• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENGARUH DIMENSI

FRAUD DIAMOND

TERHADAP

PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK MAHASISWA (Studi Kasus

Mahasiswa Penerima Bidikmisi Jurusan Akuntansi S1 Fakultas

Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha)

1

Kadek Desi Padmayanti,

1

Edy Sujana,

2

Putu Sukma Kurniawan

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {[email protected], [email protected],

[email protected]}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini menguji faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kecurangan akademik mahasiswa menggunakan dimensi fraud diamond yang terdiri dari tekanan, kesempatan, rasionalisasi, dan kemampuan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari kuisioner dan diukur dengan menggunakan skala likert.Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive

sampling. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa penerima

beasiswa bidikmisi jurusan akuntansi S1 fakultas ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 150 mahasiswa.Teknik analisis data yang digunakan adalahanalisis regresi linier berganda dengan menggunakan IBM SPSS

24.0 for Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan, kesempatan dan rasionalisasi berpengaruh posistif signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik, sedangkan kemampuan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik. Kata kunci: kecurangan akademik, tekanan, kesempatan, rasionalisasi, kemampuan.

Abstract

This study aimed at examining the factors that influence students’ academic fraud behavior by using fraud diamond dimensions which consisted of pressure, opportunity, rationalization, and capability. This research was a quantitative research using primary data obtained from the questionnaire and measured by using Likert scale.The sample selection technique used was purposive sampling.The research population comprised students receiving the bidikmisi scholarship of accounting departement S1of Economics Faculty in Universitas Pendidikan Ganesha. The number of samples in this study were 150 students. The data analysis technique used was multiple linear regression analysis by using IBM SPSS 24.0 for Windows.

The result of this research shows that pressure, opportunity and rationalization have positive significant effect to student’s academic fraud behavior, whereas capability did not influence.

(2)

2 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sebuah

sarana dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sangat berpengaruh dalam perkembangan seluruh aspek kehidupan dan sarana pendidikan tersebut bisa didapat dari suatu lembaga pendidikan. Perguruan tinggi merupakan

lembaga pendidikan formal yang

mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja. Perguruan tinggi diharapkan mampu mencetak tenaga profesional yang berkualitas, baik secara ilmu, moral, maupun secara etika profesi.Fenomena yang cukup menarik di dalam pergururuan tinggi saat ini dan cukup mengancam dunia pendidikan akademis yaitu banyak ditemukannya praktek–praktek kecurangan (fraud) yang terjadi, dan biasa

disebut sebagai academic

fraud.Kecurangan akademik (academic

fraud) merupakan suatu bentuk perilaku

yang buruk yang akan memberikan dampak negatif terhadap mahasiswa. Perilaku tersebut misalnya mencontek pekerjaan teman, copy paste tugas dari internet, menggunakan catatan kecil saat ujian, menjiplak hasil teman dan menggunakan informasi atau data-data yang palsu dan lain-lain.

Bowers (dalam McCabe, et al. 2001), melakukan penelitian pertama dalam skala besar mengenai kecurangan yang terjadi di perguruan tinggi. Penelitian tersebut mencakup lebih dari 5.000 mahasiswa dari 99 perguruan tinggi dan Universitas di Amerika Serikat dan menemukan bahwa 75% dari responden pernah terlibat dalam satu atau lebih insiden kecurangan akademik. Lin dan Wen (2007) menemukan bahwa 61,7% mahasiswa di Taiwan melakukan kecurangan akademik dan yang menjadi kecurangan yang paling banyak dilakukan adalah menyalin tugas dari teman.Di Indonesia, telah banyak kasus

kecurangan akademik yang telah

terungkap. Litbang Media Group (2007) disebutkan bahwa mayoritas anak didik, baik di bangku sekolah maupun perguruan tinggi melakukan kecurangan akademik dalam bentuk mencontek. Dari kasus-kasus

diatas bahwa kecurangan akademik di perguruan tinggi memang sudah benar-benar terjadi.Kecurangan akademik atau ketidakjujuran umumnya terjadi karena adanya tekanan (pressure) dan kebutuhan untuk memanfaatkan sebuah kesempatan

(opportunity) dalam sebuah kondisi tertentu

dan adanya rasionalisasi (rationalization) dari seorang pelaku. Akan tetapi dalam kesempatan yang diperoleh dari seseorang

harus disertai dengan kemampuan

(capability) untuk melakukan sebuah

tindakan kecurangan tersebut.

(

Wolfe dan Hermanson, 2004)

Nursani (2014) dengan menguji perilaku kecurangan akademik mahasiswa menggunakan konsep fraud diamond dan memperoleh hasil bahwa kesempatan, rasionalisasi dan kemampuan berpengaruh posistif signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik, sedangkan tekanan tidak berpengaruh.Penelitian lain juga dilakukan oleh Prawira dan Irianto (2017) Menguji dimensi fraud diamond terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa akuntansi S1 di Malang. Memperoleh hasil bahwa variabel tekanan, kesempatan, rasionalisasi, dan kemampuan berpengaruh terhadap perilaku kecurangan akademik.

Terkait dengan mahasiswa yang memiliki latar belakang ekonomi rendah tetapi berprestasi, pemerintah berupaya membantu pelajar atau mahasiswa tersebut dengan memberikan beasiswa. Guna

mendukung tercapainya pemerataan

pendidikan yang bermutu.Beasiswa adalah

pemberian bantuan keuangan yang

diberikan kepada pelajar atau mahasiswa yang digunakan untuk keberlangsungan pendidikan yang ditempuh.Bidikmisi

berfokus kepada yang memiliki

keterbatasan kemampuan ekonomi.

Walaupun demikian, syarat prestasi pada bidikmisi ditujukan untuk menjamin bahwa penerima bidikmisi terseleksi dari yang benar-benar mempunyai potensi dan kemauan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.Pemberian dana beasiswa yang diterima oleh mahasiswa penerima bidikmisi menjadi sorotan berbagai pihak karena adanya ketidaktepatan sasaran dana

(3)

3

bidikmisi.Permasalahan terkait dengan bidikmisi adalah lemahnya sistem pengawasan bidikmisi yang menyebabkan potensi kecurangan. Hal tersebut dapat berdampak buruk pada perkembangan sikap mahasiswa dan prestasi mahasiswa nantinya. Karena unsur kecurangan sudah ada sejak awal, kemungkinan setelah lulus seleksi mahasiswa penerima bidikmisi melakukan pembenaran atas perbuatan curang.

Mahasiswa penerima bidikmisi harus mempertahankan nilai IPK agar tetap baik. Jika nilai IPK merosot, maka beasiswanya

akan dihentikan. Persyaratan

mempertahankan IPK memotivasi penerima bidikmisi untuk terus serius belajar.Setiap

mahasiswa mempunyai kebutuhan

berprestasi berdeda-beda tergantung semangatnya. Pada dasarnya semua mahasiswa menginginkan prestasi yang baik. Namun, mahasiswa bidikmisi memiliki berbagai macam tuntutan dalam proses penyelesaian studinya. Tuntutan tersebut membuat mahasiswa bidikmisi memiliki tanggungjawab tinggi dan kebutuhan berprestasi yang lebih baik dari mahasiswa regular. Maka, berbagai upaya harus

ditempuh mahasiswa untuk

mempertahankan beasiswa bidikmisi yaitu membagi waktu belajar dengan kegiatan lain.

Perbedaan lainnya terkait dengan responden penelitian sebelumnya diatas, dalam penelitian ini adalah mahasiswa penerima bidikmisi jurusan akuntansi S1 di Universitas Pendidikan Ganesha.Peneliti ingin meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kecurangan akademik pada mahasiswa penerima bidikmisi jurusan akuntansi S1 di Universitas Pendidikan Ganesha. Terkait perilaku kecurangan

akademik mahasiswa menggunakan

dimensi fraud diamond sebagai faktor yang mempengaruhi kecurangan akademik. Penelitian ini juga berguna untuk menguji kembali keefektifan dimensi fraud diamond

terhadap bentuk kecurangan akademik yang terjadi.

Tekanan akademik ialah respon yang muncul karena terlalu banyaknya tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan siswa. (Olejnik dan Holschuh, 2007). Tekanan Akademik adalah desakan yang kuat yang

terdapat dalam diri seorang siswa baik berasal dari dalam dirinya maupun dari lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu yang disebabkan karena banyaknya tuntutan atau tugas yang harus dikerjakan.

H1: Tekanan untuk

mempertahankan bidikmisiberpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa.

Kesempatan (opportunity) merupakan suatu situasi ketika seseorang merasa memiliki kombinasi situasi dan kondisi yang

memungkinkan dalam melakukan

kecurangan dan kecurangan tidak

terdeteksi (Albrecht, 2003). Lemahnya pengawasan merupakan situasi yang membuka peluang untuk memungkinkan terjadinya suatu kecurangan terjadi. Kesempatan merupakan bagian penting dari setiap kecurangan karena jika seorang

pelaku kecurangantidak memiliki

kesempatan untuk melakukannya, maka

fraud menjadi tidak mungkin untuk

dilakukan.

H2: Pengawasan berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa.

Rasionalisasi adalah komponen penting dalam banyak kecurangan (fraud). Rasionalisasi merupakan pembenaran diri sendiri atau alasan yang salah untuk suatu

perilaku yang salah (Albrecht,

2003).Rasionalisasi dalam konteks kecurangan akademik adalah proses pembenaran diri yang dilakukan mahasiswa untuk menutupi atau mengurangi rasa bersalah yang timbul karena telah melakukan perbuatan yang tidak jujur dalam konteks akademik.

H3: Pembenaran atas kecurangan mahasiswa berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa.

Menurut Wolfe dan Hermanson (2004)

capability atau kemampuan didefinisikan

sebagai sifat-sifat pribadi dan kemampuan yang memainkan peran utama dalam kecurangan akademik. Banyak kecurangan akademik yang sering dilakukan mahasiswa yang tidak akan terjadi tanpa orang yang

tepat dengan kemampuan yang

tepat.Kesempatan membuka pintu masuk untuk melakukan kecurangan, tekanan dan rasionalisasi dapat menarik mahasiswa

(4)

4

untuk melakukan kecurangan itu. Tetapi mahasiswa tersebut harus memiliki kemampuan untuk mengenali peluang tersebut untuk mengambil keuntungan sehingga dapat melakukan secara berulang kali.

H4: Tingkat ego berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa.

METODE

Penelitian ini dilakukan di Fakultas

Ekonomi Universitas Pendidikan

Ganesha.Variabel bebas penelitian ini adalah tekanan, kesempatan, rasionalisasi dan kemampuan. Sedangkan, variabel terikat penelitian ini adalahkecurangan akademik.Populasi penelitian ini adalah mahasiswa penerima bidikmisi sebanyak 150 mahasiswa. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner.Skala yang digunakan dalam penyusunan kuesioner penelitian ini adalah skala likert. Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur, sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Setiap pernyataan disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), cukup setuju (CS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) uji kualitas data meliputi uji validitas dan uji reliabilitas instrumen dan (2) analisis regresi linier bergandadengan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, danuji heteroskedastisitas.Hipotesis penelitian ini diajukan untuk menemukan pengaruh tekanan, kesempatan, rasionalisasi dan kemampuan terhadap Perilaku Kecurangan

Akademik pada Mahasiswapenerima

bidikmisi jurusan akuntansi S1 Universitas Pendidikan Ganesha.Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis regresi berganda. Uji t (t-test) digunakan untuk

menguji hubungan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, sedangkan secara simultan menggunakan Uji F (F-test).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil pengujian validitas kuesioner penelitian dengan 50 item pernyataan yang terdiri 10 item untuk variabel X1 (tekanan), 10 item untuk variabel X2 (kesempatan), 10 item untuk variabel X3 (rasionalisasi), 10 item untuk variabel X4 (kemampuan) dan 10 item untuk variabel Y (kecurangan akademik). Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2012). Uji validitas dihitung dengan membandingkan Corrected Item-Total Correlation setiap butir pernyataan dengan nilai rtabel. Jika angka korelasi lebih besar dari nilai rtabel (rhitung > rtabel) maka instrumen dikatakan valid.Hasil uji validitas menunjukan bahwa nilai r-hitung semua item pertanyaan dari masing-masing variabel yaitu variabel Tekanan (dari 0,394-0,856), Kesempatan (dari 0,507-0,711), Rasionalisasi (dari 0,447-0,924), Kemampuan (dari 0,477-0,802) dan Kecurangan Akademik (dari 0,386-0,771) memenuhi kriteria valid karena nilai r-hitung setiap item pertanyaan lebih besar dari nilai r-tabel.Hasil uji validitas instrumen menunjukkan bahwa nilai rhitung untuk

semua item lebih besar dari rtabel = 0,160

sehingga seluruh item kuisioner tekanan, kesempatan, rasionalisasi, kemampuan dan kecurangan akademik dinyatakan valid.

Hasil pengujian kualitas data untuk uji reliabilitas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel Tekanan (0,902), variabel Kesempatan (0,815), variabel Rasionalisasi (0,937), variable Kemampuan (0,887) dan variabel Kecurangan Akademik (0,768). Semua variabel mempunyai nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka pernyataan dalam kuesioner untuk semua variabel adalah reliabel. (lihat lampiran)

(5)

5

Tabel 1 Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian Smirnov. Jika signifikansi nilai Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05, maka data penelitian mempunyai distribusi yang Nilai

sig. output tersebut adalah 0,200> tingkat signifikansi = 0,05. Sehingga keputusan uji adalah menerima Ho. Dengan kata lain, data residual berdistribusi normal.

Tabel 2 pengujian multikolinieritas

Hasil pengujian multikolinieritas mengunakan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan bahwa nilai tolerance

Tekanan 0,726 > 0,1 dan nilai VIF 1,377< 10. Nilai tolerance Kesempatan 0,707> 0,1 dan nilai VIF 1,414< 10. Nilai tolerance

Rasionalisasi 0,696> 0,1 dan nilai VIF 1,436< 10. Nilai tolerance Kemampuan 0,759 > 0,1 dan nilai VIF 1,317< 10. Nilai

tolerance masing-masing variabel lebih

besar dari 0,1 dan nilai VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 10, sehingga

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 150

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 4.37442603 Most Extreme Differences Absolute .057 Positive .043 Negative -.057 Test Statistic .057

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.488 2.313 -.211 .833

Tekanan .220 .069 .189 3.202 .002 .726 1.377

Kesempatan .145 .073 .119 1.988 .049 .707 1.414

Rasionalisasi .513 .052 .595 9.865 .000 .696 1.436

Kemampuan .087 .065 .078 1.347 .180 .759 1.317

(6)

6

keputusan uji adalah menerima H0. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan bebas dari masalah multikolinearitas.Berdasarkan tabel

cooefficients dapat disusun persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3X3 + β4X4 + ε Y = -0,488 + 0,220X1 +0,145X2 + 0,513X3 + 0,087X4 + 𝜀

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta ( ) sebesar -0,488

menyatakan bahwa apabila variable tekanan, kesempatan, rasionalisasi dan kemampuan sama dengan nol, maka nilai perilaku kecurangan adalah sebesar -0,488 satuan.Namun dalam rentangan seluruh data yang diperoleh tidak terdapat nilai nol, sehingga model ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai variabel Y saat nilai seluruh variabel bebasnya adalah nol.

Tabel 3 koefisien determinasi

Besarnya nilai R Square (R2) adalah 0,633. Karena variabel dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel bebas maka nilai koefisien determinasi yang digunakan adalah Adjusted R Square (karena nilai ini dapat bertambah atau berkurang dengan bertambahnya variabel bebas) yaitu

sebesar 0,633 atau 63%. Angka 63% mempunyai makna besarnya pengaruh variable tekanan (X1), kesempatan (X2), rasionalisasi (X3) dan kemampuan (X4) secara bersama-sama atau gabungan.

Sedangkan sisanya sebesar 37%

disebabkan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Tabel 4 uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1 Regressi

on

4922.288 4 1230.572 62.582 .000b

Residual 2851.205 145 19.663

Total 7773.493 149

a. Dependent Variable: Kecurangan Akademik

b. Predictors: (Constant), Kemampuan, Kesempatan, Tekanan, Rasionalisasi Hipotesis Uji F (F-test) digunakan

untuk menentukan analisis pengaruh dimensi fraud diamond terhadap perilaku kecurangan akademik secaca simultan. Hasil uji F didapat Fhitungsebesar 62,582 dengan tingkat signifikansi 0,000 dibawah α = 0,05, nilai Sig (signifikansi) tertera 0,000 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

secara simultan tekanan,

kesempatan,rasionalisasi dan kemampuan berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan mahasiswa.

Karena Uji t digunakan untuk

pengujian pengaruh masing-masing

variabel bebas, maka interpretasi dilakukan sendiri-sendiri. Uji ini digunakan untuk

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .796a .633 .623 4.43435

a. Predictors: (Constant), Kemampuan, Kesempatan, Tekanan, Rasionalisasi b. Dependent Variable: Kecurangan Akademik

(7)

7

mengetahui apakah dalam model regresi variabel tekanan (X1), kesempatan (X2), rasionalisasi (X3) dan kemampuan (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akademik (Y). Berdasarkan coefficients diketahui bahwa variabel tekanan (X1) mempunyai nilai sig. 0,002>0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, secara parsial variabel tekanan berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik. Variabel kesempatan (X2) mempunyai nilai sig. 0,049<0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya, secara parsial variabel kesempatan (X2) berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik. Variabel rasionalisasi (X3) mempunyai nilai sig. 0,000< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, secara parsial rasionalisasi (X3) berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik. Variabel kemampuan (X4) mempunyai nilai sig. 0,180>,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak Artinya secara parsial variabel kemampuan tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik

Tabel 5 uji heterokedastisitas

Model yang baik adalah model yang tidak mengandung heterokedastisitas. Adapun uji yang dilakukan adalah Uji heterokedastisitas dengan metode Glejser. Dari output tersebut, terlihat bahwa nilai sig. dari variabel Tekanan, Kesempatan, Rasionalisasi dan Kemampuan masing-masing adalah sebesar (0,245), (0,745), (0,585) dan (0,819). lebih dari tingkat signifikansi = 0,05. Dengan kata lain, keputusan uji adalah terima Ho sehingga tidak terjadi kasus heterokedastisitas.

Pembahasan

Tekanan mempengaruhi perilaku kecurangan akademik

Hasil pengujian hipotesisDari hasil uji hipotesa dapat diketahui bahwa tekanan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kecurangan akademik dilihat dengan nilai t-hitung yang positif sebesar 3.202 dengan tingkat signifikansinya sebesar 0.002 < 0.05 hasil ini membuktikan

bahwa faktor tekanan mempunyai pengaruh terhadap kecurangan akademik pada mahasiswa penerima bidikmisi jurusan akuntansi program S1. tekanan dirasakan

oleh mahasiswa yang melakukan

kecurangan akademik. Semakin tinggi tekanan yang dirasakan mahasiswa maka akan semakin besar pula kemungkinan dalam memilih jalan pintas yaitu dengan melakukan kecurangan. Seseorang yang memiliki banyak tuntutan yang menekan cenderung melanggar aturan yang ada. Namun sebaliknya, apabila seseorang barada dalam situasi tidak memiliki banyak tuntutan yang menekan, maka orang tersebut cenderung mentaati peraturan yang ada. Dalam penelitian ini hasil analisis regresi mendukung teori yang dikemukakan oleh Albrecht, et al (2012:33) bahwa tekanan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya perilaku kecurangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Melgwi dan Rakovski (2009),

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.304 1.421 2.325 .021 Tekanan .049 .042 .113 1.168 .245 Kesempatan -.015 .045 -.032 -.326 .745 Rasionalisasi -.017 .032 -.054 -.548 .585 Kemampuan -.009 .040 -.022 -.229 .819

(8)

8

Fitriana dan Baridwan (2012) dan Prawira dan Irianto (2015) yangmenyimpulkan

bahwa tekanan dapat berpengaruh

terhadap kecurangan akademik.

Dalam penelitian ini memiliki 10 pertanyaan kepada responden untuk

mengetahui jenis tekanan yang

mempengaruhi mahasiswa penerima

bidikmisi akuntansi S1 dalam melakukan

tindakan kecurangan akademik.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari angket tekanan yang menyatakan setuju lebih besar dari pada tidak setuju. Tiga pernyataan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu: (1) Saya harus mendapatkan nilai yang baik agar bisa mempertahankan bidikmisi dan lulus kuliah dengan baik pula, (2) Persaingan nilai di kelas saya sangat ketat sehingga malu apabila mendapat nilai jelek, (3) Saya mempunyai banyak kegiatan diluar jam belajar.

Berdasarkan ketiga pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan tersebut menjelaskan bahwa

mahasiswa melakukan kecurangan

akademik karena adanya tekanan

mendapatkan nilai yang bagus untuk

mempertahakan bidikmisi dan

memperlancar studinya. Meminimalisir tekanan dalam mempertahankan bidikmisi diharapkan mahasiswa berpikir kreatif dan optimis tidak merasa ada tekanan serta bersyukur telah mendapatkan bidikmisi dibandingkan dengan mahasiswa regular yang tidak mendapatkan bidikmisi. Selain itu mahasiswa penerima bidikmisi harus mampu membagi waktu belajar dengan

kegiatan lain. Mahasiswa perlu

mengembangkan suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk mengetahui

dan memperbaiki respon terhadap

kesulitan. Demikian pula mahasiswa harus memiliki self regulated learning tinggi, dirinya menganggap bahwa setiap masalah selalu ada solusinya asalkan mau berusaha dan mengerahkan seluruh energinya dalam mengatasi masalahnya tersebut. Anggapan tersebut menjadikan mahasiswa terus berupaya untuk menyelesaikan tugasnya sehingga tidak mudah menyerah meskipun sedang berada pada kondisi yang penuh tekanan.

Kesempatan mempengaruhi perilaku kecurangan akademik

Hasil uji hipotesa dapat diketahui bahwa kesempatan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kecurangan akademik dilihat dengan nilai t- hitung yang positif sebesar 1,988 dengan tingkat signifikansinya sebesar 0.049 < 0.05. Hasil ini membuktikan bahwa faktor kesempatan dapat berpengaruh terhadap kecurangan akademik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nursani (2013) dan Pemungkas (2015).

Dalam penelitian ini memiliki 10 pertanyaan kepada responden untuk mengetahui jenis kesempatan yang

mempengaruhi mahasiswa penerima

bidikmisi jurusan akuntansi S1 dalam

melakukan tindakan kecurangan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari angket kesempatan yang menyatakan setuju lebih besar dari pada yang tidak setuju. Tiga pernyataan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu: (1) Menurut saya, menyontek diperbolehkan asalkan tidak ketahuan, (2) Dosen pengawas ujian melakukan kegiatan lain ketika mengawasi ujian seperti bermain

handphone, membaca buku atau surat

kabar, atau mengerjakan pekerjaan lainnya, (3) Dosen saya keluar kelas ketika ujian sedang diadakan.

Berdasarkan ketiga pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan tersebut menjelaskan bahwa

mahasiswa melakukan kecurangan

akademik beranggapan bahwa melakukan kecurangan dibolehkan asal tidak ketahuan, disamping itu karena ada kesempatan

untuk memanfaatkan lemahnya

pengawasan saat ujian dan kurang tegasnya sanksi yang diberikan kepada pelaku kecurangan akademik. Merubah pola pikir mahasiswa mengusahakan timbulnya keyakinan bahwa kecurangan yang dilakukan seseorang pasti akan ketahuan dan akan diumumkan. Hal ini

dapat dilakukan dengan dukungan

mahasiswa untuk ikut melakukan

pengawasan dan pelaporan. Mencegah terjadinya kecurangan tersebut karena lemahnya pengawasan yaitu dengan pengawasan yang ketat yang diikuti dengan pengumuman terhadap tiap kecurangan

(9)

9

akademik yang ditemukan dan pembuktian bahwa ancaman sanksi benar-benar dilakukan.

Rasionalisasi mempengaruhi perilaku kecurangan akademik

Dari hasil uji hipotesa dapat diketahui bahwa rasionalisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecurangan akademik dilihat dengan nilai t-hitung yang positif sebesar 9.865 dengan tingkat signifikansinya sebesar 0.000 < 0.05. Hasil ini membuktikan bahwa faktor rasionalisasi berpengaruh signifikan

terhadap kecurangan akademik.

Rasionalisai adalah proses membuat dan memberikan berbagai macam alasan baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri sehingga hal yang tidak masuk akal atau salah akan terlihat masuk akal atau benar.Penelitian ini sejalan dengan Purnamasari (2014), dan Pamungkas (2015).

Dalam penelitian ini memiliki 10 pertanyaan kepada responden untuk mengetahui jenis rasionalisasi yang

mempengaruhi mahasiswa penerima

bidikmisi jurusan akuntansi S1 dalam

melakukan tindakan kecurangan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari angket rasionalisasi yang menyatakan setuju lebih besar dari pada yang tidak setuju. Tiga pernyataan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu: (1) Jika soal ujian mudah maka saya bisa mendapatkan nilai bagus tanpa melakukan kecurangan, (2) Saya sering melihat teman saya melakukan kecurangan saat ujian, maka saat ikut melakukan kecurangan, (3) Saya melakukan kecurangan hanya jika saya terdesak.

Ketiga pernyataan di atas

menjelaskan bahwa mahasiswa hanya ingin soal ujian mudah sehingga mendapatkan nilai bagus tanpa melakukan kecurangan. Ketika soal ujian sulit maka mereka

melakukan kecurangan dengan

pembenaran atas kecurangan dengan mengatakan bahwa kecurangan akademik tersebut wajar dilakukan karena hal-hal tertentu. Banyak mahasiswa yang tidak ingin disalahkan ketika melakukan kecurangan akademik. Semua memiliki

rasionalisasi masing-masing dan

menganggap kecurangan akademik

tersebut merupakan hal sudah biasa. Anggapan tersebut adalah hal yang sebenarnya keliru, untuk menghilangakan anggapan bahwa tindakan kecurangan adalah hal yang wajar yaitu dimulai dari sendiri dengan menanamkan sifat jujur, berani menerima tantangan hal yang baru dengan mengubah pola pikir buruk saat soal ujian mudah barulah tidak melakukan kecurangan dan membangkitkan rasa malu untuk melakukan kecurangan akademik. Hal itu berguna untuk perkembangan potensi diri dikemudian hari.

Kemampuan mempengaruhi perilaku kecurangan akademik

Dari hasil uji hipotesa dapat

diketahui bahwa kemampuan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kecurangan akademik dilihat dengan nilai t-hitung yang positif sebesar 1.347 dengan tingkat signifikansinya sebesar 0,180 > 0.05. Hasil ini membuktikan bahwa faktor kemampuan tidak mempunyai pengaruh terhadap kecurangan akademik. Artinya, Apabila tingkat kapabilitas mengalami kenaikan maka tingkat kecurangan akademik mahasiswa juga mengalami kenaikan. Begitu pula sebaliknya apabila kapabilitas menurun, maka kecurangan akademik mahasiswa juga menurun. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nursani

(2014) yang menyebutkan bahwa

kemampuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya kecurangan akademik.

Dalam penelitian ini memiliki 10 pertanyaan kepada responden untuk

mengetahui jenis kemampuan yang

mempengaruhi mahasiswa penerima

bidikmisi jurusan akuntansi S1 dalam

melakukan tindakan kecurangan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari angket kemampuan yang menyatakan setuju lebih kecil dari pada yang tidak setuju. Tiga pernyataan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu: (1) Saya dapat menekan rasa bersalah atau bahkan tidak merasa bersalah setelah melakukan kecurangan akademik, (2) Saya memiliki rasa percaya diri saat melakukan tindakan curang, (3) Saya dapat

(10)

10

memikirkan cara melakukan kecurangan berdasarkan peluang yang ada.

Dari tiga pertanyaan diatas meskipun kemampuan tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan

akademik, tetapi semakin tinggi

kemampuan individu mahasiswa terhadap kecurangan akademik, maka semakin tinggi kemungkinan akan melakukan kecurangan tersebut. Dimana mahasiswa dapat menekan rasa bersalah atau bahkan tidak

merasa bersalah setelah

melakukan kecurangan akademik, memiliki rasa percaya diri saat melakukan tindakan curang dan dapat memikirkan cara

melakukan kecurangan berdasarkan

peluang yang ada.Menyikapi pernyataan diatas, peneliti memberikan solusi meminimalisir kecurangan akademik adalah mahasiswa harus didorong untuk menjadi lebih percaya diri dalam mengambil resiko yang lebih besar, dorongan tersebut dapat berasal dari orang tua, dosen dalam hal belajar, peningkatan prestasi baik secara akademik maupun non akademik dan lain sebagainya. Kepercayaan diri mahasiswa akan semakin kuat apabila dia telah memperoleh dukungan positif dari lingkungan keluarga, lingkungan kampus

maupun masyarakat. Kesuksesan

mahasiswa juga didukung dengan reputasi dari mahasiswa yang baik sehingga semakin lancarnya dalam jalannya interaksi

di kampus, maka akan membuat

mahasiswa menjadi yakin dan tidak ragu

dalam mengambil keputusan

untukmencapai tujuan belajarnya dengan tanpa melakukan kecurangan akademik. Proses individu yang dilakukan secara mandiri dalam menampilkan serangkaian kemampuan individu dalam menetapkan tujuan belajar

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Secara garis besar hasil penelitian analisis ini dari pengujian hipotesis secara parsial (uji t) yaitu: (1) Tekanan untuk mempertahankan beasiswa bidikmisi berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan akademik mahasiswa

akuntansi S1 penerima bidikmisi di Universitas Pendidikan Ganesha. (2)

Lemahnya pengawasan berpengaruh

signifikan terhadap terjadinya kecurangan

akademik mahasiswa akuntansi S1

penerima bidikmisi di Universitas Pendidikan Ganesha. (3) Pembenaran atas perbuatan curang berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan akademik

mahasiswa akuntansi S1 penerima

bidikmisi di Universitas Pendidikan Ganesha. (4) Tingkat kepercayaan diri/ego atas kecurangan tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan

akademik mahasiswa akuntansi S1

penerima bidikmisi di Universitas Pendidikan Ganesha.

Saran

Dari keterbatasan kemampuan peneliti yang dimiliki, adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah: (1) Jumlah sampel yang digunakan hanya 150 sampel. Meskipun jumlah sampel ini sudah sesuai dengan teknik pengambilan jumlah sampel (rumus Slovin). Namun, diharapkan penelitian berikutnya dapat menggunakan sample yang lebih banyak lagi. (2) Penelitian ini hanya menggunakan responden dari mahasiswa akuntansi S1 penerima bidikmisi di Universitas Pendidikan Ganesha saja, sehingga tidak dapat memberikan kesimpulan bahwa

mahasiswa akuntansi S1 secara

keseluruhan memiliki perilaku yang sama. Jadi, diharapkan untuk penelitian berikutnya dapat menggunakan mahasiswa akuntansi di berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta tidak hanya di Universitas

Pendidikan Ganesha saja sebagai

respondennya, tetapi diperluas populasi dan sampel untuk penelitian ini. (3) Jadikan kejujuran akademik sebagai prioritas utama

dalam menyelesaikan semua tugas

akademik untuk meminimalisir tindak

kecurangan akademik. Sehingga

mahasiswa dapat menjadi generasi pengubah bangsa jika mahasiswa memiliki kualitas akademik dan memiliki karakter yang baik.(4) Diharapkan mahasiswa penerima bidikmisi memiliki self regulated

learning tinggi, dirinya menganggap bahwa

setiap masalah selalu ada solusinya asalkan mau berusaha dan mengerahkan seluruh energinya dalam mengatasi masalahnya tersebut. Anggapan tersebut menjadikan mahasiswa terus berupaya

(11)

11

untuk menyelesaikan tugasnya sehingga tidak mudah menyerah meskipun sedang berada pada kondisi yang penuh tekanan. (5) Merubah pola pikir mahasiswa mengusahakan timbulnya keyakinan bahwa kecurangan yang dilakukan seseorang pasti akan ketahuan dan akan diumumkan. Hal ini dapat dilakukan dengan dukungan

mahasiswa untuk ikut melakukan

pengawasan dan pelaporan, bukan dari pengawas (dosen) saja. (6) Menanamkan sifat jujur, berani menerima tantangan hal yang baru dengan mengubah kebiasaan buruk saat soal ujian mudah barulah tidak

melakukan kecurangan dan

membangkitkan rasa malu untuk melakukan kecurangan akademik. (7) Mahasiswa harus didorong untuk menjadi lebih percaya diri dalam mengambil resiko yang lebih besar, dorongan tersebut dapat berasal dari orang tua, dosen dalam hal belajar, peningkatan prestasi baik secara akademik

maupun non akademik dan lain

sebagainya. Maka akan membuat

mahasiswa menjadi yakin dan tidak ragu

dalam mengambil keputusan

untukmencapai tujuan belajarnya dengan tanpa melakukan kecurangan akademik. Proses individu yang dilakukan secara mandiri dalam menampilkan serangkaian kemampuan individu dalam menetapkan tujuan belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, W. S. 2003. Fraud Examination. South western: Thomson.

Fitriana, Annisa dan Zaki Baridwan. 2012. Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi: Dimensi Fraud Triangle.Jurnal Akuntansi

Multiparadigma (JAMAL). Vol. 3, No.

2, Hal. 161-331

Lin, Chun-Hua Susan dan Wen, Ling-Yu Melody. 2007. Academic Dishonesty in Higher Education-a Nationwide

Study in Taiwan. High Educ

54:85-97.

Malgwi, Charles A., Caryer C. Rakovski. 2009. Combating academic fraud: Are students reticent about uncovering the covert?. Journal

Academic Ethic. Vol. 7, 207-221.

McCabe, Donald L, et al. 2001. Cheating in Academic Institution: A Decade of

Research. Ethic & Behavior, Vol. 11

No. 3, Hal: 219-232.

Nursani, Rahmalia. 2014. Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa:

Dimensi Fraud Diamon. Skripsi

Akuntansi. Malang. Universitas

Brawijaya.

Olejnik, S. N. & Holschuh, J. P. 2007.

College rules! 2nd Edition How to

study, survive, and succeed. New

tork: Ten Speed Press.

Prawira, I Dewa S dan Irianto. 2015.

Analisis Pengaruh Dimensi Fraud

Diamond Terhadap Perilaku

Kecurangan Akademik Mahasiswa.

Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya Malang.

Purnamasari. 2014. Analisis Pengaruh Dimensi Fraud Triangle Terhadap PerilakuKecurangan Akademik Mahasiswa Pada Saat Ujian dan Metode Pencegahannya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. Malang. Universitas Brawijaya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D) Bandung: Alfabeta.

Wolfe, David T., Dana R. Hermanson. 2004.

The fraud diamond: Considering the four elements of fraud. The CPA

(12)

Gambar

Tabel 2 pengujian multikolinieritas
Tabel 3 koefisien determinasi
Tabel 5 uji heterokedastisitas

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat realisasi penerimaan pajak daerah 3 (tiga) tahun berturut-turut yakni dari tahun 2014-2016, penentuan besarnya target yang berdasarkan

penelitian ini menolak hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariantini (2014) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional

Hubungan kualitas sumber daya manusia dengan efektivitas penggunaan siskeudes mengacu pada penelitian yang dilakukan Caecilia dan Marthen (2014), yang menunjukan

Hasil analisis determinasi (R 2 ) menunjukkan bahwa presentase sumbangan pengaruh variabel independen (komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatan skedul penyusunan

Dari pengelompokan biaya-biaya tersebut usaha ini memperoleh perhitungan biaya produksi jajan pisang kacang sebesar Rp 1.322 per buah diperoleh dengan cara membagi

Dan manfaat praktis dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak yang berkepentingan dalam hal ini LPD Di

terkait implementasi CSR Hotel Como Shambala Estate yang berdasarkan konsep Tri Hita Karana maka hotel sebagai salah satu perusahaan memiliki tanggung jawab

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap analisis penerapan akuntansi lingkungan pada unit Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Badan Usaha Milik