• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesalahan Struktur Kalimat Bahasa Mandarin Pada Siswa Smk Di Kota Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesalahan Struktur Kalimat Bahasa Mandarin Pada Siswa Smk Di Kota Medan Chapter III V"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data

yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif

maupun kualitatif, ekperimental maupun non eksperimental, interaktif maupun

non interaktif (Sukmadinata, 2005:5).

Penelitian yang berjudul “Analisis Kesalahan Struktur Kalimat Bahasa

Mandarin pada Siswa SMK di Kota Medan”ini menggunakan pendekatan

kuantitatif. Metode deskriptif digunakan sebagai pendekatan utama untuk

mendeskripsikan hasil penelitian.

Metode deskriptif yaitu “metode yang berusaha menggambarkan dan

menginterprestasikan apa yang ada, mengenai kondisi, atau hubungan yang ada,

pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat efek yang

terjadi atau kecenderungan yang tengah berkembang”(Suryana, 2007:

103).Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran secara rinci mengenai

hal-hal yang berhubungan dengan kesalahan dalam peulisan kalimatat bahasa

Mandarin yang diteliti dengan cara menganalisa angket atau kuesioner siswa.

Selanjutnya angket atau kuesioner tersebut diidentifikasi kesalahan

penggunaannya, kemudian dijabarkan dan dievaluasi berdasarkan analisa penulis

(2)

3.2 Populasi dan Sampel

Total keselurahan kelas XI SMK Brigjend Katamso adalah lima kelas.

Kelas XI1 RPL dipilih secara acak (random) dari empat kelas lainnya. Populasi

dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XI1 RPL yang

berjumlah 30 orang. Penulis memilih kelas XI1

Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data adalah siswa SMK

Bridjen Katamso Medan. Siswa SMK dipilih karena pelajaran bahasa Mandarin

pada tingkat sekolah menengah khususnya SMK masih terbatas. Maksudnya

belum semua sekolah kejuruan yang menerapkan pelajaran bahasa Mandarin

sebagai salah satu mata pelajaran dalam pembelajaran disekolah. Yang menjadi

data dalam penelitian ini adalah hasil jawaban dari kuesioner yang dijawab oleh

siswa SMK Brigjend Katamso Medan.

RPL, karena pemilihan populasi

dan sampel dilakukan secara acak (random) tidak ada kriteria khusus dalam

mekukan pemilihan populasi dan sampel. Pelajaran bahasa Mandarin pada siswa

kelas XI adalah dua jam pelajaran dalam seminggu (2x35menit).

Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang yang langsung diperoleh

melalui responden yaitu berupa angket atau kuesioner. Data sekunder adalah buku

ataupun jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini dan dapat mendukung untuk

(3)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, adapun metode yang digunakan penulis untuk

mengumpulkan data antara lain sebagai berikut:

1. Observasi Lapangan (field research)

Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung

ke tempat objek penelitianSMK Bridjen Katamso, Tj. Rejo, Medan Sungga l, Kota

Medan, Sumatera Utara. Dalam kegiatan observasi, peneliti sendiri hanya

berperan sebagai partisipan untuk memperoleh data selain observasi, dilakukan

juga wawancara, dan penyebaran angket.

2. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar

pertanyaan atau memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Angket atau

kuesioner dapat disebut sebagai wawancara tertulis, karena isi kuesioner

merupakan suatu rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden

dan diisi sendiri oleh responden. Dalam penelitian ini, angket atau kuesioner yang

akan peneliti berikan pada responden adalah pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan materi pelajaran.

(4)

Adapun teknik yang digunakan dalam analisis data tersebut oleh penulis

yaitu:

1. Mengolah data dengan cara memeriksa hasil jawaban dari kuesioner

berdasarkan pada pola kalimat bahasa Mandarin

2. Menganalisis kesalahan penempatan komponen-komponen kalimat sesuai

tata bahasa Mandarin yang benar.

3. Menghitung persentase jawaban dari tiap butir pertanyaan, dengan rumus:

a. Kuesioner analisis kesalahan

Persentase (P): ������ �����

������ �������� x ������ ���฀x 100%

Klasifikasi hasil persentase analisis kesalahan:

• Angka 0% – 24,99% = Sangat Mampu. • Angka 25% – 49,99% = Mampu. • Angka 50% – 74,99% = Kurang Mampu • Angka 75% – 100% = Tidak Mampu

b. Angket

Untuk perhitungan angket penulis menggunakan Skala Likert. Terdapat

lima alternatif jawaban terhadapsetiap pernyataan dengan bobot nilai yang

(5)

3. Setuju Tidak Setuju (Netral/N) = 3

4. Tidak Setuju (TS) = 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

����������� % =���������

� × 100

Total skor : Jumlah bobot nilai pernyataan (SS+S+N+TS+STS)

Y : Bobot nilai tertinggi × Jumlah responden (5×28 = 140)

Tabel Persentase Nilai

80% – 100% Sangat Setuju

60% – 79,99% Setuju

40% – 59,99% Setuju Tidak Setuju (Netral)

20% – 39,99% Tidak Setuju

0% – 19,99% Sangat Tidak Setuju

4. Membahas penyebab dan faktor ketidakmampuan responden dalam

(6)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini berupa deskripsi perhitungan kesalahan kalimat yang

ditulis oleh siswa SMK Brigjend Katamso Medan. Objek dalam penelitian ini

berupa kalimat yang diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh siswa SMK Brigjend

Katamso Medan. Hasil dari analisis kesalahan kalimat bahasa Mandarin yang

ditulis oleh siswa kelas XI1

4.1 Bentuk KesalahanSusunan Gramatikal Kalimat Bahasa Mandarin oleh

Siswa SMK Brigjend Katamso Medan

RPL SMK Brigjend Katamso Medan dapat dilihat

pada tabel 4.1 (tabel terlampir).

Pada subbab ini dipaparkan tentang analisis kesalahan struktur kalimat

bahasa Mandarin oleh siswa SMK Brigjend Katamso Medan. Kuesioner analisis

kesalahan struktur kalimat bahasa Mandarin terdiri dari 20 butir soal yang dibagi

menjadi dua bagian soal. Masing-masingbagian terdiri dari 10 butir soal

(kuesioner terlampir). Siswa diminta menulis sebuah kalimat dari kata yang

terdapat pada kuesioner. Soal bagian pertama terdiri dari 10 hanzi (kata) dalam

bahasa Mandarin, soal bagian kedua juga terdiri dari 10 kata dalam bahasa

Indonesia yang harus ditulis menjadi sebuah kalimat dalam bahasa Mandarin.

Berdasarkan hasil kuesioner yang dijawab oleh 30 siswa sebanyak 81%

(7)

Mandarin sesuai dengan struktur pola kalimat bahasa Mandarin yang baik dan

benar. Kesalahan-kesalahan yang dijumpai dalam penulisan kalimat bahasa

Mandarin yang ditulis soleh siswa SMK Brigjend Katamso berupa:

4.1.1 Kesalahan Penulisan Aksara

Pada kuesioner yang dibagikan, responden diminta untuk menuliskan

kalimat dalam bahasa Mandarin. Dari 20 butir soal yang dijawab oleh responden

dijumpai kesalahan dalam penulisan aksara. Terdapat 98 soal yang tidak dijawab

dengan benar karena kesalahan dari penulisan akasara tersebut. Sebanyak 16%

dari responden melakukan kesalahan dalam menulis kalimat karena penulisan

akasara yang tidak benar.Berikut merupakan tabel kesalahan penulisan aksara

pada kalimat bahasa Mandarin yang ditulis oleh siswa SMK Brigjend Katamso.

Tabel 4.2

Kesalahan Penulisan Aksara

(8)

16 X16 14 70% 6 30% 20

Kesalahan dalam menulis akasara tidak termasuk kedalam kesalahan

dalam struktur kalimat. Namun kesalahan dalam menulis akasara sangat

berpengaruh terhadap arti dari sebuah kalimat yang ditulis, jika aksara yang ditulis

tidak benar maka kata dalam kalimat yang ditulis tidak memiliki arti. Sehingga

arti atau informasi yang terdapat dalam kalimat tersebut tidak dapat dipahami atau

(9)

Gambar 4.1

Data 2 Bagian 2

Gambar 4.2

Data 16 Bagian 1

今天

爸爸

英 学习

吗 忙

工 我

(10)

Gambar 4.3

Data 2 Bagian 1

Gambar 4.3

Data 10 Bagian 1

喝 忙

爸爸

(11)

Gambar 4.3

Data 26 Bagian 1

4.1.2 Kalimat Tidak Bersubjek

Dari 20 butir soal yang dijawab oleh responden, sebagiandari kalimat

yang ditulis ditemukan kesalahan kalimat yang tidak memiliki subjek. Ditemukan

sebanyak 71 kalimat yang tidak memiliki subjek, persentase siswa yang

melakukan kesalahan dalam menulis kalimat bahasa Mandarin tanpa subjek

sebanyak 12%. Berikut merupakan tabel kesalahan kalimat tidak bersubjek pada

kalimat bahasa Mandarin yang ditulis oleh siswa SMK Brigjend Katamso.

Tabel 4.3

Kalimat Tidak Bersubjek

No Kode Responden Benar % Salah % Jumlah Soal

1 X1 17 85% 3 15% 20

2 X2 17 85% 3 15% 20

3 X3 19 95% 1 5% 20

4 X4 20 100% 0% 20

填 喝

(12)
(13)

给 书 新

gěi shū xīn

Memberi buku baru

P O Adj

Memberi buku baru

Data 7 Soal 4 Bagian 2

在 飞机 那个 大

zài fēi jī nà ge

Di pesawat itu besar

Preposisi O Adj

Di pesawat itu besar

Data 7 Soal 7 Bagian 1

坐 在 椅子

zuò zài yǐ zi

Duduk di kursi

P preposisi O

Duduk di kursi

Data 7 Soal 7 Bagian 2

Ketiga kalimat tersebut adalah kalimat bahasa Mandarin yang ditulis oleh

siswa yang tidak memiliki subjek. Dari ketiga kalimat diatas dapat dilihat bahwa

ketiga kalimat tersebut merupakan kalimat yang belum sempurna, yakni ketiga

kalimat tersebut tidak memiliki subjek. Kalimat tersebut tidak memberikan sebuah

pernyataan atau informasi yang jelas. Dalam struktur tata bahasa Mandarin

terdapat kalimat tunggal tidak berstuktur subjek dan predikat, namum ketiga

kalimat diatas tidak termasuk dalam kategori kalimat tunggal tidak berstruktur

(14)

Berdasarkan struktur kalimat pada bahasa Mandarin, (Chandra, 2016:130)

kalimat tunggal dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu:

1) Kalimat tunggal minor atau kalimat tunggal tidak berstruktur subjek predikat

2) Kalimat tunggal mayor atau kalimat tunggal berstruktur subjek-predikat atau

S-P.

Kalimat tunggal minor tidak bersubjek adalah kalimat yang tidak

memiliki subjek. Berdasarkan makna kalimatnya, kalimat tunggal tidak bersubjek

terdiri atas lima jenis, yaitu (Chandra, 2016:135):

1. Kalimat yang menyatakan keadaan cuaca atau alam

2. Kalimat yang menyatakan keadaan biasa atau umum

3. Kalimat yang menyatakan referensi umum

4. Kalimat yang menyatakan perintah atau larangan

5. Kalimat yang berupa idiom, slogan, atau peribahasa.

4.1.3 Kalimat Tidak Berpredikat

Dari hasil kuesioner yang dijawab oleh siswa terdapat 63 kalimat yang

tidak berpredikat. Dari 20 butir soal yang dijawab oleh siswa SMK Brigjend

Katamso, sebanyak 11% siswa melakukan kesalahan dalam menulis kalimat

bahasa Mandarin tanpa predikat. Berikut merupakan tabel kesalahan kalimat tidak

berpredikat pada kalimat bahasa Mandarin yang ditulis oleh siswa SMK Brigjend

(15)

Tabel 4.4

Kalimat Tidak Berpredikat

(16)

� = 63

30 × 20× 100%

� = 10,5%

每天 我 喜欢 书本

Jīntiān xǐhuan shū běn

Setiap hari saya suka buku

K S O

Setiap hari saya menyukai buku

Data 10 Soal 4 Bagian 2

Pada kalimat diatas tidak dijumpai predikat setelah subjek, yang mana

predikat berfungsi untuk menerangkan apa yang dilakukan oleh objek.

书 我 新

shū xīn

buku saya baru

O S Adj

Buku saya baru

Data 5 Soal 4 Bagian 2

Pada kalimat kedua, juga tidak terdapat predikat pada kalimat. Sehingga

kalimat tersebut tidak menggambarkan atau menyampaikan suatu informasi yang

jelas terkait apa yang dilakukan oleh subjek.

老师 英文

Lǎo shī yīng wén

Guru bahasa Inggris

S O

(17)

Pada kalimat ketiga juga tidak terdapat predikat yang menjelaskan

tindakan atau kegiatan apa yang dilakukan oleh subjek terhadap objek.

Kesalahan dari kalimat diatas adalah tidak terdapat predikat setelah

subjek yang menerangkan apa yang dilakukan oleh subjek. Mengacu pada

Chandra (2016:16) berdasarkan strukturnya, pada umumnya predikat terletak

dibelakang subjek. Hubungan antara subjek dan predikat mengacu kepada makna

dan fungsinya. Misalnya, subjek dapat melakukan atau menerima tindakan yang

ditandai oleh predikat; sedangkan predikat menunjukkan tindakan yang dilakukan,

dibuat, diterima, dijelaskan, atau digambarkan oleh subjek.

4.1.4 Kalimat Tidak Bersubjek dan Tidak Berpredikat

Bentuk kesalahan lain yang dijumpai dari kalimat bahasa Mandarin yang

ditulis oleh siswa SMK Brigjend Katamso adalah kalimat yang tidak memiliki

subjek dan predikat. Terdapat 49 kalimat yang tidak memiliki subjek dan predikat.

Dari 20 butir soal yang dijawab oleh siswa SMK Brigjend Katamso sebanyak 8%

siswa melakukan kesalahan dalam menulis kalimat bahasa Mandarin tanpa subjek

dan predikat. Berikut merupakan tabel kesalahan kalimat tidak bersubjek dan

tidak berpredikat pada kalimat bahasa Mandarin yang ditulis oleh siswa SMK

(18)

Tabel 4.5

Kalimat Tidak Bersubjek dan tidak Berpredikat

(19)

有 八 书

yǒu shū

Ada delapan buku

O

Ada delapan buku

Data 2 Soal 2 Bagian 1

Pada kalimat diatas tidak terdapat adanya subjek ataupun predikat. Kalimat

diatas tidak menjelaskan tindakan maupun gambaran yang dilakukan oleh subjek

terhadap objek. Siapa pemilik dari buku dan tidakan apa yang dilakukakn oleh

pemilik terhadap buku yang dimilikinya. Kesalahan yang sama juga dijumpai

pada kalimat kedua dan ketiga, yang mana tidak terdapat subjek dan predikat pada

kalimat tersebut.

Ketiga kalimat tersebut belum merupakan kalimat yang utuh, tidak

(20)

belum digambarkan secara lengkap. Suatu kalimat hendaklah mengungkapkan

suatu arti yang lengkap.

Kalimat ialah satuan gramatikal terbesar dalam telaah sintaksis. Kalimat

dapat berdiri sendiri, maksudnya dapat menggambarkan suatu hal secara utuh atau

bermakna lengkap (Chandra, 2016:127).

4.1.5 Kalimat Tanpa Keterangan dan Penggunaan Keterangan yang Tidak

Tepat

Bentuk kesalahan lainnya yang dijumpai pada kalimat bahasa Mandarin

yang ditulis oleh siswa SMK Brigjend Katamso adalah dalam penggunaan kata

keterangan. Kesalahan penggunaan kata keterangan pada kalimat yang ditulis oleh

siswa SMK Brigjend Katamso terdapat sebanyak 61 kalimat. Dari 20 butir soal

yang dijawab oleh siswa SMK Brigjend Katamso, terdapat sebanyak 10%

kesalahan yang dilakukan siswa dalam menggunakan kata keterangan dalam

kalimat bahasa Mandarin. Berikut merupakan tabel kesalahan kalimat tanpa

keterangan dan penggunaan keterangan yang tidak tepat pada kalimat bahasa

Mandarin yang ditulis oleh siswa SMK Brigjend Katamso.

Tabel 4.6

Kalimat Tanpa Keterangan dan Penggunaan Keterangan yang Tidak Tepat

No Kode

Responden Benar % Salah %

Jumlah Soal

1 X1 17 85% 3 15% 20

(21)

7 X7 17 85% 3 15% 20

Hari ini saya pergi

(22)

Pada kalimat diatas terdapat predikat yang berarti pergi. Agar kalimat

diatas menjadi sebuah kalimat utuh yang baik dan benar, seharusnya kalimat

setelah predikat diiringi dengan kata keterangan tempat. Kesalahan serupa juga

dijumpai pada kalimat kedua.

妈妈 去

māma

ibu pergi

S P

Ibu pergi

Data7 Soal 1 Bagian 2

我 学习 在

xuéxí zài

Saya belajar di

S P K

Saya belajar di

Data 13 Soal 5 Bagian 2

Pada kalimat ketiga terdapat kata zài yang berarti di. Kata zài tidak dapat

berdiri sendiri, zài harus diikuti dengan kata keterangan tempat agar menjadi

sebuah kata keterangan yang lengap atau jelas pada suatu kalimat.

Dari ketiga kalimat diatas dapat dilihat bahwa kalimat tersebut

memberikan informasi yang tidak lengkap. Kalimat tersebut akan memberikan

informasi yang lengkap apabila dilengkapi dengan kata keterangan yang tepat.

Pada kalimat pertama dan kedua terdapat kata (pergi), kata (pergi) hendaknya

(23)

yang dilakukan oleh subjek. Kata keterangn berfungsi untuk menerangkan

predikat dalam kalimat.

Kata keterangan adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku,

perubahan waktu, lingkup, kualitas, dan keadaan. Kata keterangan dapat

menerangkan kata kerja dan kata sifat, tetapi tidak bisa menerangkan kata benda.

(Yongxin, 2005:32)

4.1.6 Struktur Kalimat yang Tidak Berurutan

Dari hasil jawaban kuesioner yang dijawab oleh siswa SMK Brigjend

Katamso, banyak kalimat bahasa Mandarin yang ditulis oleh siswa memiliki

komponen kalimat yang tidak lengkap. Ada kalimat yang tidak bersubjek, tidak

berpredikat, tidak memiliki subjek dan predikat, dan tidak memiliki keterangan

sehingga kalimat yang ditulis belum merupakan kalimat yang utuh sesuai tata

bahasa bahasa Mandarin. Kesalahan lain yang dijumpai selain komponen kalimat

yang tidak lengkap adalah struktur kalimat yang tidak berurutan sesuai dengan

pola kalimat bahasa Mandarin.Berikut merupakan tabel kesalahan struktur kalimat

yang tidak berurutan pada kalimat bahasa Mandarin yang ditulis oleh siswa SMK

Brigjend Katamso.

Tabel 4.7

Kesalahan Struktur Kalimat yang Tidak Berurutan

(24)
(25)

去 一起 他 们

yī qǐ men

Pergi bersama dia (pembentuk kata

jamak)

P K S

Mereka pergi bersama

Data 4 Soal 1 Bagian 2

Kesalahan dari kalimat diatas adalah terbaliknya susunan kompenen dari

kalimat, dimana predikat mendahului subjek. Selain itu predikat seharusnya

diletakkan setelah keterangan (yī qǐ baru diikuti oleh). Keterangan mendahului

predikat verba atau adjektiva. Karena keterangan berfungsi untuk menerangkan

verba atau adjektiva (Chandra, 2016:21).

工作 他 们 很 好

Gōngzuò men hén hǎo

Perkerjaan dia (pembentuk

kata jamak)

sangat baik

P S K

Mereka bekerja sangat bagus

Data 14 Soal 8 Bagian 1

Pada kalilmat kedua, kesalahan dari kalimat adalah predikat diletakkan

pada awal kalimat. Berdasarkan strukturnya, pada umumnya predikat terletak

dibelakang subjek. Hubungan antara subjek dan predikat mengacu kepada makna

dan fungsinya. Misalnya subjek dapat melakukan atau menerima tindakan yang

ditandai oleh predikat; sedangkan predikat menunjukkan tindakan yang dilakukan,

dibuat, diterima, dijelaskan atau digambarkan oleh subjek. Predikat yang berupa

(26)

我 忙 今天

máng jīn tiān

Saya sibuk hari ini

S P K

Hari ini saya sibuk

Data 15 Soal 4 Bagian 1

Kesalahan pada kalimat ketiga adalah keterangan yang diletakkan pada

akhir kalimat.Terdapat 72 kalimat bahasa Mandarin yang ditulis oleh siswa SMK

Brigjend Katamso memiliki struktur kalimat yang tidak berurutan sesuai dengan

pola kalimat bahasa Mandarin, dimana struktur kalimat bahasa Mandarin

memiliki pola sebagai berikut:

Struktur pola kalimat bahasa Mandarin

Subjek Keterangan Predikat Objek

Keterangan Subjek Predikat Objek

Dari 20 butir soal yang dijawab oleh siswa SMK Brigjend Katamso,

sebanyak 12% ditemukan kesalahan kalimat yang tidak sesuai dengan struktur

pola kalimat bahasa Mandarin. Kesalahan dalam menulis kalimat bahasa

Mandarin yang tidak sesuai dengan struktur pola kalimat bahasa Mandarin ini

disebabkan karena adanya pengaruh bahasa Indonesia. Sebagian kalimat bahasa

Mandarin ditulis mengikuti struktur pola dari kalimat bahasa Indonesia yaitu

SPOK (subjek predikat objek keterangan).

(27)

atau bahasa Inggris, melainkan berada di belakang subjek atau mendahului subjek

(Chandra, 2016:46).

4.1.7 Penggunaan Kata Bantu

Bentuk kesalahan lainnya yang dijumpai pada kalimat bahasa Mandarin

yang ditulis oleh siswa SMK Brigjend Katamso adalah kesalahan dalam

penggunaan kata bantu. Ditemukan sebanyak 71 kalimat bahasa Mandarin yang

tidak benar karena kesalahan penggunaan kata bantu.Berikut merupakan tabel

kesalahan penggunaan kata bantu pada kalimat bahasa Mandarin yang ditulis oleh

siswa SMK Brigjend Katamso.

Tabel 4.8

Kesalahan Penggunaan Kata Bantu

(28)

19 X19 18 90% 2 10% 20

Apakah kamu mencintai ku

Data 16 Soal 3 Bagian 1

Dari 20 butir soal yang dijawab oleh siswa SMK Brigjend Katamso

kesalahan penggunaan kata bantu dalam kalimat bahasa Mandarin yang ditulis

siswa SMK Brigjend Katamso ditemukan sebanyak 12%. Pada kalimat diatas

kesalahan kalimatnya adalah kata ma(吗) yang diletakkan diawal kalimat. Kata

(29)

妈妈 我 很 好

Māma hén hǎo

Ibu saya sangat baik

S P

Ibu saya sangat baik

Data 16 Soal 6 Bagian 1

Kesalahan pada kalimat diatas terletak pada subjek. Dalam bahasa

Mandarin untuk menyatakan kepemilikan (possessive) benda atau objek

diletakkan setelah kata ganti kepemilikan yang diikuti oleh de (的) (Suparto,

2003:182). De (的) adalah partikel kata untuk menyatakan kepemilikan. Contoh :

我 的 妈妈

de māma

Saya (kata ganti kepemilikan)

(partikel untuk menyatakan kepemilikan)

ibu (benda atau objek)

的 我 很 大

Milik ku sangat besar

Data 6 Soal 7 Bagian 1

Pada kalimat tersebut terdapat kata de (的) yang merupakan partikel atau

kata bantu untuk menyatakan kepemilikan, namun pada kalimat tersebut tidak

terdapat subjek atau objek yang merujuk akan pernyataan kepemilikan tersebut. de

(30)

我 的 书

(benda yang dimiliki) Bukuku

(benda yang dimiliki)

Kucingnya

Kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada bagian belakang kata,

gabungan kata, atau kalimat yang berfungsi sebagai tambahan untuk menambah

arti (Suparto, 2003:181).

Tabel 4.9

Hasil Kesalahan Kalimat Bahasa Mandarin

(31)

21 X21 3 3 2 1 3 2 5 1 19 20

22 X22 6 2 1 1 3 2 5 15 20

23 X23 8 1 2 1 1 2 5 15 20

24 X24 5 1 2 3 1 2 3 3 17 20

25 X25 1 5 4 6 2 2 18 20

26 X26 2 3 4 4 4 3 20 20

27 X27 2 3 1 6 2 3 1 2 18 20

28 X28 3 2 6 2 1 1 2 3 17 20

29 X29 2 3 2 3 6 1 3 20 20

30 X30 7 4 1 1 2 1 2 2 18 20

Jumlah 98 71 63 49 61 72 71 115 485 600

Persentase

(%) 16% 12% 11% 8% 10% 12% 12% 19% 81%

Keterangan :

X1, X2,X3,.... : Kode responden

A : Kesalahan penulisan aksara

B : Kalimat tidak bersubjek

C : Kalimat tidak berpredikat

D : Kalimat btidak bersubjek dan tidak berpredikat

E : Kalimat tanpa keterangan dan penggunaan keterangan

yang tidak tepat

F : Struktur kalimat yang tidak berurutan

G : Penggunaan kata bantu

����������(�) = �����������

(32)

4.2 Faktor-faktor Penyebab Kesalahan

Berdasarkan jawaban dari angket yang diperoleh, terdapat faktor-faktor

yang mempengaruhi penyebab terjadi kesalahan dalam menulis kalimat bahasa

Mandarin oleh siswa SMK Brigjend Katamso.

Tabel 4.10

Hasil Angket

No. Pernyataan Jumlah

Skor

Total Persentase

SS S N TS STS

1.

Saya tidak bisa berkonsentrasi belajar saat kondisi fisik saya sedang menurun.

12 8 8 2 - 120 80%

2.

Pelajaran B.Mandarin sangat menarik dan

menyenangkan 3 15 8 2 2 105 70%

Guru B. Mandarin saya dapat

menghidupkan suasana kelas dan membuat proses belajar mengajar menjadi menyenangkan

6 18 2 3 2 116 77,3%

5.

Saya tidak merasa kesulitan saat pelajaran

menulis kalimat - 5 13 12 - 83 55,3%

(33)

7.

Guru saya telah menyampaikan

pelajaran B. Mandarin khususnya pelajaran menulis kalimat dengan jelas.

1 1 16 12 - 81 54%

8.

Guru B. Mandarinsaya menerapkan metode pembelajaran yang inovatif.

4 5 1 18 2 81 54%

9.

Saya dapat memahami setiap kosa kata dalam

pelajaran menulis. 4 6 3 15 2 85 56,7%

10.

Saya dapat menulis kalimat B.Mandarin dengan benar sesuai pola kalimat dalam B. Mandarin.

2 5 7 12 4 79 52,7%

11.

Ruangan belajar membuat saya nyaman dan dapat latihan menulis kosa kata dan kalimat dirumah

3 4 - 18 5 72 48%

13.

Saya belajar B. Mandarin secara

teratur setiap hari. - 3 6 19 2 70 46,7%

14.

Saat waktu senggang saya belajar dan

latihan menulis 1 6 6 16 1 80 53,3%

15.

Saya belajar dan mengadakan diskusi kelompok dengan teman untuk mengatasi kesulitan dalam belajar B.Mandarin

(34)

Rumus Persentase:

Total Skor : Jumlah bobot nilai pernyataan

(SS+S+N+TS+STS)

Y : Bobot nilai tertinggi × Jumlah responden

(5 × 30) = 150

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kesalahan penulisan kalimat bahasa Mandarin dari masing-masing

responden berbeda-beda. Faktor paling dominan yang mempengaruhi kesalahan

responden dalam menulis kalimat bahasa Mandarin adalah keadaan kondisi fisik

saat belajar yaitu sebanyak 80%. Sedangkan faktor yang kurang dominan yang

mempengaruhi kesalahan responden dalam menulis kalimat bahasa mandarin

adalah keadaan ruangan belajar yaitu senyak 42%.

4.2.1. Kondisi Fisik

Kondisi fisik saat belajar dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi siswa

untuk menerima pelajaran. Pernyataan pertama pada angket menunjukkan siswa

sangat setuju bahwa mereka tidak bisa beronsentrasi belajar saat kondisi fisik

(35)

4.2.2. Minat Terhadap Pelarajan

Minat atau ketertarikan siswa terhadap pelajaran juga memberikan

pengaruh yang besar terhadap bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran tersebut.

Jika siswa memiliki minat yang tinggi terhadap suatu pelajaran maka mereka akan

menaruh perhatian yang besar dalam proses belajarnya. Pada pernyataan angket

nomor 2 tentang minat siswa terhadap pelajaran diperoleh sebanyak 70% siswa

setuju bahwa pelajaran bahasa Mandarin sangat menarik dan menyenangkan.

Pada pernyataan angket nomor 3 yang menyatakan tentang motivasi

siswa dalam pelajaran bahasa Mandarin diperoleh 74,6% menyatakan mereka

setuju bahwa mereka selalu bersemangat mengikuti pelajaran bahasa Mandarin.

4.2.3. Persepsi Siswa Terhadap Pengajar dan Pelajaran Bahasa Mandarin

Pernyataan angket nomor 4 dan 5 mengungkapkan persepsi siswa

terhadap pengajar dan pelajaran bahasa Mandarin. Pada peryataan angket nomor 4

siswa menyatakan setuju bahwa pengajar (guru)dapat menghidupkan suasana

kelas dan membuat proses belajar mengajar menjadi menyenangkan, ini

ditunjukkan dengan jumlah persentase sebesar 77,3%. Jika pengajar dapat

menghidupkan suasana kelas saat belajar hal tersebut dapat membuat siswa

nyaman dan merasa pelajaran tersebut menyenangkan untuk dipelajari.

Pada pernyataan angket nomor 5 sebanyak 55,3% siswa menyatakan

setuju tidak setuju (netral) bahwa siswa tidak merasa kesulitan saat pelajaran

menulis kalimat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat sebagian siswa yang masih

(36)

4.2.4. Kebiasaan Mengulang Pelajaran

Pada pernyataan angket nomor 12, sebanyak 48% siswa menyatakan

setuju tidak setuju (netral) bahwa siswa mengerjakan latihan menulis dirumah.

Pada pernyataan angket nomor 13, sebanyak 46,7% siswa setuju tidak setuju

(netral) bahwa mereka belajar bahasa Mandarin secara teratur. Pada pernyataan

angket nomor 14, sebanyak 53,3% siswa setuju tidak setuju (netral) bahwa siswa

diwaktu senggang digunakan untuk latihan dan belajar. Pernyataan angket nomor

15, sebanyak 44,7% siswa menyatakan setuju tidak setuju (netral) bahwa siswa

mengadakan diskusi kelompok untuk mengatasi kesulitan dalam belajar bahasa

Mandarin.

Dari keempat hasil persentase angket tersebut dapat disimpulkan bahwa

siswa masih kurang mengulang pelajaran diluar jam sekolah. Kebiasaan siswa

mengulang pelajaran sangat berpengaruh terhadap tingkat kesalahan siswa dalam

menulis kalimat bahasa Mandarin. Dengan membiasakan untuk mengulang

pelajaran diluar jam sekolah maka siswa akan mekain paham dan lebih mengerti

akan pelajaran tersebut.

4.2.5. Sarana dan Prasarana

Pada pernyataan angket nomor 6, sebanyak 45,3% siswa menyatakan

setuju tidak setuju (netral) bahwa siswa mempunyai buku referensi lain selain

buku pelaran sekolah.Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak mempunyai cukup

(37)

Fasilitas ruang belajar juga memberikan pengaruh terhadap kenyamanan

siswa saat proses belajar, ruang belajar yang nyaman akan membatu siswa untuk

lebih dapat berkonsentrasi saat belajar. Pada pernyataan angket nomor 11,

sebanyak 42% siswa menyatakan setuju tidak setuju (netral) bahwa ruang belajar

membuat mereka nyaman dan dapat berkonsentrasi saat belajar.

4.2.6. Pengajar dan Metode Pengajaran

Guru (pengajar) dan metode pengajaran sangat berpengaruh terhadap

tingkat pemahaman siswa dalam belajar. Pada pernayataan angket nomor 7,

sebanyak 54% siswa menyatakan setuju tidak setuju (netral) terhadap penjelasan

materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa materi yang

disampaikan oleh pengajar cukup jelas.

Pada pernyataan angket nomor 8, sebanyak 54% siswa tidak setuju

bahwa guru menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Hal ini

menunjukkan bahwa meskipun materi yang disampaikan sudah cukup jelas

namun jika guru tidak inovatif dalam memberikan pelajaran akan membuat siswa

merasa bosan dan pelajaran tersebut dianggap tidak menarik. Sehingga siswa

kurang menaruh perhatian terhadap pelajaran tersebut dan materi yang

disampaikan pun tidak akan diserap dengan baik.

4.2.7. Pengaruh Bahasa Indonesia

Faktor lain yang mempengaruhi kesalahan siswa dalam meulis kalimat

bahasa Mandarin adalah pengaruh bahasa ibu (bahasa Indonesia). Dari hasil

(38)

kalimat bahasa Mandarin yang masih ditulis mengikuti pola kalimat bahasa

(39)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa masih banyak kesalahan yang dijumpai dalam kalimat bahasa Mandarin

yang ditulis oleh siswa SMK Brigjend Katamso Medan.Kesalahan-kesalahan yang

dijumpai pada kalimat bahasa Mandarin yang ditulis oleh siswa SMK Brigjend

Katamso berupa:

1. Kesalahan penulisan aksara sebanyak 16%

2. Kalimat tidak bersubjek sebanyak 12%

3. Kalimat tidak berpredikat sebanyak 11%

4. Kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat sebanyakn 8%

5. Kalimat tanpa keterangan dan penggunaan keterangan yang tidak tepat

sebanyak 10%

6. Struktur kalimat yang tidak berurutan sebanyak 12%

7. Penggunaan kata bantu sebanyak 12%

Kesalahan dalam menulis kalimat bahasa Mandarin yang ditulis oleh

siswa SMK Brigjend Katamso dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Kondisi fisik dengan persenatase 80%

2. Minat terhadap pelajaran dengan persenatase 72, 2%

3. Persepsi siswa terhadap pengajar dan pelajaran bahasa Mandarin

(40)

4. Pengajar dan metode pengajaran dengan persenatase 54%

5. Kebiasaan mengulang pelajaran dengan persenatase 46,5%

6. Sarana dan prasarana dengan persenatase 43,7%

7. Pengaruh bahasa Indonesia

Secara keseluruhan dalam penelitian ini 81% dari 30 siswa kelas XI1

5.2 Saran

RPL (Rangkaian Perangkat Lunak) masih melakukan kesalahan dalam menulis

kalimat bahasa Mandarin.

Dalam mempelajari bahasa asing, tentunya terdapat kesulitan atau

kendala yang dialami. Baik kendala dari dalam diri sendiri maupun kendala yang

beasal dari luar. Penulis menyarankan bagi siswa (pembelajar) bahasa Mandarin

untuk lebih memotivasi diri sendiri dan memiliki kesadaran yang lebih agar giat

belajar dan mengulang pelajaran diluar jam pelajan sekolah. Keinginan dalam diri

sendiri untuk dapat menguasai bahasa Mandarin merupakan faktor utama yang

mempengaruhi keberhasilan mennguasai suatu bahasa.

Bagi guru (pengajar) penulis menyarankan untuk dapat menerangkan

pelajaran sejelas mungkin agar dapat dimengerti oleh siswa. Banyak bertanya

tentang kesulitan belajar dan memberikan lebih banyak latihan atau tugas bagi

siswa. Hendaknya guru dapat menghidupkan suasana saat beljara di dalam kelas

agar mater yang disampaikan dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengaplikan

Gambar

Tabel 4.2
Gambar 4.1 Data 2 Bagian 2
Gambar 4.3 Data 2 Bagian 1
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Cambridge IGCSE (9–1) Literature in English 0992 syllabus for 2019. 6 What else you need

Aktivitas menonton televisi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan status gizi seseorang.Asupan nutriri yang berlebih tidak diimbangi dengan pengeluaran energi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lembaga pemasaran, bentuk saluran, fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, keragaan pasar, biaya pemasaran, margin

Hengky Latan, Selva Temalagi (2013) AnaIisis Multivariate Teknik dan Aplikasi IBM SPSS 20.0..

Pertemuan 2, perencanaan diperbaiki disesuaikan kebutuhan, pelaksanaan tetap sesuai dengan model pembelajaran Inside Outside Cyrcle, hasil pengamatan tentang keaktifan

Seperti yang dikatakan oleh Bahrul Kirom, dalam bukunya “Mengukur Kinerja Pelayanan dan Kepuasan Konsumen” (2009:13), “untuk mengetahui seberapa besar tingkat

Bagaimana bentuk saluran dan fungsi pemasaran dari masing-masing lembaga pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.. Bagaimana

Lima strategi pengembangan potensi perempuan pesisir, yaitu: (1) mengelola sumber daya pesisir yang berkelanjutan berbasis perempuan pesisir, (2) meningkatan akses permodalan