• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN IPA MATERI

PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI

METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH

CANDI KECAMATAN BANDUNGAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

AFIFUL MASHAR

NIM : 11511032

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN IPA MATERI

PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI

METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH

CANDI KECAMATAN BANDUNGAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

AFIFUL MASHAR

NIM : 11511032

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No.2 Telp.(0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.iainsalatiga.ac.id email : administrasi@iainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Afiful Mashar

Nim : 11511032

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA

PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA

MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH

CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2015

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 22 Agustus 2015 Pembimbing

(5)

v

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No.2 Telp.(0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.iainsalatiga.ac.id email : administrasi@iainsalatiga.ac.id SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA

MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI

KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

OLEH AFIFUL MASHAR

NIM : 11511032

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal ... dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Achmad Maimun, M.Ag. __________________ Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. __________________ Penguji I : Siti Rukhayati, M.Ag. __________________ Penguji II : Dra. Nur Hasanah, M.Pd. _______________

Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Afiful Mashar

Nim : 11511032

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat laporan penelitian ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 7 Agustus 2015 Yang Menyatakan,

(7)

vii MOTTO

Melangkah untuk lebih baik, keyakinan esok hari akan datang sejuta harapan., Menengok kebelakang sebagai pengalaman dan jauh melihat kedepan akan

menemui sebuah keberhasilan.,

Melihat keatas untuk sejenak kesemangatan dan memandang kebawah untuk sebuah rasa syukur.,

Keyakinan pada Tuhan akan member jalan semua persoalan.,

.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan pada:

1. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberiku begitu banyak kasih sayang, perjuangan, dan pengorbanan hingga aku seperti sekarang ini. 2. Adikku Ahmad Asrofi yang kelak engkau menjadi anak yang lebih baik dan dapat membanggakan kedua orang tua.. 3. Kakak-kakakku, keponakan-keponakanku, dan seluruh keluarga besar yang telah mendukungku. 4. Teman sejatiku yang selalu memberiku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Teman-temanku PGMI A yang telah melukis banyak kenangan semoga

member berkah kehidupan bagi kita semua.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, atas karunianya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa terlantunkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah.

Penelitian yang diberi judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015”, pada dasarnya diadakan penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan ataupun memperbaiki penerapan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru pengampu mata pelajaran IPA dan dengan sasaran akhir untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Siklus ketiga, penerapan metode inkuiri pada siswa kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015 dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Perubahan Sifat Benda.

Peneliti menyadari bahwa skripsi yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna dan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak mungkin skripsi ini tidak mungkin bisa selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

(9)

ix

3. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.

4. Bapak Drs. M. Choderin, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan motivasi untuk peneliti.

5. Bapak Cholid Mawardi,S.Ag selaku kepala Sekolah MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk meneliti.

6. Ibu Khiyarotun Naslah, S.Pd.I. selaku wali kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang telah berkenan memberikan waktu dan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian di kelasnya, serta semua siswa yang telah berkenan menjadi subyek penelitian.

Dan hanyalah Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti mempersembahkan hasil penelitian yang jauh dari kesempurnaan ini kepada seluruh insan pendidikan. Kritik dan saran pembangun dari pembaca yang budiman sangat berharga bagi peneliti.

Bandungan, 7 Agustus 2015 Peneliti

(10)

x ABSTRAK

Afiful mashar.2015.PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH

CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

Kata Kunci : Prestasi Belajar dan Metode inkuiri

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR LOGO ... HALAMAN JUDUL ……… ii iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Hipotesis …..………... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoritik ... 8

2. Segi Praktik ... 8

F. Definisi Operasional ... 8

(12)

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar …….……... 17

1. Pengertian Prestasi... 17 2. Pengertian Belajar ...

3. Pengertian Prestasi Belajar………..

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 17 18 18 B. Inkuiri...

1. Pengertian Inkuiri...

2. Dasar Penggunaan Inkuiri...

3. Ciri utama pendekatan inkuiri...

4. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri...

(13)

xiii C.

D.

Inkuiri...

6. Jenis-Jenis Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri...

7. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri...

8. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri...

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ...

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 2. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahan Alam...

3. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam...

4. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam...

5. Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri...

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)...

1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal...

2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal...

3. Prinsip penetapan KKM...

28 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 50 1. Letak geografis MI Albidayah... 50 2. Keadaan guru dan karyawan... 50 3. Sarana dan Prasarana...

