• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1. Taksiran berat janin

Taksiran berat janin (TBJ) adalah suatu metode pengukuran untuk

menaksir berat badan janin dalam kandungan dengan cara mengukur tinggi

fundus uteri (TFU). Mengukur tinggi fundus uteri dapat dilakukan dengan

mengikuti lengkungan uterus menggunakan pita pengukur. Taksiran berat janin

intra uterin berperan penting dan berpengaruh dalam penatalaksanaan

persalinan dan hasilnya untuk mengurangi kematian dan kesakitan pada

persalinan (Isyaroh, 2014).

1.1.Berat janin

Pertumbuhan janin manusia ditandai dengan pola-pola sekuensial

pertumbuhan, diferensiasi, dan maturasi jaringan sel yang ditentukan oleh

kemampuan substrak oleh ibu (Cunningham et al., 2013). Lin dan Forgas (1998 dalam Cunningham et al. 2013) mengatakan bahwa taksiran berat badan janin merupakan pemantauan terhadap pertumbuhan janin apakah

janin tersebut normal atau tidak. Pertumbuhan janin dibagi menjadi 3 fase

pertumbuhan sel yang berurutan. Fase awal hiperplasia terjadi selama 16

minggu pertama dan ditandai oleh peningkatan jumlah sel secara cepat.

Fase kedua yang berlangsung sampai minggu ke 32 meliputi hiperplasia

dan hipertropisel. Setelah usia gestasi 32 minggu pertumbuhan janin

(2)

selama 3 fase pertumbuhan sel ini adalah 5 gr/hari pada usia 15 minggu,

15–20 gr/hari pada minggu ke 24 dan 30–35 gr/hari pada gestasi 34

minggu.

Penambahan berat pada janin terjadi pada usia kehamilan 6 minggu

yaitu hanya 1 gram. Pada usia kehamilan 12 minggu berat janin 15 gram

dan panjang janin 8 cm. Pada usia kehamilan 16 minggu berat janin 110

gram dan panjang janin 16 cm. Pada usia kehamilan 20 minggu berat janin

300 gram dan panjang janin 22 cm. Pada usia kehamilan 24 minggu berat

janin 600 gram dan panjang janin 30 cm. Pada usia kehamilan 28 minggu

berat janin 1000 gram dan panjang janin 35 cm. Pada usia kehamilan 32

minggu berat janin 1700 gram dan panjang janin 42 cm. Pada usia

kehamilan 36 minggu berat janin 2500 gram dan panjang janin 46 cm.

Pada usia kehamilan 40 minggu berat janin 3400 gram dan panjang janin

50 cm (Farrer, 2001).

1.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan janin

Berat badan janin merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor

melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat janin adalah faktor

maternal, paternal, lingkungan, keadaan patologi, dan komplikasi

kehamilan seperti hipertensi, pre-eklamsia, dan diabetes mellitus

(3)

dan ras. Sebagai contoh, bayi yang dilahirkan dari etnis Asia dan Afrika

lebih kecil dibandingkan dengan etnis Kaukasia pada usia kehamilan yang

sama.

Leveno (2009) menambahkan faktor lain yang meningkatkan

kemungkinan bayi besar yaitu ukuran orang tua besar, terutama obesitas

pada ibu, multiparitas, gestasi lama, usia ibu, janin laki-laki, bayi

sebelumnya memiliki berat lebih dari 4000 gram dan ras dan etnik. Jika

wanita hamil memiliki berat lebih dari 150 kg, makan janin nya memiliki

risiko 30% mengalami makrosomia.

Steer (2005) mengatakan orang tua yang memiliki ukuran tubuh

besar akan mempunyai bayi yang besar begitu juga sebaliknya orang tua

yang memilki ukuran tubuh kecil akan mempunyai bayi yang kecil.

Tingkat obesitas (penambahan berat badan) ibu selama kehamilan

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan berat badan janin. Semakin besar

penambahan berat ibu, semakin besar janin yang dilahirkan (Sahu et al., 2007).

Obesitas dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu, simple obesity (kegemukan ringan) adalah kegemukan akibat kelebihan berat badan sebanyak 20% dari berat badan ideal tanpa disertai penyakit

diabetes mellitus, hipertensi, dan hiperlipidemia. Mild obesity adalah kegemukan akibat kelebihan berat badan antara 20-30% dari berat badan

ideal yang belum disertai penyakit tertentu, tetapi perlu diwaspadai.

