• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 7 DIFERENSIAL - BAB 7 difernsial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 7 DIFERENSIAL - BAB 7 difernsial"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

contoh : y = 2x5 + x2

u = 2 x5 maka : u′ = 2.5x5-1 = 10x4

v = x2 maka : v′ = 2x2-1 = 2x

turunan : y′ = u′ + v′ → y′ = 10x4 + 2x

 Pengurangan fungsi

Jika : y = u - v di mana : u = g(x) , v = h(x)

maka :

y′ = u′ - v′

contoh : y = 2x5 - x2

u = 2 x5 maka : u′ = 2.5x5-1 = 10x4

v = x2 maka : v′ = 2x2-1 = 2x

turunan : y′ = u′ - v′ → y′ = 10x4 - 2x

B. Turunan dari turunan

Contoh : y = f(x) = 4x3 - 6x2 + 3x – 8

y′ = f′(x) = 12x2 - 6x + 3

y′′ = f′′(x) = 24x – 6

y′′′ = f′′′(x) = 24

yIV = fIV(x) = 0

C. Hubungan Antara Fungsi dan Turunannya

1. Titik Ekstrim Fungsi Parabolik

(4)

Turunan kedua digunakan untuk menentukan jenis titik ekstrimnya. Jika f′′(x) < 0 maka titik ekstrimnya maksimum dan kurvanya berbentuk parabola terbuka ke bawah. Jika f′′(x) > 0 maka titik ekstrimnya minimum dan kurvanya berbentuk parabola terbuka ke atas.

Contoh :

Tentukan titik ekstrim dan koordinatnya dari fungsi y = 6x2 - 8x + 1!

Penyelesaian :

Y= 6x2 -8x+1 → f′(x)=12x 8 f′′(x) = 12 > 0(minimum-terbuka ke

atas)

koordinat : y′ = 0 → 12x – 8 = 0 → x = 8/12 = 0,67

x = 0,67 → y = 6(0,67)2 - 8(0,67) + 1 = -1,66

jadi, titik minimum kurva tersebut terdapat pada koordinat (0,67; -1,66)

2. Titik Ekstrim dan Titik Belok Fungsi Kubik

Yang digunakan adalah turunan pertama (y′ = f′(x)) dan turunan kedua (y′′ = f′′(x)). Turunan pertama digunakan untuk menentukan letak titik ekstrim. Jika f′(x) = 0 maka y = f(x) berada pada titik ekstrimnya.

Turunan kedua digunakan untuk menentukan jenis titik ekstrim dan letak titik beloknya. Jika f′′(x) < 0 pada y′ = 0, maka titik ekstrimnya maksimum. Jika f′′(x) > 0 pada y′ = 0, maka titik ekstrimnya minimum. Jika y′′ = 0 maka y = f(x) berada pada titik beloknya.

Contoh :

Tentukan titik ekstrim dan titik belok dari fungsi y = x3 - 5x2 + 3x - 5!

Penyelesaian :

y = x3 - 5x2 + 3x – 5 → f′(x) = 3x2 – 10x + 3

(5)

syarat titik ekstrim : y′ = 0 → 0 = 3x2 – 10x + 3

x1 = 3 x2 = 0,3

untuk x = x1 = 3 → y = x3 - 5x2 + 3x – 5

y = (3)3 – 5(3)2 + 3(3) – 5 = -14

y′′ = 6x – 10

y′′ = 6(3) – 10 = 8 (8>0...minimum)

untuk x = x2 = 0,3 → y = x3 - 5x2 + 3x – 5

y = (0,3)3 – 5(0,3)2 + 3(0,3) – 5 = -4,5

y′′ = 6x – 10

y′′ = 6(0,3) – 10 = -8,2 (-8,2<0 ...="..." maksimum="maksimum" span="span">

syarat titik belok : y′′ = 0 → 0 = 6x – 10

x = 1,67

y = x3 - 5x2 + 3x – 5

y = (1,67)3 – 5(1,67)2 + 3(1,67) – 5 = -9,27

y′ = 3x2 – 10x + 3

y′ = 3(1,67)2 – 10(1,67) + 3 = -5,33

jadi, fungsi kubik tersebut berada pada titik minimum di koordinat ( 3,-14) dan titik maksimum pada koordinat (0,3;-4,5) serta titik belok pada koordinat (1,67;-9,27).

