• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... IKHTISAR EKSEKUTIF... DAFTAR ISI...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... IKHTISAR EKSEKUTIF... DAFTAR ISI..."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i IKHTISAR EKSEKUTIF ... ii DAFTAR ISI ... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. ... 1

1.2 Tugas Pokok dan Struktur Organisasi ... 4

1.3 Isu Strategis ... 17

1.4 Sistematika Pelaporan ... 21

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis ... 23

2.2 Rencana Kinerja Tahun 2015 ... 29

2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ... 29

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja ... 33

3.2 Analisis Capaian Kinerja ... 32

3.3 Akuntabilitas Keuangan ... 64

3.4 Tindak Lanjut Evaluasi Sebelumnya ... 67

BAB IV PENUTUP ... 68

(3)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 i

KATA PENGANTAR

uji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kita masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Bappeda Kota Lubuklinggau Tahun 2015.

Perwujudan good governance merupakan hal yang signifikan dalam upaya menggulirkan proses demokrasi. Pemerintah Kota Lubuklinggau harus tetap menjaga kepercayaan yang diamanatkan masyarakat melalui penyediaan pelayanan publik yang baik. Satu hal yang sangat diperlukan adalah bagaimana pelaksanaannya dapat dilakukan secara transparan dalam kerangka penyelenggaraan akuntabilitas oleh Pemerintah Kota Lubuklinggau melalui seluruh jajaran birokrasinya.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (LKjIP Bappeda) Kota Lubuklinggau Tahun 2015 ini merupakan wujud pertanggungjawaban terhadap kinerja yang telah dicapai oleh Bappeda selama tahun 2015. Dengan berakhirnya pelaksanaan tahun anggaran 2015 berarti Bappeda Kota Lubuklinggau telah menyelesaikan kegiatannya untuk tahun ketiga dikaitkan dengan implementasi dari Rencana Strategis 2013-2017. Selama tahun 2015, sejumlah capaian kinerja yang ditargetkan dalam rencana strategis telah berhasil dicapai. Capaian kinerja Bappeda Kota Lubuklinggau untuk tahun 2015 ini kemudian dituangkan ke dalam Laporan Kinerja Bappeda Tahun 2015. Sebagai bentuk pengejawantahan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka penyampaian informasi kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja kami kepada para stakeholders kami. Semoga di tahun mendatang capaian dapat semakin ditingkatkan sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi pembangunan

Akhir kata, kami berharap agar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini dapat menjadi media pertanggungjawaban serta peningkatan kinerja bagi seluruh aparatur Bappeda Kota Lubuklinggau.

Lubuklinggau, Februari 2016 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Lubuklinggau

Dedi Yansyah, SP, M.Si Pembina TK.I

(4)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

alah satu azas dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari amanah atau mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut, maka Laporan Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Lubuklinggau ini disusun. LKjIP ini menyajikan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 dan capaian kinerja dari Bappeda Kota Lubuklinggau Tahun 2015 yang merupakan pelaksanaan amanah yang diemban oleh organisasi. Walaupun Inpres 7 tahun 1999 memang mensyaratkan setiap instansi pemerintah menyusun suatu laporan akuntabilitas, namun LKjIP ini juga merupakan kebutuhan kami dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja dalam rangka peningkatan kinerja organisasi secara menyeluruh. LKjIP Bappeda Kota Lubuklinggau ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan dalam bidang perencanaan pembangunan daerah. Keberhasilan di bidang perencanaan pembangunan ini tentunya bukan hanya keberhasilan dari Bappeda Kota Lubuklinggau semata, tetapi juga menggambarkan keberhasilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang lain, dan partisipasi masyarakat secara umum. Mewujudkan perencanaan yang profesional merupakan tujuan utama Bappeda Kota Lubuklinggau. Beberapa capaian kinerja dari Bappeda Kota Lubuklinggau tahun 2015 secara ringkas dapat diuraikan pada tabel berikut:

No Sasaran Strategis Indikator kinerja TARGET REALISASI CAPAIAN

(%) 1 2 3 4 5 6 1.1.1 Terwujudnya perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah yang partisipatif dan berkualitas

1 Regulasi tentang perencanaan pembangunan daerah yang ditetapkan dengan Perda dan /atau Perkada

% 100 100,00 100,00

2 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA

% 100 100,00 100,00

3 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang ditetapkan

PERDA/PERKADA

% 100 100,00 100,00

4 Tersedianya dokumen RKPD yang

ditetapkan dengan Perkada % 100 100,00 100,00

5 Prosentase sinkronisasi program

daerah dan pusat % 100 100,00 100,00

6 Penjabaran Program RPJMD

tahunan ke dalam RKPD % 100 97,42 97,42

7 Penjabaran Program RKPD ke

dalam APBD % 100 74,45 74,45

8 Prosentase Pencapaian Target

RPJMD % 100 96,03 96,03

9 Dokumen perencanaan

pengembangan kota Dok 5 5 100,00

10 Dokumen perencanaan prasarana

wilayah dan sumber daya alam Dok 2 2 100,00

11 Dokumen perencanaan

pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

(5)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 iii

No Sasaran Strategis Indikator kinerja TARGET REALISASI CAPAIAN

(%)

1 2 3 4 5 6

12 Dokumen perencanaan pembangunan ekonomi yang mendukung RPJMD

Dok 7 7 100,00

13 Dokumen perencanaan

pembangunan sosial budaya yang mendukung RPJMD Dok 8 8 100,00 1.1.2 Terwujudnya Sinkronisasi proram pembangunan antar sektor dan antarwilayah yang mengacu kepada RTRW

1 Jumlah Dokumen RDTR dan/atau

RRTR Dok 10 9 90,00

2 Ketersediaan Perda RTRW % 100 100,00 100,00

3 Ketersediaan informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta analog (SPM)

% 100 100,00 100,00

4 Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta digital (SPM)

% 100 100,00 100,00

5 Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik (SPM)

% 100 100,00 100,00

6 Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan Daerah tentang RTR wilayah (SPM)

% 100 100,00 100,00

7 Ketaatan terhadap Rencana Tata

Ruang Wilayah % 55 55,04 100,07

1.1.3 Terpenuhinya data statistik dan informasi perencanaan

pembangunan daerah

1 Tingkat Ketersediaan data statistik

daerah % 100 100,00 100,00

2 Ketersediaan data dan informasi

pembangunan % 100 100,00 100,00

1.2.1 Terpenuhinya dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja serta keuangan

1 Tingkat ketersediaan dokumen

perencanaan SKPD % 100 100,00 100,00

2 Tingkat ketersediaan laporan

capaian kinerja SKPD % 100 100,00 100,00

3 Tingkat ketersediaan laporan

keuangan SKPD % 100 100,00 100,00 2.1.1 Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur perencanaan pembangunan daerah

1 Tingkat kedisiplinan aparatur % 100 100,00 100,00 2 Tingkat ketersediaan sarana dan

prasarana aparatur % 100 100,00 100,00

3 Prosentase aparatur yang

mempunyai kompetensi perencana % 100 100,00 100,00 4 Tingkat pemenuhan jasa

administrasi perkantoran % 100 100,00 100,00

Rata-rata capaian 98,69

Namun demikian selain beberapa keberhasilan di atas, Bappeda Kota Lubuklinggau juga mencatat adanya beberapa kelemahan dan ini menjadi permasalahan dalam mewujudkan perencanaan daerah yang profesional. Beberapa keluhan terhadap perencanaan pembangunan daerah yang belum seluruhnya dapat menampung aspirasi masyarakat dan masih adanya perencanaan yang belum terkoordinasi secara maksimal menunjukkan bahwa perencanaan pembangunan daerah belum sepenuhnya berhasil. Hal ini tetap akan menjadi catatan bagi seluruh jajaran pada Bappeda Kota Lubuklinggau dalam upaya memperbaiki pelaksanaan kerja di masa mendatang sehingga kinerja yang dihasilkan dapat lebih memberi manfaat kepada masyarakat maupun berbagai pihak yang berkepentingan.

(6)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 1

BAB

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

erselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas KKN. Perlu diperhatikan pula adanya mekanisme untuk meregulasi akuntabilitas pada setiap instansi pemerintah dan memperkuat peran dan kapasitas parlemen, serta tersedianya akses yang sama pada informasi bagi masyarakat luas.

Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial pada tiap lingkungan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada setiap jajaran aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya. Konsep inilah yang membedakan adanya kegiatan yang terkendali (controllable activities) dengan kegiatan yang tidak terkendali (uncontrollable activities). Kegiatan yang terkendali merupakan kegiatan yang secara nyata dapat dikendalikan oleh seseorang atau suatu pihak, ini berarti kegiatan tersebut benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan dinilai hasilnya oleh pihak yang berwenang.

Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang

(7)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 2

dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut, telah ditetapkan TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelengaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Selanjutnya, sebagai kelanjutan dari produk hukum tersebut diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap SKPD menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) kepada Walikota, sebagai perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir anggaran.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.

LKjIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai Kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas, maka LKjIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik. Semua itu memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh lembaga pemerintahan pusat dan daerah serta partisipasi masyarakat.

Bertitik tolak dari Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2013–2017, Rencana Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2015 dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta memperhatikan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran Renstra, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja. Dengan demikian, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Perencanaan

(8)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 3

Pembangunan Daerah yang menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Kepala Badan kepada Walikota ini, telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam LKjIP ini merupakan hasil kegiatan tahun 2015. Pelaksanaan penyusunan LKjIP Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2015 dengan memperhatikan kepada peraturan perundang-undangan yang melandasi pelaksanaan LKjIP yaitu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan kepada Daerah Kota/Kabupaten untuk mengurus dan memajukan daerahnya sendiri. Hal ini diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.

Dalam pelayanan dan mekanisme Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah diberlakukan Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Evaluasi dan Pengendalian Rencana Pembangunan, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Agar berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang dapat berhasil dengan baik, maka harus disusun dalam suatu perencanaan yang matang. Perencanaan yang disusun tentunya harus mempertimbangkan keadaan yang ada dan memprediksikan keadaan yang akan datang dengan berbagai dukungan dan hambatan yang mungkin timbul.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Lubuklinggau dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 3 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan sesuai dengan Peraturan Walikota Lubuklinggau Nomor 51 Tahun 2014 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

(9)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 4

Bappeda Kota Lubuklinggau mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah dan melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah atau pemerintah provinsi. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan;

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

1.2 TUGAS POKOK DAN STRUKTUR ORGANISASI

1. Sumber Daya Manusia

1) Berdasarkan Golongan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Golongan

I II III IV

Jumlah - 5 38 5

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah

2) Berdasarkan Pendidikan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pendidikan Jumlah SD SLTP SLTA Diploma S.1 S.2 S.3 Jumlah - - 4 3 29 12 - 48

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah

3) Berdasarkan Eselon Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Eselon I II III IV Jumlah - 1 6 14

(10)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 5

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Lubuklinggau merupakan lembaga teknis yang mempunyai urusan wajib dibidang perencanaan pembangunan. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, disusun struktur organisasi perangkat daerah. Sesuai dengan Peraturan Daerah kota Lubuklinggau nomor 1 tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Lubuklinggau sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau nomor 9 tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau nomor 1 tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Lubuklinggau. Susunan organisasi Bappeda Kota Lubuklinggau terdiri dari :

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat terdiri dari:

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2. Sub Bagian Program

3. Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Program, Data dan Informasi terdiri dari: 1. Sub Bidang Data dan Informasi

2. Sub Bidang Program, Penelitian dan Pengembangan

d. Bidang Penataan Ruang, Permukiman dan Prasarana Wilayah terdiri dari: 1. Sub Bidang Penataan Ruang

2. Sub Bidang Permukiman

3. Sub Bidang Sarana dan Prasarana Wilayah e. Bidang Ekonomi terdiri dari:

1.

Sub Bidang Pariwisata dan Agribisnis

2.

