• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-7 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-7 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-7/II/2017

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-7 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016 – 2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

I. KETERANGAN

1. Hari : Selasa

2. Tanggal : 21 Februari 2017

3. Waktu : 10.55 WIB – 16.09 WIB

4. Tempat : R. Rapat Nusantara V

5. Pimpinan Rapat : 1. Muhammad Saleh (Ketua DPD RI) 2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI)

3. Prof. Dr. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI) 6. Sekretaris Rapat

:

1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal DPD RI)

2. Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Plt. Wakil Sekretaris Jenderal DPD RI)

7. Panitera : Ir. Sefti Ramsiaty, MM. (Kepala Biro Persidangan I) 8. Acara : 1. Laporan Pelaksanaan Tugas Alat Kelengkapan;

2. Pengesahan Keputusan DPD RI.

9. Hadir : Orang

10. Tidak hadir : Orang

(2)

II. JALANNYA RAPAT:

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Bismillahirahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan dan Anggota Dewan yang saya muliakan.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT karena pada pagi hari ini kita bisa berkumpul melaksanakan Sidang Paripurna ke-7 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indnesia pada Masa Sidang III Tahun Sidang 2016 – 2017.

Sebelum memulai Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah marilah kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kepada Anggota DPD serta seluruh hadirin dimohon untuk berdiri dan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.

PEMBICARA: PADUAN SUARA Hiduplah Indonesia raya…

Indonesia tanah airku.

Tanah tumpah darahku.

Disanalah aku berdiri.

Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku.

Bangsa dan Tanah Airku.

Marilah kita berseru.

Indonesia bersatu.

Hiduplah tanahku.

Hiduplah negriku.

Bangsaku Rakyatku semuanya.

Bangunlah jiwanya.

Bangunlah badannya.

Untuk Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

SIDANG DIBUKA PUKUL 10.55 WIB

(3)

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Hadirin silakan duduk kembali.

Dengan mengucapkan bismillahirahmanirrahim, Sidang Paripurna Ke-7 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

KETOK 1X Hadirin yang kami muliakan.

Berdasarkan catatan hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal, sampai saat ini telah hadir 25 orang Anggota DPD dan telah menandatangani daftar hadir, oleh karena Sidang Paripurna kali ini mengambil keputusan dan kita belum mencapai kuorum maka sidang ini saya skors selama 15 menit.

KETOK 1X

Sidang Dewan yang kami muliakan.

Berdasarkan catatan yang hadir sampai dengan saat ini adalah 40 orang dan ini juga belum kuorum maka kami tawarkan kepada hadirin apakah ini kita akan lanjut atau kita skors?

PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT) Pimpinan.

Terima kasih Pimpinan, saya ingin mengingatkan pimpinan berkaitan dengan Sidang Paripurna kita pada kesempatan pagi ini, tentu yang pertama untuk mempertimbangkan dan memperhatikan kehadiran anggota. Yang kedua berkaitan dengan kehadiran anggota kourum atau tidak kita bisa melihat bab 8 berkaitan dengan rapat-rapat atau jenis sidang dalam hal pengambilan keputusan. Di bab, di ayat 6 sangat jelas bahwa setiap keputusan sidang atau rapat, baik berdasarkan mufakat maupun berdasarkan suara terbanyak, jelas mengikat semua pihak yang terkait, tapi di luar itu yang paling penting karena sifatnya mengikat semua pihak yang terkait, harus diperhatikan secara serius Pasal 307 Ayat (1) setiap sidang atau rapat dapat mengambil keputusan apabila dihadiri lebih dari setengah atau 1/2 jumlah anggota sidang atau rapat.

Nah, hingga hari ini kita belum bisa menghadirkan minimal setengah dari peserta sidang atau rapat sehingga diberi kesempatan sesuai tatib untuk dilaksanakan skors ya selama 2 kali sehingga saya mengusulkan skors berikutnya kita berikan waktu 2 jam, minimal ya, dikarenakan teman-teman lainnya dalam perjalanan. Pertama karena memang situasi Jakarta banjir, saya tidak tahu ini banjir karena sabotase ataukah memang banjir benaran. Yang kedua karena lalu lintas jalannya terganggu karena aksi demonstrasi di depan gedung DPR RI, DPD RI, sehingga mengacu kepada Ayat (2) Pasal 307 apabila kuorum sebagaimana dimaksud Ayat (1) tidak terpenuhi, sidang atau rapat ditunda paling banyak 2 kali dengan tenggang waktu masing masing tidak lebih 24 jam. Artinya kita bisa menunda 24 jam

SKORS DICABUT PUKUL 11.07 WIB SIDANG DISKORS PUKUL 10.52 WIB

(4)

kemudian 23 jam, 20 jam tapi kita ambil langkah moderat saja, 2 jam diskors, terima kasih pimpinan.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)

Kami tawarkan apakah tidak lebih baik kalau kita lanjutkan dulu kepada agenda yang tidak mengambil keputusan? Setuju ya? Baik, berarti skors sudah saya cabut ya.

KETOK 1X

Sidang Dewan yang mulia sesuai dengan jadwal acara Sidang Paripurna hari ini mempunyai 2 agenda pokok yaitu pertama laporan tugas alat kelengkapan, yang kedua pengesahan keputusan DPR RI. Sebelum memasuki agenda laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan DPD dan pengesahan keputusan DPD kami menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Ibu Sari Bonang, Sari Banong Baco, Ibu mertua, dari Bapak Bahar Ngitung, Anggota DPD RI Provinsi Sulawesi Selatan, semoga almarhumah khusnul khotimah, diampuni segala dosa-dosanya dan diterima semua amal ibadahnya, amin.

Selanjutnya mari kita memasuki agenda laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan DPD. Untuk urutan penyampaian, mengingat lebih banyak laporan alat kelengkapan yang tidak mengambil keputusan maka pada Sidang Paripurna ini kami persilakan terlebih dahulu alat kelengkapan yang materi laporannya tidak diambil keputusan dengan urutan sebagai berikut. Pertama dari Komite II ada? Komite II? Komite III, silakan, Bu.

PEMBICARA: FAHIRA IDRIS, S.E, M.H. (WAKIL KETUA KOMITE III DPD RI)

Bismillahirahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pada yang kami hormati pimpinan DPD RI, yang kami hormati pimpinan alat kelengkapan DPD RI, yang kami hormati sahabat-sahabat anggota DPD RI, serta hadirin yang berbahagia.

Pada Sidang Paripurna yang mulia ini, perkenankanlah kami menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite III DPD RI sambil menunggu teman-teman yang datang. Pada Masa Sidang ini Komite III telah menetapkan prioritas pembahasan sebagaimana keputusan Sidang Pleno Komite III DPD RI pada tanggal 23 Januari 2017, yaitu pertama penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Pengupahan sebagai usul inisiatif Komite III DPD RI. Yang kedua, yaitu kita melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

Dalam penyusunan pengawasan, kami telah melakukan beberapa kegiatan diantaranya RDP dan kunjungan kerja. Yang ketiga pengawasan atas pelaksanaan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Pada Masa Sidang kali ini Komite III DPD RI memiliki perhatian terhadap perkembangan pariwisata di Indonesia mengingat potensi kepariwisataan yang dimiliki Indonesia pada saat ini sangat besar namun dalam kenyataannya kita masih tertinggal jauh dari negara-negara lain, termasuk negara-negara yang berada di kawasan regional. Oleh karena itu guna memperoleh informasi yang komprehensif terkait kepariwisataan, Komite III telah menyarankan juga kepada Pak Menteri saat itu hal-hal sebagai berikut.

(5)

Yang pertama merealisasikan program realitas kerja kementerian pariwisata tahun 2017, diantaranya digital tourism, home stay atau rumah wisata dan aksesibilitas udara secara menyeluruh. Kedua, mendorong terbitnya produk hukum berupa instruksi presiden perihal partisipasi 19 kementerian atau lembaga untuk mengalokasikan anggaran bagi pembangunan kepariwisataan secara proporsional sehingga program pemerintah mendatangkan 15,000,000 wisatawan tercapai pada tahun 2017. Selanjutnya melakukan penguatan terhadap kurikulum, sertifikasi dan anggaran terhadap sekolah tinggi pariwisata STP dengan bekerja sama dengan kementerian terkait untuk penguatan mutu pekerja pariwisata.

Yang selanjutnya, mendorong daerah destinasi di luar Bali dan Jakarta untuk menjadi pintu masuk kunjungan wisatawan dengan dukungan infrastruktur yang memadai.

Selanjutnya, melakukan kerjasama dengan kementerian desa untuk memastikan terbentuknya badan usaha milik desa yang bergerak dibidang desa wisata dengan pendanaan yang berasal dari dana desa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya mendorong kementerian pariwisata untuk mengembangkan wisata halal dengan memperhatikan potensi kearifan lokal dan terakhir melakukan kerjasama dengan kementerian terkait dan pemerintah daerah untuk meningkatkan fasilitas pendukung pariwisata yang meliputi diantaranya akomodasi, insfrastruktur dan promosi pariwisata.

Yang keempat kami melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Maraknya penyebaran narkotika dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini semakin memperhatinkan. Komite III merasa perlu melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebagai salah satu bentuk dukungan DPD RI kepada pemerintah dalam setiap upaya pemberantasan narkoba. Dalam hal ini Komite III telah melaksanakan RDP dengan kepala BNN dimana salah satu kesepakatan yang paling penting ialah adanya kesamaan visi dan misi Komite III dengan BNN dalam upaya pemberantasan narkoba dan hal ini akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama antara DPD RI dengan BNN dalam bentuk MOU yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.

Pimpinan, Bapak Ibu Anggota DPD yang kami hormati, sidang dewan yang kami muliakan. Pada Masa Sidang ini juga Komite III melaksanakan serangkaian kegiatan pembahasan terhadap isu-isu aktual diantaranya kami mengadakan rapat kerja dengan menteri pendidikan dan kebudayaan dengan membahas program kerja kementerian pendidikan dan kebudayaan tahun 2017 dan persiapan pelaksanaan ujian nasional. Komite III mengharapkan kementerian pendidikan dan kebudayaan RI agar melakukan hal-hal sebagai berikut:

A. Merealisasikan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 tahun 2017 tentang penilaian hasil belajar oleh pemerintah dan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sebagai landasan hukum penyelenggaraan ujian nasional dengan mempertimbangkan tantangan:

a. Keterbatasan sarana prasarana belajar dan infrastruktur pendukung di daerah, khususnya dalam penyelenggaraan ujar nasional berbasis komputer UNBK.

b. Perbedaan kondisi geografis, mutu sekolah, dan kapasitas serta distribusi guru.

c. Sinergitas penyelenggaraan UN baik pusat maupun daerah.

B. Melakukan percepatan program pembinaan guru untuk menguasai substansi proses dan evaluasi pembelajaran sesuai standar nasional melalui revitalisasi musyawarah guru mata pelajaran, MGMP.

C. Melakukan penguatan kebijakan terhadap kebudayaan, khususnya perlindungan dan pelestarian situs-situs cagar budaya dan museum sebagai aset budaya bangsa.

D. Melakukan pembenahan dalam penyelenggaraan pendidikan dengan mengedepankan:

(6)

a. Keberpihakan pada kesetaraan perlakuan antara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat atau swasta.

b. Peningkatan mutu sekolah kejuruan baik sarana, prasarana, relevansi guru sesuai bidang studi dan daya serap lulusan di pasar kerja.

c. Keberpihakan pemerintah pada guru di daerah 3T terdepan, terluar dan tertinggal dan guru tidak tetap dalam, artinya dalam hal status pembinaan kopetensi dan kesejahteraan.

d. Penguatan alokasi anggaran dana alokasi umum DAU terkait pendidikan, paska penambahan kewenangan provinsi di bidang pendidikan.

e. Validasi dan data dan distribusi program kartu Indonesia pintar agar tetap tepat sasaran tepat jumlah dan tepat waktu.

f. Revitalisasi peran komite sekolah dan dewan pendidikan.

Pimpinan, Bapak, Ibu Anggota DPD RI yang kami hormati, sidang dewan yang kami muliakan, demikianlah laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite III DPD RI.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, ada satu pantun dari kami.

Jakarta habis Pilkada di guyur hujan begitu lebat, Marilah terus berkarya untuk DPD bertambah hebat.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Komite IV silakan.

PEMBICARA: Drs. H. A. BUDIONO, M.Ed (WAKIL KETUA KOMITE IV DPD RI) Bismillahirahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi.

Salam sejahtera untuk kita semuanya.

Yang terhormat pimpinan DPD RI, yang terhormat Anggota DPD RI, yang saya hormati Pak Sesjen beserta seluruh jajarannya.

Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga pada pagi hari ini kita bisa hadir dalam Sidang Paripurna dalam keadaan sehat walafiat. Kami sampaikan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan.

Selanjutnya sesuai dengan jadwal rapat hari ini perkenankan kami menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite IV pada Masa Sidang ke-3 Tahun Sidang 2016 – 2017.

Pimpinan, anggota dan hadirin Sidang Paripurna yang saya hormati. Pada Masa Sidang ini, Komite IV melakukan pembahasan terhadap:

A. Fungsi legislasi berupa:

1. RUU Pajak Penghasilan;

2. RUU Pengelolaan Kekayaan Negara dan Daerah.

B. Fungsi anggaran yaitu:

1. Revisi Undang-Undang APBN tahun anggaran 2017;

2. Rencana kerja pemerintah tahun 2018.

C. Fungsi pengawasan, yaitu pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.

(7)

Pimpinan, anggota dan hadirin Sidang Paripurna yang kami hormati.

Pertama, fungsi legislasi dilakukan oleh Komite IV melalui pembahasan RUU Pajak Penghasilan yang diawali dengan curah pendapat Anggota Komite IV yang kemudian dikembangkan melalui RDPU dengan beberapa pakar sekaligus merintis pembentukan tim ahli RUU. Komite IV melakukan kunjungan kerja dalam rangka inventarisasi materi, maaf intensi masalah, ada DIM RUU PBH tanggal 12 sampai 14 Februari 2017 ke provinsi Riau, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara.

Seiring dengan itu, dalam pelaksanaan fungsi legislasi, Komite IV juga melakukan pembahasan RUU Pengelolaan Kekayaan Negara dan Daerah yang telah dimulai dengan brainstorming secara internal oleh Komite IV dan merintis pembentukan tim ahli melalui RDPU dengan beberapa pakar sesuai dengan mekanisme legislasi. Selanjutnya Komite IV melakukan daftar inventarisasi masalah atau DIM. RUU tersebut melalui kunjungan kerja pada tanggal 19 sampai 21 Februari 2017 ke provinsi Kepulauan Riau, Kalimantan Barat dan Papua.

Kedua, fungsi anggaran dilakukan Komite IV dengan terlebih dahulu me-review Undang-Undang APBN tahun anggaran 2017 bersama pusat pengkajian dan informasi anggaran pusat dan daerah atau Budget Office sesuai dengan peraturan tata tertib DPD bahwa eksistensi fungsi anggaran berada di setiap komite maka sehubungan dengan itu Komite IV selalu mengikutsertakan Komite I, Komite II, dan Komite III melalui tim anggaran dalam berbagai pembahasan terkait fungsi anggaran, khususnya dalam rapat kerja dengan kementrian atau lembaga yaitu sebagai berikut:

1. Rapat kerja dengan menteri keuangan dalam rangka membahas APBN tahun 2017 dan proyeksi rencana kerja pemerintah RKP tahun 2018.

2. Rapat dengar pendapat dengan Dirjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri guna membahas:

a. Kebijakan dana transfer ke daerah dalam APBN tahun anggaran 2017.

b. Mekanisme penetapan dan pengelolaan APBD

3. Rapat kerja dengan menteri perencanaan pembangunan nasional, kepala Bappenas guna pembahasan RKP tahun 2018. Rapat ini agendakan pada akhir masa sidang ini.

Ketiga, fungsi pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak. Dilakukan sebagai lanjutan atas rangkaian pembahasan terdahulu dimana dilakukan RDP dengan kementerian lembaga yang memberikan kontribusi di PNBP terbesar dalam APBN Tahun Anggaran 2016, yaitu:

1. Kementerian Komunikasi dan Informatika 2. Kementerian Perhubungan

3. Kepolisian Republik Indonesia

4. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

5. Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional 6. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Masih terdapat kementerian yang dipandang perlu untuk diundang oleh Komite IV yaitu Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, untuk itu akan diagendakan RDP dengan kementerian tersebut guna membahas materi PNPB. Finalisasi materi hasil pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 Tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak akan dilakukan pada akhir masa sidang ini, sekaligus akan dilakukan perumusan awal rekomendasi terhadap rencana kerja pemerintah tahun 2018.

Adapun terhadap fungsi legislasi yaitu RUU pajak penghasilan dan RUU pengelolaan keuangan negara dan daerah akan dilanjutkan pembahasannya pada sidang selanjutnya, maaf, pada masa sidang selanjutnya sesuai dengan mekanisme pembahasan RUU usul inisiatif DPD RI.

(8)

Pimpinan, Anggota dan hadirin Sidang Paripurna yang kami hormati. Kami menyampaikan pada Sidang Paripurna yang terhormat ini bahwa Komite IV baru saja menerima surat dari DPR tertanggal 13 Februari 2017 perihal permohonan pertimbangan calon anggota BPK RI. Surat ini dilampiri berkas calon anggota BPK sebanyak 28 dokumen, sesuai dengan pasal 14 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK maka pertimbangan DPD RI diberikan dalam jangka waktu paling lama 1 bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat permintaan pertimbangan dari pimpinan DPR.

Sehubungan dengan itu Komite IV akan segera menindaklanjuti permintaan tersebut dengan mengadakan fit and proper test yang direncanakan pada akhir masa sidang ini.

Melihat keterbatasan waktu maka Komite IV memandang perlu untuk memanfaatkan waktu seoptimal mungkin termasuk kemungkinan menggunakan alokasi waktu alat kelengkapan lainnya.

Pimpinan, Anggota dan Hadirin Sidang Paripurna yang saya hormati. Demikian laporan pelaksanaan tugas Komite IV yang dapat kami sampaikan dalam Sidang Paripurna ini, kami atas nama Pimpinan dan Anggota Komite IV DPD RI mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan dukungan yang terhormat Pimpinan, Anggota Sekretariat Jenderal DPD RI, serta para staf ahli dan rekan-rekan insan media dalam pelaksanaan tugas Komite IV DPD RI. Demikian, terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 21 Februari 2017 Komite IV Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Ketua, Dr. H. Ajiep Padindang, S.E., M.M, Wakil Ketua Drs. H. Ghazali Abbas Adan, Wakil Ketua H. A. Budiono. Terima kasih

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Selanjutnya PPUU.

PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, S.H (WAKIL KETUA PPUU DPD RI)

Yang terhormat Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang terhormat Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dan hadirin sekalian.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Hadirin yang kami hormati puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga sidang pada hari ini dapat kita laksanakan.

Laporan yang kami mau sampaikan dari PPUU antara lain sebagai berikut. Pada Masa Sidang ke-3 Tahun Sidang 2016 – 2017 ini PPUU telah membuat program dan kegiatan PPUU terutama dalam kaitan tugas PPUU dalam menyusun Rancangan Undang-Undang Inisatif dari DPD. Oleh karena itu PPUU menginisiasi untuk menyusun RUU tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 tahun 2000 7 Tentang Penanggulangan Bencana.

Dalam kerangka penyusunan RUU dimaksud kami telah melakukan RDPU dengan NTB, Kementerian Sosial, Ikatan Ahli Geologi Indonesia dan Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia dan LSM aliansi masyarakat untuk penguatan undang-undang penanggulangan bencana.

Selain itu agenda terdekat yang kita lakukan adalah melakukan inventarisasi materi ke daerah guna mendapat masukan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan daerah tentunya. Selain penyusunan RUU Inisiatif sebagaimana hasil rapat Panmus tanggal 23 januari 2017 yang lalu, bahwa PPUU dan BPKK diberi mandat untuk mengawali pembahasan RUU MD3 di DPR. Menindaklanjuti hal tersebut kami bersama BPKK telah

(9)

duduk bersama melakukan pembahasan dan menyepakati membentuk tim kerja RUU MD3 dan RUU DPD.

Kami harapkan dukungan dari pimpinan dan seluruh Anggota DPD agar DPD dapat dilibatkan penuh dalam setiap pembahasan revisi Undang-Undang MD3 di DPR. Kami mohon juga agar Pimpinan DPD dapat segera mengagendakan rapat konsultasi dengan pimpinan DPR dan pimpinan MPR agar revisi kedua MD3 tidak hanya mengakomodir kepentingan politik semata, akan tetapi hasil putusan Mahkaman Konstitusi terkait peran legislasi DPD sesuai dengan amanat konstitusi dapat diakomodir.

Sidang Paripurna yang kami hormati, perlu kami sampaikan bahwa pada tanggal 19 sampai tanggal 20 Februari 2017 kemarin 3 perwakilan Pimpinan Anggota dari PPUU mengikuti kunjungan kerja ke provinsi Sulawesi Utara bersama dengan Pansus RUU Wawasan Nusantara DPR RI. RUU Wawasan Nusantara tersebut merupakan RUU Inisiatif dari DPD untuk masuk dalam prolegnas prioritas RUU tahun 2017. Sehubungan dengan kegiatan pembahasan RUU dari DPD bersama dengan DPR dan pemerintah, kami mohon dukungan dari Pimpinan dan seluruh Anggota DPD agar di tahun 2017 RUU Wawasan Nusantara dapat ditetapkan menjadi undang-undang.

Selain hal tersebut di atas, pada tanggal 2 Febuari 2017, kami juga melakukan rapat gabungan dengan komite, guna membahas RUU yang dibahas oleh komite pada tahun 2017.

RUU dari Komite yang akan dibahas oleh Komite di tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. RUU dari Komite I

a. RUU tentang Etika Penyelenggara Negara nomor urut 28 dalam long list prolegnas 2015 – 2019.

b. RUU tentang penyelenggaraan pemerintah di wilayah kepulauan nomor urut 30 dalam long list prolegnas 2015 – 2019.

c. RUU tentang perubahan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang otonomi khusus Papua nomor urut 16 dalam long list prolegnas 2015 – 2019.

2. RUU dari Komite II

a. RUU tentang energi terbarukan, tidak ada long list prolegnas 2015 – 2019.

b. RUU tentang geologi nomor urut 99 dalam long list.

3. RUU dari Komite III

a. RUU tentang sistem pengupahan nomor urut 125 long list.

b. RUU tentang ketahanan keluarga nomor urut 110 dalam long list prolegnas.

4. RUU dari Komite IV

a. RUU tentang pajak penghasilan nomor urut 141 dalam long list prolegnas.

b. RUU tentang pengelolaan kekayaan negara nomor urut 143 dalam long list prolegnas.

5. RUU dari PPUUm RUU tentang penanggulangan bencana Nomor urut 180 dalam long list prolegnas 2015.

Hadirin yang kami hormati demikianlah laporan dari PPUU untuk dapat ditindaklanjuti terutama agar pimpinan DPD bisa berkoordinasi ke Pimpinan DPR dan MPR dalam rangka merealisasikan Undang-Undang MD3 dilibatkan DPD RI. Sekian dan terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mana tepuknya? Gak ada yang tepuk.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Terima kasih Pak Djasarmen, selanjutnya dari BK. Dari BK, oh, ya.

(10)

PEMBICARA: DEDI ISKANDAR BATUBARA, S.Sos., S.H., M.S.P. (WAKIL KETUA BK DPD RI)

Bismillahirahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang berbahagia, Bapak Ibu hadirin yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, seluruhnya yang yang kami hormati.

Dalam Sidang Paripurna hari ini izinkan kami Badan Kehormatan menyampaikan hasil laporan perkembangan tugas Masa Sidang ke-3 Tahun Sidang 2016 – 2017 yaitu pada Rapat Pleno ke-6 Badan Kehormatan tanggal 26 Januari 2017 telah memutuskan pelaksanaan putusan pemberhentian sementara anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Saudara Irman Gusman, S.E., M.B.A. Nomor Anggota B-9 berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3 Pasal 313 Ayat (1) dan Peraturan DPD RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tata Tertib Pasal 30 Ayat (1) yang telah berstatus sebagai terdakwa.

Bahwa jika Anggota DPD berstatus sebagai terdakwa sanksinya adalah pemberhentian sementara merujuk dalam Pasal 313 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3 dan Peraturan DPD RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tata Tertib. Diantaranya berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3 dan Pasal 313 Ayat (1) Anggota DPD diberhentikan sementara karena (a) menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana umum yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun atau menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana khusus.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan DPD RI Nomor 1 tahun 2016 tentang Tata Tertib Pasal 30 Ayat (1) Anggota diberhentikan sementara karena (a) menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana umum yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih atau (b) menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana khusus. Sidang dewan yang mulia, berdasarkan hasil Rapat Pleno ke-6 Badan Kehormatan tanggal 26 Januari 2017 serta pasal- pasal sebagaimana dimaksud tersebut maka pada Rapat Pleno ke-7 Badan Kehormatan tanggal 17 Februari 2017 menerbitkan Surat Keputusan Badan Kehormatan Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pemberhentian Sementara Saudara Irman Gusman S.E., M.B.A. Nomor Anggota B-9 dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang memutuskan memberhentikan sementara Saudara Irman Gusman S.E., M.B.A. nomor anggota B-9 dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sampai dengan adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Akan tetapi dalam hal saudara Irman Gusman, S.E., M.B.A. dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud di atas berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, Saudara Irman Gusman S.E M.B.A akan diaktifkan kembali sebagai Anggota DPD RI dan direhabilitasi nama baiknya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Badan Kehormatan selama Masa Masa Sidang ke-3 Tahun Sidang 2016 – 2017 telah menerima beberapa surat masuk melalui sekretariat kepada 3 orang anggota DPD terkait pelanggaran tata tertib dan kode etik oleh anggota DPD RI. Badan Kehormatan telah melakukan penelaahan dan pemeriksaan awal terhadap dugaan pelanggaran tata tertib dan kode etik tersebut dan Badan Kehormatan tidak menindaklanjutinya dikarenakan tidak adanya bukti yang kuat.

Sidang dewan yang mulia, demikian laporan kami sampaikan leboh dan kurang mohon maaf.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(11)

Jakarta, 21 Februari 2017, Pimpinan Badan Kehormatan, Ketua AM Fatwa ditandatangani, Wakil Ketua Lalu Suhaimi Ismi ditandatangani, Wakil Ketua Dedi Iskandar Batubara ditandatangani, terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Selanjutnya dari BAP.

PEMBICARA: H. ABDUL GAFAR USMAN, M.M. (KETUA BAP DPD RI) Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi menjelang siang.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastiastu.

Laporan pelaksanaan tugas Badan Akuntabilitas Publik Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Yang kami hormati Ketua, Wakil Ketua Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah, yang kami muliakan rekan-rekan para Pimpinan dan Anggota Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, para penjabat dari Eselon I sampai Eselon terbawah, para pejabat fungsional dan struktural, hadirin-hadirat yang berbahagia.

Satu, BAP, Badan Akuntan Publik Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia melaksanakan tugas sesuai dengan tata tertib dan mengimplementasikan sebagai Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia telah melakukan agenda pertama, ternyata masyarakat sangat merindukan responsif kita secara cepat dan tepat apa yang dikeluhkan oleh masyarakat sehingga dirasakan kehadiran DPD betul-betul wakil daerah senafas dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat di daerah. Oleh karena itu kami memproritaskan aspirasi pengaduan dari masyarakat.

Selanjutnya mengenai tugas pokok dan fungsi tentang menindaklanjuti hasil temuan BPK yang terindikasi merugikan negara akan kami laksanakan pada bulan ini juga tetapi belum dapat dilaporkan hasilnya, cuma dilaporkan informasi di wilayah timur nanti Papua Barat, wilayah tengah Jawa Tengah, wilayah barat Kepulauan Riau.

Tentang laporan hasil pengaduan masyarakat, pertama yang telah dituntaskan bersama dengan menteri agama tentang ijazah Sekolah Tinggi Agama Islam di Bengkulu, Curug yang selama ini 10 tahun menjadi persoalan, alhamdulillah, dengan hasil pertemuan di daerah dan dilakukan pertemuan di Jakarta di kantor DPD sehingga mendapatkan suatu kesepakatan bahwa ijazah tersebut diakui dan keraguannya itu diberi surat keterangan pendamping ijazah oleh kementrian agama. Ternyata persoalan yang ada persoalan komunikasi yang perlu kita intenskan dan memahami aturan-aturan yang berlaku ternyata masyarakat sangat merindukan kecepatan dan kecepatan dalam penyelesaian persoalan ini.

Selanjutnya pengaduan masyarakat di Aceh, juga kita respon dengan cepat. Ada persoalan antara guru yang selama ini mendapat bantuan dari provinsi ternyata dengan Undang-Undang nomor 23, Undang-Undang Pemda ternyata belum memahami tentang bagaimana pelaksanaan hak-hak guru sehingga dengan demikian kita mediasi bersama sehingga para guru, pemda dan juga para anggota DPRA Aceh. Dengan demikian kita memberikan pemahaman tentang aturan dan undang-undang yang berlaku dan dicari solusi yang lebih efektif sehingga dengan demikian kita menyiapkan diri sebagai mediasi jika masih belum dipahami tentang keterangan kita di lapangan maka kita akan menyiapkan diri memediasi dengan instansi terkait, baik dengan Mendagri mau pun dengan Depdiknas.

Selanjutnya masalah pengaduan masyarakat terhadap keinginan untuk membangun sarana kepentingan masyarakat yang memang di sana masih ada hubungan dengan Kodam

(12)

ternyata Pangdam memberikan perhatian yang sungguh-sungguh ternyata komunikasi juga yang menjadi persoalan. Pangdam bukan melarang membangun di atas tanah yang memang dirasakan miliknya, cuma Pangdam menginginkan bahwa prosedur dan aturan sehingga demikian kita telah memberikan notula rapat kepada masyarakat kepada Pemda walikota dan juga kepada PPN agar diproses sesuai dengan aturan yang berlaku, dengan limit waktu 1 bulan.

Selanjutnya apa yang dirasakan oleh masyarakat di Lampung. Ternyata izin yang diberikan oleh Pemda kepada masyarakat untuk membuat usaha tambak udang ternyata dampaknya memberikan dampak negatif yang lebih besar daripada positif sehingga demikian kita berharap kepada Pemda untuk mengecek ulang dan mencari solusinya. Jika memang itu tidak bisa diselesaikan ditingkat provinsi maka kita menyiapkan diri selaku anggota Dewan Perwakilan Daerah yang menjadi wakil rakyat, wakil pemerintah dan wakil wilayah yang berada di daerah.

Selanjutnya juga yang terkait masalah pemberlakuannya surat edaran menpan terhadap perguruan tinggi swasta, 11 perguruan tinggi swasta yang merasa dirugikan sehingga demikian kita telah mengkomunikasikan dengan menpan dengan mengkomunikasikan dengan menteri riset dan teknologi sehingga ternyata memang komunikasi ini kita harus tampil sebagai wakil rakyat, wakil pemerintah dan wakil daerah untuk mengkomunikasikan sehingga demikian menpan memahami apa yang dimaksud oleh perguruan tinggi swasta tersebut sehingga ada dua solusi. Pertama perguruan tinggi swasta yang berakreditasi C akan dibantu dengan berbagai cara untuk meningkatkan akreditasinya dan mengevaluasi PP tersebut sehingga tidak ada masyarakat, mahasiswa perguruan tinggi yang dirugikan oleh kebijakan pemerintah.

Selanjutnya, mengenai pengaduan masyarakat yang sampai sekarang terhadap anak suku anak dalam. Ternyata SAD ini pemahamannya suku anak dalam ada pemahaman suku anak datang. Dengan demikian timbul persoalan maka kita mengklarifikasi mana sesungguhnya suku anak dalam, mana persoalannya hak-hak perusahaan PT. Asiatik sehingga demikian kita merekomendasikan kepada agrarian dan menteri agraria merespon akan melakukan ukur ulang mana sesungguhnya yang menjadi hak.

Bapak dan Ibu kami mohon maaf bahwa BAP tampil sebagai lembaga DPD dan kami menyampaikan Dewan Perwakilan Daerah sehingga demikian yang kami lakukan adalah mengkomunikasikan aturan-aturan dan memberikan suatu informasi-infomasi yang clear dengan demikian Bapak persoalannya yang menjadi titik fokus bagi kami BAP.

Dengan demikian seluruh anggota BAP yang terdiri dari alat kelengkapan yang ada di DPD, kami libatkan secara konkrit dan menghemat biaya yang memang sampai sekarang belum ada jawaban dari Pimpinan. Memang tim analisis tidak dibagi rata kepada anggota, betul-betul anggota yang hadir rapat menjadi tim analisis tapi kunker dibagi rata semua karena memang anggaran yang sangat sedikit. Lalu BAP berprinsip jangan anggaran yang menjadi masalah tetapi aspirasi masyarakat yang betul-betul kita lakukan.

Demikian kami laporkan kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang kami hormati.

Dengan laporan ini jika terdapat kekurangan dan kelemahan kami mohon maaf yang sebesar- besarnya maka koordinasi nanti sesuai dengan Tatib yang baru akan dilakukan koordinasi kita. Koordinasi itu ada 2, koordinasi administratif mungkin dilakukan oleh kabag, komunikasi secara kelembagaan mungkin kita lakukan rapat bersama.

Demikian Bapak Pimpinan dan Ibu pimpinan dan rekan-rekan semua, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om shanti shanti shanti om.

(13)

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)

Sidang dewan yang mulia kita sudah mendengarkan laporan dari alat kelengkapan dan komite dan sesuai dengan hasil rapat Panmus kemarin

PEMBICARA: PARLINDUNGAN PURBA, SH., MM. (KETUA KOMITE II DPD RI) Pak Ketua..

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Silakan.

PEMBICARA: PARLINDUNGAN PURBA, SH., MM. (KETUA KOMITE II DPD RI) Komite II Pak.

Baik terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Salam sejahtera bagi kita.

Om swastiastu.

Namo buddhaya.

Horas.

Nuwun sewu.

Bapak Ketua, Bapak Wakil Ketua, Ibu Wakil Ketua, Sekjen, Bapak Ibu yang saya hormati, izinkan kami melaporkan perkembangan pelaksanaan Komite II DPD RI. Mohon maaf tadi Pak Ketua, karena selain terkena macet juga kami mengunjungi beberapa daerah yang terkena banjir khususnya di sekitar Grogol. Sekalian terima kasih perkembangan pelaksanaan tugas perkembangan pelaksanaan tugas yang dilaporkan komite dua pada sidang paripurna ke 7 hari ini mengenai pertama penyusunan RUU usul inisiatif DPD RI dan kedua pengawasan atas pelaksana Undang-undang dan ketiga lain lain.

Pertama penyusunan RUU inisiatif DPD RI pada masa sidang ke tiga tahun sidang 2016-2017 ini Komite II DPD RI telah melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka penyusunan RUU usul inisiatif. Adapun tahap yang dilaksanakan meliputi 1. RDPU dengan para pakar dan stakeholder yang terkait dengan substansi kedua RUU dimana guna penyeusunan daftar inventaris masalah terkait dengan terkait dengan hal-hal yang diatur dalam RUU yang dimaksud. Adapun RUU yang diusulkan sebagaimana kami mengetahui adalah pembentukan tim ahli penyusunan RUU tentang Geologi dan RUU tentang energi terbarukan. Perlu kami sampaikan bahwa undang-undang tentang Geologi ini sangat diperlukan karena Indonesia satu-satunya badan Geologi itu berada di bawah kementerian ESDM. Kalau di negara luar, negara asing bahwa badan Geologi itu berdiri sendiri. Bapak ibu kami sampaikan bahwa kemarin kita telah mendapat informasi contoh di Sumatera Utara terjadi gempa skala tinggi dan skala rendah lebih kurang sampai sekarang lebih kurang 300 dan ini menunjukan bahwa masalah Geologi ini sangat diperlukan karena ada 2 badan yaitu Badan Meterologi dan Geofisika dan Badan Vulkanologi yang terkait pencatatan akibat gunung berapi. Yang kedua RUU tentang energi terbarukan karena ini adalah tren dunia pada saat ini tentang habisnya dan rencana mix energi di Indonesia. Yang kedua pengawasan atas pelaksanaan undang-undang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam.

Pada masa sidang ketiga tahun 2016/2017 Komite II melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara.

Adapun tahap kegiatan yang sudah meliputi RDPU dengan para pakar stakeholder dan guna

(14)

menggali lebih dalam permasalahan yang meliputi pengolahan pertambangan minerba. b.

kunjungan kerja ke provinsi Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara guna melihat secara langsung tata kelola pertambangan di kedua provinsi.

Perlu kami sampaikan pada pertemuan pada hari ini walaupun Komite II misalnya hanya mengawasi terkait Undang-undang minerba tetapi pada saat yang sama contoh di Kalimantan Timur Komite II mengadakan kunjungan melihat jalan tol Balikpapan Samarinda yang kedua mengadakan peninjauan ke bandara Samarinda baru dan ada juga yang meninjau kelistrikan. Hal yang sama juga dilakukan sewaktu mengadakan kunjungan ke Sulawesi tenggara bahwa kita di sana bertemu dengan pembangunan jalan pembangunan maksud saya pembangunan jembatan Teluk Kendari dan kedua mengadakan kunjungan dengan peninjauan jalan nasional di samping juga dengan bandara.

Jadi perlu kami sampaikan kepada Pimpinan Bapak Ibu sekalian kalau Komite II mengadakan kunjungan terkait satu pengawas undang-undang biasanya itu kami dikaitkan dengan fasilitas publik yaitu PLN, Pelindo, Angkasa Pura, Bale besar, Bale jalan dan Bale sungai. Jadi suatu kegiatan, terima kasih tepuk tangannya, alangkah enak kalau semua tepuk tangan dan pada umumnya Komite II selalu bikin pahe, paket hemat jadi minimum ada kesepakatan kami 1 kegiatan meliputi 3 kegiatan sekaligus dan juga kami sampaikan salah satu kegiatan Komite II di Bali yaitu peninjauan jembatan merah dan Komite II sangat concern ini sehingga kita bisa mendapat applause daripada masyarakat.

Bapak Ibu, tahapan selanjutnya kita akan melakukan uji pengawasan sebagaimana yang dimaksud Komite II akan melakukan finalisasi hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang Nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan, mineral, dan batubara. Perlu kami sampaikan juga bahwa masa yang akan datang kami akan merencanakan bekerja sama dengan komite yang lain yaitu tentang pendanaan kerja sama pemerintah badan usaha, yaitu terkait dengan Perpres 38 Tahun 2015. Bagamana kita memahami dibutuhkan dana yang besar untuk pembangunan di luar dari pada APBN dan APBD. Yang kedua kita juga akan merencanakan akan membuat diskusi mengenai Perpres 18 tahun 2016 yaitu terkait waste to energi, sampah kepada energi bahwa terakhir ada putusan Mahkamah Agung itu dibatalkan dan ini kita akan eksplore lagi di masa mendatang dan terkait yang di Kolaka kemarin kita diterima baik oleh Antam dan ada beberapa masukan-masukan yang langsung ditangani nanti oleh Ibu Wa ode dan terkait juga kita akan membuat seminar nasional tentang pemanfaatan aspal buton yang sudah pernah dilaksanakan dan ini adalah aspirasi daerah yang disampaikan kepada kami, dan ini akan kita laksanakan bersama-sama dengan komite-komite yang lain.

Bapak Ibu, demikian laporan pelaksanaan Komite II pada sidang paripurna ke tujuh, masa sidang ke 3 tahun 2016/2017 yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Pimpinan semua Anggota DPD kami ucapkan terima kasih. Atas nama Pimpinan Komite II, Bapak Aji Mirza, Ibu Anna Latuconsina dan 33 anggota DPD RI komite II yang saya hormati.

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita.

Om shanti shanti shanti om.

Horas.

Nuwun sewu.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)

Sidang Dewan yang mulia, selanjutnya sesuai dengan hasil rapat Panmus kemarin, ada permohonan pengagendaan pernyataan politik Anggota DPD RI terhadap pengaktifan kembali Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta yang diinisiasi Bapak DR

(15)

(HC) A.M Fatwa, Bapak Prof. Dr. Dailami Firdaus, dan Ibu Fahira Idris senator dari Provinsi DKI Jakarta kepada Bapak A. M Fatwa kami persilakan untuk menyampaikannya.

PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI) Bismillahirahmanirrahim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saudara Ketua Sidang, Pimpinan DPD RI, dan rekan-rekan para senator, Sesjen dan staf, Sesjen dan staf, dan hadirin sekalian. Terima kasih atas kesempatan ini, izinkanlah saya membacakan garis besar apa yang sudah dikemukakan tadi sebagai pernyataan politik Anggota DPD RI terhadap pengaktifan kembali Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta yang bertentangan dengan Undang-Undang.

Pembukaannya saya baca bahwa dalam rangka melaksanakan salah satu fungsi dan tugas konsitusional DPD RI yaitu melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-undang mengenai otonomi daerah dan seterusnya dan sesuai ketentuan dalam pasal 22d ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD bahwa terhadap masalah jabatan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Cahaya Purnama yang menjadi terdakwa sesuai dengan dakwaan jaksa kejaksaan negeri Jakarta utara register perkara nomor sekian tanggal 13 Desember 2016 kami anggota DPD RI yang bertandatangan di bawah ini menyampaikan pernyataan pendapat sebagai berikut; ini konsiderannya pertimbangannya ada sampai 7 yang banyak detail-detail masalah hukum yang membosankan untuk kalau dibacakan secara lengkap maka singkatnya saja bahwa dengan demikian ketentuan dalam Pasal 83 Undang- Undang Pemerintahan Daerah harus diartikan sebagai ancaman tertinggi untuk suatu tindak pidana yang disangkakan atau didakwakan kepada seorang kepala daerah, dalam hal ini Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Bahwa selama gubernur provinsi DKI Jakarta belum diberhentikan sementara dengan surat keputusan Presiden akan menimbulkan kesimpangsiuran tafsir di tengah masyarakat tentang keabsahan, kesimpangsiuran tafsir di tengah masyarakat tentang keabsahan surat keputusan atau surat-surat lainnya yang mempunyai akibat hukum terhadap rakyat. Apakah sah atau tidak sah surat keputusan atau surat lainnya yang telah ditandatangani oleh seorang gubernur kepala daerah ya menurut pasal 83 Undang-undang pemerintahan daerah sudah berhenti sementara sehingga membuka kemungkinan digugat ke pengadilan oleh masyarakat yang merasa kepentingannya dirugikan akibat terbitnya suatu keputusan ataupun surat lainnya tersebut. Bahwa di samping Gubernur Provinsi DKI Jakarta telah jelas didakwa dengan tindak pidana penjara 5 tahun dimaksud juga merupakan perbuatan memecah belah NKRI yang dalam kenyataannya bukan lagi dapat tapi telah memicu perselisihan antarkomponen bangsa bukan saja warga DKI Jakarta tapi masyarakat Indonesia secara umum akibat ucapan pidato Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang menyebabkan dibawa ke depan Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Yang terakhir pertimbangannya bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 83 ayat 3 yang memberhentikan seorang gubernur kepala daerah adalah presiden bila presiden tidak memberhentikan sementara maka presiden dapat dikategorikan telah melanggar pasal 9 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ayat 1 yaitu sumpah jabatan Presiden yang telah bersumpah akan memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang undang peraturan ya dengan selurus-lurusnya. Dalam hal ini dapat dikategorikan melanggar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 83 tersebut terjadi maka perbuatan Presiden tersebut dapat dikatagorikan sebagai perbuatan tercela.

Berdasarkan hal hal tersebut di atas kami para anggota DPD RI yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan pendapat. 1. Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah seharusnya berhenti sementara sejak perkaranya diregister sebagai terdakwa

(16)

di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. 2. Jika Presiden RI tidak mengeluarkan keputusan presiden untuk memberhentikan sementara Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama membuka peluang kepada masyarakat untuk menggugat keputusan atas surat-surat yang ditandatangani Gubernur DKI Jakarta yang telah berstatus berhenti sementara.

Jakarta 20 Februari 2017, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sudah bertandatangan 45 saya kira pimpinan saya sebenarnya saya sudah selesai kecuali kalau ada pertanyaan ya saya kira tidak ada pertanyaan, sudah jelas, sudah jelas bahwa saya merasa…

PEMBICARA: ADRIANUS GARU, S.E., M.Si. (NTT)

Pimpinan, saya mau tanya sedikit. Bukan tanya sebetulnya, saya Andre Garu NTT.

Maksud saya proses hukum itu kan sementara berjalan.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Tolong agak dekat.

PEMBICARA: ADRIANUS GARU, S.E., M.Si. (NTT)

Oh, kurang dekat Pak Ketua apa volumenya dikasih besar?

PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI) Ini bikinan Tuhan sudah agak terganggu.

PEMBICARA:

Interupsi pimpinan. Saya kira sebelum dikomentari diselesaikan saja dahulu, lebih bagus.

PEMBICARA: ADRIANUS GARU, S.E., M.Si. (NTT) Oke, silakan. Diselesaikan dahulu kalau begitu.

PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI) Baik saya kembali ke tempat dulu ya.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)

Ini yang dimaksudkan ya bahwa ini adalah permohonan dari Anggota dan pernyataan ini bukan pernyataan lembaga tapi adalah pernyataan dari Anggota DPD RI ya dan ini sudah dibaca semua ya, sudah selesai sebenarnya urusannya, tidak ada yang perlu ditanggapi. Yang mau tanda tangan monggo, yang tidak ya monggo gitu tidak ada. Pak Fatwa tidak memaksa orang karena tangan pernyataan itu adalah pernyataan anggota yang dijamin maksudnya itu adalah hak Anggota ya mau atau tidak mau itu adalah haknya Anggota.

(17)

PEMBICARA: ADRIANUS GARU, S.E., M.Si. (NTT)

Oke mungkin sedikit Pak Ketua saya mohon izin langsung. Jadi artinya kita dengan kacamata yang terang juga melihat karena proses ini kan di Provinsi DKI Jakarta dan kasus Pak Basuki Purnama ini masih dalam proses hukum. Jangan kita intervensi, jangan kita jadi serahkan sepenuhnya karena hukum adalah panglima di negeri ini artinya terlepas individu tetapi ini melekat anggota DPD saya berpendapat kalau ke 4 anggota DPD DKI yang melakukan itu silakan karena mereka adalah bagian mereka tetapi di luar itu karena sudah terbawa lembaga, nah ini juga menjadi soal ya karena sudah saya lihat komen di media juga sudah mengatasnamakan lembaga terlepas dari individu-individu yang melakukan tanda tangan. Kita hargai proses hukum. Apa pun keputusannya nanti pasti pengambil kebijakan di negeri ini khususnya di bidang hukum sudah ambil langkah-langkah terbaik. Saya pikir itu, terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Baik terima kasih Pak Andre,

PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, S.H., M.H. (BALI)

Pimpinan, pimpinan daftar, yang kami ingin menangggapi beberapa termasuk penjelasan dari beberapa alat kelengkapan dewan namun biar tidak terlalu terbuang yang terakhir saja dulu kami tanggapi, yang pertama kalau ini memang pernyataan sifatnya pribadi masing-masing anggota DPD saya kira kalimat awalnya tolong diperbaiki karena tadi mengatasnamakan lembaga DPD, itu satu, kalimat yang tadi dibacakan ya, itu satu. Yang kedua saya kira lembaga ini terlalu besar untuk mengurus satu pilkada begitu konsen sementara pilkada yang lain kita abaikan dengan banyak masalah yang ada, itu pendapat saya juga kan tidak apa-apa. Yang ketiga saya tertarik dengan justru hal-hal yang lebih substansial terhadap lembaga ini. Terus terang saja saya merasa sedih ketika kita sibuk urusan yang lain, urusan penguatan lembaga ini kita tidak ada yang memperhatikan.

Pertama tentang pembahasan undang-undang MD3 lembaga ini seperti tidak ada sama sekali dan kita tidak konsen masalahnya juga dikembalikan lagi ke pimpinan bukan secara kelembagaan kita harus melakukan apa, dulu ketika revisi undang-undang MD3 itu sudah ada kesepakatan dengan Pansus waktu itu ketika DPD harus melakukan tindakan walk out karena gak dianggap oleh DPR lalu disepakati bahwa revisi berikutnya DPD akan dilibatkan dengan mengacu pada keputusan MK, ini jauh lebih substansial tentang DPD. Kita sibuk ngurus yang lain, ngurus diri sendiri kita gak mampu. Nah hari ini pembahasan undang-undang MD3 sama sekali kita gak dilibatkan, kan kita enjoy enjoy saja, ini membuat saya merasa sangat miris, kita sibuk urusan yang lain tapi urusan untuk yang paling substansial dan itu komulatif terbuka menurut UU 12 Tahun 2011 itu harus dijalankan itu kamar sebelah tidak memperhatikan sama sekali hal itu dan tidak menjadi salah satu agenda DIM pembahasan tentang perbaikan undang-undang MD3 dan di situ rohnya DPD. Kita tidak ada sama sekali untuk membicarakan soal itu bagaimana langkah kita karena itu justru saya usulkan daripada kita sibuk urusan yang sok kita ngurus yang lain tapi diri sendiri gak kita selesaikan, ini kalau memang DPR tidak bisa mengajak DPD sebagai sesama lembaga negara menuntaskan ini kita angkat saja ke sengketa antarlembaga negara. Kita lakukan gugatan ke MK untuk sengketa lembaga negara bukan untuk yudisial review, bukan untuk uji materiil soal undang-undang lagi. Kita angkat ke dalam tingkat sengketa, kenapa karena mereka sudah tidak menghormati keputusan MK. Ini saya kira yang perlu lebih substansial

(18)

kita ini sudah mau habis masa jabatan hanya lari poco-poco saja maju mundur, maju mundur enak dilihat tapi tidak ada hasil begitu.

Jadi saya ingin mengajak lembaga ini untuk seriuslah itu yang satu. Yang kedua terkait dengan Undang-Undang penyelenggaraan Pemilu, kami merasakan juga itu ada upaya untuk tidak terlalu memperhatikan usul-usulan DPD beberapa kali rapat, bicara saja kita tidak diberikan ruang. Ini hal-hal yang serius ini, ini lembaga yang juga dipilih oleh rakyat dan jumlahnya lebih banyak kita dipilih dari pada sebelah tetapi kita dipandang sebelah mata dan kita biarkan itu. Tidak ada perlawanan apa pun dari kita.

Jadi saya berharap lembaga DPD mari kita ada waktu lagi 2,5 tahun ini untuk penguatan ke arah lembaga betul-betul lembaga begitu loh agar kita bisa berjuang lebih banyak ke rakyat. Kalau hanya begini saya kira kurang. Jadi pimpinan ini masalah yang menurut saya sangat serius. 2 kali hal-hal yang prinsip kita diabaikan sementara RUU yang sudah harus menjadi Undang-Undang RUU tentang wawasan nusantara dan Undang- Undang ekonomi kreatif itu juga sudah ada pansusnya tidak dibahas-bahas sama kamar sebelah seakan apapun produk DPD itu tidak usah diuruslah, nanti DPD dapat nama, tambah kuat dan sebagainya dan kita tidak ada yang peduli loh, kita hanya perduli urusan Pilkada DKI oke lah itu penting tapi ini penting juga begitu loh dan tidak ada yang begitu serius mengurus ini.

Jadi usulan kami adalah apa langkah kita agar memastikan 4 hal terkait dengan legislasi ini dengan tuntas. 1. Kapan RUU tentang wawasan nusatara selesai, kedua RUU tentang ekonomi kreatif kapan itu bisa selesai, yang kedua adalah tentang undang-undang MD3 yang kita tidak dilibatkan, yang ke empat adalah Undang-Undang tentang penyelenggaraan Pemilu. Kemarin konsinyering itu DPD tidak diajak karena katanya Pansus tidak mengajak DPD. Ini hal-hal seperti ini substansial, marwah harga diri lembaga. Bagi saya kalau memang petarung sejati, bertarunglah untuk disitu dulu sehingga kita bisa berikan warisan kepada DPD berikutnya penguatan DPD yang sejati. Itu usulan kami Pimpinan. Jadi harapan kami adalah ini dibahas lebih serius sehingga 6 bulan ke depan adalah perubahan di DPD tentang Undang-Undang ini.

Terima kasih.

PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, S.H. (WAKIL KETUA PPUU DPD RI) Pimpinan pimpinan.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)

Saya tanggapi sebentar yang Pak Gede Pase. Atas pernyataan Pak Gede Pasek tadi tanggal berapa. Sebetulnya apa yang disampaikan oleh Pak Pasek kemarin kami sudah melakukan pembicaraan dengan Mahkamah Konstitusi, sudah melakukan pertemuan konsultasi antara DPD dengan Mahkamah Konstitusi dan dihadiri oleh hakim Mahkamah Konstitusi. Hasil pembicaraannya bahwa seelah ini akan diadakan pertemuan diusulkan pertemuan antara pertemuan konsultatif antar lembaga yaitu DPD, DPR, MK, dan Presiden.

Nah ini untuk mem-follow up hasil yudisial review DPD kepada mahkamah konstitusi nah kemarin juga saya sebetulnya Pak Pasek secara informal yang bertemu dengan salah satu pimpinan DPR RI ya dia meminta DIM kita yang Undang-Undang MD3 gitu Pak kalau setahu saya DIM dari pemerintah juga belum ada yah MD3-nya. Ya Pak Djasarmen mungkin tahu ya, silakan Pak Djasarmen.

(19)

PEMBICARA: DJASARMEN PURBA, S.H. (WAKIL KETUA PPUU DPD RI)

Terima kasih Pimpinan saya hanya menanggapi apa yang dikatakan oleh senator Gede Pasek Paripurna ini sebaiknya membuat semacam pernyataan tentang MD3. Jadi tidak hanya sebatas seperti yang dikatakan oleh PPUU tadi pimpinan berbicara ke Pimpinan DPR tapi paripurna ini kami manfaatkan, itu yang pertama usul saya yang konkrit. Kenapa demikian agar tidak hanya paripurna ini menjadi bagian daripada perjuangan kita setuju apa yang dikatakan oleh Pak Pasek bahwa MD3 itu harus kita dilibatkan di PPUU memang sudah beberapa kali kita ikut tetapi hanya sebatas ikut ikutan nah ada sedikit klarifikasi Pak Pasek bahwa rancangan Undang-Undang wawasan nusantara PPUU sudah di libatkan dalam hal konsinyering di Menado tadi saya sudah bacakan laporan PPUU dan kita harapkan pada waktu itu agar diikut sertakan juga dan mereka sudah bersedia untuk itu itu sekadar klarifikasi nah saya mau sekali lagi ulangi Paripurna ini kita manfaatkan untuk membuat sikap pendataan agar DPD RI diikutsertakan dalam pembahasan Undang-Undang MD3 sekian dan terima kasih.

PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, S.H., M.H. (BALI)

Tanggapan Pimpinan ini biar lebih hangat juga DPD. Yang pertama saya pernah menerima surat menjadi salah satu yang ikut membahas Undang-Undang RUU wawasan nusantara hanya sekali saya pernah diberitahu ada kegiatan itu itu pun hari ini diberi tahu selanjutnya tidak pernah ada itu satu yang kedua kami sudah mencoba me-lobby juga teman- teman DPR secara personal tentang keseriusan ini dan ini momentumnya sangat bagus dengan kondisi bangsa saat ini kemarin juga sudah sempat diskusi denga Prof. Jimly juga beliau juga menganggap ini hal yang sangat serius dan tahun 2015 presiden Jokowi menyampaikan itu dalam sidang MPR juga terkait dengan DPD tentang RUU ini yang berikutnya kalau urusan yang paling penting adalah pembahasan itu adalah kita sebagai pembahasan utama di sana DIM nya itu dari DPR dan pemerintah itu mekanisme menurut keputusan MK dan sudah disepakati dalam prolegnas. Kalau memang kita yang pembahas utama mestinya kita yang membahas inilah kemudan tidak jalan secara maksimal. Bukan kita jalan sana, jalan sini keluar kotanya itu bukan pembahasan substansial hal ini yang tidak ada dan ini 2015 loh sekarang sudah mau berapa ini contoh satu pembahasan undang-undang yang diolor-olor.

Yang kedua soal undang-undang MD3 kita sudah punya ketika pembahasan Undang- undang MD3 yang lalu, basisnya sudah putusan MKI yang sudah disiapkan secara khusus sudah ada. Masalahnya mereka memang tidak mau bahas ketika revisi yang lalu, itu basis argumentasi yuridisnya adalah revisi berdasarkan kesepakatan koalisi itu tidak ada diatur dalam Undang-undang 12 2011 tapi dijalankan. Basis konstitusi yang boleh untuk mengubah Undang-undang itu adalah komulatif terbuka Undang-undang 12 2011 menyatakan begitu, yaitu putusan MK nah kita pakai itu mendorong ternyata tidak diterima. Nah yang sekarang ini itu penambahan pimpinan lagi penambahan pimpinan dan kesepakatan pimpinan elite partai saja bukanlah basis Undang-undang 12 2011. Jadi sangat jauh sekali cara membuat undang undang yang benar gitu loh. Nah mestinya dasarnya itu justru usulan kita sebagai dasar untuk mengubah Undang-undang itu karena ada perintah dari Mahkamah Konstitusi.

Jadi posisinya sebenarnya apabila DPR memang tidak memberikan ruang kepada kita untuk pembahasan undang-undang MD3, ajukan sengketa saja sudah antar lembaga negara karena dengan cara begitu kita bisa uji mana lembaga yang menjalankan Undang-Undang diberikan amanat membuat undang-undang melaksanakan sesuai undang-undang, itu yang harapan kami, satu. Kedua kami mendukung kalau memang MK akan menjadi fasilitator antara pemerintah DPR dan DPD, kami mendukung upaya itu sebagai upaya yang taktis

(20)

politis, yang cukup bagus dengan ada komitmen untuk mereka mentaati kita hanya mentaati saja jangan lagi kaya kemarin kita ini dianggap sebagai peninjau, sudah bapak duduk di situ saja sebagai peninjau. Itu bagaimana marwah kita itu memangnya kongres kita sebagai peninjau lihat-lihat saja. Inikan kita lembaga negara juga membawa amanat juga jadi harapan kami adalah untuk urusan ini sangat strategis karena Undang-Undang MD3 itu marwahnya DPD diperkuat di situ. Jadi jangan mundur selangkah pun lakukan penguatan lakukan segala upaya dan saya kira ini mari kita jajal konsen selain urusan amandemen yang semakin lama semakin jauh. Saya kira itu pimpinan mudah-mudahan mohon maaf tanggapan kami ingin men-sctreching saja karena gerah juga 2,5 tahun kita hanya luntang luntung dengan semakin tidak diperhatikan kekuasaan makasih.

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)

Baik saya kira kita sepakati dulu begini pertama berikan kami satu kesempatan untuk pertemuan konsultasi antara DPR DPD presiden dan MK apabila ini tidak menuai hasil yang itu seperti yang kita harapkan maka kita akan membuat pernyataan atau melakukan sengketa antarlembaga setuju ya? Oke, baik. Jadi silakan Pak Jhon.

PEMBICARA: Prof. Dr. JOHN PIERIS, S.H., M.S. (KETUA BPKK DPD RI)

Baik macet terus ya maksudnya ini prolognya kaya ini dia cek, Pak Ketua Sipur harus memutuskan sesuatu saya kira siap pertama yang pertama Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia menghendaki supaya revisi UMD3 harus patuh pada satu. Kedua DPD sebagai lembaga negara yang kepentingannya harus direview juga harus dilibatkan penuh.

PEMBICARA: Prof. Dr. JOHN PIERIS, S.H., M.S. (KETUA BPKK DPD RI)

Nah Sidang Paripurna ini penting untuk supporting politik dalam rangka konsultasi lanjut saja lanjut, kan begini terus-terus, saja terus ini cukup kan? Jadi Sipur memutuskan Pak Ketua, harus memutuskan ya. Bila perlu untuk sementara ditunda dulu pembahasan itu sampai menunggu rapat konsultasi sebab lembaga yang paling berkepentingan dalam rangka revisi antara tiga ini, satu DPR, DPD, MPR, DPRD, Presiden dan kalau salah satu saya tidak dilibatkan harus diputuskan sekarang, Makasih. Berbicara sebagai ketua BPKK lain kali baik PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI)

Baik saya kira tadi ada 2 2 opsi yang menunggu pertemuan pak konsultasi dulu atau langsung kepada sengketa ya kan sengketa antarlembaga. Nah kalau misalnya memang apa yang disampaikan oleh Pak John ini ini kan kita musti putuskan musti dibicarakan dulu sebentar bayar ya gapa, maksud saya gini ini kami tampung yah segera kami follow up setelah ini. Ya setuju Pak Jhon.

PEMBICARA: Prof. Dr. JOHN PIERIS, S.H., M.S. (KETUA BPKK DPD RI)

Agak-agak supir keputusan itu Sipur harus memutuskan Pak, Ketua iya point-point yang tadi saya kemukakan itu... karena keputusan ini akan diperhatikan oleh lembaga negara yang mau di melakukan konsultasi main politiknya harus begitu, pluffing dulu, pluffing iya to begini, begini kalau tidak iya sengketa sengketa kewenangan antar lembaga negara adalah opsi terakhir main boardingnya begitu dan bila perlu itu sudah masuk dalam keputusan resmi

(21)

kalau toh tidak diperhatikan kita akan mengajukan sengketa kewenangan antarlembaga negara yang dijamin konstitusi.

PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)

Pak Ketua iya saya sudah angkat tangan dari tadi antri setelah Pak Pasek, kemudian Pak Ketua mengabaikan, kemudian menyerahkan kesempatan kepada Pak John tapi tidak apa-apa Pak Jhon senior saya saya menghormati kesempatan lebih awal dan juga pendapatnya begini Ketua saya ingin mengingatkan kita semua seolah olah di ruangan ini.

Kita terkaget-kaget seperti orang yang sedang tertidur kemudian dibangunkan karena muka kita disiram air oleh Pak Gede Pasek seolah-olah persoalan MD3 itu adalah persoalan yang hari ini sedang dibahas oleh DPR dan pemerintah, seolah olah berkaitan dengan Ruu Penyelenggaran Pemilu itu juga adalah persoalan yang hari ini sedang dibahas, padahal ketidakpatuhan DPR teman kita di sebelah itu sudah berlangsung sejak tahun 2012. Saya ingin mengingatkan ketika Mahkamah Konstitusi ya mengeluarkan putusan Nomor 92 /PUU/X ya yang bersifat final and binding yang itu tidak dilaksanakan hingga hari ini kalau bicara 2012 kan belum periode dimana saya menjadi Anggota DPD, mohon maaf Pak John.

Jadi seolah-olah kita ini kaget bahwa ada sebuah sikap pembangkangan yang dilakukan oleh teman sebelah yang pembangkangan ini jelas jelas merendahkan derajat lembaga DPD ya yang kemudian kita harus mengambil sikap hari ini saran saya tidak lagi konsultasi ya. Saya yakin DPD ini dihuni oleh orang orang pemberani bukan ayam sayur. Jadi lembaga ini adalah lembaga yang dihuni oleh pemberani yang diberikan legitimasi politik oleh rakyat yang jumlah mereka yang mendukung itu bahkan lebih banyak setiap Anggota DPR RI ya maka marwah ini harus kita jaga, dan kaitannya dengan kewenangan yang menjadi milik kita itu sudah perintah mahkamah konstitusi tidak harus kita peroleh dengan cara mengemis tidak perlu kita dapatkan dengan cara konsultasi dengan siapapun yang dibutuhkan publik hari ini yang dibutuhkan oleh saya mewakili Sulawesi Utara adalah keberanian lembaga ini yang dimotori oleh 3 jenderal yang terhormat ada depan saya mohon maaf iya Pak Farouk Jenderal beneran, kemudian Pak Soleh jenderal yang baru terpilih kemudian juga Ibu Hemas jenderal sekian 3 periode di lembaga ini. Kita butuh strong leader untuk betul betul membawa marwah dan hak derajat lembaga ini.

Jadi saya setuju dengan yang diusulkan oleh Pak Gede Pasek langkah kita bukan forum konsultatif lagi tetapi membawa masalah ini sengketa antar lembaga dan tentu butuh keputusan politik seperti yang disampaikan oleh Pak John berani tidak hari ini kita mengambil keputusan politik itu. Berani tidak setelah keputusan politik ini diambil kemudian kita melakukan konprensi pers diwakili oleh jendral yang terhormat yang dalam tata tertib disebut sebagai speaker lembaga, speaker lembaga sekali lagi sebagai speaker lembaga. Ya mumpung masih ada waktu hingga tanggal 31 Maret maksud saya itu, mumpung masih ada waktu sampai 31 Maret berikan yang terbaik sejarah yang terbaik untuk rakyat ini saya ingatkan yang terakhir Pak Ketua, Pak Farouk Ibu Hemas pembahasan RUU penyelenggaraan pilkada itu akan diputuskan menjadi undang-undang bulan April kita tidak punya kesempatan apapun untuk menyuarakan pendapat kita atas nama rakyat kita. Komite I membentuk Timja saya ingin laporkan kepada ketua di forum ini karena forumnya sudah dibahas tadi ya itu pun hanya bentuk formalitas kita hanya dijebak dan digiring pada sebuah forum-forum yang bersifat dimensi prosudural bukan subtansial. Saya salut dan bangga perlu saya laporkan kepada pimpinan pak muqoam selaku ketua komite 1 karena melihat proses pembahasan yang serba seremonial iya kemudian juga prosedural tidak subtansial serba seolah-olah maka kunjungan kerja Pak Djasarmen kita diajak kunjungan kerja oleh Panja RUU Pak Muqoam mengambil keputusan atas nama harga diri Panja Komite untuk menolak kunjungan kerja berkaitan dengan pembahasan RUU Penyelenggaraan Pemilu dengan DPR

(22)

RI. Ada Pak Muqoam atas nama lembaga merasa acara-acara seperti itu seremonial hanya untuk sekedar menyenangkan orang-orang DPD keberanian politik yang kami tunggu mumpung masih ada waktu terima kasih pimpinan

PEMBICARA: INTSIAWATI AYUS, S.H., M.H. (WAKIL KETUA BPKK DPD RI) Pimpinan,

PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Iya silakan Ibu Iin.

PEMBICARA: INTSIAWATI AYUS, S.H., M.H. (WAKIL KETUA BPKK DPD RI) Terima kasih Pimpinan.

Kita menyimak sejarah panjang ya kita DPD untuk di posisi fungsi dan kewenangan peran kita pasti kita juga mencapai tujuan kita pada fungsi dan peran yang maksimal itu pasti menjadi cita-cita dan tujuan kita. Untuk itu kan banyak hal singkat kata untuk di paripurna ini kita mengeluarkan sikap DPD terhadap proses paket undang-undang politik yang setiap periode pasti akan dilakukan revisi. Saya dukung namun saya keberatan jika disanggah dan di hentikan langkah pimpinan dan semua kita secara personal untuk melakukan komunikasi konsultasi itu adalah cara itu adalah cara. Saya tidak bisa mau maen mau pake langsung ekstrim tidak ini politik, politik itu pemahaman saya tidak ada pakai kata mati semua cara harus dijalankan kemudian dengan demikian ada cara komunikasi dalam konsultasi ada sikap silakan untuk dinyatakan dan disepakati.

Demikian Pimpinan, terima kasih.

PEMBICARA: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik. Saya coba sharing. Saya rasa aspirasi semangat itu tidak ada yang berbeda ada semanagat kita memang perlu kita tunjukkan sikap hanya sekarang memang permasalahannya kalau saja isu ini tadi diangkat oleh komite untuk diambil keputusan untuk itu diputuskan nah kita sudah mulai menyepakati setiap pengambilan keputusan harus teragendakan nah untuk menghindari itu bagaimana kita akomodir semua aspirasi tapi didalam surat kemarin itu dengan MK, MK akan membuat surat karena kita sudah pernah buat surat. Nah sekarang yang berikut dengan menampung aspirasi yang berkembang dalam sidang Paripurna ini pimpinan membuat surat lagi kepada Presiden yang isinya sudah ... apa yang disampaikan oleh Pak Pasek itu dengan fakta fakta begini kami sudah ini kalau ini tidak jadi juga maka DPD akan mengambil sikap.

Jadi saya coba tawarkan aspirasi semangat kita akomodir tapi mekanisme kita coba dulu mengingatkan peristiwa karena baru satu kali kita menghadap presiden tanggal 16 disambut oleh beliau baik saya tampung dan saya bicarakan dengan pejabat staf saya. Nah sekarang tidak ada kabar jadi wajarlah kita surati lagi beliau. Kita minta merujuk kepada hasil pertemuan dengan MK merujuk kepada aspirasi ini kita bunyi agak lebih keras apa esensi yang disampaikan Pak Pasek tadi kita tamping. Kita kasih tembusan kepada saudara kita disebelah supaya mereka tahu juga. Saya harapkan mudah-mudahan itu jalan tengah yang bisa kita terima kasih.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pemberian sel punca CD34 + darah tepi manusia secara subkutan pada kulit tikus jantan wistar yang dipajan sinar ultraviolet B dengan pengamatan jumlah

Sehingga, perbaikan yang diperlukan adalah usaha Toko Yella Bakery Banjarmasin dalam menjalankan usahanya sebaiknya penentuan harga pokok produksi menggunakan Metode

Bagi guru: dapat dijadikan sebagai bahan kajian literatur untuk melakukan penelitian mengenai nilai APTI pada Ficus lyrata Warb dan tembesi Samanea saman (Jacq) Merr

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-Exclusive

Metode analisis potensi kecelakaan yang digunakan adalah tool FTA dengan pendekatan top down yang dimulai dari top level event yang telah dianalisis berdasarkan

Dengan metode Formal Safety Assessment (FSA) akan didapatkan suatu analisa yang akurat dan mendalam mengenai risiko yang akan terjadi, biaya dalam pengendalian risiko

Disetiap proses pekerjaan konstruksi pada Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Nagreg V Bandung dapat menimbulkan berbagai macam risiko baik dari metode pelaksanaan, alat, material

Dari hasil analisis yang dilakukan diketahui risiko yang bersifat dominan dari hasil perhitungan nilai risiko antara lain keruntuhan/terjatuhnya girder dengan nilai