D. Turunan Fungsi Multivariabel

(6)

Jika y = f ( x,y ) maka turunannya :

1. Turunan y terhadap x → ∂ y / ∂ x

2. Turunan y terhadap z → ∂ y / ∂ z

Sehingga:

1. y = f(x,z)

a. fx (x,z) =y′x = x′

b. fz (x,z) = y′z = z′

y′ = x′ + z′

2. p = f(q, r, s)

a. fq (q, r, s) = p′q = q′

b. fr (q, r, s) = p′r = r′

c. fs (q, r, s) = p′s = s′

p′ = q′ + r′ + s′

3. y = f(x,z)

fx (x,z) =y′x = x′

fz (x,z) = y′z = z′

y = f(x) =y′ = x′

z′ = y′x + y′z (x′)

Notes:

(7)

v y′ disebut turunan fungsi variabel tunggal

v z′ disebut turunan total

Contoh :

Carilah turunan parsial dan turunan total dari fungsi Z = f(X,Y) = 2X5 – 4Y + 10 dan

Y = 2X + 3

Diketahui : Z = f(X,Y) = 2X5 – 4Y + 10

Y = 2X + 3

Ditanya : ZX….? ZY….? z′ ….?

Penyelesaian :

v Turunan Parsial

ZX = Z′x = 10X4

ZY = Z′y = -4

y′ = 2

v Turunan Total

z′ = Z′x + Z′y (y′)

(8)

BAB 8

PENERAPAN DIFERENSIAL

Penerapan Konsep Turunan Parsial (1 Variabel) Dalam ekonomi

1. Elastisitas

Bentuk umum :

η = Ey = lim = y′ . x/y

Ex ∆x→0

Macam-macam elastisitas :

a) Elastisitas Permintaan

Adalah suatu koefisien yang menjelaskan tentang besarnya perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga (rasio antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta terhadap persentase perubahan harga).

Jika Qd = f(P) maka elastisitas permintaannya adalah :

ηd = % ∆ Qd = EQd = lim = Q′d . P

%∆ P EP ∆P→0 Qd

jika |ηd| > 1 maka elastik, jika |ηd| < 1 maka inelastik dan jika |ηd| = 1 maka elastik-uniter.

Contoh :

(9)

Penyelesaian :

Qd = 75 – 5P2 → Q′d = - 10P → P = 20

ηd = % ∆ Qd = EQd = lim = Q′d . P

%∆ P EP ∆P→0 Qd

ηd = - 10P . P/ Qd

ηd = - 10(20) . 20/ (75 – 5(20) 2)

ηd = - 200 . 20/ - 1925 = 2 (2 > 1 ... elastik)

jadi, dari kedudukan P = 20, harga akan naik (turun) sebesar 1% sehingga jumlah barang yang diminta akan berkurang (bertambah) sebanyak 2%.

Catatan : dalam elastisitas permintaan, untuk menentukan jenis elastisitas yang

dibandingkan adalah angka hasil perhitungan sehingga tanda yang dihasilkan (+/-) dapat diabaikan karena tanda tersebut hanya mencerminkan hukum permintaan bahwa jumlah yang diminta bergerak berlawanan arah dengan harga.

Fungsi permintaan juga sering dinotasikan dengan persamaan D = f(P).

b) Elastisitas Penawaran

Adalah suatu koefisien yang menjelaskan tentang besarnya perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat adanya perubahan harga (rasio antara persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap persentase perubahan harga).

Jika Qs = f(P) maka elastisitas penawarannya adalah :

ηs = % ∆ Qs = EQs = lim = Q′s . P

%∆ P EP ∆P→0 Qs

(10)

Contoh :

Fungsi penawaran ditunjukkan dengan persamaan Qs = -75 + 5P2. tentukan elastisitas penawaran pada harga p = 20

Penyelesaian :

Qs = -75 + 5P2 → Q′s = 10P → P = 20

ηs = % ∆ Qs = EQs = lim = Q′s . P

%∆ P EP ∆P→0 Qs

ηs = 10P . P/ Qs

ηs = 10(20) . 20/ (-75 + 5(20) 2)

ηs = 200 . 20/ 1925 = 2 (2 > 1 ... elastik)

jadi, dari kedudukan P = 20, harga akan naik sebesar 1% sehingga jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah sebanyak 2%.

c) Elastisitas Produksi

Adalah suatu koefisien yang menjelaskan tentang besarnya perubahan jumlah keluaran (output) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan (input) yang digunakan (rasio antara persentase perubahan jumlah keluaran terhadap persentase perubahan jumlah masukan).