Sub Bidang Industri, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

f. Bidang Sosial Budaya terdiri dari:

1. Sub Bidang Pendidikan dan Kebudayaan

2. Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial

g. Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan terdiri dari: 1. Sub Bidang Monitoring dan Pengendalian Pembangunan

(11)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 6

2. Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan h. Kelompok Jabatan Fungsional

Berdasarkan Peraturan Walikota nomor 51 tahun 2014 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Lubuklinggau, Bappeda mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah, Bappeda mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. perumusan kebijakan teknis dalam lingkup perencanaan pembangunan daerah; 2. pengkoordinasian, penyinkronisasian, penyusunan rencana pembangunan daerah; 3. pengkoordinasian, pengintegrasian, penyinkroni-sasian perencanaan pembangunan

antar Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam lingkungan pemerintah kota dan pemangku kepentingan lain yang berada dalam wilayah kota;

4. penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota;

5. penyusunan, pengendalian, pemantauan, pengevaluasian dan pemberian rekomendasi pemanfaatan Perencanaan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota;

6. pengkoordinasian perencanaan kerja sama antar daerah;

7. pengkoordinasian perencanaan dan pengembangan wilayah kota dan perencanaan pengembangan kawasan strategis kota;

8. pelaksanaan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pembangunan;

9. penyediaan data, informasi dan laporan hasil-hasil pembangunan yang sedang atau telah dilaksanakan;

10. pelaksanaan kegiatan tata usaha Badan; dan

11. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya. Uraian tugas untuk tiap struktur adalah sebagai berikut:

1. Sekretariat, mempunyai tugas mengkoordinasikan rencana dan melaksanakan urusan kesekretariatan yang meliputi program, kepegawaian, mengolah urusan keuangan, rumah tangga serta urusan umum lainnya untuk menunjang tugas pokok seluruh organisasi di lingkungan Badan. Untuk melaksanakan tugas, Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. pengkoordinasian dan pemantauan pelaksanaan rencana

program/kegiatan/anggaran, pelaksanaan kegiatan administrasi/ penatausahaan keuangan serta sarana dan prasarana kerja Badan;

b. penyiapan dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah; c. penyiapan dokumen evaluasi Satuan Kerja Perangkat Daerah;

(12)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 7

e. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum, rumah tangga dan

keprotokolan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Badan;

f. perencanaan dan persiapan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi yang diselenggarakan Badan;

g. penyelenggaraan urusan keuangan Badan; dan

pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas sebagai berikut : a. melaksanakan kegiatan penatausahaan surat menyurat perjalanan dinas; b. melaksanakan urusan rumah tangga Badan;

c. melaksanakan kegiatan urusan kehumasan dan keprotokolan;

d. merencanakan dan mengelola kebutuhan perlengkapan kantor dan perpustakaan; e. melaksanakan penatausahaan dan pelaporan barang-barang inventaris kantor; f. menyelenggarakan segala sesuatu yang diperlukan tentang kebutuhan pengusulan

pengangkatan, kenaikan pangkat, manajemen karir, mutasi, penggajian dan kesejahteraan pegawai;

g. menyelenggarakan administrasi kepegawaian, pengelolaan data dan informasi yang berkaitan dengan kepegawaian;

h. merencanakan peningkatan dan pengembangan kemampuan dan keterampilan pegawai; dan

i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bagian Program, mempunyai tugas sebagai berikut :

a. melaksanakan penyusunan perencanaan dan program Badan;

b. melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana dan program Badan;

c. mengkoordinasikan dan mempersiapkan penyusunan rencana kerja

anggaran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

d. melakukan koordinasi dengan setiap bidang untuk persiapan pelaksanaan

jadwal kegiatan;

e. melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan serta menyusun laporan

dilingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; dan

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi Badan.

(13)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 8

Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas sebagai berikut:

a.

menghimpun dan mengolah data serta informasi dalam rangka penatausahaan

keuangan;

b.

meneliti dan menelaah dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dan anggaran kas

dalam rangka penatausahaan keuangan anggaran Badan;

c.

melakukan pembinaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi penerimaan,

penyimpanan, pengeluaran dan pembukuan;

d.

melakukan koordinasi dan penyusunan kebijakan laporan keuangan meliputi

laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan;

e.

meneliti dan menguji kelangkapan surat permintaan pembayaran dan surat

pertanggungjawaban dalam rangka penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM);

f.

menyiapkan dan mengadministrasikan Surat Perintah Membayar (SPM);

g.

melakukan verifikasi, meneliti dan menguji setiap dokumen/bukti serta

pertanggungjawaban bendahara pengeluaran dan bendahara penerimaan;

h.

melakukan akutansi pengelolaan keuangan anggaran Badan;

i.

melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tambahan penghasilan pegawai negeri

sipil; dan

j.

melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.

2. Bidang Program, Data dan Informasi, mempunyai tugas pokok mengumpulkan, mengelola, menganalisa data dan informasi bagi kebijakan pembangunan daerah. Untuk melaksanakan tugas, Bidang Program, Data dan Informasi mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. mengkoordinasikan, menghimpun, mengelola dan menyajikan data, informasi potensi daerah dan statistik hasil-hasil pembangunan daerah;

2. pemberian pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak lain yang membutuhkan;

3. menghimpun dan menganalisa saran, masukan dan aspirasi masyarakat sebagai bahan dalam penyusunan program pembangunan strategis daerah;

4. menghimpun dan memfasilitasi serta mengkoordinasikan dengan bidang-bidang tentang bahan perencanaan pembangunan daerah;

5. menghimpun dan memfasilitasi serta mengkoordinasikan dengan bidang-bidang tentang bahan dokumen perencanaan dan penganggaran;

6. mengembangkan sistem informasi perencanaan dan pengangggaran

pembangunan;

7. penyusunan, perumusan kebijakan dan pengkoordinasian perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan bidang otonomi daerah, pemerintahan umum,

administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; dan

(14)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 9

8. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bidang Data dan Informasi, mempunyai tugas sebagai berikut :

a. menyusun, merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan perencanaan

dan pelaksanaan pembangunan bidang otonomi daerah, pemerintahan

umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan

persandian;

b. menghimpun, mengelola dan menyajikan data, informasi potensi daerah

dan statistik hasil-hasil pembangunan daerah;

c. menyiapkan data sebagai bahan penyusunan perencanaan dan kebijakan

umum pembangunan daerah;

d. melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi

terkait dalam penyediaaan data dan informasi pembangunan daerah;

e. memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan

pihak-pihak lain yang membutuhkan;

f. menyusun dan mengelola profil daerah;

g. menyiapkan dan menyusun laporan informasi pembangunan daerah ke

instansi terkait;

h. mengelola data dan informasi pembangunan daerah berbasis teknologi

informasi; dan

i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi Badan.

Sub Bidang Program, Penelitian dan Pengembangan, mempunyai tugas sebagai berikut :

a. mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan daerah

dengan rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah;

b. penyusunan mengkoordinasikan, mengkaji dan menganalisis program

pembangunan daerah dibidang ekonomi, sosial budaya, serta bidang

penataan ruang, pemukiman dan prasarana wilayah;

c. melaksanakan kegiatan forum komunikasi dan konsultasi publik dalam

rangka penyusunan rancangan kebijakan pembangunan daerah;

d. mengkaji dan menganalisis isu-isu strategis sebagai bahan penyusunan

perencanaan pembangunan daerah;

e. menghimpun dan memfasilitasi serta mengkoordinasikan dengan

bidang-bidang tentang bahan perencanaan pembangunan daerah;

f. memfasilitasi dan mengkoordinasikan penyelenggaraan musyawarah

perencanaan pembangunan tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kota;

(15)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 10

g. menghimpun dan memfasilitasi serta mengkoordinasikan dengan

bidang-bidang tentang bahan dokumen perencanaan penganggaran;

h. mengembangkan sistem informasi perencanaan dan penganggaran

pembangunan;

i. melakukan

perencanaan

dan

koordinasi

kegiatan

penelitian

dan

pengembangan bidang perencanaan pembangunan;

j. mengkoordinasikan dan menginvetarisasi kegiatan penelitian bidang

perencanaaan pembangunan ; dan

k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas,

pokok, dan fungsi Badan.

3. Bidang Penataan Ruang, Permukiman dan Prasarana Wilayah, mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah dalam menganalisa, merumuskan dan menyusun rencana dan

kebijakan teknis di bidang penataan ruang, permukiman dan prasarana

wilayah. untuk melaksanakan tugas, bidang penataan ruang, permukiman dan

prasarana wilayah mempunyai fungsi, sebagai berikut :

1. pengkoordinasian, pengintegrasian, penyinkronisasian perencanaan dan

penganggaran bidang Penataan Ruang, permukiman dan Prasarana Wilayah antar

Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam lingkungan pemerintah kota,

lembaga/instansi vertikal, dan pemangku kepentingan lain yang berada dalam wilayah kota;

2. penyusunan, perumusan kebijakan dan pengkoordinasian perencanaan

pembangunan di bidang penataan ruang, permukiman dan prasarana wilayah yang meliputi urusan penataan ruang, lingkungan hidup, pekerjaan umum,, perumahan, perhubungan, pariwisata, komunikasi dan informatika, energi dan sumber daya mineral;

3. pengkoordinasian, penyinkronisasian, penyusunan rencana program dan petunjuk teknis dalam rangka perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka

pendek/ tahunan dan di bidang penataan ruang, permukiman dan prasarana

wilayah;

4. pengkoordinasian, penyinkronisasian penyusunan dokumen perencanaan

penganggaran di bidang penataan ruang, permukiman dan prasarana wilayah; 5. pengawasan dan pengendalian di bidang penataan ruang, permukiman dan

prasarana wilayah;

6. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penataan ruang, permukiman dan prasarana wilayah; dan

7. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bidang Penataan Ruang, mempunyai tugas sebagai berikut :

(16)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 11

b. menyusun ketentuan tentang perizinan, bentuk dan besaran insentif dan

disinsentif, serta sanksi administratif dalam penataan ruang kota;

c. melaksanakan pembinaan penataan ruang kepada masyarakat;

d. penyusunan dan sinkronisasi program pemanfataan ruang wilayah kota;

e. melaksanakan pengawasan dan evaluasi penataan ruang kota;

f. mengumpulkan dan mengolah data dan informasi penataan ruang;

g. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sub bidang

penataan ruang; dan

h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas dan

fungsinya.

Sub Bidang Permukiman, mempunyai tugas sebagai berikut :

a. menyusun dan merumuskan perencanaan pembangunan sub bidang

permukiman;

b. menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan pembangunan

perumahan, air bersih, air limbah, persampahan dan pengelolaan

lingkungan hidup;

c. mengumpulkan, mendokumentasikan data sebagai bahan penyusunan

rencana dan program pembangunan perumahan, air bersih, air limbah,

persampahan dan pengelolaan lingkungan hidup;

d. menganalisis data/bahan dalam rangka pengembangan rencana dan

program pembangunan perumahan, air bersih, air limbah, persampahan dan

pengelolaan lingkungan hidup;

e. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sub bidang

permukiman; dan

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas dan

fungsinya.

Sub Bidang Sarana dan Prasarana Wilayah, mempunyai tugas sebagai berikut :

a.

menyusun dan merumuskan perencanaan pembangunan sub bidang sarana dan

prasarana wilayah yang meliputi urusan lingkungan hidup, pekerjaan umum, perhubungan, komunikasi dan informatika, energi dan sumber daya mineral;

b.

mengidentifikasi permasalahan di sub bidang sarana dan prasarana wilayah ;

c.

menyiapkan dan menyusun program di sub bidang sarana dan prasarana wilayah

dalam rangka perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek;

d.

menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sub bidang sarana

dan prasarana wilayah; dan

e.

melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan

(17)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 12

4.