(4)

30-60% dari berat badan ideal. Tingkatan ini sangat rawan terhadap

penyakit yang berhubungan dengan obesitas. Morbid obesity adalah kegemukan akibat kelebihan berat badan sebesar 60% dari berat badan

ideal ini amat beresiko tinggi terhadap berbagai penyakit termasuk

penyakit pernapasan, gagal jantung maupun resiko kematian mendadak

(Ramayulis, 2008).

Nahum et al. (2007) menambahkan jumlah paritas memiliki hubungan dengan berat janin. Semakin banyak jumlah paritas, semakin

besar janin yang dilahirkan. Pada kehamilan aterm akan bertambah berat

0,2-0,5 gram/hari untuk setiap penambahan jumlah satu persalinan. Jenis

kelamin janin juga memiliki hubungan dengan berat janin dan memiliki

variasi berkisar 2% dimana janin perempuan lebih kecil dibanding

laki-laki pada usia kehamilan yang sama. Perbedaan rata-rata janin laki-laki-laki-laki

dibandingkan janin perempuan berkisar 136 gram.

Penyakit diabetes mellitus gestasional yang tidak terkontrol pada ibu

hamil merupakan penyebab paling sering bayi makrosomia. Ketika kadar

glukosa ibu meningkat berlebihan, pertumbuhan janin yang abnormal akan

terjadi. Jika pada populasi umum angka kejadian janin makrosomia hanya

2-15%, maka angka kejadian pada ibu dengan diabetes mellitus gestasional

(5)

1.3.Identifikasi berat badan janin

Identifikasi berat janin dapat digunakan dengan berbagai

pengukuran. Salah satu pengukuran yang digunakan adalah menggunakan

rumus Dare. Pengukuran dengan rumus Dare menggunakan hasil

pemeriksaan tinggi fundus uteri dan lingkar perut. Tinggi fundus uteri

dapat ditentukan dengan pemeriksaan palpasi Leopold I. Palpasi Leopold I

bertujuan untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia

kehamilan, dan menentukan usia janin yang terdapat pada area fundus

(Sinclair, 2010).

Pengkajian dimulai selama trimester kedua, ketika fundus dapat

dipalpasi setinggi umbilikus pada usia kehamilan 20 minggu dan terus

sampai mencapai prosesus xifoideus pada usia kehamilan 36 minggu.

Pengukuran memerlukan pita pengukur yang tidak elastis dan fleksibel,

dengan menempatkan angka nol pada tepi atas simfisis pubis, dan

merentangkan pita pengukur tersebut melewati garis tengah abdomen

sampai ke ujung fundus. Setelah 20 sampai 22 minggu gestasi, tinggi

fundus dalam sentimeter secara normal memperkirakan usia kehamilan

dalam mimggu sampai kehamilan 36 minggu. Setelah itu, janin bertambah

berat daripada tinggi dan mendekati awitan persalinan. Oleh karena alasan

inilah, fundus yang benar-benar pada 40 minggu gestasi dapat memiliki

tinggi fundus yang sama dengan 36 minggu gestasi. Kemungkinan

penyebab tinggi fundus yang lebih besar dari yang diharapkan karena

(6)

kemungkinan penyebab tinggi fundus kurang dari yang diharapkan

meliputi presentasi janin yang abnormal, pertumbuhan janin terhambat,

kelainan kongenital, dan oligohidramnion (Stright, 2005). Tahapan dalam

pemeriksaan Leopold yaitu, ibu hamil tidur terlentang dengan kepala lebih

tinggi, kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatas kepala atau

membujur disamping badan, kaki ditekuk sedikit sehingga dinding perut

lemas, bagian perut ibu hamil dibuka seperlunya, dan pemeriksa

menghadap ke muka ibu hamil saat melakukan pemeriksaan (manuaba,

2007).

Sedangkan pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui

ada tidaknya obesitas abdominal/sentral. Tahapan dalam melakukan

pengukuran lingkar perut yaitu dengan menetapkan titik tengah di antara

tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul

kemudian lakukan pengukuran dengan menggunakan pita pengukur

dimulai dari titik tengah kemudian secara sejajar horizontal melingkari

pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran

(Hartono, 2006). Setelah melakukan pengukuran tinggi fundus dan lingkar

perut maka taksiran berat janin dapat diketahui dengan menggunakan

rumus Dare (Pal & Modak, 2013).