Jika P = jumlah produk yang dihasilkan & X = jumlah faktor produksi yang digunakan, dan fungsi produksi P = f(X) maka elastisitas produksinya adalah :

ηp = % ∆ P = EP = lim = P′ . X

%∆ X EX ∆X→0 P

(11)

Contoh :

Hitunglah elastisitas produksi dari fungsi produksi P = 5X2 – 5X3 pada tingkat faktor

produksi sebanyak 2 unit!

Penyelesaian :

P = 5X2 – 5X3 → P′ = 10X - 15X2 → P = 2

ηp = % ∆ P = EP = lim = P′ . X

%∆ X EX ∆X→0 P

ηp = (10X - 15X2) . (X/ (5X2 – 5X3))

ηp = (10(2) – 15(2)2) . (2/ (5(2)2– 5(2)3)

ηp = -40 . -0,1 = 4

jadi, dari kedudukan X = 2, faktor produksi yang digunakan naik sebesar 1% sehingga produk yang dihasilkan bertambah sebanyak 4%.

2. Biaya marginal, Penerimaan marginal, Utilitas marginal, & Produk marginal

a) Biaya marginal

Adalah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit tambahan produk. Fungsi biaya marginal adalah turunan pertama dari fungsi biaya total. Jika fungsi biaya total adalah C = f(Q) maka biaya marginalnya adalah

MC = C′

Notes: Pada umumnya fungsi biaya total berbentuk fungsi kubik sehingga fungsi biaya marginal akan berbentuk fungsi kuadrat. Dalam kurvanya, kurva biaya marginal akan mencapai titik minimum tepat pada saat kurva biaya total berada pada titik beloknya.

Contoh :

Fungsi biaya total dinyatakan dalam persamaan C = 2Q3 – 6Q2 + 8Q + 8. tentukanlah

persamaan biaya marginal serta berapa titik minimumnya?

(12)

C = 2Q3 – 6Q2 + 8Q + 8 → MC = C′ = 6Q2 - 12Q + 8

MC′ = C′′ = 12Q – 12

MC minimum jika MC′ = 0 → 0 = 12Q – 12

Q = 1

Untuk Q = 1 → MC = 6Q2 - 12Q + 8

MC = 6(1)2 – 12(1) + 8 = 2

C = 2Q3 – 6Q2 + 8Q + 8

C = 2(1)3 – 6(1)2 + 8(1) + 8 = 12

Jadi, persamaan biaya marginalnya adalah MC = 6Q2 - 12Q + 8. Fungsi biaya marginal

mencapai titik minimum pada koordinat (1,2) pada saat fungsi biaya total berada pada titik belok di koordinat (1,12).

b) Penerimaan marginal

Adalah penerimaan tambahan yang diperoleh akibat bertambahnya satu unit keluaran yang diproduksi (terjual). Fungsi penerimaan marginal adalah turunan pertama dari fungsi penerimaan total. Jika fungsi penerimaan total adalah R = f(Q) maka penerimaan marginalnya adalah :

MR = R′

Notes: Pada umumnya fungsi penerimaan total berbentuk fungsi kuadrat sehingga fungsi penerimaan marginal akan berbentuk fungsi linear. Dalam kurvanya, kurva penerimaan marginal akan mencapai 0 tepat pada saat kurva penerimaan total berada pada titik ekstrimnya.

(13)

Fungsi permintaan dinyatakan dalam persamaan P = 20 – 5Q. tentukanlah persamaan penerimaan total & marginal serta berapa titik ekstrim dari fungsi penerimaan totalnya?

