• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa merupakan unit usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang tidak berwujud (jasa) dengan maksud meraih keuntungan. Akan tetapi, perusahaan jasa juga membutuhkan produk berwujud dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya.

(Wikipedia:2011) 2.2 Konsep Biaya

Konsep biaya telah berkembang sesuai dengan kebutuhan akuntan, ekonom dan insinyur. Devinisi biaya (cost) adalah sumber daya yang dikorbankan/dikeluarkan untuk memperoleh tujuan tertentu, dan biasanya diukur dalam satuan mata uang yang harus dikeluarkan untuk memperoleh barang/jasa. (pengorbanan ekonomis untuk manfaat yang dirasakan di masa yang akan datang). Sering kali istilah biaya (cost) digunakan sebagai sinonim dari beban (expense), tetapi sebenarnya beban dapat didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis untuk manfaat yang dirasakan saat ini.

Untuk membedakan antara biaya dan beban, kita umpamakan pada pembelian bahan baku secara tunai. Karena aktiva bersih tidak terpengaruh, tidak ada beban yang diakui. Sumber daya perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan bahan baku. Bahan baku tersebut dibeli

                 

(2)

menjualnya, biaya dari bahan baku tersebut dibukukan sebagai beban di laporan laba rugi (Carter dan Usry, 2006:30). Kesimpulan yang dapat di ambil adalah setiap beban adalah merupakan biaya tetapi setiap biaya bukan merupakan beban.

2.2.1 Pengertian Biaya

Biaya adalah sebagai nilai tukar pengeluaran dan pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Selain itu biaya merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan, karena seluruh aktivitas perusahaan membutuhkan biaya yang cukup untuk dapat memberikan hasil yang baik dari aktivitas perusahaan tersebut.

Para ahli mendefinisikan biaya sebagai berikut : 1. Menurut Mulyadi menyatakan bahwa :

“ Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang untuk tujuan tertentu “.

(2005:8) 2. Menurut Armanto Witjaksono menyatakan bahwa :

“1) Biaya adalah suatu pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2) sebagian akuntan mendefinisikan biaya sebagai suatu moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang“.

(2006:6)                  

(3)

3. Menurut Mursyidi menyatakan bahwa :

“Biaya (cost) diartikan sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang”.

(2008:14) biaya merupakan suatu pengorbanan yang diukur dalam satuan uang atas barang atau jasa yang dibutuhkan untuk memperoleh manfaat dan mencapai tujuan tertentu.

2.2.2 Objek Biaya

Menurut Kholmi dan Yuningsih berpendapat bahwa:

“Objek biaya adalah setiap item seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas dan lain-lain. Dimana biaya diukur dan dibebankan sebagai contoh, jika kita ingin menentukan biaya-biaya produksi atau unit mobil, maka objek biaya adalah mobil”.

(2004:12) Menurut Carter dan Usry berpendapat bahwa :

“Suatu objek biaya (cost object), atau tujuan biaya (cost objective), didefinisikan sebagai suatu item atau aktivitas yang biayanya diakumulasikan dan diukur”.

(2006:30) Sedangkan menurut Mursyidi berpendapat bahwa :

“Objek biaya berupa tempat, kegiatan, benda, atau sifat”.

Untuk memperjelas hal tersebut berikut adalah contoh tabel objek biaya: (2008:25)                  

(4)

Tabel 2.1

Contoh Objek dan Jenis Biaya

Objek Biaya Jenis Biaya

Tempat : Departemen Produksi Kegiatan : Produksi

Benda : Bahan Baku Sifat : Promosi

Biaya Departemen Produksi Biaya Produksi

Biaya Bahan Baku Biaya Iklan

Sumber : Akuntansi Biaya Convensional Costing, Just in Time, dan

Activity Based Costing (2008)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa objek biaya merupakan item, baik itu tempat kegiatan, benda ataupun sifat yang biasanya diakumulasikan dan diukur.