4. Visi dan Misi MI Albidayah...

(14)

xiv

2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II... 57

3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Standar Pencapaian KKM... 63

B. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus... 63

C. Deskripsi hasil penelitian per siklus... 67

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Guru di MI Albidayah... 50

Table 3.2 Table Karyawan di MI Albidayah…... 51

Tabel 3.3 Tabel Sarana dan Prasarana di MI Albidayah... 51

Tabel 3.4 Tabel Lapangan di MI Albidayah…... 52

Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus…... 64

Tabel 4.2 Tabel Hasil Tes Siklus I………... 67

Tabel 4.3 Tabel Hasil Tes Siklus II……….. 70

Table 4.4 Tabel Hasil Tes Siklus III... 73

Table 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus... 76

Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Prestasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III KKM Individual/ Kelas... 78

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus Lampiran Soal Evaluasi

Lampiran Dokumentasi Pembelajaran Lampiran Lembar Observasi Guru Lampiran Lembar Observasi Siswa Lampiran Surat Pengantar Lembaga Lampiran Surat Keterangan Penelitian Lampiran Lembar Konsultasi

Lampiran SKK

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara pendidik, siswa kurikulum, sarana dan prasarana. Dalam hal ini pendidik mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Pendidik juga tidak boleh menganggap remeh metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran sangat beragam, tentunya penggunaan metode ini harus disesuaikan dengan materi pelajaran, tujuan penggunaan metode, situasi dan kondisi, kemampuan pendidik mengamplikasikannya, dan sarana atau fasilitas yang ada.

(18)

2

tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. (Maslikah & Susapti, 2009:04).

Meskipun tidak ada metode yang sempurna namun pembelajaran akan menjadi sempurna apabila pendidik lebih aktif dan kreatif dalam menggunakan metode. Terkadang metode yang baik sekali bagi seorang pendidik, belum tentu baik ditangan pendidik yang lain. Metode inkuiri menekankan kapada proses mencari dan menemukan, peran siswa dalam metode ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sndiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa (Abdul Majid. 2014:222).

Dalam mencari ilmu setiap manusia akan memilih yang sesuai kemampuannya, tanpa membebani dalam kehidupannya namun demikian pasti ada beban pada setiap manusia yang mencari ilmu tersebut. Rasa sulit dalam memahami suatu materi pasti akan diberi hidayah dan diberi jalan keluar oleh Allah SWT, dalam hadist juga dijelaskan sebagai berikut:

(19)

3

Artinya:”Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surge” (HR Muslim).

Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang yang sedang menuju surga Allah. Sebagai seorang pendidik dapat memberi yang terbaik bagi anak didiknya untuk mencapai tujuan dalam belajar untuk menyajikan materi dengan mudah dalam difahami oleh siswa. Selain itu menghantarkan pada jalan yang dianjurkan oleh nabi Muhammad saw Untuk beribadah melalui ilmu.

Metode yang merupakan sebuah jalan untuk mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat untuk kehidupan siswa, dengan mencari dan menemukan siswa akan menyadari bahwa hal-hal yang ada disekitar mereka adalah contoh nyata dari sebuah meteri pelajaran.

(20)

4

IPA guru menyampaikan materi pembelajaran dengan metode ceramah, sehingga siswa hanya berangan-angan tentang contoh-contoh yang ada di dalam buku. Padahal kalau dicermati pembelajaran IPA yang sangat membutuhkan wujud nyata dari contoh-contoh yang ada didalam buku untuk di uji cobakan. Minimnya kreatifitas pendidik dalam proses belajar mengajar berdampak pada rendahnya penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan. Yang akan berkepanjangan pada rendahnya kualitas siswa. terbukti dengan evaluasi tes dengan rata-rata nilai yaitu 60, siswa yang tuntas mencapai KKM hanya 20 siswa atau 46,5% dari 43 siswa. Jadi masih banyak siswa mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) madrasah tersebut yaitu 6,5.

(21)

5

siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran, guru kurang kreatif dan kurang tepat dalam memilih metode, hasil evaluasi yang diperoleh sangat rendah, siswa tidak di ajak untuk melakukan uji coba atau praktik.

Dari penyebab rendahnya hasil evaluasi yang dicapai siswa, besar penyebabnya karena kurang dinamis dan fleksibel dalam menggunakan metode. Dari sekian banyaknya metode tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Keterlibatan siswa dalam mencari dan menemukan materi atau contoh materi dalam kehidupan adalah metode inkuiri. Dengan metode ini siswa diajak untuk berlatih menemukan sesuatu dan mempelajari dari hal yang mereka temukan.

(22)

6

lebih professional dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK. Pendidik mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui kajian terhadap masalah yang terjadi di kelasnya. Dalam melaksanakan PTK ini siswa tidak akan terganggu karena pendidik tetap melakukan pembelajaran sambil meneliti. Dan tentunya pendidik semakin menjadi aktif dan keatif dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Sehingga dari penerapan PTK dengan menggunakan metode inkuiri ini diharapkan mampu memberi perubahan terhadap mutu pembelajaran. Sehingga menumbuhkembangkan semangat siswa untuk lebih semangat lagi dalam mempelajari IPA. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

(23)

7

2. Apakah penerapan metode inkuiri dapat mencapai target KKM mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi siswa materi perubahan sifat benda mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015.

2. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat mencapai target KKM mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015.

D. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu permasalahan, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1999:87).

Maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi siswa kelas V

(24)

8

2. Penerapan metode inkuiri dapat mencapai target KKM mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015.

E. Manfaat Penelitian

Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri, diharap dapat memberi manfaat:

1. Manfaat Teoritis, diharapkan dapat memberi sumbangsih pemikiran berupa ilmu pengetahuan, untuk memilih metode pembelajaran yang dinamis dan fleksibel, khususnya dalam penerapan metode inkuiri dalam pelajaran IPA pada siswa kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Dan diharap dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain.

2. Segi praktik:

a. Untuk melaksanakan inovasi pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah.

b. Untuk meningkatkan keprofesionalisme guru melalui proses pembelajaran sistematis yang berkelanjutan.

F. Definisi Operasional

1. Peningkatan

(25)

9 2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Bakir S,2006:168) adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkandengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

3. Perubahan Sifat Benda

a. Perubahan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia perubahan berasal dari kata ubah yang artinya menjadi lain (berbeda) dari semula, sedangkan perubahan adalah hal (keadaan) berubah atau peralihan. b. Sifat

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia sifat adalah rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda sebagai tanda lahiriah, ciri khas yang ada pada suatu (untuk membedakan dari yang lain). c. Benda

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia benda adalah segala yang ada dialam yang berwujud atau berjasad (bukan roh )

Jadi perubahan sifat benda adalah keadaan yang berubah atau peralihan rupa dan keadaan yang tampak pada segala yang ada dialam yang berwujud atau berjasad (bukan roh).

4. Ilmu Pengetahuan Alam

(26)

10

pengamatan, dan juga analisis.(Garnida dan Budiman, 2002:11). IPA ataudisebut ilmu alamiah merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. (Maslikah & Susapti, 2009:04). 5. Metode Inkuiri

Metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sndiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa (Abdul Majid. 2014:222).

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian yang didasarkan pada siswa kelas V di MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2015. Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk investasi yang bersifat relative partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan system, metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi.

(27)

11

pada setiap siklus (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan yang diharapkan tercapai.

2. Subyek Penelitian

Subyek yang akan di kenai tindakan adalah siswa kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Dengan jumlah siswa yaitu 43, laki-laki berjumlah 18 siswa, perempuan berjumlah 25 siswa. Dasar pertimbangan pilihan subyek adalah perlunya tindakan penelitian terhadap pembelajaran IPA dengan pokok pembahasan Benda dan Sifatnya.

3. Langkah-langkah Penelitian

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran IPA dengan pokok pembahasan Benda dan Sifatnya. Diantaranya:

1) Membuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Membuat scenario pembelajaran dengan membuat kisi-kisi panduan

3) Membuat alat peraga.

(28)

12 b. Pelaksanaan tindakan (action)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah pelaksanaan RPP, dalam penyampaian materi guru menggunakan metode inkuiri dilanjut dengan metode demonstrasi menggunakan alat peragaan yang sudah disiapkan.

c. Observasi (observation)

Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

d. Refleksi (reflecting)

Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan untuk dilakukan analisis dan membuat penafsiran. Dari hasil penafsiran data, peneliti membuat kesimpulan kegiatan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

4. Instrument Penelitian

a. Tes

Dalam hal ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun sesuai kandungan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak di capai.

b. Pedoman Dokumentasi

(29)

13

kemampuan siswa yang dikategorikan dalam tiga kategori: siswa kemampuan tinggi, siswa kemampuan sedang, dan siswa kemampuan rendah.

c. Pedoman Observasi

Dalam pedoman ini terdiri dari

1) Pedoman observasi pengelolaan metode inkuiri, untuk mengetahui efektifitas metode tersebut.

2) Pedoman observasi aktifitas siswa, digunakan untuk mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran.

5. Pengumpulan Data

a. Tes

Bentuk tes yang dipakai adalah isian atau isai. Yang mana siswa harus mengerjakan soal dengan menyelasaikannya dan menyebutkan beberapa contoh dari pokok materi.

b. Pedoman Dokumentasi

(30)

14 c. Pedoman Observasi

Berupa catatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan memperhatikan sisi kemampuan siswa yang dikategorikan dalam tiga kategori : siswa kemampuan tinggi, siswa kemampuan sedang, dan siswa kemampuan rendah.

Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dari pelaksanaan siklus dapat dilihat pada gambar alur dibawah ini:

6. Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran peerlu diadakan analisa atas data yang diperoleh. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu suatu analisa hasil pengamatan yang menggambarkan fakta sesuai dengan data yang diperoleh, dengan tujuan untuk mengetahui prestasi yang

Refleksi

Tindakan/observasi

Refleksi

Tindakan/observasi

Refleksi

Tindakan/observasi

Siklus I

Siklus II

Siklus III Rencana awal

Rencana revisi

(31)

15

dicapai siswa, serta untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Untuk menganalisa tingkat keberhasilan atau prosentase kebehasilan siswa. Setelah proses pembelajaran pada setiap putaran siklus diadakan evaluasi. Kemudian dari hasil evaluasi yang didapat baru dilakukan analisa.

Penghitungan analisa ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui nilai tes

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa. Yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa keseluruhan sehingga akan diperoleh nilai rata-rata.

b. Untuk mengetahui ketuntasan belajar

Ketuntasan belajar terbagi dalam dua kategori, yaitu secara individual dan klasikal. Berdasarkan petunjuk KTSP ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-100%, dengan batas kriteria ideal minimum 75% (Muslich,2007:36).

H. Sistematika Penulisan

Rangkaian penelitian disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak.

(32)

16

BAB I : Menguraikan tentang pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan penelitian, hipotesis tindakan, devinisi operasional, dan metodologi penelitian. Pada metodologi penelitian terdiri dari rancangan penelitian, subyek penelitian, siklus penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan sistematika penulisan.

BAB II : Menjelaskan tentang kajian pustaka yang meliputi : prestasi belajar, penerapan metode inkuiri, urgensi penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA, serta kriteria ketuntasan minimum (KKM).

BAB III : Menjelaskan tentang gambaran umum subyek penelitian, Pelaksanaan penelitian, yang meliputi deskripsi pelaksanaan setiap siklus.

BAB IV : laporan hasil penelitian persiklus, refleksi keberhasilan, dan kegagalan pada tiap siklus.

BAB V : Merupakan bagian akhir penulisan yang mencakup

kesimpulan dan saran

(33)

17 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Menurut W.J.S. Purwadarminta prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Menurut Qohar dalam jamarah mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang telah dicapai, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang telah diperoleh dengan jalan keuletan.

Menurut Djamarah yang dikutip dalam bukunya Hamdani prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan, diciptakan, baik secara induvidu maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.(Hamdani,2011:137)

2. Pengertian Belajar

Belajar secara umum merupakan suatu kegiatan yang mengakiatkan terjadi perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilkukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik.(Darsono,2000:24)

(34)

18

mengarah ketingkah laku yang jelek. Perubahan itu melalui pengalaman dan latihan, bersifat relatife, yang mengangkut berbagai aspek kepribadian, fisik dan spikis. Perubahan berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, dan sikap (Sunhaji,2009:13).

3. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar sehingga ada perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan sikap siswa (Yenny dkk,2012:158).

Menurut Hamdani prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidangt setudi setelah mengambil proses belajar mengajar. Prestasi siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya prestasi belajar siswa (Hamdani,2011:138-139). 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(35)

19 a. Faktor Internal

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut.

1) Kecerdasan (intelegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya sehingga anak pada usia tertentusudah memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Tingkat intelegensi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang tinggi.

2) Faktor jasmani atau faktor fisiologis

(36)

20

lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah yaitu pancaindra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku.

3) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

4) Minat

(37)

21 5) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memilki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Bakat memengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar pada bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar, terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang sangat baik.

6) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi turut memengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu motivasi belajr perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.

(38)

22

keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula, dalam kegiatan belajar mengajar seseorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari atas dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar.

Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut slameto (1995:60), faktor ekstern yang dapat memengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan keadaan lingkungan masyarakat.

1. Keadaan keluarga

(39)

23

dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang itu terdorong untu belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Adapun sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan infirmal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerja sama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Perhatian orang tua juga dapat memberi motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Hal ini karena anak memerlukan waktu, tempat, dan keadan yang baik untuk belajar.

2. Keadaan sekolah

(40)

24

3. Keadaan lingkungan masyarakat

Di samping orangtua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada. Dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.

Oleh karena itu apabila seorang siswa bertempat tinggal disuatu lingkungan temannya yang rajin belajar kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

B. Inkuiri

1. Pengertian Inkuiri

Menurut W.Gulo strategi inkuiri berarti suati rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisi, sehingga dapat meneruskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri

(41)

25

a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar . kegiatan belajar disini adalah kegiatan mental itelektual dan social emosional

b. Keterahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran.

c. Mengembangkan sikap percaya terhadap diri sendiri pada diri siswa tentang sesuatu yang di temukan dalam proses inkuiri.

Menurut piaget inkuiri sebagai pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperiman sendiri, dalam arti luas ingin melihat sesuatu yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, serta membandingkan sesuatu yang ditemukan oleh diri sendiri dengan yang ditemukan orang lain.

Hamalik (2003) menyatakan model pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa (student-centered strategy), kelompok siswa inkuiri dilibatkan dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.

(42)

26

dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.(Putra,2013:87)

2. Dasar Penggunaan Inkuiri

Menurut Edi Hendri Mulyana yang dikutip dalam bukunya Sitiatava Rizema Putra mengemukakan bahwa model pembelajaran inkuiri dipandang sebagai model yang diasumsikan cukup akomodatif bagi penyelenggaraan pembelajaran sains di sekolah dasar saat ini. Alasannya, model itu menjembatani keadaan transisi dari gaya pengajaran sains konvensional yang masih verbalistis serta minim alat-alat menuju gaya pengajaran sains alternatif yang lebih proporsional bagi hakikat sains dan karakteristik siswa sekolah dasar.

Selain itu, model pembelajaran tersebut juga mendukung beberapa karakteristik siswa, yakni:

a. Secara intensif, siswa selalu ingin tahu

b. Dalam percakapan siswa selalu ingin berbicara dan mengomunikasikan idenya

c. Dalam membangun (kontruksi) pengetahuan, siswa selalu ingin membuat sesuatu

d. Siswa selalu mengekspresikan diri

e. Perkembangan intelektual siswa SD berada pada jenjang operasional konkret

(43)

27 3. Ciri Utama Pendekatan Inkuiri

Menurut Sanjaya yang dikutip dari bukunya Sitiatava Rizema Putra, ada beberapa hal yang menjadi cirri utama model pembelajaran inkuiri, di antaranya ialah sebagai berikut(Sanjaya,2008:196):

a. Model pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dengan ungkapan lain, pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal,tetapi juga berperan menemukan sendiri inti dari materi pelajaran tersebut.

b. Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya, dalam pendekatan inkuiri guru bukan sebagai sumber belajar, namun fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat untama dalam melakukan inkuiri.

(44)

28

hanya dituntut menguasai pelajaran, melainkan juga bisa menggunakan potensi yang dimilikinya.

4. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri

Adapun beberapa tujuan dari metode inkuiri adalah sebagai berikut(Putra,2013:93):

a. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.

b. Mengurangi ketergantungan siswa terhadap guru untuk mendapatkan pelajarannya.

c. Melatih siswa dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.

d. Memberi pengalaman belajar seumur hidup.

5. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan

Inkuiri

Menurut Sanjaya, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan inkuiri, diantaranya ialah sebagai berikut(Sanjaya,2009:78):

a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

(45)

29

ditentukan dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, melainkan sejauh mana siswa beraktifitas (mencari dan menemukan)

b. Prinsip Interaksi

Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi dengan guru, bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. c. Prinsip Bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan metode inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa dalam menjawab setiap pertanyaan termasuk bagian dari proses berfikir.

d. Prinsip Belajar untuk Berfikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, melainkan juga proses berfikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruhotak, baik otak kiri ataupun otak kanan. Sedangkan, pembelajaran berfikir ialah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

e. Prinsip Keterbukaan

(46)

30

dibuktikan kebenarannya. Dalam hal ini, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan keada siswa dalam mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

6. Jenis-Jenis Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri

Menurut Herdian,S.Pd. dalam herdy07.wordpress.com, pendekatan inkuiri dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan guru kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry Approach)

Pendekatan inkuiri terbimbing adalah pendekatan inkuiri saat guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan kepada suatu diskusi. Guru pun mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.

Pendekatan inkuiri terbimbing digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini, siswa belajar lebih berorientasi kepada bimbingan dan petunjuk dari guru, sehingga ia mampu konsep-konsep pelajaran.

(47)

31

konsep pelajaran. Selain itu,bimbingan dapat diberikan melaui lembar kerja siswa yang tersetruktur. Selama berlangsungnya proses belajar, guru harus memantau kelompok diskusi siwa, sehingga guru sanggup memberi petunjuk-petunjuk kepada siswa. b. Inkuiri Bebeas (Free Inquiry Approach)

Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Sebab, dalam pendekatan inkuiri bebas ini, siswa bekerja seolah-olah sebagai ilmuan. Siswa pun diberi kebebasan dalam menentukan permasalahan yang akan diselidiki, menentukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, serta merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan. Selama proses itu, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan, bahkan tidak diberikan sama sekali.

c. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (Modified Free Inquiry Approach)

(48)

32

belajar dengan pendekatan ini dalam menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Tetapi bimbingan yang diberikan sedikit daripada inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.

Selain ketiga jenis pendekatan inkuiri berdasarkan intervensi guru terhadap siswa tersebut, masih terdapat beberapa jenis pendekatan inkuiri lainnya. Achmad A. Hinduan dkk. dalam Edi Hendi M. mengemukakan empat jenis pendekatan untuk mengembangkan model inkuiri. Keempat pendekatan tersebut adalah

a. Model Inkuiri Pendekatan Rasional

Melalui model ini, guru mengarahkan siswa menuju suatu generalisasi dengan cara menggunakan penalaran (reasoning). Biasanya, guru menajukan sejumlah pertanyaan (secara lisan) serta memancing “jawaban” dari siswa sampai terjadinya generalisasi

yang diinginkan.

b. Model Inkuiri Pendekatan Penemuan Murni

(49)

33

c. Model Inkuiri Pendekatan Penemuan Terbimbing

Dalam hal ini, guru menyiapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan ditangani oleh masing-masing kelompok atau siswa. Guru tidak memberi tuntutan atau bimbingan, kecuali penjelasan yang menyangkut keselamatan kerja.

d. Model Inkuiri Pendekatan Eksperimental

Inkuiri eksperimental adalah proses penyusunan pernyataan yang dianggap benar dan mencari cara menguji kebenaran dari pertanyaan tersebut. Dalam perencanaan ini, perencanaan pembuktian kebenaran pernyataan atau jawaban terhadap pertanyaan harus didiskusikan sebelum menggunakan bahan-bahan.

7. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri

Menurut Sanjaya (2008) yang dikutip dalam bukunya Sitiatava Rizema Putra, langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Orientasi

Pada tahap ini , guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini ialah sebagai berikut:

(50)

34

2) Menerapkan pokok-pokok kegiatan yang mesti dilakkan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini, dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai merumuskan kesimpulan.

3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberi motivasi belajar siswa. b. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantangsiswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.

Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri. Oleh karena itu, melalui proses tersebut, siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berfikir.

c. Merumuskan Hipotesis

(51)

35

(berhipotesis) pada setiap setiap siswa ialah mengajukan berbagai pertanyaan yang bisa mendorong siswa supaya dapat merumuskan jawaban sementara atau perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

d. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, tetapi juga ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi barpikir.

e. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, namun juga mesti didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

f. Merumuskan Kesimpulan

(52)

36

Untuk mencapai kesimpulah yang akurat, sebaiknya guru mampu menunjukkan kepada siswa tentang data-data yang relevan.

8. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri

a. Kelebihan Pendekatan Inkuiri

Beberapa kelebihan dari pendekatan inkuiri dalam pembelajaran ialah sebagai berikut(Putra,2013:104):

1) Model pembelajaran inkuiri meningkatkan potensi intelektual siswa. Hal ini dikarenakan siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari permasalah yang diberikan dengan pengamatan dan pengalaman sendiri.

2) Ketergantungan siswa terhadap kepuasan ekstrinsik bergeser ke arah kepuasan instrinsik. Siswa yang telah berhasil menemukan sendiri sampai memecahkan masalah yang akan meningkatkan kepuasan intelektualnya yang datang dari dalam dirinya.

3) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan karena terlibat langsung dalam proses penemuan.

4) Belajar melalui inkuiri dapat memperpanjang proses ingatan. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pengetahuan sendiri pun ebih mudah diingat.

5) Belajar dengan inkuiri, ssiwa dapat memahami konsep-konsep sains dan ide-ide dengan baik.

(53)

37

keterlibatkan siswa dalam proses pembelajaran, semakin besar pula kemampuan belajar siswa tersebut. Pembelajaran inkuiri tidak hanya ditujukan untuk belajar konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tetapi juga belajar pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, komunikasi, dan lain sebagainya.

7) Proses pembelajaran inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri siswa. Keterlibatkan siswa dalam proses pembelajaran inkuiri lebih besar, sehingga memberikan kemungkinan kepadanya untuk memperluas wawasan dan mengembangkan konsep diri secara baik.

8) Tingkat harapan meningkat, tingkat harapan merupakan bagian dari konsep diri. Ini berarti bahwa siswa memiliki keyakinan atau harapan dapat menyelesaikan tugasnya secara mandiri berdasarkan pengalaman penemuannya.

9) Model pembelajaran inkuiri bsa mengembangkan bakat. Manusia memiliki berbagai bakat, salah satunya adalah bakat akademik, semakin banyak kebebasan dalam proses pembelajaran, semakin besar kemungkinan siswa untuk mengembangkat bakat lainnya, seperti kreatif, sosial, dan lain sebagainya.

(54)

38

kepada siswa untuk menemukan makna dari lingkungan sekelilingnya.

11)Model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencerna dan mengatur informasi yang didapatkan.

b. Kekurangan Pendekatan Inkuiri

Selain kelebihan, pendekatan inkuiri juga memiliki beberapa kekurangan, diantara lain sebagai berikut

1) Model pembelajaran inkuiri mengandalkan suatu kesiapan berpikir, sehingga siswa yang mempunyai kemampuan berpikir lambat bisa kebingungan dalam berpikir secara luas, membuat abstraksi, menemukan hubungan antar konsep dalam suatu mata pelajaran, atau menyusun suatu yang telah diperoleh secara tertulis maupun lisan. Sedangkan, siswa yang mempunyai kemampuan berpikir tinggi mampu memonopoli model pembelajaran penemuan, sehingga menyebabkan frustasi bagi siswa lainnya.

(55)

39

3) Harapan-harapan dalam model pembelajaran ini dapat terganggu oleh siswa-siswa dan guru-guru yang telah terbiasa dengan pengajaran tradisional.

4) Bidang sains membutuhkan banyak fasilitas untuk menguji ide-ide.

5) Kurang berhasil bila jumlah siswa terlalu banyak didalam satu kelas.

6) Sulit menerapkan metode ini karena guru dan siswa sudah terbiasa dengan metode ceramah dan tanya jawab.

7) Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih menekankan pada penguasaan kognif serta mengabaikan aspek keterampilan, nilai, dan sikap.

8) Kebebasan yang diberikan kepada siswa tidak selamanya bisa dimanfaatkan secara optimal dan sering terjadi siswa kebingungan.

9) Memerlukan sarana dan fasilitas. C. Ilmu Pengetahuan Alam

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

(56)

40

2. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahan Alam

Dalam bukunya Ahmad Susanto(2013:168) menjelaskan hakikat IPA adalah sebagai berikut:

a. IPA sebagai produk

IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatann empiris dan kegiatan analitis.

b. IPA sebagai proses

IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam.

c. IPA sebagai sikap

IPA sebagai sikap yaitu sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains, hal ini sesuai dengan sikap yang harus dimiliki oleh seorang ilmuan dalam melakukan penelitian dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya.

3. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Jacobson dan Bergman (1980) yang dikutip dari bukunya Ahmad Susanto karakteristik IPA adalah sebagai berikut: a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori.

b. Proses ilmuah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya.

(57)

41

d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau beberapa saja.

e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan ebenaran yang bersifat objektif.

4. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP,2006), dimaksudkan untuk: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam cipta-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkngan alam.

(58)

42

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

5. Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri

Dalam bukunya Ahmad Susanto(2013) dijelaskan banyak hasil penelitian yang menjadi bukti bahwa keunggulan inkuiri sebagai model dan strategi pembelajaran, akan tetapi masih banyak guru yang merasa keberatan atau tidak mau melaksanakan model pembelajaran inkuiri. Padahal, model pembelajaran inkuiri dianggap sebagai model yang paling pas dalam pembelajaran sains ini. Sebagaimana yang diamanatkan dalam kurikulum 2004 dan standar isi BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) juga mencantumkan inkuiri sebagai proses maupun sebagai produk yang diterapkan secara terintegrasi di kelas.

(59)

43

Menurut Nasional Research Council (NRC,2000), tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajarai prinsip dan konsep sains

b. Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja selayaknya seorang ilmuan.

c. Membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.

Pembelajaran inkuiri dapat dimulai dengan memberikan dan cara bagaimana menjawab pertanyaan tersebut. Melalui pertanyaan tersebut siswa dilatih melakukan observasi terbuka, erhipotesis bareksperimen yang akhirnya dapat menarik suatu kesimpulan. Kegiatan seperti ini dapat melihat siswa membuka pikirannya sehingga mampu membuat hubunganantara kejadian, objek atau kondisi dengan kehidupan nyata. Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inkuiri sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki lima komponen yang umum yaitu bertanya, keterlibatan siswa, bekerja sama, unjuk kerja, dan sumber-sumber bervariasi.

(60)

44

a. Adanya kegiatan merumuskan pertanyaan yang dapat diteliti melalui percobaan sederhana

b. Adanya perumusan hipotesis atau membuat prediksi

c. Merencanakan dan melaksanakan suatu percobaan sederhana d. Mengkomunikasikan hasil pengamatan dengan menggunakan data

serta peralatan yang digunakan dalam percobaan sederhana

e. Menyimpulkan hasil pengamatan atau eksperiman yang telah dilakukan

Tahap kegiatan diatas merupakan kegiatan pembelajaran inkuiri yang disederhanakan berdasarkan sintaks yang ada dalam pembelajaran inkuiri. Dengan tahap tersebut diharapkan pembelajaran sains disekolah dasar dapat terlaksana sebagai pembelajaran bermakna dan dapat memengaruhi siswa dalam bersikap seperti halnya sikap ilmuawan dalam pembelajaran sains.

D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal

(61)

45

satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidikan atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian disekolah berhak untuk mengetahuinya.satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orangtuanya, kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal

a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberi respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remidial atau layanan pengayaan.

(62)

46

Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan.

c. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan disekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolak ukur. Oleh kerena itu pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar disekolah.

(63)

47

memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah.

e. Merupakan target satuan pendidikandalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolak ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolak ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.

3. Prinsip penetapan KKM

Penetapan kriteria ketuntasan minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:

a. Penetapan KKM merupakan kegiatan oengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran disekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan. b. Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasabn

(64)

48

kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi. c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD)

merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.

d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut.

e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LBH/Rapor) peserta didik.

(65)

49

(66)

50 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak geografis MI Albidayah

MI ALBIDAYAH berlokasi di Dusun Kalibendo Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. MI Albidayah bertempat di samping Dusun Kalibendo Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang berjarak kurang lebih 3 kilometer dari Kecamatan Bandungan. MI Albidayah merupakan Yayasan Pendidikan Islam Al Bidayah Candi Bandungan yang didirikan pada tahun 1968, dengan luas tanah 1400 M2 dan luas bangunan 588 M2. anah tersebut merupakan waqaf dari tokoh agama yang bernama bapak K. Bidayah untuk dijadikan tempat pendidikan. Kepala madrasah MI Albidayah sekarang yaitu Bapak Cholid Mawardi, S.Ag.

2. Keadaan guru dan karyawan

MI Albidayah memiliki 9 orang Guru dan 3 orang karyawan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2

Tabel 3.1

Tabel Guru di MI Albidayah

No Nama / NIP Jabatan TMT Status

01. Cholid Mawardi,S.Ag Kamad 07/01/2003 DPK 02. Umi Rofiah, S.Pd.I Guru Kls II 19/07/1999 GTY 03. Shobiyah Guru Mulok 14/07/2008 GTT 04. Khiyarotun Naslah,

S.Pd.I

(67)

51 05. Nur Ida

Wahyuningrum,S.Pd.I

Guru Kls IV 17/07/2006 GTY 06. Wahyu Wulanningsih,

S.Pd

Guru Kls VI 16/07/2007 GTY 07. Niswatun Faizah, S.Pd.I Guru Kls I 16/07/2007 GTY 08. Ali Murtadho, S.Pd.I Guru Kls III 01/09/2012 GTT 09. Juniyanto,SHI Guru Penjas 14/07/2008 GTT

Table 3.2

Table Karyawan di MI Albidayah

No Nama / NIP Jabatan TMT Status

01. Sutrisno Penjaga 2007 PTY

02 Achmad Muhlasin Kebersihan 2010 PTY

03 Dawam Muroji Satpam 2007 PTY

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana MI Albidayah sebagai berikut Tabel 3.3

Tabel Sarana dan Prasarana di MI Albidayah

(68)

52

Tabel Lapangan di MI Albidayah

NO. Jenis Lapangan Olah Raga Jumlah Keterangan

1. Bola Volly 2 Sedang

2. Bak Lompat Jauh 1 Baik

3. Sepak Bola 1 Milik Desa

(69)

53 4. Visi dan misi MI Albidayah

Madrasah Ibtidaiyah Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas islam perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi era informasi dan globalisasi yang sangat cepat. Madrasah Ibtidaiyah Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang ingin mewujudkan respon dan harapan dalam visi dan misi sebagai berikut:

VISI: “TERWUJUDNYA PESERTA DIDIK YANG UNGGUL DALAM PRESTASI, TERAMPIL DAN BERAKHLAKUL KARIMAH”.

MISI:

1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam sehingga siswa menjadi tekun beribadah, jujur, disiplin, sportif, tanggung jawab, percaya diri, hormat pada orang tua, dan guru serta menyayangi sesama.

(70)

54

unggul dalam prestasi keagamaan, dan unggul dalam keterampilan sebagai bekal hidup di masyarakat.

3. Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler secara efektif sesuai bakat dan minat sehingga setiap siswa memiliki keunggulan dalam berbagai lomba keagamaan, unggul dalam berbagai lomba olah raga, dan seni.

4. Menumbuhkan sikap gemar membaca dan selalu haus akan pengetahuan.

5. Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan konsekuen.

6. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan stakeholder.

7. Melaksanakan pembinaan dan penelitian siswa

8. Mengadakan komunikasi dan koordinasi antarmadrasah, masyarakat, orang tua dan instansi lain yang terkait secara periodik dan berkesinambungan

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun gambaran ketiga siklus tersebut adalah:

1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I

(71)

55

1) Menyiapkan materi IPA dengan pokok bahasan perubahan sifat benda dengan sub bahasan perubahan sifat benda padat, cair, dan gas.

2) Membuat lembar observasi siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri

3) Membuat lembar observasi guru

4) Membuat lembar soal pretest untuk mengetahui daya serap siswa dalam pembelajaran IPA.

5) Membuat lembar soal ulangan atau posttest untuk mengetahui hasil belajar setelah melakukan siklus I.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada siklus I, dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2015 dan kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan:

1) Guru melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal dengan melakukan tanyajawab tentang perubahan sifat benda yang ada disekitar siswa.

2) Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu es batu, kapur barus dan cermin

(72)

56

4) Siswa secara berkelompok mencari perubahan yang terjadi pada benda tersebut dengan lembar panduan dari guru yang berisi penggolongan dan perubahannya.

5) Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai macam perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran saat mereka menggolongkan perubahan tersebut

6) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskripsi penemuan tentang perubahan sifat benda didepan kelas

7) Guru melakukan evaluasi c. Observasi

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.yang ditujukan untuk mengetahui keefektifan dari metode inkuiri dalam meningkatkan penguasaan materi IPA tentang perubahan sifat benda yang telah dilaksanakan. Pada siklus I kegiatan yang diamati adalah

1) Aktifitas guru, meliputi: a) Penyampaian appersepsi b) Penyampaian materi ajar c) Penggunaan metode d) Pemberian evaluasi

e) Pendekatan terhadap siswa 2) Aktifitas siswa, meliputi:

(73)

57

b) Keaktifan mengemukakan pertanyaan c) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru d) Keaktifan dalam menjawab pertanyaan d. Refleksi

Pada siklus I ini hasil belajar belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Siswa belum menguasai sepenuhnya akan materi yang disampaikan melalui metode inkuiri. Hanya beberapa siswa yang berkemampuan pandai yang mampu menyerap materi dengan baik. Khususnya dalam tahap merumuskan hipotesis sebagian besar kelompok masih mengalami kesulitan. Dikarenakan siswa dalam kelompok-kelompok tersebut bermain-main dengan benda yang menjadi pokok masalah. Dari temuan yang didapat pada siklus I ini, akan digunakan sebagai acuan pada siklus II.

2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan

1) Menyiapkan materi ajar IPA dengan sub pokok bahasan perubahan sifat benda yang disebabkan oleh pembakaran, perkaratan, pemanasan, pembusukan, pendinginan dan pemberian tekanan.

Gambar

Table 3.2
Tabel 3.4
Tabel 4.2  Tabel Hasil Tes Siklus I
Tabel 4.3 Tabel Hasil Tes Siklus II
+4

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga Skripsi dengan judul

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga Skripsi dengan judul

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga Skripsi dengan judul “Pengaruh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga Skripsi dengan judul “Pengaruh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga Skripsi dengan judul “Pengaruh

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya, sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi