• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM DIAGNOSA KLINIK ANAMNE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM DIAGNOSA KLINIK ANAMNE"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM DIAGNOSA KLINIK

(ANAMNESA dan PEMERIKSAAN UMUM PADA KUCING)

Di Susun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Diagnosa Klinik

OLEH

KUNTUM KHOIRANI

O11111114

KELOMPOK V

PRODI KEDOKTERAN HEWAN

(2)

1. Judul : Anamnesa dan Pemeriksaan Umum Pada Kucing 2. Tujuan Praktikum :

Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui Persiapan untuk pemeriksaan umum pada kucing b) Untuk mengetahui teknik restrain kucing untuk pemeriksaan

umum

c) Untuk mengetahui cara melakukan anamnesa yang benar

d) Untuk mengetahui prinsip dan metode pemeriksaan umum pada kucing

3. Tinjauan Pustaka

A.Persiapan Untuk Pemeriksaan Umum

Agar interaksi pasien berlangsung efisien dan lancar, penting bagi pemeriksa untuk bersiap-siap sebelum perjumpaan dengan pasien. Langkah-langkan penting pada persiapan ini meliputi hal-hal berikut: mengumpulkan peralatan, menyiapkan tempat, dan menjamin keselamatan pasien.

Menyiapkan alat

Peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan umum menyeluruh adalah:

• Pena cahaya atau senter digunakan untuk cek kulit dan respon pupil terhadap cahaya

• Sarung tangan dan masker atau kaca mata pelindung/goggles sesuai aturan Centers for Disease Control (CDC) untuk situasi tertentu.

• Otoskop dan oftalmoskop untuk memeriksa telinga dan mata (jika otoskop tidak dilengkapi dengan spekulum pendek, maka diperlukan spekulum nasal).

• Depresor lidah untuk menggerakkan atau menahan lidah pada saat memeriksa orofaring.

(3)

Peralatan tambahan yang diperlukan untuk menilai tanda-tanda vital (vital signs) antara lain:

 Thermometer untuk

mengetahui temperature.

 Jam dengan jarum penunjuk

detik atau jam digital/stopwatch untuk menghitung kecepatan detak jantung (nadi) dan pernafasan.

Hampir semua alat sudah tercantum pada daftar di atas. Karena anda harus siap melakukan pemeriksaan terfokus tanpa interupsi, anda harus menyiapkan peralatan dasar (misalnya sfigmomanometer dan stetoskop) tersedia dan mudah dijangkau di ruang praktek.Pengaturan yang hati-hati dan konsisten sebelum memulai pemeriksaa akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemeriksaan dan menjamin pemeriksaan selalu dilakukan dengan urutan yang sesuai.

B.Teknik Restrain Pada Kucing

Sebagaimana dengan hewan lain,kucing mempunyai temperamen yang bedbeda-beda,dan orang yang akan menanganinya harus benar-benar memperhatikan perbedaan-perbedaan ini.Tingkah laku sebagian besar kucing mengikuti suatu pola yang harus dimengerti oleh mereka yang hendak mengobatinya.Kucing merupakan hewan pemalu dan penakut dan karena itu mudah tertekan jika dibawa ke lingkungan yang baru dan menurut perkiraan kucing tersebut memusuhinya.Untuk menghindari kesulitan dalam mengekang hewan,seorang dokter hewan harus mengamati tingkah laku kucing dan menentukan sifat hewan tersebu.Jika hewan itu tenang,tidak gampang gelisah atau tertekn dan jika pekerjaan yang akan dilakukan itu tidak menyebabkan kesakitan,dokter hewn dpat memegang serta membelainya atau kalau tidak,menyenangkannya pada saat ia melakukan pekerjaannya.

(4)

mampu mengulrkan cakarnya untuk mencakar sehingga pemeriksaan akan berjalan mulus.

