• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Komunikasi Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Komunikasi Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Chapter III IV"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Menurut Mulyana,

(2010:69) komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi melalui bicara

dan bahasa, tekanan, kecepatan, intonasi, kualitas, suara dan pendengaran

sehingga ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran dan perpindahan.

Menurut Laswell (2009:5), memberikan pengertian komunikasi dalam pernyataan:

who says to whom in what channel with what effect (komunikasi sebagai suatu

proses penyampaian pesan dari komunikator yang ditujukan kepada komunikan

melalui media atau saluran yang menimbulkan efek tertentu).Changara(2007:19)

mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan

mendukung identitas diri untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar

kita dan mempengaruhi orang lain, merasa berpikir atau berperilaku yang seperti

kita inginkan.

Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu

communicatus yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Berdasarkan defenisi para ahli diatas, maka yang dimaksud dengan komunikasi adalah salah

satu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran

informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian

yang mendalam. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial juga memiliki rasa

ingin tahu yg kuat, ingin maju dan berkembang, maka salah satu saran yang baik

(2)

informasi, opini, ide, konsepsi, pengetahuan, perasaan, sikap, perbuatan, dan

sebagainya kepada seseorang secara timbal balik. Baik sebagai pengirim maupun

penerima komunikasi.

3.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi menurut Changara

(2007:24) adalah sebagai berikut:

• Sender : Orang / Lembaga yang menyampaikan pesan kepada seseorang

atau sejumlah orang.

• Encoding : penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk

lambang.

• Mesage : Pesan yang merupakan seperangkat huruf / kata-kata bermakna

yang disampaikan oleh komunikator.

• Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator

kepada komunikan.

• Decoding : Pengawas sandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan

makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

• Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

• Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah

diterimanya pesan.

• Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikasi apabila tersampaikan

atau disampaikan kepada komunikator.

• Noise : Gangguan tak terencana dalam proses komunikasi sebagai akibat

(3)

3.3 Bentuk dan Komponen Komunikasi 3.3.1Bentuk Komunikasi.

MenurutFajar, (2009:34) bentuk komunikasi terdiri dari :

a) Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui

lisan maupun tulisan.

Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perguruan tinggi dan

merupakan kunci sukses suatu perguruan tinggi. Begitu pentingnya komunikasi

verbal, sehingga tanpa komunikasi ini aktivitas tidak dapat berfungsi dengan baik.

Komunikasi verbal ini terdiri dari komunikasi satu arah (one way communication)

dan komunikasi dua arah (two way communication).

Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung pada satu pihak

saja, sedangkan komunikasi dua arah bersifat timbal balik dan melibatkan dua

pihak. Komunikasi verbal dapat pula berupa tatap muka, wawancara, konsultasi

bersama dan pidato. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang paling

umum yakni berupa perintah-perintah, instruksi, permintaan, penyampaian

informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antara dua orang atau lebih.

Komunikasi tatap muka ini memiliki beberapa kelebihan, yakni komunikator

dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti akan pesan yang

disampaikan.

Dengan demikian kecerdasan dan pengetahuan umum dari penerima pean

dalam mengetahui pokok persoalan akan menunjukkan gaya atau cara

(4)

komunikasi tatap muka ini juga memiliki beberapa kekurangan yakni pada saat

penerima pesan memerlukan petunjuk untuk melaksanakan tugasnya maka tanpa

adanya catatan tertulis ada kemungkinan tugas dikerjakan menjadi kurang sesuai

dengan yang diperintahkannya, dan tentunya hal ini sangat merugikan.

Komunikasi yang baik dan efektif adalah komunikasi dua arah antara

komunikator dan komunikan. Contoh sederhana dari komunikasi dua arah yaitu:

seorang manager pemasaran menjelaskan kepada bawahannya, kemudian setelah

itu ada respon (umpan balik) dari bawahannya yang menyatakan bagaimana

mengatasi/menghindari kendala-kendala yang ada dalam pemasaran sedangkan

komunikasi satu arah mempunyai kekurangan karena bisa saja terjadi

misscommunication karena tidak adanya umpan balik. Contoh sederhana dari

komunikasi satu arah adalah seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang

lain yang dituju, bisa saja pesan itu tidak sesuai dengan yang dimaksud, karena

daya pikir orang menerima informasi berbeda-beda. Jadi, alangkah baiknya bila

suatu perguruan tinggi menggunakan komunikasi dua arah.

Dengan menggunakan alat komunikasi modern pada suatu perusahaan maka

komunikasi yang baik dapat terlaksana tetapi hal itu tidak menjamin komunikasi

tersebut dapat berjalan dengan baik. Oleh karen itu untuk melaksanakan

komunikasi yang dalam suatu perguruan tinggi adalah adanya jalinan pengertian

dari kedua belah pihak.

