurut Kaplan dan Norton perspektif proses bisnis internal meliputi inovasi, operasi dan layanan purna jual. Untuk mengukur kinerja UKM, perspektif proses bisnis internal dapat dilihat dari inovasi dalam usaha, prioritas waktu serta kualitas dan proses purna jual seperti pemberian garansi.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki ruang lingkup peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Kaplan dan Norton (1996: 127) mengatakan bahwa:
10
“Our experience in building Balanced Scorecards across a wide variety of service and manufacturing organizations has revealed three principal categories for the learning and growth perspective: employee capabilities, information system capabilities, and motivation, empowerment and alignment”.
Dalam proses pembelajaran dan pertumbuhan terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur kinerja karyawan menurut Kaplan dan Norton yaitu kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi, dan motivasi, pemberdayaan dan penjajaran. Dalam mengukur kinerja UKM, indikator perspektif pembelajaran dan pertumbuhan disederhanakan menurut Prijambodo (2011: 12) menjadi adanya bonus ke pegawai sebagai kompensasi atas kinerja yang bagus, keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dan seringnya perputaran atau pergantian pegawai. Perputaran pegawai menunjukkan ukuran retensi karyawan yang bertujuan mempertahankan para pegawai terbaik yang dimiliki perusahaan. Keluarnya pegawai yang telah lama bekerja akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena pegawai yang telah lama bekerja sudah memiliki pengetahuan tentang perusahaan dan kebutuhan pelanggan (Prijambodo, 2011: 12). Perputaran pegawai yang tinggi akan berdampak buruk bagi suatu organisasi karena menyebabkan hilangnya individu yang ingin dipertahankan oleh organisasi. Dalam sebuah penelitian terhadap 900 karyawan yang telah mengundurkan diri dari pekerjaan mereka, 92% dari mereka mendapat peringkat kerja “memuaskan”(Robbins, 2008).
Konsep pengukuran kinerja manajerial yang terdapat dalam keempat perspektif balanced scorecard mengacu pada kemampuan seorang manajer untuk dapat memenuhi kepuasan pemilik usaha, pelanggan dan karyawan. Konsep ini berbeda dengan pengukuran kinerja manajerial menurut Heneman (1974) yang mengacu pada kompetensi-kompetensi seorang manajer atau kemampuan seorang manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen.
Konsep pengukuran kinerja karyawan dalam perspektif pelanggan mengacu pada tidak adanya komplain serius dari pelanggan. Dalam perspektif proses bisnis internal kinerja karyawan dapat dilihat dari kecepatan dan kualitas pelayanan. Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan kinerja karyawan dapat dilihat dari keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan. Konsep pengukuran kinerja karyawan ini berbeda dengan konsep pengukuran kinerja karyawan oleh Janseen (2001)
11
yang mengacu pada hasil kerja karyawan dalam melaksanakan tugas yang terdiri dari 11 aspek, sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Oleh sebab itu, konsep balanced scorecard dipilih sebagai indikator pengukuran kinerja perusahaan dalam penelitian ini.
Hubungan Penggunaan Informasi Akuntansi dengan Kinerja UKM
Informasi akuntansi berguna bagi pengambilan keputusan suatu unit usaha. Informasi akuntansi dapat menjadi indikator apakah perusahaan perlu untuk melakukan perbaikan atau tidak. Dengan kata lain informasi akuntansi dapat menjadi alat untuk mengontrol kinerja perusahaan. Ini berarti akan ada perbedaan kinerja antara UMKM yang menggunakan informasi akuntansi dan yang tidak menggunakan. Namun berdasarkan hasil penelitian Kurniawati, Kurniawan dan Kristiani (2013) ditemukan bahwa UKM telah melakukan pencatatan, tetapi hanya 34,78% dari mereka membuat laporan keuangan. Catatan yang dimiliki UKM adalah catatan pembelian (96%), catatan penjualan (76%), catatan transaksi tentang arus kas masuk atau arus keluar (52%) dan catatan transaksi penjualan (38,67%). Dalam manajemen, informasi akuntansi diperlukan untuk pengambilan keputusan. Ini berarti informasi akuntansi berpengaruh positif pada kinerja suatu organisasi. Hal ini dapat dilihat dari penelitian Ediraras (2010) yang menyatakan bahwa informasi akuntansi berdampak positif pada kinerja UKM. Dalam penelitian ini juga menyebutkan bahwa akuntansi merupakan kunci indikator kinerja setiap usaha karena informasi yang disediakan oleh catatan-catatan akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan. Tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Sutanto dan Rosita (2009) mengenai pengaruh informasi akuntansi terhadap kinerja manajer koperasi yang menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh antara penggunaan informasi akuntansi dan kinerja manajerial. Hasil ini dikarenakan informasi akuntansi sebagai variabel independen oleh responden saat ini dianggap bukan satu-satunya variabel penting karena menurut responden masih banyak variabel lain yang mempengaruhi kinerja manajerial misalnya faktor kepemimpinan, disiplin kerja, budaya kerja dan lain-lain. Sedangkan kinerja manajerial berpengaruh pada kinerja perusahaan. Dalam penelitian Tin dan Hidayat (2012) disebutkan bahwa cara untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu laba yang maksimal adalah dengan senantiasa meningkatkan kinerja
12
karyawan, khususnya manajer. Dengan melihat hasil penelitian sebelumnya maka pengaruh penggunaan informasi akuntansi terhadap kinerja UKM perlu diuji lebih lanjut.
Hubungan Kinerja Manajerial dengan Kinerja UKM
Manajer dalam sebuah perusahaan memiliki peran yang sangat penting yaitu mengelola perusahaan agar tercapai tujuannya. Maka dapat dikatakan bahwa kinerja seorang manajer mempengaruhi kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tercapainya tujuan suatu perusahaan diukur dari kinerja perusahaan tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik pemahaman bahwa kinerja manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini kinerja perusahaan yang dimaksud adalah kinerja UKM. Hartini (2012) mengemukakan bahwa inovasi perusahaan tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara langsung, tapi berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk. Adapun kualitas produk mempengaruhi signifikan terhadap kinerja perusahaan. Inovasi berada di dalam kendali seorang manajer sehingga kinerja manajer mempengaruhi inovasi suatu perusahaan. Kualitas produk juga ditentukan oleh kinerja manajer. Maka diperlukan penelitian untuk menguji pengaruh kinerja manajerial terhadap kinerja perusahaan. Penelitian sebelumnya belum meneliti pengaruh kinerja manajerial terhadap kinerja perusahaan secara langsung maka pengaruh kinerja manajerial terhadap kinerja perusahaan secara langsung harus diuji dalam penelitian ini.
Hubungan Kinerja Karyawan dengan Kinerja UKM
Karyawan dalam sebuah perusahaan memiliki tugas untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh manajer atau supervisor dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Dengan begitu peran karyawan tidak kalah penting bagi kesuksesan suatu perusahaan. Dari penjelasan tersebut maka kinerja karyawan memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Yusriati, Arfan dan Yahya (2012) menemukan hasil bahwa profesionalisme karyawan berpengaruh signifikan terhadap laba UKM di Kota Banda Aceh. Meningkatnya profesionalisme karyawan akan meningkatkan perolehan laba UKM di Kota Banda Aceh. Lebih lanjut dalam penelitian Yusriati, Arfan dan Yahya (2012) dijelaskan bahwa profesionalisme pegawai sangat menentukan kinerja UKM. Karyawan dengan pengalaman kerja yang lama mampu menunjukkan kinerja yang tinggi sehingga operasional usaha dapat lebih baik. Operasi produksi yang lancar dan dapat selesai
13
dengan waktu yang singkat mampu meningkatkan penjualan. Peningkatan penjualan ini mampu memberikan laba yang lebih besar. Laba adalah salah satu indikator pengukuran kinerja perusahaan menurut Prijambodo (2011). Penelitian sebelumnya belum menguji pengaruh kinerja karyawan terhadap kinerja perusahaan secara langsung maka pengaruh kinerja karyawan secara langsung terhadap kinerja UKM akan diuji dalam penelitian ini.
