• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

KOTA BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR

OLEH :

SITI QOMARIYAH

NIM. 100500182

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

(2)

ii

Penguji II,

Ir. Herijanto Thamrin, MP Nip. 196211071989031015

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran Kalimantan Depot Area Kalimantan Terminal BBM Balikpapan, Kota Balikpapan Kalimantan Timur

Nama : Siti Qomariyah

NIM : 100500182

Program Studi : Manajemen Lingkungan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Dadang Suprapto, MP NIP. 196201011988031003

Lulus ujian pada tanggal : ...

Pembimbing,

Taufiq Rinda A.,S.Si.,M.Pd Nip. 197805172009121002

Penguji I,

Adi Supriadi.S.Hut.MP Nip. 197510072008121001

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan rangkaian kegiatan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Kalimantan, hingga tersusunnya laporan ini.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan PKL ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk ini dengan segala kerendahan hati dan sikap hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.

3. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan.

4. Bapak Taufiq Rinda A, S.Si, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapang (PKL).

5. Bapak Adi Supriadi.S.Hut.MP selaku Dosen Penguji I. 6. Bapak Ir Herijanto Thamrin, MP selaku Dosen Penguji II.

7. Bapak I Made Dwi Darmaputra selaku HSSE Area Manager Kalimantan.

8. Bapak Agoeng P, Bapak Wiskusa Narudean, Bapak Clint Devan Y, Bapak Chikara P, selaku Pembimbing Lapangan serta para staf dan karyawan yang telah mengarahkan penulis dan rekan-rekan untuk lebih giat menjalankan kegiatan PKL. 9. Keluarga tercinta, Ibu untuk do’a dan kesabarannya serta kakak-kakakku yang

telah memberikan dukungan baik secara materil maupun moril. 10. Rekan-rekan seperjuangan Manajemen lingkungan Angkatan 2010.

Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis baik do’a maupun dukungan moral mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin. Dalam menyusun laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Siti Qomariyah

(4)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR LAMPIRAN ... vi I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2

C. Hasil yang Diharapkan ... 3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 4

A. Tinjauan Umum Perusahan ... 4

B. Manajemen Perusahan ... 11

C. Lokasi dan Waktu PKL ... 11

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG ... 13

A. Tahap Operasional ... 13

B. Tahap Non Operasional ... 44

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ……… LAMPIRAN ………

(5)

v

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

(6)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

1. Struktur Organisasi HSSE PT.Pertamina (Persero) Pemasaran... 50

2. Struktur Organisasi Terminal BBM Balikpapan... 51

3. Peta PT. Pertamina (Persero) Unit VI Pemasaran Kalimantan ... 52

4. Kantor . Pertamina (Persero) Unit VI Pemasaran Kalimantan ... 53

5. Kantor Terminal BBM Balikpapan ... 53

6. Gerbang Masuk Areal Terbatas ... 53

7. Filling shed Terminal BBM Balikpapan... 54

8. Areal PT.Pertamina... 54

9. Penerimaan Minyak dari Kilang Melalui Pipa ... 54

10. Penimbunan di Tangki Timbun ... 55

11. Penyaluran Tangki Timbun ... ... 55

12. Rumah Pompa ... 55

13. Penyaluran Filling shed ke Mobil Tangki... 56

14. Mobil Tangki... 56

15. Sumur Pantau ... 56

16. Oil Catcher ... 57

17. Tempat Penyimpanan Limbah B3 Sludge... 57

18. Tempat Penyimpanan Limbah B3 Non Sludge ... 57

19. Tempat Penyimpanan Bahan Kompos... 58

20. Rumah Taman Anggrek... 58

21. Areal Hijau Terminal BBM Balikpapan ... 58

22. Lubang Biopori ... 59

(7)

vii

24. Rapat Audit Proper ... 59

25. CSR Bantuan Mesin Tusuk Sate... 60

26. CSR Pelatihan Budidaya Lebah Madu... 60

27. CSR Bantuan Kotak Lebah Madu ... 60

28. CSR Bantuan Grobak Sampah ... 61

29. CSR Pelatihan Daur Ulang Sampah ... 61

30. CSR Bantuan Mesin Jahit Daur Ulang Sampah ... 61

31. CSR Pelatihan Komputer... 62

(8)

viii BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

merupakan pendidikan vokasi diploma III. Sebagai program pendidikan vokasi maka sistem pendidikan menerapkan kurikulum dengan komposisi 40% komponen teori dan

60% komponen praktik. pekerjaan praktik merupakan konsep utama pelaksanaan

pendidikan di Politeknik Pertanian. Sebagai implementasi dari pelaksanaan kurikulum

tersebut selain melaksanakan praktik di laboratorium juga di sediakan waktu pada semester akhir bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan lapangan dalam bentuk

Praktik Kerja Lapang (PKL) yang di laksanakan pada perusahaan atau instansi yang

terkait. Waktu yang di perlukan untuk melaksanakan PKL adalah selama 1 bulan 30 hari.

Maksud dilaksanakanya kegiatan praktik kerja lapang adalah agar mahasiswa

mendapat pengalaman kerja di lapangan pada kondisi yang sesungguhnya terjadi di

masyarakat dengan demikian para mahasiswa akan bertambah wawasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teknologi pengelolaan lingkungan dan teknik

pencegahan pencemaran lingkungan.

Dalam kegiatan PKL mahasiswa tidak hanya melihat atau mengamati saja

akan tetap diarahkan mengikuti atau melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam bidang pengelolaan lingkungan dan

pemantauan lingkungan. Mahasiswa diberi tugas khusus dalam bidang pengelolaan

lingkungan dan pemantauan lingkungan seperti pengelolaan kolam oil catcher, sumur pantau, limbah B3 cair, dan limbah B3 sludge. Selama melaksanakan kegiatan PKL

(9)

ix

memberikan petunjuk dan arahan mengenai apa dan bagaimana melaksanakan

pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan proses pengelolaan lingkungan.

PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VI mempunyai kegiatan menerima, menimbun dan mendistribusikan BBM dan Non BBM untuk daerah Kalimantan

Penulis telah mendapatkan kesempatan melaksanakan praktik di PT. Pertamina

(Persero) Unit Pemasaran VI ini selama 2 bulan, khususnya dalam bidang

pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan. Materi yang diperoleh dari

kegiatan PKL meliputi seluruh kegiatan operasional Terminal BBM yaitu penerimaan,

penimbunan dan penyaluran bahan bakar minyak, di bidang pengelolaan lingkungan

dan pemantauan lingkungan materi dan praktik yang diperoleh seperti pengelolaan di

kolam oil catcher, sumur pantau, limbah B3 cair, dan limbah B3 sludge. Yang berlokasi

di Kota Balikpapan.

B. Tujuan

Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan bertujuan untuk:

1. Memahami dan mempelajari proses kegiatan Terminal BBM Balikpapan di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran Kalimantan.

2. Memahami kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan di perusahaan

dan membandingkan dengan teori yang diberikan di bangku kuliah.

C. Hasil yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dari praktik kerja lapang ini adalah:

1. Mahasiswa mampu mempelajari dan memahami tahapan-tahapan kegiatan

Terminal BBM meliputi penerimaan produk, penimbunan produk dan

penyaluran produk.

2. Mahasiswa dapat menerapkan hasil PKL pada saat terjun langsung di dalam

(10)

x

3. Mahasiswa menjadi terampil dan berdedikasi tinggi dalam mengaplikasikan

(11)

xi

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan 1. PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran Kalimantan

PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VI merupakan perusahaan BUMN

(Badan Usaha Milik Negara) yang dalam kegiatan operasinya menerima, menimbun

dan mendistribusikan BBM dan Non BBM untuk daerah Kalimantan baik melalui jalur darat maupun jalur air (sungai dan Laut). Pendistribusian BBM melalui jalur darat

menggunakan mobil tangki dan truck, sedangkan pendistribusian melalui jalur air

menggunakan tongkang dan tangker.

Berbagai Jenis Produk yang dipasarkan oleh PT. Pertamina (Persero) Unit

Kalimantan yantu terdiri dari 3 jenis produk :

a. Produk Bahan Bakar Minyak yaitu Premium, Minyak Tanah, Minyak Solar, Minyak

Disel, Minyak Bakar.

b. Produk Bahan Bakar Minyak Khusus yaitu Avtur, Avgas, Pertamax, Pertamax Plus,

Pertamina Dex.

c. Produk Non Bahan Bakar Minyak yaitu Pelumas, LPG (Liquefied petroleum gas),

Aspal, Wax/Lilin .

PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VI, dalam melayani konsumen

mengandalkan 10 Terminal BBM, 5 DPPU (Depot Pengisian Bahan Bakar Pesawat

Udara) dan 1 Depot LPG (Liquefied petroleum gas) yang terbagi di seluruh Kalimantan sebagai berikut :

a. Kalimantan Timur

1) Terminal BBM Balikpapan

2) Terminal BBM Samarinda 3) Terminal BBM Tarakan

(12)

xii 4) DPPU Sepinggan 5) DPPU Juwata 6) Depot LPG Balikpapan b. Kalimantan Selatan 1) Terminal BBM Banjarmasin

2) Terminal BBM Kota Baru

3) DPPU Syamsudin Noor Banjarmasin

c. Kalimantan Tengah

1) Terminal BBM Pulang Pisau

2) Terminal BBM Pangkalan Bun

3) Terminal BBM Sampit 4) DPPU Tjilik Riwut

d. Kalimantan Barat

1) Terminal BBM Pontianak 2) Terminal BBM Sintang

3) DPPU Supadio

Sebagai perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) PT. Pertamina

(Persero) Unit Pemasaran Kalimantan memiliki klien-klien yang berkerjasama dengan Pertamina, yaitu:

a. Pelumas

1) Pertamina EP

2) VICO EP

3) Total EP Indonesia

4) Chevron Texaco Energy Indonesia

(13)

xiii

6) PT. Kideco Jaya Agung

7) PT. Kitadin

8) PT. Kayan Prima Utama Coal 9) Berau Coal

10) PT. Pamapersada Nusantara

11) PT. United Tractors

12) PT. Sapta Indra Sejati

13) PT. Madhani Talatah Nusantara

14) PT. Dharma Henwa

15) PT. Ricobana Abadi

16) PT. Adaro Energy Tbk 17) PT. Sims Jaya Kaltim

18) PT. Fajar Bumi Sakti

19) PT. Sumberdaya Sewatama

20) PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

21) PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk

22) SPIL

23) Alken Lines

24) Berlian Laju Tanker

25) PT. Rental Perdana Putra Tama

26) Astra International

27) Auto2000 28) Astra Daihatsu

(14)

xiv b. BBM Industri 1) PT. PLN 2) PELINDO 3) PELNI 4) BP Berau Ltd.

5) Indocement Tunggal Prakarsa

6) BUMA

7) PT. Kideco Jaya Agung

8) Medco EP

9) Chevron Texaco Energy Indonesia

10) Mahakam Nusa Energi 11) Kaltim Prima Coal

12) Arutmin

13) Petromine Energy Trading 14) Leighton Contractor Indonesia

15) Pama Persada 16) TOTAL EP Indonesia 17) PT. Badak NGL 18) VICO Indonesia 19) Indominco Mandiri 20) Petrosea 21) Berau Coal

c. Kontraktor pelabuhan atau jetty.

1) PT. Bara Kumala (PT. BK).

(15)

xv

Dalam mewujudkan kepedulian sosial PT. Pertamina (Persero) unit pemasaran

kalimantan misi dan tujuan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan

atau yang kita kenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu :

- Misi : memberikan kontribusi perusahaan terhadap pengembangan masyarakat

yang berkelanjutan. Mengimplementasikan komitmen perusahaan terhadap

CSR untuk memberikan nilai tambah bagi stakeholders dalam upaya

mendukung kemajuan perusahaan.

- Tujuan : memberikan kontribusi dalam memecahkan permasalahan sosial,

meningkatkan nilai dan budaya perusahaan yang terintegrasi dengan strategi

bisnis perusahaan. Membangun hubungan yang harmonis dan menciptakan

kondisi yang kondusif untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.

Membangun citra dan reputasi perusahaan yang positif, bidang yang menjadi

prioritas CSR PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Kalimantan yaitu :

- Pendidikan - Kesehatan

- Lingkungan

- Infrastruktur

PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Kalimantan, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007, Pertamina wajib

menyisihkan maksimal 2 % dari laba perusahaan setelah pajak untuk PKBL (Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan).

Maksud PKBL adalah :

- Memberdayakan potensi usaha kecil (sehingga menjadi soko guru

(16)

xvi

- Memanfaatkan kemampuan BUMN (dalam permodalan, teknik

produksi/pengolahan teknologi, pemasaran, kualitas SDM) untuk membantu

pengembangan usaha kecil.

- Meningkatkan hubungan sosial BUMN dengan masyarakat dan lingkungan

sekitarnya.

Adapun tujuan Kemitraannya PKLB adalah:

- Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil menjadi usaha

tangguh dan mandiri serta dapat berkembang mandiri serta dapat berkembang

menjadi usaha menengah.

- Meningkatkan peran usaha kecil dalam pembentukan produk nasional,

perluasan kerja dan berusaha meningkatkan ekspor, peningkatan dan

pemerataan pendapatan serta memperkukuh struktur perekonomian nasional.

2. Terminal BBM Balikpapan

Kegiatan utama Terminal BBM Balikpapan meliputi penerimaan produk,

penimbunan produk dan penyaluran produk. Jenis Produk berupa BBM (Minyak tanah, Minyak Solar, Premium, Pertamax, Avtur) dan Non BBM (Pelumas), Produk tersebut

disediakan dan disalurkan kepada masyarakat/konsumen setiap hari rata-rata 5.400

KL dan melayani 270 unit Mobil Tangki dan 5 kapal untuk konsumen industri, SPBU,

APMS, AMT di wilayah Kota Balikpapan, Penajam, Pasir, sebagian Samarinda, Kutai Kartanegara dan sekitarnya, Sebagian konsumen industri via laut terdapat di Tarakan.

Terminal BBM Balikpapan terletak di Kotamadya Balikpapan yang secara

geografi berada di 116°49’30.2” dan 01°15’00” LS. Secara administratif Terminal BBM

Balikpapan terletak di Kelurahan Karang Jati, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kotamadya Balikpapan, Propinsi Kalimantan Timur. Terminal BBM Balikpapan

(17)

xvii

dari lahan Refinery Unit V (RU-V) yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan terminal

Lahan Refinery Unit V dan terminal merupakan lahan yang telah diperuntukkan

Pemerintah Daerah Kota Balikpapan untuk kegiatan Pertamina sebagai bagian dari lahan industri, sehingga telah sesuai dengan rencana tata ruang Kota Balikpapan.

Dengan demikian lahan terminal dan sekitarnya merupakan lahan yang dimanfaatkan

untuk berbagai kegiatan industri maupun sarana penunjangnya (perumahan dan

lain-lain) dengan padat.

Sampai saat ini Terminal Balikpapan telah beroperasi kurang lebih 60 tahun.

Dalam kurun waktu tersebut telah dilakukan renovasi terhadap tangki timbun, sistem

perpipaan dan fasilitas kerja. Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Balikpapan akan

terus dipertahankan selama keadaan fasilitas masih memungkinkan guna memenuhi kebutuhan BBM dan Non BBM di wilayah Kota Balikpapan, Penajam, Pasir, sebagian

Samarinda, Kutai Kartanegara dan sekitarnya.

B. Manajemen Perusahaan

Jumlah karyawan yang terdapat di lokasi perusahaan PT. Pertamina (Persero)

Unit Pemasaran Balikpapan, Terminal BBM Balikpapan adalah sebanyak 18 orang

tenanga kerja Pertamina dan Out Sourcing/tenaga pembantu 34 orang dengan rincian

dan tenaga sebagai berikut: a. Operation Head : 1 Orang.

b. Pengawas Utama PPP : 8 Orang.

c. Pengawas Layanan Jasa Pemeliharaan : 3 Orang.

d. Pengawas K3LL : 2 Orang.

e. Asistant Quality & Quantity : 2 Orang.

f. Penata Administrasi Umum & Sekuriti : 2 Orang.

(18)

xviii

C. Lokasi dan Waktu PKL

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi Manajemen Lingkungan ini dilaksanakan di PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Kalimantan, Depot Area

Kalimantan, Terminal BBM Balikpapan, Kota Balikpapan, 2 bulan terhitung mulai

tanggal 4 Maret sampai 3 Mei 2013. Uraian kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)

tersebut ditunjukkan pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Jadual Kegiatan PKL di PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Kalimantan Terminal BBM Balikpapan No. Kegiatan/Uraian Kegiatan Dilaksanakan Tanggal Lokasi Keterangan A. Tahap Operasional

a. Perijinan UKL-UPL 4 Maret 2013 Kantor PT. Pertamina (Persero) Unit VI Pemasaran (HSSE)

Observasi

b. Penerimaan BBM 1-Apr-13 Terminal BBM Balikpapan Observasi c. Penimbunan BBM 4-Apr-13 Terminal BBM Balikpapan Observasi

dan Wawancara d. Penyaluran BBM 8-Apr-13 Terminal BBM Balikpapan Observasi

dan Wawancara e. Pemeliharaan

Fasilitas

11-Apr-13 Terminal BBM Balikpapan Observasi

f. Limbah Cair B3 15-Apr-13 Terminal BBM Balikpapan Observasi g. Limbah Padat B3 18-Apr-13 Terminal BBM Balikpapan Observasi h. Pemantauan Air

Tanah

22-Apr-13 Terminal BBM Balikpapan Observasi

i. Sistem K3 23-Apr-13 Terminal BBM Balikpapan Wawancara j. Penyusunan

Dokumen Proper 2013

2-Apr-13 Terminal BBM Balikpapan Praktik

k. Audit Proper 11-Apr-13 Terminal BBM Balikpapan Rapat Audit dengan Pihak BLH l. Studi

Keanekaragaman Hayati

(19)

xix m. Perhitungan Emisi VOC dengan Software Emest 2012-2013 11 Maret 2013 Kantor PT. Pertamina (Persero) Unit VI Pemasaran (HSSE) Praktik

n. Rekapitulasi Air, Oil Catcher dan Sumur Pantau 18 Maret 2013 Kantor PT. Pertamina (Persero) Unit VI Pemasaran (HSSE) Praktik o. Audit Energi (Rekapitulasi Penggunaan Energi) 25 Maret 2013 Kantor PT. Pertamina (Persero) Unit VI Pemasaran (HSSE) Praktik B. Non Operasional a. CSR (Corporate Social Responsibility) 2 Mei - 3 Mei 2013

(20)

xx

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

A. Tahap Operasional 1. Perijinan UKL dan UPL

a. Tujuan

Observasi perijinan usaha perusahaan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan bertujuan untuk:

1) Mengetahui nomor izin UKL/UPL. PT. Pertamina (Persero) Pemasaran

Kalimantan, untuk kegiatan Terminal BBM Balikpapan.

2) Mengetahui informasi tentang undang-undang pengelolaan lingkungan dan

pemantauan lingkungan yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Kalimantan, untuk kegiatan Terminal BBM

Balikpapan.

b. Dasar teori

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006 tentang jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, rencana kegiatan tersebut tidak

termasuk dalam jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup sebagai tercantum dalam Lampiran I

Peraturan Menteri tersebut. Namun demikian kegiatan tersebut memerlukan studi

lingkungan yaitu Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL) mengacu peraturan menteri lingkungan hidup No.13 tahun 2010 Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dan

surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan (Anonim,

(21)

xxi

c. Alat dan bahan

1) Alat : Buku catatan, Pulpen.

2) Bahan : Dokumen UKL-UPL Terminal BBM Balikpapan, PT. Pertamina (Persero) Region IV.

d. Prosedur kerja

1) Mereview Dokumen UKL-UPL Terminal BBM Balikpapan, PT. Pertamina

(Persero) Region IV.

2) Menulis tentang informasi perijinan UKL-UPL Terminal BBM Balikpapan, PT.

Pertamina (Persero) Region IV.

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai selama mempelajari beberapa dokumen yang dimiliki oleh perusahaan adalah informasi tentang perijinan pada instansi yang terkait dengan

kegiatan yang dilakukan oleh Terminal BBM Balikpapan, PT. Pertamina (Persero)

Pemasaran Kalimantan. f. Pembahasan

Kegiatan operasional Terminal BBM Balikpapan meliputi penerimaan,

penimbunan, dan penyaluran BBM dan non BBM serta pemeliharaan fasilitas dan

ultilitas, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006 kegiatan operasional Terminal BBM Balikpapan tidak wajib AMDAL (analisis mengenai

dampak lingkungan hidup) namun memerlukan studi lingkungan yaitu Upaya

Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Sebagai

wujud kepedulian terhadap lingkungan dan pelaksanaan kegiatan yang berwawasan lingkungan, maka PT. Pertamina (Persero) dalam melaksanakan kegiatan

operasionalnya melakukan studi penyusunan dokumen UKL-UPL Terminal BBM

(22)

xxii 2. Penerimaan BBM

a. Tujuan

Kegiatan penerimaan BBM ini memiliki tujuan untuk:

1) Menerima pasokan BBM dari kilang RU (Refinery Unit) V yang dialirkan melalui

selang-selang dan dipompa untuk dialirkan kedalam tangki timbun Terminal

BBM Balikpapan..

2) Menyalurkan Produk BBM kepada masyarakat/konsumen industri, SPBU, di

wilayah Kota Balikpapan, Penajam, Pasir, Sebagian Samarinda, Kutai

Kartanegara, dan untuk konsumen via laut di Tarakan.

3) Mengetahui peralatan yang digunakan dalam kegiatan penerimaan Bahan

Bakar Minyak. b. Dasar teori

Terminal BBM Balikpapan menerima avtur, premium, kerosin, dan solar dari

kilang Balikpapan dilakukan dengan menggunakan pipa berdiameter 6”, yang di pompa melalui kilang menuju tangki timbun TBBM, sedangkan untuk jalur laut,

Terminal BBM Balikpapan memiliki pelabuhan khusus Jetty 8 yang digunakan untuk

backloading (pengiriman) (Anonim, 2010).

c. Alat dan bahan

1) Alat : Pipa-pipa berdiameter 6’’ (inch), dan pompa.

2) Bahan : Bahan Bakar Minyak (Premium, Kerosin, Pertamax, Avtur).

d. Prosedur kerja

1) Menyalakan alat Pompa yang terdapat di kilang RU (Refinery Unit) V dan membuka kran penutup selang untuk mengalirkan BBM (Bahan Bakar Minyak)

2) Koordinasi atara pihak RU (Refinery Unit) V dan TBBM untuk memulai

(23)

xxiii

3) Penerimaan BBM ke dalam tangki timbun harus sesuai dengan tangki-tangki

Bahan Bakar Minyak yang di beri tanda dengan nomer-nomer seperti Premium

(Tangki No. 1,5,10) , Pertamax (Tangki No. 6), Solar (Tangki No. 2,3,11,12,13), Avtur (Tangki No.4,7,8), Kerosin (Tangki No. 9), yang terdapat di Terminal

BBM Balikpapan.

e. Hasil yang dicapai

Dalam kegiatan penerimaan BBM dari kilang jenis produk yang disalurkan ke

tangki timbun harus sesuai dengan jenis tangki timbunnya seperti Premium (Tangki

No. 1.5,10) , Pertamax (Tangki No. 6), Solar (Tangki No. 2,3,11,12,13), Avtur (Tangki

No.4,7,8), Kerosin (Tangki No.9), dan produk BBM distok untuk memenuhi permintaan

Pasar terhadap kebutuhan Bahan Bakar Minyak, penerimaan minyak yang di salurkan dari kilang membutuhkan waktu 4 sampai 6 jam sesuai dengan besaran Tangki

Timbun.

f. Pembahasan

Terminal BBM Balikpapan selain produk di atas, jenis produk lainya diterima

dan ditimbun adalah Non BBM (Minyak Pelumas). Minyak pelumas tersebut berasal

dari Refinery Unit V (RU V) Balikpapan dan pengirimannya ke Terminal BBM dikemas

dalam drum dan diangkut dengan menggunakan mobil truk.

3. Penimbunan BBM

a. Tujuan

Penimbunan bahan bakar minyak dilakukan dengan tujuan untuk:

1) Pemeriksaan Mutu dan Kualitas BBM yang diterima.

2) Menyimpanan stok bahan bakar minyak untuk stok persediaan areal Terminal

(24)

xxiv

b. Dasar teori

Produk diterima, ditimbun di dalam tangki timbun tertentu sesuai dengan jenis

BBM yang terdapat pada areal tangki timbun. Selama berada dalam tangki timbun dilakukan berbagai penanganan produk BBM, yaitu dilakukan pengukuran tangki

setelah diadakan settling pengukuran meliputi pengukuran tinggi minyak, density,

suhu, colour dan appearance BBM (Anonim, 2010).

c. Alat dan bahan

1) Alat : Botol Sampel sesuai dengan jenis minyak, alat-alat laboratorium.

2) Bahan : Bahan Bakar Minyak ( Premium, Pertamax, Solar, Avtur, Kerosin ).

d. Prosedur kerja

1) Penyaluran Bahan Bakar Minyak dari RU (Refinery Unit) V ke Tangki Timbun melalui jalur pipa dan pompa sebagai penyalurnya.

2) Penimbunan Bahan Bakar Minyak di tangki Timbun Harus sesuai dengan jenis

BBM yang ada di area tangki timbun.

3) Pencatatan – pencatatan minyak yang di salurkan dari RU (Refinery Unit) V ke

Tangki Timbun.

4) Pemeriksaan mutu BBM dilakukan setelah Minyak tertampung penuh di dalam

tangki timbun, minyak diambil sesuai dengan jenisnya di dalam botol sampel sebanyak 2 jenis perproduk BBM, 1 jenis perproduk BBM di kirim ke

Laboratorium RU (Refinery Unit) V dan 1 jenis perproduk lainya di uji di

laboratorium Mini milik Terminal BBM Balikpapan.

5) Pengendalian mutu BBM dilakukan secara periodik, setiap pagi sebelum dilakukan penyaluran dan pemeriksaan berkala, seminggu sekali dilakukan

pemeriksaan breather valve (katup napas) pada tangki timbun, bila rusak

(25)

xxv

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini untuk menjaga kualitas produk BBM

selama di dalam tangki timbun sebelum dilakukan penyaluran ke mobil tangki, kualitas produk BBM harus sesuai dengan standar dengan kadar-kadar tertentu. Agar tidak

ada konsumen yang protes terhadap kualitas BBM.

f. Pembahasan

Setiap tangki timbun dihubungkan dengan dua buah pipa masing-masing untuk

penerimaan dan penyaluran BBM. Selain itu juga tangki timbun dilengkapi dengan

pipa pemadam kebakaran, neraca ukur, breather valve (katup napas), water sprayer,

dan lain-lain. BBM dalam tangki timbun akan menimbulkan emisi gas hidrokarbon

akibat adanya penguapan yang disebabkan oleh karena pemanasan radiasi matahari pada siang hari. Jenis BBM seperti kerosin, solar, dan avtur merupakan jenis BBM

yang mempunyai tingkat penguapan yang terkecil, untuk mengukur sirkulasi udara di

tangki timbun jenis kerosin, solar dan avtur dilengkapi dengan free vent valve.

Untuk mengatur sirkulasi udara karena adanya pemanasan radiasi matahari

pada siang hari terhadap tangki timbun yang mengakibatkan meningkatnya tekanan

udara dalam tangki, maka tangki timbun avgas dan premium dilengkapi dengan

pressure vacuum valve. Pressure vacuum valve (katup tekanan vakum) akan terbuka

secara otomatis bila tekanan udara dalam tangki telah melebihi 55 cm water gauge

(alat pengukur air), sehingga uap hidrokarbon akan keluar dari tangki timbun ke

atmosfir. Sebaliknya katup juga akan terbuka bila tekanan dalam tangki kurang dari

6,5 cm water gauge, sehingga udara dari luar akan masuk ke dalam tangki.

Untuk menjaga kualitas produk selama penimbunan maka dilakukan

(26)

xxvi

dilakukan setelah 24 jam sejak dari penerimaan produk dan tiap pagi sebelum produk

tersebut disalurkan. Tinggi lapisan air dalam tangki timbun tidak boleh lebih dari 2 cm.

Berdasarkan pengalaman jumlah air dalam tangki timbun hanya sedikit, hal ini karena penerimaan produk menggunakan pipa dengan dan produk di suplai dari RU V

Balikpapan yang jaraknya hanya kurang lebih 200 m dari depot. Karena alasan

tersebut pengedrainan (pengurangan volume) tidak dilakukan.

4. Penyaluran BBM

a. Tujuan

Penyaluran Bahan Bakar Minyak Terminal Balikpapan bertujuan memenuhi

kebutuhan konsumen di sekitar wilayah Kota Balikpapan, Penajam, Pasir, sebagian

Samarinda, Kutai kartanegara dan sekitarnya. b. Dasar teori

Kegiatan operasi penyaluran BBM dilakukan melalui 2 jalur yaitu jalur air dan

jalur darat. Penyaluran melalui jalur air menggunakan dengan tongkang dan penyaluran melalui jalur darat dengan mobil tangki, untuk menyalurkan BBM dari

tangki timbun ke tongkang dan mobil tangki menggunakan pipa penyalur (Anonim,

2010).

c. Alat dan bahan

1) Alat : mobil tangki, tongkang dan pipa penyalur.

2) Bahan : BBM ( Bahan Bakar Minyak ).

d. Prosedur kerja

1) Untuk Penyaluran BBM jalur darat menggunakan pipa dari tangki timbun ke rumah pompa selanjutnya filing shed (penyaluran minyak) kemudian dialirkan

(27)

xxvii

2) Untuk Penyaluran BBM jalur air menggunakan pipa dari tangki timbun ke

rumah pompa selanjutnya pelabuhan jetty kemudian dialirkan ke tongkang

BBM.

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari kegiatan penyaluran BBM ialah untuk memenuhi

permintaan konsumen, pendistribusian BBM menggunakan 2 jalur darat (Mobil Tangki)

dan air (tongkang). Sebelum produk BBM di salurkan BBM diperiksa di laboratorium

mini TBBM Balikpapan untuk diukur kualitas BBM apakah layak atau tidak untuk dijual.

f. Pembahasan

Pendistribusian BBM dan minyak pelumas ke daeah yang melewati laut

dan/atau sungai menggunakan tongkang, sedangkan penyaluran avtur dengan menggunakan tongkang adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar

penerbangan (pesawat helikopter) di daerah pertambangan, kehutanan, dan

perkebunan.

Penyaluran BBM dan minyak pelumas untuk daerah yang tidak melewati laut

dan/sungai menggunakan pipa, mobil tangki, dan truck. sebelum memasuki filling

shed, mobil tangki di parkir di areal parkir untuk menunggu giliran dan dilakukan

pemeriksaan persyaratan safety, flame trap, dan kapasitas tangki. Pada saat pelaksanaan pengisian dilakukan berbagai kegiatan diantaranya pemasangan

grounding cable, memasukkan loading arm pada manhole, pelaksanaan pemompaan.

Tidak dibenarkan mempercepat aliran, grounding cable khususnya menjelang

pengisian selesai, pencabutan loading arm dan ditempatkan semula, penutupan

manhole dan pencabutan. Sesudah pengisian dilakukan pemeriksaan kapasitas tinggi

(28)

xxviii 5. Pemeliharaan Fasilitas

a. Tujuan

Kegiatan pemeliharaan fasilitas bertujuan untuk menjaga fasilitas Terminal agar layak digunakan dalam menunjang kelancaran dan kelangsungan operasional

kegiatan Terminal.

b. Dasar teori

Pemeliharaan fasilitas Terminal adalah untuk menjaga fasilitas agar selalu

layak digunakan dalam menunjang kelancaran dan kelangsungan operasional yang

tercakup dalam kegiatan pembersihan tangki timbun (Tank cleaning) dan

pemeliharaan peralatan/fasilitas lainnya yang digunakan dalam operasional (Anonim,

2010).

c. Alat dan bahan

1) Alat : Tempat penampungan Sludge, pipa penyemprot, sekop, kuas dan

lain-lain

2) Bahan : air, cat, sludge.

d. Prosedur kerja

1) Tahap Persiapan, dilakukan koordinasi antara Operation Head, fungsi PPP

(Penerimaan, Penimbunan, Penyaluran) fungsi LJP (Laporan Pertanggung Jawaban), fungsi K3LL (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan

Lingkungan) untuk melakukan persiapan pebersihan tangki timbun dan

perbaikan fasilitas lainya.

2) Tahap Pelaksanaan, Pelaksanaan tank cleaning dan perbaikan dilakukan oleh pihak ke-3 penyedia jasa perbaikan yang telah bekerjasama oleh pertamina,

saat pelaksanaan penyedia jasa langsung berkoordinasi dengan fungsi LJP

(29)

xxix

3) Tahap Pelaporan, setelah pelaksanaan Tank cleaning dan perbaikan fasilitas

selesai pihak penyedia jasa melakukan pelaporan terhadap Operation Head,

fungsi PPP, fungsi LJP, Fungsi K3LL. e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu untuk memelihara tangki dan menjaga

kemurnian BBM yang di timbun dan fasilitas-fasiltas terminal lainya agar proses

operasional di Terminal BBM berjalan dengan lancar.

f. Pembahasan

Kegiatan pembersihan tangki timbun dimaksudkan untuk memelihara tangki

dan menjaga kemurnian BBM yang ditimbun. Dalam keadaan normal kegiatan tank

cleaning dilakukan setiap 6 tahun sekali. Kegiatan tersebut dapat dilakukan lebih awal

apabila terdapat keadaan yang mendesak yaitu adanya kepentingan perbaikan

kebocoran atau gejala korosi dan/atau pergantian jenis Bahan Bakar yang akan

ditimbun. Di samping itu kegiatan pembersihan tangki timbun ini tidak dilakukan secara bersamaan, melainkan bergiliran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Pemeliharaan fasilitas operasional terminal BBM lainnya yang dilakukan

diantarannya adalah perawatan meter arus yang digunakan dalam penerimaan dan

penyaluran BBM untuk dicek ketepatannya. Pengecekan ini dilakukan setahun sekali oleh badan metrologi. Pemeliharaan lainya juga dilakukan terhadap pipa penerimaan

dan penyaluran BBM, pipa air pemadam kebakaran dengan pengecekan dari

kebocoran atau adanya gejala korosi sehingga perlu diperbaiki dan kadang dicat

(30)

xxx 6. Limbah Cair B3 (Oil Catcher)

a. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk penanganan limbah cair yang dilakukan dengan cara mengalirkan limbah cair melalui saluran drainase yang di lengkapai dengan oil

catcher.

b. Dasar teori

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

09/MENLH/4/1997 tentang perubahan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

No. 42/MENLH/10/1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Minyak dan

Gas Panas Bumi disebutkan bahwa kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi

mempunyai potensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair dengan menetapkan Baku

Mutu Limbah Cair.

c. Alat dan bahan

1) Alat : Kolam Oil Catcher, drainase, botol sampel.

2) Bahan : limbah cair, ceceran minyak dan lain-lain.

d. Prosedur kerja

1) Limbah ceceran minyak yang dihasilkan dari kesalahan teknis penerimaan, penyaluran dan pembersihan tangki timbun serta pembersihan lantai filling

shed dan filling drum akan mengalir melalui drainase-drainase.

2) Drainase-drainase tersebut beerhubungan langsung dengan kolam

penampungan air limbah (Oil Catcher).

3) Didalam oil catcher akan terjadi pemisahan minyak dan air dengan prinsip

(31)

xxxi

4) Lapisan minyak yang terdapat pada bagian atas di ambil secara manual dan di

kumpulkan di dalam drum, kemudian diangkut ke RU (Refinery Unit) V untuk

diolah kembali.

5) Untuk pemantauan oil catcher dilakukan uji laboratorium 1 bulan sekali yang

diuji dilaboratorium lingkungan RU (Refinery Unit) V dan Baristran (Badan

standar uji Laboratorium).

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu untuk penanganan limbah cair dengan

kolam oil catcher yaitu terjadi pemisahan minyak dari air dengan prinsip perbedaan

densitas dan TBBM Balikpapan melalukan pengujian oil catcher 1 bulan sekali.

f. Pembahasan.

Limbah cair dihasilkan dari kesalahan teknis sewaktu penerimaan, penyaluran,

pengedrainan/pembungan volume dan pembersihan tangki timbun serta pembersihan

lantai filling shed dan filling drum. Penanganan limbah cair dilakukan dengan cara mengalirkan limbah cair ini melalui saluran drainase yang dilengkapai oil catcher. Di

dalam oil catcher akan terjadi pemisahan minyak dengan air berdasarkan prinsip

perbedaan densitas. Lapisan minyak yang terdapat pada bagian atas diambil dan

dikumpulkan dalam drum, kemudian diangkut ke RU (Refinery Unit) V untuk diolah kembali dan/atau digunakan untuk latihan pemadam kebakaran.

Limbah cair dapat pula terjadi karena danya ceceran minyak pelumas yang

berasal dari drum minyak pelumas yang bocor.untuk menampung BBM bila terjadi

kebocoran tangki timbun yang cukup besar guna mencegah mengalirnya BBM ke wilayah yang lebih luas, maka dibagun fire wall/bund wall sebagai area pembatas.

(32)

xxxii

7. Limbah Padat B3 (Bak/tempat penampungan Sludge Minyak).

a. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk menampung sementara limbah B3, sebelum limbah tersebut diserahkan kepada pihak ke-3 untuk diolah dan dimanfaatkan lebih

lanjut kepada pihak-pihak yang telah memenuhi ketentuan sebagai pengolah atau

pemanfaat limbah B3.

b. Dasar teori

Berdasarkan Kepusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, KEPMEN 128

Tahun 2003 tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Minyak Bumi

dan Tanah Terkontaminasi Oleh Minyak Bumi secara Biologis disebutkan bahwa

limbah minyak bumi yang dihasilkan usaha atau kegiatan minyak, gas dan panas bumi atau kegiatan lain yang menghasilkan limbah minyak bumi merupakan limbah bahan

berbahaya dan beracun yang memiliki potensi menimbulkan pencemaran dan atau

kerusakan lingkungan oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan dengan baik. c. Alat dan bahan

1) Alat : Bak penampungan Limbah sementara.

2) Bahan : Limbah padat sludge.

d. Prosedur kerja

1) Limbah padat berupa oil sludge yang dihasilkan dari kegiatan pembersihan

tangki timbun berbentuk padat, lumpur cair kental dikumpulkan.

2) Limbah ditampung di bak penampungan sementara khusus limbah B3 sludge

yang terdapat di areal Tangki Timbun TBBM Balikpapan.

3) Selanjutnya limbah di serahkan kepada pengelola limbah B3 yang sudah

memiliki ijin dari instansi pemerintah berwenang dan pengelolaannya

(33)

xxxiii

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu untuk penanganan limbah padat

sludge yaitu hasil dari kegiatan pembersihan tangki timbun yang ditampung di dalam

Bak penmpung sementara lalu selanjutnya diserahkan kepada pihak ke-3 yang

memiliki ijin dari instansi pemerintah.

f. Pembahasan

Limbah padat berupa oil sludge dihasilkan dari kegiatan pembersihan tangki

timbun, secara fisik sludge dapat berbentuk padat, lumpur cair (kental) maupun bentuk

antara keduannya dan dalam keadaan tercampur dengan minyak yang sulit di

pisahkan dengan cara pemurnian yang lazim dilakukan. Limbah padat oil sludge

termasuk tergolong limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) yang berasal dari sludge

ex tank cleaning yang ditampung sementara di drying bed. Selanjutnya dilakukan

pemisahan cairan minyak yang ada didalam sludge/lumpur dengan cara filtrasi, dan

sludge hasil pemisahan ditampung dalam kompartemen yang terbuat dari batu bata

dicor dan diplester. Cairan minyak kotor dari hasil penapisan ditambung dalam bak

penampungan, setelah itu dilakukan uji laboratorium pada minyak yang terkumpul di

dalam bak penampungan. Apabila hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa minyak

yang terkumpul didalam bak penampungan memenuhi spesifikasi maka dilakukan pemompaan untuk memindahkan minyak ke tangki timbun. Untuk sludge/lumpur

dikeringkan di drying bed untuk beberapa waktu, untuk selanjutnya diserahkan kepada

pengelola limbah B3 yang sudah memiliki ijin dari instansi pemerintah berwenang dan

(34)

xxxiv 8. Pemantauan Air Tanah (Sumur Pantau)

a. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan minyak, lemak, maupun

total organik carbon (TOC) dalam air tanah di areal Terminal BBM Balikpapan.

b. Dasar teori

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 04 Tahun 2007

tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas Bumi

disebutkan bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan huruf b serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan minyak

dan gas serta panas bumi.

c. Alat dan bahan

1) Alat : sumur pantau sedalam 6 meter, botol sampel.

2) Bahan : air sampel sumur pantau.

d. Prosedur kerja

1) Pengambilan sampel air di sumur pantau untuk mengetahui kandungan air tanah dan untuk mendeteksi adanya kebocoran tangki timbun.

2) Pengambilan sampel air sumur pantau diletakkan di dalam botol sampel dan

dikirim untuk diuji dilaboratorium RU (Refinery Unit) V.

3) Sedangkan pengambilan sampel untuk diuji di Baristran, dilakukan oleh pihak Baristran.

(35)

xxxv

4) Untuk pemantauan sumur pantau dilakukan uji laboratorium 6 bulan sekali

yang di uji dilaboratorium lingkungan RU (Refinery Unit) V dan Baristran

(Badan standar uji Laboratorium) e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu untuk memantau keadaan air tanah

untuk menditeksi pH, minyak lemak dan TOC (Total Organic Carbon) yang terkandung

dalam sumur pantau.

f. Pembahasan.

Keberadaan sumur pantau adalah untuk menditeksi apakah terdapat minyak

lemak, maupun total organic carbon dalam air tanah. pH air sumur pantau sesuai baku

mutu Kepmen LH No. 04 Tahun 2007 adalah 6 -9, Kadar Minyak Baku Mutu adalah 25 Mg/L, sedangkan Kadar TOC Baku Mutu 110 Mg/L. hasil analisa parameter diatas

harus memenuhi standar baku mutu limbah cair, apabila melewati standar baku mutu

berarti ada kebocoran yang dapat merusak air tanah dan perlu di tanggulangi dengan segera.

9. Sistem Manajemen K3

a. Tujuan

1) Mengetahui sistem peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang terdapat di Terminal BBM Balikpapan.

2) Mengetahui sistem penerimaan karyawan/tamu di Terminal BBM Balikpapan.

b. Dasar teori

Manajemen resiko pertambangan adalah suatu proses interaksi yang digunakan oleh perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan

menanggulangi bahaya ditempat kerja guna mengurangi resiko bahaya seperti

(36)

xxxvi

lain-lain. Jadi, manajemen resiko merupakan suatu alat yang bila digunakan secara

benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman, bebas dari ancaman bahaya

di tempat kerja (Anonim, 2012a). c. Alat dan bahan

1) Alat : Alat tulis.

2) Bahan : Hasil wawancara dengan bagian K3LL.

d. Prosedur kerja

1) Melakukan diskusi dengan Kepala K3LL (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

Lindungan Lingkungan).

2) Mengamati proses penerimaan karyawan/tamu.

3) Mengamati kegiatan pemberian ijin masuk ( ID card/Simper).

4) Mengamati peralatan-peralatan keselamatan kerja yang digunakan pada saat

melakukan aktifitas kerja.

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dalam melakukan observasi sistem K3 adalah berupa

sistem penerimaan karyawan yang melewati berbagai tahapan baik uji secara teori

maupun praktik untuk di lapangan.

f. Pembahasan

Dalam kegiatan penerimaan, supir dan awak Mobil tangki, kontraktor dan tamu,

dilakukan beberapa tahap seperti, safety induction yaitu pengenalan area kerja yang

akan dijalani, potensi bahaya yang mungkin dapat terjadi dan cara penanggulangan

ketika kecelakaan kerja terjadi. Dalam kegiatan safety induction penerimaan supir dan awak mobil tangki, dan kontraktor akan mendapatkan tahap tes tertulis setelah

(37)

xxxvii

mana supir dan awak Mobil tangki, dan kontraktor, memahami teori K3 yang telah

disampaikan dan peraturan K3 yang di tetapkan oleh Terminal BBM Balikpapan.

Sistem manajemen K3 Terminal BBM Balikpapan mengikuti standar OHSAS 18001 : 2007 menerapkan kebijakan-kebijakan dari resiko-resiko yang terdapat di

areal Terminal BBM Balikpapan yang sesuai dengan kegiatan pemasaran Minyak

Bumi.

10. Penyusunan Dokumen Proper 2013

a. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk pemenuhan Proper Terminal BBM

Balikpapan 2013.

b. Dasar teori

Proper adalah program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam

pengelolaan lingkungan hidup. Program ini bertujuan mendorong perusahaan taat

terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan

(environmental excellence) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan

berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, dengan jalan penerapan sistem

manajemen lingkungan, 3R (Reduce, Reuse, Recycle), efisiensi energi, konservasi

sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat (Anonim, 2011a).

c. Alat dan bahan

a) Alat : Komputer, buku, pulpen, kamera.

b) Bahan : dokumen-dokumen pemenuhan ceklis proper, Hasil uji laboratorium limbah dan dokumentasi.

(38)

xxxviii

d. Prosedur kerja

1) Mengisi Form self assessment yang berisi tentang ceklis Proper untuk

pemenuhan dokumen bukti Proper Terminal BBM Balikpapan 2013.

2) Form self assessment berupa Microsoft Excel yang di isi sesuai dengan from

dan melampirkan bukti berupa scan dokumen dan dokumentasi.

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari kegiatan Proper ialah untuk memenuhi persyaratan

proper 2013 Terminal BBM Balikpapan untuk mempertahankan Peringkat Hijau, atau

bahkan naik ke peringkat emas.

f. Pembahasan

Proper merupakan kegiatan pengawasan dan program pemberian insentif dan/atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. Pemberian

penghargaan Proper berdasarkan penilaian kinerja penanggung jawab usaha dan/atau

kegiatan dalam:

1) Pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;

2) Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; dan

3) Pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Penilaian kinerja berdasarkan pada kriteria penilaian PROPER yang terdiri atas:

1) Kriteria ketaatan yang digunakan untuk pemeringkatan biru, merah, dan hitam

2) Kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance)

untuk pemeringkatan Hijau dan Emas.

Dalam peningkatan kinerja Proper Terminal BBM Balikapapan mengupayakan

(39)

xxxix

mencapai emas, dengan terus berinovasi dan menjalankan tanggung jawab

perusahaan untuk penciptaan Nilai dan Keunggulan Lingkungan.

11. Audit Proper

a. Tujuan

Audit Proper dilakukan oleh pihak BLH Kota Balikpapan yang bertujuan

meninjau langsung seberapa jauh perusahan-perusahan dalam menyiapkan

persyaratan Proper 2013, dan meninjau langsung keadaan lapangan dalam kemajuan

berinovasi untuk mencapai persyaratan Proper.

b. Dasar teori

Audit Proper merupakan kegiatan pengawasan dan program pemberian

insentif dan/atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam Perlindungan Lingkungan (Anonim ,2011a).

c. Alat dan bahan

1) Alat : buku, pulpen, kamera.

2) Bahan : dokumen-dokumen rapat proper.

d. Prosedur kerja

1) Rapat dengan pihak BLH (Badan Lingkungan Hidup), menjelaskan keadaan

prusahaan dengan presentasi powerpoin yang di bawakan langsung oleh Pengawas K3LL (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan).

2) Melakukan diskusi langsung dengan tanya jawab antara pihak BLH dan

Terminal BBM.

3) Peninjauan lapangan langsung oleh pihak BLH yang di dampingi oleh Pihak Terminal BBM.

(40)

xl

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari kegiatan Audit Proper ini ialah untuk pengawasan dari

BLH Kota Balikpapan dalam memenuhi persyaratan proper 2013 Terminal BBM Balikpapan untuk mempertahankan Peringkat Hijau, atau bahkan naik ke peringkat

Emas.

f. Pembahasan

Terminal BBM Balikpapan memiliki peringkat kinerja PROPER hijau yang

menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 5 tahun 2011 tentang

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan

Hidup.adalah : Hijau, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan

yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan,

pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle

dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR) dengan baik.

Terminal BBM Balikpapan ingin mempertahankan peringkat kinerja Hijau

dengan terus berinovasi dalam memperbaiki operasional di bidang pengelolaan

lingkungan hidup.

12. Studi Keanekaragaman Hayati

a. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jenis spesies dan jumlah spesies

(Flora dan Fauna) yang terdapat di areal Terminal BBM Balikpapan dan sebagai

pemenuhan Proper. b. Dasar teori

Keanekaragaman Hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup di muka

(41)

xli

ekosistem, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman genetik.

Keanekaragaman hayati adalah upaya pengelolaan keanekaragaman hayati yang

menjamin perlindungan kelestarian kelangsungan kehidupan (sistem penyangga kehidupan), pengawetan jenis (tumbuhan , satwa dan ekosistem) dan pemanfaatan

berkelanjutan (Anonim, 2013).

c. Alat dan bahan

1) Alat : Alat tulis

2) Bahan : Hasil wawancara dan pendataan langsung.

d. Prosedur kerja

1) Melakukan Pendataan langsung dengan menghitung jumlah tanaman dan

wawancara kepada Kontraktor yang mengurus Tanaman di areal TBBM Balikpapan.

2) Pendataan teradap satwa melalui perjumpaan langsung, tidak langsung dan

wawancara kepada pekerja yang berada di areal TBBM.

3) Analisis data vegetasi dilakukan untuk mendapatkan data pengelompokan

Flora darat yang terdapat dilokasi studi, dengan kelasnya masing-masing

(Tanaman Buah, Tanaman Peneduh, Tanaman Hias) yang di kelompokkan

dari jenis dan famili.

4) Sedangkan Analisis data satwa dilakukan untuk mendapatkan data

pengelompokan satwa ke dalam kelasnya masing-masing (ma-malia, reptilia,

amphibia). Satwa juga dikelompokkan berdasarkan status kelangkaannya,

status perlindungannya, status tempat tinggal (migran atau penetap), dan status habitatnya.

(42)

xlii

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah mengetahui keanekaragaman hayati

yang terdapat di areal TBBM Balikpapan seperti jumlah, spesies flora dan fauna, dengan melakukan studi langsung keanekaragaman hayati sebagai pemenuhan

persyaratan Proper 2013 untuk mencapai peringkat kinerja yang lebih baik.

f. Pembahasan

Pengumpulan data vegetasi dan habitat satwa menggunakan metode

keanekaragaman alpha yaitu keanekaragaman di dalam areal dengan mengukur

kekayaan jenis dan jumlah pada suatu areal. Keanekaragaman alpha diukur dengan

cara menghitung jumlah (perbedaan kelompok organisme, misalnya famili, genus,

spesies) yang terdapat di dalam. Pengamatan satwaliar dilakukan sepanjang jalur analisis vegetasi melalui perjumpaan langsung, tidak langsung dan wawancara

langsung kepada para pekerja di arel Terminal BBM Balikpapan.

Hasil survei menunjukkan bahwa pada Lokasi Terminal BBM Balikpapan, terdapat 3 kelompok tanaman (tanaman buah, tanaman peneduh dan tanaman hias)

dan dari pembagian kelompok tersebut dapat dijumpai 47 jenis tanaman yang

tergolong dalam 31 famili yang terdapat di Terminal BBM Balikpapan.

Hasil survei menunjukkan bahwa pada Lokasi Terminal BBM Balikpapan, terdapat 4 kelas satwa (unggas, mamalia, reptil, burung) yang ditemui baik

perjumpaan langsung, tidak langsung dan wawancara pekerja, dari pembagian kelas

tersebut dapat di jumpai 17 jenis satwa yang tergolong dalam 10 famili. Terdapat juga

satwa yang ditangkarkan oleh TBBM Balikpapan yaitu Rusa yang terdapat di Terminal BBM Balikpapan.

(43)

xliii

13. Perhitungan Emisi VOC dengan Software Emest (2012-2013)

a. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur tingkat emisi yang ditimbulkan dalam operasi distribusi BBM, yang dikembangkan dari kaidah metoda Estimasi Emisi yang

telah diterima oleh USEPA (Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat) dan

juga telah digunakan oleh banyak Negara.

b. Dasar teori

Software EMEST versi 1.01, dapat digunakan untuk melakukan estimasi emisi

VOC (Volatile Organic Compound) dari kegiatan tangki timbun, pengisian ke mobil

tangki dan emisi fugitive dari peralatan yang dipakai dalam kegiatan distribusi BBM.

Untuk emisi dari tangki timbun, EMEST ver.1.01 baru dibatasi untuk mengukur emisi dari tangki type fixed roof, sedangkan tangki type floating roof (internal maupun

external) belum diakomodir. Sedang untuk emisi fugitive, baru dapat diaplikasikan

pada sistem operasi Marketing (kegiatan Depot atau Terminal BBM). c. Alat dan bahan

1) Alat : Software EMEST berbentuk Microsoft Excel.

2) Bahan : Data Terminal BBM (Penerimaan, Data Tangki, Equipmen dan

Penyaluran). d. Prosedur kerja

1) Tahap awal dalam melakukan estimasi emisi VOC dengan Software EMEST

ver.1.01 adalah memastikan bahwa produk yang akan di estimasi tingkat

emisinya telah terdaftar dalam “sheet Produk”. Jika belum, maka data harus ditambahkan dalam daftar produk yang sudah.

(44)

xliv

2) Langkah 2. Data Kota dan Iklim dalam sheet data Iklim, terdapat daftar

sejumlah kota berikut kondisi iklimnya. Jika kota tempat plant (Depot / Terminal

BBM) belum ada, maka data tersebut perlu ditambahkan.

3) Langkah 3 Data Penerimaan dapat di input pada sheet “Penerimaan”. Data

penerimaan ini digunakan untuk menghitung penerimaan tangki timbun,

dengan asumsi produk yang diterima disimpan terlebih dulu dalam tangki

timbun, yang dipengaruhi tingkat thruput/penyaluran yang diterima tangki.

4) Tahapan selanjutnya adalah memasukkan data tangki. Data tangki dapat di

input pada sheet “Tangki”. Data tangki ini diperlukan untuk menghitung tingkat

emisi yang ditimbulkan dari kegiatan tangki.

5) Langkah 5. Input Data Equipment. Data jumlah equipment berfungsi untuk mengukur tingkat emisi yang ditimbulkan dari peralatan yang digunakan atau

istilah yang biasa digunakan adalah “Emisi Fugitive’.

6) Langkah 6. Input Data Penyaluran Salah satu kegiatan yang berpotensi menimbulkan emisi VOC adalah operasi transfer BBM ke mobil tangki, RTW,

Tongkang atau Tanker. Emisi ini timbul, akibat vapor yang berada didalam

ruang kosong kompartemen tangki didorong keluar oleh fluida yang

diinjeksikan. e. Hasil yang dicapai

Dalam operasi distribusi BBM, terjadi potensi emisi zat pencemar khususnya

VOC (Volatile Organic Compound) ke lingkungan. Sebagai perusahaan yang memiliki

komitmen untuk menciptakan operasi yang berwawasan lingkungan memiliki tanggung jawab untuk mengukur jumlah atau tingkat emisi yang ditimbulkan dan kemudian

(45)

xlv

emisi yang ditimbulkan. Ketentuan pengukuran emisi ini juga menjadi persyaratan

wajib bagi perusahaan yang menerapkan Proper.

f. Pembahasan

Beberapa program kalkulasi emisi dari aktivitas tersebut telah banyak

dikembangkan, namun pada umumnya sistem yang dibangun adalah mengukur

secara satuan sistem, sehingga kadang dirasa sulit untuk melakukan pengukuran

secara rutin karena banyak data yang harus diinputkan secara berulang. Dalam

EMEST ver.1.01, pengukuran dapat dilakukan serentak. Bahkan data-data peralatan

bias dimasukkan secara tetap, sehingga setiap bulan operator cukup memasukkan

data variable yaitu thruput/penyaluran, dan estimasi emisi dapat diterbitkan.

Software EMEST, memiliki kelebihan dibandingkan dengan beberapa metode

kalkulasi emisi yang pernah dibuat, dimana perhitungan emisi dapat dilakukan untuk

beberapa unit sumber emisi sekaligus. Dengan data yang telah disimpan, pelaporan

berikutnya hanya cukup memasukkan paremeter variabel yaitu thruput/penyaluran, yang sangat mudah untuk mengumpulkan datanya.

Dengan demikian, untuk pelaporan berikutnya, konsep laporan dapat disiapkan

oleh siapa saja, dan pejabat penanggung jawab juga akan mudah untuk memeriksa

ketepatan data yang akan dilaporkan, karena cukup memeriksa thruput (penyaluran) yang menjadi tanggung jawabnya sehari-hari.

Dengan software EMEST, bisa dilakukan simulasi terhadap parameter data

peralatan dan langsung bisa didapat potensi perubahan tingkat emisi yang dihasilkan.

Hal ini akan memudahkan bagi pejabat yang berwenang dalam memutuskan program perbaikan dikemudian hari.

(46)

xlvi

14. Rekapitulasi Air Oil Catcher dan Sumur Pantau

a. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk merekapitulasi pemeriksaan air limbah Ex Oil

Catcher dan sumur pantau TBBM seluruh unit pemasaran VI Kalimantan dan sebagai

ketentuan yang menjadi persyaratan wajib bagi perusahaan yang menerapkan Proper.

b. Dasar teori

Rekapitulasi adalah suatu kegiatan meringkaskan data sehingga menjadi lebih

berguna bentuk, susunan, sifat atau isinya dengan bantuan tenaga tangan atau

bantuan suatu peralatan dan mengikuti rangkaian langkah, rumus, atau pola tertentu

(Mintorogo dan Sedarmayanti, 1992).

Sumur pantau adalah sumur yang berguna untuk mendeteksi keadaan air tanah apakah terdapat minyak lemak, maupun total organic carbon. Oil Catcher

adalah bak/kolam tempat pemisahan minyak dan air dengan prinsip perbedaan

densitas (Green, 1979). c. Alat dan bahan

1) Alat : Microsoft Excel rekapitulasi pemeriksaan air limbah Ex Oil Catcher

dan sumur pantau TBBM seluruh unit pemasaran VI Kalimantan.

2) Bahan : Data Laboratorium hasil pengujian oil cather dan sumur pantau seluruh Terminal BBM unit pemasaran VI Kalimantan

d. Prosedur kerja

1) Tahap awal adalah melakukan analisis terhadap hasil laboratorium yang di

kirimkan setiap terminal BBM unit pemasaran VI Kalimantan.

2) Langkah 2. Data Hasil Laboratorium setiap terminal BBM paremeter PH,

Minyak Lemak TOC (total organic carbon) dimasukkan ke dalam rekapitulasi

(47)

xlvii

3) Langkah 3 Data Rekapitulasi diakumulasikan selama setahun dan setiap bulan

dilakukan pelaporan kepada HSSE (Health, Safety, Security and Environment)

unit pemasaran VI Kalimantan.

4) Selanjutnya data tersebut dikirim ke Pertamina pusat untuk pelaporan dan

persyaratan wajib Proper.

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu melakukan rekapitulasi pemeriksaan

air limbah ex oil catcher dan sumur pantau selama 1 tahun yang pelaporannya di

lakukan oleh seluruh Terminal BBM setiap bulanya kepada HSSE unit pemasaran VI

Kalimantan, dilaporkan ke pusat untuk rekapitulasi selama 1 tahun dan sebagai

pemenuhan Proper. f. Pembahasan

Limbah cair dihasilkan dari kesalahan teknis sewaktu penerimaan, penyauran,

pengedrainan dan pembersihan tangki timbun serta pembersihan lantai filling shed dan filling drum. Penanganan limbah cair dilakukan dengan cara mengalirkan limbah

cair ini melalui saluran drainase yang dilengkapi oil catcher. Didalam oil catcher akan

terjadi pemisahan minyak dengan air prinsip perbedaan densitas.

Keberadaan sumur pantau adalah untuk menditeksi apakah terdapat minyak lemak, maupun total organic carbon dalam air tanah. pH air sumur pantau sesuai baku

mutu Kepmen LH No. 04 Tahun 2007 adalah 6 -9, Kadar Minyak Baku Mutu adalah 25

Mg/L, sedangkan Kadar TOC (total organic carbon) Baku Mutu 110 Mg/L. hasil analisa

parameter diatas harus memenuhi standar baku mutu limbah cair, apabila di ats atau melewati standar baku mutu berarti ada kebocoran yang dapat merusak air tanah dan

(48)

xlviii

15. Audit Energi (Rekapitulasi Penggunaan Energi)

a. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk merekapitulasi penggunaan energi. TBBM seluruh unit pemasaran VI Kalimantan dan sebagai ketentuan yang menjadi persyaratan wajib

bagi perusahaan yang menerapkan Proper.

b. Dasar teori

Rekapitulasi adalah suatu kegiatan meringkaskan data sehingga menjadi lebih

berguna bentuk, susunan, sifat atau isinya dengan bantuan tenaga tangan atau

bantuan suatu peralatan dan mengikuti rangkaian langkah, rumus, atau pola tertentu

(Mintorogo dan Sedarmayanti, 1992).

Audit Energi adalah proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efesiensi pada

pengguna sumber energi dan penggunaan energi dalam rangka konservasi energi

(Anonim, 2011b) c. Alat dan bahan

1) Alat : Microsoft Excel Rekapitulasi Penggunaan Energi.

2) Bahan : Data Penggunaan Energi seluruh Terminal BBM unit pemasaran VI

Kalimantan d. Prosedur kerja

1) Tahap awal adalah melakukan analisis kebutuhan energi seluruh Unit

pemasaran VI Kalimantan mulai.

2) Langkah 2. Data Kebutuhan energi diambil dari seluruh operasional mulai dari kantor unit, TBBM, DPPU.

3) Langkah 3 Data di rekap untuk penggunaan energi perbulan dan di

(49)

xlix

4) Selanjutnya laporan penggunaan energi akan di laporkan dan akan langsung di

audit oleh Internal Audit selaku PJ PWS. Konservasi energi PT.Pertamina

(Persero). e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu melakukan rekapitulasi penggunaan

energi Seluruh kegiatan operasional Pemasaran mulai dari kantor unit, TBBM

(Terminal Bahan Bakar Minyak), dan DPPU (Depot Pengisian Pesawat Udara).

Rekapitulasi penggunaan energi ini untuk pelaporan Internal Audit Konservasi enargi

PT. Pertamina (Persero) dan sebagai pemenuhan Proper.

f. Pembahasan

Audit energi dilaksanakan sekurang-kurangnya pada proses dan penggunaa energi utama secara berkala paling sedikit satu kali dalam 3 tahun. Proses auditor

internal, namun auditor-auditor tersebut wajib memiliki sertiifikat kompetensi sesuai

dengan peraturan-perundang-undangan.

B. Tahap Non Operasional 1. CSR (Corporate Social Responsibility)

a. Tujuan

Tujuan CSR Pertamina, Memberikan kontribusi dalam memec ahkan

permasalahan sosial, meningkatkan nilai dan budaya perusahaan yang terintegrasi

dengan strategi bisnis perusahaan. Membangun hubungan yang harmonis dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.

b. Dasar teori

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab

(50)

l

terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam

segala aspek operasional perusahaan (Anonim, 2012c).

c. Alat dan bahan

1) Alat : Pulpen, Buku catatan.

2) Bahan : Dokumen Program CSR Terminal BBM Balikpapan.

c. Prosedur kerja

1) Melakukan wawancara dengan Bagian K3LL yang menangani

program-program CSR Terminal BBM Balikpapan .

5. Hasil yang dicapai

Hasil yang di capai dari kegiatan ini adalah mengetahui program-program CSR

yang di jalankan oleh PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Kalimnatan IV khususnya Terminal BBM Balikpapan dalam tanggung jawab social kepada masyarakat.

6. Pembahasan

Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial korporat,

sering dikenal sebagai tanggungjawab sosial perusahaan kepada seluruh stakeholder,

Istilah korporat diartikan sebagai tingkat manajemen puncak pada setiap organisasi

laba atau nirlaba, skala kecil, menengah atau besar, skala lokal, nasional, regional

atau global.

Misi CSR Pertamina, mewujudkan kepedulian sosial PT. Pertamina (Persero)

dan kontribusi perusahaan terhadap pengambangan masyarakat yang berkelanjutan.

Mengimplementasikan komitmen perusahaan terhadap CSR untuk memberikan nilai

tambah bagi stakeholders dalam upaya mendukung kemajuan perusahaan.

Adapun berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Terminal BBM dalam

(51)

li

a) Bidang Pendidikan, bantuan terhadap sekolah berupa komputer dan pelatihan

komputer untuk siswa SD 009 lokasi Karang Bugis Kelurahan Karang Jati,

Balikpapan Tengah.

b) Bidang Lingkungan, bantuan dana daur ulang sampah menjadi kerajinan

tangan lokasi Kelurahan Karangjati, Balikpapan Tengah.

c) Bidang Sosial Masyarakat, memberikan bantuan berupa mesin tusuk sate

lokasi Kelurahan Baru ilir (Balikpapan Barat), bantuan kotak lebah madu lokasi

Kelurahan Karang Joang (Balikpapan Utara), pelatihan budidaya lebah madu

lokasi Kelurahan Karang Joang (Balikpapan Utara), bantuan gerobak sampah

lokasi Kelurahan Karang Joang (Balikpapan Utara), Kelurahan Karangjati

(Balikpapan Tengah), Kelurahan Baru Ilir (Balikpapan Barat), Kelurahan Marga Sari (Balikpapan Barat),

Untuk CSR ( Corporate Social Responsibility ) yang lebih optimal Terminal

BBM Balikpapan terus berinovasi untuk mengembangkan CSR yang lebih baik dengan program-program baru yang sesuai dengan kebutuhan masnyarakat.

(52)

lii

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dalam kegiatan PKL di PT. Pertamina (Persero) Unit VI Pemasaran Kalimantan Terminal BBM Balikpapan mahasiswa mengerti kegiatan memasarkan minyak

yang memiliki kegiatan utama yaitu meliputi penerimaan produk, penimbunan

produk dan penyaluran produk.

2. Kegiatan pemantauan dan pengelolaan lingkungan yang terdapat di perusahaan

perlu inovasi-inovasi baru untuk terus ditingkatkan guna mengurangi dampak

akibat kegiatan Pemasaran Migas dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi

untuk proses operasional perusahaan serta kelestarian lingkungan yang ada.

B. Saran

1. Kegiatan CSR ( Corporate Social Responsibility ) diharapkan lebih berinovasi dan

berkesinambungan sehingga produktivitas perusahaan berjalan lancar dan masyarakat sekitar dapat merasakan manfaatnya.

2. Adanya kerjasama antara instansi perusahaan dengan perguruan tinggi, agar

(53)

liii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Terminal BBM Balikpapan, 2010 PT.Pertamina (Persero) S&D Region IV. Balikpapan

Anonim 2011a. Laporan Hasil Penilaian Program Penilaian Peringkat Kinerja Prusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.Jakarta

Anonim. 2011b. Audit Energi http://www.ebtk.esdm.go.id/id/energi/konservasi-energi/360-audit.energi.html. Diakses Tanggal 6 Mei 2013.

Anonim. 2012a. Manajemen Resiko K3 di Perusahaan Pertambangan.

http://ariagusti.wordpress.com/2011/01/21/manajemen-risiko-k3-di- perusahaan-pertambangan. Diakses Tanggal 1 Mei 2013

Anonim. 2012b. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan. Diakses Tanggal 6 Mei 2013.

Anonim. 2012c. Studi Keanekaragaman Hayati. Id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati . Diakses Tanggal 6 Mei 2013. Green, R.H., 1979, Sampling Design and Statistical Methods for Enviromental

Biologists, John Wiley and Sons Inc. New York.

Mintoro dan Sadarmayanti, 1992 Dasar-dasar Pengetahuan tentang manajemen.

Gambar

Tabel 1. Jadual Kegiatan PKL di PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Kalimantan  Terminal BBM Balikpapan  No
Gambar 1. Struktur Organisasi HSSE AREA KALIMANTAN PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VI Kalimantan
Gambar 2. Sturktur Organisasi : Terminal BBM Balikpapan PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VI Kalimantan Operation Head TBBM Balikpapan  Penata  Administrasi Umum & Sekuriti Asistant Quality & Quantity Pengawas K3LL Pengawas Layanan Jasa Pemeli
Gambar 3. Peta Lay Out Terminal BBM Balikpapan PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VI Kalimantan PT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bilangan bulat kurang dari 10 harus ditulis dengan huruf, sedangkan untuk bilangan sepuluh atau lebih ditulis dengan angka kecuali penulisan bilangan pada nomor tabel, gambar dan

Pipa merupakan sarana yang berfungsi untuk menerima dan menyalurkan BBM dari satu tempat ke tempat lain misalnya dari dermaga ke penimbunan, kilang ke instalasi atau tangki

Kalpataru sesuai dengan teori yang ada menurut Sunarko (2009) yaitu pengendalian hama bisa dilakukan pada pagi dan sore hari di lapangan. Pengendalian hama yang dilakukan

S arana dan prasarana merupakan alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam perusahaan, apabila kedua hal ini tidak tersedia maka kegiatan yang

Kemudian minyak yang telah terpisah dari sebagian besar sludge dipisahkan dengan cara sludge yang berada di bagian bawah langsung di alirkan ke sludge tank melalui skremer

Menurut Nasution (1986) pada umumnya gulma yang tumbuh dalam polybag sangat mengganggu pertumbuhan bibit karena gulma mudah melakukan regenerasi sehingga unggul dalam

Dari kegiatan praktik kerja lapang yang dilkukan disalah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Pada dasarnya teori yang mahasiswa pelajari diperkuliahan dan praktik lapang

Pemupukan kelapa sawit dilakukan masing – masing karyawan selama 1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 0, 5 ha (71 pokok) per karyawan, dan hasil yang diperoleh oleh mahasiswa adalah