• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SINEKTIK DENGAN TEKNIK ANALOGI LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN PERILAKU KREATIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN IPS :Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SINEKTIK DENGAN TEKNIK ANALOGI LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN PERILAKU KREATIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN IPS :Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SINEKTIK

DENGAN TEKNIK ANALOGI LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN

MENGEMBANGKAN PERILAKU KREATIF SISWA MELALUI

PEMBELAJARAN IPS

(Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPS

Disusun Oleh :

LENI MARYANI

NIM: 1103757

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SINEKTIK

DENGAN TEKNIK ANALOGI LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN

MENGEMBANGKAN PERILAKU KREATIF SISWA MELALUI

PEMBELAJARAN IPS

(Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Oleh Leni Maryani

S. Pd., M.Pd. UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

© Leni Maryani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PERSETUJUAN

Tesis ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 195704081984031003

Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 195907141986011003

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan IPS

(4)

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap

Kemampuan Mengembangkan Perilaku Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran

IPS (Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau diklaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,

(5)

Vii

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilaku kreatif Siswa

Melalui Pembelajaran IPS

(Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

ABSTRAK

Penelitian ini didasarkan pada kebutuhan akan pentingnya mengembangkan perilaku kreatif dalam pendidikan untuk mempersiapkan persaingan yang semakin ketat. Namun yang terjadi saat ini, perilaku kreatif kurang mendapat perhatian. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran sinektik untuk meningkatkan kemampuan perilaku kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan metode sinektik dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa melalui pembelajaran IPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen dengan desain One Group Pre-test Post-test. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII-9 SMP Negeri 1 Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode sinektik dapat meningkatkan kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa. Ini terbukti dari peningkatan perilaku kreatif siswa pada kelas VII-9 yang dilihat dari rata-rata skor pre-test sebesar 61,37 dan meningkat pada post-test sebesar 74,80 serta rata-rata skor gain yang diperoleh yaitu sebesar 0,34. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pembelajaran dengan metode sinektik terbukti efektif dapat meningkatkan kreativitas siswa yang ditunjukan oleh adanya peningkatan kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa SMP kelas VII-9 melalui mata pelajaran IPS. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan berkenaan dengan pengambilan sampel, waktu, skala penilaian tes uraian, serta faktor penunjang lainnya. Sangat diharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh penerapan metode sinektik tersebut agar dapat diimplementasikan secara optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran.

.

(6)

Vii

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Effect of Application Synectic Learning Method with Direct Analogies on The Ability to Develop Creative Behavior Through Social Studies Teaching

and Learning

(Pre Experiments on Seventh Grade Students of SMP Negeri 1 Bandung)

ABSTRACT

This research based on the needs of the importance of developing creative behavior in education to prepare for increasing competition. But what happened this time, creative behavior have received less attention. To overcome this, research conducted using synectic learning methods to improve the ability of creative behavior. This study aims to determine whether there is effect of using synectic method on the improvement of students ability to develop creative behavior through learning social studies. The method used in this study is a method of pre-experimental design with One Group Pre-test Post-test. As for the research subjects were students of students grade VII-9 of SMP Negeri 1 Bandung. The results showed that the synectic method can improve students ability to develop creative behavior. The increase in students creative behavior in students grade VII-9 as seen from the average pre-test score of 61.37 and increases the post-test was 74.80, and the average score gain of 0.34 is obtained. The conclusion of this study is that synectic learning method effectively improve and the students creativity shown by an increase in the ability to develop creative behavior of junior high school of students grade VII-9 through social studies. This study has several limitations related to sampling, time, scale assessment test descriptions, as well as other contributing factors. It is desirable further research on the effect of the implementation of the method which can be implemented synectic optimally in achieving the learning objectives.

(7)

ix

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 9

C.Tujuan Penelitian ... 10

D.Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A.Landasan Teori ... 12

1. Pembelajaran IPS ... 12

a. Pengertian Pembelajaran IPS ... 12

b. Tujuan Pembelajaran IPS ... 14

c. Pentingnya Pendidikan IPS ... 16

d. Jati Diri Pendidikan IPS ... 16

e. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SMP ... 17

2. Metode Pembelajaran Sinektik ... 18

a. Pengertian Metode Pembelajaran Sinektik ... 18

b. Gagasan Metode Sinektik ... 20

c. Aktivitas Metaforisa dan Jenis Analogi ... 21

d. Strategi Pengajaran Metode Sinektik ... 24

e. Manfaat Metode Pembelajaran Sinektik ... 27

(8)

ix

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 51

A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 51

B. Metode dan Desain Penelitian ... 52

C. Variabel dan Definisi Operasional ... 53

D. Prosedur Penelitian ... 56

E. Alur Pelaksanaan Penelitian ... 57

F. Analisis Instrumen ... 58

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . ... 62

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian . ... 62

B. Hasil Penelitian ... 63

1. Hasil Pre-test, Post-test, dan Perbedaannya (Gain) ... 63

2. Uji Normalitas dan Homogenitas Data ... 65

3. Pengujian Hipotesis ... 66

4. Hasil Observasi Siswa dan Guru dalam Implementasi Metode Sinektik ... 68

5. Kendala-kendala Implementasi Pembelajaran dengan Metode Sinektik ... 87

C. Pembahasan ... 88

1. Analisis Kemampuan Mengembangkan Perilaku Kreatif Siswa Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan dengan Metode Sinektik ... 88

2. Analisis Peningkatan Kemampuan Mengembangkan Perilaku Kreatif Siswa ... 90

(9)

1

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu tujuan yang hendak dicapai dari proses pembelajaran adalah terbentuknya lulusan pendidikan yang tidak hanya memiliki ijazah saja, tetapi lebih

dari itu siswa memiliki kemampuan dalam memecahkan persoalan yang terjadi baik persoalan pada dirinya sendiri, maupun persoalan pada masyarakatnya. Hasil pengamatan peneliti sebelum kegiatan penelitian dilakukan, mengenai proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas menunjukan bahwa pembelajaran di sekolah masih belum dapat mengembangkan perilaku kreatif siswa secara maksimal, khususnya perilaku kreatif dalam memecahkan permasalahan hidup sehari-hari yang dihadapinya. Kemampuan memecahkan permasalahan merupakan sesuatu yang sangat penting. Kemampuan tersebut bisa dimiliki jika lulusan pendidikan memiliki kualitas kreativitas yang tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Treffinger (Semiawan dan Munandar, 1984:37) bahwa dengan belajar secara kreatif siswa dapat menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak diramalkan sebelumnya.

Kebutuhan akan pengembangan perilaku kreatif merupakan bagian penting dalam pendidikan. Gardner (Beetlestone, 2011:28) memandang kreativitas sebagai salah satu dari multiple intelejensi yang meliputi berbagai macam fungsi otak. Guru yang kurang memberikan kebebasan kepada siswa untuk berpikir dan berperilaku kreatif dalam memecahkan masalah dapat menghambat pengembangan kreativitas siswa. Bertambahnya pengangguran terdidik merupakan salah satu akibat dari cara

guru yang tidak melatih berpikir dan berperilaku kreatif pada saat mereka berada di bangku sekolah sehingga pada akhirnya mereka hanya menunggu kesempatan kerja

(10)

2

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di Indonesia yang mencapai sembilan juta orang yang diantaranya 41,81 % adalah pengangguran terdidik. Jumlah pengangguran terdidik terbanyak adalah lulusan perguruan tinggi yaitu sebesar 12,78%, lulusan SMA sebesar 11,9%, lulusan SMK 11,87%, lulusan SMP 7,45% dan SD 3,81% (Republika.Co.Id, 12/09/2012). Dari data pengangguran ini hendaknya pendidikan bisa diarahkan untuk lebih membekali peserta didiknya dengan berbagai keterampilan dan kemampuan untuk berpikir dan

bertindak kreatif dalam rangka menjawab segala tantangan hidup yang dihadapi. Hal ini sejalan dengan tujuan IPS yang dikemukakan oleh Maryani (2011:2) bahwa melalui pembelajaran IPS peserta didik diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Pendidikan harus mampu menunjukan bagaimana energi dan kemampuan kreatif secara terus menerus mengembangkan konteks, konten dan kualitas hidup peserta didiknya. Oleh karena itu, perilaku kreatif perlu dipupuk dan dikembangkan sejak dini.

Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di setiap tingkatan pendidikan termasuk bagi siswa SMP/MTs. Maryani (2011:2) menyatakan bahwa:

“Melalui pembelajaran IPS peserta didik diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Sikap dan perilaku menunjukan disiplin dan tanggungjawab selaku individual, warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia. Mampu berkomunikasi, bekerjasama, memiliki sikap toleran, empati dan berwawasan multikultur dengan tetap berbasis keunggulan lokal. Memiliki keterampilan holistik, integratif dan transdisipliner dalam memecahkan masalah-masalah sosial. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pembelajaran IPS di sekolah diorganisasikan dan dibelajarkan dengan penuh makna (meaningful learning)”.

(11)

3

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 BAB II Pasal 3 yang menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Oleh karena itu, pengembangan perilaku kreatif siswa sejak usia dini sangat diperlukan karena pada era persaingan ini kesejahteraan

dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru. Kreativitas merupakan hal yang penting dan menjadi salah satu ciri manusia yang berkualitas. Supardan (2000:38) menyatakan bahwa dengan kreativitaslah seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Munandar (2009:31) mengemukakan beberapa alasan mengapa kreativitas perlu di pupuk sejak dini, diantaranya:

1. Dengan berkreasi individu dapat mengaktualisasikan diri maka kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.

2. Kreativitas atau berpikir kreatif memungkinkan individu untuk melihat berbagai kemungkinan jawaban atas penyelesaian masalah (hal ini belum mendapat perhatian dalam dunia pendidikan).

3. Proses kreatif memberi kepuasan kepada individu dan bermanfaat bagi lingkungan.

4. Proses kreatif memungkinkan individu meningkatkan kualitas hidupnya.

Pemikiran serupa mengenai perlunya kreativitas dipupuk sejak dini, juga dikemukakan oleh Gallagher (Supardan, 2000:40), antara lain:

1. Creative learning is important because it help student’s be more effective when we

aren’t around.

(12)

4

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Creative learning is important because it may lead to powerful consequences in our lives.

4. Creative learning can produce great statisfaction and joy.

Tentunya banyak pendapat lain dari para ahli yang mengemukakan tentang pentingnya kreativitas seperti pendapatnya Arnold Toynbee (Supardan, 2000:40) yang menyatakan:

To give a fair chance to potential creativity is matter of life and death for any society. This is all important, because the outstanding creative ability of a fairly small percentage of the population is mankind’s ultimate capital asset”

Dikatakan bahwa kreativitas merupakan modal utama bagi manusia dalam hidup bermasyarakat. Selain itu, pada era kemajuan IPTEK sekarang ini, produk-produk berteknologi tinggi menjadi alat bantu yang dapat mempermudah kegiatan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Produk tersebut tentunya diciptakan oleh manusia yang memiliki kreativitas tinggi. Manusia yang memiliki kreativitas tinggilah yang mampu bertahan di dalam era sekarang ini. Dapat disimpulkan bahwa kreativitas selain berfungsi sebagai kebutuhan dalam mengaktualisasikan diri juga sebagai kemampuan untuk bersaing dalam mempertahankan hidup.

Guilford dengan pidatonya yang terkenal di tahun 1950, memberikan perhatian terhadap masalah kreativitas dalam pendidikan dan menyatakan bahwa

(13)

5

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian (Supriadi, 1994:85) yang dilakukan oleh Hans Jellen dari Universitas Utah, Amerika Serikat dan Klaus Urban dari Universitas Hannover Jerman pada Agustus 1987 terhadap anak-anak Indonesia yang berusia 10 tahun (dengan sampel 50 anak-anak di Jakarta), menunjukkan bahwa tingkat kreativitas anak-anak Indonesia berada di urutan terakhir dari 8 negara yang menjadi sampel penelitian tersebut. Adapun urutan peringkatnya sebagai berikut (dari yang tertinggi

sampai yang terendah): Filipina, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, India, RRC, Kamerun, Zulu, dan Indonesia.

Rahmat Azis (http//:kreativitas-penyesuaian-sosial-siswa-Indonesian-Pshycological-Journal-pdf/) menyatakan bahwa dari temuan penelitian terhadap 48

siswa kelas tujuh sekolah menengah pertama mengenai kreativitas, menunjukan bahwa dengan pribadi kreatif siswa berada pada kategori rendah sehingga mempengaruhi kemampuan penyesuaian aspek sosial pada siswa. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pribadi kreatif siswa yang berada pada kategori rendah, kurang memiliki dorongan untuk menjalin hubungan sosial. Hasil penelitian lainnya, yaitu penelitian Utami Munandar (1977) (Munandar, 2009:9) terhadap peserta didik SD dan SMP menunjukan bahwa kreativitas sama absahnya seperti intelegensi sebagai prediktor dari prestasi sekolah. Hasil-hasil penelitian ini membuktikan bahwa kreativitas memang perlu dipupuk sejak dini dalam rangka mempersiapkan persaingan yang semakin ketat dewasa ini.

Guilford (1985) menyoroti praktik pendidikan yang sedang berjalan berdasarkan teori struktur intelek yang ia kembangkan. Guilford, mengemukakan bahwa terjadi ketidakseimbangan diantara pengembangan masing-masing kemampuan. Pendidikan sekarang masih menekankan kemampuan ingatan, dan

mengabaikan fungsi berpikir kreatif. Selain itu, kebanyakan informasi disajikan dalam bentuk verbal dan kurang memberikan latihan kemampuan berpikir

(14)

6

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memprihatinkan. Model pembelajarannya pada umumnya masih menekankan aspek kemampuan menghafal, menebak terhadap beberapa alternatif jawaban soal yang sudah disediakan, sehingga para siswa dapat kehilangan potensi kreatifnya karena terbiasa menjawab soal-soal ujian dalam bentuk konvergen dan vertikal, sedikit sekali bahkan tidak pernah berlatih mengembangkan pola berpikir divergen dan lateral. Guru merasa berhasil ketika siswanya dapat lulus dengan nilai tinggi. Guru kurang

memperhatikan manfaat dari materi yang diajarkan sehingga siswa tidak terampil dalam menerapkan apa yang telah mereka pelajari di sekolah dalam kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit siswa yang mampu menjawab soal ujian tapi tidak dapat menyelesaikan permasalahan kehidupannya. Apabila tolak ukur siswa yang berkualitas adalah yang lulus dalam ujian, maka seharusnya pengangguran terdidik tidak mengalami peningkatan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendidikan hendaknya tidak sekedar memberi bekal agar anak dapat menikmati hidup saat ini saja, tetapi juga mengembangkan kemampuan anak untuk menikmati hidup mereka di masa depan dengan berbagai tantangan persaingan. Selain itu, pendidikan yang diselenggarakan juga seharusnya menyiapkan peserta didik menjadi pribadi yang mandiri yang mampu berpikir, menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat permasalahan serta menemukan cara pemecahan baru yang bernalar dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain pendidikan tidak hanya dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada (Sagala, 2005:3), melainkan juga mampu melakukan perubahan dan menciptakan sesuatu yang baru. Kemandirian ini terbentuk melalui

kemampuan berpikir nalar dan kemampuan yang mewujudkan kreativitas. Adalah kewajiban guru untuk membantu dalam menumbuhkembangkan potensi kreativitas

(15)

7

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. Guru diharapkan menjadi pelopor untuk membuka jalan baru ke arah pengembangan kreativitas siswa.

Hasil wawancara dengan guru IPS di SMP Negeri 1 Bandung, memang terdapat kecenderungan bahwa setiap guru harus mengejar target penyampain materi ketimbang memberikan keluangan bagi siswa untuk belajar secara mandiri dan berpikir kreatif dalam memecahkan berbagai permasalahan. Hal ini tentunya

memberikan efek kurang terampilnya siswa dalam menjawab berbagai tantangan hidup. Untuk mempersiapkan siswa yang mampu bersaing pada era yang semakin ketat ini, maka salah satu caranya yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang bisa menumbuhkan perilaku kreatif pada diri siswa. Salah satu metode tersebut adalah dengan menggunakan metode sinektik. Metode ini dirancang oleh William J. Godron (Joyce, Weil and Calhoun, 2009:248). Dalam proses pengajarannya, pengembangan dimensi kreativitas sangat diutamakan dan untuk mengembangkannya dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Untuk dapat mengasah potensi kreatif pada peserta didik, metode sinektik bisa dijadikan sebagai salah satu referensi dalam melaksanakan pembelajaran.

Metode sinektik memiliki elemen utama dalam penggunaannya yaitu adanya penggunaan analogi dan metafora (kiasan). Analogi merupakan perbandingan yang sistematis antara dua benda atau hal yang berlainan tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari dua hal tadi sekedar sebagai ilustrasi. Analogi menunjukan kesamaan-kesamaan antara dua barang atau hal yang berlainan kelasnya. Dalam sinektik, siswa “bermain” dengan analogi-analogi sehingga mereka bisa santai dan mulai menikmati tugasnya membuat perbandingan-perbandingan metaforis, kemudian menggunakan analogi-analogi tersebut untuk memecahkan masalah dan

memunculkan gagasan-gagasan yang menarik. Sinektik dirancang untuk membimbing siswa masuk ke dalam dunia yang hampir tidak masuk akal

(16)

8

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memandang sesuatu, mengekspresikan diri, dan mendekati permasalahan). Melalui aktivitas metaforis dalam metode sinektik, kreativitas menjadi proses yang dapat dijalankan secara sadar. Metafora-metafora membentuk hubungan perumpamaan, membedakan obyek atau ide yang satu dengan yang lainnya dengan mempergunakan pengganti/menukarkan posisi keduanya. Melalui substitusi ini, proses kreatif muncul, yang dapat menghubungkan sesuatu yang telah dikenal dengan sesuatu yang belum

dikenal/membuat gagasan baru dari gagasan-gagasan yang biasa.

Hasil-hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengajaran beberapa bidang studi dengan metode sinektik cukup berhasil. Hasil-hasil penelitian tersebut antara lain: (1) hasil penelitian yang dilakukan Heavilin di Indiana (1982) menunjukkan bahwa perkuliahan English tentang komposisi yang berorientasi sinektik lebih berhasil meningkatkan sikap positif terhadap mata kuliah tersebut daripada sebelumnya; (2) hasil penelitian yang dilakukan oleh Dodd di Maine (1988) menunjukkan bahwa para guru yang diajar melalui program pelatihan yang berbasis sinektik meningkat kemampuannya khususnya dalam perilaku kognitif (pelatihan dilakukan selama 8 bulan terhadap 12 guru); (3) hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Mulyadiprana (1997:81) menunjukkan bahwa penerapan metode sinektik dalam mengembangkan kreativitas peserta didik terbukti secara menyakinkan lebih efektif daripada metode pembelajaran konvensional, baik dalam mengembangkan keterampilan berpikir maupun dalam meningkatkan prestasi belajar (tersedia di

www.scribd.com).

(17)

9

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

investigasi kelompok, atau berpikir yurisprudensial dan mengembangkan kekayaan masalah dan perasaan-perasaan yang dikuak oleh metode-metode lain dalam kelompok metode pengajaran personal; keempat, metode ini bisa digunakan pada peserta didik yang memiliki daya berpikir kreatif yang berbeda-beda dan sangat menghargai setiap pemikiran yang dihasilkan; kelima, penerapan metode sinektik yang paling efektif selalu berkembang setiap waktu, memiliki hasil jangka pendek

dalam memperluas pandangan tentang konsep dan masalah, tetapi ketika peserta didik diekspose untuk menerapkan metode ini secara berulang-ulang maka mereka dapat belajar bagaimana menggunakannya dengan cara meningkatkan keterampilan dan mereka belajar memasuki gaya metaforis dengan cara meningkatkan ketenangan dan kesempurnaan; dan keenam, metode ini secara umum cukup atraktif dan dapat meningkatkan pemikiran produktif, empati yang mendidik, dan kedekatan interpersonal sehingga dapat diterapkan pada peserta didik di seluruh tingkatan umur dan semua bidang kurikulum.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Secara alamiah setiap orang memiliki potensi untuk menjadi kreatif, namun tingkatannya berbeda-beda. Maxim (1980) menyatakan bahwa pada anak tertentu dapat menampilkan derajat kreativitas yang lebih tinggi dibanding anak lain, meski demikian harus dipahami bahwa tidak ada anak yang tidak memiliki kreativitas sama sekali. Semua anak memiliki peluang menjadi kreatif namun potensi kreatif tersebut berkembang atau tidak, sangat ditentukaan oleh kesempatan, dorongan, serta stimulasi lingkungan (keluarga, teman, maupun guru). Untuk mencapai derajat kreatif tersebut tentunya perlu fasilitas untuk mewujudkannya. Salah satu fasilitas yang akan peneliti gunakan yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran sinektik.

(18)

10

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah mempertanyakan apakah pengaruh penerapan metode sinektik dapat meningkatkan kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa melalui pembelajaran IPS. Rumusan masalah ini mengantarkan peneliti pada beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa sebelum diberi

perlakuan dengan metode sinektik?

2. Bagaimana kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa sesudah diberi perlakuan dengan metode sinektik?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan metode sinektik dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana efektifitas penerapan metode sinektik mampu mengembangkan perilaku kreatif siswa melalui mata pelajaran IPS. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa metode pembelajaran sinektik melalui mata pelajaran IPS dapat mengembangkan perilaku kreatif siswa.

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengungkap dan menganalisis apakah sebelum diberi perlakuan dengan metode sinektik, terdapat pengaruh dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa.

2. Mengungkap dan menganalisis apakah sesudah diberi perlakuan dengan metode sinektik, terdapat pengaruh dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan

(19)

11

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengungkap dan menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa antara sebelum dan sesudah diberikan metode sinektik.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi khasanah pada proses pembelajaran IPS terutama yang berkaitan dengan model pembelajaran pemrosesan informasi, yang dalam hal ini menggunakan salah satu dari bagian model tersebut yaitu penggunaan metode sinektik dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Manfaat Praktis

a. Model sinektik dapat menjadi salah satu model referensi bagi guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar dan mengajak guru untuk lepas dari kebiasaan mengajar yang lebih menekankan pada hasil belajar dan tuntasnya materi/bahan ajar tanpa memikirkan apakah materi tersebut dapat diterima dengan baik dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penelitian ini juga diharapkan dapat memotivasi guru untuk terus

mengasah kreativitasnya sehingga bisa lebih memotivasi siswanya.

b. Siswa diharapkan terbiasa berperilaku kreatif dan mandiri dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya yang kemudian diharapkan mereka dapat memberikan kontribusi nyata untuk negara.

(20)

51

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran sinektik dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Bandung. Pelaksanaan penelitian serta perlakuan terhadap

kelompok eksperimen mengikuti kalender akademik sekolah SMP Negeri 1 Bandung. Metode sinektik diterapkan melalui mata pelajaran IPS pada materi memahami kegiatan ekonomi masyarakat dengan kompetensi dasar menggunakan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan.

Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bandung pada semester genap tahun ajaran 2012-2013. Adapun yang menjadi sampelnya adalah satu dari 12 kelas yang dipilih dan selanjutnya dijadikan sebagai kelas eksperimen. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling atau sampel yang peneliti pilih disesuaikan dengan kebutuhan peneliti untuk menerapkan metode sinektik dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa melalui pembelajaran IPS.

Dalam pemilihan sampel ini, peneliti memilih kelas VII-9 sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 36 orang siswa. Adapun alasan peneliti memilih kelas VII-9 sebagai kelas eksperimen adalah karena kelas tersebut menurut guru mata pelajaran IPS, memiliki karakteristik yang berbeda dengan kelas lainnya sehingga peneliti merasa terdorong untuk memberikan perlakuan yang bisa mengarahkan siswa pada hal-hal yang lebih kreatif dan positif. Karakteristik ini

misalnya, siswa memiliki kebiasaan senang bergosip dibandingkan senang belajar, selalu ribut dan sedikit telat dalam berpikir. Peneliti memiliki pandangan bahwa

(21)

kebiasan-52

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebiasan yang kurang baik tersebut bisa berubah menjadi hal yang positif dan bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen. Metode pra eksperimen ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Adapun desainnya adalah one group pre-test post-test design. Desain ini

hanya melibatkan satu kelompok siswa sehingga memiliki kelemahan yaitu tidak adanya kelompok pengendali dan variabel luar dapat membahayakan validitas internal atau variabel luar dapat berpengaruh terhadap terbentuknya variabel independen. Jadi hasil eksperimen dari variabel dependen bukan hanya pengaruh dari variabel independen saja. Sedangkan menurut Gullo (2002), dalam suatu penelitian eksperimen, khususnya penelitian yang ingin menguji/menyelidiki ke efektifan penggunaan suatu metode mengajar baru, diperlukan kelas lain atau kelompok siswa yang menggunakan metode lama atau yang biasa dilakukan sebelumnya sebagai pembanding atau disebut kelas kontrol. Hasil dari kelas ini yang akan menjadi pembanding dari kelas eksperimen (kelas pengujian metode) untuk mengetahui apakah hasil kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol.

Pengambilan satu kelas eksperimen yaitu kelas VII-9 dalam penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan di lapangan (sekolah) bahwa sebagian besar kelas VII di SMP Negeri 1 Bandung pada saat akan melakukan penelitian, sedang dijadikan sebagai kelas penelitian oleh para peneliti lainnya mulai dari jenjang pendidikan S-1 sampai S-2 dari berbagai jurusan dari UPI. Oleh karena itu, kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas yang tidak digunakan oleh peneliti lainnya. Sebenarnya sisa kelas yang tidak terpakai ada dua kelas. Tetapi karena dari segi nilai dan segi karakteristik lainnya tidak homogen, maka peneliti

(22)

53

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain one group pre-test post-test ini membandingkan hasil pre-test dan post-test dari pengaruh penggunaan metode sinektik sehingga hasil perlakuan/pengaruh penggunaan metode sinektik terhadap kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa dapat diketahui dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah perlakuan. Desain penelitian ini disajikan pada gambar berikut ini:

O X O

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

O = Nilai tes awal (pre-test) dan nilai tes akhir (post-test) X = Perlakuan menggunakan metode sinektik

C. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:60) variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel bebas (independent variables) atau variabel yang menyebabkan atau menjadi sebab bagi berubahnya variabel lain (dependent variables) dan variabel terikat (dependent variables) atau variabel yang dipengaruhi. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran sinektik dengan indikator penggunaan analogi langsung yang selanjutnya dianggap sebagai (X), sedangkan variabel terikatnya adalah

kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa (Y) dengan indikator rasa ingin tahu yang besar, keberanian mengambil resiko, toleransi terhadap

(23)

54

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perilaku kreatif siswa. Hubungan kedua variabel ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.2

Hubungan Variabel Penelitian

Keterangan :

X = Metode Pembelajaran Sinektik

Y = Kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa

2. Definisi Operasional

a. Metode Pembelajaran Sinektik

Metode Pembelajaran Sinektik yang dikembangkan oleh William J. Gordon (Dahlan, 1990:87) merupakan suatu pendekatan baru yang menarik guna

mengembangkan kreativitas. Kreativitas merupakan hal yang penting dan menjadi salah satu ciri manusia yang berkualitas. Munandar (1992:46) mengatakan bahwa kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk mencapai hal itu, perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini. Elemen utama dalam sinektik adalah penggunaan analogi dan metafora (kiasan). Analogi merupakan perbandingan yang sistematis antara dua benda atau hal yang berlainan tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari dua hal tadi sekedar sebagai ilustrasi. Analogi menunjukan kesamaan-kesamaan antara dua barang atau hal yang berlainan kelasnya. Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak ada atau kurang dikenal baik oleh umum atau untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal umum. Metafora membuat perbandingan antara dua hal atau benda untuk menciptakan suatu kesan mental yang hidup.

Tujuan dari metode ini adalah membimbing peserta didik untuk mampu berperilaku kreatif dengan menggunakan analogi dan metafora untuk

(24)

55

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengeksplorasi dan memecahkan berbagai permasalahan baik dibidang sosial maupun dibidang lainnya. Selain itu, metode ini juga mampu mengantarkan peserta didik dalam memperluas perspektif tentang suatu konsep dan bisa digunakan untuk melatih dalam menulis kreatif.

b. Perilaku Kreatif

Perilaku kreatif pada dasarnya memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan perilaku yang umum karena terkadang tidak lazim dan hanya ada pada lingkungan tertentu. Perilaku kreatif merupakan perbuatan manusia yang mengarah kepada kreativitas baik karena ada rangsangan dari luar maupun rangsangan dari dalam dirinya sendiri. Tolak ukur perilaku kreatif diambil dari ciri pribadi kreatif yang peneliti simpulkan dari beberapa pendapat yaitu memiliki rasa ingin tahu yang mendalam, keberanian mengambil resiko, memiliki sikap toleran terhadap kemajemukan (saling menghargai), kaya akan imajinasi, dan memiliki rasa humor yang tinggi.

Berdasarkan definisi variabel di atas, maka ditentukan operasionalisasi dari variabel penelitian tersebut pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Indikatornya

Variabel Dimensi Indikator Variabel

(25)

56

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu elemen utama berupa

Agar kegiatan pembelajaran lebih efektif dan pengembangan perilaku kreatif siswa melalui mata pelajaran IPS meningkat sehingga hasilnya sesuai dengan standar yang diharapkan, maka dibuatlah tahapan penelitian sebagai dasar acuan pelaksanaannya, yaitu:

1. Tahap Persiapan, terdiri dari:

a. Menetapkan SK/KD dan jumlah pertemuan. Standar Kompetensi: memahami kegiatan ekonomi masyarakat. Kompetensi Dasar: menggunakan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan. Adapun jumlah pertemuan yang digunakan adalah tiga kali pertemuan.

b. Menetapkan waktu pelaksanaan penelitian yaitu awal bulan Mei.

c. Menetapkan kelas eksperimen yaitu kelas VII-9 dengan jumlah siswa 36 orang.

d. Menyusun perangkat pembelajaran.

(26)

57

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan sebanyak 10 butir soal dan diberikan sebanyak dua kali yaitu di awal sebelum diberi perlakuan dan diakhir setelah diberi perlakuan. Tes uraian dibuat agar siswa mendapat kesempatan untuk memberikan alternatif jawaban. Jika diberikan tes dalam bentuk pilihan maka alat tes tersebut tidak memberikan kesempatan siswa untuk mengekspresikan pengetahuan dan pendapatnya. Tes ini dianggap mampu mengukur perilaku kreatif siswa

karena (1) sudah melewati tahap uji validitas isi oleh ahli dibidangnya, (2) memberikan wacana/kisah-kisah perilaku orang yang kreatif dan sukses dalam berwirausaha dengan harapan siswa terinspirasi sehingga perilaku kreatif siswa bisa lebih dikembangkan.

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan/aktivitas siswa maupun guru dalam pembelajaran di kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan metode sinektik. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengamat (observer). Beberapa aspek yang diamati disesuaikan dengan ciri perilaku kreatif yang telah ditentukan. Dalam setiap pernyataan pada lembar observasi mengandung jawaban yang bisa dijawab dengan membubuhkan tanda checklist pada pilihan “sangat sesuai”, “sesuai”, “kurang sesuai”, “tidak sesuai”, “sangat tidak sesuai”. Masing-masing jawaban memiliki skor dan hasilnya dianalisis dalam bentuk kalimat atau data disajikan secara kualitatif. Berikut disajikan skor penilaian observasi kegiatan di kelas.

Tabel 3.2

Pola Skor Lembar Observasi Jawaban Pernyataan

SS S KS TS STS

Skor 5 4 3 2 1

2. Tahap Pelaksanaan, terdiri dari: a. Pemberian pre-test

(27)

58

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mengolah dan menganalisis data yang dimulai dari menghitung dan membandingkan hasil pre-test dan post-test, uji normalitas dan homogenitas serta menguji hipotesis.

e. Membuat kesimpulan

E.Alur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilalui dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan di bawah ini:

Pembuatan perangkat pembelajaran

Pengembangan instrumen

Uji coba instrumen

Tes awal (pre-test)

Penerapan Metode Sinektik

Tes akhir (post-test)

Pengolahan dan analisis data

(28)

59

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3

Alur Penelitian

F. Instrument

Instrument berupa tes uraian dikembangkan oleh peneliti sendiri dan sebelum alat tes ini disebarkan, terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya, maka dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrument berupa tes uraian dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2013 di kelas VII-2 SMP Negeri 1 Bandung dengan jumlah siswa 36 orang.

1. Validitas Instrumen

Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauhmana data yang terkumpul sesuai dengan gambaran variabel yang dimaksud. Instumen berupa tes uraian, terlebih dahulu diuji validitas isinya (content validity). Proses pengujian

validitas dilakukan dengan membandingkan isi soal dengan materi pelajaran. Apabila isi soal di luar materi pelajaran yang telah ditetapkan maka soal tersebut tidak mempunyai validitas isi. Pengujian validitas isi dimulai dari menentukan kisi-kisi soal tes kemudian membuat soal dan soal tersebut dikonsultasikan kepada pembimbing dan guru mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri 1 Bandung. Guru dan pembimbing yang peneliti anggap expert dalam bidangnya, menganalisis isi dari setiap butir soal tersebut. Hasil analisis dari guru dan pembimbing, menyimpulkan bahwa semua butir soal telah mampu mengukur indikator pelajaran pada kompetensi dasar yang ingin dicapai.

2. Reliabilitas Instrumen

(29)

60

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas ini merujuk kepada konsistensi skor yang dicapai oleh peserta didik yang sama ketika mereka diuji ulang dengan soal yang sama pada kesempatan yang berbeda. Untuk mengetahui reliabilitas tes yang akan digunakan, tes tersebut diujicobakan terlebih dahulu kemudian dihitung tingkat reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS versi 20 for windows. Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Sekumpulan butir soal dapat diterima jika memiliki nilai koefisien reliabilitas Cronbach’s alpha (α ≥ 0,70). Semakin besar koefisien semakin tinggi reliabilitas alat ukurnya. Hasil pengujian reliabilitas tes pengembangan perilaku kreatif terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Tes Uraian Kemampuan Mengembangkan Perilaku Kreatif Siswa

Soal Uji Coba

Hasil Cronbach’s alpha Jumlah Soal Kategori

0,848 10 Tinggi

Dari tabel 3.3 diketahui nilai Cronbach’s Alpha untuk keseluruhan skala pengukuran sebesar 0,848. Nilai ini ada pada rentang reliabilitas tinggi dan berada di atas batas minimal 0,70. Dapat disimpulkan bahwa tes uraian pengembangan perilaku kreatif siswa memiliki reliabilitas yang baik atau pada kategori tinggi.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data hasil penelitian berupa data mentah yang belum banyak memberikan arti dalam menjawab pertanyaan penelitian, perlu diolah agar dapat dianalisis dan dapat memberi gambaran hasil penelitian. Data diolah dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data meliputi:

1. Analisis Statistik

(30)

61

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diterapkannya metode sinektik. Selain itu, nilai yang diperoleh juga digunakan dalam menentukan homogenitas dan normalitas data serta pengujian hipotesis.

a. Menghitung Skor Pre dan Post-test

Hasil pre dan post-test dihitung kemudian dicari rata-ratanya. Hasil ini kemdian digunakan untuk membandingkan, menguji normalitas, homogenitas dan hipotesis.

b. Uji Normalitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisis berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan software SPSS 20 for windows. Untuk menetapkan data yang telah dianalisis normal atau tidak, maka

ditetapkan kriteria sebagai berikut :

1. Tentukan taraf signifikansi uji (α = 0.05)

2. Bandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

3. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

4. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data homogen atau tidak. Uji homogenitas ini pada dasarnya untuk menguji apakah kelas eksperimen yang digunakan mempunyai varians yang sama atau tidak. Uji homogentias dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20 for windows.

(31)

62

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Menguji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan mengolah data hasil pre-test dan post-test. Berikut hipotesis yang akan diuji:

H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa dari pengaruh diterapkannya metode pembelajaran sinektik.

Ha : Terdapat perbedaan peningkatan dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa dari pengaruh diterapkannya metode pembelajaran sinektik.

e. Mendeskripsikan Hasil Obseravasi

(32)

96

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan tentang pengaruh penggunaan metode sinektik terhadap kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa melalui mata pelajaran IPS di kelas VII SMP Negeri 1

Bandung yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat peneliti simpulkan: 1. Dari hasil pengukuran awal (pre-test) kemampuan mengembangkan perilaku

kreatif siswa pada kelas eksperimen, menjadi indikator bahwa perilaku kreatif siswa masih rendah. Hal ini bisa dipahami karena kelas tersebut belum mendapat perlakuan dengan metode sinektik.

2. Dari hasil pengukuran akhir (post-test), terdapat peningkatan kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa. Hasil post-test menjadi indikator telah meningkatnya perilaku kreatif siswa setelah dilakukan tiga kali treatment dengan metode sinektik. Selain itu, hasil observasi terhadap guru dan siswapun menunjukan adanya aktivitas yang lebih baik dari pertemuan ke pertemuan berikutnya. Indikator perilaku kreatifpun terlihat meningkat. Selain itu siswa juga mampu memahami materi dari sistem membandingkan.

3. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode sinektik, ternyata hasil skor tes dari nilai pre-test dan post-test kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Atau terdapat perbedaan perilaku kreatif sebelum dan sesudah penerapan metode sinektik. Dengan demikian, terbukti metode sinektik efektif dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa. Dari hasil observasi pun menunjukan bahwa aktivitas siswa

(33)

97

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktif menyumbangkan ide dalam membuat perbandingan. Pendapat lama tentang kreativitas bahwa kreativitas tidak dimiliki oleh semua orang karena hal tersebut hanya orang-orang yang jenius dan berbakat secara alamiah saja, bisa dipatahkan dengan adanya penggunaan metode belajar yang mampu meningkatkan kreativitas atau dengan adanya pembiasaan dan kemauan yang keras untuk memupuk dan mengembangkannya.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pembelajara dengan menggunakan metode sinektik terbukti efektif meningkatkan kualitas pembelajaran yang ditunjukan oleh peningkatan perilaku kreatif siswa SMP kelas VII pada mata pelajaran IPS. Meskipun terdapat kendala dalam penerapannya, diantaranya yaitu terbatasnya waktu untuk menggali kemampuan perilaku kreatif siswa, pengambilan sampel, serta rubrik penilaian, diharapkan metode sinektik menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa khususnya melalui mata pelajaran IPS.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, diajukan beberapa saran berikut ini:

1. Bagi siswa, keefektifan dalam metode sinektik ditunjang juga oleh keaktifan siswa dalam mengungkapkan ide-ide kreatifnya, jadi jangan malu-malu dalam mengungkapkan dan mengekspresikan kreativitas yang dimiliki.

2. Bagi guru yang akan menerapkan metode sinektik hendaknya menguasai dan memahaminya terlebih dahulu agar pembelajaran berjalan dengan baik. Selain itu, guru harus paham betul tentang kreativitas dan guru yang melaksanakan metode ini sebaiknya guru yang representatif kreativitasnya jadi pencapain pembelajran bisa maksimal.

(34)

98

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah menengah, maupun sekolah atas, oleh karena itu pihak sekolah khususnya kepala sekolah dapat memberikan dorongan dan fasilitas kepada para guru untuk mengembangkan metode tersebut pada berbagai mata pelajaran.

4. Bagi para pembuat kebijakan, khususnya bidang studi IPS, metode sinektik dapat dijadikan rujukan untuk meningkatkan kreativitas siswa dan menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan mengajak siswa untuk berperan aktif

dalam proses pembelajaran.

5. Untuk peneliti lain, diharapkan dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini.

(35)

99

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ahmadi, K dkk. (2011). Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu: Pengaruhnya Terhadap Konsep, Mekanisme dan Proses Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri. Jakarta: Prestasi Pustaka

Beetlestone, Florence. (2011). Creative Learning, Strategi Pembelajaran untuk Melesatkan Kreatifitas Siswa. Diterjemahkan oleh Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media

Campbell, David disadur oleh A.M. Mangunhardjana. (1986) . Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius

Costa, Arthur L. (2001). Developing Mind : A Resource Book For Teaching Thinking. Alexandira :ASDC

Dahlan, M. D. (1990). Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

DePorter, Bobbi and Mike Hernacki. (2001). Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bekasi: Kaifa.

Djatmiko, M. Budi. (2011). Business with Creative Learning. Bandung: Thabi’ Press

Feldhusen, J.F. dan D.J. Treffinger. (1986). Creative Thinking and Problem Solving in Gifted Education. Iowa: Kendall/Hunt Publ. Co.

Frankel, J.R. & Wallen, N.E. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. Toronto: McGraw – Hill Inc.

Gullo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo

(36)

100

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Joyce, B., Weil, M., and Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. Eighth Edition. Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kasali, Rhenald. (2010). Wirausaha Muda Mandiri, Ketika Anak Sekolah Berbisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Keraf, Goris. (1994). Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta :

Maryani, Enok. (2011). Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk Peningkatan Keterampilan Sosial. Bandung: Alfabeta

Munandar, S.C.U. (1985). Pengembangan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Munandar, S.C.U. (1992). Mengembangkan Anak Berbakat. Jakarta: Depdikbud.

Munandar, S.C.U. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreativitas dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Nasution. (2010). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Rivai, Veithzal. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rivai, Veithzal. (2008). Kiat Memimpin dalam Abad ke-21. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sapriya. (2012). Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

(37)

101

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semiawan, Conny Munandar, AS dan Munandar S.C.U. (1984). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah (Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua). Jakarta: Gramedia

Somantri, M. N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Supriadi, Dedi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alpabeta

Supriadi, Dedi. (2001). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alpabeta

Suryaman, M. (1990). Upaya Meningkatkan hasil Pengajaran Melalui Model Sinektik. Bandung: Rosda

Sutopo, Tjetjep. (2005). Pengembangan Kreativitas Anak. Bandung:Depdiknas.

Taniredja dan Hidayati. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung. Alpabeta

Tarigan, Henry Guntur. (1993). Pengajaran Semantik. Bandung : Angkasa Ikrar Mandiri Abadi

Udin S. Winataputra. 2003. Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Sinar Grafika

Wahab, A.A. (2007). Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alfabeta

Wahyono, Teguh. (2012). Analisis Statistik Mudah dengan SPSS 20. Jakarta: Elex Media Komputindo

(38)

102

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yamin, Martinis. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Implementasi KTSP dan UU No.14 Tahun 205 tentang Guru dan Dosen). Jakarta: Gaung Persada Press

B. Karya Ilmiah

Suciati. (2008). Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Iklim Organisasi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kreativitas Guru dalam Mengembangkan Pembelajaran di Kelas (Studi Deskriptif-Analitis Terhadap Guru IPS SMP di Kota Bandung). Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia

Supardan, Dadang. (2000). Kreativitas Guru Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Desktriptif-Analitis Terhadap Guru dan Implikasinya untuk Program Pengembangan Kreativitas Guru Sejarah SMU di Kotamadya Bandung). Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

C. Internet

Alexander, K.D. (2007). Effect of Instruction in Creative Problem Solving on Cognition, Creativity and Statiisfaction among Ninth Grade Students in An Introduction to World Agricultural Science and Technology Course. Disertation. The Graduate Faculty of Texas Teach University.

(http://www.scirus.com)

Barak, Moses & Doppelt, Yaron. (2000). Using Portofolio to Enhance Creative Thinking. The Journal of Technology Studies-Fall 2000. Volume XXVI, Number 2. (http://scholar.lib.vt.edu/ejournals).

Dodd, J. (1988). A Detailed Study of the Learning Behaviors of In-Service Teachers Learning to Use Two New Models of Teaching. (Online). Tersedia: http://www.Us.gov. (5 September 2001).

Rahmat Azis (http//:kreativitas-penyesuaian-sosial-siswa-Indonesian-Pshycological-Journal-pdf/)

Salim, Sambas. (2009). Pengembangan Kreativitas. Melalui (http://www.sambasalim.com)

(39)

103

Leni Maryani, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Basuki, Heru. (2006). Pengembangan Kreativitas Melalui (http://www.heru.staff.gunadarma.ac.id)

Republika.co.id

www.scribd.com

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.2  Hubungan Variabel Penelitian
Tabel 3.1  Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Indikatornya
Tabel 3.2 Pola Skor Lembar Observasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (4) Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,

Lahan kering umumnya terdapat didataran tinggi (daerah pegunungan) yang ditandai dengan topografinya yang bergelombang dan merupakan daerah penerima dan peresap air hujan yang

 Buah agregat yaitu buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah yang berasak dari satu bunga.. Ex : Anona muricata, Fragaria vesca

Hadis Nabi sebagai refleksi perkataan dan perbuatan Nabi harus dilihat dalam perspektif yang holistik. Memahami hadis Nabi perlu memper- timbangkan posisi dan

Sementara pada MCCB yang merupakan pemutus sirkit tegangan menengah maka Arus pengenal dari circuit breaker harus disesuaikan dengan besarnya arus beban yang dilewatkan oleh kabel,

Untuk memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal stoikiometri maka guru. disarankan untuk menyusun jenis soal berstruktur agar siswa memamahami

Akibatnya, bahan organik yang ada pada limbah cair tersebut dapat

pada aluminium murni, karena ductility berbanding terbalik dengan kekuatan tensile , serta hampir semua aluminum paduan memiliki kekuatan tensil yang lebih tinggi dari