• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN. KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN ix RINGKASAN EKSEKUTIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN. KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN ix RINGKASAN EKSEKUTIF."

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

iv | Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ………. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR TABEL ………... vi

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

RINGKASAN EKSEKUTIF ………. 1

BAB I PENDAHULUAN ……… 2

A. UMUM ……… B. VISI, MISI, DAN KEGIATAN USAHA ……….. 1. Visi ……….. 2. Misi ……….. 3. Kegiatan Usaha ………. C. NILAI DAN BUDAYA ………. 1. Nilai-nilai ………. 2. Budaya Organisasi………. D. STRUKTUR ORGANISASI ……… 1. Direktorat Keuangan dan Umum ……… 2. Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana ……….. 3. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan ……… 4. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan ………... 5. Satuan Pemeriksa Intern ………. 6. Kelompok Jabatan Fungsional ……… 7. Dewan Pengawas ………. 8. Dewan Penyantun ………. 2 3 3 3 4 4 4 5 6 7 8 9 9 9 10 10 11 BAB II RENCANA BISNIS DAN ANGARAN TAHUN 2012 ……… 12

A. GAMBARAN KONDISI LPDP ……….. 1. Kondisi Internal ……….

a. Organisasi ……… b. Sumber Daya Manusia ………..

12 12 12 13

(6)

v | Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya c. Sumber Daya Keuangan ……….. d. Sarana dan Prasarana ……….. e. Riset dan Data Pendukung yang Belum Tersedia ……… 2. Kondisi Eksternal ……….. a. Kondisi Pendidikan di Indonesia ………..…… b. Kondisi Ekonomi Makro ………. B. ASUMSI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN 2012…………

1. Asumsi Ekonomi Makro ………..

2. Asumsi Mikro ………. a. Pengembangan Pelayanan Baru ………. b. Asumsi Volume Pelayanan ………... c. Asumsi Tarif ………. d. Dana Kelolaan yang Bersumber dari APBN ……….. e. Kebijakan Akuntansi Sesuai dengan Standar Akuntansi yang

Berlaku ………. C. PENCAPAIAN KINERJA DAN TARGET KINERJA ………..

1. Tujuan, Sasaran Strategis, Proses Bisnis dan Peta Strategi ……… a. Tujuan ……….. b. Sasaran Strategis ………... c. Peta Strategi ……… 2. Indikator Kinerja Utama ……… 3. Target Capaian Kinerja Tahun 2012 ……….

a. Pendapatan Per Unit Kerja ………... b. Belanja Per Unit Kerja ……… c. Pengelolaan Dana Khusus ……… d. Ikhtisar Target Pendapatan TA 2012 ……….. e. Ikhtisar Belanja/Pembiayaan TA 2012 ……… f. Pendapatan dan Belanja Agregat ……… g. Biaya Layanan Per Unit Kerja ……….. h. Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja ……….…….

D. AMBANG BATAS ……….. 14 15 15 15 15 21 25 25 26 26 30 31 33 33 39 39 39 39 40 52 53 53 54 55 56 56 57 58 58 61

(7)

vi | Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Anggaran LPDP tahun 2012 untuk Setiap Output

Tabel II.2 Peringkat Daya Saing Indonesia

Tabel II.3 Perkembangan Score dan Ranking 12 Pilar Indikator GCI Indonesia Tahun 2009-2010 dan 2010-2011

Tabel II.4 Perkembangan Ranking Indikator Pendidikan Indonesai menurut GCI Tahun 2009-2010 dan 2010-2011

Tabel II.5 Perbandingan Mahasiswa S3 Beberapa Negara

Tabel II.6 Data Publikasi Indonesia per Tahun 1996-2012

Tabel II.7 Suku Bunga Rata-rata Perbankan Nasional

Tabel II.8 Rincian Alokasi Dana Layanan Beasiswa Tahun 2013

Tabel II.9 Proyeksi Dana Pokok DPPN sampai dengan Tahun 2012

Tabel II.10 Tujuan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan

Tabel II.11 Kebutuhan Barang Inventaris

Tabel II.12 Strategi Pembentukan Budaya Organisasi

Tabel II.13 SDM LPDP 2012

Tabel II.14 Indikator Kinerja Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Tahun 2012

Tabel II.15 Revenue dan Cost Center LPDP

Tabel II.16 Rincian Pendapatan Per Unit Kerja Tahun 2012

Tabel II.17 Alokasi Belanja Untuk Setiap Unit Dan Output

Tabel II.18 Perkembangan Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional Tahun 2011

Tabel II.19 Kebutuhan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional TA 2012

Tabel II.20 Ikhtisar Target PNBP Menurut Program Dan Kegiatan TA 2012

Table II.21 Pendapatan dan Belanja LPDP TA 2012

Tabel II.22 Ihktisar Pendapatan dan Belanja Agregat LPDP TA 2012

(8)

vii | Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya Tabel II.24 Sasaran Inflasi Indonesia Tahun 2012-2015

Tabel III.1 Prakiraan Maju PNBP

Tabel III.2 Prakiraan Maju Belanja Operasional

(9)

viii | Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Struktur Organisasi LPDP

Gambar II.1 Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Berbagai Propinsi

Gambar II.2 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Indonesia

Gambar II.3 Perkembangan Inflasi per Triwulan I 2012

Gambar II.4 Nilai Tukar Rupiah vs USD

Gambar II.5 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah per Triwulan I 2012

Gambar II.6 Program Beasiswa LPDP

Gambar II.7 Prosedur Penyaluran Beasiswa S2 dan S3

Gambar II.8 Pergerakan Rata-rata Suku Bunga Seposito Berjangka 2011-2012

(10)

ix | Lembaga Pengelola Dana Pendidikan – Melayani untuk Indonesia Jaya

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I-RBA/LPDP/2012 Asumsi Biaya Satuan Beasiswa

Lampiran II-RBA/LPDP/2012 Asumsi Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan

Lampiran III-RBA/LPDP/2012 Rincian Belanja Per Unit Kerja

Lampiran IV-RBA/LPDP/2012 Ikhtisar Belanja/Pembiayaan Per Program dan Kegiatan

Lampiran V-RBA/LPDP/2012 Pendapatan dan Belanja Agregrat

Lampiran VI-RBA/LPDP/2012 Biaya Layanan Per Unit Kerja

(11)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Berkenaan dengan hal tersebut, kondisi pembangunan di bidang pendidikan telah terlihat adanya perbaikan yang signifikan. Namun, bukan berarti permasalahan pendidikan telah selesai sepenuhnya. Kualitas dan akses pendidikan masih menjadi persoalan. Faktor geografis Indonesia yang berada di wilayah rawan bencana alam juga menjadi tantangan tersendiri.

Memperhatikan hal tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas dan akses pendidikan bagi warga negara. Pemerintah juga berusaha menjamin keberlangsungan program pendidikan dari generasi ke generasi (intergenerational equity). Salah satu langkah untuk mewujudkan hal tersebut, telah dialokasikan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) sebesar Rp3,617 triliun pada APBN tahun 2010 dan 2011 dan sebesar Rp7 triliun pada APBN dan APBN-P tahun 2012.

DPPN tersebut dialokasikan untuk pembentukan Endowment Fund yang bertujuan untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi dan dilakukan oleh Badan Layanan Umum (BLU), dan Dana Cadangan Pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam.

Menindaklanjuti hal tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan dibentuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tentang Penetapan LPDP pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan BLU, LPDP ditetapkan sebagai BLU penuh.

Pada tahun 2012, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) LPDP adalah sebesar Rp428.349.818.048. Dana yang disalurkan direncanakan sebesar Rp239.428.740.000 atau 56% dari total PNBP. Dari jumlah penyaluran tersebut sebesar Rp148.054.350.000 atau 62% dialokasikan untuk beasiswa, dan sebesar Rp24.360.000.000 atau 10% dialokasikan untuk kegiatan penelitian mahasiswa. Alokasi untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam sebesar Rp67.014.390.000 atau 28%.

(12)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

2

BAB I

PENDAHULUAN

A.

UMUM

Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan terkait dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa telah mengalami perkembangan yang berarti. Hal ini antara lain terlihat dari tingkat buta huruf yang semakin kecil, angka partisipasi sekolah yang semakin meningkat, dan infrastruktur pendidikan yang semakin baik.

Namun bukan berarti tujuan UUD tersebut telah tercapai sepenuhnya. Beberapa studi dan indikator menunjukkan bahwa kondisi pendidikan masih harus ditingkatkan. Global Competitiveness Report Study 2011-2012 yang diterbitkan oleh World Economic Forum menunjukkan peringkat pendidikan dasar dan pendidikan tinggi Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Hal tersebut membawa dampak pada rendahnya peringkat daya saing Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Pemerataan akses pendidikan bagi semua warga negara, terkait dengan kondisi geografis, gender, kemampuan ekonomi dan budaya juga masih menjadi persoalan. Permasalahan geografis Indonesia yang berada di wilayah rawan bencana alam juga menjadi permasalahan sendiri.

Dilatarbelakangi oleh kondisi tersebut, pada tahun 2010, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan langkah strategis dengan mengusulkan dan menetapkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Tahun Anggaran 2010 dialokasikan dana sebesar Rp1 triliun sebagai Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN). Tahun berikutnya, dalam APBN Tahun 2011 sebesar Rp2,617 trilun dan tahun 2012 dialokasikan sebesar Rp 1 triliun melalui APBN serta Rp6 triliun melalui APBN-P.

Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) adalah alokasi anggaran dalam APBN yang diperuntukkan bagi pembentukan Endowment Fund untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antar generasi, dan Dana Cadangan Pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana

(13)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

3

alam. Amanat undang-undang menyatakan bahwa pengelolaan DPPN dilakukan oleh

Badan Layanan Umum (BLU) di bidang pendidikan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, pemerintah membentuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tentang Penetapan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, LPDP ditetapkan sebagai BLU penuh. Dengan penetapan tersebut, LPDP diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Sesuai dengan PMK tersebut di atas, LPDP mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional baik Dana Abadi Pendidikan (Endowment Fund) maupun Dana Cadangan Pendidikan. Pengelolaan tersebut meliputi pengembangan dana dan penyaluran dana baik untuk kegiatan pendidikan, berupa beasiswa dan penelitian, maupun untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana.

B.

VISI, MISI, DAN KEGIATAN USAHA

1.

Visi

Menjadi lembaga pengelola dana yang terbaik di tingkat regional untuk menciptakan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi bagi Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan.

2.

Misi

a) Mempersiapkan pemimpin dan profesional masa depan Indonesia melalui pembiayaan pendidikan;

b) Mendorong riset strategis dan/atau inovatif yang implementatif dan menciptakan nilai tambah melalui pendanaan riset;

c) Menjamin keberlangsungan pendanaan pendidikan bagi generasi berikutnya melalui pengelolaan Dana Abadi Pendidikan yang optimal;

d) Sebagai last resort, mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam melalui pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan.

(14)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

4

3.

Kegiatan Usaha

a. Pengembangan dana (investasi) yaitu pengelolaan DPPN dalam bentuk penempatan pada berbagai instrumen yang menghasilkan nilai tambah mendapatkan nilai tambah yang diharapkan (expected return).

b. Penyaluran dana yaitu penggunaan hasil pengembangan DPPN (investasi) untuk kegiatan pendidikan berupa:

1. Beasiswa;

Beasiswa diperuntukkan kepada warga negara Indonesia yang berkeinginan melanjutkan pendidikannya ke jenjang magister dan doktoral (S2/S3) di dalam maupun di luar negeri (termasuk penyelesaian tesis dan desertasi) serta berprestasi akademis di jenjang pendidikan sebelumnya. Disamping itu, beasiswa diperuntukan bagi yang memiliki jiwa kepempimpinan dan komitmen untuk berkontribusi kepada bangsa dan Negara.

2. Bantuan dana penelitian dan penghargaan hasil karya penelitian;

Bantuan dana penelitian diperuntukan kepada kelompok periset yang berminat dan memiliki kompetensi untuk melakukan riset inovatif-produktif dengan fokus pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory). Sementara itu, penghargaan hasil karya penelitian diperuntukan kepada periset yang memiliki hasil karya penelitian yang telah diaplikasikan serta terbukti memberi nilai tambah.

3. Pembentukan Dana Cadangan Pendidikan untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana.

c. Dana Cadangan Pendidikan dibentuk sebagai last resort dalam rangka mendukung rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam melalui pengelolaan Dana Cadangan Pendidikan.

C.

NILAI DAN BUDAYA

1.

Nilai-nilai

Sebagai satuan kerja yang berada di lingkungan Kementerian Keuangan, maka LPDP berpegang pada nilai-nilai Kementerian Keuangan yang diharapkan dapat dijadikan pedoman dan motivasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai Kementerian Keuangan tersebut adalah sebagai berikut:

(15)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

5

a.

Integritas

Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.

b.

Profesionalisme

Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen tinggi.

c.

Sinergi

Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku.

d.

Pelayanan

Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman.

e.

Kesempurnaan

Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.

2.

Budaya Organisasi

LPDP berada di lingkungan birokrasi sehingga rentan menjadi organisasi yang memiliki budaya birokrasi yang kuat. Organisasi dengan budaya birokrasi yang kuat dicirikan oleh struktur, hierarki, berbagai macam aturan yang kaku, tidak berani mengambil risiko, tidak efektifnya kerjasama antar anggota serta kurangnya kompetensi dan motivasi (Want dalam The Jakarta Consulting Group, 2008).

Budaya birokrasi tidak sesuai dengan karakteristik LPDP sebagai BLU. Oleh karena itu, diperlukan pembentukan budaya organisasi yang sesuai dengan karakteristik LPDP antara lain budaya fleksibilitas, kerjasama, berorientasi pada hasil, dan kehati-hatian (prudent).

(16)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

6

D.

STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana strategis bisnis, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan serta rencana kerja dan anggaran satuan kerja;

2. Pengelolaan dan pengembangan dana Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan;

3. Penyaluran Dana Pengembangan Pendidikan Nasional serta monitoring dan evaluasi atas penyaluran;

4. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran, akuntansi dan penyelesaian transaksi (setelmen), serta pelaporan;

5. Pengendalian intern dan penerapan manajemen risiko dengan prinsip kehati-hatian terhadap pelaksanaan tugas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan; dan 6. Pengelolaan sumber daya manusia, urusan umum dan kerumahtanggaan

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan.

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan terdiri atas: 1. Direktorat Keuangan dan Umum;

2. Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana; 3. Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan;

4. Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan; 5. Satuan Pemeriksaan Intern; dan

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Untuk menciptakan tata kelola yang baik dalam pengelolaan DPPN, di luar struktur tersebut, LPDP dilengkapi dengan Dewan Penyantun dan Dewan Pengawas. Dewan Penyantun terdiri dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama. Adapun struktur organisasi LPDP dapat digambarkan sebagai berikut:

(17)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

7

Gambar I.1

Struktur Organisasi LPDP

1.

Direktorat Keuangan dan Umum

Direktorat Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan renstra, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran, akuntansi dan pelaporan, penyelesaian transaksi (setelmen), pengelolaan sumber daya manusia, serta urusan umum Lembaga Pengelola Dana Pendidikan.

Direktorat Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja;

b. Pengelolaan anggaran dan keuangan;

c. Penyusunan sistem dan manual akuntansi, laporan keuangan dan kinerja, serta akuntansi atas setiap transaksi;

d. Pelaksanaan setelmen;

e. Perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia; dan f. Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan.

Direktorat Keuangan dan Umum terdiri dari dua divisi, yaitu:

Dewan Pengawas Direktur Utama

Direktorat Keuangan dan Umum

Divisi Anggaran dan Akuntansi

Divisi Sumber Daya Manusia dan

Umum Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data Divisi Pengembangan Dana Kelolaan Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan

Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan Satuan Pemeriksaan Internal

Menteri Keuangan Dewan Penyantun

(18)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

8

a. Divisi Anggaran dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan koordinasi

penyiapan bahan penyusunan rencana strategis, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran operasional dan pelaksanaan setelmen, penyusunan sistem dan manual akuntansi, serta penyusunan laporan keuangan dan kinerja organisasi.

b. Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai tugas melakukan perencanaan kebutuhan pengadaan, penempatan dan pengembangan sumber daya manusia, serta pelaksanaan urusan umum dan kerumahtanggaan.

2.

Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana

Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana strategis bisnis, penyusunan rencana bisnis tahunan, pengembangan dana kelolaan dan pendapatan, pengelolaan kerjasama pendanaan, penyusunan rencana penyaluran dana, riset serta manajemen data.

Direktorat Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan;

b. Penyiapan pengembangan dana kelolaan dan hasil pendapatan; c. Pengelolaan kerja sama pendanaan;

d. Penyiapan penyusunan rencana penyaluran dana; dan e. Riset dan manajemen data.

Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Dana terdiri atas:

a. Divisi Perencanaan Usaha dan Manajemen Data mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis perencanaan usaha berupa rencana strategis bisnis dan rencana bisnis tahunan, koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana, riset, pengelolaan data dan informasi, serta pelaporan usaha.

b. Divisi Pengembangan Dana Kelolaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis pengembangan dana kelolaan dan hasil pendapatan, dan pengelolaan kerja sama pendanaan.

(19)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

9

3.

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan, penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan penyaluran dana kegiatan pendidikan.

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan;

b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan dan penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan; dan

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana kegiatan pendidikan.

Direktorat Dana Kegiatan Pendidikan terdiri atas:

a. Divisi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana kegiatan pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal kegiatan pendidikan dan menyalurkan dana untuk kegiatan pendidikan.

b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan mempunyai tugas melakukan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana beasiswa.

4.

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam, verifikasi dan penilaian atas proposal, penyaluran dana, monitoring dan evaluasi atas pelaksananaan penyaluran rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam.

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan dan koordinasi untuk penyusunan rencana penyaluran

dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam;

b. Pelaksanaan verifikasi dan penilaian atas proposal, serta penyaluran dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam; dan

c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan.

(20)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

10

Direktorat Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan terdiri atas:

a. Divisi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan, verifikasi dan penilaian atas proposal rehabilitasi fasilitas pendidikan, menyalurkan dana untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan.

b. Divisi Evaluasi Penyaluran Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penyaluran dana rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam.

5.

Satuan Pemeriksaan Internal

Satuan Pemeriksaan Intern mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan intern atas pelaksanaan tugas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Fungsi Satuan Pemeriksaan Intern adalah:

a. Penyusunan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan audit charter dan audit program;

b. pelaksanaan audit berbasis risiko khususnya pada aktivitas usaha Lembaga Pengelola Dana Pendidikan; dan

c. Melakukan reviu terhadap laporan keuangan untuk meyakinkan bahwa isi, penyajian, dan pengungkapannya sesuai dengan standar akuntansi pemerintah dan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

6.

Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

7.

Dewan Pengawas

Dalam PP. No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, pasal 34 diatur bahwa untuk melaksanakan pengawasan BLU dapat membentuk Dewan Pengawas. Dalam Tata Kelola LPDP diatur, Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap:

a. Pengelolaan endowment fund dan dana cadangan pendidikan yang dilakukan oleh Direksi;

b. Pelaksanaan Rencana Strategi Bisnis (Renstra) yang dilakukan oleh Direksi; c. Pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) oleh Direksi; dan

(21)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

11

8.

Dewan Penyantun

Dalam PMK nomor 252/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDP pasal 32 disebutkan bahwa Dewan Penyantun mengatur ketentuan pelaksanaan lebih lanjut PMK tersebut. Dewan Penyantun memiliki fungsi:

a. Mengarahkan strategi kebijakan umum pengelolaan DPPN oleh LPDP; b. Menetapkan perencanaan jangka panjang serta tujuan LPDP;

c. Menetapkan kebijakan umum pengembangan dan penyaluran DPPN; dan d. Menetapkan proporsi alokasi DPPN untuk endowment fund dan dana

(22)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

12

BAB II

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN

TAHUN 2012

A.

GAMBARAN KONDISI LPDP

1.

Kondisi Internal

a.

Organisasi

LPDP berdiri berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Dalam peraturan tersebut dinyatakan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional baik dana abadi pendidikan (Endowment Fund) maupun Dana Cadangan Pendidikan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.05/2012 tentang Penetapan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan pada Kementerian Keuangan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, LPDP ditetapkan sebagai BLU penuh. Dengan penetapan tersebut, LPDP diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sesuai dengan PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Memperhatikan peraturan tersebut, diperlukan beberapa kelengkapan organisasi, yaitu Dewan Penyantun dan Dewan Pengawas. Dewan Penyantun terdiri dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama. Sedangkan Dewan Pengawas terdiri dari Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, dan unsur independen.

Disamping itu, untuk menciptakan tata kelola yang baik, harus disusun pula Kebijakan Umum mengenai Pengelolaan DPPN, yang meliputi kebijakan pengelolaan dana, kebiajakan penyaluran dan kebijakan pendukung. Kebijakan tersebut diperlukan mengingat LPDP merupakan satuan kerja yang harus patuh pada peraturan perundang-undangan dan dana yang

(23)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

13

dikelola LPDP merupakan dana dari APBN yang harus

dipertanggungjawabkan, sementara risiko yang kemungkinan terjadi tidak bisa dihilangkan seluruhnya.

Selain itu, untuk memastikan proses penyelesaian tugas dan fungsi penempatan dan penyaluran dana beserta tugas dan fungsi pendukung di back office telah melalui tata urutan dan dilakukan oleh unit yang memiliki tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, diperlukan Standard Operation Procedure (SOP). Untuk tugas dan fungsi yang penyelesaiannya memerlukan metode kerja/formula/rumus yang terstandar dan baku dapat pula disusun manual/petunjuk teknis penyelesaian pekerjaan.

b.

Sumber Daya Manusia

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.01/2011 diatur bahwa pegawai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan berasal dari Pegawai Negeri Sipil pembinaannya dilakukan oleh Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Agar pelaksanaan tugas setiap direktorat dilaksanakan oleh SDM yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, Direktur Keuangan dan Umum (Direktur KU) dan Direktur Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana (Direktur PUPD) berasal dari Kementerian Keuangan. Sedangkan Direktur Dana Kegiatan Pendidikan (Direktur DKP) dan Direktur Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan (Direktur DRFP) berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada tahun 2012, telah bertugas secara penuh pada LPDP 6 orang, yaitu Direktur Utama, Direktur Keuangan dan Umum, Direktur Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana. Status kepegawaian ketiga direksi tersebut masih merangkap pada unit kerja yang lama. Direksi tersebut dibantu tiga orang staf yang status kepegawaiannya berada masih berada pada Biro SDM. Di samping itu, pada waktu diperlukan, telah bertugas pula dua orang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah diusulkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada tahun 2012 telah ada sebanyak 23 orang yang berasal dari PNS, ditambah dengan beberapa orang dari pasar tenaga kerja untuk mengisi posisi tenaga profesional, seperti manajemen risiko, auditor dan penasehat

(24)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

14

investasi. Di samping itu juga diperlukan tenaga klerikal seperti caraka,

tenaga kebersihan, sekretaris, sopir, dan tenaga keamanan.

c.

Sumber Daya Keuangan

Pada tahun 2010, Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) yang dialokasikan dalam APBN adalah sebesar Rp1.000.000.000.000. Pada tahun 2011, DPPN yang dialokasikan dalam APBN adalah sebesar Rp2.617.700.000.000. Pada tahun 2012, melalui APBN Tambahan/Perubahan TA 2012, dialokasikan kembali sebesar Rp7.000.000.000.000. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional tersebut adalah anggaran pendidikan yang dialokasikan untuk pembentukan Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan yang bertujuan untuk : 1) Endowment Fund untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan

bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban antargenerasi.

2) Dana cadangan pendidikan untuk mengantisipasi keperluan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam.

Dalam rangka melaksanakan amanah UU tersebut di atas, pada tahun 2012 ini penggunaan pendapatan direncanakan adalah sebagai berikut:

1) Belanja atas Pengelolaan Endowment Fund yaitu penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan dan rehabilitasi fasilitas pendidikan sebesar Rp239.428.740.000; dan

2) Belanja Operasional LPDP yaitu untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebesar Rp11.858.264.000, dengan perincian sebagai berikut :

Tabel II.1

Anggaran LPDP tahun 2012 untuk Setiap Output

No. Output Jumlah (Rp)

1. Layanan dukungan manajemen 3.343.333.000

2. Dokumen analisis dan evaluasi 749.200.000

3. Laporan hasil verifikasi 241.388.124.000

4. Layanan perkantoran 1.982.291.000

5. Kendaraan Bermotor *) 1.348.000.000

6. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 583.000.000 7.. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 289.056.000

8. Gedung/Bangunan 1.604.000.000

TOTAL 251.287.004.000

*) Revisi output Kendaraan Bermotor untuk mengakomodir pendapatan hibah kendaraan bermotor roda empat senilai Rp590.050.000

(25)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

15

d.

Sarana dan Prasarana

Pada tahun 2012 ini, sarana dan prasarana fisik yang dimiliki oleh LPDP belum memadai bagi pelaksanaan tugasnya baik dalam bentuk gedung kantor dan peralatan. Untuk sementara waktu, sarana prasarana yang digunakan LPDP adalah sebagai berikut:

 Gedung kantor pada saat ini menempati Gedung A.A. Maramis II Lantai 2 di komplek perkantoran Kementerian Keuangan Jl. Lapangan Banteng Timur Nomor 1, Jakarta Pusat.

 Sarana dan prasarana lainnya untuk sementara menggunakan barang inventaris Biro Umum Sekretariat Jenderal.

Di samping sarana dan prasarana fisik, LPDP juga memerlukan perangkat teknologi informasi untuk menunjang operasionalnya terutama dalam rangka pengembangan dana (investasi), penyaluran beasiswa dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam.

e.

Riset dan data pendukung

Sebagai satuan kerja yang harus mengembangkan dana, LPDP harus mengembangkan database yang dapat digunakan untuk proses perencanaan portofolio penempatan dana, valuasi instrumen penempatan dana dan pengambilan keputusan penempatan dana sekaligus pelaksanaan manajemen risiko finansial. Saat ini riset dan data pendukung masih belum ada dan direncanakan baru mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2012.

Di samping itu, mutlak pula dibangun data base untuk penyaluran dana pendidikan, yang bisa digunakan untuk perencanaan, terutama penentuan sasaran penyaluran, baik dilihat dari sisi kewilayahan maupun jenjang pendidikan. Data base juga diperlukan sebagai bahan monitoring dan pengembangan manajemen risiko operasional penyaluran dana pendidikan.

2.

Kondisi Eksternal

a. Kondisi Pendidikan di Indonesia

Kondisi pendidikan terus mengalami perbaikan. Hal tersebut terlihat dari beberapa indikator, diantaranya adalah tingkat buta huruf, pendidikan yang telah dilalui penduduk dengan usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi kasar, dan disparitas antar kabupaten/kota.

Namun, beberapa indikator yang diterbitkan lembaga international, misalnya World Economic Forum, kualitas SDM di Indonesia masih relatif tertinggal

(26)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

16

yang berdampak pada rendahnya daya saing perekonomian Indonesia.

Global Competitiveness Report 2011 yang diterbitkan oleh World Economic Forum menunjukkan tingkat daya saing Indonesia berada pada peringkat yang relatif rendah, yakni pada peringkat 46. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti China, Malaysia, Thailand dan Singapura, Indonesia masih di bawah negara-negara tersebut. China berada pada peringkat 26, Malaysia berada pada peringkat 21, Thailand berada pada peringkat 39 dan Singapura berada pada peringkat 2. Peringkat Indonesia hanya lebih baik dibandingkan dengan Vietnam yang berada pada peringkat 65 dan Philipina 75. Tabel peringkatan daya saing beberapa negara 4 tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel II.2

Peringkat Daya Saing Indonesia

No Negara GCI 2009 GCI 2010 GCI 2011 Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai

1 Singapora 3 5.55 3 5.48 2 5.63 2 Malaysia 24 4.87 26 4.88 21 5.08 3 China 29 4.74 27 4.84 26 4.90 4 Thailand 36 4.56 38 4.51 39 4.52 5 Indonesia 54 4.26 44 4.43 46 4.38 6 Vietnam 75 4.03 59 4.27 65 4.24 7 Philipines 87 3.90 85 3.96 75 4.08

Sumber : The Global Competitiveness Report 2011-2012, World Economic Forum

Global Competitiveness Report 2011 juga menunjukkan, beberapa pilar yang mempengaruhi daya saing Indonesia yang tidak optimal tersebut, yaitu kelembagaan (institutions), infrastruktur, kondisi ekonomi makro, termasuk pilar kondisi kesehatan dan pendidikan dasar dan pilar pendidikan tinggi dan pelatihan. Beberapa pilar yang mempengaruhi peringkat daya saing Indonesia selengkapnya adalah sebagai berikut :

(27)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

17

Tabel II.3

Perkembangan Score dan Ranking 12 Pilar Indikator GCI Indonesia

Sumber : The Global Competitiveness Report 2010 - 2011, World Economic Forum

Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, pada pilar kesehatan dan pendidikan dasar, kualitas pendidikan di Indonesia relatif tertinggal. Indonesia berada pada peringkat 64 dari 142 negara. Dibandingkan dengan negara tetangga, peringkat Indonesia lebih rendah daripada Singapura (3), Malaysia (33), dan Filipina (42). Kondisi yang sama juga terjadi pada indikator pendidikan tinggi dan pelatihan. Pada Indikator ini, Indonesia berada pada peringkat 69 dari 142 negara. Dibandingkan dengan negara tetangga, peringkat Indonesia lebih rendah daripada Malaysia (38), Thailand (62) dan Singapura (4).

Rendahnya peringkat pilar kesehatan dan pendidikan dasar Indonesia dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kualitas pendidikan dasar yang rendah dan primary education enrollment rate. Sedangkan untuk pilar pendidikan tinggi dan training dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor diantaranya secondary education enrollment rate, secondary education enrollment rate, quality of the education system dan sebagainya.

(28)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

18

Tabel II.4

Perkembangan Ranking Indikator Pendidikan Indonesia menurut GCI

Sumber : The Global Competitiveness Report 2010-2011, World Economic Forum

Ketertinggalan pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain juga terlihat indikator lain, seperti perbandingan jumlah mahasiswa strata 3 di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain. Pada tahun 2011, jumlah mahasiswa S3 di Indonesia berjumlah 23.000 orang atau sebesar 98 orang per satu juta penduduk. Angka ini jauh di bawah negara-negara maju, misalnya Amerika, yang mahasiswa S3-nya berjumlah 3.100.000 orang atau 9.850 orang untuk setiap satu juta penduduk. Bahkan dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, Indonesia juga masih jauh tertinggal. Jumlah mahasiswa S3 di Malaysia mencapai 14.000 orang atau 509 orang per satu juta penduduk. Dengan asumsi pertambahan mahasiswa S3 di Indonesia

(29)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

19

sebesar 15% per tahun, Indonesia baru bisa menyamai Malaysia pada

kondisi saat ini pada tahun 2022. Data perbandingan mahasiswa S3 Indonesia dengan beberapa negara adalah sebagai berikut :

Tabel II.5

Perbandingan Mahasiswa S3 Beberapa Negara

Negara Jumlah S3 Tahun 2011

Populasi S3 per 1 Juta Penduduk Indonesia 23.000 234.000.000 98 Malaysia 14.000 27.500.000 509 India 1.690.000 1.198.000.000 1.410 Jerman 328.000 82.200.000 3.990 Perancis 320.000 62.300.000 5.136 Jepang 819.000 127.200.000 6.438 USA 3.100.000 314.700.000 9.850

Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012

Dilihat dari indikator jumlah publikasi ilmiah, Indonesia sebenarnya telah mengalami perkembangan, yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel II.6

Data Publikasi Indonesia per tahun 1996-2010

Sumber : SCImago Journal & Country Rank, 2012

Namun, bila dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia masih tertinggal. Indonesia berada posisi 64 dari 236 negara yang terdata. Peringkat ini lebih rendah dibandingkan negara ASEAN yang lain. Singapura unggul pada ranking 32, disusul Thailand 42, dan Malaysia 43.

(30)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

20

Sementara itu, dalam hal prasarana fasilitas pendidikan, sebagai

konsekuensi letak geografis Indonesia yang berada pada daerah bencana, kerusakan fasilitas pendidikan di Indonesia menunjukkan angka yang cukup memprihatinkan. Sebaran kerusakan fasilitas pendidikan tersebut dapat disajikan dalam diagram lingkar sebagai berikut :

Gambar II.1

Kerusakan Fasilitas Pendidikan di Berbagai Propinsi

Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Kondisi pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak lepas dari kondisi sosial, ekonomi, budaya, teknologi dan politik antara lain :

1) Geografis, Demografis, Sosial, Budaya dan Lingkungan

Kondisi sosial, budaya, dan lingkungan yang mempengaruhi pengelolaan dana pengembangan pendidikan antara lain :

a) Indonesia sebagai negara kepulauan dan termasuk dalam negara rawan bencana, yang banyak menimbulkan kerusakan pada fasilitas pendidikan;

b) Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi;

c) Kesenjangan aksesibilitas terhadap pendidikan antara penduduk perkotaan dan pedesaan, antara penduduk kaya dan miskin, antara wilayah maju dan wilayah tertinggal; dan

d) Perbedaan persepsi kebutuhan pendidikan dari aspek budaya (etnis dan gender).

(31)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

21

Sumber: Bank Indonesia

2) Ekonomi

Kondisi ekonomi yang mempengaruhi pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional antara lain :

a) Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran; b) Kesenjangan pertumbuhan ekonomi antarwilayah;

c) Meningkatnya daya saing dan isu globalisasi ekonomi yang mengancam perekonomian nasional;

d) Komitmen pemenuhan pendanaan minimal 20% (dua puluh persen) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

3) Politik, Pertahanan dan Keamanan

Kondisi politik, pertahanan dan keamanan yang dapat mempengaruhi pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional antara lain : a) Kemungkinan adanya ketidakstabilan politik, pertahanan dan

keamanan;

b) Ancaman disintegrasi bangsa; dan

c) Ketidakselarasan peraturan perundangan yang berdampak pada penyelenggaraan pendidikan.

b. Kondisi Ekonomi Makro

Selama tahun 2011, kondisi perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan cukup signifikan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar II.2

(32)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

22

Tabel tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi naik dari 6,1% pada

tahun 2010 menjadi 6,5 persen menjadi sebesar 6,50% tahun 2011.

Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang kuat, yang didorong oleh peningkatan pendapatan riel karena inflasi yang rendah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh pendapatan dari hasil ekspor yang tumbuh tinggi sepanjang tahun 2011. Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut tentu menggembirakan, karena terjadi ketika perekonomian global kurang kondusif yang ditandai rendahnya pertumbuhan ekonomi negara-negara Eropa dan Amerika. Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya lebih rendah bila dibandingkan dengan China dan India.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2012 ini juga mengalami keadaan yang relatif stabil seperti tahun 2011 yakni sebesar 6,5% (yoy). Kestabilan ini bersumber dari kestabilan konsumsi rumah tangga dan akselerasi investasi. Konsumsi rumah tangga masih didorong oleh optimisme konsumen sehingga konsumsi tumbuh dengan stabil. Sedangkan akselerasi investasi didukung oleh agresifitas investor di tengah iklim usaha yang semakin baik dan kondusif, semakin kuatnya pendanaan, dan terjadinya percepatan pembangunan proyek infrastruktur terutama dalam bidang kelistrikan.

Inflasi pada tahun 2011 juga relatif terkendali, yaitu sebesar 3,79%. Tingkat inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu sebesar 6,96% yang terus mengalami kestabilan sampai dengan kuartal I tahun 2012 yang besarnya 0,88% (qtq) dan 3,79% (yoy). Tekanan inflasi ini masih tetap terkendali meskipun sedikit mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Beberapa factor yang mempengaruhi tingkat inflasi antara lain adalah ekspektasi yang meningkat sejalan dengan rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sepanjang triwulan I 2012, beberapa factor eksternal yang mendorong inflasi antara lain kenaikan harga komoditas internasional non pangan terutama komoditas emas dan energy yang meningkat cukup signifikan serta depresiasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar.

(33)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

23

Gambar II.3

Perkembangan Inflasi per Triwulan I 2012

Sumber : Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Triwulan I 2012

Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, meskipun melemah pada tahun 2011, namun masih pada kisaran Rp 9.000. Pergerakan Kurs Dollar dari tahun 1993 adalah sebagai berikut :

Gambar II.4

Nilai Tukar Rupiah vs USD

(34)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

24

Penguatan kurs pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 merupakan

upaya bertahan Indonesia setelah dikhawatirkan akan digoncang oleh krisis enkonomi internasional. Pada triwulan I 2012 Rupiah mengalami tekanan hingga mencapai level Rp9.066 per dolar AS dari yang sebelumnya Rp8.972 per dolar AS pada triwulan IV tahun 2011. Pelemahan rupiah tersebut terutama disebabkan karena persepsi risiko domestik terhadap kenaikan ekspektasi inflasi yang semakin meningkat karena adanya kepanikan global terhadap krisis benua Eropa.

Gambar II.5

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah per Triwulan I 2012

Sumber : Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Triwulan I 2012

Kondisi ekonomi makro yang baik selama beberapa tahun terakhir, khususnya tahun 2011, juga ditandai dengan kinerja perbankan Indonesia masih mampu mempertahankan kinerja. Aset perbankan dan laba yang meningkat, Capital Edequacy Ratio (CAR) yang memadai di atas ketentuan permodalan minimum dan Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) yang membaik. Dengan kondisi tersebut, sampai awal tahun 2012, BI rate dipertahankan pada tingkat 5.75%.

Pada tahun 2011, tingkat suku perbankan sedikit mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Deposito satu bulan misalnya, pada tahun 2010 rata-rata sebesar 6,64%, naik menjadi rata-rata sebesar 6,74% pada tahun 2011. Tingkat suku bunga rata-rata perbankan nasional dari tahun 2008 sampai 2011 adalah sebagai berikut :

(35)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

25

Tabel II.7

Suku Bunga Rata-rata Perbankan Nasional

2008 2009 2010 2011 2012 Giro 2.90% 2.39% 2.23% 2.24% 2.08% Deposito - 1 bulan 10.71% 6.77% 6.64% 6.74% 6.05% - 3 bulan 11.17% 7.45% 6.94% 7.08% 6.56% - 6 bulan 10.32% 7.89% 7.07% 7.12% 6.94% -12 bulan 10.34% 9.54% 7.65% 7.14% 6.82%

Sumber : Bank Indonesia, 2012

Di samping itu, kondisi pasar modal juga bertahan pada kondisi yang cukup baik. IHSG mengalami kenaikan sebesar 3,2% pada akhir tahun 2011 yang ditutup di level 3.821 dari tahun 2010 yaitu 3.703. Kinerja pasar modal yang baik tersebut juga ditopang oleh kenaikan sovereign credit rating Indonesia dari Moodys. Rating Indonesia yang semula Baa1 yang tergolong “speculative grade” menjadi Baa3 yang tergolong "investment grade". Pencapaian ini merupakan pertama kali sejak tahun 1997.

Dengan kondisi tersebut, tantangan bagi LPDP adalah bagaimana memanfaatkan kinerja ekonomi makro dan kinerja sektor finansial yang cukup bagus untuk memperoleh pendapatan sesuai yang diharapkan dan menyalurkan hasil pengembangan dana sesuai visi dan misinya.

B. ASUMSI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN 2012

1. Asumsi Ekonomi Makro

Pada APBN Tahun 2012, ekonomi makro diasumsikan pertumbuhan ekonomi 6,7%, nilai tukar rupiah Rp 8.800 per dollar dan inflasi 5,3%. Angka asumsi tersebut lebih optimis dibandingkan dengan tahun 2011. Ekonomi tahun 2011 tumbuh 6,5%, nilai tukar stabil sekitar Rp 9.000 per dollar dan inflasi cukup terkendali pada 3,79%. Karena inflasi yang stabil tersebut, BI rate juga stabil pada kisaran 6%-6,75%.

Sedangkan berdasarkan APBNP tahun 2012, asumsi ekonomi makro Indonesia sedikit mengalami perubahan dimana tingkat pertumbuhan ekonominya hanya 6,5% atau lebih rendah 0,2% dari asumsi yang ditetapkan dalam APBN tahun

(36)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

26

2012. Sedangkan tingkat inflasi dalam asumsi APBNP tahun 2012 adalah 6,8%

atau lebih tinggi dari inflasi yang tercantum dalam APBN tahun 2012. Angka inflasi ini disebabkan karena meningkatnya harga beberapa komoditas internasional dan dipengaruhi juga oleh rencana kebijakan administered price di bidang energi dan pangan yang akan segera dijalankan pemerintah.

2. Asumsi Mikro

a)

Pengembangan Pelayanan Baru

Layanan Beasiswa

Memperhatikan beberapa studi dan indikator pendidikan di Indonesia. Permasalahan pendidikan khususnya pendidikan tinggi, dapat disimpulkan dalam lima permasalahan :

 Rendahnya kualitas dan kuantitas manusia terdidik

 Komposisi lulusan perguruan tinggi yang tidak ideal.

 Akses terhadap perguruan tinggi yang masih terbatas.

 Rendahnya jumlah publikasi di perguruan tinggi.

 Banyaknya mahasiswa program magister dan doktor yang terkendala biaya penelitian tesis dan disertasi.

Atas permasalahan tersebut, LPDP melaksanakan salah satu produk pelayanan, yaitu program Beasiswa untuk program magister dan doktor, serta beasiswa tesis dan disertasi.

Program Beasiswa LPDP akan difokuskan untuk program magister dan doktor baik di dalam maupun luar negeri, dan juga untuk program beasiswa tesis dan disertasi. Tujuan, jenis layanan dan target penerima beasiswa yang akan dibiayai dari LPDP adalah sebagai berikut:

(37)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

27

Gambar II.6

Program Beasiswa LPDP

Mekanisme pengajuan beasiswa dilakukan oleh calon mahasiswa langsung ke website LPDP. Sedangkan untuk proses seleksi administrasi dan interview akan dilakukan oleh pihak yang ditunjuk oleh tim LPDP melalui seleksi calon reviewer oleh tim independen.

Kriteria Perguruan Tinggi yang dapat menjadi mitra LPDP dalam menyelenggarakan beasiswa magister dan doktor adalah sebagai berikut: 1) Perguruan tinggi yang terakreditasi A oleh BAN-PT untuk dalam negeri, dan perguruan tinggi yang memiliki reputasi tinggi dan/atau program studi yang terakreditasi oleh profesi masing-masing (Luar Negeri).

2) Program studi yang diselenggarakan adalah teknik, sains dan pertanian, akuntansi/keuangan, hukum dan agama.

(38)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

28

Pemberian beasiswa tersebut dapat mendukung kebijakan pemerintah

untuk pengembangan wilayah pada 6 (enam) koridor pembangunan ekonomi sesuai program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dengan kebijakan ini diharapkan pemberian beasiswa ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian secara merata di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Untuk mempercepat penyaluran, dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penyusunan pedoman kebijakan dan pedoman pelaksanaan;

2) Sosialisasi ke beberapa perguruan tinggi, kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan masyarakat secara luas.

Adapun proses penyaluran beasiswa adalah sebagai berikut: 1) Penerimaan aplikasi lamaran dari calon mahasiswa;

2) Penilaian/verifikasi administrasi dan dokumen, bagi yang lolos dipanggil untuk di tes tertulis dan interview;

3) Penetapan sebagai calon penerima beasiswa LPDP; 4) Seleksi perguruan tinggi;

5) Bagi yang lulus seleksi perguruan tinggi, ditetapan sebagai penerima beasiswa LPDP;

6) Pengumuman penerima beasiswa; 7) Penetapan SK penerima beasiswa;

8) Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan perguruan tinggi dan mahasiswa penerima beasiswa LPDP,

9) Proses pembayaran kepada perguruan tinggi dan penerima beasiswa; 10) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

(39)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

29

Gambar II.7

Prosedur Penyaluran Beasiswa S2 dan S3

Layanan Bantuan Dana Riset dan Penghargaan Hasil Karya Riset

Bantuan Dana Riset ditujukan untuk:

1) Mendorong dan menghasilkan riset-riset unggul yang dapat diimplementasikan untuk memberi nilai tambah dan/atau inovasi-inovasi di bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory). 2) Menjalin jejaring kalangan periset, akademisi dan penggiat riset di

bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory). 3) Menjalin kerja sama dan memberi dukungan kepada industri strategis di bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory) untuk menuju kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.

4) Mewujudkan tanggung jawab organisasi melalui riset dan implementasinya di bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory).

Bantuan dana riset untuk setiap judul riset yang termasuk di bidang pangan, energi, tata kelola, pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan (eco-green), dan bidang lainnya (mandatory) per tahun setinggi-tingginya Rp2.000.000.000.

(40)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

30

Sementara itu, Penghargaan Hasil Karya Riset ditujukan untuk hal yang

sama sebagaimana Bantuan Dana Riset. Hanya saja Penghargaan Hasil Karya Riset diberikan atas hasil-hasil riset yang telah diimplementasikan dan sudah dirasakan kemanfaatannya oleh industri,Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pemerintah daerah atau masyarakat untuk peningkatan efisiensi produksi, kesejahteraan masyarakat atau perbaikan tata kelola instansi pemerintah dan swasta.

Penghargaan atas hasil karya riset adalah sebesar Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) untuk setiap karya riset.

Layanan Dana Cadangan Pendidikan Untuk Rehabilitasi Fasilitas

Pendidikan Yang Rusak Akibat Benacana Alam

Layanan ini merupakan bantuan dana untuk merehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam. Mempertimbangkan bahwa terdapat layanan serupa di beberapa instansi pemerintah, maka Dana Cadangan Pendidikan difungsikan sebagai last resort.

Untuk mempersiapkan pelaksanaan layanan Dana Cadangan Pendidikan, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penyusunan kebijakan umum, petunjuk teknis dan peta bencana; 2) Sosialisasi ke beberapa daerah rawan bencana

b)

Asumsi Volume Pelayanan

1) Layanan Pengembangan Dana (Investasi)

Total realisasi PNBP tahun 2012 sebesar Rp428.349.818.048.

2) Layanan Penyaluran

Pada tahun 2012, dialokasikan dana untuk layanan beasiswa sebagai berikut:

(41)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

31

Tabel II.8

Rincian Alokasi Dana Layanan Beasiswa Tahun 2012

Uraian % 2013 Layanan Penyaluran 239.428.740.000  Bea siswa 62% 148.054.350.000  Kegiatan penelitian 10% 24.360.000.000  Dana Cadangan untuk Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan 28% 67.014.390.000

c)

Asumsi Tarif

Tarif LPDP terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu tarif yang dikenakan atas penyaluran dana dan tarif pengembangan dana. Pada tahun 2012, dalam melaksanakan penyaluran LPDP mengenakan tarif sebesar 0%. Sedangkan untuk pengembangan dana, tarif yang digunakan dalam perhitungan pendapatan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) pada tahun 2012 ini adalah BI rate +1%.

Sehubungan dengan tarif pengembangan dana tersebut, LPDP telah membuat suatu kebijakan investasi yang dituangkan dalam Investment Guidelines tahun 2012. Di dalam Investment Guidelines tersebut, LPDP meletakkan pola dasar prinsip investasi, menentukan proporsi portofolio investasi, sekaligus menetapkan asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan (tarif pengembangan dana) untuk tahun 2012.

Penentuan tingkat pengembalian yang diharapkan tersebut terkait erat dengan prinsip investasi yang dijalankan LPDP yakni prinsip kehati-hatian (prudent). Dasar pertimbangan yang dipakai oleh LPDP dalam menjalankan prinsip ini adalah sebagai berikut:

1) Belum ada regulasi yang mengatur bahwa kerugian BLU yang diakibatkan karena proses bisnis adalah tidak termasuk kerugian negara, melainkan hanya merupakan kerugian operasional semata. Dengan ketiadaan regulasi inilah LPDP mengelola investasinya secara hati-hati guna menghindari kerugian negara yang mungkin terjadi.

2) Dana yang dikelola LPDP adalah Endowment Fund dan Dana Cadangan Pendidikan yang merupakan dana abadi. LPDP bertanggung jawab untuk mengelola dana ini sehingga nilainya bertambah sesuai dengan

(42)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

32

alokasi dalam APBN dan tidak berkurang karena sebab apapun. Oleh

karena itu, LPDP menjalankan prinsip kehati-hatian demi menjaga kestabilan nominal dana abadi ini.

Berdasarkan atas asas tersebut, LPDP kemudian menetapkan dasar proporsi investasi dan asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan yakni BI rate + 1%. Penentuan angka asumsi tersebut berdasarkan pertimbangan yang didasarkan pada tingkat imbal hasil masing-masing instrument investasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Return deposito sebesar 6% merupakan asumsi suku bunga deposito rata-rata Perbankan Indonesia berdasarkan data resmi Bank Indonesia per bulan April 2012. Pada akhir bulan Februari, rata-rata suku bunga deposito untuk jangka waktu 1 bulan dan 3 bulan berada pada kisaran 6 – 6.5%. Suku bunga ini diperkirakan akan terus menurun karena Bank Indonesia berniat untuk mempertahankan suku bunga BI pada angka 5.75%. Sehingga, diperkirakan pada bulan-bulan selanjutnya suku bunga deposito akan bergerak mendekati angka 6%. Justifikasi atas asumsi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar II.8

Pergerakan Rata-Rata Suku Bunga Deposito Berjangka 2011 - 2012

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia pada Bank Indonesia per April 2012, diolah.

2) Return obligasi/sukuk sebesar 8% diasumsikan berdasarkan rata-rata kupon obligasi pemerintah dengan seri FR0060 (6.25%), FR0061 (7%), dan FR0058 (8.25%) yang dilelang per tanggal 5 Juni 2012.

3) Reksadana sebesar 8,13% diasumsikan berdasarkan rata-rata return reksadana pendapatan tetap dari beberapa perusahaan investasi seperti Mandiri Sekuritas, BNP Paribas, dan Schroder per tanggal 5 Juni 2012.

Maka berdasarkan beberapa pertimbangan diatas, dapat diambil rata-rata tingkat imbal hasil untuk keseluruhan instrumen investasi yakni 7.36%.

5.00% 5.50% 6.00% 6.50% 7.00% 7.50% Fe b Ma r Ap r Ma y Ju n Jul Au g Se p Oct Nov De c Jan Feb

Suku Bunga Rata-Rata 1 bulan

Suku Bunga Rata-Rata 3 bulan

(43)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

33

Berdasarkan pertimbangan itu pula, dengan BI rate 5.75%, maka

ditetapkanlah asumsi minimal imbal hasil yang diharapkan untuk tahun 2012 sebesar BI rate+1% atau sebesar 6.75% dimana angka tersebut dapat dipenuhi karena masih berada dalam batas wajar yakni di bawah 7.36%.

Asumsi expected return ini adalah masih bersifat perkiraan dengan dasar data-data resmi yang bisa LPDP himpun dan olah. Dengan begitu, dalam Investment Guidelines telah dicantumkan klausul yang menyatakan Direksi LPDP dapat merevisi asumsi dalam Investment Guidelines sewaktu-waktu apabila terjadi keadaan makro yang tidak diharapkan seperti krisis atau fluktuasi aktivitas perbankan nasional.

d)

Dana Kelolaan yang Bersumber dari APBN

DPPN yang akan dikelola oleh LPDP sampai dengan akhir tahun 2012 diproyeksikan sebesar Rp 10.617.700.000.000. Dari jumlah tersebut sebesar Rp1.000.000.000.000 dan Rp2.617.700.000.000 telah dicairkan pada tahun 2010 dan tahun 2011. Sedangkan selebihnya diproyeksikan diterima pada tahun 2012. Perincian selengkapnya adalah sebagai berikut:

Tabel II.9

Proyeksi Dana Pokok DPPN sampai dengan Tahun 2012

e)

Kebijakan Akuntansi Sesuai dengan Standar Akuntansi yang Berlaku

Kebijakan akuntansi yang direncanakan untuk dilaksanakan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengacu kepada dua peraturan umum penyusunan kebijakan akuntansi untuk Badan Layanan Umum (BLU), yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan

(44)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

34

Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)

Nomor 76 tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum.

Secara umum kebijakan akuntansi LPDP meliputi: 1. Peranan dan Tujuan Pelaporan

Peranan laporan keuangan sebagai berikut:

a. Merupakan media atau alat untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada para pemakai yang akan menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan secara tepat sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.

b. Untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.

c. Merupakan media untuk menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan yang berlaku.

d. Merupakan laporan pertanggungjawaban pegawai dan manajemen atas kegiatan keuangan dan sumber daya ekonomis yang dipercayakan serta menunjukkan posisi keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

Tujuan khusus laporan keuangan LPDP adalah menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya untuk:

a. Mengetahui prestasi keuangan LPDP selama suatu periode dengan Sisa Hasil Usaha dan manfaat penerima dana LPDP sebagai ukuran; b. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki LPDP, kewajiban

dan kekayaan bersih;

c. Mengetahui transaksi atau kejadian serta keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih suatu LPDP, dalam suatu periode; dan

d. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas LPDP.

Untuk memenuhi peranan dan tujuan tersebut, maka pelaporan keuangan harus mampu menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, ekuitas/modal, pendapatan dan beban serta arus kas entitas pelaporan.

(45)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

35

2. Asumsi Dasar

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan meliputi: a. Asumsi Kemandirian Entitias

b. Asumsi Kesinambungan Entitas (Going Concern)

c. Asumsi Keterukuran Dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)

3. Periode Pelaporan

Periode pelaporan ini sering disebut dengan periode akuntansi. Satu periode akuntansi terhitung sejak tanggal 1 Januari dan berakhir 31 Desember. Pelaporan keuangan harus diterbitkan tepat waktu segera setelah periode akuntansi berakhir.

4. Karakteristik Kualitatif dan Kendala Pelaporan

Beberapa karakteristik yang harus dipenuhi agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki adalah:

a) Relevan (Relevance)

Agar suatu informasi relevan, maka informasi tersebut harus:

 Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

 Memiliki manfaat prediksi (predictive value)

 Tepat Waktu (Timelines)

 Lengkap (Completeness) b) Dapat Diandalkan (Reliability)

Informasi dapat diandalkan jika memenuhi ciri-ciri:

 Penyajian Jujur (Representational Faithfulness)

 Dapat Diverifikasi (Verifiability)

 Netralitas (Neutrality)

c) Dapat Dibandingkan (Comparability) d) Dapat Dipahami (Understandability)

Terdapat beberapa kondisi yang menimbulkan kendala dalam memperoleh informasi akuntansi dan pelaporan keuangan yang akurat, yaitu:

a. Materialitas

b. Pertimbangan Biaya dan Manfaat

(46)

| Melayani untuk Indonesia Jaya

36

5. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: a) Basis Akuntansi

Basis akuntansi untuk badan usaha LPDP adalah dasar akrual (accrual basis). Penerapan basis akrual berkaitan dengan kepentingan organisasi terhadap penentuan hasil usaha periodik. b) Prinsip Nilai Historis (Historical Cost)

Prinsip ini menetapkan bahwa dasar pencatatan pertama kali terhadap Aktiva dan Kewajiban adalah menggunakan nilai perolehan pertama kali (historical value).

c) Prinsip Realisasi (Realization)

Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal. Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

d) Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form)

Prinsip ini menetapkan bahwa jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonominya, bukan hanya memenuhi aspek formalitasnya.

e) Prinsip Periodisitas (Accounting Period)

Prinsip ini menetapkan bahwa kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimiliki dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. f) Prinsip Konsistensi (Consistency)

Prinsip ini menetapkan bahwa perlakuan akuntansi yang sama hendaknya diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding

Gambar

Tabel II.1
Tabel II.2
Tabel II.6
Gambar II.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

(4) untuk memperoleh dukungan suara karena para politisi beranggapan dapat menyelamatkan PHK tenaga kerja, dengan membantu perusahaan yang hampir runtuh untuk tetap dapat bertahan

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan kompos tandan kosong sawit (TKS) berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi bibit, bobot basah dan bobot kering akar pada umur 12

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan untuk turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Menurut fuqaha dari kalangan mazhab hanafi, zina adalah hubungan seksual yang dilakukan seorang laki-laki secara sadar terhadap perempuan yang disertai nafsu

Dari hadis diatas rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya , agar menuntut ilmu, terutama sekali adalah ilmu agama kepada orang yang menguasai ilmu tersebut,

Berdasarkan hasil validasi tahun 2007 yang berada dalam deliniasi data geologi karst, kawasan karst yang teridentifikasi menggunakan metode polarimetrik merupakan