Alat-alat komunikasi yang modern dan mutakhir hanyalah sebagai alat untuk

membantu melancarkan komunikasi. Jadi untuk dapat melaksanakan komunikasi

yang baik perlu adanya pengertian-pengertian antara yang menyampaikan

(5)

dikomunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan, dan dapat dilaksanakan. Agar

komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti oleh penerima komunikasi,

jangan menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, tetapi gunakan bahasa yang

sederhana sehingga mudah dimengerti. Meskipun dalam komunikasi

kemungkinan terjadi hambatan-hambatan, tetapi bila kita dapat menghilangkan

hambatan tersebut atau setidaknya dapat mengurangi, maka kemungkinan

komunikasi yang dijalankan akan menjadi lebih baik, maka kita dapat

memperoleh manfaat dalam keuntungan-keuntungan antara lain:

a. Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin

b. Biaya-biaya dapat ditekan

c. Dapat meningkatkan partisipasi

d. Pengawasan dapat dilakukan dengan baik

Perguruan tinggi sebagai wadah dalam menjalin kerjasama tentunya

mengandung bagian-bagian yang mempunyai hubungan antar bagian-bagian harus

diatur sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan perguruan tinggi.

Selanjutnya hubungan harus dipolakan menjadi saluran komunikasi yang jelas,

pasti dan diketahui. Dengan cukupnya saluran komunikasi yang disusun

sebaik-baiknya dan dipahami oleh setiap anggota, barulah kerjasama dapat berjalan

dengan baik dan berlangsung secara memuaskan. Saluran komunikasi merupakan

urat nadi suatu pergguruan tinggi dimana komuniksi itu berwujud penyampaian

berita, ide-ide dari satu pihak lain dan ini lazim disebut komunikasi perkantoran

(6)

b) Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang berupa penyampaian

informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata.

Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur

tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata serta anggukan atau gelengan

kepala. Aspek komunikasi nonverbal banyak sekali mempengaruhi jalannya

pembicaraan antara orang yang satu dengan lainnya, baik dalam suatu organisasi

maupun lingkunan sosial lainnya. Seperti aspek dari ekspresi wajah adalah

menaikkan dan menurunkan alis mata, sedangkan bila marah matanya mengerut

sehingga respon nonverbal diberikan oleh pendegar secara kontinu tentang apa

yang dikatakan pembicara. Komunikasi nonverbal lainnya adalah bahasa tubuh,

yang merupakan komunikasi oleh gerakan badan selama komunikasi tatap muka.

Ada banyak gerakan tidak ketara atau tidak begitu nampak yang dilakukan oleh

orang-orang tetapi mengandung arti tersendiri. Misalnya senyuman, kerut dahi,

gerak mata, berjabat tangan dengan keras dan masih banyak gerakan badan

lainnya.

Komunikasi nonverbal penting bagi pengirim dan penerima pesan, karena

sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonvebal dapat disampaikan tanpa harus

berpikir panjang, dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya dengan cepat.

Komunikasi nonverbal sering dikatakan dalam segi emosional dari suatu

komunikasi, akan tetapi sebaiknya membaca kode komunikasi nonverbal dalam

hubungan dengan kata-kata yang menyertainya. Komunikasi nonverbal

memberikan umpan balik yang berharga bagi pembaca kode. Jadi pada

(7)

menyampaikan berita dari seseorang kepada orang lain, dalam rangka kerjasama

yang baik dalam mencapai tujuan tertentu.

3.3.2 Komponen Komunikasi

Adapun komponen-komponen komunikasi menurut Fajar (2009:58) adalah

sebagai berikut:

a. Sumber (Source)

b. Komunikator (communicator)

c. Pesan (mesage)

d. Saluran (channel)

e. Komunikan (communican)

f. Hasil (effect)

a. Sumber (source)

Sumber adalah dasar yang digunakan didalam penyampaian pesan, yang

digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa

orang, lembaga, buku, dan sejenisnya.

b. Komunikator (communicator)

Yang dimaksud komunikator adalah pelaku yang menyampaikanpesan,

dimana pelaku dapat berupa pelaku perorangan atau kelompok. Sebagai seorang

komunikator hendaknya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap

dan penambahan pengetahuan bagi diri komunikan.

Komunikator dalam berkomunikasi juga juga dituntut untuk mengetahui

siapa yang menjadi sasaran penyampaian pesan dan tanggapan apa yang

diinginkannya melalui media yang efisien. Dan pada saat komunikator

(8)

kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain,

dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.

c. Pesan (mesage)

Pesan adalah suatu gagasan dan ide berupa pesan, informasi, pengetahuan,

ajakan, bujukan, atau ungkapan yang bersifat pendidikan dan emosi lain

sebagaimana yang disampaikan komunikator kepada perorangan atau kelompok

tertentu (komunikan). Adapun bentuk-bentuk dari pada pesan yang akan

disampaikan itu dapat berupa lisan, tulisan, gambar atau gerakan anggota-anggota

tubuh. Pesan yang akan disampaikan hendaknya dapat menarik perhatian sasaran

yang akan dituju. Jadi pesan itu harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman,

kepentingan dan kebutuhan penerima pesan sehingga tercapai pengertian yang

searah.

d. Saluran (channel)

Saluran adalah alat komunikasi yang dapat berupa media, sarana atau

saluran yang digunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian

pesan-pesan terhadap pihak lain, baik di dalam maupun di luar organisasi.

e. Penerima (communication)

Yang dimaksud dengan penerima adalah pihak yang menerima pesan atau

berita dari komunikator.

f. Hasil (effect)

Hasil adalah suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian

pesan-pesan tersebut, yang dapat berakibat positif maupun negatif menyangkut

(9)

Hasil dapat dilihat dari personal opinion, public opinion dan mayority

opinion. Personil opinion adalah pendapat pribadi, hal ini dapat merupakan akibat

hasil yang diperoleh dari komunikasi.

Jadi personil opinion adalah sikap atau pendapat seseorang terhadap suatu

masalah tertentu. Public opinion adalah pendapat umum, pengertiannya adalah

penilaian sosial mengenai suatu hal yang berarti, atas dasar pertukaran yang

dilakukan individu-individu secara sadar dan rasional. Mayority opinion adalah

pendapat bagian tersebar dari public atau masyarakat.

3.4 Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses yang mendasari terjadinya hubungan

antara manusia, bahkan dalam keadaan peradaban yang primitif sekalipun. Dalam

masyarakat yang tinggi peradabannya lebih kompleks, masalah komunikasi

maupun kegunaannya turut berkembang. Perkembangan teknologi dalam hal ini

mengirimkan, memproses, menyimpan dan menerima informasi mengharuskan

pesan-pesan disampaikan sederhana, jelas, dan tepat. Sehingga makna yang

sebenarnya terwujud.

Semakin kompleks sifat dari suatu organisasi semakin tinggi pula tingkat

kemajemukan sistem komunikasi. Menurut Curtis, (2005:243) analisis sistem

komunikasi yang paling sederhana sifatnya memperlihatkan adanya tiga jalur

(three way flow).

3.4.1 Komunikasi kebawah (Downwards Communication)

Bentuk komunikasi kebawah adalah komunikasi yang berbentuk instruksi

(10)

saran atau usul dengan ungkapan yang halus. Dibanding dengan perintah, arus

informasi lebih umum sifatnya.

Banyak jenis informasi yang diteruskan bermanfaat dan memadai, sekalipun

ada yang tidak begitu mutlak atau malah merupakan pemborosan waktu. Misalnya

ringkasan tentang ramalan produksi yang dicatat melalui komputer, yang mungkin

berguna untuk seorang pengawas, tetapi tampaknya ia tidak akan punya waktu

untuk mempelajari catatan tersebut yang penuh angka sebanyak dua puluh atau

lebih lembarnya.

3.4.2 Komunikasi Keatas

Komunikasi keatas adalah adalah arus komunikasi dari bawah keatas

(pimpinan) lebih menekankan segi pertanggungjawaban antara bawahan kepada

pimpinan untuk diberikn keputusan.

Komunikasi keatas paling sering berbentuk konsultasi antara karyawan

dengan pimpinan, dengan memberi kesempatan kepada pihak karyawan

mengajukan pendapat serta membahas masalah dengan pihak manajemen.

3.4.3 Komunikasi Horizontal

Komunikasi ini merupakan komunikasi yang terjadi antara dua pejabat atau

dua belah pihak yang mempunyai kedudukan yang sama atau sederajat menurut

tingkat hierarki.

Komunikasi horizontal perlu ditingkatkan peranannya. Dengan bertambahnya

penggunaan bidang jasa spesialisasi, keharusan itu jelas tergambar. Pada jenjang

(11)

3.4.4 Komunikasi Diagonal

Yaitu komunikasi antara pimpinan bagian dengan staf dari satu bagian lain

atau antara kepala seksi dengan karyawan dari seksi lain yang ada hubungan

dengan fungsional.

Menurut Handayaningrat (2009:102), komunikasi dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu:

a) Komunikasi Secara Lisan

Komunikasi secara lisan ini dipergunakan komunikasi berhadapan muka atau

komunikasi tatap muka (face to face). Hal ini dikecualikan kalau dilakukan

komunikasi dengan menggunakan telepon, pidato, briefing dan media komunikasi

yang lain.

Proses komunikasi secara lisan antara Dekan dengan Pegawai di Fakultas

Ekonomi USU ini jarang terjadi, maka Pembantu Dekan yang

mengkomunikasikannya kepada Pegawai. Tetapi kadang kala diadakan rapat di

Aula Fakultas Ekonomi USU. Misalnya sebelum ujian tengah semester diadakan

rapat antara Dekan dan Pegawai untuk membahas pelaksanaan ujian tengah

semester tersebut sebab pegawai akan bertindak sebagai pengawas ujian.

Beberapa peran pegawai dalam komunikasi lisan yaitu:

1. Bagian tata usaha

1) Bertugas untuk melaksanakan pemantauan dan melayani mahasiswa

dalam memberikan informasi.

2) Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi di lingkungan

(12)

2. Bagian Akademik

1) Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.

2) Melayani mahasiswa dalam administrasi akademik

3. Bagian keuangan

1) Melakukan urusan penerimaan tamu, pimpinan dinas dan pertemuan

ilmiah di lingkungan fakultas.

2) Memberikan gaji honorium dan lembur.

4. Bagian kepegawaian

1) Melaksanakan proses pengangkatan dan pengadaan pegawai.

5. Bagian kemahasiswaan

1) Melayani mahasiswa melakukan administrasi kemahasiswaan.

2) Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan

3) Memberikan usul pemilihan mahasiswa berprestasi

6. Manajemen

1) Memberikan kemudahan kepada mahasisiwa Manajemen untuk

memperoleh informasi seperti memberikan KRS.

7. Akuntansi

1) Memberikan pelayanan kepada mahasiswa Akuntansi seperti

memberikan konsultasi, KRS maupun informasi.

8. Ekonomi Pembangunan

1) Sama halnya dengan Departemen S1-Reguler pegawai memberikan

pelayanan berupa konsultasi dan informasi yang menyangkut

(13)

b) Komunikasi Secara Tertulis

Komunikasi secara tertulis merupakan bagian yang sangat penting dalam

kegiatan manajemen, karena kata-kata atau pesan-pesan dari pimpinan harus

bersifat otentik, yang dicatat dalam suatu dokumen agar dapat digunakan sebagai

bahan pemeriksaan kembali.

Hal yang tidak menguntungkan dari komunikasi yang bersifat tertulis

adalah pemeliharaan atau penyimanan yang bersifat up to date dan usaha untuk

secara tepat mendapat kembali dokumen itu bila diperlukan dikemudian hari.

Masalah lain dari komunikasi dengan dokumen tertulis dapat menjadi suatu

sumber perselisihan karena sistem formalitas dengan legalitas (prosedur

pengaturan).

Suatu organisasi yang baik, dalam menyampaikan suatu warta akan

mempergunakan segala macam saluran yang mungkin terutama saluran perintah

dan tanggung jawab yang resmi. Disamping tidak mengabaikan saluran hubungan

informal diantara para anggotanya juga mempertimbangkan cara dan alat untuk

mengadakan hubungan. Dengan demikian warta yang dikehendaki dapat

mencapai tujuannya dengan efektif.

Komunikasi secara tulisan antara Dekan dengan Dosen dan Pegawai di

Fakultas Ekonomi USU misalnya berupa surat keputusan, memo, surattugas kerja

dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan/tanggapan, dan sebagainya.

Beberapa peran pegawai dalam komunikasi tertulis yaitu:

1. Bagian Tata Usaha

1) Menulis Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan

(14)

2) Melaksanakan penyususnan dokumen dan surat yang berhubungan dengan

kegiatan Fakultas.

2. Bagian Akademik

1) Menyususn Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian.

2) Mengolah data di bidang pendidikan, penelitian, dan pelayanan

mahasiswa.

3) Mengklasifikasikan data dan pencapaian target kurikulum.

1. Bagian Keuangan

1) Menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan

mempersiapkan penyusunan RKAT bagian.

2) Mengumpulkan dan mengelola data keuangan

2. Bagian Kepegawaian

1) Menyusun Laporan Kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan

laporan bagian.

2) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian

dan mempersiapkan penyusunan RKAT bagian.

3. Bagian Kemahasiswaan

1) Menyusun Rencanan Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian

dan mempersiapkan penyusunan RKAT bagian.

2) Mengumpulkan dan mengolah data di bidang kemahasiswaan dan alumni

3) Melaksanakan surat izin/rekomendasi kegiatan mahsiswa

4. Manajemen

1) Mengumpulkan dan mengolah data yang menyangkut Departemen

(15)

2) Menulis urusan surat.

3) Mengolah data Mahasiswa

5. Akuntansi

1) Mengumpulkan dan mengolah data yang menyangkut kepentingan

Departemen Akuntansi.

6. Ekonomi Pembangunan

2) Samahalnya dengan departemen S1-reguler yang lainnya yaitu

mengumpulkan dan mengolah data yang menyangkut Departemen

Ekonomi Pembangunan.

3.5 Pengertian Kinerja

Kinerja Sumber Daya manusia menurut Mangkunegara (2005:89) merupakan

istilah yang berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Mangkuprawira

(2007:32) menyatakan bahwa, “Kinerja adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu

secara terencana pada waktu dan tempat dari tenaga pengajar serta organisasi yang

bersangkutan”.

Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Berdasarkan defenisi diatas, maka yang dimaksud dengan kinerja (prestasi kerja)

erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil

pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu.

Kinerja karyawan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian dalam

(16)

yang baik adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya untuk

meningkatkan produktivitas.

Menurut Sopiah (2008:40), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan adalah sebagai berikut:

1 Faktor kemampuan psikologis

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai

perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

2 Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi

situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan pegawai

terarah untuk mencapai tujuan kerja. Pemberian motivasi oleh seseorang

pimpinan yang baik akan membimbing dan melatih karyawannya. Memotivasi

setiap karyawan tidaklah mudah, sebab setiap karyawan mempunyai latar

belakang, pengalaman, harapan dan keinginan yang berbeda.

3.6 Penilaian Kinerja

Menurut Mondy (2008:259), pengukuran atau penilaian kinerja merupakan

pengukuran terhadap produktivitas atau prestasi kerja karyawan yang berarti

bahwa suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah

seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya masing-masing secara

keseluruhan. Pengukuran atau penilaian kinerja karyawan mutlak harus dilakukan

untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan. Misalnya baik,

(17)

Penilaian prestasi penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi perusahaan,

untuk menetapkan tindakan kebijakan selanjutnya. Dengan pengukuran kinerja

atau prestasi kerja berarti para bawahan mendapat perhatian atasannya sehingga

mendorong mereka untuk lebih giat bekerja, asalkanproses pengukuran atau

penilaiannya jujurdan objektif serta ada tindak lanjutnya.

Pada umumnya sistem penilaian kinerja karyawan masih digunakan sebagai

instrumen untuk mengendalikan perilaku karyawan, membuat

keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kenaikan gaji, pemberian bonus, promosi dan

penempatan karyawan pada posisi yang sesuai serta mengetahui kebutuhan

pelatihan dan pengembangan karyawan yang bersangkutan. Pemahaman seperti di

atas kurang sehat bila dilihat pelaksanaannya yang bersifat sepihak rahasia dan

kurang bersifat mengembangkan. Seharusnya penilaian kinerja tidak saja

mengevaluasi kinerja karyawan, tetapi juga mengembangkan dan memotivasi

karyawan. Sebaiknya karyawan yang dinilai harus mengetahui bidang prestasi

yang dinilai, diberi kesempatan untuk menilai dirinya sendiri, bahkan

mempertemukan hasil penilaiannya itu dengan penyelianya. Di sini terjadi proses

tawar menawar dan komunikasi kedua belah pihak untuk mencapai saling

keterbukaan dan saling pengertian bidang yang sudah cukup dan

bidang-bidang yang sudah cukup dan bidang-bidang-bidang-bidang yang masih perlu dikembangkan.

Manfaat yang diharapkan perusahaan dari pengukuran atau penilaian ini

adalah untuk mengetahui keadaan keterampilan dan kemampuan setiap karyawan

secara rutin, sebagai dasar perencanaan bidang personalia khususnya

penyempurnaan kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja sebagai dasar

(18)

terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara atasan dan bawahan serta

untuk mengetahui kondisi perusahaan secara keseluruhan dari bidang personalia

khususnya prestasi kerja karyawan dalam bekerja. Sedangkan bagi karyawan

sendiri adalah dapat mengetahui kemampuannya melalui nilai kurang, cukup atau

baik.

3.7 Hubungan Komunikasi dengan Kinerja

Hubungan komunikasi menurut Sopiah (2008:60) terbagi dalam dua bentuk

yaitu:

3.7.1. Komunikasi Internal.

Komunikasi internal merupakan komunikasi yang sehari-hari dilaksanakan

pada kegiatan usaha, baik dibidang jasa maupun barang, karena sebagaian besar

kantor terdiri dari adanya hubungan-hubungan di dalam lingkungan sendiri.

Komunikasi internal di Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, misalnya

komunikasi antara Dekan dan Pembantu Dekan dengan pegawai, komunikasi

antara sesama Pembantu Dekan serta komunikasi antara pegawai.

3.7.2. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal bertujuan menjalin hubungan yang baik antara pihak

satu dengan pihak luar. Komunikasi dapat diwujudkan dengan telepon, berbicara

langsung atau dengan pengiriman surat. Komunikasi eksternal yaitu komunikasi

yang terjadi dengan pihak luar. Jika hubungan-hubungan keluar itu dapat

dilaksanakan sebaik-baiknya, pastilah perguruan tinggi yang bersangkutan

(19)

Komunikasi eksternal harus dilaksanakan dengan baik agar tercipta hubungan

yang harmonis. Hal ini merupakan salah satu cara yang dapat memajukan

perguruan tinggi tersebut, sebab tidak ada satu lembagapun yang tidak

membutuhkan pihak eksternal.

Komunikasi yang efektif mengandung arti pengiriman informasi dan

penerimaan informasi yang paling cermat, pengertian pesan yang mendalam oleh

kedua pihak dan pengambilan tindakan yang tepat terhadap pertukaran informasi.

Seorang pimpinan harus selalu mempertimbangkan biaya dan akibat agar

tercapainya suatu tujuan yang efektif dan efisien dalam pemilihan dan

penggunaan saluran organisasi dimana ini juga merupakan usahanya untuk

mengembangkan dan memperbaiki komunikasi formal dalam organisasi. Dengan

mengetahui peranannya dan saluran-saluran yang dilaluinya dapat memberikan

perubahan-perubahan dalam organisasi, sehingga rintangan-rintangan dalam

komunikasi dapat dikurangi.

Untuk dapat mencapai komunikasi yang efektif, seorang pengirim informasi

hendaknya memberikan pesan secara ringkas dan jelas, serta menggunakan bahasa

yang sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan intelektual dari penerima pesan

dengan menggunakan media yang tepat. Media yang paling tepat sebenarnya

tergantung pada apa yang dikomunikasikan dan kemana komunikasi tersebut akan

disampaikan.

Menurut Mulyana (2010:91) sejumlah prinsip komunikasi yang disebut

dengan “The Commandements Of Good Communication” (sepuluh pedoman

komunikasi yang baik), yaitu :

(20)

2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.

3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi

akan dilakukan .

4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain bila perlu dalam perencanaan

komunikasi.

5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai dasar berita selama

dikomunikasikan.

6. Ambil kesempatan bila timbul untuk mendapatkan segala sesuatu atau umpan

balik.

7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.

8. Perhatikan konsistensi komunikasi.

9. Tindakan atau perbuatan harus mendorog komunikasi.

10.Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti.

Prinsip-prinsip ini memberikan pedoman kepada para pimpinan untuk

meningkatkan komunikasi. Jadi apabilapara pimpinan mampu melaksanakan

pimpinan yang baik maka akan dapat mengambil manfaat atau

keuntungan-keuntungan seperti kelancaran tugas-tugas dapat terjamin, biaya-biaya dapat lebih

ditekan dan dapat meningkatkan partisipasi serta pengawasan dapat dilakukakan

dengan lebih baik.

Dari uraian diatas dapat dikatakan setiap organisasi membutuhkan organisasi

yang efektif agar seluruh kegiatan dapat diintegrasikan kearah pencapaian atau

sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain organisasi tidak dapat berfungsi

jika komunikasi yang berlangsung dalam komunikasi tersebut tidak efektif.

(21)

Meningkatkan kinerja manusia dalam organisasi tidak hanya menyangkut

penjadwalan pekerjaan dan keterangan yang diperlukan untuk itu, akan tetapi juga

menyangkut kondisi, iklim, dan suasana kerja.

Salah satu cara dalam meningkatkan kinerja yaitu dengan cara memperbaiki

komunikasi dengan membuatnya lebih efektif secara terus-menerus. Jadi, jelaslah

bahwa setiap organisasi memerlukan komunikasi yang efektif agar seluruh

kegiatan dapat diintegrasikan kearah pencapaian atau sasaan yang telah

ditetapkan. Dengan kata lain, organisasi tidak dapat berfungsi jika komunikasi

yang berlangsung dalam organisasi tersebut tidak efektif.

3.8 Analisis dan Evaluasi

Setelah penulis menguraikan semua tentang komunikasi seperti yang telah

tertera diatas, maka selanjutnya adalah menganalisis dan mengevaluasi

komunikasi yang terdapat pada Fakultas Ekonomi USU secara keseluruhan.

Komunikasi yang diterapkan pada pada Fakultas Ekonomi USU adalah

komunikasi dua arah. Komunikasi yang terjadi adalah komunikasi vertikal,

horizontal, dan diagonal.

Komunikasi vertikal meliputi komunikasi keatas dan kebawah. Komunikasi

vertikal yang terjadi di Fakultas Ekonomi USU seperti komunikasi antara Dekan

dengan Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III, Dosen, Staff

dan pegawai. Sedangkan komunikasi keatas berarti sebaliknya. Komunikasi antara

Pembantu Dekan I dengan Dosen, Staff dan Pegawai. Komunikasi antara

Pembantu Dekan II dengan Dosen, Staffdan Pegawai. Komunikasi Pembantu

Dekan III dengan Dosen, Staff dan Pegawai. Sedangkan komunikasi keatas berarti

(22)

Komunikasi horizontal yang terjadi di Fakultas Ekonomi USU seperti

komunikasi antara sesama Pembantu Dekan, komunikasi antara sesama Dosen,

komunikasi antara sesama Staff dan komunikasi antara sesama pegawai.

Komunikasi Diagonal yang terjadi di Fakultas Ekonomi USU seperti

komunikasi antara sesama Pembantu Dekan I dengan Staff dan Pegawai yang

merupakan bawahan dari Pembantu Dekan II dan III. Begitu pula komunikasi

antara staff dan pegawai dengan Pembantu Dekan II padahal mereka merupakan

bawahan dari Pembantu Dekan I atau Pembantu Dekan III dan sebaliknya.

Proses komunikasi antara Dekan dengan Pembantu Dekan di Fakultas

Ekonomi USU berupa lisan dan tulisan. Komunikasi lisan yang dilakukan Dekan

dengan Pembantu Dekan misalnya langsung bertatap muka, melalui telepon, dan

rapat yang disebut dengan rapat pimpinan. Komunikasi tulisan yang dilakukan

Dekan dengan Pembantu Dekan misalnya berupa surat keputusan, memo, surat

tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan/tanggapan, dan

sebagainya.

Proses komunikasi secara lisan antara dekan dengan Dosen, Staff da Pegawai

sangat jarang terjadi. Karena semuanya telah dilimpahkan kepada Pembantu

Dekan. Jadi, Pembantu Dekan yang mengkomunikasikannya kepada Dosen, Staff

dan Pegawai. Tetapi kadang kala diadakan rapat di Aula Fakultas Ekonomi USU.

Misalnya, sebelum ujian tengah semester diadakan rapat antara Dekan dengan

Staff dan Pegawai untuk membahas pelaksanaan ujian tengah semester tersebut

sebab staf da pegawai akan bertindak sebagai pengawas ujian. Sedangkan

(23)

misalnya berupa surat keputusan, memo, surat tugas kerja dan wewenang, surat

pengumuman, surat balasan/tanggapan dan sebagainya.

Proses komunikasi antara Pembantu Dekan dengan Dosen, Staf dan Pegawai

di Fakultas Ekonnomi USU juga berupa lisan dan tulisan. Komunikasi lisan yang

dilkukan Pembantu Dekan dengan Dosen, Staf dan pegawai misalnya langsung

bertatap muka, melalui telepon dan rapat. Tetapi hal ini jarang terjadi karena

komunikasi secara tertulis yang paling sering dilakukan oleh Pembantu Dekan,

misalnya berupa surat keputusan, memo, surat tugas kerja dan wewenang, surat

pengumuman, surat balasan/tanggapan, pengumuman atau penyampaian informasi

melalui papan pengumuman yang ada pada ruang piket/ruang dosen dan

sebagainya. Dalam bidang akademis, biasanya dosen tidak langsung berhubungan

dengan Pembantu Dekan I, tetapi melalui Kepala Sub Bagian Akademik. Contoh :

Kepala Sub Bagian Akademik menyampaikan surat keputusan kepada dosen

tentang jadwal pelaksanaan ujian terhadap mata kuliah yang diajarkannya. Hal ini

mewajibkan dosen untuk segera memberikan soal ujian dengan batas waktu

tertentu, kemudian wajib hadir untuk memantau pelaksanaan ujian mata kuliah

tersebut dan setelah selesai ujian dosen harus segera menyerahkan nilai kepada

kasubbag akademik dengan batas waktu yang telah ditetapkan. Dalam bidang

keuangan, dosen juga jarang berhubungan dengan Pembantu Dekan II, tetapi

melalui bawahannya. Biasanya dosen berhubungan langsung dengan kepala sub

Sub Bagian Keuangan.

Proses komunikasi antar sesama dosen biasanya secara lisan dan bersifat

pribadi (informal). Komunikasi antara sesama dosen terjalin cenderung lebih

(24)

menggunakan bahasa yang mudah dipahami antara satu sama lain dan cenderung

lebih fleksibel. Begitu pula dengan komunikasi antara Dosen dengan Staf dan

pegawai yang bekerja di Fakultas Ekonomi USU tersebut. Hal seperti ini juga

terjadi dalam komunikasi antara sesama Staf dan Pegawai.

Di dalam kegiatan komunikasi, terkadang timbul terkadang timbul

kesalahpahaman. Begitupula dengan yang terjadi pada Fakultas Ekonomi USU.

Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi antara pengirm

dan penerima pesan. Peulis akan menguraikan tentang kesalahpahaman yang

sering terjadi pada Fakultas Ekonomi USU berdasarkan bagian-bagian bidang

yang ada pada Fakultas Ekonomi tersebut.

1. Bidang Kemahasiswaan

Menurut penelitian penulis di bagian kemahasiswaan hampir tidak pernah

terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi. Hal ini diutarakan oleh Kepala Sub

Bagian Kemahasiswaan, beliau mengatakan bahwa antara staf dan pegawai di

bagian kemahsiswaan saling menghargai satu sama lain dan dapat berkomunikasi

denganbaik dan sopan. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

2. Bidang Akademik

Kesalahpahaman di bidang akademik sering terjadi, hal ini disebabkan karena

pada saat berkomunikasi ada perbedaan dalam menafsirkan kata/kalimat yang

disampaikan. Perbedaaan dalam menafsirkan pesan ini muncul karena perbedaan

latar belakang, seperti: perbedaan usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial,

latar belakang budaya, sikap temperamen para staf dan pegawai. Misalnya,

kepala Subbagian Akademik menugaskan bawahannya untuk mengetik soal ujian

(25)

mendengar bahwa soal ujian harus diketik sebelum tanggal 15 Desember 2012.

Hal ini dapat berakibat fatal karena terlambatnya pegawai mengetik soal ujian

yang disebabkan oleh kesalahan dalam menerima informasi yang disampaikan.

3. Bidang Keuangan

Kesalahpahaman di bagian keuangan juga sering terjadi, hal ini disebabkan

oleh pada saat berkomunikasi ada perbedaan dalam menafisirkan kata/kalimat

yang disampaikan. Serta kurangnya penglihatan terhadap angka-angka yang

menyebabkan kesalahan fatal. Selain itu, terjadi pula perbedaan latar belakang,

seperti: perbedaan usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial, latar belakang

budaya, sikap temperamen para staf dan pegawai. Misalnya, kepala subbagian

keuangan mengatakan kepada bawahannya bahwa honor lembur sebesar

Rp.7.500,- per jam. Padahal honor lembur adalah sebesar Rp.75.000,- hal ini

mengakibatkan rendahnya semangat kerja pegawai dan staf, sehingga

produktivitas kerja menjadi berkurang.

4. Departemen Ekonomi Pembangunan

Menurut hasil penelitian penulis di Departemen Pembangunan kegiatan rutin

pegawai yang umumnya dilaksanakan adalah mengumpulkan data yang

menyangkut KRS, KHS, jadwal seminar proposal, seminar hasil dan transkip nilai

mahasiswa.

Contoh fenomena komunikasi yang terjadi misalnya ada hambatan yang

sering dihadapi dalam komunikas antara Ketua Departemen dengan pegawai

adalah kesalahan pegawai dalam melaksanakan tugas. Misalnya, penyampaian

undangan rapat kepada dosen. Hambatan sesama pegawai dimana pegawai sibuk

(26)

melaksanakan tugas sehingga menimbulkan komunikasi yang kurang baik

diantara pegawai.

5. Departemen Manajemen

Menurut hasil penelitian penulis di Departemen Manajemen adapun kegiatan

rutin yang dilaksanakan adalah pembagian KRS, KHS, menyusun jadwal seminar

proposal, seminar hasil S1, mengadakan ujian komprehensif yang diberikan

kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan seminarnya, dan pengetikan transkip

nilai mahasiswa. Dan juga dapat dilihat bahwa komunikasi Departemen

Manajemen dengan Mahasiswa berjalan dengan baik.

Contoh fenomena komunikasi yang terjadi di Departemen Manajemen untuk

saat ini tidak ada karena sudah dijalankan dengan baik, adapun kendala-kendala

yang terjadi masih dapat diatasi.

6. Depertamen Akuntansi

Menurut hasil penelitian penulis di Departemen Akuntansi kegiatan rutinitas

dilaksanakan pegawai adalah membagikan KRS, KHS, menyusun berkas-berkas

mahasiswa yang berhubugan dengan skripsi, mengatur perencanaan seminar

proposal ataupun seminar hasil program S1. Departemen Akuntansi pernah

mengalami fenomena komunikasi antara lain:

Contoh fenomena komunikasi misalnya, pimpinan Departemen memberikan

tugas dalam hal membuat notulen rapat dengan waktu yang terbatas tetapi pada

saat mengerjakan tugas tersebut pegawai terlambat menyelesaikan tugas tersebut

sehingga pegawai pernah ditegur oleh Pimpinan Departemen.

Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi penulis secara keseluruhan bentuk

(27)

horizontal diantara Dekan dengan Pegawai, Pembantu Dekan 1 dengan pegawai

dan ketua Departemen dengan pegawai bisa diatasi sehingga tidak menganggu

aktivitas dalam menjalankan tugas.

Penulis menilai bahwa hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi di

Fakultas Ekonomi USU masih dalam taraf wajar, beda pendapat itu merupakan

hal biasa. Kesalahpahaman yang terjadi di Fakultas Ekonomi USU juga dapat

diatasi dengan tepat. Selain itu, penulis juga menilai bahwa proses komunikasi

yang terjadi di Fakultas Ekonomi USU juga tetap berjalan dengan lancar. Staf dan

Pegawai di fakultas Ekonomi USU juga diberikan kesempatan untuk memberikan

(28)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian akhir penelitian ini adalah penulis akan menguraikan

kesimpulan-kesimpulan yang berdasarkan atas rumusan masalah yang dibahas pada bab-bab

terdahulu tentang peranan komunikasi dalam meningkatkan kinerja staf dan

pegawai pada Fakultas Ekonomi USU. Disamping itu penulis juga akan

mengemukakan beberapa saran atau rekomendasi yang akan dijadikan

pertimbangan dalam upaya peningkatan kualitas peranan komunikasi dalam

meningkatkan kinerja pada Fakultas Ekonomi USU yang menjadi objek

penelitian. Kesimpulan yang akan dibuat nantinya bersifat analisa-analisa yang

tetap menunjuk pada uraian-uraian sebelumnya.

4.1 Kesimpulan

1. Peranan komunikasi dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Fakultas

Ekonomi USU sudah diterapkan dengan baik, walaupun masih terdapat

kekurangan dalam hal komunikasi antara dosen dan pegawai terutama

pada pihak Fakultas.

2. Sistem komunikasi yang digunakan pada Fakultas Ekonomi USU sudah

tersistematis yaitu sistem komunikasi dua arah. Komunikasi yang terjadi

meliput i vertikal, horizontal, dan diagonal.

3. Komunikasi mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatkan

kinerja staf dan pegawai pada Fakultas Ekonomi USU. Hal ini dapat

dilihat dari komunikasi yang dilakukan dengan baik oleh Dekan,

(29)

4.2 Saran

Dari kesimpulan diatas, maka penulis akan memberikan beberapa saran.

Seperti yang diuraikan sebagai berikut:

1. Hendaknya hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan di Fakultas

Ekonomi USU maupun sesama staf dan pegawai yang setara tingkatannya

tetap terjalin dengan baik dan lebih ditingkatkan lagi. Hal ini dilakukan

agar terjadinya hubungan harmonis antara pimpinan dan bawahan

sehingga dapat meningkatkan kinerja pada Fakultas Ekonomi USU.

2. Alat-alat komunikasi yang sudah ada hendaknya dapat dipelihara dengan

sebaik-baiknya agar dapat memperlancar arus informasi yang dibutuhkan

dalam kegiatan berkomunikasi pada Fakultas Ekonomi USU tersebut.

Namun perlu adanya penambahan alat komunikasi misalnya telepon

genggam agar kinerja pegawai dapat ditingkatkan lagi.

3. Dalam menjaga komunikasi yang baik, sebaiknya pihak Fakultas

menambah Fasilitas yang dapat mendukung dan meningkatkan kinerja

pegawai agar selalu menjalin komunikasi yang baik antara satu dengan

yang lainnya mengingat betapa besarnya pengaruh komunikasi dalam

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 5: Gambar Spektrum MS Senyawa Germakren-d dari Minyak Atsiri Daun Pinus yang diperoleh Menggunakan Alat Stahl. Keterangan

Berbagai bentuk partisipasi masyarakat dalam implementasi P2KT seperti dalam bentuk tenaga kerja atau aksi massa yaitu melalui mekanisme gotong royong dalam pengerjaan proyek,

Menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan Data dan Dukungan Operasional untuk melakukan dan menyusun konsep Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penerimaan Data dan

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3182. Pendidikan Pancasila dan

[r]

Disain Komunikasi Visual merupakan perkembangan yang makin maju dari seni sebagai aspek kebudayaan yang berkembang makin holistik dan punya daya pengaruh empat dimensional

Hasil penelitian tahap I menunjukan bahwa berbagai konsentrasi etanol (70 % dan 90%) berpengaruh terhadap karakteristik ekstrak betasianin kulit buah naga

Pebedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker payudara terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pada wanita