Model Pembelajaran Pengembangan Konsep Diri
Achmad Faza Dewantara (1501207)
Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Pembelajaran pengembangan konsep diri adalah kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Bantuan dan bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan pada pembelajaran klasikal, tetapi prinsipnya berbeda. Pada pembelajaran personal, guru memberi bantuan kepada masing-masing pribadi. Sedangkan pada pembelajaran klasikal, guru member bantuan secara umum. Sebagai ilustrasi, bantuan guru kelas tiga kepada siswa yang membaca dalam hati dan menulis karangan adalah pembelajaran personal. Pada membaca dalam hati secara personal siswa menemukan kesukaran sendiri-sendiri. ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran personal dapat ditinjau dari segi tujuan pengajaran, siswa sebagai subjek yang belajar, guru sebagai pembelajar, program pembelajaran, serta orientasi dan tekanan utama dalam peaksanaan pembelajaran.
Pendekatan ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada pengembangan individu. Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Pendekatan ini menjadikan pribadi peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif. Tokoh humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik merasa bebas dalam belajar mengembangkan dirin baik emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul sebagai cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong bukan menahan sensivitas peserta didik terhadap perasaanya. Implikasi teori ini dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan.
2. Tingkahlaku yang ada dapat dilaksanakan sekarang (learning to do). 3. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri.
5. Mengajar adalah bukan hal penting, tapi belajar bagi peserta didik adalah sangat penting.
Daftar Pustaka
Aunurrahman. 2009 . Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung