RPI 2 -J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
1
BAB IV
PROFIL KOTA SABANG
4.1. GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH 4.1.1. Letak Geografis
Secara Geografis Kota Sabang terletak pada garis 05o46’28” LU – 05o54’28” LU dan 95o13’02” BT – 95o22’36” BT dengan batas wilayah sebagai berikut:
‐ Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka,
‐ Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka,
‐ Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia,
‐ Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
4.1.2. Administrasi Wilayah
Wilayah Kota Sabang meliputi Pulau Weh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, dan Pulau Rondo, dengan luas sebesar 153 Km2, yang terdiri dari dua kecamatan dan 18 gampong. Masing-masing kecamatan tersebut memiliki luas sebagai berikut : (1) Kecamatan Sukakarya 73 Km2 (47,71%); dan (2) Kecamatan Sukajaya 80 Km2 (52,29%).
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya
Pembagian, Luas Wilayah AdministrasiPer-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan Nama Kecamatan Jumlah Gampong (Ha) Luaswilayah Persentase (%) Kecamatan Sukakarya Gampong Kuta Ateuh 52,04 0.43 %
Gampong Kuta Timu 157,11 1.29 %
Gampong Kuta Barat 88,86 0.73 %
Gampong Aneuk Laot 449,67 3.68 %
Gampong Paya Seunara 564,23 4.62 %
Gampong Batee Shoek 1129,51 9.25 %
Gampong Iboih 2660,98 21.79 %
Gampong Krueng Raya 959,27 7.85 %
Kecamatan Sukajaya Gampong Ie Meulee 306,89 2.51 % Gampong Ujoeng Karueng 122,60 1.00 %
Gampong Anoe Itam 1018,89 8.34 %
Gampong Cot Ba’U 531,09 4.35 %
Gampong Cot Abeuk 357,18 2.92 %
Gampong Balohan 772,39 6.32 %
Gampong Jaboi 490,14 4.01 %
Gampong Beurawang 469,32 3.84 %
Gampong Keunekai 568,96 4.66 %
Gampong Paya 1444,65 11.83 %
Pulau Rondo 71.51 0.59 %
Total 18 Gampong 12.213,30 100 %
Sumber :Bappeda Kota Sabang (RTRW 2012)
4.2. GAMBARAN DEMOGRAFI 4.2.1. Jumlah Penduduk
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya
Jumlah Penduduk di Kota Sabang Tahun 2009-2012 Kecamatan/
Sub Subdistricts
Penduduk/Population Rasio Jenis
Kelamin/Sex Ratio Laki-Laki /Male PerempuanFemale / Jumlah/ Total
Sukajaya 8.204 7.896 16.137 104
Sukakarya 7.933 7.749 15.654 102
Total 16.137 15.654 31.782 206
Sumber : BPS Kota Sabang 2013
4.2.2. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data kependudukan, jumlah penduduk Kota Sabang dari tahun 2008 sampai dengan akhir tahun 2011 mengalami peningkatan. Pada akhir tahun 2012 jumlah penduduk Kota Sabang adalah sebanyak 31.355 jiwa. Menurut jenis kelamin, jumlah penduduk berjenis kelamin wanita lebih sedikit dibandingkan penduduk berjenis kelamin pria (sex ratio : 103) penduduk laki-laki sejumlah 16.077 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 15.784 jiwa. Selengkapnya dapat di lihat pada Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenisi Kelamin di Kota Sabang sebagai berikut :
Sumber : BPS Kota Sabang 2013
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
14.627 14.517 14.934 14.978 14.685 15.292 15.016 14.980 15.332 15.111 15.542 15.600 15.459 15.896 15.958 15.723 16.138 16.077
14.210 14.551 14.664 15.053 15.397 15.784
29.144 29.843 29.996 30.653 31.355 31,782
105 105 105 104 103 103
Gambar 4.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun 2007 s.d 2012
Jumlah Penduduk di Kecamatan Sukakarya Jumlah Penduduk di Kecamatan Sukajaya
Penduduk Pria Penduduk Wanita
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
5
4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah keluarga miskin Kota Sabang pada tahun 2013 berjumlah 3 568 Jiwa Keluarga Misikin di Kota Sabang terbagi dalam 2 (dua) Kecamatan dengan kategori antara lain : Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, Keluarga Sejahtera Plus, terkait jumlah Keluarga miskin dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Miskin Perkecamatan
Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (Jiwa)
Kecamatan Sukakarya 1 723
Kecamatan Sukajaya 1 845
Jumlah Total 3 568
Sumber : Sabang dalam angka 2013
Tabel 4.4
Proyeksi penduduk Kota Sabang menggunakan proyeksi eksponensial dari tahun 2010 hingga tahun 2031 dengan rumus proyeksi yang didapat dari pertumbuhan penduduk Kota Sabang Tahun 2004 – 2010 atau dengan rumus:
Y = 28.093 e0,011x Dimana:
y = jumlah penduduk
x = tahun perhitungan (dimulai da tahun 2004 yang merupakan x = 1).
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya pertumbuhan penduduk sebesar 1,106 %. Untuk lebih lengkapnya, proyeksi pertumbuhan penduduk Kota Sabang da tahun 2010 – 2031 dapat dilihat dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Proyeksi Penduduk Kota SabangTahun 2010 – 2031
No Tahun Kecamatan (jiwa) Penduduk per Kota Sabang Penduduk (jiwa)
Pertumbuhan (%)
Sukajaya Sukakarya Sukajaya Sukakarya Kota Sabang
1 2010 15542 15111 30653 - -
-Sumber: Bappeda Kota Sabang (RPJMD)
4.2.5. Persebaran Penduduk
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
7
4.3. GAMBARAN TOPOGRAFI
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
8
RPI 2 -J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
9
RPI 2 -J M Bida ng Cipt a K a rya
4.4. GAMBARAN GEOHIDROLOGI
Sumberdaya air di Kota Sabang terdiri dari air permukaan, air tanah dan mata air. Sungai-sungai yang terdapat di Pulau Weh umumnya memiliki ukuran relatif kecil dan pendek. Meskipun Kota Sabang memiliki beberapa sumber air bersih, Sumber daya air di Kota Sabang terdiri dari air permukaan, air tanah dan mata air. Sungai-sungai yang terdapat di Pulau Weh umumnya memiliki ukuran relatif kecil dan pendek.Kondisi air pada umumnya jernih, dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air untuk mencuci dan mandi. Salah satu sumber daya air di Kota Sabang adalah Danau Aneuk Laot, terletak 3 km selatan Kota Sabang. Danau ini merupakan salah satu kawah purba yang kemudian berbentuk sebuah danau memiliki panjang sekitar 1.500 m dan lebar rata-rata 250 m. Danau ini merupakan sumber air permukaan dengan ketersediaan sumber air sekitar 7 juta m3 dan telah dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi PDAM setempat untuk memenuhi sebagian pasokan air bersih Kota Sabang. Namun demikian debitnya yang relatif kecil dan topografi Pulau Weh yang bergelombang menyebabkan tidak semua wilayah di Kota Sabang mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM Tirta Aneuk Laot. Adapun daerah aliran sungai Kota dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut
Tabel 4.6
Daerah Aliran Sungai Wilayah Kota Sabang
Nama DAS Luas DAS
DAS Krueng Iboih 4.212,26 Ha DAS Pulau Klah 13,18 Ha DAS Pulau Seulako 0,96 Ha DAS Pulau Rubiah 24,8 Ha DAS Krueng Balohan 5.343,31 Ha
RPI 2 -J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
11
RPI 2 -J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
12
4.5. GAMBARAN GEOLOGI
Formasi bebatuan Pulau Weh dapat dibagi menjadi 3 satuan atau formasi, yaitu (dari tua ke muda):
a) Formasi Gunung api Pulau Weh, berumur Pleistosen dan tersusun atas tuf, aglomerat, lava, dan kubah andesit. Formasi ini menyebar disebagian besar Pulau Weh, yaitu Gunung Iboih, Cot Parada, Cot Lhueng Angen, Cot Pawang, Gunung Sarung Keris, Gunung Kulam, Cot Palana, Gunung Leumo Mate, Gunung Simere Guh, Cot Labu Batu, Cot Batee Dong, Sabang dan sekitarnya;
b) Formasi Seulimeum, berumur Pleistosen, tersusun atas batu gamping koral berwarna coklat muda keputihan gelap, mengandung cangkan binatang karang. Formasi ini menyebar di perbukitan bagian Timur Pulau Weh, membujur dari Utara ke Selatan di daerah Ujong Hud, Cot Ba’U, Ujong Reuteuk, Ujong Mentigu, Anoe Itam dan sekitarnya. Batuan ini diduga menumpang diatas Formasi Gunung api Pulau Weh; dan
c) Satuan Aluvium, berumur Holosen, disusun oleh kerikil, pasir dan lempung. Dijumpai didataran pantai dan sungai di Balohan, sekitar Danau Aneuk Laot, Paya Seunara dan sekitarnya.
RPI 2 -J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
13
RPI 2 -J M Bida ng Cipt a K a rya
Secara umum iklim di Kota Sabang termasuk ke dalam iklim tropis.Hal ini karena dipengaruhi dengan letaknya yang berada di sekitar gas khatulistiwa. Curah hujan tahunan Kota Sabang berjumlah di atas 2000 mm, dengan tingkat curah hujan sedikit terjadi perbedaan antara wilayah pantai dengan wilayah berbukit dan bergunung. Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Fergusson, tipe curah hujan Kota Sabang termasuk kelas B (basah). Temperatur rata-rata di Kota Sabang adalah sekitar 26ºC dengan temperatur maksimum 31ºCc dan temperatur minimumnya 20ºC
Tabel. 4.7
Rata-Rata Tekanan Udara, Suhu Udara, Kelembapan Nisbi, Hujan Setiap Bulan diKota Sabang Tahun 2012
Bulan/Month
Sumber : BPS Kota Sabang 2013
Tabel 4.8
Arah Angin, Kecepatan Angin, Hari Hujan, dan Curah Hujan Setiap Bulan di Kota Sabang Tahun 2012
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya
Sumber : BPS Kota Sabang 2013
4.7. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI
Pertambahan penduduk setiap tahunnya menjadi modal dasar dan faktor produksi yang sangat penting dalam pembangunan, akan tetapi dampak lain kondisi ini menimbulkan gejolak sosial dan berdampak buruk terhadap pembangunan apabila tidak diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, terampil, berpengalaman tinggi, berdaya saing, dan profesional.
Peningkatan SDM dapat ditempuh dengan jalur pendidikan formal dan informal. Perkembangan pendidikan di Kota Sabang dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan baik kualitas pendidikan maupun sarana prasarana pendukung pendidikan yang terus dibenahi, direnovasi.
Pendidikan merupakan prasyarat utama untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat berkompetisi di masa mendatang. Di Kota Sabang tercatat 28 sekolah dasar (SD) termasuk 1 (satu) Sekolah Dasar Swasta, 9 sekolah menengah pertama (SMP) termasuk 1 (satu) sekolah menengah pertama swasta , 3 sekolah menengah umum (SMU), dan 1 sekolah menengah kejuruan (SMK), 5 sekolah madrasah ibtidayah (MI), 2 sekolah madrasah tsanawiyah (MTs), 1 sekolah madrasah aliyah (MA).
Tabel 4.9
Fasilitas Pendidikan yang Tersedia di Kota Sabang
Nama Kecamatan
Sumber : Buku Putih Sanitasi (BPS)
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
16
sebagai petani penggarap) sebagai sumber nafkah bagi keluarga, disamping itu juga berprofesi sebagai pegawai.Selebihnya merupakan KK yang bermata pencaharian sebagai petani, buruh, nelayan, pedagang, jasa-jasa, supir dan lainnya.
Kemiskinan merupakan persoalan yang krusial dan mendasar yang dihadapi suatu daerah. Banyaknya penduduk miskin (kurang beruntung) akan berimplikasi buruk terhadap perkembangan perekonomian serta dapat menimbulkan masalah-masalah sosial disekitar masyarakat. Pada tahun 2011, jumlah KK miskin di Kota Sabang sedikitnya 2.863 KK. KK miskin terbanyak ditemui di Kecamatan Sukakarya sebanyak 1.390 KK,dan untuk kecematan Sukajaya jumlah keluarga miskin tercatat 1.473 KK miskin.seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.10
Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (Jiwa)
Kecamatan Sukakarya 1 723
Kecamatan Sukajaya 1.473
Sumber : Sabang dalam angka 2011
Pada saat ini, jumlah kepala keluarga dari 18 kelurahan yang ada di Kota Sabang tercatat 9.161 KK.Di Kecamatan Sukakarya terdapat 5.111 KK dan Kecamatan Sukajaya terdapat 4.050 KK. Penduduk yang relatif padat dijumpai di Kecamatan Sukakarya, yaitu setiap kilometer persegi dihuni sebanyak 221 jiwa, sedangkan di Kecamatan Sukajaya hanya dihuni sebanyak 183 jiwa tiap kilometer persegi. Berdasarkan data, pada tahun 2006 tingkat kepadatan penduduk di Kota Sabang masih rendah yaitu 201 jiwa per Km2, dimana pada tahun sebelumnya (2002) kepadatan penduduk di Kota Sabang sekitar 165 jiwa per km2. Adapun jumlah rumah perkecamatan pada saat ini seperti yang terlihat pada tabel 2.10 di bawah ini:
Tabel 4.11
Jumlah Rumah Per Kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah Rumah (unit)
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
17
Kawasan Kumuh Kota Sabang meliputi luas4,82 Ha yang merupakan total luas kawasan yang tingkat kepadatan penduduk lebih dari 300 jiwa/ha, atau kawasan yang infrastruktur/penataan lingkungannya tidak tertata dengan baik, atau kawasan yang komunitas masyarakatnya berpenghasilan rendah di Kota Sabang.
Gambaran keadaan kesejahteraandan pemerataan ekonomi dalam lima tahun terakhir dilihat dari angka Pertumbuhan PDRB, PDRB Per Kapita, Laju Inflasi, Laju Pertumbuhan Ekonomi, dan Tingkat Kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia dan Angka Kriminalitas.
a. Pertumbuhan PDRB
Perekonomian Kota Sabang dalam selama kurun waktu tahun 2008 s.d 2012yang ditunjukkan dengan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami kemajuan, hal ini menunjukkan kinerja semakin membaik dengan ditandai meningkatnya nilai PDRB setiap tahunnya, baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000.
Ditinjau dari nilai dan konstribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sabang Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000 menurut Lapangan Usaha tahun 2008 sebesar Rp. Rp.255.193,57 juta meningkat menjadi Rp.267.967,01 juta pada tahun 2012. Peningkatan nilai PDRB terjadi di semua sektor. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.12
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sabang Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha (Dalam Juta)
NO SEKTOR 2008 Rp 2009 Rp 2010 Rp 2011 Rp 2012 Rp
1 Pertanian 28.842,39 29.162,86 29.587,21 29.910,31 30.270,72 2 Pertambangan & Penggalian 2.476,07 2.545,54 2.625,19 2.688,05 2.762,61 3 Industri Pengolahan 11.074,39 11.306,43 11.511,28 11.749,59 12.006,03 4 Listrik,Gas & Air bersih 1.421,98 1.505,22 1.612,98 1.665,39 1.760,89 5 Konstruksi 34.303,26 37.876,14 42,924,14 45.988,73 49.408,17
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 41.189,03 43.793,63 45.715,68 47.782,76 50.046,09 7 Pengangkutan & Komunikasi 9.744,19 10.106,22 10.897,39 11.268,46 11.845,06
8 Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan 5.218,77 5.404,58 5.617,46 5.732,29 5.931,63 9 Jasa-jasa 90.923,48 94.118,64 97.728,17 100.033,46 103.935,80
PDRB 225.193,56 235.819,26 248.219,50 256.819,04 267.967,01
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya Tahun 2012 terbesar berasal dari Sektor Jasa-jasa sebesar Rp.103.935,80 juta atau 38,79%, selanjutnya konstribusi terbesar kedua yaitu Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran sebesar Rp..50.046,09 juta atau 18,68%, sedangkan sektor konstruksi sebesar Rp.49.408,17 juta atau 18,44% berada diurutan ketiga dan sektor pertanian sebesar Rp.30.270,72 juta atau 11,30% merupakan penyumbang kempat terhadap pembentukan PDRB Kota Sabang.
Ditinjau dari nilai dan konstribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sabang Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menurut Lapangan Usaha tahun 2008 sebesar Rp. Rp.426.638,98 juta meningkat menjadi Rp.611,146.05 juta pada tahun 2012. Perkembangan PDRB Kota Sabang sejak tahun 2008-2012 selalu berada diatas 5 persen.
Tabel 4.13
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sabang Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Menurut Lapangan Usaha (Dalam Juta)
NO SEKTOR 2008 2009 2010 2011 2012
Rp Rp Rp Rp Rp
1 Pertanian 41.514,03 43.637,21 45.860,27 47.528,74 48.811,86 2 Pertambangan & Penggalian 3.852,42 4.043,93 4.213,00 4.417,03 4.597,32 3 Industri Pengolahan 15.412,07 16.186,32 17.015,50 17.808,06 18.609,78 4 Listrik,Gas & Air bersih 3.851,09 4.632,96 5.817,11 6.220,07 6.693,09 5 Konstruksi 75.383,23 88.941,11 103.378,00 112.962,21 126.959,60
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 63.744,69 70.158,24 78.112,67 84.039,84 89.223,83 7 Pengangkutan & Komunikasi 20.777,51 24.289,95 28.846,19 31.406,56 35.040,90
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
19
2007 2008 2009 2010 2011 2012
211.709,54 225.193,57 235.819,26 248.103,50
256.387,04 267.967,01
Gambar 4.7
PDRB Kota Sabang Atas Dasar Harga Konstan
2007 2008 2009 2010 2011 2012
381.010,73 426.608,98
477.980,32 541,759.00
566.279,41 611.146,05
Gambar 4.9
PDRB Kota Sabang Atas Dasar Harga Berlaku
28.622,69
Nilai & Kontribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2007 s.d 2012 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (dalam juta rupiah)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Dari Tabel 4.13 dapat dilihat peranan konstribusi setiap sektor bagi struktur perekonomian Kota Sabang, pada Tahun 2012 terbesar berasal dari sektor
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya
2007 2008 2009 2010 2011 2012
39.518,36
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 s.d 2012 atas Dasar Harga Berlaku (dalam jutaan rupiah)
2007 2008 2009 2010 2011 2012
melihat peranan masing-masing sektor dalam wadah perekonomian Kota Sabang dan kaitannya dengan prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan juga dapat menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan.Distribusi persentase PDRB menurut lapangan usaha atas dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kota Sabang tahun 2008 s.d 2012 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.11
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 4.12
Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2012 atas Dasar Harga Berlaku
b. PDRB Per Kapita
PDRB per kapita Kota Sabang ADHB tahun 2008 hingga 2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 nilai PDRB per kapita tercatat sebesar Rp 14.282.240 dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2012 mencapai Rp.19.181.630. Sedangkan PDRB per kapita berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan 2000 sejak tahun 2008 mengalami kenaikan dari sebesar Rp.7.538.620 menjadi Rp.8.410.500 di tahun 2012.
Gambar 4.13
PDRB Per Kapita atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2008 s.d 2012
(dlm ribuan) Kota Sabang
0 5.000 10.000 15.000 20.000
2008 2009 2010 2011 2012
14.282,24 15.785,34
17.254,18 18.060,26
19.181,63
7.538,62 7.787,95 8.093,94 8.176,91 8.410,50
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
22
c. Laju Inflasi Kota Sabang
Inflasi merupakan perubahan tingkat harga (barang dan jasa) umum yangterjadi secara terus menerus.Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akanmenggalakkan perkembangan ekonomi.Biaya yang terus menerus naikmenyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan.Inflasi berdampaksecara umum pada kegiatan ekonomi negara yang lebih lanjut berdampak padapengangguran. Selain itu juga menimbulkan efek-efek kepada individu masyarakatdiantaranya adalah menurunkan pendapatan riil masyarakat berpendapatan tetap,mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang dan memperburuk pembagiankekayaan.
Secara umum laju inflasi dapat ditekan pada kisaran dibawah 10%.Laju inflasi Kota Sabang rata-rata selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami penurunan. Inflasi Kota Sabang pada tahun 2008 sebesar 7,26 persen, tahun 2009 sebesar 6,99 persen, tahun 2010 sebesar 5,17 persen, tahun 2011 sebesar 3,61 persen dan tahun 2012 sebesar 3,26 persen. Nilai inflasi rata-rata tahun 2008 sampai dengan akhir tahun 2012 Kota Sabang dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Gambar 4.14
Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun 2008 s.d 2012 Kota Sabang
7,26 6,99
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya K ot a Sa ba ng T a hun 2 0 1 5 -2 0 1 9
23
Dilihat dari perkembangan inflasi menurut sektor selama kurun waktu 2008 hingga 2012, konstribusi masing-masing sektor mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.
Tabel 4.14
Perkembangan Inflasi Menurut Sektor Tahun 2008 - 2012
NO SEKTOR TAHUN
2008 2009 2010 2011 2012
1 Pertanian 4,40 3,96 3,59 3,08 0,93
2 Pertambangan & Penggalian 0,49 2,11 1,02 2,39 1,27
3 Industri Pengolahan 4,24 2,87 2,36 3,31 2,38
4 Listrik,Gas & Air bersih 11,67 13,65 17,17 3,56 1,77
5 Konstruksi 15,40 6,86 5,55 -0,29 3,97
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 4,23 3,52 6,66 2,93 1,37 7 Pengangkutan & Komunikasi 18,04 12,72 10,14 5,29 6,14 8 Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan 10,33 16,92 16,41 10,25 0,31
9 Jasa-jasa 4,90 7,49 2,74 4,76 3,63
INFLASI 7,26 6,99 5,17 3,61 3,26
d. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Kota Sabang apabila dilihat dari nilai laju pertumbuhan ekonominya mengalami naik turun, tahun 2009 sebesar 4,72 %, tahun 2010 sebesar 5,26 %, tahun 2011 sebesar 3,36 %, tahun 2012 sebesar 4,34 %. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi secara sektoral dalam 5 (lima) tahun terakhir juga mengalami nilai relatif naik turun.
Gambar 4.15
Keadaan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2009-2012
RPI -2 J M Bida ng Cipt a K a rya
Pengukuran derajat kesejahteraan rakyat dilihat dari tingkat kemiskinan mencakup jumlah dan persentase penduduk miskin, indeks kedalaman (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2) dan aspek Garis Kemiskinan (ketimpangan pendapatan) Kota Sabang bergerak lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya anggaran belanja Kota Sabang. Artinya dalam lima tahun terakhir pembangunan Kota Sabang belum mendorong perubahan signifikan dalam mengurangi ketimpangan pendapatan masyarakat.
Tabel berikut menunjukkan fakta bahwa kesenjangan sosial yang terjadi disebabkan karena ketimpangan pendapatan rakyat semakin dalam.
Tabel 4.15
f. Indeks Pembangunan Manusia
Berikut dapat kita lihat keadaan dan atau indikator Pembangunan Manusia di Kota Sabang
Tabel 4.16
Keadaan Indeks Pembangunan Manusia
TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Perkapita (Rp) 620.650 623.140 625.820 627.350 631.100 634.220
IPM 74,48 75,00 75,49 75,98 76,47 76,88