(7)

2. Obesitas kehamilan

2.1. Kehamilan

Kehamilan merupakan masa kehidupan yang dimulai dari konsepsi

sampai sebelum janin lahir. Kehamilan normal berlangsung selama 280

hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dan dihitung dari hari pertama

menstruasi terakhir (Prawirohardjo, 2005).

2.2. Perubahan fisik pada masa kehamilan

Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genitalia wanita

mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang

perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Rahim atau uterus

yang pada awalnya memiliki berat 30 gram akan mengalami hipertrofi dan

hiperplasia, sehingga menjadi 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim

akan menjadi lebih besar, lunak, dan mengikuti pembesaran rahim karena

pertumbuhan janin (Manuaba, 2007).

Selama kehamilan, volume sirkulasi darah ke vagina mengalami

peningkatan. Selaput lendir pada vagina bertambah tebal, jaringan

pengikat menjadi longgar, dan sel-sel otot polos mengalami pembesaran.

Kondisi ini akan menyebabkan dinding vagina bertambah panjang.

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk persiapan

pemberian ASI pada saat laktasi (menyusui). Pembesaran payudara pada

ibu hamil dipengaruhi oleh hormon human placental lactogen (HPL) dan menyebabkan terjadinya penekanan pada saraf sehingga menimbulkan rasa

(8)

puting (areola mammae) tampak semakin jelas dan puting susu terlihat semakin menonjol. Cairan tubuh wanita bertambah sekitar 40% dan

disebabkan oleh meningkatnya hormon estrogen yang mempunyai efek

retensi (menahan) air dan garam (Huliana, 2007).

Pada kehamilan aterm, jumlah minimal air tambahan yang rata-rata

disimpan oleh wanita hamil normal adalah sekitar 6,5 liter. Kandungan air

pada janin, plasenta, dan cairan amnion berjumlah sekitar 3,5 liter dan 3

liter menumpuk sebagai akibat dari peningkatan volume darah ibu, ukuran

uterus, dan payudara (Levenoet al., 2009). 2.3.Penambahan berat badan pada kehamilan

Sebagai respon terhadap janin dan kehamilan, wanita hamil

mengalami perubahan metabolisme yang signifikan. Salah satu perubahan

metabolisme yang terjadi pada ibu hamil adalah bertambahnya berat badan

antara 12 sampai 14 kg selama kehamilan atau terjadi kenaikan berat

badan sekitar 0,3-0,5 kg/minggu (Manuaba, 2007). Cunningham et al. (2013) menambahkan sebagian besar dari penambahan berat badan selama

kehamilan disebabkan oleh pembesaran uterus dan isinya yang meliputi

plasenta, cairan yang mengelilingi bayi (cairan ketuban), dan berat badan

dari bayi, pembesaran payudara, peningkatan volume darah serta cairan

ekstrasel ekstravaskular dan sebagian kecil dihasilkan oleh perubahan

metabolik yang menyebabkan peningkatan air sel, pengendapan lemak,

(9)

Hytten (1991 dalam Cunningham et al., 2013) menyatakan penambahan berat badan ibu hamil berdasarkan proses fisiologis selama

kehamilan.

Tabel 1. Penambahan berat badan ibu hamil berdasarkan proses fisiologis selama kehamilan.

Peningkatan berat kumulatif (g)

Jaringan dan cairan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu Janin

Sumber: Cunningham et al. Obstetri Williams, 2013: 117.

Kenaikan berat badan setiap wanita hamil berbeda, tergantung dari

tinggi dan berat badan sebelum kehamilan, status gizi atau Indeks Massa

Tubuh (IMT) sebelum hamil, ukuran bayi dan plasenta, dan kualitas diet

makan sebelum dan selama kehamilan. Indeks Massa Tubuh dapat

dihitung dengan rumus:

IMT =

BB (kg) TB2 (m)

World Health Organization (2000 dalam Conway, 2011) telah menetapkan standar penambahan berat badan selama kehamilan sesuai

(10)

Tabel 2. Standar penambahan berat badan selama kehamilan sesuai IMT sebelum hamil.