Bidang Ekonomi,

mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan dan penyusunan rencana program pembangunan dibidang perekonomian. Untuk melaksanakan tugas, Bidang Ekonomi mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. pengkoordinasian, pengendalian, evaluasi perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran di bidang ekonomi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah;

2. penyusunan, perumusan kebijakan dan pengkoordinasian perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di bidang perekonomian yang meliputi urusan ketenagakerjaan, penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah, ketahanan pangan, pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, industri dan perdagangan, pariwisata;

3. pengkoordinasian, penyinkronisasian penyusunan rencana program dan petunjuk teknis dalam rangka perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek/tahunan di bidang ekonomi;

4. pengkoordinasian, penyinkronisasian penyusunan dokumen perencanaan

penganggaran di bidang ekonomi;

5. pengkoordinasian kerjasama dengan lembaga dan instansi terkait mengenai rencana pengembangan di bidang ekonomi; dan

6. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bidang Pariwisata dan Agribisnis, mempunyai tugas sebagai berikut :

1. menyusun, merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di sub bidang pariwisata dan agribisnis yang meliputi urusan ketahanan pangan, pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, pariwisata;

2. mengendalikan, perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di sub bidang pariwisata dan agribisnis yang meliputi urusan ketahanan pangan, pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, pariwisata;

3. mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di sub bidang pariwisata dan agribisnis yang meliputi urusan ketahanan pangan, pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, pariwisata;

4. mengkoordinasikan, mensinkronisasikan penyu-sunan dokumen perencanaan di sub bidang pariwisata dan agribisnis; dan

5. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(18)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 13

Sub Bidang Industri, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,

mempunyai tugas sebagai berikut:

1. menyusun, merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di sub bidang industri, perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah yang meliputi urusan ketenagakerjaan, penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah, industri dan perdagangan;

2. mengendalikan, perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di sub bidang industri, perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah yang meliputi urusan ketenagakerjaan, penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah, industri dan perdagangan;

3. mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di sub bidang industri, perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah yang meliputi urusan ketenagakerjaan, penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah, industri dan perdagangan;

4. mengkoordinasikan, menyinkronisasikan penyusunan dokumen perencanaan di sub bidang industri, perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah; dan

5. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Bidang Sosial Budaya, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan dalam menganalisa, merumuskan dan menyusun rencana dan kebijakan teknis di bidang sosial budaya. Untuk melaksanakan tugas, Bidang Sosial Budaya mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. pengkoordinasian, pengendalian, evaluasi perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran di bidang sosial budaya antar Satuan Kerja Perangkat Daerah; 2. penyusunan, perumusan kebijakan dan pengkoordinasian perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan di bidang sosial budaya yang meliputi urusan pendidikan, kesehatan, kepemudaan dan olahraga, kependudukan, catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana, kesatuan

bangsa dan politik dalam negeri, pemberdayaan masyarakat dan Kelurahan, sosial,

kebudayaan, kearsipan dan perpustakaan;

3. pengkoordinasian, penyinkronisasian penyusunan rencana program dan petunjuk teknis dalam rangka perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek/tahunan di bidang sosial budaya;

4. pengkoordinasian, penyinkronisasian penyusunan dokumen perencanaan

penganggaran di bidang sosial budaya;

5. pengkoordinasian kerjasama dengan lembaga dan instansi terkait mengenai rencana pengembangan di bidang sosial budaya; dan

6. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(19)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 14

Sub Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, mempunyai tugas sebagai berikut :

a. menyusun, merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di sub bidang pendidikan dan kebudayaan yang meliputi urusan pendidikan, kearsipan, perpustakaan, kepemudaan dan olahraga;

b. mengendalikan, perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di sub bidang pendidikan dan kebudayaan yang meliputi urusan pendidikan, kearsipan, perpustakaan, kepemudaan dan olahraga;

c. mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di sub bidang pendidikan dan kebudayaan yang meliputi urusan pendidikan, kearsipan, perpustakaan, kepemudaan dan olahraga;

d. mengkoordinasikan, mensinkronisasikan penyusunan dokumen perencanaan di sub bidang pendidikan dan kebudayaan; dan

e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, mempunyai tugas, sebagai berikut :

1. menyusun, merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di sub bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial yang meliputi urusan kependudukan dan catatan sipil, kesehatan, sosial, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana, pemberdayaan masyarakat dan Kelurahan;

2. mengendalikan, perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di sub bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial yang meliputi urusan kependudukan dan catatan sipil, kesehatan, sosial, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana, pemberdayaan masyarakat dan kelurahan;

3. mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan serta penganggaran antar Satuan Kerja Perangkat Daerah di sub bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial yang meliputi urusan kependudukan dan catatan sipil, kesehatan, sosial, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana, pemberdayaan masyarakat dan kelurahan;

4. mengkoordinasikan, mensinkronisasikan penyusunan dokumen perencanaan di sub bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial; dan

5. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6.

Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan,

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan dalam merumuskan, mengkoordinasikan, menghimpun, menganalisa, melaksanakan pengendalian rencana, pelaksanaan

(20)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 15

program pembangunan daerah serta melakukan evaluasi hasil pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah. Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. pengendalian dan pengkoordinasian terhadap penyusunan kebijakan dan rencana program pembangunan;

2. pengendalian terhadap pelaksanaan rencana program pembangunan yang dilakukan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk menjamin bahwa pelaksanaan rencana program pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan;

3. pemantauan terhadap pelaksanaan rencana pembangunan yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul atau akan timbul guna diambil tindakan sedini mungkin;

4. penghimpunan dan penganalisaan hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai tugas dan kewenangannya;

5. pelaksanaan pengendalian, pemantauan pembangunan dalam rangka

mengevaluasi keberhasilan dan capaian indikator program-program dan kegiatan-kegiatan pembangunan;

6. penyelenggaraan bimbingan teknis serta asistensi tentang pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan;

7. penyelenggaraan koordinasi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah berdasarkan hasil pengendalian, pemantauan dan evaluasi;

8. penyusunan laporan triwulanan hasil pelaksanaan rencana pembangunan untuk disampaikan kepada Kepala Bappeda dan diteruskan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah, serta Gubernur dan Kementerian/Lembaga terkait; dan

9. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

Sub Bidang Monitoring dan Pengendalian Pembangunan, mempunyai tugas sebagai berikut :

1. melaksanakan pengendalian kebijakan rencana pembangunan daerah;

2. mengkoordinasikan, mengintegrasikan serta mensinkronisasikan rencana

pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan rencana pembangunan daerah untuk menjamin bahwa pelaksanaan rencana program pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan;

3. melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan rencana pembangunan yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul atau akan timbul guna diambil tindakan sedini mungkin;

(21)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 16

4. melaksanakan penghimpunan dan penganalisasian hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai tugas dan kewenangannya;

5. menyelenggarakan bimbingan teknis serta asistensi tentang pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan;

6. menyelenggarakan koordinasi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah berdasarkan hasil pengendalian, pemantauan dan evaluasi;

7. melakukan penyusunan laporan pengendalian rencana pembangunan untuk disampaikan kepada Kepala Badan dan diteruskan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah, serta Gubernur dan Kementerian/Lembaga terkait; dan

8. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas sebagai berikut : 1. melaksanakan evaluasi kebijakan rencana pembangunan daerah;

2. melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana program pembangunan yang dilakukan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk menjamin bahwa pelaksanaan rencana program pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan;

3. melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan rencana pembangunan yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan;

4. melaksanakan penghimpunan dan penganalisaan serta evaluasi dari hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai tugas dan kewenangannya;

5. menyelenggarakan bimbingan teknis serta asistensi tentang pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan;

6. melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan daerah tahunan periode sebelumnya;

7. melakukan penyusunan laporan triwulanan pelaksanaan pembangunan untuk disampaikan kepada Kepala Badan dan diteruskan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah, serta Gubernur dan Kementerian/Lembaga terkait; dan

8. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7. Kelompok Jabatan Fungsional dilingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu sebagian tugas Kepala Badan dalam melaksanakan kegiatan teknis sesuai dengan keahlian, keterampilan dan spesialisasinya masing-masing dan bersifat mandiri berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dibidang jabatan fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi dalam sub-sub kelompok sesuai dengan kebutuhan

(22)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 17

masing, dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala.

1.3 ISU STRATEGIS

Dalam era otonomi daerah perencanaan pembangunan yang baik merupakan urgensi yang mendesak untuk dilakukan sebagai tools untuk memetakan kebutuhan pembangunan daerah sekaligus untuk memetakan jenis intervensi kebijakan pemerintah melalui program dan kegiatan pembangunan yang tepat sesuai dengan kebutuhan daerah. Oleh karenanya, dalam kerangka pemahaman seperti tersebut di atas diperlukan proses sekaligus produk perencanaan pembangunan daerah yang tepat mengikuti kaidah peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta yang mampu menjawab permasalahan pembangunan yang dihadapi daerah dalam kurun waktu tertentu.

Disisi lain, bahwa kapasitas kelembagaan daerah saat ini relatif terbatas baik dalam melakukan proses perencanaan pembangunan daerah maupun dalam menghasilkan produk perencanaan pembangunan daerah yang sesuai dengan tuntutan perubahan regulasi secara nasional, perkembangan situasi eksternal, serta dinamika internal daerah. Oleh karenanya, perbaikan dalam perencanaan pembangunan daerah merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan tersebut.

Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, sistem Perencanaan

Pembangunan mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu:

1. politik; 2. teknokratik; 3. partisipatif;

4. atas-bawah (top-down); dan 5. bawah atas (bottom-up).

(23)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 18

Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon kepala daerah. Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik di tingkat kabupaten/kota, kecamatan, dan Kelurahan.

Perencanaan pembangunan terdiri dari 4 (empat) tahapan yakni: (1) penyusunan rencana;

(2) penetapan rencana;

(3) pengendalian pelaksanaan rencana; dan (4) evaluasi pelaksanaan rencana,

Keempat tahapan diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga secara keseluruhan membentuk satu siklus perencanaan yang utuh.

Tahap penyusunan rencana dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap satu rencana untuk ditetapkan yang terdiri dari 4 (empat) langkah. Langkah pertama adalah penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh, dan terukur. Langkah kedua, masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan. Langkah ketiga, adalah melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan. Sedangkan langkah berikutnya adalah penyusunan rancangan akhir rencana

(24)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 19

pembangunan. Tahap berikutnya adalah penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk melaksanakannya. Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, sedangkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Selanjutnya Kepala Bappeda Kota Lubuklinggau menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan, dan kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan sasaran kinerja mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result), manfaat (benefit), dan dampak (impact). Dalam rangka perencanaan pembangunan, setiap Perangkat Daerah berkewajiban untuk melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan dan atau terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya. Dalam melaksanakan evaluasi kinerja kegiatan pembangunan, Perangkat Daerah mengikuti pedoman dan petunjuk pelaksanaan evaluasi kinerja untuk menjamin keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai untuk masing-masing jangka waktu sebuah rencana.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan

dalam sistem perencanaan pembangunan daerah disusun dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Perencanaan pembangunan daerah dimaksud disusun oleh pemerintahan daerah sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan

oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Penyusunan perencanaan

pembangunan daerah juga dimaksudkan untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tidak lepas dari meningkatnya kapasitas

(25)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 20

kelembagaan Bappeda Kota Lubuklinggau meliputi kapasitas SDM, sarana dan prasarana serta sistem perencanaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, meliputi:

a) Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan diklat fungsional;

b) Tersedianya hasil-hasil kajian perencanaan, meliputi: master plan, grand design, RDTRK, RTRW, data base, dan kajian sektor lainnya sebagai pendukung perencanaan;

c) Fasilitasi berbagai forum multistakeholders di bidang perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan lainnya;

d) Meningkatnya koordinasi perencanaan intern yang mantap, sinergis, dan terpadu antara lain melalui focussed group discussion (FGD);

e) Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi.

Pada kenyataannya, peningkatan kualitas penyelenggaraan ini belum secara signifikan diikuti oleh peningkatan kualitas produk perencanaan. Hal ini disebabkan adanya beberapa tantangan dan permasalahan pokok antara lain:

1) Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme perencanaan;

2) Masih adanya persepsi yang salah terhadap posisi Bappeda Kota Lubuklinggau sebagai lembaga perencanaan;

3) Belum mantapnya mekanisme perencanaan antara Bappeda Kota Lubuklinggau dengan SKPD dan antar SKPD;

4) Rasa pesimis masyarakat akibat dari menurunnya kepercayaan terhadap jaminan kepastian akan direalisasikannya rencana;

5) Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan dan berakibat pada tumbuhnya perilaku nerabas (shortcutting);

6) Internal birokrasi: lemahnya koordinasi dan masih adanya ego sektoral antar SKPD; rendahnya kapasitas dan komitmen SKPD pada proses perencanaan;

Internal Bappeda Kota Lubuklinggau belum mampu menyediakan alat-alat praktis analisis kelayakan kegiatan yang kredibel; belum meratanya kapasitas analitik SDM perencanaan; belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data, teknologi

(26)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 21

informasi dan komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian perencanaan pembangunan.

1.4 SISTEMATIKA PELAPORAN

Sistematika Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah sebagai berikut:

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

IKHTISAR EKSEKUTIF

Bab I : Pendahuluan

Menjelaskan secara ringkas penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

Bab II : Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

Bab III : Akuntabilitas Kinerja

a. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi.

b. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

(27)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 22

Bab IV : Penutup

menjelaskan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah

di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

- Lampiran Form Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

(28)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 23

BAB

PERENCANAAN KINERJA

2.1 RENCANA STRATEGIS

alam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.

Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2013–2017 merupakan dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun (perencanaan jangka menengah) yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan kegiatan daerah Renstra secara sistematis mengedepankan isu-isu lokal, yang diterjemahkan kedalam bentuk strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan.

1. Visi – Misi 1) Visi

Dengan berpedoman kepada Visi dan Misi Kota Lubuklinggau Tahun 2013-2017, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Lubuklinggau memiliki Visi:

“TERWUJUDNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG BERKUALITAS” Makna dari visi tersebut adalah produk perencanaan pembangunan yang dihasilkan oleh BAPPEDA Kota Lubuklinggau harus dapat diandalkan sebagai alternatif solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan daerah melalui upaya yang sinergis, terintegrasi dan sesuai dengan kondisi regional maupun sektoral. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BAPPEDA Kota Lubuklinggau melaksanakan perencanaan pembangunan

(29)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 24

daerah berdasarkan kompetensi, profesionalisme, dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Disamping itu, BAPPEDA Kota Lubuklinggau secara proaktif berperan dalam menentukan arah pencapaian tujuan pembangunan daerah melalui pelaksanaan analisis kebijakan/kajian pembangunan, pelaksanaan koordinasi, dan integrasi perencanaan

pembangunan serta menjalankan konsultasi, advokasi, pendampingan dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. b. Misi

Agar Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Lubuklinggau

“TERWUJUDNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG BERKUALITAS” dapat diwujudkan, dan dapat mendorong alokasi sumberdaya di seluruh unsur organisasi, maka dirumuskan misi BAPPEDA Kota Lubuklinggau sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah.

2. Mewujudkan profesionalisme aparatur perencana.

2. Tujuan dan Sasaran Strategis 1. Tujuan

Tujuan pembangunan jangka menengah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah tahun 2013-2017 yaitu:

1. Misi 1: Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan, dengan tujuan:

1.1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah

1.2 Meningkatnya kualitas perencanaan dan evaluasi kinerja serta keuangan SKPD

2. Misi 2: Mewujudkan profesionalisme aparatur perencana, dengan tujuan:

2.1 Meningkatnya kualitas SDM perencana b. Sasaran Strategis

Adapun sasaran dari pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu :

1. Tujuan 1: Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah, dengan sasaran: 1.1 Terwujudnya perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah yang partisipatif

dan berkualitas

1.2 Terwujudnya sinkronisasi program pembangunan antar sektor dan antarwilayah yang mengacu kepada RTRW

(30)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 25

1.3 Terpenuhinya data statistik dan informasi perencanaan pembangunan daerah 2. Tujuan 2: Meningkatnya kualitas perencanaan dan evaluasi kinerja serta keuangan

SKPD, dengan sasaran:

2.1 Terpenuhinya dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja serta keuangan 3. Tujuan 3: Meningkatnya kualitas SDM perencana, dengan sasaran:

3.1 Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur perencana pembangunan daerah

3. Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi yang ditempuh dalam mewujudkan visi misi Bappeda Kota Lubuklinggau adalah:

1. Penguatan sistem perencanaan pembangunan daerah. 2. Penguatan sistem pengendalian pembangunan daerah.

3. Meningkatkan kualitas rencana tata ruang dan mengoptimalkan peran kelembagaan untuk mewujudkan rencana tata ruang sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan.

4. Menyempurnakan data statistik dan informasi perencanaan pembangunan daerah. 5. Peningkatan efektifitas dan efisiensi perencanaan dan evaluasi kinerja serta

keuangan SKPD Bappeda.

6. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pengelolaan internal SKPD Bappeda.

Adapun kebijakan program perencanaan pembangunan Bappeda Kota Lubuklinggau yang ditempuh melalui:

1. Pengkoordinasikan para pelaku pembangunan

2. Penelitian dan pengembangan perencanaan pembangunan daerah

3. Meningkatkan koordinasi Perencanaan di bidang Ekonomi

4. Meningkatkan koordinasi Perencanaan di bidang Sosial Budaya

5. Pemantauan, evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan

6. Penyusunan regulasi rencana tata ruang yang komprehensif dan partisipatif

(31)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 26

8. Mengoptimalkan pengawasan penyelenggaraan penataan ruang termasuk

didalamnya melalui pengendalian pemanfaatan ruang

9. Meningkatkan koordinasi Perencanaan di bidang Urusan Penataan Ruang

10. Pengembangan metode pengumpulan data dan informasi pembangunan

11. Menyempurnakan dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja serta keuangan

12. Mengoptimalkan kedisiplinan aparatur

13. Mengoptimalkan pemenuhan sarana dan prasarana aparatur

14. Peningkatan kompetensi dan profesionalitas SDM perencana

15. Mengoptimalkan pelayanan administrasi perkantoran

4. Program dan kegiatan pokok

Untuk mencapai sasaran-sasaran sebagaimana tersebut dalam Rencana Strategik Bappeda Kota Lubuklinggau 2013-2017, maka pada tahun 2015 Bappeda Kota Lubuklinggau merencanakan akan melaksanakan beberapa program dan kegiatan. Baik program dan kegiatan utama maupun program dan kegiatan yang bersifat rutin. Adapun Program yang wajib dilaksanakan untuk strategi pencapaian, yaitu :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, yang didukung oleh kegiatan – kegiatan

sebagai berikut :

a. Penyediaan jasa surat menyurat

b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

c. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

d. Penyediaan jasa administrasi keuangan e. Penyediaan jasa kebersihan kantor

f. Penyediaan alat tulis kantor

g. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

h. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

i. Penyediaan peralatan rumah tangga

j. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

(32)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 27

l. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, yang didukung oleh kegiatan

sebagai berikut :

a. Pendidikan dan pelatihan formal

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, yang didukung oleh

kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Pengadaan kendaraan dinas/operasional b. Pengadaan peralatan gedung kantor

c. Pengadaan mebeleur

d. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional e. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor

f. Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

g. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan jaringan internet kantor

4. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan,

yang didukung oleh kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD b. Penyusunan ikhtisar realisasi keuangan SKPD

6. Program pengembangan data/informasi, yang didukung oleh kegiatan-kegiatan sebagai

berikut :

a. Pengelolaan data dan informasi berbasis teknologi informasi b. Penyusunan buku selayang pandang dan leaflet kota Lubuklinggau

7. Program pengumpulan data-data statistik

8. Program perencanaan pembangunan daerah, yang didukung oleh kegiatan-kegiatan

sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan musrenbang RKPD

b. Penyusunan rencana kerja pemerintah daerah

(33)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 28

d. Penyusunan KUPA dan PPAS-P e. Penetapan kinerja kota dan SKPD

f. Koordinasi perencanaan program litbang, data dan informasi pembangunan

g. Fasilitasi penyusunan laporan rencana aksi daerah bidang pemerintahan

9. Program Perencanaan Prasarana Wilayah Dan Sumber Daya Alam, yang didukung oleh

kegiatan sebagai berikut :

a. Fasilitasi program air minum dan penyehatan lingkungan

10. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis Dan Cepat Tumbuh, yang

didukung oleh kegiatan sebagai berikut :

a. Koordinasi perencanaan pengembangan kota

11. Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar, yang didukung

oleh kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Koordinasi perencanaan pengembangan kawasan perumahan b. Pengumpulan dan analisis data dan informasi bidang infrastruktur

12. Program perencanaan pembangunan ekonomi, yang didukung oleh kegiatan-kegiatan

sebagai berikut :

a. Koordinasi perencanaan pembangunan bidang industri, perdagangan, koperasi dan UKM

b. Koordinasi perencanaan pembangunan bidang pariwisata dan agribisnis

c. Koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah

d. Pengumpulan dan analisis data dan informasi Bidang Ekonomi

13. Program perencanaan sosial dan budaya, yang didukung oleh kegiatan-kegiatan sebagai

berikut :

a. Koordinasi perencanaan pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan b. Pengumpulan dan analisis data informasi bidang sosial budaya

c. Koordinasi perencanaan pembangunan bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial

d. Penyusunan laporan evaluasi capaian MDGS

(34)

BAPPEDA Kota Lubuklinggau | LKjIp Tahun 2015 29

14. Program Perencanaan Tata Ruang, yang didukung oleh kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

a. Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang b. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan

15. Program Pemanfaatan Ruang, yang didukung oleh kegiatan sebagai berikut:

a. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

16. Program pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah, yang didukung

oleh kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Pengendalian dan evaluasi terhadap rencana pembangunan b. Koordinasi pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

c. Pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan d. Pengendalian dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan rencana pembangunan

2.2 RENCANA KINERJA TAHUN 2015

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2017, disusun suatu Rencana Kinerja (Perfomance Plan) setiap tahunnya. Rencana kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun pelaksanaan yang menunjukkan nilai kuantitatif yang melekat pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran strategis maupun tingkat kegiatan, dan merupakan pembanding bagi proses pengukuran keberhasilan organisasi yang dilakukan akhir periode pelaksanaan.

Sasaran strategis tahun 2015 ditetapkan sebanyak 5 (Lima) sasaran dengan target indikator kinerja sasaran sebanyak 29 (Dua puluh sembilan) indikator kinerja sasaran, secara rinci dapat dilhat dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) pada lampiran.

2.3 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Perjanjian kinerja pada dasarnya merupakan salah satu komponen dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

peternak unggas di dekat pabrik dan dekat dengan tujuan pasar; (2) Melaui integrasi vertikal yang dilakukan oleh perusahaan Peter- nakan dari hulu hingga kehilir untuk mewujud-

1) Dilakukan pewarnaan Gram, kultur, dan tes sensitivitas sebelum memulai terapi antibiotik. 2) Terapi empirik harus berdasarkan data epidemiologi setempat. 3) Terapi definitif

Selama tahun 2015, setidaknya 37 pertemuan dan perundingan Economic Partnership Agreement dilakukan, antara lain: Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA),

Identifikasi dan perancangan petunjuk pelaksanaan dan prosedur teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Luar Negeri Republik

Rangkuman dari hasil wawancara antara penulis dengan narasumber, yaitu Pak Yudha (Sekretaris pelopor Pak Rangga Umara), Pak Anto (Manager cabang Binus), dan Mas Adi

Wakil ketua DPRD Sumut Ruben Tarigan mengatakan, meski sudah disahkan sejak 18 Desember 2015, tapi APBD Sumut TA 2016 belum bisa digunakan karena belum ada pergub

Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat bahwa Perkiraan Penderita kasus Pneumonia pada balita di Kabupaten Karimun Tahun 2012 sebanyak 2.779 kasus dengan jumlah penderita

Prosedur kerja  tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan reagen tersebut diberi label dengan warna yang berbeda missal, merah untuk bahan berbahaya, Biru untuk bahan