Keberanian kucing dan penerimaan kebaruan dan interaksi bervariasi dengan predis genetik.Posisi dan lingkungan. sosialisasi dan pembiasaan penanganan manusia, mulai antara 2-7 minggu usia, meningkatkan relationships.Meskipun demikian, agitasi manusia, penanganan yang kasar, tiba-tiba atau gerakan tidak menentu, atau suara-suara keras dapat menyebabkan tiba-tiba takut atau agresif sebagai reaksi pada kucing.

C.Anamnesa

Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven).Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan anamnesis dengan cara mencari data :

1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) 2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) 3. Riwayat Kesehatan Keluarga 4. Riwayat Sosial dan Ekonomi

Sebelum melakukan anamnesis lebih lanjut, pertama yang harus ditanyakan adalah identitas pasien, yaitu umur, jenis kelamin, ras,sex,spesies,berat badan. Dalam anamnesis alur pikir yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Pendekatan sistematis, sehingga perlu diingat : Fundamental Four & Sacred

Seven.

2. Mulai berfikir organ mana yang terkena dan jangan berpikir penyakit apa, sehingga pengetahuan anatomi dan fisiologi harus dikuasai dengan baik. 3. Anamnesis menggunakan keterampilan interpersonal.

Keterampilan yang harus dikuasai dalam melakukan anamnesis

(5)

diikuti dengan pertanyaan tertutup.Dengarkan dengan penuh perhatian. Berilah kesempatan pada pemilk untuk menyelesaikan ceritanya, dan jangan menginterupsi.Berilah kesempatan pada pemilk untuk memberikan respons baik secara verbal maupun nonverbal. Tehnik yang digunakan bisa pemberian dukungan/ dorongan, adanya pengulangan, paraphrasing, interpretasi, dll.Mengenali isyarat verbal dan non verbal yang ditunjukkan oleh pemilik.

Mengklarifikasi pernyataan pemilik yang kurang jelas, atau yang membutuhkan suatu keterangan tambahan.Secara berkala buatlah ringkasan dari pernyataan yang dibuat pemilik untuk memverifikasi pengertian anda. Mintalah pemilik untuk mengkoreksi pernyataan anda, atau mintalah pada pemilik untuk memberikan keterangan tambahan bila diperlukan.Gunakan pertanyaan yang ringkas dan mudah dipahami. Hindari menggunakan istilah – istilah medis yang tidak dipahami pemilik.Buatlah urutan waktu suatu kejadian.

D.Prinsip dan Metode Pemeriksaan Umum Pada Kucing

Tujuan umum pemeriksaan umum adalah untuk memperoleh informasi mengenai status kesehatan pasien. Tujuan definitif pemeriksaan umum adalah, pertama, untuk mengidentifikasi status “normal” dan kemudian mengetahui adanya variasi dari keadaan normal tersebut dengan cara memvalidasi tanda-tanda pasien, penapisan/skrining keadaan wellbeing pasien, dan pemantauan masalah kesehatan/penyakit pasien saat ini. Terdapat empat teknik pengkajian yang secara universal diterima untuk digunakan selama pemeriksaan fsik: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Teknik-teknik ini digunakan sebagai bingkai kerja yang menfokuskan pada indera penglihatan, pendengaran, sentuhan dan penciuman.

(6)

INSPEKSI

Langkah pertama pada pemeriksaan pasien adalah inspeksi, yaitu melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan metode tertua yang digunakan untuk mengkaji/menilai pasien. Secara formal, pemeriksa menggunakan indera penglihatan berkonsentrasi untuk melihat pasien secara seksama, persisten dan tanpa terburu-buru, sejak detik pertama bertemu, dengan cara memperoleh riwayat pasien dan, terutama, sepanjang pemeriksaan fisik dilakukan. Inspeksi juga menggunakan indera pendengaran dan penciuman untuk mengetahui lebih lanjut, lebih jelas dan memvalidasi apa yang dilihat oleh mata dan dikaitkan dengan suara atau bau yang berasal dari pasien. Pemeriksa kemudian akan mengumpulkan dan menggolongkan informasi yang diterima oleh semua indera tersebut, baik disadari maupun tidak disadari, dan membentuk opini, subyektif dan obyektif, mengenai pasien, yang akan membantu dalam membuat keputusan diagnosis dan terapi.

PALPASI

Palpasi, yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan, adalah langkah kedua pada pemeriksaan pasien dan digunakan untuk menambah data yang telah diperoleh melalui inspeksi sebelumnya. Palpasi struktur individu,baik pada permukaan maupun dalam rongga tubuh, terutama pada abdomen, akan memberikan informasi mengenai posisi, ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas/gerakan komponen-komponen anatomi yang normal, dan apakah

terdapat abnormalitas misalnya pembesaran organ atau adanya massa yang dapat teraba. Palpasi juga efektif untuk menilai menganai keadaan cairan pada ruang tubuh.

PERKUSI

(7)

gelombang suara yang berjalan sepanjang 5-7 cm (2-3 inci) di bawahnya. Pantulan suara akan berbeda-beda karakteristiknya tergantung sifat struktur yang dilewati oleh suara itu.

Prinsip dasarnya adalah jika suatu struktur berisi lebih banyak udara (misalnya paru-paru) makan menghasilkan suara yang lebih keras, rendah dan panjang daripada struktur yang lebih padat (misalnya otot paha), yang menghasilkan suara yang lebih lembut, tinggi dan pendek.Densitas jaringan atau massa yang tebal akan menyerap suara, seperti proteksi akustik menyerap suara pada ruang “kedap suara”.

Ada dua metode perkusi, langsung (segera) dan tak langsung (diperantarai). Perkusi diperantarai (tak langsung) adalah metode yang menggunakan alat pleksimeter untuk menimbulkan perkusi. Dari sejarahnya, pleksimeter adalah palu karet kecil, dan digunakan untuk mengetuk plessimeter, suatu obyek padat kecil (biasanya terbuat dari gading), yang dipegang erat di depan permukaan tubuh. Ini merupakan metode yang disukai selama hampir 100 tahun, tetapi pemeriksa merasa repot untuk membawa peralatan ekstra ini. Sehingga, perkusi tak langsung, menggunakan jari telunjuk dan jari tengah atau hanya jari tengah satu tangan bertindak sebagai pleksimeter, yang mengetuk jari tengah tangan yang lain sebagai plessimeter, berkembang menjadi metode pilihan sekarang

AUSKULTASI

Auskultasi adalah ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantung,pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen. Umumnya, auskultasi adalah teknik terakhir yang digunakan pada suatu pemeriksaan. Suara-suara penting yang terdengar saat auskultasi adalah Suara-suara gerakan udara dalam paru-paru, terbentuk oleh thorax dan viscera abdomen, dan oleh aliran darah yang melalui sistem kardiovaskular. Suara terauskultasi dijelaskan frekuensi (pitch), intensitas (keraslemahnya), durasi, kualitas (timbre) dan waktunya.

(8)

tubuh.Auskultasi dilakukan dengan stetoskop .Stetoskop regular tidak mengamplifikasi suara. Stetoskop regular meneruskan suara melalui ujung alat (endpiece),tabung pipa (tubing), dan bagian ujung yang ke telinga (earpiece), menghilangkan suara gangguan eksternal dan demikian memisahkan dan meneruskan satu suara saja. Stetoskop khusus yang mengamplifikasi suara juga tersedia dengan akuitas suara yang lebih rendah. Yang penting diperhatikan adalah kesesuaian dan kualitas stetoskop. Ujung yang ke telinga harus diletakkan pas ke dalam telinga, dan tabung/pipa tidak boleh lebih panjang dari 12-18 inci.

Auskultasi adalah keterampilan yang mudah dipelajari tapi sulit interpretasinya. Pertama,suara normal yang bermacam-macam harus dipelajari sebelum dapat membedakan mana suara yang abnormal dan ektra. Ketika menggunakan stetoskop, kurangi suara-suara eksternal yang mengganggu dan suara artefak. Tutup mulut anda dan, jika endpiece telah diletakkan pada permukaan tubuh, tutup mata anda dan berkonsentrasilah. Dengan cara demikian, anda akan mengeliminasi suara yang ditransmisikan melalui mulut yang terbuka, yang dapat berfungsi seperti megaphone, dan gangguan akibat stimulasi visual terus menerus.

4. Materi dan Metode

A.Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dalam praktikum yaitu : Hari/Tanggal : Jum’at,8 November 20 13

Waktu : Pukul 10.00 WITA s.d selesai

Tempat : Laboratorium Kampus Baraya Unhas

Alat & Bahan  Alat

(9)

 Termometer

 Senter (Spotlight/Penlight)  Hummer

 Vagioskop  Otoskop  Stopwach  Handskun  Masker

 Bahan

 Kucing Domestik

Cara Kerja

a) Pengenalan alat-alat Pemeriksaan Umum Pada Kucing 1. Menyiapkan alat-alat pemeriksaan Umum

2. Menyusun alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan umum pada kucing seperti Stetoskop,hummer,stopwatch,otoskopvagioskop,spatel,thermometer. b) Restrain kucing

1. Menyiapkan meja untuk melakukan pengekangan.

2. Kucing dikeluarkan dari kandangnya dengan cara : kita memasukkan tangan ke dalam dan menempatkan tangan kiri di atas pundak kucing serta memegangnya sedemikian rupa sehingga kucing tidak lepas.

3. Setelah kucing dikeluarkan dari kandang, ulurkan tangan kanan lewat di atas punggung ke bawah badan kucing dengan tangan terbuka sehingga jari tengah berda di antara kedua kaki depan. Dengan tangan kiri memegang erat kulit punggung leher kucing itu kemudian diangkat.

4. Kemudian kucing siap untuk dilakukan tindakan pemeriksaan.

(10)

2. Melakukan anamnesa dengan membuat pertanyaan yang singkat,tetapi dapat menghasilkan jawaban yang jelas mengenai :

- Gambaran keadaan hewan mulai sakit sampai sekarang

- Kejadian-kejadian pada waktu lampau yang ada hubungannya dengan penyakit yang sekarang diderita

- Keadaanlingkungan,hewanyangserumah/sekandang,tetangga,dsb. d) Cara Melakukan Pemeriksaan Umum Pada Kucing

Melakukan pemeriksaan umum pada kucing ,meliputi :

Lakukan inspeksi dengan cara melihat,membaui,dan mendengarkan tanpa alat bantu

2. 1. Frekuensi pulsus normal pada kucing adalah 95-150x/menit

3. 1. Hitunglah frekuensi nafas dari gerakan daerah toracoabdominal dalam keadaan hewan istrahat an tenang memperhatikan udara yang keluar masuk melalui lubang hidung

Suhu Tubuh

1. 1. Ukurlah suhu tubuh kucing dengan thermometer

2. 1. Masukkan ujung thermometer ke lubang anus/rectum,tunggu beberapa menit sampai dan hitung skalanya.Bila ada hal yang meragukan(misalnya radang anus local atau anus kendor),lakukanlah pada rongga mulut(rongga pipi),hati-hati jangan sampai ujung thermometer tergigit.Pada cara ini,hasilnya ditambah 0,5 0 C karena adanya

evaporasi(penguapan).

Selaput Lendir

(11)

 Mata ; Perhatikan conjunctiva bulbi apakah ada vasa injeksi atau ada lesi-lesi.Pemeriksaan bola mata dari sebelah muka dan sampingdengan cara ini dapat diketahui dimana letak lesi.

 Selaput lendir hidung dan mulut ; Periksa warna selaput lender pada hidung dan mulut.Lakukan pemeriksaan CRT(Capillary Refil Time) dengan cara membuka bibir kucing kemudian menekan gusi dan melepaskan kemabali.Hitunglah waktu kembalinya warna gusi dari putih menjadi merah.

Alat Pencernaan

 Mulut ; Perhatikan bau mulut.Amati selaput lender mulut,lidah,gusi,perhatikan kemungkinan adanya lesi,perubahan warna,dll.

 Abdomen ; Lakukan inspeksi dengan cerat,bila perut membesar perlu diperiksa lebih lanjut,apakah ada pembesaran?.Lakukan palpasi pada rongga perut.Tekan ujung jari tangan kiri dan kanan dari dua sisi perut sampai kedua ujung jari bersentuhan atau hanya dibatasi oleh benda atau organ di dalam perut.Lakukan auskultasi untuk mengetahui peristaltic.

Alat Pernafasan

Perhatikan adanya aksi-aksi atau pengeluaran-pengeluaran abnormal seperti batuk,bersin,hick up.Perhatikan frekuensi da tipe napas,dan perbandingan frekuensi nafas dengan pulsus.

 Pemeriksaan Hidung ; perhatikan leleran yang keluar dari hidung,adanya lesi-lesi di dalam rongga hidung.Raba suhu local dengan menempelkan punggung jari tangan pada dinding luar hidung.Lakukan perkusi pada daerah sinus frontalis untuk mengetahui adanya cairan di dalammnya.  Rongga Dada ; Menemukan daerah perkusi/auskultasi paru-paru kucing

(12)

suaranya.Perhatikan pula kemungkinan terjadinya perluasan daerah perkusi/auskultasi.

Sistem peredaran darah (sistema sirkulasi)

Memerhatikan adanya kelainan alat peredaran darah seperti; anemia, cyanosis, edema/ascites, pulsus venosus, kelainan pada denyut nadi, dan sikap atau langkah hewan (kucing)

 Nadi

Melakukan pemeriksaan pulsus (denyut nadi) dengan melakukan pemeriksaan umum, menghitung frekuensinya, memperhatikan ritme dan kualitasnya kemudian bandingkan dengan frekuensi detak jantung sinkron atau lebih lambat.

 Jantung

Pada kucing daerah sebelah kiri; Inspekdi dan palpasi.

- Melakukan inspeksi dan palpasi pada dinding sebelah kiri. - Mengamati detak jantung/ debar jantung

- Memperhatikan apakah ada peningkatan kekuatan debar jantung.

- Serta memperhatikan apakah detak jantung dapat di dengar tanpa stetoskop.

- Memeriksa dinding dada sebelah kanan, apakah tampak/teraba detak/debar jantung pada dinding dada kanan

- Memperhatikan pula kemukinan detak/debar yang mengalami percepatan Perkusi

- Melakukan perkusi pada derah pekak jantung (kiri dan kanan), - Memperhatikan apakah ada pelebaran daerah pekak jantung

Auskultasi

(13)

- Memperhatikan apakah detak jantung sinkron dengan pulsus serta memperhatikan ritmenya

- Memperhatiakan perbedaan suara I (systole) dengan suara II (diastole) - Memperhatikan ritmenya, adanya perubahan kekuatan detak jantung,

systole-diastole tak dapat dibedakan, duplikasi sistole.

- Memperhatikan pula kemungkinan adanya suara tambahan (bising, murmur)

 Vena jugularis

- Memperhatikan pulsasi dari vena, dengan memeriksa di 1/3 bawah leher. - Memperhatikan kemungkinan adanya pulsasi pebesaran vena,

aliran/desakan darah kembali ke sebelah atas yang biasanya melampaui daerah 1/3 bawah, dan pulsasi di bagian 1/3 tengah leher

 Pembuluh darah perifer

- Melihat pemeriksaan selaput lendir/mukosa (pemeriksaan umum), memperhatikan konjungtiva, selaput lendir vulva/preputium dan juga CRT  Sistem getah bening (sistem limpatik)

Pada limpoglandula dilakukan palpasi pada kucing yaitu Lgl. Submaxillaris, Lgl. Parotidea ,Lgl. Retropharingealis, Lgl. Cervicalis anterior, Lgl. Cervicalis medius, Lgl. Cervicalis caudalis, Lgl. Prescapularis, Lgl. Axillaris (dapat teraba jika kaki diabduksikan), lgl. Inguinalis superficialis (pada betina disebut lgl. Mammaria), lgl. Poplitea, lgl. Mesenterialis.

Sistem lokomotor

- Memperhatikan cara jalan hewan, sukar berdiri, sukar jongkok/berbaring, pincang, kekakuan, extremitas sukar atau tidak dapat digerakkan.

 Muskuli

- Inspeksi, membandingkan extremitas kanan dan kiri, apakah ada perbedaan besar otot, perbedaan kontur.

- melakukan palpasi untuk hal yang sama seperti inspeksi, memperhatikan pula suhu, kontur, adanya rasa nyeri dan pengerasan

 Tulang

(14)

- memperhatikan kaki bengkok, ada pembesaran pada epifise tulang-tulang panjang, jendolan pada sambungan (artikulatio) kostol-kondral (pada rakitis), adanya pembengkakan pada persendian dan pembengkakan pada tulang maxilla dan mandibula (osteodystrophia fibrosa pada kuda).

- Mencoba menggerak-gerakkan apakah ada rasa nyeri atau mungkin ada krepitasi (pada fraktur)

 Persendian

- Memperhatikan dengan inspeksi apakah hewan pincang, ada pembengkakan pada persendian, melakukan palpasi apakah ada penebalan, cairan (pada kantong sinovial ataukah pada vagina tendinae)

- Menggerak-gerakkan persendian, dengan memperhatikan adanya rasa nyeri, atau kekakuan persendian.

5. Hasil

Sinyalemen/Registrasi

Data pasien dan pemilik yang perlu dicatat adalah : Data pasien dan pemilik yang perlu dicatat adalah: 1. Pasien

Nama/nomor : Keyla

Spesies : Kucing

Ras/Breed : Domestik Kelamin/Sex : Betina Umur/Age : ± 2 bulan

Bulu dan Warna : Putih,hitam,dan abu-abu /specific Pattern

Berat Badan : 500 gram

Tanda-tanda lain : - Ada garis menyerupai kaca mata di samping mata

(15)

Yang penting

2. klien

Nama : Agustiadi

Alamat : Jln.Tinumbu

Nomor telepon : 085 242 901010

Setelah dilakukan pemeriksaan umum,didapat informasi/data sebagai berikut : Inspeksi :

Sering menjilat/menggaruk badan,bsc : kurus,banyak kutu,telinga kiri alopesia,ada luka pada kaki depan,dan kotoran di telinga,mukosa hidung(kering),mukosa mulut(pucat) akibat dehidrasi,refleksi pupil normal,kurang aktif bergerak(lesu),CRT(pusat)

Palpasi :

Tidak ada pembesaran limfonodus,abdomen normal,vagina dan anus normal. Perkusi :

Sinus normal,rongga dada normal,perut(abdomen)normal,patella dan tendon calcaneus normal.

Auskultasi/Mendengar :

Gerak peristaltic,respirasi normal,dan denyut jantung normal.

Mengukur/Menghitung :

Suhu 38 0 C dan pulsus 29x4=116

(16)
(17)

6. Pembahasan

Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

a. Persiapan ntuk Pemeriksaan Umum pada Kucing

Agar interaksi pasien berlangsung efisien dan lancar, penting bagi pemeriksa untuk bersiap-siap sebelum perjumpaan dengan pasien. Langkah-langkan penting pada persiapan ini meliputi hal-hal berikut: mengumpulkan peralatan, menyiapkan tempat, dan menjamin keselamatan pasien.

b. Restrain Pada Kucing

Orang yang melakukan restrain pada kucing harus memperhatikan perbedaan-perbedaan tempramen pada hewan ini. Tingkah laku sebagian besar kucing mengikuti suatu pola yan harus dimengerti oleh mereka yang hendak mengobatinya. Kucing merupakan hewan pemalu dan penakut dank karena itu mudah tertekan jika di bawah ke lingkungan yang baru dan menurut perkiraan kucing tersebut memusuhinya.

Dalam keadaan tertekan demikian, hewan ini dapat sangat menurut. Karena kucing merupakan hewan yang atletis dan mempunyai berbagai senjata untuk menyerang maka hewan tersebut dapat menjadi sangat tidak aman untuk ditangani.untuk menahannya pada waktu ewan itu marah, yang menangani biasanya cenderung untuk menggunakan tenaga yang terlalu besar sehingga dapat mencederainya secara serius, karena pada hakikatnya kucing itu merupakan hewan yang kecil. Untuk menghindarim kesulitan semacam ini, seorang dokter hewan harus mengamati tingkah laku kucing dan menentukan sifat hewan tersebut. Jika hewan itu tenang, tidak gampang gelisah atau tertekan dan jika pekerjaan yang akan dilakukan itu tidak akan menyebabkannya kesakitan, kita dapat memegang, membelai.

(18)

kucing kehilangan keseimbangan untuk mencakar dan melompat. Selain itu, pada saat handling dan restrain harus memegang erat kulit punggung leher dan menjauhkan kakinya daru tubuh. Pada saat praktikum, kucing yang dilakukan handling dan restrain sangat galak sehingga ada praktikan yang terluka atau cedera. Hal ini disebabkan karena yang melakukan handling hanya satu orang padahal pada kucing yang galak harusnya dilakukan lebih dari satu orang.

c. Melakukan Anamnesa yang benar

Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan peternak/pemilik secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pemilik hewan yang sakit,untuk mendapatkan data pemilik beserta permasahalan medisnya.Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau dilihat oleh pemilik sebelumya.Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakkan diagnosis.Anamnesis yang baik hanya dapat dilakukan apabila dokter yang melakukan anamnesis tersebut mengusai dengan baik teori atau pengetahuan kedokteran.Tidak mungkin seorang dokter akan dapat mengarahkan pertanyaan-pertanyaannya dan akhirnya mengambil kesimpulan dari anamnesis yang dilakukan bila dia tidak menguasai dengan baik ilmu kedkteran mupun animal behavior.

(19)

gram dan tanda-tanda lain adalah warna hitam di kaki kanan.Makan setengah perhari,sering menyisakkan makanan,tiap hari dikandangkan dan lingkungan kotor.

Pada akhir anamnesis seorang dokter harus membuat kesimpulan dari anamnesis yang dilakukan.Kesimpulan tersebut berupa perkiraan diagnosis yang dapat berupa diagnosis tunggal atau diagnosis banding dari beberapa penyakit.Kesimpulan yang dibuat haruslah logis dan sesuai dengan keluhan utama pemilik.Bila menjumpai kasus yang sulit dengan banyak keluhan yang tidak dapat dibuat kesimpulannya,maka cobalah dengan membuat daftar masalah atau keluhaiann pemilik.Daftar tersebut kemudian dapat digunakan untuk memandu pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang yang akan dilaksanakan,sehingga akhirnya dapat dibuat suatu diagnosis kerja yang lebih terarah.

d. Pemeriksaan umum Pada Kucing

Setelah dilakukan sinyalemen dan anamnesa maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan umum yang meliputi inspeksi dengan cara melihat,membau,dan mendengarkan tanpa alat bantu.

Inspeksi :

Sering menjilat/menggaruk badan,bsc : kurus yang kemungkinan diakibatkan kutu yang menghisap darah kucing tersebut,banyak kutu,telinga kiri alopesia kemungkinan akibat tungau Sarcoptes scabies,ada luka pada kaki depan yang tidak diketahui penyebabnya,dan kotoran di telinga,mukosa hidung(kering),mukosa mulut(pucat) akibat dehidrasi,refleksi pupil normal,kurang aktif bergerak(lesu),CRT(pusat) Palpasi :

(20)

Perkusi :

Sinus normal,rongga dada normal,perut(abdomen)normal,patella dan tendon calcaneus normal.

Auskultasi/Mendengar :

Gerak peristaltic,respirasi normal,dan denyut jantung normal. Mengukur/Menghitung :

Suhu 38 0 C dan pulsus 29x4=116 yang artinya normal karena suhu normal

pada kucing adalah sekitar 37,60 C – 39,40 C.Sedangakan frekuensi pulsus

normal pada kucing adalah 92-150x/menit.

7. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

 Agar interaksi pasien berlangsung efisien dan lancar, penting bagi pemeriksa untuk bersiap-siap sebelum perjumpaan dengan pasien. Langkah-langkan penting pada persiapan ini meliputi hal-hal berikut: mengumpulkan peralatan, menyiapkan tempat, dan menjamin keselamatan pasien.

 Untuk menghindari kesulitan dalam mengekang hewan,seorang dokter hewan harus mengamati tingkah laku kucing dan menentukan sifat hewan tersebu.Jika hewan itu tenang,tidak gampang gelisah atau tertekn dan jika pekerjaan yang akan dilakukan itu tidak menyebabkan kesakitan,dokter hewn dpat memegang serta membelainya atau kalau tidak,menyenangkannya pada saat ia melakukan pekerjaannya.

(21)

(The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven).

 Tujuan umum pemeriksaan umum adalah untuk memperoleh informasi mengenai status kesehatan pasien. Tujuan definitif pemeriksaan umum adalah, pertama, untuk mengidentifikasi status “normal” dan kemudian mengetahui adanya variasi dari keadaan normal tersebut dengan cara memvalidasi tanda-tanda pasien, penapisan/skrining keadaan wellbeing pasien, dan pemantauan masalah kesehatan/penyakit pasien saat ini.

Daftar Pustaka

Redhono Dhani,dkk. HISTORY TAKING – ANAMNESIS.Jurnal diakses 11 November 2013.

R. Leahy, John, Pat Barrow. 2007. Cara-cara Mengekang Hewan. Bogor : IPB Press.

Referensi

Dokumen terkait

Suatu larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yang seharusnya ada pada temperatur tertentu, terdapat

Suatu larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yang seharusnya ada pada temperatur tertentu, terdapat

Spirometri adalah suatu teknik pemeriksaan untuk mengetahui fungsi/faal paru, di mana pasien diminta untuk meniup sekuat-kuatnya melalui suatu alat yang dihubungkan

Sesuai dengan permasalahan di atas maka dibutuhkan suatu aplikasi yang dapat menggantikan ketidak-hadiran seorang dokter ahli atau pakar untuk memberikan informasi

Sanitasi kandang adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peternak untuk kebersihan kandang dan lingkungannya Berbicara tentang sanitasi tentu kita berbiacara tentang

Praktikum kimia klinik dapat digunakan untuk melatih mahasiswa agar dapat belajar dan mengenal pemeriksaan urine secara makroskopis dan mikroskopis untuk membantu menegakkan suatu

Dalam melakukan pemeriksaan fisik sistem motorik ekstremitas inferior yang merupakan bagian dari sistem musculoskeletal, seorang dokter perlu mengawali dengan

Multiplexer atau selektor data adalah suatu rangkaian logika yang menerima input data dan untuk suatu saat tertentu hanya mengijinkan satu dari data input tersebut untuk lewat mencapai