2.2.3 Prilaku Biaya

Bastian Bustami dan Nurlela (2006:47) menjelaskan bahwa

“Prilaku biaya dapat diartikan sebagai perubahan biaya yang menjadi akibat perubahan dari aktivitas bisnis”.

Mengetahui bagaimana biaya berperilaku adalah berguna bagi manajemen untuk berbagai tujuan sebagai contoh, dengan memiliki pengetahuan mengenai perilaku biaya memungkinkan manajemen untuk memprediksi laba sebagaimana penjualan dan perubahan volume produksi juga untuk mengestimasi biaya. Sebaiknya estimasi biaya dapat mempengaruhi berbagai keputusan manajemen, seperti apakah suatu produk akan ditingkatkan volume produksinya karena memiliki tingkat

                 

(5)

sehingga dikurangi jumlah produksinya atau bahkan dilikuidasi untuk produk tersebut.

Prilaku biaya mengacu pada cara perubahan biaya seperti halnya dengan aktivitas yang berkaitan. Untuk memahami perilaku biaya, ada dua faktor yang harus dipertimbangkan. Pertama kita harus mengidentifikasi aktivitas yang diperkirakan sebagai penyebab timbulnya biaya. Aktivitas ini biasa disebut dengan dasar aktivitas (aktivity drivers). Kedua, kita harus menetapkan rentang aktivitas yang mencakup perubahan biaya yang menjadi perhatian kita. (Niswonger, Worrer, Reeve, Fess, 2000:223).

Berdasarkan penjelasan diatas perilaku biaya diartikan sebagai perubahan biaya yang disebabkan oleh perubahan aktivitas yang terjadi.

2.2.4 Klasifikasi Biaya

Klasifikasi sangat penting guna membuat iktisar yang berarti atas data biaya. Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya bergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktivitas bisnis.

Berikut adalah beberapa pendapat mengenai pengklasifikasian biaya, diantaranya:

a. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Produk

Menurut Carter dan Usry (2006:40), biaya ini terdiri dari:

                 

(6)

a. Biaya manufaktur disebut biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

b. Biaya utama (primer cost), disebut sebagai biaya bahan baku langsungvdan tenaga kerja langsung.

c. Biaya konversi, disebut sebagai biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.

d. Beban komersial, terdiri atas dua klasifikasi besar: beban pemasaran dan beban administratif (juga disebut beban umum dan administrasi) Sedangkan menurut Musyidi (2008:15), biaya ini terdiri dari:

a. Biaya produksi (promotion cost/manufacturing cost/factory cost), diartikan sebagai biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan suatu produk.

b. Beban komersial (commersial expense) diartikan sebagai biaya yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan suatu produk.

c. Biaya konversi (conversion cost), biasa disebut juga dengan gabungan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, yaitu biaya yang merubah bahan baku menjadi produk jadi (finished goods).

Kesimpulannya bahwa biaya dalam hubungannya dengan produk terdiri dari tiga biaya dan satu beban, yaitu biaya produksi/manufaktur, biaya uatama, biaya konversi dan beban komersial.

                 

(7)

b. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Volume Produksi

Bastian Bustami dan Nurlela (2006:48), menjelaskan bahwa biaya ini terdiri dari:

a. Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah sebanding dengan aktivitas atau volume produksi tetapi per unit bersifat tetap. b. Biaya tetap adalah biaya yang secara total tetap dalam rentang

relevan (relevant range) tetapi per unit berubah.

c. Biaya campuran adalah biaya yang mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, biaya campuran disebut juga biaya semivariabel yaitu biaya yang pada aktivitas tertentu memperlihatkan karakteristik biaya tetap dan biaya variabel.

Carter dan Usry (2006:43), memperjelas biaya ini terdiri dari:

a. Biaya variabel, biaya yang berubah secara proposional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range). b. Biaya tetap, bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. c. Biaya semivariabel, merupakan beberapa jenis biaya memiliki

elemen biaya tetap dan biaya variabel.

