• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN TERHADAP ORANG ASING DI WILAYAH KERJA KANTOR IMIGRASI KELAS 1 MAKASSAR PERSPEKTIF SIYASAH SYAR IYYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGAWASAN TERHADAP ORANG ASING DI WILAYAH KERJA KANTOR IMIGRASI KELAS 1 MAKASSAR PERSPEKTIF SIYASAH SYAR IYYAH"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

“PENGAWASAN TERHADAP ORANG ASING DI WILAYAH KERJA KANTOR IMIGRASI KELAS 1 MAKASSAR PERSPEKTIF SIYASAH

SYAR’IYYAH”

DRAFT SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Prodi Hukum Tata Negara (Siyasah Syar’iyyah) Fakultas Syari’ah dan Hukum

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

MUHAMMAD ASWAD 10200116075

HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2021

(2)

ii

Mahasiswa yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Aswad

Nim : 10200116075

Tempat/Tgl. Lahir : Barru, 30 September 1998

Jurusan : Hukum Tatanegara (Siyasah Syar’iyyah) Fakultas : Syariah dan Hukum

Judul : Pengawasan Terhadap Orang Asing Di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar Perspektif Siyasah Syar’iyyah

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusunan sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata, 20 April 2021 Penyusun,

Muhammad Aswad Nim: 10200116075 PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

(3)

iii

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya yang begitu besar yang senantiasa menyertai penulis dalam memulai, menjalani dan mengakhiri masa perkuliahan serta dapat mengerjakan sekaligus menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Pengawasan Terhadap Orang Asing Di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar Perspektif Siyasah Syar’iyyah” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada jurusan Hukum Tatanegara Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Banyak pihak yang membantu dalam penulisan dan proses penyusunan skripsi ini berupa dorongan moril, bimbingan dalam penulisan, serta bantuan materil kepada saya selaku penulis. Maka dari itu penulis dalam kesempatan ini menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa dan apresiasi yang telah diberikan selama dalam proses penyusunan skripsi ini.

Penghargaan sedalam-dalamnya juga tak lupa diberikan kepada:

1. Bapak Prof. Hamdan Juhannis MA. PhD. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

2. Bapak Dr. H. Muammar Muhammad Bakry, Lc., M. Ag selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin.

3. Ibu Dr. Kurniati, M.H.I selaku Ketua Jurusan dan Dr. Hj. Rahmiati, S.Pd., M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Hukum Tatategara (Siyasah Syar’iyyah) Universitas Islam Negeri Alauddin.

4. Bapak Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A. selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Sohrah, M.Ag. selaku pembimbing II yang telah memberikan segala

(5)

v

petunjuk dan arahannya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis: Ayahanda H. Bakri dan Ibunda Hj. Suriyati yang telah ikhlas memberikan segalanya demi terciptanya kesarjanaan yang amat sangat diharapkan.

6. Kepada saudara penulis Nirwan Bakri, Diman Suriyansyah B, dan Muhammad Yusuf yang telah ikhlas memberikan do’a, semangat dan terus mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Hukum Tatanegara yang telah mendidik penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan studi dengan baik dan senantiasa memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat bagi penulis baik formal maupun non formal.

8. Seluruh staf akademik Jurusan Hukum Tatanegara yang telah memberikan bantuan jasa dalam bidang keadministrasian kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

9. Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan, Kepala SubSeksi Pengawasan, dan Kepala SubSeksi Penindakan beserta seluruh staf seksi pengawasan dan penindakan orang asing, tak lupa kepada seluruh jajaran kantor imigrasi kelas 1 makassar.

10. Kepada Rosmini yang selalu setia dan senantiasa memberi semangat beserta doa, dukungan, dan energi-energi positif sehingga penulis selalu bersyukur dan belajar banyak dari dia.

11. Kepada teman-teman Kelas HTN C dan Keluarga besar Hukum Tata Negara yang senantiasa memberikan semangat dalam penyelesaian studi dan juga telah menjadi keluarga kedua bagi penulis.

(6)

vi

12.Kepada teman-teman SMA dan seluruh komunitas baik komunitas Khinsip In Driving maupun Edang Squad dan juga Carutu Squad atas semua masukan-masukan dan pengalaman-pengalaman yang belum pernah penulis dapatkan.

13.Teman-teman seposko KKN Angkatan 62 Desa Non Blok, Kec. Kalaena, Kab. Luwu Timur yang telah menjadi kawan seperjuangan selama 45 hari mengabdi kepada masyarakat.

Sangat disadari bahwa penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan semua keterbatasan itu lahir dari penulis itu sendiri yang tiada pernah lepas dari segala kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, senantiasa penulis kembalikan kepada Allah swt dan mohon ampun kepada-Nya. Kritik dan saran sangat diperlukan demi terciptanya sebuah karya tulis yang dapat berguna dan memberikan manfaat kepada kita semua. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Samata, 25 Februari 2021 Penyusun,

Muhammad Aswad Nim: 10200116075

(7)

vii DAFTAR ISI

SAMPUL ...i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...ii

PENGESAHAN SKRIPSI ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ...ix

ABSTRAK ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 11

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus... 11

D. Kajian Penelitian Terdahulu ... 13

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 15

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 17

A. Pengawasan... 17

B. Keimigrasian... 19

C. Siyasah Syar’iyyah... ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Jenis dan Lokasi Penelitian... 34

B. Pendekatan Penelitian ... 35

C. Sumber Data ... 36

D. Metode Pengumpulan Data ... 37

E. Instrumen Penelitian... 38

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 41

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 41

(8)

viii

B. Urgensi Pengawasan Orang Asing Pada Kantor Imigrasi Kelas

1 Makassar ...51

C. Dampak Positif dan Negatif Kedatangan Orang Asing Dalam Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar ...67

D. Pandangan Siyasah Syar’iyyah Mengenai Orang Asing ... 69

BAB V PENUTUP ...74

A. Kesimpulan ...74

B. Imlpikasi ...75

DAFTAR PUSTAKA ...76

(9)

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Transliterasi Arab-Latin

Dalam huruf bahasa arab dan transliterasinya kedalam huruf latin dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Konsonan Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Nama

ا

Alif

Tidak Dilambangka

n

Tidak dilambangkan

ب Ba B Be

ت Ta T Te

ث Sa

S es (dengan titik di atas)

ج Jim J Je

ح Ha

H

ha (dengan titk di bawah)

خ Kha Kh ka dan ha

د Dal D De

ذ Zal Z zet (dengan titik di atas)

ر Ra R Er

ز Zai Z Zet

س Sin S Es

(10)

x

ش Syin Sy es dan ye

ص Sad S es (dengan titik di

bawah)

ض Dad D de (dengan titik di

bawah)

ط Ta T te (dengan titik di

bawah)

ظ Za Z zet (dengan titk di

bawah)

ع ‘ain ‘ apostrop terbalik

غ Gain G Ge

ف Fa F Ef

ق Qaf Q Qi

ك Kaf K Ka

ل Lam L El

م Mim M Em

ن Nun N En

و Wau W We

ه Ha H Ha

ء Hamzah , Apostop

ي Ya Y Ye

Hamzah (

ء)

yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (‘).

(11)

xi

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut :

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah A A

Kasrah I I

Dammah U U

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu :

Tanda Nama Huruf Latin Nama

fathah dan ya ai a dan i

fathah dan wau au a dan u

(12)

xii

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat dan Huruf

Nama Huruf dan

Tanda

Nama

fathah dan alif atau ya

a a dan garis di atas

kasrah dan ya i i dan garis di atas

dammah dan wau

u u dan garis di atas

4. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua, yaitu: ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah, dan dammah, yang transliterasinya adalah [t].

Sedangkan ta marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun transliterasinya adalah [h].

(13)

xiii

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbutah itu transliterasinya dengan [h].

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydid, dalam transliterasinya ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Jika huruf

ي

ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah

(ي),

maka ia ditransliterasikan seperti huruf maddah (i).

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf

لا

(alif lam ma’arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia di ikuti oleh huruf syamsiah Maupun huruf

qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya.

Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrop hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

(14)

xiv

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur’an (dari al-Qur’an), sunnah, khusus dan umum. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh.

9. Lafz al-Jalalah (لاله)

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudaf ilaih (frase nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz a-ljalalah, ditransliterasi dengan huruf [t].

10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama dari (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (AL-

(15)

xv

). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK,DP, CDK, dan DR).

B. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dilakukan adalah:

1. swt. = subhanahu wa ta’ala 2. saw. = sallallahu ‘alaihi wa sallam 3. a.s. = ‘alaihi al-salam

4. H = Hijriah

5. M = Masehi

6. SM = Sebelum Masehi

7. 1. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)

8. w. = Wafat tahun

9. QS …/ 04:09 = QS an-nisa /04:09

(16)

xvi ABSTRAK

Nama : Muhammad Aswad

NIM : 10200116075

Prodi/Jurusan : Hukum Tatanegara

Judul : Pengawasan Terhadap Orang Asing Di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar Perspektif Siyasah Syar’iyyah

Skripsi ini membahas tentang Pengawasan Terhadap Orang Asing di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar Perspektif Siyasah Syar’iyyah di Kota Makassar. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana Urgensi Pengawasan Orang Asing Pada Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar. (2) Bagaimana Dampak Positif dan Negatif Kedatangan Orang Asing Dalam Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar. (3) Bagaimana Pandangan Siyasah Syar’iyyah Mengenai Orang Asing.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) kualitatif dengan pendekatan yuridis empiris dan normative syar’i. sumber data primer berupa wawancara dan sumber data sekunder berupa riset kepustakaan. Teknik pengelolaan data yaitu identifikasi, coding dan editing data. Data dianalisis dengan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1)Pentingnya pengawasan yang dilakukan Kantor Imigrasi kelas 1 Makassar karena berdasarkan pada data tahun 2018 sampai 2019 tercatat kebanyakan orang asing melakukan pelanggaran seperti: overstay, ilegal entry/ilegal stay, tidak memiliki izin tinggal, penyalahgunaan izin tinggal, dan tindak pidana sehingga pengawasan yang dilakukan kantor imigrasi kelas 1 makassar menjadi sangat penting agar dapat mengurangi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan orang asing.(2)Adapun dampak positif kedatangan orang asing seperti menambah devisa negara, membantu pembangunan negara, dan membantu perekonomian masyarakat daerah wisata. Sedangkan dampak negatifnya seperti berkurangnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal, terjadinya tindak pidana yang dilakukan orang asing yang meresahkan masyarakat.(3)Pandangan siyasah syar’iyyah mengenai orang asing bahwa orang asing dalam pandangan Islam tidak dipandang berdasarkan perbedaan agama karena merujuk pada QS Al-Hujurat ayat 13 surah ini lah yang menjadi prinsip dasar hubungan manusia bahwa sudah sunnatullah manusia itu beragam karena mereka dijadikan Allah swt berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling mengenal dan saling memberi manfaat.

Kata Kunci: Pengawasann, Orang Asing, Pandangan Siyasah Syar’iyyah Mengenai Orang Asing.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Orang asing yang menjalankan aktivitas, legalitas dan mobilitas di Indonesia menjadi salah satu faktor yang menunjang perkembangan teknologi dalam pembangunan di negeri ini. Arus lalu lintas keluar dan masuk wilayah Indonesia menjadi semakin meningkat disebabkan oleh faktor geografis negara Indonesia yang memiliki posisi strategis di antara setiap negara dan juga faktor lainnya yaitu di sebabkan karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang memadai.

Di dalam UU RI No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian Pasal 1 menyatakan bahwa “Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara.” Perkembangan global saat ini mengakibatkan peningkatan penduduk di dunia yang mendorong terjadinya berbagai dampak dan akibat baik yang menguntungkan ataupun yang merugikan bangsa dan negara, sehingga dengan adanya peraturan perundang-undangan dapat menjamin kepastian hukum berjalan dengan ketentuan yang berlaku.

(18)

2

Berdasarkan uraian di atas, maka orang asing telah memberikan banyak pengaruh yang bersifat positif seperti peningkatan teknologi dalam menunjang pembangunan dan meningkatkan devisi negara akan tetapi juga memberikan pengaruh yang negatif seperti halnya telah banyak terjadi perdagangan ilegal terutama bagi anak dan wanita yang bersifat internasional, maraknya imigran ilegal yang masuk wilayah Indonesia, dan menyebabkan meningkatnya sindikat internasional terutama di bidang terorisme, narkotika, dan penyelundupan.

Hak dan wewenang semua negara untuk menjalankan yurisdiksi kepada orang-orang atau benda dan juga setiap perbuatan yang menyebabkan terjadinya suatu akibat yang berdampak pada negara tersebut diberikan oleh Hukum Internasional. Setiap negara memiliki peraturan-peraturan yang berkaitan dengan keimigrasian atau menyangkut lalu lintas orang atau barang yang berlaku di negara tersebut dan memiliki sifat umum atau khusus pada setiap negara tergantung nilai dan kebutuhan suatu negara.1

Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang menjadi bukti terselenggaranya tujuan nasional yang di tandai dengan tidak adanya bentuk pelanggaran hukum yang terjadi di masyarakat dan juga tidak adanya gangguan-gangguan yang membuat masyarakat resah dan tidak nyaman dalam menjalankan aktivitas sehingga dapat terjadinya ketentraman, keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.

1Wahyuddin Ukun, Deportasi Sebagai Instrumen Penegakan Hukum dan Kedaulatan Negara di Bidang Keimigrasian, (Jakarta: PT. Adi Kencana, September 2004), h.31.

(19)

3

Pengawasan terhadap Warga Negara Asing (WNA) dilakukan Keimigrasian dengan menggunakan kebijakan selektif. Orang asing yang ingin tinggal di Indonesia harus memiliki izin dan harus mematuhi batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar berdasarkan kebijakan selektif yang dimana orang asing hanya dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara dan tidak pula memberikan bahaya atau dampak negatif kepada keamaan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, bangsa dan negara yang berdasar kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Apabila orang asing telah menyetujui dan mematuhi aturan yang berlaku di Indonesia maka orang asing tersebut dapat mendapatkan izin masuk atau keluar wilayah Indonesia.

Posisi strategis Indonesia memberikan pengaruh terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi. Indonesia memiliki wilayah yang terbentang sepanjang 3.997 mil antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Jika perairan di Indonesia digabungkan, maka luas Indonesia menjadi 1.9 juta mil persegi. Dalam pelaksanaan fungsi keimigrasian menjadi sangat penting dalam menjaga kedaulatan Republik Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau.2 Sehingga menyebabkan banyaknya jalur-jalur lalu lintas keluar masuk negara Indonesia yang bebas dari penjagaan yang mengakibatkan terjadinya penyelundupan-penyelundupan barang atau orang. Hal ini menjadi tanggung jawab keimigrasian dalam mengawal dan

2http://www.indonesia.go.id/home . Diakses pada tangga 07 mei 2020

(20)

4

menjaga Indonesia agar terhindar dari segala macam dampak negatif bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan datangnya orang asing di wilayah Indonesia akan menyebabkan terjadinya pelanggaran dan kejahatan. Menyikapi hal tersebut perlu dilakukan tindakan tegas kepada orang asing yang telah melakukan pelanggaran dan kejahatan di wilayah Indonesia. Deportasi adalah salah satu tindakan tegas keimigrasian yang dapat dilakukan kepada orang asing yang telah melakukan pelanggaran dan kejahatan sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, di samping itu juga dapat dikenakan tindakan tegas melalui proses peradilan.3

Dalam rangka menjaga keamanan dalam Negeri, setiap Warga Negara Asing yang masuk dan keluar wilayah Indonesia wajib memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku, hal ini berdasarkan pada Pasal 8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013 tentang Keimigrasian menyebutkan “setiap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia wajib memiliki dokumen yang sah dan masih berlaku”, di sebutkan pula dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Keimigrasian (selanjutnya disebutkan dalam UUK), dan Menurut Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 tentang Paspor Biasa dan Surat Perjalanan Laksana Paspor. Surat perjalanan yang dimaksudkan adalah surat yang masih berlaku dalam rentan waktu minimal 6 bulan. Pasal 1 ayat (3) UUK menyebutkan pengertian dari surat perjalanan ialah “dokumen resmi yang

3Wahan Wirasto dkk, Pengawasan Warga Negara Asing di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas II Belawan Berdasarkan UU No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian, USU Low Jurnal. 4(1) .2016.

(21)

5

dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu Negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara”.

Keimigrasian di Indonesia meliputi yang pertama yaitu menyangkut lalu lintas keluar dan masuk orang setiap negara. Kedua yaitu menyangkut pengawasan keluar dan masuk orang asing di Indonesia. Pengawasan terdiri menjadi dua yaitu pengawasan administrasi dan pengawasan lapangan.

Pengawasan administrasi menyangkut persyaratan dan kelengkapan berkas-berkas dalam membuat surat izin perjalanan Indonesia sedangkan pengawasan lapangan menyangkut keberadaan atau lokasi dan kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh orang asing tersebut.

Pengertian pengawasan berdasarkan keimigrasian adalah seluruh proses kegiatan yang dilakukan untuk mengontrol atau mengawasi orang asing tersebut.

Akan tetapi pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan untuk orang asing saja melainkan juga kepada warga negara Indonesia yang sedang melakukan perjalanan ke luar negara khususnya dalam hal penyalahgunaan kekuasaan dan pemalsuan dokumen perjalanan.

Orang asing yang mulai masuk ke Indonesia hingga meninggalkan Indonesia akan mendapatkan pengawasan yang ketat. Indonesia adalah wilayah yang memiliki banyak sekali pulau dari Sabang sampai Merauke dan terletak di antara benua australia dan benua asia bahkan berbatasan langsung dengan negara tetangga sehingga salah satu aspek penting ialah aspek pelayanan dan pengawasan terhadap lalu lintas keluar dan masuk antar negara. Penegakan hukum

(22)

6

keimigrasian menjadi salah satu tujuan dari pengawasan keimigrasian baik yang bersifat administratif ataupun lapangan berupa tindak pidana keimigrasian.

Konsep hukum diartikan sebagai garis-garis dasar kebijaksanaan hukum yang dibentuk oleh suatu masyarakat hukum. Garis-garis dasar kebijaksanaan ini hakikatnya merupakan pernyataan sika atau budaya hukum, filsafat atau hukum, bentuk hukum, desain-desain pembentuk dan penyelenggara nilai-nilai peradaban yang dimilikinya.4

Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subjek hukum dalam bentuk perangkat hukum, baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.5

Pandangan dari berbagai penstudi hukum tersebut diketahui bahwa ternyata hakekat fundamental karakter keadilan hukum progresif berada dalam jiwa masyarakat atau bangsa itu sendiri, sehingga penegakannya harus mempertimbangkan nilai-nilai keadilan yang hidup dan ditaati mayoritas masyarakat atau bangsanya, bukan sebaliknya bahwa masyarakat atau bangsa yang harus menghambangkan diri kepada hukum.6

Di Indonesia pelanggaran keimigrasian setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dalam pemberitaan di media massa tentang

4 Nila Sastrawaty, Hukum Sebagai Sistem Integrasi Pertimbangan Nilai Keperawanan Dalam Kasus Perkosaan. Al-daulah. Vol. 1 / No. 1. (Desember 2013). h. 96

5 Achmad Musyahid Idrus, Perlindungan Hukum Islam Terhadap Janin. Ad-daulah Vol. 4 / No. 1 (Juni 2015). h. 78

6 Marilang, Menimbang Paradigma Keadilan Hukum Progresif, Jurnal Konstitusi, Vol. 14 / No. 2 (Agustus 2017). h. 328

(23)

7

banyaknya pelanggaran keimigrasian khususnya masalah pengawasan orang asing yang terjadi.7 Hal ini juga memberikan cerminan bahwa masih banyak kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam menegakkan hukum keimigrasian dan yang terkhusus mengenai pengawasan lalu lintas orang-orang yang ingin keluar dan masuk wilayah Indonesia, apabila kelemahan-kelemahan dalam penegakan hukum keimigrasian ini tidak segera dicarikan solusi atau segera diatasi atau diminimalisir maka dapat menyebabkan hancurnya kepercayaan masyarakat terutama kepada penegakan hukum keimigrasian di Indonesia maupun orang asing terhadap sistem hukum di Indonesia.

Kedatangan orang asing di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan cukup bervariasi, seperti misalnya dengan tujuan untuk bekerja, berwisata, bersekolah, dan juga imigran. Di Sulawesi Selatan kebanyakan kasus pelanggaran imigrasi oleh orang asing ialah mengenai penyalahgunaan izin tinggal. Di tahun 2018 kantor imigrasi telah mendeportasi 4 orang yang kebanyakan kasusnya adalah penyalahgunaan izin tinggal, pelanggaran lain nya yaitu orang asing yang tertangkap melakukan skimming ATM dan orang asing yang terlibat kasus penculikan anak.8

Batasan tentang pengawasan sangat bervariatif, tetapi intinya adalah untuk mengontrol, mengendalikan dan memperbaiki bekerjanya manajemen pemerintah agar mencapai tujuan yang diharapkan sesuai rencana, norma dan standarisasi

7 Ritha Jusien Nahumury, “Analisis Tentang Fungsi Kantor Imigrasi Kelas 1 Jayapura Terhadap Pelaksanaan Pengawasan Orang Asing” dalam Tesisnya 2008, h.17

8 https://makassar.terkini.id/orang-asing-paling-banyak-bikin-pelanggaran-sulawesi- selatan/ . Diakses pada tanggal 6 Oktober 2020

(24)

8

yang telah ditetapkan. Hal itu terekspresikan dari pendapat para pakar antara lain sebagai berikut:9

Fungsi pengawasan yang dilakukan Nabi saw tidak nampak kekeliruan yang dilakukan para sahabat sebagai pembantunya. Seluruh kekeliruan yang terjadi senantiasa mendapat tuntutan dari Al-Qur’an dan hadist, baik yang sifatnya kesalahan putusan maupun terkait pelanggaran etika.10 Konsep musyawarah merupakan salah satu pesan syariat yang penting di dalam Al-Qur’an keberadannya dalam berbagai bentuk pola kehidupan manusia, baik dalam bentuk skala kecil maupun dalam bentuk skala besar. Konsep musyawarah berlandaskan pada tegaknya kesamaan hak dan kewajiban dalam kehidupan masyarakat, dimana antara pemimpin dan rakyat dalam ruang lingkup kehidupan negara.11

Indonesia merupakan salah satu bangsa di dunia yang memiliki ribuan kelompok etnis, agama, dan budaya lokal paling beragama. Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Mereka menjalankan segala aktifitas atas dasar paham agama atau sesuai dengan aturan dan ajaran Islam.12 Selama berabad-abad, pemerintah Islam terbukti mampu mengatur dan mengelola masyarakat majemuk yang berasal dari bebagai latar belakang agama,

9 Bangga Andika Hutabarat, Kajian Terhadap Kewenangan TP4D dan BPKP Dalam Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pembangunan Daerah, Jurnal Paradigma Vol. 3 / No. 2 (Desember 2018). h. 7-8

10 Sabri Samin, Menelusuri Akar Sistem Pengawasan Penegak Hukum. Ad-daulah Vol. 3 / No. 1 (Juni 2014). h. 1

11 Musyfikah Ilyas, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Musyawarah dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah. Al-Qadau Vol. 5 / No. 2 (Desember 2018). h. 229

12 Andi Nurhani Mufrih, Nur Taufiq Sanusi, Hadi Daeng Mapuna, Sistem Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Pada Perbankan Syariah Dalam Perspektif Hukum Islam. Iqtishaduna, Vol. 2 / No. 2 (Agustus 2020). h. 2

(25)

9

etnis, dan budaya. Setiap Muslim dituntut agar memperlakukan semua manusia dengan kebajikan dan keadilan, walaupun mereka itu tidak mengaku agama Islam, selama mereka tidak menghalangi penyebarannya, tidak memerangi para penyerunya, dan tidak menindas para pemeluknya. Ketentuan ini berlaku di negara Islam maupun di luar negara Islam. Khusus di negara Islam, para penganut agama selain Islam biasa disebut dengan Ahl Dzimmah. Mereka secara hukum mendapat perlindungan oleh hukum Islam untuk hidup aman di tengah kaum muslimin, bahkan kaum zimmi mendapat peluang untuk menduduki jabatan tertentu.13 Umat Islam wajib mengadakan perjanjian damai dengan orang-orang non Muslim jika mereka memintanya, dan dalam kondisi demikian tidak dibenarkan kaum Muslimin untuk memutus hubungan yang ada dengan sepihak.14

Al- Hujurāt adalah Surat yang tidak lebih dari 18 ayat dan termasuk surat Madaniyah , merupakan surat yang agung dan besar, yang mengandung hakikat akidah dan syari‟ah yang penting untuk manusia. Surat Al-Hujurāt ini menempati urutan ke-49 di dalam Al-Qur‟an.

Mengenai kisah turunnya surat Al-Hujurāt, ulama sepakat menyatakan bahwa surat ini turun setelah Nabi Muhammad saw, berhijrah ke Madinah.

Bahkan, salah satu ayatnya yang dimulai dengan “Ya ayyuhan an-Nas” yang bisa dijadikan ciri surat Makiyah yang turun sebelum hijrah, disepakati juga turun pada periode Madaniyah. Walaupun demikian, ada riwayat yang diperselisihkan nilai

13 Subehan Khalik, Hak-Hak Kaum Minoritas Dalam Hukum Islam. Al-daulah Vol.5 / No.

2 (Desember 2016). h. 2-3

14 Subehan Khalik, Hubungan-Hubungan Internasional Di Masa Damai. Ad-daulah Vol. 3 / No. 2 (Desember 2014). h. 10

(26)

10

kesahihannya yang menyatakan bahwa ayat tersebut turun di Makkah pada saat Haji Wada‟/Haji Perpisahan Nabi saw. Namun demikian, kalaupun riwayat itu benar, ini tidak menjadikan ayat tersebut Makkiyah, kecuali bagi mereka yang memahami istilah Makkiyah sebagai ayat yang turun di Mekkah. Indonesia merupakan salah satu bangsa di dunia yang memiliki ribuan kelompok etnis, agama, dan budaya lokal paling beragama.

Tema utama dalam surat Al-Hujurāt adalah berisi petunjuk apa yang harus dilakukan oleh seorang mukmin terhadap Allah SWT, terhadap Nabi dan orang yang menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya, yaitu orang fasik. Pada pembahasan ini dijelaskan apa yang harus dilakukan seorang mukmin terhadap sesama manusia secara keseluruhan, demi terciptanya sebuah perdamaian. Adapun etika yang diusung untuk menciptakan sebuah perdamaian dan menghindari pertikaian yaitu menjauhi sikap mengolok-olok, mengejek diri sendiri, saling memberi panggilan buruk, su‟udzon, ghibah, serta tidak boleh bersikap sombong dan saling membanggakan diri karena derajat manusia di hadapan Allah SWT itu semua sama. Di dalam surat Al-Hujurāt juga berisikan tentang etika, tatakrama, dan akhlak, yaitu kepada Allah swt, Rasul saw, sesama muslim yang taat, terhadap yang durhaka kepada Allah dan Rasul, dan terhadap sesama manusia.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti akan menganalisa permasalahan mengenai Pengawasan Terhadap Orang Asing di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar Perspektif Siyasah Syar’iyyah.

(27)

11

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut maka pokok masalah penelitian ini adalah:

Bagaimana peran imigrasi dalam pengawasan orang asing di Makassar Perspektif Siyasah Syari’iyyah?

Adapun sub masalahnya sebagai berikut :

a. Bagaimana urgensi pengawasan orang asing pada wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar?

b. Bagaimana dampak positif dan negatif terhadap kedatangan orang asing dalam wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar?

c. Bagaimana pandangan siyasah syar’iyyah mengenai orang asing?

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi fokus 1. Fokus Penelitian

Dalam skripsi ini penulis memofuksakan pada pengawasan terhadap orang asing yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar yang berdasarkan pada Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dan juga berdasarkan pandangan Siyasah Syar’iyyah mengenai orang asing.

2. Deskripsi Fokus a. Pengawasan

Pengawasan adalah suatu proses yang mengkonfirmasi bahwa setiap aktivitas yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

(28)

12

Pengawasan itu juga dapat memberikan informasi terkait adanya penyimpangan dan di harapkan segera di ambil langkah untuk meminimalisir atau memperbaiki masalah tersebut untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi atau lembaga terkait. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan sangat penting dalam menjalankan suatu perencanaan atau kebijakan. Dengan adanya pengawasan diharapkan kebijakan dapat berjalan dengan baik dan tidak adanya penyimpangan.

b. Orang Asing

Orang asing merupakan orang-orang yang berasal dari negara lain atau memiliki kewarganegaraan lain tetapi sedang berada atau bertempat tinggal di negara yang bukan kewarganegaraannya dalam kata lain orang asing adalah orang yang masuk ke wilayah negara lain tetapi tidak berasal dari negara itu. Di Indonesia orang asing adalah orang yang berada dalam wilayah Indonesia namun bukan berasal dari Negara Indonesia melainkan berasal dari Negara lain. Orang asing yang masuk ke Indonesia memiliki tujuan sehingga diberikan izin masuk wilayah Indonesia diantaranya yaitu, berwisata, bekerja, bersekolah, tinggal menetap karena menikahi orang Indonesia, pemain naturalisasi, atau imigran.

c. Telaah atas siyasah syar’iyyah

Siyasah Syar’iyyah (Hukum Tatanegara Islam) diartikan dengan ketentuan kebijaksanaan pengurusan masalah kenegaraan yang berdasarkan syariat. Definisi ini lebih dipertegas oleh Muhammad Igbal yang merumuskan siyasah syar’iyyah sebagai hukum-hukum yang mengatur kepentingan Negara, mengorganisasi

(29)

13

permasalahan umat sesuai dengan jiwa (semangat) syariat dan dasar-dasarnya yang universal demi terciptanya tujuan-tujuan kemasyarakatan.15

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian mengenai “Pengawasan orang asing dalam lingkup kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar Perspektif Siyasah Syar’iyyah”

penulis menggunakan berbagai referensi yang memiliki kaitan dan dapat menjadi panduan dalam penelitian ini, diantaranya yaitu:

1. Alfatih Jagad Fatharossy dalam jurnalnya “Pengawasan Warga Negara Asing di Perbatasan Indonesia” membahas mengenai pelaksanaan fungsi keimigrasian Pos Lintas Batas Tradisional yang belum terlaksana dengan optimal. Yang disebabkan karena beberapa faktor hambatan dari berbagai aspek.

2. M. Imam Santoso dalam bukunya “Perspektif Imigrasi Dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Nasional” membahas tentang perkembangan hukum keimigrasian nasional dalam sistem hukum Indonesia dan peningkatan peran keimigrasian.

3. Pasondaan Amir dalam skripsinya “Efektivitas Pengawasan dan Penindakan Tenaga Kerja Indonesia Ilegal oleh Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar” membahas tentang efektivitas dalam pengawasan kantor Imigrasi kelas 1 Makassar untuk mencegah tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri tetapi melalui jalur yang ilegal, dan melakukan

15Muhammad Igbal, Fiqh Siyasah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h. 5.

(30)

14

penindakan terhadap setiap tenaga kerja Indonesia yang melakukan pelanggaran.

4. Andi Indah Permata Sari dalam skripsinya “Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Keimigrasian di Kota Makassar” skripsi ini berisi tentang keimigrasian dalam sistem keimigrasian Indonesia dan hukum keimigrasian Indonesia dalam sistem hukum nasional. Namun skripsi ini tidak membahas peningkatan peran keimigrasian antara peningkatan ekonomi dan pemeliharaan ketahanan nasional.

5. Muhammad Tayyib dalam skripsinya “Kualitas Pelayanan Paspor di Kantor Imgirasi Kelas I Makassar” membahas tentang pelaksanaan pelayanan Paspor yang masih belum sepenuhnya berkualitas dalam memberikan pelayanan. Hal ini diakibatkan karena dimensi kualitas pelayanan dari segi tangible dan reability.

6. Rizqi Iman Aulia Luqmanul Hakim dalam jurnalnya “Pengawasan Izin Tinggal Orang Asing Oleh Kantor Imigrasi” membahas mengenai sistem pengawasan izin tinggal keimigrasian terhadap orang asing dan hambatan yang akan dihadapi oleh kantor Imigrasi kelas 1 Semarang dalam rangka pelaksanaan pengawasan terhadap izin tinggal Orang Asing secara administratif dan lapangan.

7. Subehan Khalik dalam jurnalnya “Hubungan-Hubungan Internasional Di Masa Damai” membahas mengenai hubungan internasional dalam Islam pada hakekatnya bertumpu pada perdamaian abadi, meskipun dalam praktek terjadi penggunaan kekuatan dalam skala tertentu.

(31)

15

8. Sihar Sihombing dalam bukunya “Hukum Keimigrasian dalam Hukum Indonesia” membahas mengenai pengawasan lalu lintas orang, singgah, dan tinggal orang asing di Negara lain sangat penting, demi keharmonisan antara Negara, kelancaran bisnis dan segala urusan antar Negara perlu diatur dalam bentuk kerja sama, baik bilateral maupun multilateral.16

9. Abd. Syukur dalam skripsinya “Analisis Terhadap Tindakan Aparatur Keimigrasian Dalam Pemberian Sanksi Kepada Pelaku Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Di Makassar” membahas mengenai pemberian sanksi terhadap penyalahgunaan izin keimigrasian dan proses tindakan aparatur keimigrasian dalam pemberian sanksi terhadap penyalahgunaan izin keimigrasian di kota Makassar.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu, pada penelitian ini menganalisa mengenai pengawasan orang asing di wilayah kerja kantor Imigrasi kelas 1 Makassar perspektif siyasah syar’iyyah, perbedaan selanjutnya pada lokasi penelitian ada yang sama dan ada yang tidak sama tetapi subjek dan objek penelitiannya berbeda.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan

Penelitian ini memiliki tujuan sesuai yang telah diuraikan dirumusan masalah sebagai berikut :

16 Sihar Sihombing, Hukum Keimigrasian Dalam Hukum Indonesia (Jakarta:Nuansa Aulia,2006), h.14

(32)

16

a. Untuk mengetahui bagaimana urgensi pengawasan orang asing pada wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar.

b. Untuk mengetahui bagaimana dampak positif dan negatif terhadap kedatangan orang asing dalam wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar.

c. Untuk mengetahui pandangan siyasah syar’iyyah mengenai orang asing.

2. Kegunaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan pengetahuan tentang Peningkatan pengawasan terhadap warga negara asing yang masuk ke wilayah Indonesia terutama di wilayah Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar dan dapat memperketat pengawasan lalu lintas orang keluar dan masuk wilayah Indonesia sehingga tidak ada lagi segala bentuk penyimpangan dan penyelundupan.

(33)

17

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengawasan

Pengawasan adalah suatu usaha sistematis yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk membandingkan rencana atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu agar dapat mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk dapat melihat bahwa sumber daya manusia dimanfaatkan dengan efektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Pengawasan adalah setiap proses yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk melihat apakah semua yang direncanakan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Pengawasan juga berarti mengadakan pengendalian serta bimbingan penyuluhan yang ditujukan untuk mengadakan perbaikan yang diikuti dengan pemecahannya.1

Menurut Ernie dan Saefulah, kegunaan pengawasan terdiri dari 6 bagian antara lain sebagai berikut :2

a) Memberikan penilaian pada setiap pencapaian yang telah dicapai atau yang telah sesuai dengan apa yang ditargetkan;

b) Mengambil langkah tegas untuk meminimalisir dan mengkoreksi setiap penyimpangan yang dimungkinkan telah terjadi;

c) Mencari berbagai solusi untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi dan menghalangi tercapainya setiap target;

1 Farida Tuharea, “Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Visa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian” dalam Jurnal Legal Pluralism Vol. 4 No. 2 Juli 2014, h. 206.

2 Ernie dan Saefulah, Transformasi Pelayanan Publik, (Yogyakarta: Pembaruan, 2005), him. 12

(34)

18

d) Memberikan rasa tanggung jawab yang tinggi kepada setiap pejabat yang diberikan tugas dan wewenang dalam menjalankan setiap pekerjaan;

e) Memberikan arahan kepada setiap pejabat yang menjalankan setiap pekerjaan agar dapat mematuhi dan melaksanakan setiap pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan; dan

f) Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian, dan kelemahan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

Sedangkan kriteria pengawasan yang efektif ada 7, yaitu sebagai berikut:3 a) Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan (aktivitas);

b) Pengawasan perlu melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera;

c) Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan dan pengawasan harus objektif, teliti sesuai dengan standar yang digunakan;

d) Pengawasan harus luwes/fleksibel;

e) Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi;

f) Pengawasan harus ekonomis;

g) Pengawasan harus mudah dimengerti;

Kemudian terkait dengan pengawasan terdapat tiga tipe dasar pengawasan antara lain:

1. Pengawasan pendahuluan, dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu

3 Saefullah, Pengawasan yang Efektif,( Jakarta: Pustaka Quantum, 2009), h. 47

(35)

19

diselesaikan. Jadi pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan agresif dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.

2. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan.

Pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan bisa dilanjutkan, atau menjadi semacam peralatan yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.

3. Pengawasan umpan balik. Pengawasan ini terkenal sebagai past-action control, mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

Sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau standar yang ditentukan, dan penemuan-penemuan yang diterapkan untuk kegiatan serupa di masa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi.4

B. Keimigrasian

1. Pengertian Keimigrasian

Keimigrasian adalah jalur lalu lintas orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara.5 Istilah imigrasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu immgratie, dan bahasa latin yaitu immigration, dan dalam bahasa Inggrsi yaitu Immigration

4 T. Hani Handoko, Manajemen. (Yogyakarta:BPFE). h. 361.

5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 31 Tahun 2013, Pasal 1 Ayat 1

(36)

20

yang artinya pindah, dating, masuk, atau boyong. Menurut Oxford dictionary of law, keimigrasian yaitu :

“Immigration is the entrace into an alien country of persons intending to take part in the life of counrty and to make it their more or less permanent residence”.

“Imigrasi adalah masuknya orang-orang ke negara asing yang berniat untuk mengambil bagian dalam kehidupan negara dan menjadikannya tempat tinggal permanen mereka yang lebih atau kurang”.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dipahami bahwa keimigrasian merupakan kegiatan perpindahan seseorang ke negara lain untuk tinggal menetap dan mencari nafkah dengan pengawasan yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Pengawasan Keimigrasian, yaitu pengawasan terhadap lalu lintas orang asing yang masuk dan keluar wilayah Indonesia serta pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah Indonesia.6

2. Fungsi Keimigrasian

a. Fungsi Pelayanan Masyarakat

Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia yang telah terbiasa melayani dan menangani permasalahan yang dilakukan oleh para migran di Indoneisa dalam rangka ASEAN Ecomonomic Community menggunakan politik hukum keimigrasian yang bersifat selektif yang berdasarkan kepentingan nasional Indonesia. Sehingga salah satu fungsi dari keimigrasian adalah fungsi

6 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, Citra Umbara, Bandung, 2011, h. 147.

(37)

21

penyelenggaraan pemerintahan negara yang mencerminikan aspek pelayanan.

Dari aspek tersebut, imigrasi dituntut unutk memberi pelayanan prima di bidang keimigrasian baik WNI maupun WNA.

Adapun pelayanan bagi WNI terdiri dari: pemeberian paspor/pemberian Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP)? Pas Lintas Batas (PLB), dan Pemberian tanda bertolak/masuk. Untuk pelayanan WNA terdiri dari: pemberian dokumen keimigrasian (DOKIM) berupa: kKartu Izin Tinggal terbatas (KITAS), Kartu Izin Tinggal tetap (KITAP), Kemudahan Khusus Keimigrasian (DAHSUSKIM), Visa Kunjungan Wisata (VKSB) dan Visa Kunjungan Usaha (VKU).

b. Fungsi Penegakan Hukum

Penegakan hukum kepada WNA ditujukan pada permasalahan tentang pemalsuan identitas WNA, pendaftaran orang asing dan pemberian buku pengawasan orang asing, penyalahgunaan izin tinggal dan masuk secara ilegal atau berada secara ilegal. Sedangkan penegakan hukum bagi WNI yang melakukan pelanggaran keimigrasian seperti identitas pertanggungjawaban paspor dan kepemilikan paspor ganda. Dalam pelaksanaan tugas keimigrasian, keseluruhan aturan hukum keimigrasian ditegakkan kepada setiap irang yang berada di wilayah hukum Republik Indonesia baik WNA atau WNI.

Dalam usaha melaksanakan ketentuan perlindungan hukum kepada setiap Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing aparatur penegakan hukum Direktorat Jenderal Imigrasi akan melakukan hal berikut yaitu:

1) Mengawasi dan melindungi Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing dari segala gangguan dan ancaman

(38)

22

2) Memberikan pengayoman kepada Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing

3) Selalu berlandaskan hukum yang berlaku

4) Menimbulkan kesan yang baik setelah meninggalkan Indonesia 5) Usaha dan Upaya Pengamanan.

c. Fungsi Keamanan

Imigrasi berfungsi sebagai penjaga pintu gerbang negara. Karena imigrasi merupakan intitusi pertama dan terakhir yang menyaring kedatangan dan keberangkatan orang asing ke dan dari wilayah Republik Indonesia.

Usaha atau upaya pengamanan adalah setiap usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya berbagai macam penyimpangan, penyalahgunaan wewenang, pelanggaran keimigrasian, dan kejahatan keimigrasian baik yang dilakukan oleh Warga Negara Indonesia maupun Warga negara Asing.7

Menteri Keuangan dan Kejaksaan Agung merincikan pelaksanaan fungsi keamanan dengan melalui tindakan pencegahan ke luar negeri bagi WNI. Adapun untuk WNA yang ingin masuk ke Wilayah Indonesia perlu diketahui terlebih dahulu apa tujuan dari WNA tersebut ke Wilayah Indonesia dengan cara mengecek atau memeriksa permohonan visa, selanjutnya bekerjasama dengan aparatur negara lain untuk memberikan supervisi perihal penegakan hukum keimigrasian dan melakukan berbagai operasi pencegahan atau penangkalan.

7 Jhon Saroja Saleh, Sekuriti dan Intelijen Keimigrasian, (Jakarta: Direktorat Jendral Imigrasi,2008) h. 60.

(39)

23

Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, perlu diingat bahwa di era sekarang ini aspek hubungan kemanusiaan yang selama ini bersifat nasional berkembang menjadi bersifat Internasional terutama dibidang perekonomian demi kesejahteraan. Maka dari itu perlu dilakukan penataan atau mengubah peraturan perundang-undangan, secara sinergi baik dibidang ekonomi, industri, perdagangan dan segala hal yang berikaitan dengan keimigrasian. Perubahan tersebut berguna untuk meningkatkan investasi hubungan negara Republik Indonesia dengan dunia Internasional yang mempunyai dampak yang sangat besar pada pelaksanaan fungsi dan tugas pokok keimigrasian.

Tuntutan perubahan Trifungsi Imigrasi yang dikemukakan oleh Prof. Dr.

Yusril Ihza Mahendra selaku Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia menyatakan sebagai berikut:17

“Trifungsi Imgirasi yang merupakan ideology atau pandangan hidup bagi setiap kebijakan dan pelayanan Kimigrasian harus diubah karena perubahan zama. Paradigma konsepsi keamanan saat ini mulai bergeser, semula menggunakan pendekatan kewilayahan (territory) yang hanya meliputi keamaan nasional (national security) berubah menjadi keamanan warga masyarakat (human security) dengan menggunakan pendekatan hukum. Mendukung konsepsi tersebut, saya hanya memberi pesan agar insan Imigrasi mengubah cara pandang mengenai konsep keamanan yang semula hanya sebagai alat kekuasaan, agar menjadi aparatur yang dapat memberikan kepastian hukum, mampu melaksanakan penegakan hukum dan dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat. Bertitik tolak dari berbagai tantangan itu, sudah waktunya kita membeuka cakrawala berpikir yang semula hanya dalam cara pandangn ke dalam (inward looking) menjadi cara pandang ke luar (Outward looking) dan mulai sebagai pelayan masyarakat, penegak hukum, dan sekuriti agar diubah menjadi Trifungsi Imigrasi baru yaitu sebagai pelayan masyarakat, penegakan hukum dan fasilitator pembangunan ekonomi.”

17M. Imam Santoso, Perspektif Imigrasi Dalam Ekonomi dan Ketahanan Nasional, (Jakarta: UI Press,2004). h. 25.

(40)

24

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dipahami bahwa trifungsi Imigrasi yaitu fungsi pelayanan masyarakat, fungsi penegakan hukum, dan fungsi keamanan merupakan suatu bagian yang saling terkait dan identik dibidang keimigrasian, dengan menciptakan pelayanan masyarakat yang sesuai peraturan, serta dilakukannya penegakan hukum terhadap hal-hal yang berkaitan dengan keimigrasian sehingga diperoleh peningkatan keamanan dalam bidang keimigrasian.

C. Siyasah Syar’iyyah

1. Pengertian Siyasah Syar’iyyah

Secara etimologi siyasah syar’iyyah berasal dari bahasa arab, yaitu kata Syara’a yang berarti sesuatu yang bersifat Syar’i atau bisa diartikan sebagai peraturan atau politik yang bersifat syar’i. Secara terminologis menurut Ibnu Akil adalah sesuatu tindakan yang secara praktis membawa manusia dekat dengan kemaslahatan dan terhindar dari kerusakan.18

Oleh karena itu, yang menjadi dasar dari adanya siyasah syar’iyyah adalah keyakinan bahwa syariat Islam diturunkan untuk kemaslahatan umat manusia di dunia dan akhirat dengan menegakkan hukum yang seadil-adilnya meskipun cara yang ditempuhnya tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah secara eksplisit.19 Adapun siyasah syar’iyyah dalam arti ilmu adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari hal ihwal pengaturan urusan masyarakat dan negara dengan segala

18Wahbah zuhaily. Ushul Fiqh kuliyat da’wah al Islami (Jakarta: Radar Jaya Oratama, 1997).h.89

19 A. Djazuli, Fiqhi Edisi Revisi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003), h. 29.

(41)

25

bentuk hukum, aturan dan kebijakan yang di buat oleh pemegang kekuasaan negara yang sejalan dengan jiwa dan prinsip dasar syariat Islam untuk mewujudkan kemaslahatan masyarakat.20

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siyasah syar’iyyah merupakan setiap kebijakan yang diberikan oleh penguasa yang memiliki tujuan untuk menjaga kemaslahatan manusia, menegakkan hukum Allah, memelihara etika, dan menebarkan keamanan di dalam negeri dengan apa-apa yang tidak bertentangan dengan nash, baik nash itu ada (secara eksplisit) ataupun tidak ada (secara implisit). Sehingga kemaslahatan bagi setiap umat manusia di setiap negara dapat tercapai, sistem politik yang adil yang berlandaskan dari sistem pengaturan tata kelola negara yang Islami dan tercapainya tujuan utama dari Siyasah Syar’iyyah.

2. Objek dan Metode Siyasah Syar’iyyah

Dengan siyasah syar’iyyah pemimpin mempunyai kewenangan menetapkan kebijakan disegala bidang yang mengandung kemaslahatan umat.

Baik itu di bidang politik, ekonomi, hukum dan Undang-Undang. Ibnu Taimiyah juga mengupas beberapa masalah yang masuk dalam kewenangan siyasah syar’iyyah. Beliau mendasarkan teori siyasah syar’iyyah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An Nisa ayat 58 dan 59:

مُكُظِعَي اَّمِعِن َ َّللَّٱ َّنِإ ۚ ِلْدَعْلٱِب ۟اوُمُكْحَت نَأ ِساَّنلٱ َنْيَب مُتْمَكَح اَذِإ َو اَهِلْهَأ َٰٰٓىَلِإ ِتََٰن ََٰمَ ْلْٱ ۟اوُّدَؤُت نَأ ْمُك ُرُمْأَي َ َّللَّٱ َّنِإ ۞ ا ًري ِصَب اًًۢعيِمَس َناَك َ َّللَّٱ َّنِإ ۗ ٰٓۦِهِب

20 Syekh Abdul, Wahab Khallaf. Ilmu Usul Fiqih (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1993), h.123.

(42)

26

Terjemahannya:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.21

ِ َّللَّٱ ىَلِإ ُهوُّد ُرَف ٍءْىَش ىِف ْمُتْع َزََٰنَت نِإَف ۖ ْم ُكنِم ِرْمَ ْلْٱ ىِل ۟وُأ َو َلوُس َّرلٱ ۟اوُعيِطَأ َو َ َّللَّٱ ۟اوُعيِطَأ ۟ا ٰٓوُنَماَء َنيِذَّلٱ اَهُّيَأََٰٰٓي ًلايِوْأَت ُنَسْحَأ َو ٌرْيَخ َكِلََٰذ ۚ ِر ِخاَءْلٱ ِم ْوَيْلٱ َو ِ َّللَّٱِب َنوُنِمْؤُت ْمُتنُك نِإ ِلوُس َّرلٱ َو Terjamahannya:

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.22

Dimana kedua ayat tersebut menurut beliau adalah landasan kehidupan masyarakat muslim yang berkaitan dengan hak dan kewajiban antara pemimpin dan rakyat. Ayat pertama berisi kewajiban dan kewenangan para pemimpin sedangkan ayat kedua berisi kewajiban rakyat terhadap pemimpinnya. Secara garis besarnya, berdasar ayat pertama (An Nisaa 58), kewajiban dan kewenangan pemimpin adalah menunaikan amanat dan menegakkan hukum yang adil.

Sedangkan kewajiban rakyat adalah taat kepada pemimpin selama mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya (ayat An Nisaa yang ke 59).

Siyasah syar’iyyah dalam bidang penegakan hukum yang adil memberi tugas dan kewenangan kepada penguasa untuk membentuk pengadilan, mengangkat qadhi dan hakim, melaksanakan hukuman hudud dan ta’zir terhadap

21 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya (2017), h.87

22 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya (2017), h.87

(43)

27

pelanggaran dan kejahatan seperti pembunuhan, penganiayaan, perzinaan, pencurian, peminum khamar, dan sebagainya serta melaksanakan musyawarah dalam perkara-perkara yang harus dimusyawarahkan.23

3. Keimigrasian Perspektif Siyasah Syair’iyyah

Sejarah mengukir bahwa penduduk Madinah melalui perjalanan hidup mereka di bawah kepemimpinan Rasulullah saw. Tanpa intrik dan perpecahan Rasulullah mengajarkan pola hidup damai dalam keragaman dengan Islam sebagai landasan utama negara sekaligus menjadi azas berdirinya Madinah.24

Sejarah telah mencatat bahwa Rasulullah mengadakan pemungutan jizyah setahun sebelum Rasulullah wafat tepatnya pada tahun 9 Hijriyah. Pengenaan pungutan ini dijatuhkan terhadap kelompok Kristen Najran yang berada di luar kota Madinah. Jizyah merupakan pajak atas jaminan keselamatan dan kebebasan bergerak orang-orang non muslim di Negara Islam. Orang-orang non muslim yang memilih untuk menjadi pembayar jizyah ini dinamai zimmi atau ahlu al zimmah.25 Mereka secara hukum mendapat perlindungan oleh hukum Islam untuk hidup aman di tengah kaum muslimin, bahkan kaum zimmi ini mendapat peluang untuk menduduki jabatan tertentu.

Di balik itu, ternyata sahabat juga beragam dalam memberi perlakuan kepada kaum zimmi sebagaimana tergambar dengan sikap Khalifah ‘Umar Bin

23 Syekhul Islam Ibnu Taimiyah, As Siyāsah as Syar’iyyah fi islāhir rā’i war ra’iyah, Tahqiq Basyir Mahmud Uyun (Riyadh: Maktabah al Muayyad, 1993), h. 125.

24 Munawir Sjadzali, Islam dan Negara, (Cet. V; Jakarta: UI Press, 1993), h. 8-20.

25 Yusuf al-Qarḍāwi, Ghair al-Muslimin fi al-Mujtama’ al-Islāmiy, (Kairo: Maktabah Waḥbah, Cet ke-3, 1413 H/1992 M), h.7.

(44)

28

Khattab terhadap kaum ini atas dasar perintah yang ia fahami dari ayat Al-Qur’an Surah At- Taubah: 29, yang berbunyi:

َنِم ِ قَحْلٱ َنيِد َنوُنيِدَي َلَ َو ۥُهُلوُس َر َو ُ َّللَّٱ َم َّرَح اَم َنوُم ِ رَحُي َلَ َو ِر ِخاَءْلٱ ِم ْوَيْلٱِب َلَ َو ِ َّللَّٱِب َنوُنِمْؤُي َلَ َنيِذَّلٱ ۟اوُلِتََٰق َنو ُرِغ ََٰص ْمُه َو ٍدَي نَع َةَي ْز ِجْلٱ ۟اوُطْعُي َٰىَّتَح َبََٰتِكْلٱ ۟اوُتوُأ َنيِذَّلٱ Terjemahannya:

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedangkan mereka dalam keadaan tunduk. (QS. At-Taubah:29).26

Ayat ini diturunkan pada tahun sembilan Hijriyah. Maka dari itu, Rasulullah saw mengutus Ali untuk menemani Abu Bakar r.a. di tahun itu dan Nabi saw, memerintahkan kepadanya untuk menyerukan pengumuman di kalangan orang-orang musyrik berhaji dan tidak boleh lagi ada orang tawaf di Baitullah dengan telanjang. Dengan demikian, maka Allah telah menyempurnakan agama-Nya dan menetapkan hal ini sebagai syariat dan keputusan-Nya.

Kemudian menyangkut orang asing manusia diciptakan Allah swt dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi:

26Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya (2017), h.191

(45)

29

َٰىَثنُأ َو ٍرَكَذ نِ م مُكََٰنْقَلَخ اَّنِإ ُساَّنلٱ اَهُّيَأَََٰٰٓي َلِئَٰٓاَبَق َو اًبوُعُش ْمُكََٰنْلَعَج َو

ٌريِبَخ ٌميِلَع َ َّللَّٱ َّنِإ ۚ ْمُكَٰىَقْتَأ ِ َّللَّٱ َدنِع ْمُكَم َرْكَأ َّنِإ ۚ ۟ا َٰٓوُف َراَعَتِل

Artinya:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS.Al- Hujurat Ayat 13)18

a. Sejarah Turunnya Surat Al-Hujurāt

Kata Hujurāt adalah bentuk jamak dari al-Hujrah yang berarti kamar, ruang sebagai tempat tidur. Nama surat ini diambil dari makna kata Hujurāt dalam ayat ke 4 yang berarti kamar-kamar19. Al- Hujurāt adalah Surat yang tidak lebih dari 18 ayat dan termasuk surat Madaniyah , merupakan surat yang agung dan besar, yang mengandung hakikat akidah dan syari‟ah yang penting untuk manusia. Surat Al-Hujurāt ini menempati urutan ke-49 di dalam Al-Qur‟an.

Mengenai kisah turunnya surat Al-Hujurāt, ulama sepakat menyatakan bahwa surat ini turun setelah Nabi Muhammad saw, berhijrah ke Madinah.

Bahkan, salah satu ayatnya yang dimulai dengan “Ya ayyuhan an-Nas” yang bisa

18 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya (2017), h.517

19Faqih Imani, Allamah Kamal, Tafsir Nurul Qur‟an sebuah tafsir sederhana menuju cahaya al-Qur‟an,( Jakarta: Nur al-Huda. 2013). h.311

(46)

30

dijadikan ciri surat Makiyah yang turun sebelum hijrah, disepakati juga turun pada periode Madaniyah. Walaupun demikian, ada riwayat yang diperselisihkan nilai kesahihannya yang menyatakan bahwa ayat tersebut turun di Makkah pada saat Haji Wada‟/Haji Perpisahan Nabi saw. Namun demikian, kalaupun riwayat itu benar, ini tidak menjadikan ayat tersebut Makkiyah, kecuali bagi mereka yang memahami istilah Makkiyah sebagai ayat yang turun di Mekkah20.

b. Tema dan Tujuan Utama

Tema utama dalam surat Al-Hujurāt adalah berisi petunjuk apa yang harus dilakukan oleh seorang mukmin terhadap Allah SWT, terhadap Nabi dan orang yang menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya, yaitu orang fasik. Pada pembahasan ini dijelaskan apa yang harus dilakukan seorang mukmin terhadap sesama manusia secara keseluruhan, demi terciptanya sebuah perdamaian. Adapun etika yang diusung untuk menciptakan sebuah perdamaian dan menghindari pertikaian yaitu menjauhi sikap mengolok-olok, mengejek diri sendiri, saling memberi panggilan buruk, su‟udzon, ghibah, serta tidak boleh bersikap sombong dan saling membanggakan diri karena derajat manusia di hadapan Allah SWT itu semua sama. Di dalam surat Al-Hujurāt juga berisikan tentang etika, tatakrama, dan akhlak, yaitu kepada Allah swt, Rasul saw, sesama muslim yang taat, terhadap yang durhaka kepada Allah dan Rasul, dan terhadap sesama manusia.

Tujuan utama dalam surat ini adalah mendidik setiap umat Islam bagaimana seharusnya berperilaku baik, sehimgga terciptanya lingkungan yang

20 Quraish Shihab. Al-Lubab makna, tujuan, dan pelajaran dari surah-surah al-Qur’an, (Ciputat: Lentera Hati 2012). h.3

Gambar

Gambar Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar
Gambar Peta Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Makassar
Gambar Data Penyidikan Tindak Keimigrasian dan Telah di Deportasi Tahun  2019

Referensi

Dokumen terkait

Sistem yang dimaksud adalah sistem yang akan digunakan oleh masing-masing guru mata pelajaran di setiap kelas dimana sistem tersebut dapat di-install di masing-masing

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR-PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN VI-24 Kabupaten Lamandau yang terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan adalah.. sebagai

Autotransplantasi dipilih pada kasus ini mengingat teknik ini efektif untuk merehabilitasi gigi di usia pertumbuhan karena berkontribusi untuk merangsang pertumbuhan

Penyelenggaraan kualitas layanan berarti melakukan kompromi dengan harapan pelanggan dengan tata cara yang konsisten.” Peningkatan kualitas layanan akan berdampak

Sistem pertahanan tubuh penjamu terhadap invasi bakteri merupakan suatu proses yang rumit yang bertujuan untuk melokalisasi dan mengontrol infeksi

Sehingga bila kecepatan naik atau turun sangat besar, maka untuk penyesuaian tekanan antara rongga sinus dan udara background image luar tidak cukup waktu, sehingga akan timbul

Crossword Puzzle dan konvensional. Jadi pembelajaran Spelling Puzzle yang paling berbeda dilihat dari hasil analisis aspek kognitif dibandingkan pembelajaran

Perhitungan koefisien korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara peningkatan dosis fraksi air ekstrak buah kayu putih terhadap penurunan nafsu makan dan berat badan