BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI
DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Penggolongan sapi kedalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas
sekumpulan persamaan karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik
tersebut, mereka dapat dibedakan dari ternak lainnya meskipun masih dalam
spesies yang sama. Karakteristik yang dimiliki tersebut akan diturunkan ke
generasi berikutnya. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi mempunyai
klasifikasi taksonomi sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Sub class : Theria
Infra class : Eutheria
Ordo : Artiodactyla
Sub ordo : Ruminantia
Infra ordo : Pecora
Famili : Bovidae
Genus : Bos (cattle)
Spesies : Bos taurus (sapi Eropa)
Bos indicus (sapi India/sapi zebu)
Adapun sapi yang dihasilkan dari jenis primitif, diklasifikasikan menjadi 3
kelompok besar yang memiliki andil warna genetik sapi, yakni :
1. Bos Sondaicus atau Bos Banteng, sampai sekarang masih bisa ditemui hidup
liar di daerah margasatwa yang dilindungi di Pulau Jawa, seperti di
Pangandaran dan Ujung Kulon.
2. Bos Indicus atau Sapi Zebu, sampai sekarang mengalami perkembangan di
India, Asia.
3. Bos Taurus atau Sapi Eropa, sampai sekarang mengalami perkembangan di
Eropa.
Menurut Anonimus a (2013), daging sapi sangat disukai karena mempunyai gizi
tinggi dan juga rasanya yang enak serta gurih. Masyarakat Indonesia biasa
memasak daging
selera makan.Tidak hanya enak dan gurih, daging sapi juga bergizi tinggi
sehingga bermanfaat bagi tubuh manusia.Dengan menu seimbang yang
memasukkan daging sapi dalam satu unsur makanan, tubuh kita akan
mendapatkan manfaat dari olahan satu ini.
Daging sapi mempunyai kandungan protein paling tinggi dibanding dengan
daging hewan lainnya. Menurut Departemen Kesehatan (1981), setiap 100 gram
daging sapi mengandung kalori 207 kkcl, protein 18,8 gram, lemak 14,0 gram,
calcium 11 mg, phosphor 170 mg dan besi 2,8 mg.
Protein dari daging sapi ini disebut protein hewani yang mempunyai struktur asam
amino yang mirip dengan manusia, tidak dapat dibuat oleh tubuh (essensial),
hewani lebih baik dibanding dengan protein nabati (dari tumbuh-tumbuhan). Pada
tubuh makluk hidup seperti manusia, protein merupakan penyusun bagian besar
organ tubuh, seperti: otot, kulit, rambut, jantung, paru-paru, otak, dan lain-lain.
Adapun fungsi protein yang penting bagi bagi tubuh manusia, antara lain untuk:
pertumbuhan, memperbaiki sel-sel yang rusak, sebagai bahan pembentuk plasma
kelenjar, hormone dan enzim, dan sebagian sebagai cadangan energi, jika
karbohidrat sebagai sumber energi utama tidak mencukupi serta menjaga
keseimbangan asam basa darah(Anonimus,2013).
Menurut Yunus (2013), ketergantungan daging sapi pada impor jika tidak
ditunjang oleh usaha-usaha kemandirian yang produktif, akan mendorong
ketergantungan yang akan semakin sulit dipecahkan. Dalam sisi permintaan dalam
negri yang menjadi penghambat tumbuhnya sektor peternakan, antara lain :
• Struktur industri peternakan semakin besar tetap bertahan dalam dalam bentuk
usaha rakyat yang dicirikan oleh tingkat pendidikan peternak yang rendah,
pendapatan rendah, penerapan manajemen dan teknologi konvensional, lokasi
ternak menyebar luas, ukuran usaha relatif kecil, serta pengadaan input utama
yakni HMT (Hijau Makanan Ternak) yang masih tergantungpada musim,
ketersediaan tenaga keluarga, serta penguasaan lahan HMT yang terbatas.
• Ketersediaan bibit yang bermutu. Penelitian tentang pembibitan telah banyak
dilakukan namun belum disosialisasikan dalam skala besar.Terjadi kegagalan
komunikasi baik badan Litbang maupun perguruan tinggi. Selain itu,peternak
tidak punya insentif dalam mengadopsi teknologi baru yang disertai
• Masalah agroindustri peternakan yang belum mampu menggerakkan sektor
peternakan. Misalnya industri pengolahan susu, sebagian besar menggunakan
input negara asal
• Derasnya impor illegal produk-produk peternakan
• Bencana penyakit (mewabahnya virus antraks dan sebagainya)
• Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku pakan
2.2 Landasan Teori
Teori Penawaran
Dalam hukum penawaran, pada dasarnya menyatakan makin tinggi harga suatu
barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pedagang.Sementara
semakin rendah harga barang tersebut, semakin sedikit barang jumlah barang yang
ditawarkan oleh produsen dengan anggapan faktor-faktor lain tidak
berubah(Daniel, 2002). Pengertian jumlah yang ditawarkan (quantity supplied)
adalah jumlah tertentu dari suatu barang yang diharapkan untuk dijual oleh
perusahaan atau produsen pada suatu periode tertentu. Pengertian ini mencakup
apa yang diinginkan dan apa yang dapat dijual oleh perusahaan(Sisdjiatmo, 1983).
Jumlah penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Harga barang itu sendiri
Jika hal-hal lain tidak berubah maka kenaikan harga barang itu sendiri akan
menyebabkan produsen menaikkan jumlah yang ditawarkan. Dengan
menawarkan jumlah barang yang lebih banyak, produsen berharap untuk
tidak berubah ). Selain itu, perusahaan lebih suka mengalihkan sumberdaya
(resources) pada barag yang harganya lebih naik, daripada menggunakan
sumberdaya untuk barang yang harganya turun.Akibatnya, lebih banyak yang
ditawarkan jika harganya naik.Sebaliknya lebih sedikit barang yang ditawarkan
jika harga barang turun(Sisdjiatmo, 1983).
Naik atau turunnya harga barang akan mempengaruhi banyak/sedikitnya
terhadap jumlah barang yang ditawarkan. Kuantitas akan meningkat ketika
harganya meningkat dan kuantitas yang diminta menurun ketika harganya
menurun. Dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan positif
dengan harga (Djojodipuro, 1991)
2. Harga Subsitusi
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah
jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini kembali lagi pada hukum
penawaran.Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah
maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga
Trend dan Proyeksi
Menurut Gitosudarmo dan Najmudin (2001), trend adalah rata-rata perubahan
dalam jangka panjang.Bila data yang ada menunjukkan kenaikan, maka trend
tersebut menunjukkan trend positif.Bila menunjukkan penurunan maka trend
tersebut menunjukkan trend negatif.Ada beberapa metode yang bisa digunakan
untuk menenetukan trend.Dengan menggunakan trend metode kuadrat terkecil
(least square) penentuan trend semakin jelas dan mudah.Persamaan trendny
adalah :
Y= a + bx
Menurut Sugiarto dan Harijono (2000), peramalan penjualan adalah
perkiraan/proyeksi secara teknis permintaan konsumen potensial untuk suatu
waktu tertentu dengan berbagai asumsi. Dalam hal ini hasil dari suatu ramalan
lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang dikuantifsir terhadap kondisi
masa depan mengenai penjualan sebagai proyeksi teknis dari permintaan
konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu. Dalam dunia bisnis, hasil
peramalan mampu memberikan gambaran tentang masa depan perusahaan yang
2.3 Kerangka Pemikiran
Daging sapi sangat disukai karena mempunyai gizi tinggi dan rasanya enak serta
gurih.Masyarakat Indonesia biasa memasak daging sapi dengan berbagai olahan
seperti rendang untuk acara-acara hajatan dan sebagainya.Daging sapi bergizi
tinggi, bermanfaat bagi tubuh manusia dan mempunyai rasa enak, yang diperoleh
dari daging yang baik dan sehat.Ketika masyarakat mulai membutuhkan daging
sapi, maka masyarakat mulai membentuk konsumsi terhadap daging sapi.Hal ini
menjadi respon terbentuknya penawaran daging sapi di Sumatera Utara.
Terdeteksinya kebutuhan akan suplay daging sapi di pasar, membuat para pelaku
pasar melakukan penawaran daging sapi di Sumatera Utara. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah Harga daging
sapi dan harga daging subtitusi yakni daging ayam.
Adanya Konsumsi dan penawaran daging sapi ini lah yang mempengaruhi
produksi daging sapi di Sumatera Utara. Maka daripada itu perlu dianalisis
bagaimana trend produksi daging sapi selama kurun waktu 2002-2012 untuk
kemudian dilakukan proyeksi produksi daging sapi selama 10 tahun yang akan
datang. Sehingga hasil proyeksi yang didapat dapat menjadi acuan pertimbangan
untuk mencermati langkah-langkah yang akan diambil guna mencapai tujuan
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan :
: Menyatakan hubungan
: Menyatakan pengaruh
Pasar Daging Sapi di Sumatera Utara
Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara
Faktor –faktor yang
mempengaruhi penawaran daging Sapi di Sumatra Utara :
1. Harga Daging Sapi 2. Harga Daging ayam
Trend Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 2002-2012
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Penawaran produsen terhadap daging sapi di Sumatera Utara dipengaruhi oleh
beberapa faktor (harga daging sapi dan harga daging ayam).
2. Terdapat trend pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera Utara dalam
kurun waktu 2002-2012.
3. Proyeksi trend pertumbuhan daging sapi dalam kurun waktu 2014-2023 di