BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
SMA Kristen 1 Salatiga, berdiri pada tanggal 1 juni 1951 oleh perkumpulan Perguruan Kristen Jawa Tengah Utara (PPKJTU) yang kemudian mulai September 1955 berubah nama menjadi Yayasan perguruan Kristen (YPK). Pada awal berdirinya SMA Kristen 1 Salatiga di Jln. Dr. Sumardi No.5 Salatiga yang sekarang menjadi gedung sinode.
Pada tahun 1952 sampai dengan tahun 1970 pindah ke jalan kotamadya, nomor 47, dengan bangunan semi permanen dan terdiri atas 8 ruang kelas. Sebelum pindah di jalan kotamadya, SMA Kristen 1 sempat pindah ke gedung SD latihan SGP negeri, yang terletak di sebelah selatan SMP Negeri 1. Sejak tahun 1970 sampai sekarang, SMA Kristen 1 menempuh lokasi di jalan Osamaliki no.32 Salatiga, yang merupakan ruas jalan raya Solo – Semarang.
Sejak berdiri hingga sekarang, SMA Kristen 1 telah mengalami beberapa kali perubahan status yakni sejak tahun 1954 berstatus “bersubsidi”, tahun 1985 hingga tahun 1986 berubah status menjadi “diakui”, tahun 1986 sampai tahun 2004 berstatus disamakan, kemudian pada bulan April 2004 terakreditasi A dengan nilai 94, dan terakhir pada bulan juli 2007 terakreditasi A (amat baik) dengan nilai 95,85. Tahun 2008/2009 dipercaya oleh pemerintah menjadi sekolah Rintisan Kategori Mandiri (RSKM) hingga saat ini memasuki tahun ke-4.
hal ini Nampak pada jumlah pendaftaran PPDB menurun sampai 33 % . dengan melihat berbagai macam tantangan yang ada seperti akademik input semakin rendah, citra di masyarakat menurun, dan persaingan yang begitu ketat dengan penduduk yang jumlahnya 171.065 jiwa dengan memiliki jumlah SMA yaitu 3 Negeri, 7 Swasta dan 19 SMK serta SMA di kabupaten Semarang yang dekat cukup banyak, bahkan ada juga 2 sekolah yang sudah tutup.
SMA Kristen 1 Salatiga sebagai salah satu lembaga pendidikan menengah atas, berusaha ikut serta dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia. Mulai tahun pelajaran 2008/2009 dipercaya oleh pemerintah sebagai Rintisan Sekolah Kategori Mandiri (RSKM). Saat ini memiliki 20 rombel, berisi rata-rata antara 28-36 peserta didik. Memiliki 3 jurusan yakni IPA, IPS, dan Bahasa Mandarin kelas XII yang masih menerapkan KTSP serta MIA, IIS dan IBBUD untuk kelas X dan XI yang berada pada level menengah ke bawah, namun ditunjang oleh semangat pelayanan tenaga pendidik yang potensial dan didukung oleh sarana prasarana yang relative memadai maka dapat dihasilkan output yang relatif bagus.
Upaya meningkatkan prestasi peserta didik harus terus dilakukan oleh sekolah dengan memanfaatkan fasilitas dan SDM sekolah yang ada. Seiring dengan itu sekolah juga terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. Upaya-upaya tersebut terus dilakukan, dengan harapan kualitas dan layanan pendidikan di SMA Kristen 1 dapat terus ditingkatkan, sehingga lembaga ini tetap terus eksis untuk mewujudkan Visi, Misi serta senantiasa dapat berperan menjadi patner pemerintahan dalam upaya mencerdasakan Anak Bangsa.
4.1.1. Dasar Pengembangan Institusi
Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi didiknya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya pada pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demogratis serta bertanggung jawab. Seiring dengan hal tersebut, agar bangsa Indonesia mampu berperan dalam persaingan global, maka kita harus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
dukungan dari berbagai pihak antara lain dari Yayasan, Komite Sekolah, Alumni serta Pemerintah maupun upaya secara terus menerus memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan seperti tertuang dalam PP 19 Tahun 2005.
4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Kristen 1 Salatiga Visi Sekolah
Berkarakter, Berprestasi, serta Peduli Lingkungan Atas Kesadaran diri Berdasarkan Firman Tuhan.
Misi
a. Meningkatkan pembinaan kerohanian secara intensif melalui pembiasaan maupun kegiatan kerohanian di sekolah.
b. Menumbuh kembangkan karakter Kristiani melalui berbagai kegiatan dan pelayanan.
c. Meningkatkan budi pekerti yang berakar pada nilai-nilai karakter dan budaya bangsa serta kasih Kristus.
d. Memadukan unsur pendidikan yang mencakup segi-segi religiusitas, humanitas, sosialitas, dan intelektualitas melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sebagai upaya untuk menghantarkan peserta didik menjadi insan yang bermartabat.
e. Menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, bagi seluruh warga sekolah melalui berbagai kegiatan dan pembiasaan di sekolah.
f. Menerapkan strategi-strategi untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata.
g. Menumbuhkan disiplin dan semangat kerja yang tinggi dalam rangka mewujudkan sikap hidup yang mandiri. h. Menumbuhkan sikap mandiri dan percaya diri dengan
memberikan bekal kecakapan hidup ( life skill) yang memadai dan terintegrasi di dalam setiap pembelajaran. i. Memfasilitasi peserta didik agar dapat menumbuh
j. Menerapkan berbagai strategi positif dalam pencapaian prestasi bidang akademik maupun non akademik.
k. Meningkatkan pelayanan belajar yang efektif,kreatif, dan menyenangkan ( joyfull learning) dengan dukungan sumber belajar yang memadai sesuai tuntutan kurikulum 2013.
Tujuan
Tujuan pendidikan pada sekolah/lembaga SMA Kristen 1 dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.Agar warga sekolah lebih mampu menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Kekristenan yang diimani dalam kehidupannya.
b.Agar warga sekolah menjadi pribadi yang berkarakter Kristiani.
c.Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti, berdisiplin tinggi, beriman, trampil berolah ilmu pengetahuan, berolah seni, serta trampil berkomunikasi dengan sarana teknologi informasi dan bahasa asing.
d.Mengupayakan pencapaian prestasi pada berbagai bidang, baik bidang akademik maupun non akademik.
e.Mewujudkan pendidikan yang berkualitas, sesuia dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang dilandasi oleh semangat pelayanan, kasih, kebenaran dan keadilan.
f.Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pengembangan diri/ekstrakulikuler unggulan yang sesuai potensi dan minat siswa.
g.Mengupayakan terwujudnya budaya sekolah dalam rangka mendukung tercapainya visi, misi sekolah yang terangkum dalam semboyan/motto sekolah yakni education for Liberty, Development and Dignity (Pendidikan untuk kemandirian, tumbuh kembang dan martabat).
h.Mewujudkan pencapaian prestasi pada berbagai bidang baik bidang akademik maupun non akademik.
j.Mewujudkan sekolah Adiwiyata.
4.1.3. Struktur Organisasi SMA Kristen 1 Salatiga
Gambar 4.1 struktur organisasi SMA Kristen 1 Salatiga secara Operasional Tahun pelajaran 2012/2013. (Sumber SMA Kristen 1
Salatiga).
Dalam menjalankan pendidikan di SMA Kristen 1 Salatiga, setiap pihak dalam organisasi memiliki tugas yang diatur dalam SOP dan pedoman kerja, dengan demikian pihak yang dimaksud akan menjalankan tugasnya berdasarkan job description yang ada pada setiap bidang, coordinator, person sebagai tolak ukur dan evaluasi kinerja untuk kemajuan sekolah.
4.2. Perencanaan Pendidikan Karakter
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Kristen 1 Salatiga sekolah sudah membuat perencana yang baik dengan harapan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dapat tercapai sesuia dengan yang diharapkan hal ini dapat dilihat dari Visi, Misi, dan Tujuan sekolah yang disusun dengan mengutamakan karakter kristiani dan karakter budaya bangsa di dalamnya dengan harapan dalam mengimplementasi pendidikan karakter berjalan sesuai dengan yang diharapkan, selain itu juga kebijakan yang di ambil sekolah sesuia dengan Visi, Misi dan Tujuan yang sudah di susun.
Hal yang dilakukan sekolah selama ini dalam menyusun perencana sudah sesuai dengan 5 unsur yang dijelaskan Slameto (2009:26-27) antara lain :
a.Purpose yaitu tujuan yang akan dicapai. Tujuan ini harus dirumuskan secara jelas, terperinci dan operasional.
b.Policy yaitu strategi atau cara untuk mencapai tujuan.
c.Procedure yaitu sistem komunikasi yang ada dalam organisasi. Yang dimaksud di sini adalah jalur-jalur komunikasi sebagai akibat adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab.
d.Progress yaitu gambaran tentang tahap-tahap pencapaian tujuan.
e.Program yaitu uraian lebih rinci dan operasional tentang kegiatan sehari-hari dalam rangka kegiatan pelaksanaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bagian kurikulum dan kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga dan hasil dokumen diketahui bahwa sekolah tidak hanya membuat perencanaan yang sudah disebutkan di atas tetapi sekolah juga melakukan perencana dalam pembuatan RPP yang mencantumkan didalamnya pendidikan karakter. Sekolah merancang RPP (Rencana Program Pembelajaran) berdasarkan dengan arahan dari dinas pendidikan di sesuaikan dengan kemampuan sekolah dalam mengembangkan RPP di sekolah.
Tahap-tahap yang dilakukan sekolah dalam menyusun perencanaan pendidikan karakter di sekolah dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut:
1.Standard pengembangan silabus yang didalamnya mencakup standard kompetensi dasar, standard isi, materi pembelajaran, pemetaan kompetensi, pengembangan kegiatan pembelajaran, merumuskan indicator pencapaian kompetensi, penentuan jenis penilaian, menentukan alokasi waktu dan menentukan sumber belajar.
2.Standard pengembangan indikator yang terdiri dari indikator pencapaian kompetensi dan indikator penilaian.
4.Standard proses belajar mengajar yang terdiri dari kegiatan pendahuluan ( 10 menit dari alokasi waktu), kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi 75 menit dari alokasi waktu) dan kegiatan penutup.
5.Standard penilaian kelas kurikulum berbasis kompotensi yang terdiri dari: teknik penilaian untuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian portofolio dan penilaian diri.
6.Standard penulisan butir soal terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: menentukan tujuan tes, menentukan kompetensi yang akan diujikan, menetukan materi yangdiujikan, menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi materi dan bentuk penilaiannya, menyusun kisi-kisi, menulis butir soal, merakit soal menjadi perangkat tes, menyusun pedoman penskoran, dan perbaikan soal berdasarkan hasil analisis.
Perencanaan yang dilakukan oleh sekolah dalam menyusun RPP sudah berjalan dengan sangat baik karena semua guru sudah membuat rencana pembelajaran sesuai dengan standard dari pemerintah dan dikembangkan oleh sekolah sendiri di sesuaikan dengan kondisi di sekolah, hasil tersebut dikumpulkan kepada kepala sekolah untuk dikoreksi apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah.
4.3. Implementasi Pendidikan Karakter
Implementasi pendidikan karakter di SMA Kristen 1 Salatiga akan dibahas dari bagaimana pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, di luar kelas dan pembudayaan karakter di sekolah.
4.3.1. Deskripsi Pendidikan Karakter Di dalam Kelas
pendidikan karakter dalam kelas dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dalam uraian dibawah ini.
Berdasarkan dari hasil dokumentasi diketahui bahwa dalam tahap perencanaan mata pelajaran PKn, Agama, BK , Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan telah memasukkan pendidikan karakter dalam silabus dan RPP mereka sesuai dengan sosialisasi kepala sekolah. Guru mata pelajaran PKn, Agama, Bimbingan Konseling, dan Pendidikan Jasmani dan olahraga.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada guru Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani dan olahraga, Agama dan Bimbingan Konseling, diketahui bahwa guru Pendidikan Kewarganeraan, Pendidikan Jasmani dan olahraga, Agama dan Bimbingan Konseling telah memasukkan nilai-nilai karakter kedalam pelajaran. Guru Pendidikan Kewarganegaraan selalu mengutamakan pembentukan disiplin, religius, kepatuhan terhadap aturan sosial, tanggung jawab, kejujuran, peduli teman, berani bertanya, menyampaikan pendapat dan tidak mudah terpengaruh hal negatif. Guru Pendidikan Jasmani dan olahraga mengutamakan karakter sportif, mencoba atau berusaha, menolong teman, menghargai teman, keberanian, tidak mudah menyerah, memelihara tubuh agar tetap sehat dan bertanggung jawab. Guru Agama mengutamakan nilai kejujuran, sopan santun, kerja keras, mengasihi musuh, rela berkorban, tidak kuatir, setia dan bertanggung jawab, dan Guru Bimbingan Konseling mengutamakan karakter perubahan sikap, optimis, bertanggung jawab, disiplin, menghargai teman dan nilai kejujuran.
Guru Pendidikan Jasmani menggunakan strategi dengan menerapkan metode pengajaran seperti: cerama, penugasan, pendekatan dan demonstrasi (pendidikan aktif, kreatif, dan menyenangkan) yang membuat siswa aktif, misalnya dengan membentuk kelompok untuk membentuk karakter komunikatif, kerjasama. Demonstrasi siswa dapat mempraktekkan langsung pelajaran yang sudah ditentukan. Selain itu guru Pendidikan Jasmani Dan Olahraga juga memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi dan memasukkan anak ke tempat kursus untuk mengembangkan bakatnya dan memotivasi siswa agar lebih sportif dalam melakukan gerakan sesuia dengan petunjuk dengan benar.
Guru Agama menerapkan strategi dengan metode ceramah agar siswa dapat mengerti materi yang akan menjadi bahan saat ulang harian maupun semesteran selain itu guru juga menggunakan metode permainan agar siswa aktif dan tidak merasa jenuh dalam belajar, nonton film-film Rohani sesuai materi.
Guru bimbingan konseling menerapkan metode drama agar siswa dapat memerankan peran sesuia dengan peran yang sudah ditentukan dan menggunakan metode Tanya jawab agar siswa aktif dalam kelas yang bisa memunculkan sikap percaya diri pada anak.
4.3.2. Pendidikan Karakter Di Luar Kelas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diketahui bahwa Visi dari SMA Kristen 1 Salatiga Adalah “Berkarakter, berprestasi serta peduli lingkungan atas kesadaran diri berdasarkan Firman Tuhan dan Misi SMA Kristen 1 Salatiga adalah :
a.Meningkatkan pembinaan kerohaniaan secara intensif melalui pembiasaan maupun kegiatan kerohanian di sekolah. b.Menumbuhkembangkan karakter kristiani melalui berbagai kegiatan dan pelayanan.
d.Memadukan unsur pendidikan yang mencakup segi-segi religiusitas, humanitas, sosialitas, dan intelektual melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
e.Menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, bagi seluruh warga sekolah melalui berbagai kegiatan dan pembiasaan di sekolah.
f.Menerapkan strategi-strategi untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata.
g.Menumbuhkan disiplin dan semangat kerja yang tinggi dalam rangka mewujudkan sikap hidup yang mandiri.
h.Menumbuhkan sikap mandiri dan percaya diri dengan memberikan bekal kecakapan hidup ( life skill) yang memadai dan terintegrasi di dalam setiap pembelajaran.
i.Memfasilitasi peserta didik agar dapat menumbuh kembangkan bakat dan minat sesuai dengan potensi yang dimiliki.
j.Menerapkan berbagai strategi positif dalam pencapaian prestasi bidang akademik maupun non akademik.
k.Meningkatkan pelayanan belajar yang efektif,kreatif, dan menyenangkan ( joyfull learning) dengan dukungan sumber belajar yang memadai sesuai tuntutan kurikulum 2013.
Adapun aturan sekolah di atur dalam standar operasional pelayanan yang dibuat oleh guru bagian kesiswaan. Adapun aturan-aturan yang ada di SMA Kristen 1 Salatiga adalah:
a.Kegiatan sekolah berlangsung selama 5 hari kecuali hari libur mulai dari hari senin sampai hari jumat. Hari senin pk 07.00 s/d 15.05, selasa s/d kamis pkl 07.00-14.45 dan hari jumat pkl 07.00 – 11.25 WIB disambung ibadah tutup pekan 11.25-11.45. dan bersih kelas oleh kelompok piket pkl 11.45 sampai selesai.
c.Pergantian pembelajaran. Bel pergantian pembelajaran dibunyikan setiap 45 menit selama waktu belajar dan waktu istirahat.
d.Mengakhiri PBM pada jam terakhir PBM. Pada hari senin PBM berakhir pkl 15.05, selasa s/d kamis berakhir pkl 14.45 dan hari jumat berakhir pkl 11.55.
e.Hari besar Nasional dan Keagamaan. Setiap siswa di wajibkan untuk ikut seluruh kegiatan keagamaan yang dilaksanakan sekolah termasuk upacara bendera.
f.Kegiatan pengembangan. Setiap siswa diwajibkan mengikuti minimal 1 kegiatan pengembangan diri diluar kegiatan pengembangan diri wajib(BK dan pramuka).
g.Pakaian sekolah. Siswa wajib memakai seragam sekolah yang sudah ditentukan oleh sekolah. Peserta didik dilarang memakai make up, cat kuku dan rambut gondrong.
h.Kehilangan dan kerusakan. Kehilangan barang pribadi tanggung jawab setiap siswa sedangkan secara moral tanggung jawab sekolah.
j.Penghargaan prestasi. Siswa yang berprestasi baik prestasi akademik maupun non akademik akan menerima penghargaan dari sekolah.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap kepala sekolah diketahui bahwa pendidikan karakter di sekolah telah dilaksanankan di SMA Kristen 1 Salatiga. Sosialisasi pendidikan karakter terhadap guru dan staff telah dilakukan dan salah satu buktinya guru-guru telah memasukkan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP). Sosialisasi terhadap orang tua, siswa dan komite sekolah telah dilaksanakan, pelaksanaannya setiap awal tahun ajaran baru. Sekolah mengundang orang tua siswa dan komite sekolah untuk sosialisasi program adapun program yang disosialisasikan adalah program rutin sekolah dan program baru sekolah yang mencakup didalamnya program pendidikan karakter.
Strategi yang dilakukan sekolah dalam pencapaian Visi, Misi dan Tujuan sekolah adalah setiap awal pelajaran guru membuka dengan doa dan renungan singkat selama 10 menit yang dipimpin oleh guru yang mengajar. Selain itu setiap hari jumat di adakan ibadah tutup pekan yang dipimpin oleh siswa sendiri di bawah binaan guru agama. Selain siswa yang melakukan ibadah tutup pekan kepala sekolah, guru dan karyawan juga melaksanakan ibadah tutup pekan yang dipimpin oleh kepala sekolah atau guru yang mewakili. Selain itu dalam rangka kebersamaan dan perbaikan sekolah, kepala sekolah selalu melakukan evaluasi di akhir pelajaran setiap hari atau perwakilan dari kepala sekolah ketika kepala sekolah berhalangan untuk mendengarkan masukan dari para guru atau keluhan oleh para guru tujuannya untuk kemajuan sekolah.
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa sekolah telah mengimplementasikan peraturan sekolah dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang datang tepat waktu walaupun masih ada siswa yang terlambat karena rumahnya jauh dari sekolah misalnya dari ungaran, ampel dan boyolali. Siswa yang berpakaian rapi, melakukan upacara bendera, ibadah akhir pekan dan melaksanakan pembiasaan salam senyum dan sapa, walaupun masih ada siswa yang tidak melakukan pembiasaan salam, senyum dan sapa tetapi secara keseluruhan SMA Kristen 1 Salatiga sudah melakukan peraturan sekolah dengan baik karena anak yang bolos sudah menurun, pencurian seperti helm sudah tidak ada lagi dan merokok sudah tidak ada lagi.
4.3.3. Pembudayaan Karakter Di Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara, dan observasi diketahui bahwa SMA Kristen 1 Salatiga telah melakukan pembudayaan pendidikan karakter dengan baik diantaranya dengan melakukan pengkondisian yang mendukung pendidikan karakter, pembiasaaan nilai-nilai karakter melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan keteladanan dan pengembangan karakter siswa.
Penghargaan dan pemberdayaan siswa sudah dilaksanakan dengan melaksanakan lomba-lomba yang memberdayakan siswa misalnya lomba kebersihan antar kelas, lomba memelihara tanaman bunga, lomba puisi, lomba membuat surat pada saat hari-hari besar nasional dan keagamaan. Sekolah juga melakukan pengkondisian dengan akumulasi pelanggaran siswa. Akumulasi pelanggaran siswa yang terbanyak di lakukan teguran lisan, tulisan dan pemanggilan orang tua siswa dan membuat pernyataan, Ketika siswa masih melakukan pelanggaran maka siswa akan di keluarkan dari sekolah. Siswa yang mendapatkan prestasi dari segi akademik maupun non akademik juga diberikan semacam uang pembinaan atau beasiswa prestasi sebagai penghargaan kepada siswa.
kedisiplinan, peduli lingkungan, peduli sosial, kejujuran, kegiatan keteladanan dan cinta tanah air) sesuai dengan pedoman pelaksanaaan pendidikan karakter.
a.Nilai religius berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dimulai. Berdoa dan renungan singkat selama 10menit dipimpin oleh guru, ibadah tutup pekan setiap hari jumat yang dipimpin oleh siswa dibawah bimbingan guru agama dan ibadah tutup pekan dilakukan oleh guru, karyawan sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah dan guru yang mewakili dilakukan setiap hari jumat ketika siswa sudah pulang.
b.Nilai kedisiplinan: mengabsen siswa dan memberi sanksi kepada siswa yang terlambat dan siswa yang tidak masuk tanpa keterangan.
c.Nilai peduli lingkungan: mengadakan piket kelas dengan membersihkan sekolah setelah ibadah akhir pekan dan lomba kebersihan saat hari-hari besar.
d.Nilai peduli sosial: persembahan setiap ibadah tutup pekan diberikan kepada siswa yang tidak mampu melalui beasiswa. e.Nilai kejujuran: memotivasi siswa untuk berlaku jujur yaitu dengan menanamkan kejujuran kepada siswa dan sekolah menyediakan toko kejujuran yaitu siswa belajar mengambil barang sendiri dan membayarnya sendiri.
f.Nilai cinta tanah air: upacara setiap hari senin, saat hari-hari besar nasional.
Sekolah juga melakukan pengembangan karakter siswa dalam beberapa kegiatan yaitu kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan terprogram, kegiatan nasionalisme dan kegiatan outdoor learning sebagai berikut.
a.Kegiatan terprogram
misalnya hari kartini siswa mengikuti lomba kebersihan kelas, lomba memelihara bunga, lomba menulis surat, puisi dan lain-lain.
b.Kegiatan Nasionalisme
Sekolah juga mengembangkan karakter nasionalisme siswa dengan mengadakan upacara pada hari besar nasional.
c.Kegiatan outdoor Learning
Sekolah juga melakukan kegiatan belajar diluar kelas yaitu belajar di bali dalam hal budaya, belajar di industri yang berkaitan dengan materi misalnya kimia, belajar di kopeng yang berkaitan dengan biologi dan kunjungan ke industri yang berkaitan dengan profesi.
d.Kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan bagian kesiswaan dan kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga diketahui bahwa sekolah juga melakukan pengembangan karakter siswa dengan mengadakan kegiatan ekstrakuler siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakulikuler minimal 1 kegiatan. Ekstakulikuler yang ada di SMA Kristen 1 Salatiga antara lain: Dance / Cheer leader, Basket, Volly, Marching ban, Jurnalistik, Pramuka, Paduan suara /VG, English Club, KIR, Robotik PKS/PMR, Broadcasting, Cinematograf & Fotografi, Karate Bim.Olympiade, Paskibra dan Band. Ekstrakulikuler ini dinilai telah dapat mengembangkan karakter siswa misalnya dalam hal olahraga membentuk karakter disiplin, pengembangan diri, jati atlet dan menghargai tubuh sendiri dengan menjaga kesehatan. Selain olahraga kegiatan marching ban mengembangkan karakter belajar disiplin, bekerja sama dalam team dan bertanggung jawab. Implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakulikuler adalah disiplin, kepemimpinan, kerjasama dalam team, kejujuran dan tanggung jawab.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Pembudayaan Karakter Di SMA Kristen 1 Salatiga slogan pendidikan karakter (area dilarang merokok),
Kejujuran Transparansi laporan
Guru melaksanakan ibadah tutup pekan bersama siswa Guru ikut ibadah padang yang diadakan setiap hari paskah dan natal
Kedisiplinan Guru datang tepat waktu. Guru memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu
Guru memakai pakaian rapi Guru tidak mewarnai kuku. Guru tidak merokok Peduli
lingkungan
Guru membuang sampah pada tempatnya.
Peduli sosial Guru bersikap ramah
Guru mengumpulkan sumbangan ketika ada anak yang sakit dan orang tua siswa yang meninggal Persembahan dari guru dan karyawan saat ibadah tutup pekan diberikan kepada siswa yang tidak mampu.
Kejujuran Guru memberikan
penilaian yang obyektif kepada siswa
Cinta tanah air Guru melakukan upacara bendera bersama siswa setiap hari senin
Guru ikut menyanyikan lagu nasional saat upacar bendera
pelajaran
Siswa melakukan ibadah bersama tutup pekan
Siswa melakukan ibadah padang saat paskah dan natal.
Kedisiplinan Siswa datang tepat Waktu Siswa berpakaian rapi Siswa tidak memakai cat kuku dan rambut gondrong pada siswa cowok.
Peduli lingkungan
Siswa menjaga kebersihan toilet
Siswa menjaga kebersihan kelas
Peduli sosial Siswa meminta sumbangan untuk teman yang sakit atau terkena musibah.
Kejujuran Siswa mengerjakan soal ujian dengan jujur atau tidak menyontek.
Siswa mengambil barang yang ada di toko kejujuran yang disediakan oleh sekolah dan membayarnya dengan jujur
Cinta tanah air Siswa melakukan upacara bendera tiap tgl 17
Siswa mengikuti upacara rutin setiap hari senin Siswa menyanyikan lagu nasional dengan baik dan benar.
Berdasarkan nilai-nilai karakter disekolah meliputi pengkondisian yang mendukung pendidikan karakter, pembiasaan perilaku yang mencerminkan nilai karakter lewat kegiatan rutin, spontan, keteladanan, pengembangan karakter siswa dan melaksanakan aturan yang sudah diatur oleh sekolah sudah berjalan dengan baik walaupun masih ada siswa yang terlambat karena rumah yang jauh dari sekolah, siswa yang tidak memberi pemberitahuan alasan tidak masuk sekolah, siswa yang berbicara tidak sopan dan siswa yang belum sepenuhnya melakukan pembiasaan sekolah yaitu senyum, sapa dan salam, tetapi keseluruhan dari pembudayaan pendidikan karakter di sekolah sudah berjalan dengan baik.
4.3.4. Hamabatan Implementasi Pendidikan Karakter di SMA Kristen 1 Salatiga.
Deskripsi hambatan pendidikan karakter di SMA Kristen 1 Salatiga ini dapat dilihat dari tiga segi yaitu hambatan implementasi di kelas, diluar kelas dan pembudayaan karakter di sekolah.
4.3.4.1.Hambatan Implementasi Dalam Kelas
konseling ketika mengajar adalah tidak semua siswa aktif didalam kelas ketika ada metode diskusi.
Walaupun semua guru mengalami hambatan dalam menerapkan pendidikan karakter di dalam kelas tetapi semua hambatan itu masih bisa diatasi.
4.3.4.2.Hambatan Implementasi Di Luar Kelas.
Deskripsi hambatan implementasi diluar kelas dilihat dari 2 segi yaitu hambatan sosialisasi, pengawasan dan evaluasi pendidikan karakter oleh kepala sekolah dan hambatan implementasi nilai-nilai karakter dalam visi, misi, tujuan dan aturan sekolah. Hambatan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
a.Hambatan sosialisasi, pengawasan, dan evaluasi pendidikan karakter oleh kepala sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga menemui hambatan dalam evaluasi khususnya evaluasi yang dilakukan saat guru mengajar karena kepala sekolah sibuk sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk sering masuk kedalam kelas mengevaluasi kegiatan belajar dalam kelas. Hal ini disebabkan karena kepala sekolah tidak hanya mengajar tetapi juga mengikuti rapat atau workshop yang diadakan diluar sekolah.
b.Hambatan Implementasi nilai-nilai karakter dalam visi. Misi, tujuan dan aturan sekolah.
menaati peraturan dalam berkendara, kenyataan yang dilapangan masih banyak masyarakat yang melanggar aturan dalam berlalu lintas. Selain masalah di atas karakteristik siswa yang berasal dari tingkat ekonomi yang paling bawah, Latar belakang siswa yang orang tuanya broken home dan latar belakang pendidikan orang tua yang tidak sadar akan pendidikan. Dan kemajuan teknologi yang semakin pesat ikut mempengaruhi karakter siswa.
4.3.4.3.Hambatan Pembudayaan Nilai-Nilai Karakter Di Sekolah Deskripsi hambatan pembudayaan nilai-nilai karakter di sekolah akan dibahas dari tiga segi yaitu hambatan dalam pengkondisian lingkungan, pembiasaan karakter dalam kegiatan-kegiatan sekolah dan pengembangan karakter siswa. Hambatan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
a.Hambatan Pengkondisian Lingkungan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga diketahui bahwa hambatan dalam pengkondisian tidak mengalami kesulitan.
b.Hambatan Pembiasaan Karakter dalam kegiatan-kegiatan sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala sekolah dan guru yang ada di SMA Kristen 1 Salatiga diketahui bahwa hambatan pelaksanaan kegiatan untuk pembiasaan karakter adalah faktor siswa. Adapun faktor siswa sebagai berikut:
1. Tidak semua siswa yang masuk di SMA Kristen 1 Salatiga karena keinginan anaknya tetapi karena siswa tidak diterima di sekolah negeri.
3. Tidak semua siswa mampu dalam hal kognitifnya.
4.3.4.4.Hambatan Pengembangan Karakter Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah dan guru yang ada di SMA Kristen 1 Salatiga antara lain:
1.Kondisi siswa yang kurang mampu secara ekonomi mempengaruhi ketika ada acara sekolah seperti study banding di luar.
Dari hambatan yang sudah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dihadapi sekolah dalam implementasi pendidikan karakter adalah faktor siswa yaitu tidak semua siswa yang masuk di SMA Kristen 1 salatiga karena keinginan siswa tetapi karena siswa tidak di terima di sekolah negeri, tidak semua mampu secara kognitif dan latar belakang siswa baik secara ekonami dan latar belakang orang tua siswa.
4.4. Evaluasi pendidikan karakter
maka guru melakukan permainan yang di sesuiakan dengan materi yang di ajarkan atau melakukan diskusi kelompok.