• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Aguster Jumita Susanti

(Pendidikan Sosiologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

Abstract : This study aims to improve and develop the skills think students in the

learning process teaches sociology at the class X SMK Panca Bhakti Sungai Raya Kubu Raya district. The method used is descriptive research with the intention to describe the actual state of the application model of contextual learning in the teaching-learning process has been implemented by teachers Panca Bhakti sociology SMK Sungai Raya. Results of data analysis showed that teachers are already implementing measures of contextual learning, contextual learning components and capable teachers assist students in connecting the subject matter, the teacher is able to manage the class well, teachers can carry out group discussions in class and the ability of teachers in conditioning himself as a teacher who is respected by his students and will accept responses wisely as well as questions submitted from students to teachers.

Keywords : Application, Contextual Learning, Sociology Lesson.

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan

kemampuan berpikir siswa dalam proses belajar mengajar mata pelajaran sosiologi di kelas X SMK Panca Bhakti Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan maksud peneliti ingin menggambarkan keadaan sebenarnya mengenai penerapan model pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar yang telah diterapkan oleh guru sosiologi SMK Panca Bhakti Sungai Raya. Hasil analisis data menunjukan bahwa guru sudah menerapkan langkah-langkah pembelajaran kontekstual, komponen-komponen pembelajaran kontekstual dan guru mampu membantu siswa dalam menghubungkan materi pelajaran, guru mampu mengelola kelas dengan baik, guru bisa melaksanakan kelompok diskusi di kelas serta kemampuan guru dalam mengkondisikan dirinya sebagai seorang guru yang dihormati oleh siswanya dan mau menerima secara bijak tanggapan maupun pertanyaan yang disampaikan dari siswa kepada guru.

Kata Kunci : Penerapan, Pembelajaran Kontekstual, Pelajaran Sosiologi.

Pendahuluan

Sekolah Menengah Kejuruan sebagai sebuah Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang mempersiapkan

tenaga kerja profesional tingkat menengah yang diharapkan mampu untuk mandiri, dituntut selalu siap

(2)

pengetahuan dan teknologi. Demikian halnya dengan SMK Panca bhakti Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya sesuai dengan visi dan misi serta rencana strategis sekolah sesuai dengan bidang keahlian

masing-masing siswa baik itu siswa

pariwisata, akuntansi, dan penjualan.

Guru memegang peranan

penting dalam proses belajar

mengajar. Sebagai pendidik, dalam

proses belajar mengajar guru

sosiologi SMK Panca Bhakti Sungai Raya dituntut untuk menguasai berbagai macam model pembelajaran. Dalam hal ini, guru sosiologi SMK Panca Bhakti Sungai Raya harus bisa sejeli mungkin untuk menyesuaikan

model pembelajaran dengan

karakteristik materi pelajaran dan arah tujuan yang hendak dicapai dari pokok bahasan materi yang akan disampaikan, karena tugas guru bukan hanya sebagai pengajar tatapi harus bisa menumbuhkan semangat belajar siswa agar mereka tertarik pada pelajaran tersebut. Sebab, penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai

akan menjadi kendala dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Model pembelajaran

merupakan alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai.

Dengan tercapainya tujuan

pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dalam pembelajaran yang baik selain guru juga dituntut aktif begitu juga dengan siswa supaya

mampu mengembangkan pola

pemikirannya sehingga dapat berfikir kritis dan rasional. Mata pelajaran

yang diajarkan dalam sekolah

bermacam-macam satu di antaranya adalah pelajaran sosiologi. Dengan model pembelajaran kontekstual yang diterapkan oleh guru sosiologi SMK

Panca Bhakti Sungai Raya,

diharapkan siswa akan bekerja dan

mengalami, bukan mentransfer

pengetahuan dari guru ke siswa semata.

Pembelajaran kontekstual

merupakan strategi yang

dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Dengan siswa diajak bekerja dan mengalami, siswa akan mudah memahami konsep suatu materi dan nantinya siswa diharapkan dapat menggunakan daya nalarnya

untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang ada.