Sedangkan menurut Mursyidi (2008:18), biaya ini terdiri dari:

a. Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah total berubah sebanding dengan perubahan volume produksi sedangkan biaya per unit (satuan) relatif tetap.

b. Biaya tetap, secara total biaya ini tetap (konstan) pada tingkatan volume produksi (range) tertentu, sedangkan biaya per unit (satuan)

                 

(8)

selalu berubah sesuai dengan perubahan volume produksi atau jumlah produk yang dihasilkan.

c. Biaya semi variabel, biaya yang mengandung biaya tetap dan biaya variabel, namun yang bersifat tetap relatif kecil bila dibandingkan dengan sifat variabelnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka biaya dalam hubungannya dengan volume produksi secara garis besar dapat dikelompokan ke dalam tiga biaya diantaranya biaya variabel, biaya tetap dan biaya semi variabel.

c. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Departemen Pabrik

Menurut Carter dan Usry (2006:44), bagian departemen pabrik terbagi menjadi:

1) Departemen produksi.

Di departemen produksi, operasi manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk. Jika dua atau tiga jenis mesin yang berbeda melakukan operasi pada satu produk dalam departemen yang sama, maka mungkin untuk meningkatkan akurasi dari biaya produksi dengan membagi departemen tersebut menjadi dua pusat biaya atau lebih.

2) Departemen jasa.

Di departemen jasa, jasa diberikan untuk keuntungan departemen lain. Dalam beberapa kasus, jasa ini juga dinikmati oleh departemen

                 

(9)

jasa yang lain. Meskipun departemen jasa secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi, biaya departemen ini merupakan bagian dari biaya produk.

Begitupun menurut Mursyidi (2008:23), bagian departemen pabrik ini dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:

1) Departemen produksi.

Departemen produksi merupakan suatu bagian dalam pabrik yang mempunyai hubungan langsung dengan proses pembentukan produk. Biaya yang terjadi dalam departemen ini dapat langsung dibebankan pada harga polok produk yang dihasilkan dalam departemen tersebut.

2) Departemen jasa.

Departemen jasa adalah bagian pabrik yang bersifat memberikan pelayanan atas kelancaran proses produksi yang berlangsung dalam departemen produksi, bahkan departemen ini dapat juga memberikan jasa pada bagian selain departemen produksi, misalnya departemen umum, departemen penjualan, dan lain sebagainya. Biaya yang terjadi dalam departemen jasa dialokasikan ke departemen-departemen lain yang menikmatinya.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam departemen pabrik itu terbagi menjadi dua departemen yaitu departemen produksi dan departemen jasa yang memiliki fungsi serta prilaku biaya yang berbeda.                  

(10)

d. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Periode Akuntansi Menurut Carter dan Usry (2006:47) menjeaskan bahwa:

Biaya dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (capital

expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue

expenditure). Suatu pengeluaran modal ditunjukan untuk memberikan

manfaat di masa depan dan dilaporkan sebagai aktiva. Pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Aktiva akhirnya akan menjadi beban ketika dikonsumsi atau kehilangan kegunaanya.

Sedangkan Mursyidi (2008:24) menjelaskan dalam bukunya Akuntansi Biaya bahwa:

Dalam hubungannya dengan periode pembebanan ini (periode akuntansi), biaya dapat diklasifikasikan menjadi pengeluaran modal (capital expenditure) yaitu pengeluaran yang dikapitalisir, artinya pengeluaran yang ditangguhkan pembebanannya. Pengeluaran ini adalah apa yang disebut dengan harga pokok yang membentuk atau dianggap sebagai aktiva. Pengeluaran modal akan dibebankan terhadap penghasilan pada beberapa periode akuntansi melalui alokasi. Yang kedua adalah pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) merupakan pengeluaran yang langsung dianggap sebagai beban dan mengurangi pendapatan pada periode akuntansi di mana pengeluaran tersebut terjadi.                  

(11)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan biaya dalam hubunganya dengan periode akuntansi terbagi menjadi dua kelompok yaitu (capital expenditure) dan pengeluaran pendapatan (revennue

expenditure).

e. Biaya Yang Hubungannya Dengan Suatu Keputusan, Tindakan, atau Evaluasi.

Menurut Carter dan Usry (2006:47) menjelaskan bahwa:

Ketika suatu pilihan harus dibuat di antara tindakan-tindakan atau alternative-alternatif yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk mengidentifikasikan biaya (pendapatan, pengurangan biaya, dan penghematan) yang relevan terhadap pilihan tersebut. Biaya diferensial adalah salah satu nama dari biaya yang relevan untuk suatu pilihan di antara banyak alternatif. Jika biaya dideferensial hanya terjadi apabila alternatif tertentu diambil, maka biaya tersebut juga dapat disebut sebagai biaya tunai yang berkaitan dengan alternatif itu.

Kesimpulannya adalah suatu keputusan ataupun tindakan yang akan diambil harus sesuai dengan alternatif yang mungkin dilakukan yaitu biaya yang relevan.

f. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Objek Yang Dibiayai.

Klasifikasi ini dijelaskan oleh Mursyidi (2008:25) dalam bukunya bahwa klasifikasi biaya tidak terbatas jumlahnya karena jenis biaya

                 

(12)

disesuaikan dengan objek (tempat, kegiatan, benda, atau sifat) yang dibayar.

Dari uraian diatas jelas bahwa klasifikasi biaya tergantung kepada objek biaya itu sendiri.

g. Biaya Dalam Hubunganya Dengan Aktivitas.

Begitupun dalam hubungannya dengan aktivitas Mursyidi (2008:25), menjelaskan bahwa klasifikasi biaya ini dihubungkan dengan jenis kegiatan yang terjadi sehingga menimbulkan biaya. Secara garis besar, bardasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas jelas bahwa klasifikasi biaya dihubungkan dengan jenis kegiatan yang terjadi sehingga menimbulkan biaya. Secara garis besar, berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas klasifikasi biaya yang paling umum didasarkan pada hubungan antara biaya dengan: produk, volume produksi, departemen pabrik, periode akuntansi, suatu keputusan, tindakan, atau evaluasi, objek yang dibiayai dan aktivitas.

2.3 Alokasi Biaya

2.3.1 Pengertian Alokasi Biaya

Alokasi adalah pembebanan biaya tidak langsung pada objek biaya. Pembebanan biaya secara akurat pada objek biaya adalah penting untuk mengukur dan membebankan seakurat mungkin biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya (Hansen dan Mowen, 2000:42).

                 

(13)

Sedangkan menurut Harngren (2002:314) yang diterjemahkan oleh Moh. Badjuri dan Drs. Kusnedi menjelaskan bahwa “pada dasarnya alokasi biaya merupakan suatu persoalan yang menghubungkan suatu biaya atau kelompok-kelompok biaya dengan satu objek biaya atau lebih”.

Dari pendapatan di atas dapat disimpulkan bahwa alokasi biaya adalah pembebanan biaya tidak lansung kepada objek biaya.

2.3.2 Tujuan Alokasi Biaya

Hansen dan Mowen (2000:244) menjelaskan bahwa tujuan utama dilakukannaya alokasi biaya ada lima, diantaranya:

1. Memperoleh harga yang saling dapat disetujui 2. Menghitung tingkat keuntungan lini produk.

3. Memprediksikan pengaruh ekonomi terhadap perencanaan dan pengendalian.

4. Menilai persediaan. 5. Motivasi manajer.

Menurut Horngren et al (2002:131) tujuan alokasi biaya, diantaranya: 1. To provide information for economic decisions.

2. To motivate managers and employees. 3. To justify costs or calculate reimbursement.

4. To measure income and assets for reporting to external parties.

                 

(14)

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa tujuan dari alokasi biaya dimaksudkan untuk membantu dalam pengambilan keputusan contohnya penentuan harga, memotivasi mnajer dan pekerja serta pengadaan penilaian persediaan.

2.4 Produk Bersama 2.4.1 Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan . Segala sesuatu yang termasuk ke dalamnya adalah barang berwujud, jasa, events, tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi antara hal-hal yang baru saja disebutkan. Siswanto Sutojo mengemukakan bahwa (2005:78).

Menurut Mulyadi

“Pada dasarnya produk merupakan satu ikat jasa yang disediakan untuk memuaskan kebutuhan customer”.

Menurut Hermawan Kertajaya

“Produk adalah kreasi bersama antara perusahaan dan konsumennya”. Menurut Lutfi Zein

“Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan” Menurut Sugeng Widodo

“Produk adalah apa pun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan”

                 

(15)

Menurut Mc. Carty

“Produk merupakan suatu tawaran dari sebuah perusahaan yang memuaskan atau memenuhi kebutuhan”.

Menurut Kotler

“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, digunakan maupun dikonsumsi yang dapat memuaskan kebutuhan atau kemauan. Produk itu mencakup barang fisik, orang, tempat, organisasi, dan ide-ide”.

Menurut Marc Gobe

“Produk adalah jasa....dan jasa adalah produk” Menurut M. Fuad

“Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”.

Sumber:http://carapedia.com/pengertian_definisi_produk_info2060.html

2.4.2 Pengertian Produksi

Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menghasilkan barang atau meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa (Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si; 2005)                  

(16)

1. Pengertian Produksi Secara Sempit

Produksi adalah perbuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu barang atau mengubah suatu barang menjadi barang yang lain

2. Pengertian Produksi Secara Luas

produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.

3. Pengertian Produksi Secara Umum

Produksi merupakan semua perbuatan atau kegaitan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku-buku cerita, dan pelayanan jasa keuangan.

4. Pengertian Produksi Sebagai Sistem dan Proses

Produksi sebagai sistem berarti bahwa terdapat hubungan yang saling memberikan pengaruh dan mempengaruhi antara faktor produksi yang satu dan yang lainnya.

Produksi sebagai proses berarti bawa produksi dilakukan melalui tahap demi tahap secara berurutan.

                 

(17)

5. Pengertian Produksi Secara Ekonomi

Produksi mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan atau utilitas suatu barang dan jasa.

Salah satu yang dilakukan dalam proses produksi ialah menambah nilai guna suatu barang atau jasa. Dalam kegiatan menambah nilai guna barang atau jasa ini, dikenal lima jenis kegunaan, yaitu :

1. Guna bentuk

Yang dimaksud dengan guna bentuk yaitu, didalam melakukan proses produksi, kegiatannya ialah merubah bentuk suatu barang sehingga barang tersebut mempunyai nilai ekonomis. Contohnya: kapas menjadi kain.

2. Guna jasa

Guna jasa ialah kegiatan produksi yang memberikan pelayanan jasa. Contohnya: tukang becak, buruh, dll.

3. Guna tempat

Guna tempat adalah kegiatan produksi yang memanfaatkan tempat- tempat dimana suatu barang memiliki nilai ekonomis. Contoh: pengangkutan pasir dari tempat yang pasirnya melimpah ketempat dimana orang membutuhkan pasir tersebut.

                 

(18)

4. Guna waktu

Guna waktu ialah kegiatan produksi yag memanfaatkan waktu tertentu. Misalnya: pembelian beras yang dilakukan oleh Bulog pada saat musim panen, dan dijual kembali pada saat masyarakat membutuhkan.

5. Guna milik

Guna milik ialah, kegiatan produksi yang memanfaatkan modal yang dimiliki untuk dikelola orang lain dan dari hasil tersebut ia mendapatkan keuntungan.

2.4.3 Pengertian Produk Bersama

Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan mengenai produk bersama, diantaranya:

Menurut Kholmi dan Yuningsih (2004:123).

“Produk bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama sama dengan menggunakansatu macam atau beberapa macam bahan baku, tenega kerja, dan fasilitas pabrik yang sama dan masukan (input) tersebut tidak dapat diikuti jejaknya pada setiap macam produk tersebut.”

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2009 : 147)

“Produk bersama adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian atau seri produk secara bersama atau serempak dengan menggunakan bahan, tenaga kerja dan biaya overhead secara bersama biaya tersebut tidak dapat ditelusuri atau dipisahkan pada setiap produk, dan setiap produk mempunyai nilai jual atau kuantitas yang relatif sama.”

Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2000:278) menjelaskan bahwa:                  

(19)

“Produk bersama adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara simultan dengan proses yang sama hingga titik pisah, titik pisah adalah titik dimana produk bersama menjadi terpisah dan dapat diidentifikasi”.

Jadi produk bersama adalah dua produk atau lebih yang dihasilkan dalam aktivitas produksi dalam waktu yang sama/serempak.

2.4.4 Karakteristik Produk Bersama

Setiap produk yang dihasilkan memiliki ciri atau karakteristik yang berbeda, begitupun dengan produk bersama, produk bersama memiliki beberapa karakteristik.

1. Produk bersama mempunyai hubungan fisik yang membutuhkan proses sekaligus. Membuat satu barang, sekaligus menghasilkan barang lain pada saat yang sama.

2. Dalam memproses produk bersama selalu ada titik pisah (split-off point) yang memisahkan produk-produk yang muncul, yang mngkin dapat langsung dijual atau perlu proses tambahan.

3. Setiap produk bersama mempunyai nilai yang relatif sama dengan kata lain tidak ada produk bersama yang mempunyai perbedaan nilai yang cukup besar dengan yang lainnya.

Menurut Mulyadi (2005:334) menjelaskan tentang karakteristik produk bersama, diantaranya:

1. Produk bersama merupakan tujuan utama kegiatan produksi.

                 

(20)

2. Harga jual produk bersama relatif tinggi bila dibandingkan dengan produk sampingan yang dihasilkan pada saat yang sama.

3. Dalam mengolah produk bersama tertentu produsen tidak dapat menghindarkan diri untuk menghasilkan semua jenis produk bersama. Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2009: 149):

1. Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif sama antara satu dengan yang lainnya.

2. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk menambah unit satu jenis produk yang dihasilkan maka kualitas produk yang lain akan bertambah secara proporsional.

3. Dalam produk bersama dikenal dengan istilah split off point (titik pisah) adalah saat dimana produk-produk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara individual.

4. Setelah split off point produk tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara langsung) dan dapat juga dijual setelah dipisah (setelah diproses lebih lanjut) untuk memdapatkan produk yang lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut disebut dengan biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah (sevarable costs).

Dalam produk bersama dapat menghasilkan (Bastian Bustami dan Nurlela 2009:148)                  

(21)

Sedangkan menurut Mursyidi (2008:152) karakteristik produk bersama, diantaranya:

1. Dihasilkan dari biaya produk yang sama. 2. Dihasilkan dalam satu kali proses produksi.

3. Pada umumnya merupakan produk yang menjadi tujuan utama usaha perusahaan.

4. Produk-produk tersebut mempunyai nilai ekonomi yang relatif seimbang sesuai dengan kualitasnya.

5. Tidak dapat dinyatakan sebagai limbah industri apabila produk tersebut tidak laku dijual.

Secara umum karakteristik dari produk bersama adalah tujuan utama dari kegiatan perusahaan dan memiliki nilai relatif lebih tinggi dari produk sampingan.

2.4.5 Biaya Bersama

Jika beberapa jenis produk gabungan/bersama atau produk sampingan berbeda dihasilkan dari faktor biaya yang sama, maka akan timbul biaya bersama (joint cost).

2.6.1 Pengertian Biaya Bersama

Berikut beberapa pendapat mengenai biaya bersama, yaitu:

1. Biaya produk bersama (joint product cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai

                 

(22)

dangan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhaead pabrik (Mulyadi, 2005 : 334).

2. Biaya bersama (joint cost) atau biaya produksi bersama (joint

production cost) adalah biaya produksi yang terdiri dari bahan

baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang sama dalam satu kali proses produksi menghasilkan berbagai jenis produk utama (Mursyidi, 2008:159).

3. Biaya bersama adalah biaya yang diolah secara bersama seperti biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk menghasilkan beberapa produk (Bastian Bustami dan Nurlela 2009 : 148).

4. Biaya bersama sebagai biaya yang timbul karena pemrosesan atau pabrikan beberapa jenis produk secara bersama-sama (Wijaksono, 2006:90)

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan biaya bersama adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam mengolah produk, baik itu bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang menghasilkan dua jenis produk atau lebih.

                 

(23)

2.6.2 Perhitungan Biaya Bersama

Masalah akuntansi dalam produk bersama adalah masalah alokasi biaya bersama. Masalah pokok yang dihadapi dalam mengalokasikan biaya produk bersama adalah karena sifatnya yang indivisible artinya biaya produk bersama tidak dapat diidentifikasikan secara spesifik dengan setiap jenis produk yang dihasilkan secara simultan melalui proses produksinya. Oleh karena itu metode alokasi yang tepat harus dipakai sebagai dasar dalam mengalokasikan biaya bersama (joint cost) kepada masing-masing produk.

Alokasi biaya mempunyai tujuan yaitu untuk penentuan harga pokok dan penentuan nilai persediaan. Secara garis besar tujuan akhir dari alokasi biaya bersama adalah untuk memberikan informasi kepada manajemen baik kepentingan penyusunan laporan keuangan maupun, kepentingan pengambilan keputusan.

Menurut Mulyadi (2005:336) biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan menggunakan metode di bawah ini:

1. Metode Nilai Jual Relatif

Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama. Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika salah satu produk terjual lebih tinggi dari pada produk yang

                 

(24)

lain, karena biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk yang lain. Oleh karena itu menurut metode ini, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relatif masing-masing produk bersama yang dihasilkan.

2. Metode Satuan Fisik

Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk bersama sesuai dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini biaya bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik yaitu kuantitas bahan baku, yang terdapat dalam masing-masing produk. Koefisien fisik ini dinyatakan dalam satuan berat, volume, atau ukuran yang lain. Dengan demikian metode ini menghendaki menghendaki bahwa produk bersama yang dihasilkan harus dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama. Menurut metode ini, kuantitas hasil produksi dipergunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya bersama. Metode menghendaki bahwa produk bersama pada akhirnya harus diukur dalam unit pengukur yang sama, apabila mempunyai unit pengukur yang berlainan maka dapat digunakan suatu angka penyebut yang umum.

3. Metode Rata- rata Biaya Per Satuan

Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama. Dalam metode ini

                 

(25)

harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi. Menurut metode ini total biaya bersama dibagi dengan jumlah unit yang dihasilkan untuk mendapatkan biaya per unit lalu biaya per unit dikalikan dengan jumlah unit dari tiap yang diproduksi untuk menentukan porsi biaya bersama yang akan dialokasikan kepada masing-masing produk.

4. Metode Rata- rata Tertimbang

Jika dalam metode rata-rata biaya per satuan dasar yang dipakai dalam mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas produksi, maka dalam metode rata-rata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan dulu dengan angka penimbang dan hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi. Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi, dan pembedaan jenis tenaga yang dipakai untuk tiap jenis produk yang dihasilkan. Jika yang dipakai sebagai angka penimbang adalah harga jual produk maka metode alokasinya disebut metode nilai jual relatif. Mungkin kita temukan variasi yang sangat kompleks dalam produksi produk bersama seperti kesulitan dalam produksi, jumlah waktu yang diperlukan, atau kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan atau ukuran tiap unit. Faktor-faktor yang menunjukkan bobot tiap produk, yang didasarkan pada

                 

(26)

kompleksitas tersebut, oleh karena itu harus diperhitungkan untuk memperoleh alokasi yang lebih tepat.

Tabel 2.3

Klasifikasi Pengalokasian Biaya Bersama Metode Nilai Jual

Relatif Metode Satuan Fisik

Metode Rata-rata Biaya per Satuan

Metode Rata-rata Tertimbang a)Relatif semakin tinggi

harga suatu produk maka semakin tinggi harga pokoknya.

a)Syarat metode ini satuan berat, volume, atau ukuran yang lain harus dalam bentuk yang sama.

a)Syarat metode ini adalah produk bersama harus di ukur dalam satuan yang sama.

a)Sama dengan metode nilai jual relatif tetapi angka penimbangnya bukan harga jual melainkan dasar yg lain seperti tingkat kesulitan pembuatan produk, waktu pmbuatan produk, dll. b)Rumus : 1. Jumlah produk, 2. Harga jual per unit, 3. Nilai jual = 1* 2 4. Nilai jual relatif (%

) 2/total nilai jual, 5. Alokasi by bersama = 4 * biaya bersama. b)Rumus : 1. Jumlah produk 2. % = 2/ total jumlah produk, 3. Hpp biaya bersama = 3 * biaya bersama. 4. Hpp = 1 * 2 b)Rumus : 1. Jumlah Produksi, 2. Biaya rata-rata = biaya bersama/total jumlah produksi. 3. Hpp = 1 * 2 b)Rumus : 1.Jumlah produksi, 2.Angka penimbang (4,3,2,1), 3. 1 * 2 4. Alokasi biaya bersama = (3/total dari 3) * biaya bersama.

Dari uraian tinjauan pustaka yang telah dikemukakan dapat diketahui bahwa masalah akuntansi dalam produk bersama adalah masalah alokasi biaya bersama. Masalah pokok yang dihadapi dalam mengalokasikan biaya produk bersama adalah karena sifatnya yang indivisible artinya biaya produk bersama tidak dapat diidentifikasikan secara spesifik dengan setiap jenis produk yang dihasilkan secara

                 

(27)

yang tepat harus dipakai sebagai dasar dalam mengalokasikan biaya bersama (joint cost) kepada masing-masing produk.

Dalam pengalokasian biaya bersama dapat menggunakan 4 (empat) metode perhitungan. Metode perhitungan tersebut antara lain: Metode Nilai Jual Relatif, Metode Satuan Fisik, Metode Rata-rata Biaya Per Satuan dan Metode Rata-rata Tertimbang. Dalam kasus ini penulis akan mencoba melakukan perhitungan biaya bersama yang ada pada perusahaan dengan menggunakan 4 (empat) metode perhitungan, dimana akan dapat dapat ditarik kesimpulan metode mana yang paling akurat untuk digunakan oleh perusahaan.

                 

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap upaya pencegahan DBD, yang akhirnya berpengaruh pada sikap dan perilaku

Seluruh data dari hasil pengamatan yang dikaitkan dengan Cobit khususnya pada 4 proses DS, maka usulan perbaikan TI dapat diberikan sesuai model standar Cobit.. Hasil

[r]

The purposes of this research are: (1) analyzing the factors that affect sugar cane production, (2) analyzing the level of technical efficiency on the sugar

,engingatkan kembali ke"ada ibu tentang "ers/nal $ygiene "ada balita  dengan membiasakan kebiasaan 9u9i tangan setela$ melakukan aktiitas?.

Dalam distribusi hasil tanaman hortikultura jarang sekali ada pedagang perantara, karena sifat barangnya yang sangat mudah rusak dan juga gampang layu, maka pada umumnya para

Semakin baik pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pemerintah Daerah Kabupaten Badung maka tingkat kesalahan akuntansi akan semakin

Penelitian dalam skripsi ini membahas mengenai proses pelaksanaan keuangan apakah hasil dari pengawasan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak oleh Yayasan Pondok