• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put /PP/M.IX/16/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put /PP/M.IX/16/2011"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put. 29454/PP/M.IX/16/2011

Jenis Pajak : PPN

Masa Pajak : 2007

Pokok Sengketa : -

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Majelis : Menimbang, bahwa pemeriksaan terhadap materi sengketa banding dilakukan dengan mendahulukan pemeriksaan terhadap materi sengketa mengenai objek pajak dan dilanjutkan dengan pemeriksaan terhadap materi sengketa mengenai kompensasi kerugian, tarif pajak, kredit pajak dan materi sengketa tentang hal lainnya, diakhiri dengan pemeriksaan terhadap materi sengketa tentang sanksi administrasi;

Menimbang, bahwa pemeriksaan terhadap materi sengketa mengenai objek pajak dimulai dengan menganalisa perkembangan sengketa mengenai objek pajak, dilanjutkan menyimpulkan pokok-pokok sengketa mengenai objek pajak, membahas setiap pokok seng¬keta mengenai objek pajak tersebut, dan diakhiri dengan penilaian Majelis terhadap nilai objek pajak menurut keputusan Terbanding atas keberatan Pemohon Banding sebelum banding ini;

bahwa Majelis telah menghimpun data untuk menganalisa perkembangan nilai sengketa mengenai besarnya objek pajak, sebagai berikut:

bahwa. menurut pendapat Majelis, Terbanding menggunakan nilai Dasar Pengenaan Pajak PPN Masa Pajak November 2007 sebesar Rp 3.393.748.599,00 sebagai dasar untuk menerbitkan ketetapan semula, sedangkan Pemohon Banding melaporkan dalam SPT atas Dasar Pengenaan Pajak PPN November 2007 sebesar Rp 2.245.448.599,00, sehingga selisih Dasar Pengenaan Pajak PPN sebelum keberatan adalah sebesar Rp 1.148.300.000,00;

bahwa menurut pendapat Majelis, atas ketetapan Terbanding yang menyatakan Dasar Pengenaan Pajak PPN Masa Pajak November 2007 sebesar Rp 3.393.748.599,00, Pemohon Banding mengajukan keberatan dengan menyebutkan secara eksplisit besarnya Dasar Pengenaan Pajak PPN Masa Pajak November 2007 menurut perhitungan Pemohon Banding yaitu sebesar Rp 2.245.448.599,00, sehingga nilai sengketa sampai dengan keberatan adalah sebesar Rp 1.148.300.000,00;

bahwa menurut pendapat Majelis, atas keberatan Pemohon Banding yang menyatakan Dasar Pengenaan Pajak PPN Masa Pajak November 2007 sebesar Rp 2.245.448.599,00, Terbanding menggunakan nilai Dasar Pengenaan Pajak PPN Masa Pajak November 2007 sebesar Rp 3.393.748.599,00 sebagai dasar untuk menerbitkan keputusan atas keberatan Pemohon Banding, sehingga nilai sengketa sebelum banding adalah sebesar Rp 1.148.300.000,00;

bahwa menurut pendapat Majelis, atas keputusan Terbanding yang menyatakan Dasar Pengenaan Pajak PPN Masa Pajak November 2007 sebesar Rp 3.393.748.599,00, Pemohon Banding mengajukan banding dengan menyebutkan secara eksplisit besarnya Dasar Pengenaan Pajak PPN Masa Pajak November 2007 menurut perhitungan Pemohon Banding yaitu Rp 2.245.448.599,00, sehingga nilai sengketa sampai dengan Surat Banding adalah sebesar Rp 1.148.300.000,00;

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok sengketa mengenai objek pajak dalam perkara banding ini adalah koreksi positif Terbanding atas Dasar Pengenaan Pajak PPN berupa Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sebesar Rp 1.148.300.000,00;

Menimbang, bahwa oleh karena itu hasil pembahasan pokok sengketa di atas adalah sebagai berikut:

Koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPN berupa Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sebesar Rp 1.148.300.000,00

Menurut Terbanding : bahwa dasar koreksi Terbanding adalah berasal dari pembatalan Faktur Pajak Keluaran melalui email sebesar Rp 1.148.300.000,00 dengan alasan tidak dapat diyakini bahwa print out email dari pembeli telah menunjukkan bahwa faktur pajak nyata-nyata telah dibatalkan;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

Menurut Pemohon Banding : bahwa seharusnya Terbanding tidak langsung menghakimi bahwa apa yang telah dilakukan oleh Pemohon Banding dengan mengkoreksi pajak keluaran karena adanya pembatalan penjualan berdasarkan email dari pembeli adalah tidak benar, Terbanding seharusnya melakukan pengujian arus kas atau melihat data-data lain yang lebih relevan apakah ada penjualan atau tidak;

bahwa sesuai dengan PER-159/PJ./2006 tanggal 31 Oktober 2006, prosedur administratif pembatalan faktur pajak memang tidak dilakukan dengan cara pembuatan Nota Retur dan kemudian dilaporkan di SPT Masa PPN, jadi menurut Pemohon Banding alasan kedua Terbanding ini tidak mempunyai dasar hukum;

bahwa Pemohon Banding telah melakukan pembetulan SPT Masa atas pembatalan penjualan tersebut sehingga secara materiil Pemohon Banding tidak merugikan negara;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Pendapat Majelis : bahwa menurut Pemohon Banding koreksi dilakukan Terbanding atas Faktur Pajak yang “lompat”, Pemohon Banding menyatakan Faktur Pajak tersebut dibatalkan sebelum dilaporkan. Pemohon Banding menyatakan Faktur Pajak “lompat” tersebut dikarenakan terjadi pembatalan dari pihak customer;

bahwa menurut Pemohon Banding Faktur Pajak “lompat” tersebut dikarenakan kadang-kadang di pihak Pemohon Banding menerbitkan faktur terlebih dahulu, dalam hal faktur diterbitkan lebih dahulu, kadang faktur tersebut ditolak oleh customer dengan alasan dokumen tidak lengkap dan sebagainya. Pemohon Banding menyatakan bahwa dalam usaha Pemohon Banding memerlukan pendanaan yang cepat sehingga dengan faktur yang lebih dulu dibuat sehingga pross reimbursement juga bisa dilakukan secepatnya;

bahwa menurut Terbanding bukti pembatalan tidak dapat diyakini kebenarannya karena dalam email tidak mencantumkan autorisasi dari pembeli;

bahwa menurut Pemohon Banding yang dibatalkan memang hanya Faktur Pajaknya saja dimana Pemohon Banding menerbitkan Faktur Pajak baru yang senilai dengan nilai pada Faktur Pajak yang lama;

bahwa menurut Pemohon Banding alur kegiatan adalah pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan, kemudian terbit Invoice dan Faktur Pajak, kemudian yang dimaksud pembatalan adalah karena Faktur Pajak yang tidak dilengkapi dokumen-dokumen pendukung, nominal yang salah tertulis sebagaimana diminta customer dan lain-lain sehingga menyebabkan Pemohon Banding harus mengganti (membatalkan) Faktur tersebut dengan Faktur Pajak Perbaikan (terjadi perubahan invoice dengan keterangan sebagaimana yang diminta oleh customer);

bahwa menurut Pemohon Banding atas order dari customer tidak terdapat kontrak kerja hanya secara lisan saja, dan dasar penagihan adalah biaya yang dikeluarkan Pemohon Banding sehubungan penyelenggaraan even/kegiatan;

bahwa berdasarkan uraian diatas Majelis berpendapat materi sengketa adalah pembuktian oleh karenanya kepada Pemohon Banding dan Terbanding diminta untuk melakukan uji bukti atas data dalam persidangan;

bahwa berdasarkan data yang disampaikan oleh Pemohon Banding dalam uji bukti atas data pihak Terbanding berpendapat sebagai berikut:

bahwa berdasarkan surat perjanjian nomor: 654/Perjan/P2K.P/VII/2007 diketahui bahwa Pemohon Banding melakukan penyerahan JKP berupa pengadaan pengembangan infra struktur jaringan informasi keperluan Pusdatin Sekretariat Jenderal DESDM.

Nilai kontrak Rp 3.157.825.000,00 sudah termasuk pajak-pajak.

Dari nilai kontrak sebesar Rp 3.157.825.000,00 terdiri dari:

DPP Rp 2.870.750.000,00 PPN Rp 287.075.000,00 Rp 3.157.825.000,00

PPh Pasal 23 yang terutang 4,5% = Rp 129.183.750,00

Jumlah yang diterima Pemohon Banding = (2.870.750.000,00 – 129.183.750,00) = Rp 2.741.566.250,00.

Dari bukti copy rekening Koran diketahui bahwa pada tanggal 28 Desember 2007 terdapat uang masuk sejumlah Rp 2.741.565.722,00.

