• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 101770 TEMBUNG TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 101770 TEMBUNG TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN

METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 101770

TEMBUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Pra Sekolah dan Sekolah Dasar

Oleh :

DESI ARIANI HARAHAP

NIM 108313056

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

DESI ARIANI HARAHAP. NIM. 108313056. Upaya meningkatkan hasil

belajar IPA melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri 101770 Tembung Tahun Ajaran 2012/2013.

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 101770 Tembung Tahun pelajaran 2012/2013. Peneliti melakukan penelitian selama 2 bulan yaitu mulai dari bulan Juni sampai bulan Agustus. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Rendahnya hasil belajar Sains siswa kelas IV SD Negeri 101770 Tembung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 101770 Tembung Tahun pelajaran 2012/2013 khususnya pada pokok bahasan sifat berbagai wujud benda Tahun Ajaran 2012/2013 melalui penerapan metode demonstrasi.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, jumlah subjek adalah sebanyak 38 siswa yang berasal dari siswa kelas IV pada tahun 2012/2013. Untuk memperoleh data dalam penulisan ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan tes dan observasi.

Dari hasil penelitian berupa kegiatan awal, kegiatan lanjutan (siklus I ) dan Siklus II dalam pelajaran IPA materi sifat berbagai wujud benda, ternyata telah diperoleh peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara signifikan. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada tes awal adalah 26,32% (Tidak Tuntas), pada tes akhir I persentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 47,37% (Tidak Tuntas), Dari hasil tersebut diketahui bahwa pada siklus II tersebut dari jumlah siswa 38 orang sudah 34 siswa dinyatakan tuntas belajar dan 4 siswa belum tuntas belajar dan pada pelaksanaan test akhir II persentase ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai 89,47% (Tuntas).

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai penggunaan metode Demonstrasi

yang diterapkan pada siswa dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Sains pada pokok bahasan sifat

wujud benda pada siswa kelas IV SD N 101770 Tembung.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode

demonstrasi mengenai pokok bahasan sifat berbagai wujud benda berpengaruh terhadap peningkatan ketuntasan belajar siswa.. Peneliti menyarankan agar guru

(6)

DAFTAR ISI

2.1.3 Hakikat Metode Mengajar ...11

2.1.4 Metode Mengajar Demonstrasi ...15

2.1.5 Materi Pembelajaran ...20

2.2 Kerangka Berfikir ...22

2.3 Hipotesis Penelitian ...23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...24

3.1 Jenis Penelitian ...24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...24

3.3 Subjek Penelitian ...24

3.4 Depenisi Operasional Variabel Penelitian ...24

3.5 Desain Penelitian ...25

3.6 Prosedur Penelitian ...26

3.7 Teknik Pengumpulan Data ...30

3.8. Teknik Analisis Data ...31

(7)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...36

4.1. Hasil Penelitian ...36

4.1. 1. Kondisi Awal ...36

4.1. 2. Deskripsi Siklus I ...38

4.1. 3. Deskripsi Siklus II ...48

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ...54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...57

5.1. Kesimpulan ...57

5.2. Saran ...57

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I ...37

Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I (Pos-Test I) ...45

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II (Pos-Test II)...52

Tabel 4.4 Nilai Persentase dan Rata-rata Pada Tes awal, Siklus I, Siklus II ...54

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penggaris, pensil, balpoin dan penghapus ...20

Gambar 2.2 Air sebagai benda cair mengalir dari tempat yang lebih tinggi ...21

Gambar 2.3 Benda gas bentuknya tidak tetap ...23

Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas ...27

Gambar 4.1 Peneliti memberikan penjelasan tentang materi ...40

Gambar 4.2 Pembentukan kelompok diskusi ...40

Gambar 4.3 Kelompok siswa sedang berdiskusi tentang materi pelajaran ...41

Gambar 4.4 Peneliti memberi penjelasan tentang materi pelajaran ...42

Gambar 4.5 Siswa sedang menulis hasil diskusi kelompok ...43

Gambar 4.6 Siswa sedang mendengarkan penjelasan tentang materi pelajaran ...49

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 1

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 2

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 1

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 2

Lampiran 5 : Lembar Observasi Kegiatan Guru

Lampiran 6 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Lampiran 7 : Soal-Soal Siklus I

Lampiran 8 : Soal-Soal Siklus II

Lampiran 9 : Kunci Jawaban

Lampiran 10 : Data hasil belajar siswa pada Tes Awal (Pre-Test)

Lampiran 11 : Data hasil belajar siswa pada Tes Siklus I (Post-Test I)

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara pesrta didik dengan

guru sebagai pengajar, proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan

paedagogi yang mencakup strategi maupun metode atau cara mengajar.

Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan

belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu

keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar diharapkan

mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,

nilai dan sikap. Perubahan tersebut dapat tercapai bila ditunjang berbagai macam

faktor. Faktor yang dapat menghasilkan perubahan juga berpengaruh untuk

meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar merupakan alat untuk mengukur sejauh

mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan guru. Oleh karena itu, hasil

belajar merupakan faktor yang paling penting dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di SD Negeri No. 101770

Tembung tahun ajaran 2012/2013 khususnya pada IPA belum diperoleh hasil yang

optimal, hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini berdasrkan hasil observasi

sementara yang telah peneliti lakukan pada awal bulan Februari 2012 yang lalu.

Walaupun demikian, kenyataannya pada pembelajaran di sekolah, siswa

seringkali mengalami kesulitan dan banyak dari mereka tidak menyukai pelajaran

Sains, termasuk pada siswa kelas IV SD Negeri 101770 Tembung. Hal ini sesuai

dengan hasil observasi awal yang penulis lakukan pada siswa kelas IV tahun ajaran

(12)

belum diperoleh hasil yang memuaskan. Masih banyak siswa yang memiliki nilai

hasil belajar yang rendah, sehingga belum memperoleh ketuntasan belajar.

Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran Sains

dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut.

Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi dan

hasil belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman, penguasaan materi dan hasil

belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.

Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Sains bergantung pada

proses pembelajaran yang dihadapi oleh siswa. Dalam pembelajaran Sains guru

harus menguasai materi yang diajarkan dan cara menyampaikannya. Cara

penyampaian pelajaran sering disebut metode pembelajaran merupakan faktor

yang penting diperhatikan oleh seorang guru. Cara penyampaian pelajaran dengan

cara satu arah akan membingungkan siswa, karena siswa akan menjadi pasif

(bersifat menerima saja) tentang apa yang dipelajarinya, materi abstrak tidak

bermakna, sehingga proses belajar Sains membosankan.

Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran Sains

adalah pembentukan sifat yaitu pola yang berfikir kritis dan kreatif. Untuk itu

dalam proses pembelajaran Sains perlu dilakukan perubahan terhadap suasana

kelas, yaitu memperbaiki desain pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa

mendapat kesempatan untuk saling berinteraksi. Dalam interaksi ini siswa akan

membentuk komunitas yang memungkinkan mereka mencintai proses dan

menyenangi pelajaran. Suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan

pengisolasian akan membentuk hubungan yang negatif dan mematikan semangat

(13)

karena itu, seorang guru sebagai tenaga pendidik perlu menciptakan suasana

belajar sedemikian rupa sehingga siswa dapat bekerjasama secara gotong-royong.

Tidak ada satu ketentuan yang menandaskan bahwa hanya satu strategi

yang paling efektif untuk pengajaran Sains. Penerapannya sesuai dengan situasi

di sekolah. Jenis strategi yang diterapkan bergerak antara strategi belajar mengajar

yang menekankan pendekatan berpusat pada guru hingga pendekatan yang

berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menunjukkan ciri yaitu

guru mendominasi proses; semua kegiatan dimulai dari inisiatif dan keputusan

oleh guru. Pada pendekatan ini, siswa bersifat lebih passif yaitu lebih banyak

menerima apa yang diberikan guru tanpa banyak memberikan pendapat ataupun

pertanyaan. Pendekatan yang berpusat pada siswa menunjukkan ciri bahwa

siswalah yang berinisiatif menentukan keputusan. Pada pendekatan ini, siswa

bersifat lebih aktif yaitu lebih banyak mencari dan berdiskusi tanpa banyak

meminta ataupun bertanya kepada guru. Guru hanya memberikan jawaban dan

saran-saran sekedarnya saja.

Selain faktor metode mengajar, faktor sarana dan prasarana pembelajaran

terutama pelajaran IPA di sekolah yang masih minim merupakan masalah yang

umum terjadi di sekolah-sekolah termasuk di SD Negeri 101770 Tembung. Faktor

sarana dan prasarana dalam pelajaran sangat penting, terutama pelajaran IPA.

Faktor sarana prasarana pembelajaran IPA merupakan bagian penting yang sangat

mendukung siswa dalam memahami materi yang dipelajari.

Dari hasil observasi tersebut, timbul pertanyaan, mengapa hal ini bisa

terjadi, pada hal guru telah berupaya agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar

(14)

satunya adalah melalui penggunaan metode pembelajaran yang lebih sesuai dengan

materi pelajaran dan karakteristik siswa SD. Selama ini guru cenderung mengajar

dengan menggunakan metode ceramah. Atas dasar itulah penulis ingin mencoba

memperbaikinya melalui penerapan metode demonstrasi.

Melalui metode demonstrasi diharapkan dapat memberikan solusi dan

suasana baru yang menarik dalam pengajaran sehingga memberikan dengan

konsep baru. Pembelajaran dengan metode demonstrasi membawa konsep

pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan siswa, diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam

suasana gotong-royong dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah

informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.

Beberapa alasan lain yang menyebabkan metode demonstrasi perlu

diterapkan sebagai metode pembelajaran yang baik, yaitu pembelajaran berjalan

lebih menarik karena diberikan contoh langsung. Para siswa akan dapat memahami

pelajaran melalui proses melihat langsung guru mendemonstrasikannya. Siswa juga

senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru serta siswa termotivasi untuk

belajar cepat dan akurat untuk seluruh materi.

Penerapan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA pada mata

pelajaran Sains di tingkat Sekolah dasar telah sesuai dengan petunjuk kurikulum. Hal

ini dikarenakan IPA memerlukan pengertian dan pemahaman yang lebih konkrit oleh

para siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

tentang ” Upaya meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan metode

demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri 101770 Tembung Tahun Ajaran

(15)

1.2. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains pokok bahasan

Sifat berbagai wujud benda.

2. Metode pembelajaran yang di terapkan guru selama ini masih kurang

mendukung keterlibatan siswa dalam peroses belajar mengajar.

3. Siswa kurang menguasai materi pelajaran, khususnya dalam memahami sifat

berbagai wujud benda. Hal ini berhubungan dengan kurangnya sarana dan

prasarana pembelajaran IPA di sekolah.

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini perlu dibatasi agar cakupannya

tidak terlalu luas. Apabila pembahasan yang terlalu luas, maka hasilnya kurang baik

dan waktunya terlalu lama serta biaya yang besar. Sehubungan dengan itu, maka

peneliti membatasi masalah mengenai penerapan metode demonstrasi pada

pembelajaran Sains, khususnya pada IPA. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa SD

Negeri 101770 Tembung Tahun Ajaran 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut ”Apakah dengan penggunaan metode demonstrasi dalam

pembelajaran IPA pada materi sifat berbagai wujud benda dapat meningkatkan hasil

(16)

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan

metode demonstrasi pada mata pelajaran Sains IPA dapat meningkatkan hasil belajar

siswa IV siswa SD Negeri 101770 Tembung Tahun Ajaran 2012/2013.

1.6. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 101770

Tembung.

2. Memberikan masukan kepada guru untuk menggunakan metode

demonstrasi yang efektif agar siswa lebih aktif dan ikut terlibat dalam

peroses belajar mengajar.

3. Memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk menggunakan

pembelajaran demonstrasi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dengan topik dan

(17)
(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Penerapan pembelajaran Metode Demonstrasi membuktikan peningkatan

hasil belajar siswa, ini dapat dilihat dari nilai pretest siklus I memiliki

rata-rata nilai 58,52, sedangkan pada postest siklus I rata-rata-rata-rata nilai meningkat

meningkat menjadi 77,65 dan pada siklus II rata-rata nilai mengalami

peningkatan menjadi 80,85.

2. Aktivitas siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan dan penurunan

dari siklus I ke siklus II pada aktivitas tertentu. Persentase peningkatan

aktivitas terjadi pada aktivitas 2 (berpasangan dengan salah satu

temannya), aktivitas 3 (mengajukan pertanyaan/ide dalam kelompok

berdua), aktivitas 5 (menanggapi pertanyaan/ide dalam kelompok

berempat) dan aktivitas 6 (melaporkan hasil diskusi di depan kelas).

Sedangkan penurunan persentase aktivitas terjadi pada aktivitas 1

(memikirkan pertanyaan secara pribadi), aktivitas 4 (berpasangan dengan

kelompok berempat) dan aktivitas 7 (menyatakan ide/jawaban dengan

jelas).

5.2. Saran

1. Penerapan pembelajaran Metode Demonstrasi dapat digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar

mengajar.

2. Model pembelajaran Metode Demonstrasi dapat digunakan sebagai

alternatif lain dalam pembelajaran biologi khususnya materi sistem

(19)
(20)

DAFTAR PSUTAKA

Abdullah. 2007 Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Gravindo Persada

Anatahime http://biologyeducation research.blogspot.com/2009/11)

Anitah. 2008 Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Aqib,Zainal .2008 Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Yrama Widya

Dewi, Rosmala.2008. Penelitian Tindakan Kelas. Medan

Djamarah, Saiful Bahri. 1995.Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Dymiati 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik, Omar.2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasibuan, Hotma .2007.Belajar Yang Efektif. Medan

Hendrawan 2011. Koperatif TPS.(http://www.ingealitalya.co.cc/2010/12/)

Isjoni 2009. Cooperatif Learning. Bandung Alfa Beta

Lie, Anita 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasrana Indonesia.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : Grasindo.

Sadirman. AM 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers

Slameto. 2003 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Sudijono, 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta :Grafindo Persada

Gambar

Tabel 4.1  Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I  ...................................................37
Gambar 2.1 Penggaris, pensil, balpoin dan penghapus  ........................................20

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana instrumen penilaian proyek yang dapat menilai kemampuan

JiO6OanXan piOabaftar tsian Pelaksanaan Anggaran Universitas Negeri Malang Tahun Anggaran 2016 di masing-masing unit kerja pada mata anggaran yang relevan. pUMK dan

[r]

Selulosa asetat sangat diperlukan dalam proses pembentukan nano serat dalam bentuk larutan pada proses electrospinning. 3 Selulosa asetat adalah bahan kristal

[r]

Variabel yang memiliki nilai koefisien terbesar adalah luas lahan tidak produktif tahun 2010 dengan nilai koefisiensi sebesar 0.755, artinya semakin luas lahan

Dzuanda (2011: 4) Suatu produk pastilah memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Begitu juga dengan media pop up, media ini memiliki kekurangan yakni tingkat

3 Frequency of affiliation and agonistic of six classes macaques in Telaga Warna Nature Reserve and Recreational Park 4 4 Percentage of Macaque-Human interaction