Penyelesaian :

P = 20 – 5Q → R = Q . P

R = Q (20 – 5Q)

R = 20Q – 5Q2

Jika R = 20Q – 5Q2 → MR = R′ = 20 – 10Q

R maksimum jika MR = 0 → 0 = 20 – 10Q

Q = 2

Untuk Q = 2 → P = 20 – 5Q

P = 20 – 5(2) = 10

R = 20Q – 5Q2

R = 20(2) – 5(2)2 = 20

Jadi, titik ekstrim fungsi penerimaan total berada pada koordinat (2,20)

c) Utilitas marginal

Adalah utilitas tambahan yang diperoleh konsumen akibat bertambahnya satu unit barang yang dikonsumsi. Fungsi utilitas marginal adalah turunan pertama dari fungsi utilitas total. Jika fungsi utilitas total adalah U = f(Q) maka utilitas marginalnya adalah :

(14)

Notes: Pada umumnya fungsi utilitas total yang non-linear berbentuk fungsi kuadrat sehingga fungsi utilitas marginal akan berbentuk fungsi linear. Dalam kurvanya, kurva utilitas marginal akan mencapai 0 tepat pada saat kurva utilitas total berada pada titik ekstrimnya.

Contoh :

Fungsi utilitas dinyatakan dalam persamaan U = 15Q – 5Q2. tentukanlah persamaan utilitas

marginal serta berapa titik ekstrim dari fungsi utilitas totalnya!. Berapa utilitas marginal jika barang yang diproduksi ditambah dari 2 unit menjadi 3 unit?

Penyelesaian :

U = 15Q – 5Q2 → MU = U′ = 15 – 10Q

U maksimum jika MU = 0 → 0 = 15 – 10Q = 1,5

Untuk Q = 1,5 → U = 15Q – 5Q2

U = 15(1,5) – 5(1,5)2 = 11,25

Jika Q = 2 → MU = 15 – 10(2) = -5

Jika Q = 3 → MU = 15 – 10(3) = -15

Jadi, titik ekstrim fungsi utilitas total berada pada koordinat (1,5;11,25). Pada saat konsumen mengkonsumsi 2 unit barang utilitas tambahan sudah menurun dan akan semakin menurun jika ditambah 1 unit lagi, sehingga konsumen harus mengurangi konsumsi terhadap produk tersebut untuk meningkatkan kembali utilitas tambahannya.

d) Produk marginal

Adalah produk tambahan yang dihasilkan akibat bertambahnya satu unit faktor produksi yang digunakan. Fungsi produk marginal adalah turunan pertama dari fungsi produk total. Jika fungsi produk total adalah P = f(X) maka produk marginalnya adalah :

(15)

Notes: Pada umumnya fungsi produk total yang non-linear berbentuk fungsi kubik sehingga fungsi produk marginal akan berbentuk fungsi kuadrat. Dalam kurvanya, kurva produk marginal akan mencapai 0 tepat pada saat kurva produk total berada pada titik ekstrimnya dan mencapai titik ektrim tepat saat produk total berada pada titik beloknya.

Contoh :

Fungsi produk dinyatakan dalam persamaan P = 9X2 – 3X3. tentukanlah persamaan produk

marginal serta berapa titik ekstrim dan titik belok dari fungsi produk totalnya!. berapa titik ekstrim dari fungsi produk marginalnya serta berapa besar produk marginalnya?

Penyelesaian :

P = 9X2 – 3X3 → MP = P′ = 18X – 9X2

MP′ = P′′ = 18 – 18X

P maksimum jika MP = 0 → 0 = 18X – 9X2

X = 2 (dicari dengan rumus abc)

Untuk X = 2 → P = 9X2 – 3X3

P = 9(2)2 – 3(2)3 = 12

P belok jika MP′ = 0 → 0 = 18 – 18X

X = 1

Jika X = 1 → P = 9X2 – 3X3

P = 9(1)2 – 3(1)3 = 6

Jika X = 1 → MP = 18X – 9X2

(16)

Jadi, titik ekstrim fungsi produk total berada pada koordinat (2,12), titik beloknya pada titik (1,6). Fungsi produk marginal ada pada titik ekstrim di koordinat (1,9).

F. Aplikasi Fungsi Multivariabel dalam Ekonomi

· Elastisitas Harga-Permintaan, Elastisitas Silang-Permintaan dan Elastisitas Penghasilan dari Permintaan

Elastisitas harga-permintaan adalah elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan permintaan suatu barang akibat perubahan harga barang itu sendiri. Bentuk umumnya:

εd = Q′d . Pd

Q

Elastisitas silang-permintaan adalah elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan permintaan suatu barang akibat perubahan harga barang lain. Bentuk umumnya:

εC = Q′s . Ps

Q

Elastisitas penghasilan dari permintaan adalah elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan permintaan suatu barang akibat perubahan penghasilan nasional. Bentuk umumnya:

εY = Y′ . Py

(17)

Notes: untuk elastistitas silang-permintaan berlaku:

jika ec negative (ec < 1) berarti hubungan antara barang A dan barang B adalah komplementer (saling melengkapi), di mana penurunan harga salah satu barang akan diikuti oleh kenaikan permintaan atas keduanya.

jika ec positif (ec > 1) berarti hubungan antara barang A dan barang B adalah kompetitif/substitutif (saling menggantikan), di mana penurunan harga salah satu barang akan diikuti oleh kenaikan permintaan atas barang tersebut dan penurunan permintaan atas barang lainnya.

Contoh :

Fungsi permintaan barang A terhadap barang komplementer ditunjukkan dengan persamaan QA = 2300 – 10PA + 5Ps + 0,4Y. Carilah elastisitas harga-permintaan, elastisitas silang-permintaan dan elastisitas penghasilan dari silang-permintaan pada saat PA = 30, Ps = 10 dan Y = 5.000!

Diketahui: Q = 2300 – 10PA + 5Ps + 0,4Y PA = 30 Ps = 10 Y = 5.000

Ditanya : εd….? εC….? εY….?

Penyelesaian:

Q = 2300 – 10PA + 5Ps + 0,4Y

Q = 2300 – 10(30) + 5(10) + 0,4(5000) = 2300 – 300 + 50 + 2000

= 4.050

Q=2300–10PA +5Ps+0,4Y → P′A = 10

εd = Q′d . PA = -10 . 30 / 4.050 = -10 (0,007) = -0,07 (in-elastis)Q

Q = 2300 – 10PA + 5Ps + 0,4Y → P′s = 5

εC = Q′s . Ps = 5 . 10 / 4050 = 5 (0,002) = 0,01 (in-elastis) Q

Q = 2300 – 10PA + 5Ps + 0,4Y → P′y = 0,4

(18)

analisis : ey = 0,49 < 1 (in-elastis); berarti setiap kenaikan (%) penghasilan nasional, maka permintaan barang A akan naik kurang proporsional.

Ec = 0,01 < 1 (in-elastis); berarti permintaan barang A akan barang komplementer mendapat pengaruh negative, sehingga berdampak pada kecenderungan menambah jumlah permintaan barang A.

Referensi

Dokumen terkait

Persentase banyak rambutan yang terjual pada bulan Maret adalah .... Jika mangga yang terjual adalah 200 kg, jeruk yang terjual

Jika turunan pertama tersebut juga differensiable maka kita dapat menentukan turunan kedua dari fungsi tersebut.. Secara umum jika turunan ke (n-1) differensiable maka kita

Deret Taylor adalah bentuk khusus dari suatu fungsi yang dapat digunakan sebagai pendekatan dari integral suatu fungsi yang tidak memiliki anti turunan

Nilai produk marginal (NPM) adalah tambahan nilai produk (keuntungan) akibat tambahan faktor produksi. Data pada tabel di atas menunjukkan nilai NPM adalah 0,00 berarti

Solusi dari persamaan diferensial orde n pada suatu interval I adalah suatu fungsi y = f ( x ) yang memiliki paling sedikit turunan sampai ke n pada I dan memenuhi persamaan

Jika turunan pertama tersebut juga differensiable maka kita dapat menentukan turunan kedua dari fungsi tersebut.. Secara umum jika turunan ke (n-1) differensiable maka kita

Jika suatu £4 tambahan dalam biaya produksi (termasuk laba) kini diperlukan pada B agar memproduksi satu quarter lagi, sesang pada A ini dapat diproduksi dengan £3 3/4 , maka ia

● Persamaan diferensial adalah suatu bentuk persamaan yang memuat derivatif turunan satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu atau lebih variabel bebas suatu fungsi.. ●