Dari bukti yang disampaikan Pemohon Banding diketahui bahwa Pemohon Banding telah menerbitkan Faktur Pajak nomor 010.000.07.00000422 tertanggal November 2007 (tanpa tanggal) dengan rincian:

Nilai Penggantian (termin 1) Rp 1.263.130.000,00

DPP Rp 1.148.300.000,00

PPN Rp 114.830.000,00

bahwa menurut Pemohon Banding atas Faktur Pajak nomor 010.000.07.00000422 tersebut dibatalkan dan diganti dengan nomor 010.000.07.00000412 dasar pembatalan menurut Pemohon Banding adalah pemberitahuan secara lisan dari DESDM;

bahwa Terbanding tidak dapat meyakini bahwa Faktur Pajak nomor 010.000.07.00000422 telah dibatalkan karena tidak terdapat dokumen/bukti yang mendukung pembatalan tersebut, selain itu faktanya diketahui bahwa Faktur Pajak pengganti nomornya lebih awal dari yang diganti dan Pemohon Banding tidak dapat menunjukkan invoice pendukung.

bahwa atas pendapat Terbanding dalam uji bukti atas data sebagaimana tersebut diatas Pemohon Banding menyampaikan pendapat sebagai berikut:

bahwa berdasarkan surat perjanjian nomor 654/Perjan/P2K.P/VII/2007, Pemohon Banding menerbitkan Faktur Pajak nomor 010.000.07.00000422 dengan DPP sebesar Rp 1.148.300.000,00 (termin I) pada tanggal 8 November 2007.

Kemudian dilakukan pembatalan Faktur Pajak Nomor : 010.000.07.00000422 yang disebabkan karena:

a. Adanya permintaan pembatalan dari pihak pembeli.

b. Diterimanya SSP PPN dari pemungut dengan Masa Desember 2007 sebesar Rp 287.075.364,00 (total nilai kontrak)

c. Penerimaan pembayaran pada bulan Desember 2007 dengan nilai total kontrak.

bahwa karena alasan di atas maka Pemohon Banding melakukan pembatalan Faktur Pajak Nomor : 010.000.07.00000422 dan menerbitkan Faktur Pajak Nomor : 010.000.07.00000412 pada bulan Desember 2007;

Pemohon Banding keberatan dengan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding karena:

a. Pembatalan dilakukan karena perubahan jadwal pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dan juga telah diterimanya SSP dari pemungut dengan masa Desember 2007, juga dengan total nilai kontrak yang diterima pada bulan Desember 2007.

b. Pada SKPKB nomor 00014/207/07/007/09 tanggal 4 Februari 2009, koreksi yang dilakukan oleh Terbanding tidak tepat karena koreksi dilakukan pada butir 1.a.2 yaitu “penyerahan yang PPN.nya harus dipungut sendiri”

seharusnya pada butir 1.a.3 yaitu “penyerahan yang PPNnya dipungut oleh pemungut PPN” sehingga tidak mempengaruhi nilai KB/LB.

bahwa berdasarkan penjelasan Pemohon Banding dan Terbanding serta hasil uji bukti atas data dalam persidangan Majelis berpendapat sebagai berikut:

bahwa Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-159/PJ./2006 tanggal 31 Oktober 2006 Pasal 11 huruf 3 dan lampiran VIII huruf C tentang Saat Pembuatan, Bentuk, Ukuran, Pengadaan, Tata Cara Penyampaian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak Standar, menyatakan :

(3) Dalam hal terdapat pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak Standar-nya telah diterbitkan, maka Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak Standar harus melakukan pembatalan Faktur Pajak Standar yang tata caranya diatur dalam Lampiran VIII huruf C Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

bahwa Lampiran VIII huruf C Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER- 159/PJ./2006 tanggal 31 Oktober 2006 menyatakan :

Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak Standar.

1. Dalam hal terjadi pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak Standar-nya telah diterbitkan, maka Faktur Pajak Standar tersebut harus dibatalkan.

2. Pembatalan transaksi harus didukung oleh bukti atau dokumen yang membuktikan bahwa telah terjadi pembatalan transaksi. Bukti dapat berupa pembatalan kontrak atau dokumen lain yang menunjukan telah terjadi pembatalan transaksi.

3. Pengusaha Kena Pajak Penjual yang melakukan pembatalan Faktur Pajak Standar harus memiliki bukti dari Pengusaha Kena Pajak Pembeli yang menyatakan bahwa transaksi dibatalkan.

4. Faktur Pajak Standar yang dibatalkan harus tetap diadministrasi (disimpan) oleh Pengusaha Kena Pajak Penjual yang menerbitkan Faktur Pajak Standar tersebut.

5. Pengusaha Kena Pajak Penjual yang membatalkan Faktur Pajak Standar harus mengirimkan surat pemberitahuan dan copy dari Faktur Pajak Standar yang dibatalkan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan dan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan dan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Pembeli dikukuhkan.

6. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual belum melaporkan Faktur Pajak Standar yang dibatalkan di dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, maka Pengusaha Kena Pajak Penjual harus tetap melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPn BM.

7. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual telah melaporkan Faktur Pajak Standar tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Keluaran, maka Pengusaha Kena Pajak Penjual harus melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara tetap melaporkan Faktur Pajak Standar yang dibatalkan tersebut dan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPn BM.

8. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Pembeli telah melaporkan Faktur Pajak Standar yang dibatalkan tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Masukan, maka Pengusaha Kena Pajak Pembeli harus melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara tetap melaporkan Faktur Pajak Standar yang dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPn BM.

bahwa bidang usaha Pemohon Banding adalah even organizer namun sesuai penjelasan Pemohon Banding tidak terdapat kontrak untuk suatu even kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemohon Banding, mekanismenya atas order dari customer tidak terdapat kontrak kerja hanya secara lisan saja, dan dasar penagihan adalah biaya yang dikeluarkan Pemohon Banding sehubungan penyelenggaraan event dan tidak terdapat penawaran, acara hanya dilakukan dan ditagih atas dasar biaya;

bahwa Majelis berpendapat dalam adat kebiasaan yang lazim dalam dunia usaha biasanya ada kerelaan kedua belah pihak melakukan negosiasi harga sehingga nantinya setelah sepakat masalah harga akan tinggal melaksanakan sesuai kontrak perjanjian sehingga menjadi bukti pelaksanaan dan bukti perikatan sebagai dasar untuk melakukan penagihan kepada klien, oleh karena kedua bukti tersebut tidak ada maka tidak meyakinkan;

bahwa berdasarkan hasil uji bukti atas data dalam persidangan atas pendapat Pemohon Banding yang menyatakan Faktur Pajak Nomor : 010.000.07.00000422 dibatalkan dan diganti dengan Faktur Pajak Nomor : 010.000.07.00000412 pada bulan Desember 2007 Majelis berpendapat pembatalan Faktur Pajak oleh Pemohon Banding tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-159/PJ./2006 tanggal 31 Oktober 2006 dan tidak terdapat dokumen yang dapat meyakinkan Majelis atas terjadinya pembatalan tersebut karena hanya dasar pembatalan hanya permintaan lisan sehingga tidak terdapat bukti atau dokumen yang dapat digunakan sebagai dasar bahwa customer telah melakukan pembatalan transaksi;

bahwa berdasarkan uraian diatas Majelis berkesimpulan Pemohon Banding tidak melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku koreksi Terbanding atas Dasar Pengenaan Pajak PPN berupa Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sebesar Rp 1.148.300.000,00 sudah benar dan koreksi tetap dipertahankan;

Menimbang, bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;

Menimbang, bahwa dalam sengketa ini tidak terdapat sengketa mengenai kredit pajak;

Menimbang, bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;

Menimbang, bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding dengan perhitungan sebagai berikut:

DPP PPN menurut Terbanding Rp 3.393.748.599,00 Koreksi Terbanding yang tidak

dapat dipertahankan : Rp 0,00 DPP PPN menurut Majelis Rp 3.393.748.599,00

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Memperhatikan : Surat Banding, Surat Uraian Banding, hasil pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan;

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000;

3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000;

4. Ketentuan Pelaksanaan Undang-undang yang bersangkutan;

M E N G A D I L I :

Menolak permohonan banding Pemohon Banding atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-676/WPJ.20/2009 tanggal 28 Oktober 2009, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Tahun Nomor: 00014/207/07/007/09 tanggal 4 Februari 2009 Masa Pajak November 2007 atas nama PT PB

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

bahwa menurut Terbanding dalam persidangan untuk koreksi Provision for Employee Benefit pada saat uji bukti Pemohon Banding menunjukkan rekonsiliasi bahwa atas pencatatan sejumlah

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap bukti-bukti pendukung nilai transaksi, penjelasan Pemohon Banding dalam persidangan serta data yang ada dalam berkas

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan uji bukti yang telah dilakukan, terhadap dokumen yang diberikan Pemohon Banding untuk Koreksi Faktur Pajak Masukan Masa Pajak Februari 2012

bahwa berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti yang disampaikan para pihak dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa hasil produksi Pemohon Banding adalah ikan tuna segar dalam

Menimbang : bahwa berdasarkan uraian di atas, penjelasan Pemohon Banding dan Terbanding dalam persidangan dan data yang ada dalam berkas banding, Majelis berkesimpulan untuk

bahwa sesuai bukti P-3, diketahui dalam Pasal 2 Pemohon Banding sebagai pihak pertama mengalihkan hak-hak pertambangan kepada pihak kedua (PT Citra Harita

menimbang : bahwa berdasarkan uraian di atas, penjelasan Pemohon Banding dan Terbanding dalam persidangan dan data yang ada dalam berkas banding, Majelis berkesimpulan bahwa

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding yang mempertahankan koreksi Pemeriksa atas koreksi Biaya Plane Fuel sebesar