IMT sebelum hamil Total pertambahan berat badan (kg) Kurang (<18,5 kg/m2) 12,5-18

Normal (18,5-24,9 kg/m2) 11,5-16 Overweight (25-29,9 kg/m2) 7-11,5

Obesitas (>30 kg/m2) 5-9

Sumber: Conway. Pregnancy in the Obese Woman, 2011: 3.

Sedangkan standar penambahan berat badan tiap trimester sesuai dengan

kategori IMT sebelum hamil adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Standar penambahan berat badan tiap trimester sesuai IMT sebelum hamil.

IMT sebelum hamil Total penambahan berat badan pada trimester I

Penambahan berat

Sumber: IOM and National Research Council, Implementing guidelines on weight gain pregnancy, 2009.

Serci (2008 dalam Bothamley, 2012) mengatakan obesitas

merupakan keadaan patologis, yaitu terdapatnya penimbunan lemak yang

berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Obesitas

terjadi akibat asupan energi (makanan) melebihi pemakaian energi

(metabolisme dan aktivitas fisik). Wheeler (2004) menambahkan obesitas

atau peningkatan berat badan berlebih pada masa kehamilan didefinisikan

sebagai peningkatan berat badan total lebih dari 50 pon (25 kg) atau

(11)

2.4.Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas pada kehamilan

Foresight (2007 dalam Heslehurst et al., 2013) mengatakan obesitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor fisiologis, kebiasaan

makan, tingkat aktifitas, pengaruh psikososial, dan memiliki kaitan yang

erat dengan kesenjangan sosial.

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami

perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi semakin tinggi untuk

pertumbuhan janin dan persiapan dalam pemberian air susu ibu (ASI)

(Manuaba, 2005). Pada masa kehamilan simpanan lemak meningkat dan

dijumpai kadar lipid serta kolesterol yang tinggi dengan lebih sedikit lemak dikonversikan menjadi glikogen untuk disimpan (Farrer, 2001).

Wanita hamil cenderung mengalami peningkatan nafsu makan

selama masa kehamilan disebabkan oleh hormon progesteron yang

merangsang otak dalam mengatur penyimpanan lemak untuk

keseimbangan energi dan bertujuan sebagai pengganti dari plasma glukosa

dan asam amino yang menurun pada awal kehamilan (Cunningham et al., 2013).

Obesitas atau peningkatan berat badan berlebih selama kehamilan

sering terjadi pada kehamilan trimester dua dan tiga.Pada trimester kedua

dan ketiga, nafsu makan pada ibu hamil sudah pulih kembali dan semakin

meningkat, setelah mengalami penurunan pada trimester pertama yang

(12)

Kenaikan berat badan pada setiap ibu hamil berbeda, tergantung dari

tinggi badan dan berat badan sebelum hamil, ukuran bayi dan plasenta, dan

kualitas diet makan sebelum dan selama kehamilan (Suririnah, 2008).

Variabel lain yang dapat mempengaruhi kenaikan berat badan pada masa

kehamilan meliputi usia, paritas, pekerjaan dan pendidikan ibu, ras, dan

latar belakang etnik (Sinclair, 2010).

Status gizi ibu pada saat hamil mempengaruhi berat badan janin dalam

kandungan. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar

15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini

dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Secara

normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 12-14 kg.

Kenaikan berat badan pada kehamilan terjadi karena kebutuhan asupan

nutrisi ibu hamil meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

Nutrisi yang dikonsumsi ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan

janin sebesar 40% dan sisanya (60%) digunakan untuk pertumbuhan ibu.

Pada masa kehamilan, jumlah asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu

hamil bukan berarti sebanyak dua porsi, melainkan hanya ditambah

sebagian kecil dari jumlah makanan yang biasa dikonsumsi untuk

menghindari bertambahnya berat badan yang berlebihan. Berat badan yang

berlebihan akan menimbulkan risiko yang cukup berat selama kehamilan,

(13)

2.5.Pengaruh obesitas dalam kehamilan

Obesitas pada masa kehamilan memiliki efek negatif terhadap

kesehatan fisik ibu dan bayi serta masalah kesehatan jangka panjang bagi

anak dan remaja. Wanita hamil dengan obesitas atau kelebihan berat badan

selama masa kehamilan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami

kondisi seperti hipertensi, diabetes gestasional, kehamilan lewat bulan,

kehamilan kembar, pre-eklamsia, kebutuhan untuk melakukan induksi

lebih tinggi, augmentasi oksitosin, dan seksio sesaria serta memiliki risiko

dua kali lipat mengalami defek tuba neural, defek jantung, dan lebih sering

mengalami infeksi post-partum dibanding wanita dengan berat badan

normal (Sinclair, 2010). Benson dan Pernoll (2009) menambahkan,ibu

hamil dengan obesitas lebih mungkin mengalami masalah ortopedik atau

perdarahan paska persalinan.

Manuaba (2007) menyatakan obesitas pada kehamilan juga dapat

mempengaruhi proses pertumbuhan janin. Akibat yang ditimbulkan yaitu

makrosomia atau janin dengan berat 4.000 gram atau lebih. Di Indonesia,

berat bayi diatas 4.000 gram sudah dapat dianggap bayi makrosomia.

Bahaya paling besar yang dihadapi oleh janin makrosomia adalah distosia

bahu yang menimbulkan komplikasi gangguan permanen pada pleksus

brakhialis dengan segala dampak motoriknya, gangguan pada medulla

oblongata dengan pusat vitalnya sehingga menimbulkan asfiksia ringan,

berat sampai kematian serta gangguan persendian leher bayi dengan segala

(14)

2.6.Penatalaksanaan obesitas pada kehamilan

Rizzo et al. (1991 dalam Cunningham et al. 2013) mengatakan bahwa program pengurangan berat badan selama masa kehamilan tidak

dianjurkan. Ibu hamil dengan obesitas yang memilih program pengurangan

berat badan harus memantau kualitas diet secara ketat dan menghindari

ketosis. Ibu hamil dengan obesitas sebaiknya tidak berusaha mengurangi

berat badan selama kehamilan atau menyusui karena akan menyebabkan

defisiensi zat gizi, penggunaan protein yang buruk, dan katabolisme lemak

secara berlebihan yang menyebabkan ketosis dan asetonuria. Penambahan

total berat badan selama kehamilan yang dianjurkan bagi ibu dengan

kelebihan berat badan adalah 7-11,5 kg. Penambahan tersebut telah

disesuaikan bagi ibu hamil dengan obesitas karena telah mencukupi

kebutuhan janin dan tidak menambah simpanan lemak dalam tubuh ibu.

Hal lain yang harus diperhatikan pada ibu hamil obesitas adalah

mempertahankan berat badan sesuai anjuran dan memperbaiki pola makan

dengan makan sesuai jadwal dan kebutuhan serta menghindari makanan

tinggi kalori. Konsultasi dengan dokter kandungan dan ahli gizi untuk

memonitor perkembangan kehamilan, mendeteksi komplikasi, dan untuk

mengetahui jenis diet yang sesuai bagi ibu yang mengalami kelebihan

Gambar

Tabel 1. Penambahan berat badan ibu hamil berdasarkan proses fisiologis selama kehamilan

Referensi

Dokumen terkait

Protein kasein dan gula laktosa dalam susu dapat memberikan warna pada kulit roti (Hari, 2010). Susu yang digunakan.. Bread improver adalah bahan tambahan yang mampu

Sementara itu, dalam merealisasi cita-cita Kartini untuk me- majukan pengajaran bagi anak perempuan, terutama di Jawa Tengah, pada tahun yang sama ( 1912),

kolom yang berpadanan dari B juga bebas linear. Suatu himpunan vektor kolom dari A yang diberikan membentuk suatu basis untuk. ruang kolom dari A jika dan hanya

Banyak fasilitas yang diperlukan untuk mengembangkan Pantai Pasir Putih sebagai objek wisata seperti, Beberapa masyarakat yang membuka usaha menerapkan tarif yang ditentukan

Konsep dasar yang digunakan pada rancangan Pasar Tradisional adalah Ekonomis dan Hygienis,dimana hal ini menyangkut pada fungsi utama pasar tradisional sebagai

4.2.6 Strategi Marketing Communication PT BRISyariah Kantor Cabang Induk Surabaya dalam Menyosialisasikan program Tabungan “FAEDAH” Untuk Meningkatkan Jumlah Nasabah

Diploma

Sehubungan dengan Peraturan IX.E.2 mengenai Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama dan karena rencana divestasi aset Goodway Hotel dan anak usaha PT Warga