• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISBN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISBN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ISBN 978-979-530-132-5 Prosiding Simposium Nasional

Himpunan Kimia Bahan Alam Indonesia Ke XXI Makassar, 3-5 September 2013

(3)

ISBN 978-979-530-132-5 Prosiding Simposium Nasional

Himpunan Kimia Bahan Alam Indonesia Ke XXI Makassar, 3-5 September 2013

(4)

ISBN 978-979-530-132-5

Peranan Morfologi Dan Tipe Stomata Daun

Dalam Mengabsorpsi Karbon Dioksida Pada

Pohon Hutan Kota UNHAS Makassar

Elis Tambaru

1a

, Andi Ilham Latunra

a

dan Sri Suhadiyah

a

a

Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakter morfologi daun, tipe stomata daun dan hubunganya dengan absorpsi karbon dioksida pada beberapa jenis pohon Hutan Kota UNHAS Tamalanrea Makassar. Peningkatan karbon dioksida di udara dapat ditanggulangi dengan berbagai cara antara lain: pemilihan dan penanaman jenis pohon yang sesuai baik dari segi morfologi dan tipe stomata daunnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu: identifikasi karakter morfologi daun dari setiap jenis pohon penelitian. Analisis tipe stomata daun dengan metode aceton, analisis data secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa karakter morfologi daun dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui kemampuan absorpsi karbon dioksida dari udara pada setiap jenis pohon dilihat dari ukuran luas daun, ketebalan daun, permukaan daun licin, mengkilap, berbulu, dan tepi daun bergelombang. Tipe stomata yang dijumpai adalah: tipe parasitik pada daun pohon jati putih Gmelina elliptica J.E. Smith.; lobi-lobi Flacourtia inermis Roxb.; tengguli Cassia fistula L.; bitti Vitex copassus

Reinw dan tipe anisositik pada bunga kupu-kupu Bauhinia acuminata L. Tipe penyebaran stomata pada

permukaan daun penelitian ini adalah: tipe potato dan tipe apel. Kerapatan stomata daun tertinggi pada jenis lobi-lobi lebih dari 500 stomata per mm2 dan terendah pada bunga kupu-kupu kurang dari 300 stomata per mm2.

Kata kunci: Morfologi, tipe stomata daun, pohon, dan Hutan Kota

ABSTRACT

The research about role of morphology and stomatal leaves type in carbon dioxide (CO2) absorption has

been conducted in Urban Forest UNHAS Makassar. The aim of this research was`to analysed leaves morphology characteristic, leaves stomatal type and relation with CO2 absorption in some trees species.

The research conducted with identify the leaves morphology characteristic i.e: dimension of leaf, leaf thickness, leaf surface smooth, shiny, blond, and wavy of leaf edges. The result showed that morphology characteristics can be used indicator to know CO2 absorption ability from air. Paracytic type stomatal

were found in: Gmelina elliptica J.E. Smith.; Flacourtia inermis Roxb.; Cassia fistula L.; and Vitex copassus Reinw. Anisocytic type found only in Bauhinia acuminata L. Distribution of stomatal of leaves surface consist of potato type and appel type. The highest leaves stomatal density was found in Flacourtia inermis Roxb with stomatal density more than 500 stomatal/mm2 and the lowest stomatal density was found in Bauhinia acuminata L. which stomatal density less than 300 stomatal/mm2.

Key words: Morphology, leaves stomatal type, trees, and Urban Forest.

1. Pendahuluan

Pertambahan jumlah penduduk, industri atau pabrik dan peningkatan sektor trasportasi di daerah perkotaan, mengakibatkan dampak bertambahnya pencemar dalam bentuk gas, sehingga kualitas udara semakin menurun. Pencemar lainnya di udara dalam bentuk debu atau Total Suspended Partikular (TSP) dari kendaraan bermotor sekitar 44,41 %, rumah tangga 33 %, industri14,6 %, dan pembakaran sampah 8,6 % (Martono (2007) dalam Junaidi, 2009). Pembangunan di daerah perkotaan seringkali mengabaikan unsur-unsur vegetasi. Vegetasi di perkotaan dapat berfungsi memberikan estetika, penyatu ruang, meminimalkan pencemaran udara, menghasilkan O2, ameliorasi iklim mikro (Grey dan Deneke, 1978;

Lovelli et al. 2010; Zhao et al. 2010).

Penyebab terjadinya pemanasan global saat ini adalah meningkatnya CO2 di atmosfir. Peningkatan

konsentrasi CO2 di udara akan menyebabkan kenaikan suhu bumi (Widagdo, 2005; Dahlan, 2008),

sehingga terjadi Efek Rumah Kaca (Kwanda, 2003). Polusi CO2 yang terlalu tinggi di atas ambang batas

318 ppm mengakibatkan perubahan morfologi, anatomi, biokimia, dan fisiologi tanaman (Singsaas et al. 2003), sebagian stomata tertutup karena CO2 terlalu tinggi dapat menyebabkan cairan sel

(5)

ISBN 978-979-530-132-5

menjadi masam (Larcher, 1995; Santoso, 1990), sehingga mengurangi transpirasi (Gohil et al. 2010; Palit, 2008) dan respirasi (Brodribb et al. 2003). Keberadaan vegetasi hutan sangat berperan dalam

mengurangi CO2 yang ada di udara, CO2 dibutuhkan sebagai bahan baku fotosintesis

(Watanabe et al. 2010; Indriyanto, 2006; Fitter dan Hay, 1981; Nonhebel dalam Dolman et al. 2003). Karbon dioksida sangat dibutuhkan untuk fotosintesis, tetapi jika konsentrasinya melampaui ambang batas udara bersih, dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Fitoremediasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk meminimalkan polusi udara dengan memanfaatkan berbagai jenis tanaman.

Jenis tanaman yang digunakan untuk adsorpsi dan absorpsi polutan harus memiliki ciri-ciri: 1) mempunyai banyak stomata (Tambaru, 2012; Palit, 2008), 2) tahan terhadap polutan tertentu

(Widagdo, 2005) serta memiliki karakter daun licin mengkilap dan berbulu (Tambaru, 2012) dan 3) memiliki pertumbuhan yang cepat (Paembonan, 2010). Ketahanan setiap jenis tanaman dapat

dipengaruhi oleh morfologi dan anatomi dari daun seperti permukaan daun kerapatan dan letak stomata (Farida, 2004).

Luas Hutan Kota UNHAS Tamalanrea + 20 Ha (Keputusan Walikota Makassar No: 522.4/807/Kep/XI/2008). Hasil penelitian Tambaru (2012), di Hutan Kota UNHAS keanekaragaman

jenis pohon yang tumbuh ada sekitar 102 jenis. Jenis pohon tersebut perlu diteliti lebih lanjut bagaimana peranannya, sehingga dapat dikembangkan dan diperbanyak, baik pada kondisi lingkungan terpolusi atau kurang terpolusi. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian mengenai peranan morfologi dan tipe stomata daun dalam mengabsorpsi karbon dioksida pada pohon Hutan Kota UNHAS Makassar.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2013. Lokasi pengambilan sampel jenis pohon di hutan Kota UNHAS Tamalanrea Makassar.

Alat yang digunakan: roll meter, meteran, gunting tanaman, loupe glass, hand counter, thermo-hygrometer, jangka sorong, selotif, soil tester, kamera, objek glass, mikroskop binokuler, skala micrometer, mikroskop Bino & Photo model DS. Fil Nikon Eclipse 80i, kantong plastik, tempat preparat, kertas grafik, label, dan alat tulis menulis.

Bahan yang digunakan: Daun dari jenis pohon Hutan Kota UNHAS Tamalanrea Makassar yaitu: bunga kupu-kupu Bauhinia acuminata L.; jati putih Gmelina elliptica J.E. Smith; lobi-lobi Flacourtia inermis Roxb.; tengguli Cassia fistula L.; dan bitti Vitex copassus Reinw. Zat kimia yang digunakan dalam pembuatan cetakan stomata pada penelitian ini.

Cara Kerja:

Analisis karakter morfologi pohon penelitian digunakan metode identifikasi pada daun (Tjitrosoepomo,1990; Dasuki, 1991). Daun jenis pohon penelitian dipilih dari pohon berpenampilan sehat dan tidak terserang penyakit. Karakter tipe stomata digunakan metode (BP2KM, 2011; Tambaru, 2012). Daun dari setiap sampel pohon penelitian diolesi aceton dan dibiarkan sampai 3 menit, selanjutnya dilekatkan pada objek glass dan diamati di bawah mikroskop binokuler dengan skala micrometer, sampel stomata yang telah diperoleh selanjutnya difoto pada mikroskop Bino & Photo. Pengamatan terhadap karakter tipe stomata (Tambaru, 2012; Kurnia, 2005 dalam Hidayat, 2009; Sunarti et al. 2008; dan Nugroho et al. 2006). Perhitungan Indeks Stomata (IS) berdasar rumus (Wilmer (1983) dalam Damayanti, 2007) adalah sebagai berikut:

IS =

S L

(S + E)/Lx 100%

Keterangan: S = jumlah stomata E = jumlah epidermis L = satuan luas daun

Data karakter morfologi dan karakter tipe stomata daun dianalisis secara deskriptif. Penelitian ini juga dilakukan pengukuran faktor lingkungan sebagai data pendukung dalam pembahasan hasil penelitian.

3. Hasil Dan Pembahasan

Hasil

Hasil identifikasi karakter morfologi daun jenis pohon Hutan Kota UNHAS Tamalanrea Makassar disajikan pada Tabel 1. Hasil identifikasi karakter tipe stomata daun penelitian jenis pohon Hutan Kota UNHAS Tamalanrea disajikan Tabel 2. Perbandingan rata-rata jumlah stomata, epidermis, indeks stomata setiap jenis penelitian di Hutan Kota UNHAS Tamalanrea Makassar, disajikan pada Tabel 3.

(6)

ISBN 978-979-530-132-5

Tabel 1. Karakter Morfologi Daun Jenis Pohon Penelitian di Hutan Kota UNHAS Tamalanrea Makassar

Karakter Daun Bunga Kupu-Kupu Jati Putih Lobi-Lobi

Jumlah Daun pada Tangkai Bangun Daun

Tepi Daun

Permukaan Daun Atas Permukaan Daun Bawah Tebal Daun

Warna Daun Atas Warna Daun Bawah

Panjang Daun Lebar Daun Tangkai Daun Daun Tunggal Membulat Rata Licin Berbulu 1,55 mm Hijau Tua Hijau Muda 9,9 - 13,6 cm 11,5 - 15,6 cm 3 - 3,8 cm Daun Tunggal Delta Rata Licin Berbulu 1,85 mm Hijau Tua Hijau Kuning Kecoklatan 15,5 - 20,5 cm 13 - 17,2 cm 7,3 - 14,5 cm Daun Tunggal Oval - Lanset Bergelombang, beringgit-bergerigi Licin Mengkilap Licin 0,56 mm Hijau Tua Hijau 5 - 9 cm 2,4 - 3,5 cm 4 - 6 cm

Karakter Daun Tengguli Bitti

Jumlah Daun pada Tangkai Bangun Daun

Tepi Daun

Permukaan Daun Atas Permukaan Daun Bawah Tebal Daun

Warna Daun Atas Warna Daun Bawah Panjang Daun Lebar Daun Tangkai Daun

Daun Majemuk 4-7 Pasang Bulat Memanjang - Bulat Telur Agak Bergelombang Licin Licin 0,58 mm Hijau Tua Hijau Muda 11 - 14,3 cm 5,2 - 6 cm Anak Daun = 0,70 cm Ibu Tangkai = 19,3 - 45,5 cm Daun Tunggal Bulat Memanjang Bergelombang Licin Kasap Scaber 1,75 mm Hijau Tua Hijau Muda 13 - 21 cm 6,8 - 8,6 cm 2,6 - 4,7 cm

Tabel 2. Karakter Anatomi Penampang Membujur Daun Jenis Pohon Penelitian di Hutan Kota UNHAS Tamalanrea Makassar

Karakter Bunga kupu-Kupu Jati Putih Lobi-Lobi

Letak Stomata

Tipe Stomata Panjang Stomata Lebar Stomata Pembukaan Stomata Tipe Sel Epidermis Atas Tipe Sel Epidermis Bawah Dinding Sel Epidermis Atas Dinding Sel EpidermisBawah Bentuk Sel Penutup Stomata Letak Trikomata

Tipe Penyebaran Stomata

Adaxial (atas), Abaxial

(bawah)

Anisositik

14,4 - 16,8 µm 4,8 - 9,6 µm 2,4 µm

Agak beraturan segi 5-8 Agak beraturan segi 5-8 Lurus

Lurus Ginjal

Epidermis bawah Tipe potato, amfistomatik

Adaxial (atas), Abaxial

(bawah) Parasitik 9,6 - 16,8 µm 4,8 - 9,6 µm 2,4 µm Tidak beraturan Tidak beraturan Berlekuk - lurus Berlekuk - lurus Ginjal

Epidermis atas - bawah Tipe potato, amfistomatik

Abaxial (bawah) Parasitik 14,40-16,80 µm 9,60 - 12,88 µm 4,8 - 7,2 µm Tidak beraturan Tidak beraturan Berlekuk dangkal Berlekuk dangkal Ginjal Epidermis atas-bawah Tipe apel,hipostomatik

Karakter Tengguli Bitti

Letak Stomata Tipe Stomata Panjang Stomata Lebar Stomata Pembukaan Stomata Tipe Sel Epidermis Atas Tipe Sel Epidermis Bawah Dinding Sel Epidermis Atas Dinding Sel EpidermisBawah Bentuk Sel Penutup Stomata Letak Trikomata

Tipe Penyebaran Stomata

Adaxial (atas), Abaxial (bawah) Parasitik

16,8 - 19,2 µm 7,2 - 9,6 µm 2,4 - 4,8 µm

Agak beraturan segi 4-8 Agak beraturan segi 4-8 Berlekuk - lurus Berlekuk - lurus Ginjal

Epidermis atas - bawah Tipe potato, amfistomatik

Adaxial (atas), Abaxial (bawah) Parasitik 12 - 19,2 µm 9,6 - 12 µm 4,8 - 7,2 µm Tidak beraturan Tidak beraturan Agak berlekuk - lurus Agak berlekuk - lurus Ginjal

Epidermis atas - bawah Tipe potato, amfistomatik

(7)

ISBN 978-979-530-132-5

Tabel 3. Rata-Rata Perbandingan Kerapatan Stomata, Jumlah Sel Epidermis dan Indeks Stomata (Perbesaran 200x ) Daun Pohon Penelitian di Hutan Kota UNHAS Tamalanrea Makassar

Karakter Bunga

kupu-Kupu

Jati Putih Lobi-Lobi Tengguli Bitti Kerapatan Stomata

Adaxial (mm2)

Abaxial (mm2) Jumlah Sel Epidermis

Adaxial (mm2) Abaxial (mm2) Indeks Stomata Adaxial (%) Abaxial (%) 24 188 3044 4373 0,78 4,04 34,67 489 2935 2240 1,21 18,67 - 517 1840 3707 - 12,24 48 399 2465 2497 1,97 11,97 1,33 352 3040 3013 0,06 10,51 Pembahasan

Karakter morfologi daun tunggal pada pohon bunga kupu-kupu, jati putih, lobi-lobi, dan bitti, sedangkan daun majemuk terdapat pada pohon tengguli. Hasil penelitian karakter morfologi daun (seperti disajikan pada Tabel 1) yaitu: ukuran daun lebar, tebal, berbulu, dan pertumbuhan pohon cepat terdapat pada pohon jati putih. Daun berukuran kecil, tipis, licin mengkilap, dan tepi daun bergelombang terdapat pada daun pohon lobi-lobi. Daun bitti berukuran lebar, permukaan atas daun licin, permukaan bawah daun kasap, tepi daun bergelombang. Hasil penelitian dari pohon Hutan Kota UNHAS memiliki karakter yang dapat digunakan sebagai acuan pemilihan jenis pohon untuk lokasi kurang terpolusi sampai terpolusi. Karakter daun di atas mampu mengadsorpsi dan mengabsorpsi partikel-partikel zat pencemar dari udara (Tambaru, 2012; Widagdo, 2005; Salisbury dan Ross, 1992). Hasil penelitian karakter tipe stomata pohon jati putih, lobi-lobi, tengguli, dan bitti adalah tipe parasitik. Daun pohon bunga kupu-kupu tipe

anisositik. Menurut Nugroho et al. 2006; Pandey dan Chadha, 1996, bahwa tipe parasitik sel penutup

diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga sejajar dengan sumbu sel penutup dan celah. Tipe anisositik sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel tetangga yang tidak sama besar. Sel penutup kelima jenis pohon penelitian bentuknya seperti ginjal, susunan stomata tersebar tidak beraturan di dalam jaringan daun. Susunan stomata tersebut dijumpai pada Classis Dicotyledoneae (Nugroho et al. 2006). Tipe penyebaran stomata ada dua yaitu tipe apel jika stomata hanya dijumpai pada permukaan bawah daun dan tipe potato stomata ada dikedua permukaan atas dan bawah daun, seperti disajikan pada Tabel 2.

Jumlah stomata lebih banyak pada permukaan bawah dibandingkan permukaan atas daun hal ini merupakan suatu mekanisme adaptasi terhadap lingkungan darat (Campbell et al. 2003), sehingga mengurangi transpirasi pada permukaan daun (Larcher, 1995; Taiz dan Zeiger, 2002; Katul et al. 2000). Hasil penelitian seperti disajikan Tabel 3, daun pohon lobi-lobi rata-rata kerapatan stomata daun tertinggi lebih dari 500 stomata per mm2, sedangkan daun jati putih, tengguli dan bitti stomata jumlah stomata 300- 500 stomata per mm2. Kerapatan stomata terendah terdapat pada daun bunga kupu-kupu yaitu 180 stomata per mm2. Menurut Agustini 1999 dan Kurnia, 2005 dalam Hidayat, 2009; Tambaru, 2012), bahwa ukuran panjang stomata: kurang panjang (< 20 µm), panjang (20-25 µm) dan sangat panjang (> 25 µm). Kerapatan stomata: rendah (< 300 stomata per mm2), sedang (300-500 stomata per mm2 dan tinggi ( >500 stomata per mm2).

Hasil penelitian pada semua jenis pohon yang diteliti stomata daunnya kurang panjang karena ukurannya kurang dari 20 µm. Jumlah sel epidermis tertinggi pada daun pohon kupu-kupu pada adaxial daun 3044 sel epidermis per mm2 dan abaxial daun 4373 sel epidermis per mm2. Jumlah sel epidermis terendah pada daun pohon lobi-lobi yaitu: adaxial daun 2240 sel epidermis per mm2 dan abaxial daun 1840 sel epidermis per mm2. Hasil penelitian terlihat jumlah sel epidermis daun berbanding terbalik dengan jumlah stomata. Jumlah stomata tinggi jika berukuran kecil, sedangkan apabila berukuran besar jumlahnya sedikit (Saadu et al. 2009). Apabila jumlah stomata sedikit, maka jumlah sel epidermisnya lebih banyak (Tambaru, 2012).

Jumlah stomata dan indeks stomata daun sangat dipengaruhi oleh jenis pohon dan lokasi tempat tumbuh. Data hasil penelitian faktor lingkungan di Hutan Kota UNHAS Tamalanrea yaitu: rata-rata suhu 30,50-34,90, kelembapan udara 47-72 RH %, pH tanah 5-6, dan kelembapan tanah 40-45 %. Hasil penelitian pada jenis daun pohon bunga kupu-kupu stomatanya sangat sedikit yaitu: 180 stomata per mm2, permukaan atas daunnya tidak ada trikomata, sehingga tidak cocok ditanam di lokasi terpolusi karena secara fisiologi tidak mampu mengabsorpsi CO2 secara optimum. Penelitian ini juga didukung

(8)

ISBN 978-979-530-132-5

Widagdo, 2005, bahwa daun bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea tidak tahan terhadap pencemar udara. Stomata berperan penting sebagai alat adaptasi tanaman terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim (Lestari, 2006). Absorpsi CO2 ke dalam jaringan daun secara fisiologis berhubungan dengan banyaknya

stomata per satuan luas daun (Gardner et al. 1985).

4. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: karakter morfologi daun ditinjau dari ukuran luas daun, ketebalan daun, permukaan daun licin, mengkilap, berbulu, tepi daun bergelombang berpengaruh terhadap absorpsi CO2. Karakter tipe stomata daun penelitian ini yaitu: tipe parasitik (jati

putih, lobi-lobi, tengguli, dan bitti). Tipe anisositik pada daun bunga kupu-kupu. Penyebaran stomata pada permukaan daun pohon penelitian ada dua macam yaitu: tipe potato dan tipe apel. Kerapatan stomata daun tertinggi pada daun pohon lobi-lobi yaitu: stomata daun lebih dari 500 stomata per mm2 dan terendah pada daun bunga kupu-kupu yaitu: stomata daun kurang dari 300 stomata per mm2. Jenis pohon yang daunnya memiliki stomata banyak mempunyai kemampuan untuk absorpsi CO2 lebih optimum.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada Dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, atas bantuan dana dari BOPTN Nomor: 110/UN4-42/LK.26/SP-UH/2013, penelitian Posdoctoral, melalui Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin untuk terlaksananya penelitian ini.

Referensi

[1] [BP2KM] Balai Penelitian & Pengembangan Kehutanan Makassar, “Cara mengamati Stomata

dengan Metode Aceton, Makassar”, 2011.

[2] Brodribb, T.J., N.M. Holbrook, E.J. Edwards and M.V. Gutierrez, “Relation between Stomatal Closure, Leaf Turgor and Xylem Vulnerability in Eight Tropical Dry Forest Trees”. Blackwell Publishing Ltd. Plant, Cell and Environment (2003) 26, 443-450, 2003.

[3] Campbell, N.A., J.B. Reece dan L.G. Mitchell, “Biologi. Edisi Kelima - Jilid 2”. Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 309-310, 2003.

[4] Dahlan, E.N., “Para Jagoan Serap Karbon Dioksida”. Trubus 459, Edisi Pebruari 2008/XXXIX, Jakarta, hal. 154-156, 2008.

[5] Damayanti, F., “Analisis Kromosom dan Anatomi Stomata pada Beberapa Plasma Nutfah Pisang (Musa sp.) Asal Kalimantan Timur”. Bioscientiae Volume 4, Nomor 2 Juli 2007, hal. 53-61.

[6] Dasuki, U.A., 1991. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati Institut Teknologi Bandung, 272 hal, 2007.

[7] Dolman, A..J., A. Verhagen and C.A. Rovers, “Global Environmental Change and Land Use”. Kluwer Academic Publishers Dordecht/ Boston/ London, 2003.

[9] Farida, “Pencemaran Udara dan Permasalahannya.” Sekolah Pascasarjana S3 Institut Pertanian

Bogor, hal.1-16, 2004.

[10] Fitter, A.H. and R.K.M. Hay, “Environmental Physiology of Plants.” Published by Arrangement with Academic Press, Inc.,(London) Ltd. 421 pp, 1981.

[11] Gohil, H.l., M.J. Correl and T. Sinclair, “Predicting the Effects of Gas Diffusivity on Photosynthesis

and Transpiration of Plants Grown Under Hypobaria.” (Online) www.sciencedirect.com.

12 August 2010. Department of Agricultural and Biological Engineering, University of Florida.

Published by Elsevier Ltd.on Behalf of COSPAR, 2010.

[12] Grey, G. and F. Deneke, “Urban Forestry.” Copy Editing was Supervised by Eugene Patty, 279 pp, 1978.

[13] Hidayat, S.R., “Analisis Karakteristik Stomata, Kadar Klorofil dan Kandungan Logam Berat pada

Daun Pohon Pelindung Jalan Kawasan Lumpur Porong Sidoarjo.” Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Malang, hal. 35-59, 2009.

[14] Indriyanto, “Ekologi Hutan.” Penerbit Bumi Aksara Jakarta, hal. 18-55, 2008.

[15] Junaidi, “Analisis Kadar Debu di Kota Banda Aceh.” Tesis Sekolah Tinggi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009.

[16] Katul, G.G., D.S. Ellsworth & C.T. LAI, “Modelling Assimilation and Intercelluler CO2 from

Measured Conductance: a Synthesis of Approaches.” Blacwell Science Ltd. Plant, Cell and

Environment 23, 1313-1328, 2000.

[17] Keputusan Walikota Makassar Nomor: 522.4/807/Kep/XI/2008. “Penetapan Kawasan Kampus

Universitas Hasanuddin (UNHAS) sebagai Hutan Kota di Kota Makassar.”

[18] Kwanda, T., “Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan untuk Mengurangi Polusi Udara.”

(9)

ISBN 978-979-530-132-5

[19] Larcher, W., “Physiological Plant Ecology Ecophysiology and Stress Physiology of Functional

Groups.” Third Edition. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Printed in Berlin, 506 pp, 1995.

[20] Lestari, E.G., “Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada Somaklon

Padi Gadjahmungkur, Towuti, dan IR 64.” Biodiversiti Volume 7, Nomor 1. hal: 44-48. ISSN: 1412-033X, 2006.

[21] Lovelli, A., M. Perniola, T. Tommaso, D. Ventrella, M. Moriondo, and M. Amato, “Effects of Rising Atmospheric CO2 on Crop Evapotranspiration in a Mediterranean Area.” Agricultural Water

Management Elsevier B.V. 97: 1287-1292, 2010.

[22] Nugroho, L.H., Purnomo dan I. Sumardi, “Struktur & Perkembangan Tumbuhan.” Penerbit Peneber Swadaya. Jakarta, hal. 84-119, 2006.

[23] Paembonan, S.A., “Peranan Hutan dalam Mengurangi Emisi Gas Carbon Dioksida (CO2). “Pidato pada Upacara Penerimaan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Silvikultur pada Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Makassar, hal. 1-21, 2010.

[24] Palit, J.J., “Teknik Penghitungan Jumlah stomata Beberapa Kultivar Kelapa.” Buletin Teknik

Pertanian Vol. 13 No. 1, hal. 9-11, 2008.

[25] Pandey, S.N. and A. Chandha, “A Texbook of Botany Plant Anatomy and Economic Botany

Volume III.” Vikas Publishing House PVT LTD New Delhi, pp. 96-103, 1996.

[26] Saadu, R.O., A. A. Abdulrahaman, F.A. Oladele, “Stomatal Complex Types and Transpiration Rates in Some Tropical Tuber Species.” African Journal of Plant Science Vol. 3 (5), pp. 107-112. ISSN 1996-0824, 2009.

[27] Salisbury, F.B. and C.W. Ross, “Plant Physiology.” Wardsworth Publishing Company Belmont California, 682 pp, 1992.

[28]Santosa, “Fisiologi Tumbuhan.” Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta, 107 hal, 1990.

[29] Singsaas, E.L., D.R. Ort and E.H. Delucia, “Elevated CO2 Effects on Mesophyll Conductance and Its

Consequences for Interpreting Photosynthetic Physiology.” Plant, Cell and Environment 27: 41-50, 2003.

[30] Sunarti, S., Rugayah, E.F. Tihurun, “Studi Anatomi Daun Jenis-jenis Averrhoa di Indonesia untuk Mempertegas Status Taksonominya.” Berita Biologi 9(3): 253-257, 2008.

[31] Taiz, L. and E. Zeiger, “Plant Physiology.” Third Edition. Sinauer Associates . Inc. Publishers, Sunderland, Massachusetts, pp. 111-192, 2002.

[32] Tambaru, E., “Potensi Absorpsi Karbon Dioksida pada Beberapa Jenis Pohon Hutan Kota di Kota

Makassar.” Disertasi Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar. 197 hal, 2012.

[33]Tjitrosoepomo, G., “Morfologi Tumbuhan.” Gadjah Mada Universiy Press.Yogyakarta, 256 hal,1990. [34] Watanabe,Y., H. Tobita, M. Kitao, Y. Maruyama, D. Choi, K. Sasa, R. Funaada, and T. Koike,

“Effects of Elevated CO2 and Nitrogen on Wood Structure Related to Water Transport in Seedling of

Two Deciduous Broad-leaved Tree Species Springer-Verlag.” Trees 22, 403-411, 2008.

[35] Widagdo, S., “Tanaman Elemen Lansekap Sebagai Biofilter untuk Mereduksi Polusi Timbal (Pb) di

Udara.” Institut Pertanian Bogor, hal. 1- 8, 2005.

[36] Zhao, M.,Z.K., F.J. Escobedo and J. Gao, “Impacts of Urban Forests on Offsetting Carbon Emissions from Industrial Energy Use in Hangzhou, China.” Elsevier Ltd. All rights reserved. Journal of

(10)
(11)

Gambar

Tabel 2.  Karakter Anatomi Penampang Membujur Daun Jenis Pohon Penelitian di Hutan Kota UNHAS  Tamalanrea Makassar
Tabel 3. Rata-Rata Perbandingan Kerapatan Stomata, Jumlah Sel  Epidermis dan       Indeks Stomata  (Perbesaran 200x )  Daun Pohon Penelitian di Hutan Kota UNHAS Tamalanrea   Makassar

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk menyatakan suatu model fit, karena hanya ada tiga item pengukuran, dengan sendirinya merupakan model yang just identified, dan merupakan model yang fit sempurna.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor motivasi konsumen, persepsi kualitas, dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor

seperti diuraikan di atas, maka dilakukan penelitian untuk mengkaji efek pemberian sumber inulin dari umbi Dahlia dalam bentuk ekstrak terhadap keberadaan bakteri

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,

perbedaan daya akses masing-masing peserta didik. 2) The student, yaitu kurangnya kemampuan peserta didik dalam mengorganisasikan, memotivasi dan mengatur skillnya sendiri

Widyaningrum (2004) mengatakan yang harus dihadapi narapidana saat ini adalah kenyataan bahwa mereka tidak dapat bertemu lagi atau memiliki kesempatan yang terbatas untuk bertemu

Konsentrasi K+ dlm larutan tanah merupakan indeks ketersediaan kalium, karena difusi K+ ke arah permukaan akar berlangsung dalam larutan tanah dan kecepatan difusi tgt pada

Support : Level harga dimana berpotensi menahan penurunan lebih lanjut.. Resistance : Level harga dimana berpotensi menahan kenaikan