KERANGKA BERPIKIR
Nalar konsep hubungan antara penggunaan informasi akuntansi pada kinerja UKM bahwa apabila UKM menggunakan informasi akuntansi maka akan dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada usahanya dan hal tersebut dapat meningkatkan kinerja UKM. Sedangkan hubungan kinerja manajerial dengan kinerja UKM adalah apabila kinerja manajer suatu UKM baik, maka ia akan dapat membawa UKM mencapai tujuannya. Seberapa jauh UKM mencapai tujuannya dapat diukur dengan kinerja UKM itu sendiri. Maka jika kinerja manajer baik maka kinerja UKM akan baik pula. Nalar konsep mengenai hubungan kinerja karyawan dengan kinerja perusahaan adalah apabila kinerja karyawan baik dalam hal melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajer maka kinerja UKM pun akan baik pula karena apabila kinerja manajer sudah baik tetapi karyawan tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka tujuan perusahaan tidak dapat tercapai. Berdasarkan nalar konsep tersebut maka dapat dirumuskan kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Penjelasan dari bagan kerangka berpikir di atas adalah penggunaan informasi akntansi, kinerja manajerial dan kinerja karyawan mempengaruhi kinerja UKM baik secara simultan maupun parsial.
Penggunaan Informasi Akuntansi (X1) Kinerja Manajerial (X2) Kinerja UKM (Y) Kinerja Karyawan (X3)
14
RUMUSAN HIPOTESIS
Penelitian ini menguji pengaruh penggunaan informasi akuntansi, kinerja manajerial dan kinerja karyawan terhadap kinerja UKM. Dalam nalar konsep kerangka berpikir dijelaskan bahwa apabila UKM menggunakan informasi akuntansi maka kinerjanya akan meningkat dikarenakan informasi akuntansi dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam perusahaan sehingga dapat dilakukan perbaikan. Sejalan dengan penelitian Ediraras (2010) yang menyatakan bahwa informasi akuntansi berdampak positif pada kinerja UKM. Dijelaskan pula dalam nalar konsep bahwa jika kinerja manajer baik maka kinerja UKM akan baik pula seperti dalam penelitian Hartini (2012) yang mengemukakan inovasi berpengaruh terhadap kualitas produk dan kualitas produk berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Inovasi dan kualitas produk ditentukan oleh kinerja manajer. Maka kinerja manajerial berdampak positif bagi kinerja UKM. dalam penelitian Yusriati, Arfan dan Yahya (2012) dijelaskan bahwa karyawan dengan pengalaman kerja yang lama mampu menunjukkan kinerja yang tinggi sehingga operasional usaha dapat lebih baik. Operasi usaha yang lancar dan dapat selesai dengan waktu yang singkat mampu meningkatkan penjualan. Peningkatan penjualan ini mampu memberikan laba yang lebih besar. Laba adalah salah satu indikator pengukuran kinerja perusahaan menurut Prijambodo (2011). Maka kinerja karyawan berdampak positif pada kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah :
1. 𝐻10: Informasi akuntansi tidak berpengaruh terhadap kinerja UKM. 𝐻11 : Informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja UKM.
2. 𝐻20 : Kinerja manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja UKM. 𝐻21 : Kinerja manajerial berpengaruh terhadap kinerja UKM. 3. 𝐻30 : Kinerja karyawan tidak berpengaruh terhadap kinerja UKM.
𝐻31 : Kinerja karyawan berpengaruh terhadap kinerja UKM.
4. 𝐻40 : Informasi akuntansi, kinerja manajerial, dan kinerja karyawan tidak berpengaruh terhadap kinerja UKM.
𝐻41: Informasi akuntansi, kinerja manajerial, dan kinerja karyawan berpengaruh
15
METODE PENELITIAN Populasi
Populasi penelitian adalah semua UKM di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang berjumlah 218 unit. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Pengertian UKM adalah sebagai berikut:
1. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 500.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- s/d Rp. 2.500.000.000,-.
2. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,-s/d Rp. 10.000.000.000,- ( tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,- s/d Rp. 50.000.000.000,-. (UU no. 20 tahun 2008 tentang UMKM).
Klasifikasi UKM dilihat dari jumlah tenaga kerja menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo tahun 2012 adalah sebagai berikut:
a. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 (lima) sampai 19 (sembilan belas) orang.
b. Usaha Menengah adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Besar yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 (dua puluh) sampai 99 (sembilan puluh sembilan) orang.
16
Ada tiga jenis usaha dalam UKM yang dapat digunakan untuk menghasilkan laba menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo dalam Katalog: 9102.3306 : 1. Usaha Manufaktur (Manufacturing Business) yaitu usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual kepada konsumen.
2. Usaha Dagang (Merchandising Business) yaitu usaha yang menjual produk kepada konsumen.
3. Usaha Jasa (Service Business) yaitu usaha yang menghasilkan jasa, bukan produk atau barang untuk konsumen.
Dalam penelitian ini diambil Usaha Kecil dan Menengah saja tanpa usaha mikro dengan pertimbangan bahwa usaha mikro pada umumnya belum memiliki laporan akuntansi dan banyak usaha mikro yang tidak memiliki karyawan sehingga tidak dapat diidentifikasi kinerja manajerial dan kinerja karyawannya. Data diambil dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Data UKM tersedia dalam publikasi hasil sensus Ekonomi 2012 karena pada tahun 2013 dan 2014 BPS Purworejo tidak mengadakan sensus.
Metode Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel berdasarkan rumus Slovin (Sevilla, et. al, 1993:161-162) yaitu:
𝑛 =
𝑁
1+𝑁(𝑒)
2Keterangan:
n = jumlah sampel N= jumlah populasi
e = batas ketelitian yang diinginkan atau batas yang bisa ditolerir. Dalam penelitian ini menggunakan e sebesar 1%,5% dan 10% dengan tingkat kepercayaan 99%, 95% dan 90%.
Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah convenience sampling yaitu metode di mana anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden dijadikan sampel. (Sekaran, 2003). Dalam penelitian ini semua anggota populasi yang bersedia menjadi responden akan dijadikan sampel tanpa kriteria apapun dengan tujuan agar data lengkap.
17
Berdasarkan rumus tersebut maka perhitungan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (menggunakan e = 5%) :
𝑛 =
218
1+218(0,05)
2= 141,10
dibulatkan menjadi
141
Teknik Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan melalui kunjungan langsung ke objek penelitian guna mendapatkan data yang diperlukan, yaitu dengan cara distribusi kuesioner kepada pengelola UKM (manajer UKM).
Variabel dan Indikator
Berikut ini adalah tabel variabel dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel independen yaitu penggunaan informasi akuntansi sebagai variabel pertama (X1), kinerja manajerial sebagai variabel kedua (X2) dan kinerja karyawan sebagai variabel ketiga (X3). Sebagai variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi adalah kinerja UKM (Y).
18
Tabel 1: Tabel Variabel dan Indikator
Variabel Definisi Operasional Indikator Skor Skala
Penggunaan Informasi Akuntansi (X1) Menurut Mulyadi (1993), “Penggunaan informasi akuntansi adalah penggunaan fakta, data, pengamatan , serta persepsi atau suatu yang lainnya tentang keuangan suatu perusahaan yang menambah pengetahuan. Penggunaan informasi akuntansi diperlukan manajer untuk mengurangi ketidakpastian dan menyangkut pemilihan berbagai alternatif tindakan yang ada”.
Holmes dan Nicholls (1988) mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda menurut manfaatnya bagi para pemakai, yaitu:
1.Statutory accounting information: informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada. Informasi ini meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
2.Budgetary information:
informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan. Informasi ini meliputi anggaran arus kas, anggaran penjualan, anggaran biaya produksi, dan anggaran biaya operasi.
3.Additional accounting information: informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer. Informasi akuntansi tambahan meliputi laporan persediaan, laporan gaji karyawan, laporan jumlah produksi dan laporan biaya produksi.
1.Menggunakan informasi statutori (informasi yang disiapkan sesuai peraturan yang ada) dalam pengambilan keputusan yaitu: a. Neraca
b. Laporan laba rugi c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas e.Lainnya sebutkan... 2. Menggunakan informasi anggaran untuk perencanaan yaitu:
a. Anggaran arus kas b. Anggaran penjualan c. Anggaran biaya produksi d. Anggaran biaya operasi e. Lainnya sebutkan... 3. Menggunakan informasi tambahan untuk pengambilan keputusan meliputi: a. Laporan persediaan b. Laporan gaji karyawan c. Laporan jumlah produksi d. Laporan biaya produksi e. Lainnya sebutkan... Mengguna kan skala lima poin dengan: Tidak pernah =1 Jarang= 2 Kadang-kadang=3 Sering=4 Selalu*=5 Tidak pernah =1 Jarang= 2 Kadang-kadang=3 Sering=4 Selalu*=5 Tidak pernah =1 Jarang= 2 Kadang-kadang=3 Sering=4 Selalu*=5 *selalu= setiap mengambil keputusan. Ordinal Kinerja Manajerial (X2) Menurut Lestari & Malik (2003: P iii), “Kinerja adalah kompetensi yang disyaratkan Menurut Mahoney
et.al,(1963) ada 8 indikator pengukuran kinerja manajerial:
1. Perencanaan adalah penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan 1.Menentukan tujuan, sasaran, kebijakan dan tindakan. Mengguna kan skala tujuh poin dengan: Rendah = 1 Rata-rata = 4 Tinggi = 7 Interval
19
Variabel Definisi Operasional Indikator Skor Skala
bagi jabatannya yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan perilaku”. Kinerja manajerial merupakan seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinas ian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan. (Mahoney et.al, 1963). dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan
yang akan datang.
2. Investigasi merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan
laporan, sehingga mempermudah
dilaksanakannya
pengukuran hasil dan analisis
terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.
3.Koordinasi,
menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan
orang-orang dalam unit organisasi lainya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan dijalankan. 4. Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh pimpinan terhadap rencana yang
telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja
sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan.
5. Supervisi, yaitu penilaian atas usulan kinerja yang diamati dan dilaporkan.
6. Staffing, yaitu
memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru, menempatkan dan mempromosikan pekerjaan tersebut dalam unitnya atau unit kerja lainnya.
2.Mengumpulkan dan menyiapkan informasi (digunakan dalam pemeriksaan untuk menilai hasil kerja), biasanya dalam bentuk laporan, catatan dan rekening.
3.Pertukaran informasi dengan orang dalam organisasi tidak hanya dengan anak buah, tetapi juga pihak lain untuk menyesuaikan program-program. 4.Mengevaluasi dan menilai proposal (usulan/rencana kerja), laporan dan kinerja.
5.Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan anak buah dalam unitnya atau beberapa unit.
6. Memelihara dan mempertahankan anak buah dalam unitnya atau beberapa unit. Rendah = 1 Rata-rata = 4 Tinggi = 7 Rendah = 1 Rata-rata = 4 Tinggi = 7 Rendah = 1 Rata-rata = 4 Tinggi = 7 Rendah = 1 Rata-rata = 4 Tinggi = 7 Rendah = 1 Rata-rata = 4 Tinggi = 7 Interval
20
Variabel Definisi Operasional Indikator Skor Skala
7. Negoisasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian,
penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa.
8. Perwakilan, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatankegiatan
organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan kantor-kantor lain.
7.Pembelian, penjualan, kontrak untuk barang dan jasa.(Usaha untuk mendapat kesepakatan mengenai pembelian, penjualan dan kontrak). 8. Menyampaikan informasi tentang visi, misi dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan cara pidato (mengenalkan perusahaan pada suatu acara atau pertemuan ), konsultasi dan lain-lain kepada pihak luar organisasi. Rendah = 1 Rata-rata = 4 Tinggi = 7 Rendah = 1 Rata-rata = 4 Tinggi = 7 Interval Kinerja Karyawan (X3) Menurut Mangkunegara (2006: 67), “Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Menurut Janseen (2001), kinerja karyawan dilihat dari kuantitas kerja, kualitas kerja, efisiensi, standar kualitas, usaha, standar profesional, kemampuan melaksanakan pekerjaan inti, kemampuan dalam menggunakan akal sehat dalam melaksanakan pekerjaan, ketepatan melaksanakan pekerjaan, pengetahuan berkaitan dengan pekerjaan utama, kreativitas dalam melaksanakan pekerjaan utama. 1.Kuantitas kerja karyawan melebihi rata-rata karyawan lain. 2.Kualitas kerja karyawan jauh lebih baik dari karyawan lain. 3.Efisiensi karyawan melebihi rata-rata karyawan lain. 4.Standar kualitas karyawan melebihi standar resmi (standar yang terdapat
diperusahaan tersebut) yang ada. 5.Karyawan berusaha dengan lebih keras daripada yang seharusnya. 6.Karyawan memegang standar profesional yang tinggi. 7.Kemampuan karyawan melaksanakan pekerjaan inti bagus. 8.Kemampuan karyawan. Mengguna kan skala tujuh poin dengan: Sangat tidak setuju = 1 Sangat setuju = 7 Interval
21
Variabel Definisi Operasional Indikator Skor Skala
menggunakan akal sehat dalam melaksanakan pekerjaan bagus. 9.Ketepatan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan bagus. 10.Pengetahuan karyawan berkaitan dengan pekerjaan utamanya adalah baik. 11.Kreativitas karyawan dalam melaksanakan pekerjaan utamanya adalah baik. Mengguna kan skala tujuh poin dengan: Sangat tidak setuju = 1 Sangat setuju = 7 Interval Kinerja UKM (Y) Menurut Helfert (dalam Srimindarti, 2004: 53), “Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang dimiliki”.
Penilaian kinerja menurut Norton dan Kaplan (1996) yang memperkenalkan metode pengukuran kinerja Balance Scorecard, menyarankan manajemen agar melihat organisasi dari empat perspektif kemudian membangun sistem, mengumpulkan data dan menganalisanya dengan menghubungkan kepada setiap perspektif dengan masing-masing aspek menurut Prijambodo (2011) yaitu :
1.Perspektif keuangan: perspektif yang berorientasi
memaksimalkan laba yang berdampak pada kepuasan pemilik perusahaan. Perspektif keuangan dapat menggunakan satu atau beberapa indikator keuangan seperti peningkatan laba dan peningkatan penjualan. 2.Perspektif pelanggan: pemenuhan kepuasan pelanggan sehingga tetap terjaga kesetiaannya. Upaya untuk 1.Perspektif keuangan: a.Selalu ada peningkatan laba setiap tahun. b.Selalu ada peningkatan penjualan setiap tahun. 2.Perspektif pelanggan: a.Selalu ada penambahan pelanggan setiap tahun. Mengguna kan skala lima poin dengan: Sangat tidak setuju = 1 Tidak setuju = 2 Netral = 3 Setuju = 4 Sangat setuju = 5 Interval
22
Variabel Definisi Operasional Indikator Skor Skala
menumbuhkan daya tarik di hati pelanggan dapat dilihat dari:
a. Penambahan jumlah pelanggan
b. Intensitas komplain serius dari pelanggan. c. Pemberian hadiah pada pelanggan lama.
3.Perspektif Proses Bisnis Internal: perspektif ini berkaitan dengan tuntutan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan barang atau jasa dalam jumlah dan kualitas yang berkembang karena dinamika perubahan kebutuhan, permintaan dan selera pelanggan. Indikator perspektif ini adalah: a. Seringnya melakukan inovasi dalam usaha. b. Prioritas waktu dan kualitas pelayanan. c. Pelayanan purna jual. 4.Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: memiliki ruang lingkup peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Indikator perspektif ini adalah:
a. Adanya pemberian bonus ke pegawai sebagai kompensasi atas kinerja yang bagus. b. Apakah pemilik perusahaan melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan. c. Perputaran atau pergantian pegawai.
b.Tidak pernah ada komplain serius dari pelanggan.
c.Selalu memberi diskon atau hadiah lain pada pelanggan lama. 3.Perspektif proses bisnis internal: a.Selalu berinovasi pada usaha. b.Selalu mengutamakan waktu dan kualitas pelayanan. c.Selalu memberi pelayanan purna jual seperti garansi. 4.Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: a.Selalu memberi bonus atau penghargaan lain pada pegawai berkinerja baik. b.Selalu melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan. c.Perputaran pegawai jarang terjadi. Mengguna kan skala lima poin dengan: Sangat tidak setuju = 1 Tidak setuju = 2 Netral = 3 Setuju = 4 Sangat setuju = 5 Interval
Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian akan diolah menggunakan SPSS dengan uji F dan uji t dengan tingkat kepercayaan 99%, 95% dan 90% selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Uji hipotesis menggunakan uji regresi berganda.
23 1. Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji apakah data sudah termasuk Best Unbiased Estimator atau tidak maka diperlukan uji-uji berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui data yang digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan menggunakan smirnov. Jika nilai Kolmogrov-smirnov lebih besar (>) dari α = 0,05, maka data normal (Ghozali, 2009).
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi berfungsi untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Tidak terjadi autokorelasi jika angka Durbin Watson (DW) berkisar antara dU < DW < (4 – dU), dan terjadi korelasi positif apabila DW < dL serta korelasi negatif apabila DW > (4-dU) . (Ghozali, 2009).
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan 0 (nol). Suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah yang memiliki angka tolerance diatas 0,1 dan mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) di bawah 10. (Ghozali, 2009).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas berfungsi untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
24
Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka indikasi terjadi jika signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5%, maka tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Dapat juga diukur dengan melihat t-tabel, jika t-hitung < t-tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas demikian pula sebaliknya. (Ghozali, 2009).
2. Regresi Berganda
Untuk menguji hipotesis maka diperlukan regresi berganda yang termasuk: a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F atau uji secara bersama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji secara bersama ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama berpengaruh terhadap variabel terikat. (Simanullang, 2013).
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji t atau uji secara terpisah variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. (Simanullang, 2013).
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah UKM yang berada di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Dari populasi tersebut dan berdasarkan rumus penghitungan sampel Slovin diperoleh sampel sebanyak 141 UKM yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dalam sampel penelitian ini terdapat 96 UKM yang bergerak di bidang perdagangan, 28 UKM yang bergerak di bidang jasa dan 17 UKM yang bergerak di bidang manufaktur. Dari 141 responden sebanyak 72,34% adalah lulusan SMA, 23,40% lulusan S1 dan 4,26% lulusan SMP. Responden didominasi usia 46-55 tahun, kemudian diikuti oleh >55 tahun dan 36-45 tahun. Menurut aset usaha yang termasuk usaha kecil berjumlah 86, usaha menengah 14 dan sisanya adalah usaha mikro. Dari indikator omset usaha yang termasuk usaha kecil adalah 81, usaha menengah 32 dan sisanya adalah usaha mikro. Untuk jumlah karyawan, usaha mikro yaitu yang memiliki karyawan satu sampai empat orang sebesar 30,50%, usaha kecil
25
yaitu yang memiliki karyawan lima hingga sembilan belas orang sebesar 48,23%, usaha menengah yaitu yang memiliki karyawan dua puluh hingga sembilan puluh sembilan orang sebesar 15,60% dan sisanya tidak memiliki karyawan sebesar 5,67%. Karena penelitian ini hanya meneliti Usaha Kecil dan Menengah (UKM) saja maka sampel diambil diambil dari yang memenuhi minimal salah satu kriteria yang termasuk UKM di atas. Apabila sampel tidak memenuhi satupun kriteria UKM di atas (termasuk mikro atau usaha besar) maka sampel gugur atau tidak ikut diuji.
Tabel 2 : Jenis Usaha Sampel
No. Keterangan Jumlah
1.
2.3.
Dagang Jasa ManufakturJumlah sampel yang diteliti (rumus Slovin)
96 28 17 141
Tabel 3 : Demografi Responden Jenis
Kelamin Usia Pendidikan Terakhir
L P <17 17- 25 26-35 36-45 46-55 >55 <SD SD SMP SMA /SMK D1 /2/3 S1 S2 102 39 0 11 13 29 57 31 0 0 6 102 0 33 0 Total Responden 141 Total Responden 141 Total Responden 141
Tabel 4 : Pengelola UKM No. Pengelola UKM Jumlah UKM Persentase Jumlah Karyawan1 Jumlah UKM Persentase 1. Manajer 133 94,33% 1-4 orang 43 30,50% 5-19 orang 68 48,23% 20-99 orang 22 15.60%
2. Pemilik 8 5,67% Tidak memilki
karyawan 8 5,67%
Total UKM 141 100% Total UKM 141 100%
1
26
Tabel 5 : Jumlah Sampel Berdasarkan Aset dan Omset
No. Kriteria2 Jumlah Persentase
1. 2. Aset : ≤Rp 50.000.000,- >Rp 50.000.000,- s/d Rp 500.000.000,- >Rp 500.000.000,- s/d Rp 10.000.000.000,- Omset: ≤Rp 300.000.000,- >Rp 300.000.000,- s/d Rp 2.500.000.000,- >Rp 2.500.000.000,- s/d Rp 50.000.000.000,- 41 86 14 141 28 81 32 141 29,08% 60,99% 9,93% 100% 19,86% 57,45% 22,69% 100% Statistik Deskriptif
Hasil statistika deskriptif sampel penelitian menunjukan jumlah sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian, nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean (rata-rata) dan nilai standar deviasi dari masing-masing variabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 6 : Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Penggunaan Informasi Akuntansi Kinerja Manajerial Kinerja Karyawan Kinerja UKM Valid N (listwise) 141 141 141 141 141 15,00 8,00 22,00 19,00 63,00 51,00 67,00 49,00 28,3262 29,4681 46,5887 37,1489 10,02746 10,26753 10,61204 6,36389
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata penggunaan informasi akuntansi adalah 28,3262 sedangkan nilai maksimal dalam kuesioner adalah 75, itu berarti tingkat penggunaan informasi akuntansi pada objek penelitian relatif rendah hanya 37,76%.
2
27
Untuk kinerja manajerial didapat rata-rata sebesar 29,4681 sedangkan nilai maksimal dalam kuesioner adalah 56, ini berarti kinerja manajerial objek penelitian bisa dikatakan sedang dengan persentase 52,62%. Kinerja karyawan memiliki rata-rata sebesar 46,5887 dari nilai maksimal kuesioner sebesar 77 maka dapat dikatakan kinerja karyawan objek penelitian diatas nilai kompetensi sedang dengan persentase 60,50%. Selanjutnya, kinerja UKM memiliki rata-rata sebesar 37,1489 dari nilai maksimal kuesioner sebesar 55, dapat dikatakan bahwa kinerja UKM objek penelitian diatas nilai kompetensi sedang dengan persentase 67,54%.
Uji Asumsi Klasik
Dari hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai signifikasi KS 0,879 lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,01; 0,05 dan 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji dapat dilihat di lampiran 4.
Hasil uji autokorelasi didapat nilai DW = 1,762 sedangkan untuk N=141 dan variabel independen atau k= 3 maka didapat nilai dL= 1,681 dan dU= 1,761 sehingga 4-dL= 2,319 dan 4-dU= 2,239. Dari hasil tersebut DW berada antara dU dan 4-dU, maka tidak terdapat autokorelasi di dalam data atau dengan kata lain tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji dapat dilihat di lampiran 4.
Uji multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance seluruh variabel lebih dari 0,1 yaitu masing 0,871; 0,867; 0,949. Nilai VIF lebih kecil dari 10 yaitu masing-masing 1,148; 1,153; 1,054. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas di dalam data. Hasil uji dapat dilihat di lampiran 4.
Untuk uji heteroskedastisitas didapat hasil Sig. = 0,107; 0,889; 0,285. Semua t-hitung yaitu -1,624; -0,140; 1,074 lebih kecil dari t-tabel yaitu 1,97718 dan semua Sig. lebih besar dari α=0,01; 0,05 dan 0,1. Dari hasil yang didapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas atau dengan kata lain terjadi homoskedastisitas. Hasil uji dapat dilihat di lampiran 4 lembar kedua.
Hasil Pengujian Hipotesis Menggunakan Regresi Berganda
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan regresi berganda termasuk uji F dan uji t dapat dilihat dalam tabel berikut:
28
Tabel 7 : Hasil Pengujian Model Regresi Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 21.274 2.449 8.686 .000 Penggunaan Informasi Akuntansi .116 .051 .183 2.290 .024 Kinerja Manajerial .085 .049 .137 1.710 .090 Kinerja Karyawan .217 .046 .362 4.734 .000
Dependent Variable: Kinerja UKM, Adj. R Square = 0,226, F-hitung = 14,591, Sig. = 0,000
Dalam uji koefisien determinasi (𝑅2) didapat hasil adjusted R square sebesar
0,226 yang berarti bahwa 22,60% kinerja UKM dipengaruhi oleh penggunaan informasi akuntansi, kinerja manajerial dan kinerja karyawan. Sedangkan sisanya yaitu 78,40% dipengaruhi oleh variabel lain.
a. Uji Simultan (Uji F)
Untuk uji F yaitu uji pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen secara bersamaan, diperoleh nilai Sig.= 0,000 (lihat tabel 7) lebih kecil dari α = 0,01; 0,05 dan 0,1. Dengan demikian maka 𝐻40 ditolak yang artinya ada pengaruh dari penggunaan informasi akuntansi, kinerja manajerial dan kinerja karyawan terhadap kinerja UKM secara signifikan.
b. Uji Parsial (Uji t)
Dalam uji t dapat dilihat bahwa untuk variabel penggunaan informasi akuntansi memiliki nilai Sig.= 0,024 (lihat tabel 7) < α = 0,05 dan 0,1 yang berarti 𝐻10 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja UKM secara signifikan. Tetapi pada tingkat α = 0,01; penggunaan informasi akuntansi tidak berpengaruh terhadap kinerja UKM. Pada variabel kinerja manajerial memiliki nilai Sig.= 0,090 (lihat tabel 7) > α = 0,1 dan 0,05 maka 𝐻20 diterima yang berarti kinerja manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja