• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalam Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit pada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Karakteristik Personal Auditor, Etika Audit dan Pengalam Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit pada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan di Kota Medan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Auditing

Menurut Sukrisno Agoes (2012:4) Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai laporan kewajaran laporan keuangan tersebut.

2.1.2 Karakteristik Personal Auditor

“Karakteristik personal auditor merupakan salah satu faktor penentu yang membedakan penerimaan auditor akan perilaku disfungsional” Donelly et. al,

(2003). Karateristik personal auditor dilihat dari empat dimensi, yakni Locus of control, keinginan untuk berpindah kerja (turnover intention) dan kinerja karyawan(employee performance) yang dimiliki oleh para auditor,dan komitmen organisasional berhubungan terhadap penyimpangan prilaku audit yang terdiri dari premature sign off, under reporting of time dan altering/replacing of audit procedure.

2.1.3 Etika Audit

Menurut Elder (2011:60) “Etika dapat didefinisikan secara luas sebagai

seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai”. Menurut Daft (2002:167), “Etika (Ethics) adalah aturan mengenai prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang

(2)

bahwa etika adalah prinsip dan nilai moral yang akan mempengaruhi seseorang dalam pelaksanaan tindakannya. Menurut Keraf (1998), etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Etika umum

Etika umum berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip modal dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak, serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat digolongkan dengan ilmu pengetahuan yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

2. Etika Khusus

Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip modal dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap

dirinya sendiri.

(3)

Seksi 220: Par 01) mengemukakan bahwa “Seorang auditor harus bersikap

independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimana pun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya”

Payamta (2002) menyatakan bahwa berdasarkan “Pedoman Etika” IFAC,

maka syarat-syarat etika suatu organisasi akuntan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang mengatur perilaku seorang Akuntan dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Prinsip tersebut adalah (1) integritas, (2)obyektifitas, (3) independen, (4) kepercayaan, (5) standar-standar teknis, (6) kemampuan professional, dan (7) perilaku etika. Independensi merupakan salah satu nilai etis yang dijabarkan secara tertulis bagi seorang auditor sebagai panduan agar dapat selalu berperilaku etis.

2.1.4 Pengalaman Auditor

(4)

Menurut Mulyadi (2002:25): “Jika seorang memasuki karier sebagai

akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih berpengalaman. Di samping itu, pelatihan teknis yang cukup mempunyai arti pula bahwa akuntan harus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia usaha dan profesinya, agar akuntan yang baru selesai menempuh pendidikan formalnya dapat segera menjalani pelatihan teknis dalam profesinya, pemerintah mensyaratkan pengalaman kerja sekurangkurangnya tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit bagi akuntan yang ingin memperoleh izin praktik dalam profesi akuntan publik (SK Menteri Keuangan No.43/KMK.017/1997 tanggal 27 Januari 1997)”. Selain itu menyebutkan ada tiga faktor pengalaman auditor diantaranya adalah: (1). Pelatihan Profesi; (2). Pendidikan; (3).Lama kerja.

Pengalaman personel audit akan meningkatkan kompetensi mereka dalam menjalankan setiap penugasan. Personel audit berpengalaman memakai analisis yang lebih teliti, terinci dan runtut dalam mendeteksi gejala kekeliuran dibandingkan dengan analisi yang tidak berpengalaman.

2.1.5Penyimpangan Perilaku Audit (Dysfunctional Audit Behavior)

“Penyimpangan perilaku audit (Dysfunctional Audit Behavior) merupakan reaksi terhadap lingkungan, seperti terhadap sistem pengendalian” Donnelly et al,

(5)

1. Melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time). Perilaku ini dapat menyebabkan adanya gambaran yang salah mengenai kebutuhan waktu yang sebenarnya, sehingga proses perencanaan untuk audit di masa yang akan dating menjadi terhambat dan tidak akurat, dan juga berpengaruh terhadap pelaksanaan audit selanjutnya, yaitu berkaitan dengan rencana penugasan personel yang kurang baik, menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan meghasilkan time pressure untuk audit di masa yang akan datang

2. Merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original audit procedures). Perilaku ini dapat merubah rencana dan arah dari pekerjaan audit, sehingga auditor tidak dapat menemukan hal-hal yang material sebelumnya telah diperkirakan.

(6)

No Nama

Secara simultan, etika, kompetensi, pengalaman audit dan risiko audit memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap skeptisisme profesional control berhubungan positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit tetapi tidak signifikan

(7)

Penelitian yang dilakukan oleh Ida Suraida (2005) yang berjudul Uji Model Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor memiliki persamaan Variabel Etika dan Pengalaman Audit. Perbedaannya dengan judul yang dibahas peneliti adalah Tidak terdapat variabel karakteristik personal auditor dan penyimpangan perilaku dalam audit. Hasil dari penelitian Ida Suraida adalah secara simultan, etika, kompetensi, pengalaman audit dan risiko audit memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap skeptisisme profesional auditor yaitu sebesar 61%.

Penelitian yang dilakukan oleh Provita Wijayanti (2009) yang berjudul Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah yang bekerja di BPKP Perwakilan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta) memiliki persamaan Variabel Karakteristik Personal Auditor, dan Penyimpangan Perilaku dalam Audit. Perbedaannya dengan judul yang dibahas peneliti adalah Tidak terdapat variabel etika auditdan pengalaman auditor. Hasil penelitian menunjukkan bahwakarakteristik personal auditor yang bekerja di BPKP wilayah Jawa Tengah dan DIY yaitu locus of control berhubungan positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit tetapi tidak signifikan.

(8)

kontribusi dampak karakteristik personal auditor terhadap dysfunctional audit behavior.

2.3 Kerangka Konseptual

Secara umum, penerimaan auditor terhadap perilaku audit disfungsional sangat berhubungan dengan karakteristik personal auditor itu sendiri, yang dipengaruhi oleh latar belakang tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan fundamental para auditor, sehingga persepsi dan sikap mereka secara individu terhadap suatu nilai yang akan dicapai menjadi dasar perilaku individu dalam setiap tindakan mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik personal auditor dapat menjelaskan mengapa para auditor menerima ataupun mendukung penyimpangan perilaku audit.

Akuntan yang professional dalam menjalankan tugasnya memiliki pedoman-pedoman yang mengikat seperti kode etik dalam hal ini Kode Etik Akuntan Indonesia, sehingga dalam melaksanakan aktivitasnya akuntan publik memiliki arah yang jelas dan dapat memberikan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang menggunakan hasil keputusan auditor.

(9)

Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai pengaruh karakter personal auditor, etika audit dan pengalama auditor terhadap pernyimapangan perilaku dalam audit. Berdasarkan kerangka teori yang telah dikembangkan, dapat disederhanakan dalan bentuk model sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara atau dugaan sementara yang belum terbukti secara tentatif mengenai hubungan dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis memberikan penjelasan sementara mengenai gejala-gejala serta memudahkan untuk dilakukannya perluasan dalam suatu bidang.

Karakteristik Personal Auditor

Etika Audit

Pengalaman Auditor

(10)

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1: Karakteristik personal auditor berpengaruh terhadap penyimpangan

perilaku dalam audit

H2: Etika audit berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit

H3: Pengalaman auditor berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku

dalam audit

H4: Karakteristik personal auditor, Etika audit dan pengalaman auditor

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Empat puluh ekor tikus jantan galur Wistar berumur 6–8 minggu yang diperoleh dari Laboratorium Hewan Sekolah Farmasi ITB dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu kelompok

Tindak pidana perdagangan orang yang dilakukan oleh korporasi, yaitu dalam Undang-undang No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, penentuan

Diagnosa banding apendisitis akut bergantung pada 4 faktor mayor: lokasi anatomis dari apendiks yang meradang, tahapan dari proses (tanpa atau dengan komplikasi), usia, dan

Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan

4.1.2 Real outdoor: In order to test “Sense and Avoid” algorithm, using the custom built UAV, some experimental tests were made on an outdoor environment. Firstly, some

In the other part of concrete spalling, some of photogrammetry techniques are used to calculate the spatial information such as the length, width, area and volume..

Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 5.64% 6.50%.. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)

Pada yang terhormat Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, hal permohonan pengujian materiil judicial review Pasal 154 ayat (10) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015