Dalam pembelajaran sosiologi di sekolah SMK Panca Bhakti Sungai Raya, menyangkut materi-materi yang terjadi di masyarakat tentu tidak hanya sekedar teori yang disampaikan saja melainkan mengaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dengan melihat kenyataan fenomena sosial di sekitar masyarakat, dan mendorong siswa

membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupannya sebagai angggota keluarga dan masyarakat. Salah satu pendekatan atau model pembelajaran yang terkait

(3)

dengan hal tersebut adalah model pembelajaran kontekstual.

Sekolah Menengah Kejuruan Panca Bhakti Sungai Raya sebagai sekolah yang menerapkan KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan). Secara umum

pembelajaran sosiologi di SMK Panca Bhakti Sungai Raya masih monoton, di mana dalam kegiatan pembelajaran materi bersumber pada buku paket

LKS (Lembar Kerja Siswa),

banyaknya siswa yang tidak aktif di kelas baik dalam bertanya maupun dalam kegiatan diskusi.

Guru sosiologi SMK Panca Bhakti Sungai Raya yaitu Ibu Sri Lestari pernah menerapkan model

pembelajaran lain seperti

konvensional dengan metode

ceramah, penugasan, dan diskusi yang ternyata setelah diterapkan siswa menjadi tidak aktif di kelas yang sebagian besar siswa merasa jenuh dan bosan dengan proses belajar mengajar yang seperti itu. Rata-rata nilai untuk materi Nilai dan Norma Sosial pada mata pelajaran sosiologi lebih rendah di bandingkan materi lainnya, yaitu 64,25 dan dibawah KKM sebesar 75. Oleh karena itu,

pembelajaran kontekstual ini

diterapkan sebagai satu di antara alternatif siswa belajar aktif dan kreatif, melihat hasil nilai ualangan harian siswa yang masih banyak tidak tuntas sehingga diterapkan model pembelajaran kontekstual ini agar

dapat memberikan pengalaman

belajar kepada siswa, mereka bahkan

dapat mengalaminya sendiri tanpa harus menghafal materi yang sangat banyak, dimana hal tersebut menjadi suatu keharusan bagi guru dan para peserta didik di SMK Panca Bhakti. Hal inilah yang mendorong peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang terkait berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual dalam Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Sosiologi di Kelas X SMK Panca Bhakti Sungai Raya”.

Metode

Metode penelitian yang

digunakan adalah metode deskriptif yang bermaksud untuk memberi gambaran mengenai penerapan model pembelajaran kontekstual dalam

proses belajar mengajar mata

pelajaran sosiologi di kelas X SMK Panca Bhakti Sungai Raya. Metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan suatu masalah dengan

menggambarkan atau melukiskan

keadaan yang sebenarnya. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka Moleong (2010:11).

Berdasarkan pada rumusan masalah yang ada, maka jenis data

yang akan dikumpulkan dalam

penelitian ini yaitu data Observasi yang dilakukan dengan cara melihat secara langsung penerapan model pembelajaran kontekstual dalam

proses belajar mengajar mata

pelajaran sosiologi di kelas X SMK Panca Bhakti tersebut, wawancara dilakukan kepada guru dan siswa

(4)

untuk mengetahui seberapa tinggi keinginan siswa untuk memperoleh pengetahuan dari penerapan model pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan oleh guru sosiologi

SMK Panca Bhakti.

Dokumen-dokumen yang diteliti dalam

penelitian ini adalah daftar nilai siswa pada pelajaran sosiologi, dalam hal ini peneliti menggabungkan data dari dokumen ataupun arsip, dan hasil dari wawancara dengan guru dan siswa yang diperoleh ketika melakukan survey dan penelitian di SMK Panca Bhakti Sungai Raya. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan

adalah panduan observasi dan

pedoman wawancara. Menurut

Djam’an Satori (2011:130), observasi adalah pengamatan terhadap objek yang diteliti baik secara langsung

maupun tidak langsung untuk

memperoleh data yang harus

dilakukan oleh peneliti. Panduan observasi disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting

wawancara, serta pengaruhnya

terhadap perilaku subjek dan

informasi yang muncul pada saat

berlangsungnya wawancara yang

berhubungan dengan penerapan

model pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar mata pelajaran sosiologi di kelas X SMK

Panca Bhakti Sungai Raya.

Sedangkan pedoman wawancara

Pedoman wawancara merupakan alat

yang digunakan dalam pengumpulan data dimana peneliti akan melakukan kontak lansung dengan narasumber. Pedoman wawancara ini berisi daftar pertanyaan yang bersifat sistematis dan sebagai acuan peneliti untuk memperoleh data tentang penerapan model pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar mata pelajaran sosiologi di kelas X SMK Panca Bhakti Sungai Raya.

Menurut Djam’an Satori

(2011:164), penelitian Kulaitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan (credibility),

keteralihan (transferability),

kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terinci. Reduksi data dilakukan

terus menerus selama proses

penelitian berlangsung, pada tahapan ini setelah data dipilih kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi

kemudahan dalam penampilan,

penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara. Penyajian data dimaksudkan agar mempermudah peneliti untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data yang hendak diteliti.

Hal ini dimaksudkan agar

pengorganisasian data kedalam

bentuk yang lebih nyata dan utuh. Pada penelitian kualitatif, verifikasi data berlangsung secara terus menerus selama proses penelitian dilakukan.

(5)

Peneliti menarik kesimpulan dari data yang diperolehnya dari kesimpulan yang belum jelas menjadi jelas karena semakin banyank data dan fakta yang mendukung.

Dalam penelitian ini,

pengujian keabsahan data

menggunakan teknik Triangulasi yang

merupakan teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data untuk keperluan pengecekan data. Untuk mendapatkan derajat kepercayaan data maka digunakan triangulasi sumber. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari

kebenaran tentang beberapa

fenomena, tetapi lebih pada

peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Menurut Wiliam Wiersma (dalam Sugiyono, 2011:372), triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data sesuai dengan prosedur yang telah ada. Teknik triangulasi sumber dilakukan dengan mengecek beberapa sumber data dengan metode yang sama. Data ini diperoleh dengan mencari beberapa informan dengan metode yang sama. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan pengecekan derajat

kepercayaan sumber dengan metode wawancara pada informan yang berbeda-beda yakni guru sosiologi dan siswa kelas X SMK Panca Bhakti Sungai Raya. Dalam penelitian ini

transferabilitas penelitiannya

mengarah kepada penerapan model

pembelajaran kontekstual dalam

proses belajar mengajar mata

pelajaran sosiologi agar dapat terbaca dan bisa memberikan informasi yang lengkap jelas, sistematis, dan dapat dipercaya bagi sekolah yang masih belum memanfaatkan perpustakaan sekolah secara maksimal. Kemudian dalam hal ini reliabilitas, (Susan StainBack (1988), dalam Djama’an Satori, 2011:166) menyatakan bahwa reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data yang ditemukan. Dalam penelitian ini

peneliti menentukan masalah,

memasuki lapangan, mementukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, dan membuat kesimpulan dari temuan-temuan berupa wawancara, observasi,

dan dokumentasi yang telah

dilakukan di SMK Panca Bhakti Sungai Raya selama penelitian berlangsung.

Pada saat pelaksanaan

penelitian yang dilakukan peneliti yaitu mengadakan observasi, peneliti lakukan dengan cara melihat secara langsung kegiatan penerapan model pembelajaran kontekstual dalam

proses belajar mengajar mata

pelajaran sosiologi kelas X SMK Panca Bhakti Sungai Raya yang dilakukan guru sosiologi di dalam proses pembelajaran berlangsung dan

mewawancarai siswa tentang

penerapan model pembelajaran

kontekstual dalam proses belajar mengajar mata pelajaran sosiologi yang diterapkan oleh guru sosiologi

(6)

SMK Panca Bhakti, wawancara juga

dilakukan kepada guru, untuk

mengetahui seberapa tinggi keinginan siswa untuk memperoleh pengetahuan dari pembelajaran kontekstual yang telah diterapkan oleh guru SMK Panca Bhakti Sungai Raya.

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan

bertujuan untuk memperoleh

informasi mengenai penerapan model pembelajaran kontekstual dalam

proses belajar mengajar mata

pelajaran sosiologi kelas X SMK Panca Bhakti Sungai Raya. Penelitian ini dilaksanakan dikelas X. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 11 Mei 2013 sampai tanggal 20 Juni 2013, hasil temuan sebagai berikut :

- Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti

menunjukan ada perkembangan yang sangat baik dari guru selama

menerapkan pembelajaran

kontekstual dalam proses belajar mengajar di kelas. Dari hasil observasi I dan II, guru sudah

cukup baik melaksanakan

pembelajaran kontekstual hanya saja ada beberapa aspek yang tidak

guru lakukan yaitu tidak

menyampaikan kontruktivisme,

refleksi, masyarakat belajar pada kegiatan inti dan evaluasi belajar pada kegiatan akhir karena disetiap pertemuan guru tidak semuanya

melaksanakan

komponen-komponen model pembelajaran kontekstual karena tebenturnya waktu dan setiap pertemuan pun

guru melaksanakan komponen

pembelajaran kontekstual ini

secara bergiliran. Dari hasil observasi II, guru sudah baik

melaksanakan pembelajaran

kontekstual dalam proses belajar mengajar di kelas hanya saja ada dua aspek yang tidak dilaksanakan oleh guru selama proses belajar mengajar berlangsung yaitu pada

kegiatan inti guru tidak

memberikan inquiri, permodelan dan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah, karena tugas yang guru berikan diganti dengan mengadakan kuis sesuai dengan materi yang disampaikan di kelas, sehingga guru tidak memberikan tugas pekerjaan rumah kepada siswa. Sedangkan pada hasil observasi III, guru sudah sangat baik melaksanakan pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar, guru sudah melakukan semua aspek yang tertulis pada saat observasi berlangsung yang peneliti lakukan. Sedangkan tanggapan siswa sangat senang menerima proses belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran kontekstual, karena kebanyakan dari siswa-siswa mudah dalam memahami materi sesuai dengan

pengalaman nyata dalam

kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun dimasyarakat. - Dari hasil observasi peneliti

menemukan dari kegiatan awal

yaitu langkah-langkah

pembelajaran kontekstual sudah dilaksanakan oleh guru SMK Panca Bhakti dengan baik dan dari

ketujuh komponen-komponen

pembelajaran kontekstual guru

juga sudah melaksanakannya

dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari awal proses kegiatan belajar mengajar guru dapat berinteraksi

(7)

baik dengan siswa, siswa aktif dalam bertanya, menikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran, memacu kemandirian siswa dalam belajar, siswa mampu menemukan

materi pokok pelajaran,

menganalisa, dan mampu

menyampaikan pendapat, memberi

pertanyaan kepada siswa,

membentuk kelompok diskusi, dan memberi penilaian hasil belajar. Proses pembelajaran di kelas juga sudah sangat aktif antra guru dan siswa. Siswa tidak ada yang

mengantuk selama proses

pembelajaran berlangsung, siswa menerima pembelajaran dengan baik di kelas, serta dapat menyimpulkan materi yang telah

disampaikan. Guru mampu

menggunakan media

pembelajaraan yang sesuai dengan materi yang dibawakan sehingga guru mampu menghasilkan suatu pesan yang menarik karena ikut serta melibatkan siswa dalam pemanfaatan media, contohnya siswa menganalisa permasalahan yang ada pada gambar yang ditayangkan dan melakukan studi dokumentasi akan kasus yang dipilih yang berkaitan dengan materi pembelajaran dengan nilai tugas kelompok dan individu rata-rata 85,5 dan 100% tuntas.

- Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa mengenai penerapan model pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar mata pelajaran sosiologi, siswa sangat antusias menerima pembelajaran kontekstual yang diterapkan oleh guru sosiologi, siswa juga sangat aktif dikelas apalagi dalam pemahaman materi dan mengemukakan semua ide-ide

dalam proses pembelajaran

tersebut. Begitu juga dalam mewawancarai guru, tidak ada hal

yang sangat sulit dalam

menerapkan model pembelajaran

kontekstual hanya saja ada

beberapa kendala yang dihadapi misalnya sarana dan prasarana yang kurang, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat guru

sosiologi dalam menerapkan

model pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar. Selain itu guru juga dibantu

dengan menggunakan metode

Rasmul Bayan. Rasmul artinya

panah-panah sedangkan bayan

artinya keterangan. Jadi rasmul bayan adalah keterangan yang

menggunakan panah-panah.

Penggunaan metode rasmul bayan dalam pembelajaran sosiologi

dengan penerapan model

pembelajaran kontekstual yang dilakukan oleh guru sosiologi SMK Panca Bhakti Sungai Raya dapat mempermudah siswa dalam

mempelajari materi yang

diberikan, karena siswa tidak langsung diberikan materi secara penuh tapi siswa diberi kerangka materinya terlebih dahulu dengan menggunakan panah-panah. Hal ini berfungsi untuk memperlama daya ingat otak atau memori otak siswa. Adapun langkah-langkah yang guru sosiologi lakukan adalah

pertama membaca buku dari

berbagai sumber, kedua

merangkum materi-materi yang akan diajarkan terlebih dahulu,

ketiga membuat kerangka

materinya, dan ke empat membuat panah-panah dari sub-sub pokok materi pembahasannya.

(8)

Pembahasan

Mengelola proses belajar mengajar (pembelajaran) adalah

upaya secara sistematis yang

dilakukan guru sosiologi SMK Panca Bhakti untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Kemampuan mengelola

pembelajaran merupakan syarat

mutlak bagi guru agar terwujud

kompetensi profesionalnya.

Konsekuensinya, guru harus memiliki pemahaman yang utuh dan tepat terhadap konsepsi belajar mengajar. Berikut adalah komponen-komponen yang telah guru laksanakan dalam

penerapan model pembelajaran

Kontekstual dalam proses belajar mengajar di SMK Panca Bhakti : (1).

Kontruktivisme, dalam

pelaksanaannya siswa terlebih dahulu diberikan tugas untuk membaca,

merangkum, dan menganalisa

mengenai materi nilai dan norma sosial di masyarakat. Dari hasilnya tersebut kemudian guru menanyakan ke siswa tentang pengertian nilai dan norma, disini siswa diberikan

kebebasan untuk menyampaikan

gagasannya sesuai dengan

pengetahuan awal yang dimiliki, setelah selesai baru guru sosiologi yang memberikan pengetahuan atau pemahaman baru guna melengkapi pengetahuan siswa yang sudah ada. (2). Bertanya, Kegiatan bertanya

diterapkan dalam pembelajaran

sosiologi hampir disetiap proses pembelajaran berlangsung Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru baik sebelum maupun sesudah materi pelajaran diberikan, kegiatan bertanya juga digunakan guru sebagai apesepsi dalam pembelajaran dengan

tujuan sebagai umpan balik terhadap materi yang telah diberikan. (3). Menemukan, siswa disuruh untuk membaca materi dengan topik materi nilai dan norma sosial yang ada didalam buku LKS, hal ini bertujuan supaya siswa mengetahui dasar dari materi yang akan dibahas. Jadi, dengan membaca materi tersebut dan menghayatinya maka siswa dapat membangun sendiri pengetahuan dan pemahaman mereka mengenai

nilai-nilai dan norma yang ada

dimasyarakat. (4). Masyarakat

Belajar, dalam komponen masyarakat belajar guru sosiologi SMK Panca Bhakti Sungai Raya, dikemas dengan

mengadakan diskusi kelompok,

membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang, dengan tujuan

agar siswa belajar bersama,

mengadakan kerjasama dengan teman sekelompoknya dan meningkatkan kepekaan siswa terhadap kondisi sosial kelas, siswa disuruh untuk

menganalisis beberapa masalah

meliputi bagaimana keterkaitan antara nilai dan norma, seberapa penting nilai diperlukan dalam masyarakat, dan mengapa nilai sosial dikatakan mempunyai fungsi sebagai benteng

perlindungan. Kemudian siswa

diberikan kebebasan untuk

menyampaikan gagasannya sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman awal yang siswa miliki, setelah selesai baru guru sosiologi yang

memberikan pengetahuan atau

pemahaman baru untuk melengkapi pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. (5). Permodelan, dalam prakteknya guru juga menyuruh siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Dengan adanya permodelan seperti ini siswa

(9)

menampilkan potensi yang dimilikinya, sehingga siswa menjadi kreatif dalam kegiatan pembelajaran.

(6). Refleksi, biasanya guru

menyuruh siswa untuk menyimpulkan

kembali materi yang telah

disampaikan sebelumnya oleh

beberapa orang siswa secara

bergiliran. Dengan begitu guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menyimak materi yang disampaikan oleh guru. (7). Penilaian Sebenarnya, dalam penilaian proses pembelajaran guru sosiologi lebih menekankan pada aspek afektif dan aspek psikomotorik, yaitu dengan memberi catatan mengenai aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa dalam bertanya dan

menjawab pertanyaan, maupun

ketepatan siswa dalam

mengumpulkan tugas, serta pada saat

siswa melakukan observasi.

Sedangkan penilaian hasil

pembelajaran penekanannya yaitu pada aspek kognitif, guru menilai tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran dengan cara memberikan tes atau ulangan baik dalam bentuk objektif tes maupun essay tes.

Kendala-kendala dalam

menerapkan model pembelajaran

kontekstual adalah sarana dan prasarana yang kurang dan adanya siswa yang kurang dalam memahami materi dan arti kontekstual itu sendiri. Cara mengatasinya yaitu memberikan pengajaran yang tepat sesuai dengan karakter siswa masing-masing dan gunakan prasarana yang ada baik dari guru maupun siswa agar terciptanya

kondisi yang nyaman dan

terlaksananya pembelajaran

kontekstual.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran

kontekstual dalam proses belajar mengajar mata pelajaran sosiologi yang dilaksanakan oleh guru SMK Panca Bhakti Sungai Raya sudah cukup baik, terlihat dari hasil observasi I, II, dan III menunjukan perkembangan yang cukup baik selama diterapkannya pembelajaran kontekstual oleh guru sosiologi terbukti dari nilai tugas kelompok dan individu siswa mencapai ketuntasan 100% tuntas dengan rata-rata 85,5.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1). kepada guru sosiologi

agar selalu meningkatkan cara

mangajar ataupun penguasaan

terhadap model pembelajaran

kontekstual agar penerapan model

pembelajaran kontekstual yang

selanjutnya menjadi lebih baik, dan guru diharapkan dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya memberikan materi secara teoretis saja melainkan juga mengkaitkannya dengan situasi dunia nyata siswa,

sehingga siswa lebih mudah

memahami materi yang diberikan dan

dapat menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari. (2). Bagi pihak

sekolah diharapkan untuk

meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai guna mendukung berlangsungnya proses pembelajaran

kontekstual. (3). Bagi siswa

diharapkan lebih aktif dalam proses

belajar mengajar dengan

memperhatikan materi yang

(10)

mampu menghadapi dan memecahkan

masalah kesehariannya dalam

masyarakat.

Daftar Pustaka

Aunurrahman. (2008). Belajar dan

Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta.

Djam’an Satori dan Aan Komariah. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Elaine Johnson B dan Alwasilah

Chaedar A. (2010).

Contextual Teaching dan Learning. Bandung: Kaifa. Moleong Lexy J. (2010). Metodologi

Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nana Sudjana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Saekhan Muchith. (2008).

Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media Group.

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful Bahari Djamarah dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Zuldafrial. (2012). Strategi Belajar

Mengajar. Surakarta :

Cakrawala Media.

Referensi

Dokumen terkait

Identitas social FN dalam pemilu kali ini adalah hasil pemilu, yang menyatakan bahwa FN merupakan partai l’extrême droite yang memiliki dukungan terbanyak dari kelompok

Perusahaan harus merancang sistem informasi pemasaran yang efektif yang mampu memberikan informasi yang tepat kepada para manajer, dalam bentuk yang tepat, pada saat yang tepat

[r]

The combination of grey relational and fuzzy logic analysis of material removal rate and surface roughness obtained from the Taguchi method reduced from the

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku tidak aman pada pekerja pengrajin perabot rumah tangga (yang berbahan dasar rotan) di Toko Mulia Rattan,

Terdapat pengaruh yang signifikan pada pembelajaran dengan model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pesawat sederhana.. Terdapat

If it is asso- ciated with the concept of labor contract law as the basis of the employment relationship in ac- cordance with the provisions of Article 1 point 15, the

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi