• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM dbf7e85e13 BAB IVBAB IV OK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM dbf7e85e13 BAB IVBAB IV OK"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

4.1 Analisis Sosial Pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya 4.1.1 Kemiskinan

Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan sesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015.

Tujuan pembangunan dalam Millennium Development Goals (MDGs) sebagai nomenklatur tidak akan berhenti pada tahun 2015. Agenda ke depan untuk melanjutkan MDGs, dikembangkan suatu konsepsi dalam konteks kerangka/agenda pembangunan pasca 2015, yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs). Perubahan situasi dunia sejak tahun 2000 mengenai isu deplation sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan iklim semakin krusial, perlindungan sosial, food and energy security, dan pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin.

Ada tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs yaitu, pertama indikator yang melekat pembangunan manusia (Human Development), di antaranya pendidikan, kesehatan. Indikator kedua yang melekat pada lingkungan kecilnya (Social Economic Development), seperti ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan, serta pertumbuhan ekonomi. Indikator ketiga melekat pada lingkungan yang lebih besar (Environmental Development), berupa ketersediaan sumber daya alam dan kualitas lingkungan yang baik.

(2)
(3)

BAB IV - 3 Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah

Tabel 4.1 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kabupaten Aceh Timur

No. Lokasi Penduduk Jumlah

Miskin (Jiwa) Kondisi Umum Permasalahan

Bentuk Penanganan

yang Sudah Dilakukan

Kebutuhan Penanganan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Darul Aman 2.796 Mata pencaharian umumnya

2 Julok 2.332 di sektor primer :

3 Idi Rayek 5.669 Pertanian, Perikanan,

4 Birem Bayeun 2.920 Perkebunan & Kehutanan Limbah Perbaikan Jalan lingkungan

5 Serbajadi 1.374 Air minum Prasarana

6 Nurussalam 2.217 Masih banyak pengangguran Drainase Perkim Drainase lingk.

7 Peureulak 7.620 Sampah MCK + sumur bor

8 Rantau Seulamat 1.533 Kondisi hunian : Drainase Pengolahan limbah

9 Simpang Ulim 3.032 Semi permanen dan komunal

10 Rantau Peureulak 3.689 non permanen

11 Pante Bidari 3.547 Bantuan modal

(4)

BAB IV - 4 Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

13 Indra Makmur 1.690 Status kepemilikan :

14 Idi Tunong 1.863 sewa rumah petak Penanganan

15 Banda Alam 838 milik sendiri persampahan

16 Peudawa 1.410

17 Peureulak Timur 2.218 Air minum

18 Peureulak Barat 2.028

19 Sungai Raya 2.210 Perpipaan

20 Simpang Jernih 858

21 Darul Ihsan 672

22 Darul Falah 202

23 Idi Timur 1.024

(5)

Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu: 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu

murahan.

3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak

terlindung/sungai/air hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.

8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. 10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari. 11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di

puskesmas/poliklinik.

12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan.

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.

14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit / non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

(6)

4.1.2 Pengarusutamaan Gender

Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP), Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasia Masyarakat (PAMSIMAS)

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Rural

Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat

(SANIMAS), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang Cipta Karya.

4.1.3 Analisis Dampak Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Terhadap Ekonomi Lokal Masyarakat

1. Konsultasi masyarakat

Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.

2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan

(7)

swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

3. Permukiman kembali penduduk (resettlement)

Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan kembali kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.

(8)

Tabel 4.2 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta Permukiman Kembali

No. Komponen Program dan Kegiatan

Tahap I Tahap II Arahan Lokasi

4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan

Permukiman NA NA NA NA NA

4.1.4 Identifikasi kebutuhan penanganan 8ember pasca pelaksanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

(9)

pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.

4.2 Analisis Ekonomi Pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Pembangunan daerah merupakan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Salah satu sasaran rencana pembangunan nasional adalah pembangunan disegala bidang mencakup seluruh sektor ekonomi khususnya Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya.

Pembangunan suatu daerah dilaksanakan dengan tujuan menciptakan kondisi masyarakat yang lebih baik. Dalam menyusun suatu perencanaan diperlukan informasi yang tidak saja harus lengkap, tetapi harus akurat dan juga tepat. Pembangunan Kabupaten Aceh Timur akan sangat kental dengan nuansa pembangunan ekonomi dari skala kecil sampai skala besar. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat mengetahui kondisi eksisting perekonomian wilayah secara menyeluruh untuk kemudian dapat memperkirakan kondisi perekonomian wilayah di masa yang akan datang, agar dapat menyusun kebijakan-kebijakan lalu menurunkannya sampai kepada program-program dan kegiatan-kegiatan yang relevan dan tepat.

Pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengurangan angka pengangguran, dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang berusaha diberbagai sektor mendorong upaya tersebut. Oleh karena itu, Indikator-indikator ekonomi makro sangat berperan dalam menstabilkan perekonomian.

(10)

Peningkatan pada investasi yang berarti meningkatkan penanaman modal daerah, pada gilirannya akan membuka kesempatan kerja dan meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat (purchasing power of people). Peningkatan investasi ini akan diikuti oleh permintaan masyarakat yang meningkat terhadap suatu barang sehingga perusahaan harus memproduksi lebih banyak dari sebelumnya. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan dalam produksi nasional (National Output) dan merangsang pertumbuhan ekonomi dan percepatan pembangunan daerah.

Perekonomian akan mengalami pertumbuhan jika jumlah total output produksi barang dan penyediaan jasa tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya, atau jumlah total alokasi output tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Perhitungan PDRB dengan metode pertama dilakukan dengan menjumlahkan total output dari masing-masing sektor produksi, sedangkan metode kedua menjumlahkan alokasi dari output tersebut untuk keperluan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih.

Angka pertumbuhan ekonomi untuk periode yang akan datang memegang peranan yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan daerah. Misalnya, angka pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu asumsi dasar ekonomi makro yang penting dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja pemerintah setiap tahunnya. Berdasarkan angka pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah menetapkan besaran penerimaan pemerintah dari sektor pajak serta besaran pengeluaran pemerintah, di samping penetapan target penyerapan tenaga kerja khususnya dalam pembangunan bidang cipta karya.

(11)

masyarakat (income percapita) secara mantap dan dengan pemerataan sebaik mungkin.

Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung oleh suatu perencanaan yang baik sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam menyusun perencanaan pembangunan bidang cipta karya yang baik perlu menggunakan data-data statistik yang memuat informasi tentang kondisi riil suatu daerah pada saat tertentu, sehingga kebijaksanaan dan strategi yang telah atau akan diambil dapat dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya.

Banyak variabel yang dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembangunan tergantung menurut sektor yang akan diukur. Kendati demikian, para ahli pembangunan sepakat bahwa indikator yang umum digunakan menyangkut perencanaan dan evaluasi keberhasilan pembangunan adalah Indikator Ekonomi Makro.

Dalam hal ini, indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kabupaten dan kota adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten/ kota menurut lapangan usaha (Industrial Origin), Inflasi dan Tingkat Pengangguran.

Untuk itu, dalam rangka pemantapan perencanaan pembangunan Kabupaten Aceh Timur ke depan dianggap perlu disusun indikator ekonomi daerah Kabupaten Aceh Timur sebagai data empiris dan landasan pengambilan kebijakan pembangunan.

4.3 Aspek Lingkungan

Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten Aceh Timur telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:

(12)

“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”.

2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:

“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang”.

3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:

“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”.

4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis:

Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan.

5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.

(13)

dan UPL.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Aceh, dan pemerintah Kabupaten Aceh Barat dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:

1. Pemerintah Pusat

a) Menetapkan kebijakan nasional.

b) Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.

c) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.

d) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

e) Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

f) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.

g) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah. h) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. i) Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan

masyarakat.

j) Menetapkan standar pelayanan minimal.

2. Pemerintah Provinsi

a) Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.

b) Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.

c) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

d) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten.

e) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. f) Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan

(14)

g) Melaksanakan standar pelayanan minimal.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota

a) Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten.

b) Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten

c) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

d) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. e) Melaksanakan standar pelayanan minimal.

4.3.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

KLHS perlu diterapkan di dalam RPIJM antara lain karena: a) RPIJM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam

perencanaan pembangunan infrastruktur.

b) KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPIJM adalah karena RPIJM bidang Cipta Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup

(15)

mendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai pentingnya penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.

Bagian ini berisikan quick assement KLHS RPIJM. Diagram alir pentahapan pelaksanaan KLHS adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Alir Pentahapan Pelaksanaan KLHS

Beberapa identifikasi/kajian yang dilakukan dalam rangka KLHS RPIJM dapat mengutip dokumen KLHS yang disusun dalam perumusan RTRW.

4.3.2 Tahapan Pelaksanaan KLHS

Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam RPIJM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti :

a) Perubahan iklim;

b) Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;

(16)

d) Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam; e) Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan

f) Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau g) Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.

Tahap 1 : Dilakukan dengan penapisan (screening) dengan menyusun Tabel 4.3

Tabel 4.3 : Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya

No Kriteria Penapisan

Penilaian

1 Perubahan Iklim

Perubahan iklim dampaknya ke semua sektor kehidupan, sampai permukiman.

Signifikan

2 Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati

Tidak terkait langsung

dampaknya signifikan Tidak

3

dampaknya signifikan Tidak

4 Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam

Tidak terkait langsung

dampaknya signifikan Tidak

5 Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,

Tidak terkait langsung

(17)

(1) (2) (3) (4)

7 Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

*) didukung data dan informasi yang menjelaskan apakah kebijakan, rencana dan/atau program yang ditapis menimbulkan risiko/dampak terhadap lingkungan hidup

Tahap ke-2 : Setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPIJM tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPIJM Kabupaten dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPIJM dengan persetujuan BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPIJM.

Namun, jika teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPIJM berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka Satgas RPIJM didukung dinas lingkungan hidup (BPLHD) dapat menyusun KLHS dengan tahapan sebagai berikut:

1. Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan, dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:

a. Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya Tujuan identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah:

(18)

2) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

3) Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;

4) Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.

Tabel 4.4 : Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam Penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya

Masyarakat dan Pemangku

Kepentingan Lembaga

(1) (2)

Pembuat keputusan a. Bupati Aceh Timur b. DPR Aceh Timur Penyusun kebijakan,

rencana dan/atau program Bappeda Kab. Aceh Timur

Instansi/Pelaksana KRP a. Dinas PU Kab. Aceh Timur b. BLHKP Kab Aceh Timur

Masyarakat yang memiliki informasi dan/atau keahlian (perorangan/tokoh/ kelompok)

Forum-forum pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup

Perguruan tinggi atau lembaga penelitian lainnya

Asosiasi profesi

Perorangan/tokoh : Ketua MAA LSM/ Pemerhati Lingkungan hidup

(19)

(1) (2)

Masyarakat terkena Dampak

a. Lembaga Adat

b. Asosiasi Pengusaha c. Tokoh masyarakat d. Organisasi masyarakat

e. Pawang Uteun, Panglima Laot

b. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:

1) penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;

2) pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan

3) membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Tabel 4.5 : Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya

Pengelompokan Isu-isu Pembangunan

Berkelanjutan Bidang Cipta Karya Penjelasan Singkat

(1) (2)

Lingkungan Hidup Permukiman

Isu 1 : Kecukupan air baku untuk air minum

Kabupaten Aceh Timur mempunyai sumber air baku dari sungai Krueng Birem Bayeun, Krueng Bayeun, Krueng Peureulak, dan Krueng Arakundoe

Isu 2 : Pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal

Pencemaran tanah oleh septictank yang bocor, pencemaran badan air oleh air limbah permukiman

Isu 3 : Dampak kawasan kumuh

(20)

(1) (2) Ekonomi

Isu 4 : Kemiskinan berkorelasi dengan

kerusakan lingkungan Pencemaran air mengurangi kesejahteraan nelayan di pesisir Sosial

Isu 5 : Pencemaran menyebabkan berkembangnya wabah penyakit

Menyebarnya penyakit diare di permukiman kumuh

c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)

Tabel 4.6 Tabel Identifikasi KRP

URAIAN PROGRAM / KEGIATAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

DED Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Jawa

DED Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Labuhan Keude DED Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Keude Birem

DED Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Alue Bu Jalan Baroh DED Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Alue Bu Tunong DED Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Blang

DED Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Teupin Breueh DED Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Buket Pala

DED Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Paya Demam Peut DED Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Blang Pawoh Dua Pembangunan Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Jawa

Pembangunan Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Labuhan Keude Pembangunan Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Keude Birem

Pembangunan Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Alue Bu Jalan Baroh Pembangunan Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Alue Bu Tunong Pembangunan Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Blang

Pembangunan Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Teupin Breueh Pembangunan Infrastruktur Kawasan Kumuh Gampong Buket Pala

(21)

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial

DED Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kecamatan Idi Rayeuk DED Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kecamatan Peureulak DED Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kecamatan Peureulak Barat DED Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kecamatan Peudawa

DED Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kecamatan Idi Timur DED Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kecamatan Darul Aman

Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kecamatan Idi Rayeuk Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kecamatan Peureulak Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kecamatan Peureulak Barat Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kecamatan Peudawa

Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kecamatan Idi Timur Pembangunan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Kecamatan Darul Aman DED Infrastruktur Kawasan Agropolitan Kecamatan Simpang Ulim

DED Infrastruktur Kawasan Agropolitan Kecamatan Pante Bidari DED Infrastruktur Kawasan Agropolitan Kecamatan Madat

DED Infrastruktur Kawasan Agropolitan Kecamatan Indra Makmu DED Infrastruktur Kawasan Agropolitan Kecamatan Banda Alam DED Infrastruktur Kawasan Agropolitan Kecamatan Nurussalam DED Infrastruktur Kawasan Agropolitan Kecamatan Ranto Peureulak DED Infrastruktur Kawasan Agropolitan Kecamatan Rantau Seulamat DED Infrastruktur Kawasan Agropolitan Kecamatan Birem Bayeun Pembangunan Kawasan Agropolitan Kecamatan Simpang Ulim Pembangunan Kawasan Agropolitan Kecamatan Pante Bidari Pembangunan Kawasan Agropolitan Kecamatan Madat

Pembangunan Kawasan Agropolitan Kecamatan Indra Makmu Pembangunan Kawasan Agropolitan Kecamatan Banda Alam Pembangunan Kawasan Agropolitan Kecamatan Nurussalam Pembangunan Kawasan Agropolitan Kecamatan Ranto Peureulak Pembangunan Kawasan Agropolitan Kecamatan Rantau Seulamat Pembangunan Kawasan Agropolitan Kecamatan Birem Bayeun

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Pasca Bencana DED Infrastruktur Kawasan Pasca Bencana Gampong Blang Seunong DED Infrastruktur Kawasan Pasca Bencana Gampong Sah Raja DED Infrastruktur Kawasan Pasca Bencana Gampong Sijudo

(22)

Pembangunan Kawasan Pasca Bencana Gampong Sijudo

Pembangunan Kawasan Pasca Bencana Gampong Lhok Seuntang

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Pembinaan Penataan Kawasan

Penyusunan RTBL Kecamatan Idi Rayeuk Penyusunan RTBL Kecamatan Peureulak Penyusunan RTBL Kecamatan Julok

Penyelenggaraan Bangunan Gedung Bangunan Gedung Pusaka/ Tradisional

Pembangunan Sarana dan Prasarana Permukiman Tradisional di Kecamatan Idi Rayeuk

Bangunan Gedung Mitigasi Bencana

Pembangunan TES (Tempat Evakuasi Sementara)

Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kawasan Khusus Penataan RTH

DED RTH Kecamatan Idi Rayeuk DED RTH Kecamatan Julok

DED RTH Kecamatan Simpang Ulim Pembangunan RTH Kecamatan Idi Rayeuk Pembangunan RTH Kecamatan Julok

Pembangunan RTH Kecamatan Simpang Ulim Pembangunan RTH Pusat Perkantoran

PENGEMBANGAN AIR MINUM SPAM Regional

SPAM Regional (sub output)

Pembangunan SPAM Regional Aceh Tamiang- Langsa - Aceh Timur

SPAM Perkotaan SPAM IKK

DED Pengembangan Zona 1 DED Pengembangan Zona 2 DED Pengembangan Zona 3 DED Pengembangan Zona 4

DED Pengembangan IKK Peunaron DED SPAM IKK Serbajadi

(23)

DED SPAM IKK Simpang Jernih DED SPAM IKK Banda Alam

Pembangunan Sistem Zona 1 Kapasitas 50 l/dtk Pembangunan Sistem Zona 1 Kapasitas 100 l/dtk Pembangunan Sistem Zona 2 Kapasitas 150 l/dtk Pembangunan Sistem Zona 2 Kapasitas 100 l/dtk Pembangunan Sistem Zona 3 Kapasitas 50 l/dtk Pembangunan Sistem Zona 4 Kapasitas 20 l/dtk Pembangunan Sistem Zona 4 Kapasitas 50 l/dtk

Pembangunan Sistem IKK Peunaron Kapasitas 10 l/dtk Pembangunan Sistem IKK Serbajadi Kapasitas 10 l/dtk Pembangunan Sistem IKK Indra Makmur Kapasitas 5 l/dtk Pembangunan Sistem IKK Indra Makmur Kapasitas 5 l/dtk Pembangunan Sistem IKK Simpang Jernih Kapasitas 5 l/dtk Pembangunan Sistem IKK Simpang Jernih Kapasitas 5 l/dtk Pembangunan Sistem IKK Banda Alam Kapasitas 5 l/dtk Pembangunan Sistem IKK Banda Alam Kapasitas 5 l/dtk

Pengadaan dan Pemasangan pipa diameter 200 mm, diameter 150 mm, diameter 100 mm HDPE Kec. Idi Rayeuk

Pengadaan dan Pemasangan pipa diameter 75 mm, diameter 50 mm HDPE Kec. Idi Rayeuk

Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 250 mm untuk zona 1 Pembangunan Booster = 150 m3 untuk zona 1

Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 200 mm untuk zona 1 Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 150 mm untuk zona 1 Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 100 mm untuk zona 1 Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 75 mm untuk zona 1 Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 50 mm untuk zona 1 Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 250 mm untuk zona 2 Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 200 mm untuk zona 2 Pembangunan Booster = 150 m3 untuk zona 2

(24)

Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 50 mm untuk zona 4

Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 150 mm SPAM Peunaron Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 100 mm SPAM Peunaron Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 75 mm SPAM Peunaron Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 50 mm SPAM Peunaron Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 100 mm SPAM Indra Makmur

Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 75 mm SPAM Indra Makmur Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 50 mm SPAM Indra Makmur Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 200 mm SPAM Serbajadi Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 150 mm SPAM Serbajadi Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 100 mm SPAM Serbajadi Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 75 mm SPAM Serbajadi Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 50 mm SPAM Serbajadi Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 150 mm SPAM Simpang Jernih

Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 100 mm SPAM Simpang Jernih

Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 75 mm SPAM Simpang Jernih

Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 50 mm SPAM Simpang Jernih

Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 150 mm SPAM Banda Alam Pengadaan dan Pemasangan pipa HDPE diameter 100 mm SPAM Banda Alam Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 75 mm SPAM Banda Alam Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC diameter 50 mm SPAM Banda Alam

SPAM Ibu Kota Pemekaran/ Perluasan Perkotaan Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi Sungai Raya Optimalisasi SPAM IKK Bukit Taktek

Optimalisasi SPAM IKK Rantau Seulamat Optimalisasi SPAM IKK Lhok Nibong

Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi Lokal Kec. Darul Ihsan Pembangunan Jaringan Pipa Distribusi Lokal Kec. Darul Falah

SPAM di Kawasan Khusus SPAM Kawasan Kumuh Perkotaan

Pembangunan SPAM Kawasan Kumuh Gampong Jawa Pembangunan SPAM Kawasan Kumuh Labuhan Keude Pembangunan SPAM Kawasan Kumuh Keude Birem

(25)

Pembangunan SPAM Kawasan Kumuh Teupin Breueh Pembangunan SPAM Kawasan Kumuh Buket Pala

Pembangunan SPAM Kawasan Kumuh Paya Deumam Peut Pembangunan SPAM Kawasan Kumuh Blang Pawoh Dua

SPAM Kawasan Nelayan

Pembangunan Pipa Distribusi Utama Kuala Leuge SPAM Mendukung KKP PPI Teupin Pekat

SPAM Mendukung KKP PPI Kuala Leuge

SPAM Kawasan Rawan Air/ Perbatasan/ Pulau Terluar Pembangunan SPAM Perdesaan Kec. Peunaron Pembangunan SPAM Perdesaan Kec. Madat

Pembangunan SPAM Perdesaan Kec. Peureulak Timur Pembangunan SPAM Perdesaan Kec. Peudawa

Pembangunan SPAM Perdesaan Idi Cut Pembangunan SPAM Perdesaan Bagok

SPAM PDAM Terfasilitasi Bantuan Program PDAM

Bantuan Teknis Pembinaan Penyehatan PDAM (Alat Pendeteksi Kebocoran) Bantuan Teknis Pembinaan Penyehatan PDAM (Penetera Meter)

PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan PLP

Fasilitasi Penyusunan Perencanaan Teknis Bidang Pengembangan PLP Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) Penyusunan Outline Plan Air Limbah

Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kota Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat Skala Kota

Perencanaan Teknis (DED) SPAL Terpusat Gampong Birem Rayeuk Perencanaan Teknis (DED) SPAL Terpusat Gampong Keude Birem Perencanaan Teknis (DED) SPAL Terpusat Gampong Keude Blang Perencanaan Teknis (DED) SPAL Terpusat Gampong Aceh

Perencanaan Teknis (DED) SPAL Terpusat Gampong Tanoh Anoe Perencanaan Teknis (DED) SPAL Terpusat Gampong Jawa

(26)

Pembangunan SPAL Terpusat Gampong Tanoh Anoe Pembangunan SPAL Terpusat Gampong Jawa

Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan

Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan berbasis institusi Pembangunan SPAL berbasis kelembagaan

Peningkatan IPLT

Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan berbasis masyarakat Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Darul Aman Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Peureulak Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Peureulak Barat Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Peureulak Timur Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Ranto Peureulak Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Sungai Raya Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Rantau Seulamat Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Peudawa

Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Idi Timur Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Idi Tunong Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Madat Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Pante Bidari Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Birem Bayeun Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Idi Rayeuk Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Simpang Ulim Pembangunan SPAL Komunal berbasis masyarakat di Kec. Peunaron

Sistem Pengolahan Air Limbah Khusus Sistem Pengolahan Air Limbah Kawasan Kumuh

Perencanaan Teknis (DED) SPAL Kawasan Kumuh Gampong Jawa Perencanaan Teknis (DED) SPAL Kawasan Kumuh Labuhan Keude Perencanaan Teknis (DED) SPAL Kawasan Kumuh Keude Birem

Perencanaan Teknis (DED) SPAL Kawasan Kumuh Alue Bu Jalan Baroh Perencanaan Teknis (DED) SPAL Kawasan Kumuh Alue Bu Tunong Perencanaan Teknis (DED) SPAL Kawasan Kumuh Gampong Blang Perencanaan Teknis (DED) SPAL Kawasan Kumuh Teupin Breueh Perencanaan Teknis (DED) SPAL Kawasan Kumuh Buket Pala

Perencanaan Teknis (DED) SPAL Kawasan Kumuh Paya Deumam Peut Perencanaan Teknis (DED) SPAL Kawasan Kumuh Blang Paoh Dua Pembangunan SPAL Terpusat Gampong Jawa

Pembangunan SPAL Terpusat Labuhan Keude Pembangunan SPAL Terpusat Keude Birem

(27)

Pembangunan SPAL Terpusat Alue Bu Tunong Pembangunan SPAL Terpusat Gampong Blang Pembangunan SPAL Terpusat Teupin Breueh Pembangunan SPAL Terpusat Buket Pala

Pembangunan SPAL Terpusat Paya Deumam Peut Pembangunan SPAL Terpusat Blang Paoh Dua

Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional

Sistem Penanganan Persampahan Skala Regional (sub output) Perencanaan Teknis (DED) TPA Regional

Pembangunan TPA Regional

Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota

Sistem Penanganan Persampahan Skala Kota (sub output) Pembangunan Fasilitas Penunjang TPA di Kec. Darul Ihsan

Sistem Penanganan Persampahan Skala Kawasan Sistem Penanganan Pengelolaan Sampah Antara

Perencanaan Teknis (DED) Stasiun Peralihan Antara (SPA) Pembangunan Stasiun Peralihan Antara

Sistem Penanganan Pengelolaan Sampah 3R Pembangunan TPS3R

Sistem Penanganan Persampahan Khusus

Sistem Penanganan Persampahan Kawasan Kumuh Pembangunan TPS3R Gampong Jawa

Pembangunan TPS3R Labuhan Keude Pembangunan TPS3R Keude Birem

Pembangunan TPS3R Alue Bu Jalan Baroh Pembangunan TPS3RAlue Bu Tunong Pembangunan TPS3R Gampong Blang Pembangunan TPS3R Teupin Breueh Pembangunan TPS3R Buket Pala

Pembangunan TPS3R Paya Deumam Peut Pembangunan TPS3R Blang Paoh Dua

Sistem Penanganan Persampahan Kawasan Rawan Sanitasi Pembangunan TPS3R Gp. Birem Rayeuk Kec. Birem Bayeun Pembangunan TPS3R Gp. Alue Gadeng Satu Kec. Birem Bayeun Pembangunan TPS3R Gp. Aramiyah Kec. Birem Bayeun

Pembangunan TPS3R Gp. Bayeun Kec. Rantau Seulamat

(28)

Pembangunan TPS3R Gp. Alue Kumba Kec. Rantau Seulamat Pembangunan TPS3R Gp. Alue Rangan Kec. Sungai Raya Pembangunan TPS3R Gp. Bukit Seulamat Kec. Sungai Raya Pembangunan TPS3R Gp. Alue Bugeng Kec. Peureulak Timur Pembangunan TPS3R Gp. Alue Tho Kec. Peureulak Timur

Pembangunan TPS3R Gp. Alue Bu Alue Nireh Kec. Peureulak Timur Pembangunan TPS3R Gp. Seuneubok Teungoh Kec. Peureulak Timur Pembangunan TPS3R Gp. Lhok Dalam Kec. Peureulak

Pembangunan TPS3R Gp. Blang Batee Kec. Peureulak Pembangunan TPS3R Gp. Tualang Kec. Peureulak

Pembangunan TPS3R Gp. Kp. Pertamina Kec. Ranto Peureulak Pembangunan TPS3R Gp. Pasir Putih Kec. Ranto Peureulak Pembangunan TPS3R Gp. Paya Unoe Kec. Ranto Peureulak Pembangunan TPS3R Gp. Beusa Seuberang Kec. Peureulak Barat Pembangunan TPS3R Gp. Alue Bu Jalan Kec. Peureulak Barat Pembangunan TPS3R Gp. Matang Bungong Kec. Idi Timur Pembangunan TPS3R Gp. Matang Rayeuk (PR) Kec. Idi Timur Pembangunan TPS3R Gp. Seuneubok Kuyun Kec. Idi Timur Pembangunan TPS3R Gp. Tanoh Anoe Kec. Idi Rayeuk Pembangunan TPS3R Gp. Keude Aceh Kec. Idi Rayeuk Pembangunan TPS3R Gp. Keude Dua Kec. Darul Ihsan Pembangunan TPS3R Gp. Alue Jangat Kec. Darul Ihsan Pembangunan TPS3R Gp. Pulo Blang Kec. Darul Ihsan Pembangunan TPS3R Gp. Blang Seguci Kec. Idi Tunong Pembangunan TPS3R Gp. Keumuning Kec. Idi Tunong Pembangunan TPS3R Gp. Kuala Idi Cut Kec. Darul Aman

Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan PLP

Fasilitasi Penyusunan Perencanaan Teknis Bidang Pengembangan PLP Penyusunan Master Plan Drainase Kabupaten Aceh Timur

Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan

Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan (sub output) Perencanaan Teknis (DED) Drainase Primer Kab. Aceh Timur Pembangunan Saluran Drainase Primer Kab. Aceh Timur Pemeliharaan Saluran Drainase Primer Kab. Aceh Timur Pengerukan Saluran Drainase Primer Kab. Aceh Timur

(29)

Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kec. Sungai Raya Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kec. Rantau Seulamat Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kec. Peudawa

Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kec. Idi Timur Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kec. Idi Tunong Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kec. Madat Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kec. Pante Bidari Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kec. Birem Bayeun Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kec Idi Rayeuk. Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kec. Simpang Ulim Perencanaan Teknis (DED) Drainase Sekunder Kec. Peunaron Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Darul Aman Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Peureulak Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Peureulak Barat Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Peureulak Timur Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Rantau Peureulak Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Sungai Raya Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Rantau Seulamat Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Peudawa

Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Idi Timur Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Idi Tunong Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Madat Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Pante Bidari Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Birem Bayeun Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec Idi Rayeuk. Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Simpang Ulim Pembangunan Saluran Drainase Sekunder Kec. Peunaron Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder Kec. Darul Aman Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder Kec. Peureulak Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder Kec. Peureulak Barat Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder Kec. Peureulak Timur Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder Kec. Rantau Peureulak Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder Kec. Sungai Raya Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder Kec. Rantau Seulamat Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder Kec. Peudawa

(30)

Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder Kec. Peunaron Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Darul Aman Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Peureulak Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Peureulak Barat Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Peureulak Timur Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Rantau Peureulak Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Sungai Raya Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Rantau Seulamat Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Peudawa

Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Idi Timur Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Idi Tunong Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Madat Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Pante Bidari Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Birem Bayeun Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec Idi Rayeuk. Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Simpang Ulim Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kec. Peunaron

Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Darul Aman Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Peureulak Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Peureulak Barat Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Peureulak Timur Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Rantau Peureulak Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Sungai Raya Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Rantau Seulamat Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Peudawa

Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Idi Timur Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Idi Tunong Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Madat Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Pante Bidari Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Birem Bayeun Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec Idi Rayeuk. Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Simpang Ulim Perencanaan Teknis (DED) Drainase Tersier Kec. Peunaron Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Darul Aman Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Peureulak Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Peureulak Barat Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Peureulak Timur Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Rantau Peureulak Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Sungai Raya Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Rantau Seulamat Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Peudawa

(31)

Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Idi Tunong Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Madat Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Pante Bidari Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Birem Bayeun Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec Idi Rayeuk. Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Simpang Ulim Pembangunan Saluran Drainase Tersier Kec. Peunaron Pemeliharaan Saluran Drainase Tersier Kab. Aceh Timur Pengerukan Saluran Drainase Tersier Kab. Aceh Timur

d) Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah

1. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dan disepakati bahwa kebijakan, rencana dan/atau program yang dikaji potensial memberikan dampak negatif pada pembangunan berkelanjutan, maka dikembangkan beberapa alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan, rencana dan/atau program yang ada. Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan KRP mempertimbangkan antara lain :

 Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana, dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan atau bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

 Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau program.

(32)

 Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.

2. Dari hasil kajian dengan mengisi tabel 4.4 dihasilkan kesimpulan bahwa tidak ada satupun KRP yang memiliki score negatif sehingga tidak perlu lagi dilakukan langkah berikutnya yaitu :

 Perumusan alternatif penyempurnaan KRP ( tabel 4.5 )  Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil

KLHS (tabel 4.6)

Tabel 4.7 : Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

No. Komponen kebijakan, rencana dan/atau program Penyempurnaan Alternatif KRP

(1) (2) (3)

1 Pengembangan Permukiman NIHIL

2 Penataan Bangunan dan Lingkungan NIHIL

3 Pengembangan Air minum NIHIL

4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman NIHIL

(33)

Tabel 4.8 : Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

No Rencana dan/atau Program Komponen Kebijakan,

Rekomendasi Perbaikan KRP dan

Pengintegrasian Hasil KLHS

(1) (2) (3)

1 Pengembangan Permukiman NIHIL

2 Penataan Bangunan dan Lingkungan NIHIL

3 Pengembangan Air minum NIHIL

4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman NIHIL

Kabupaten Aceh Timur yang telah menyusun dan memiliki dokumen KLHS RTRW Kabupaten Aceh Timur, maka hasil olahan di dalam KLHS tersebut dapat dijadikan bahan masukan bagi kajian perlindungan lingkungan dalam RPIJM. KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada tataran rencana-program. Sedangkan pada tataran kegiatan atau keproyekan, instrumen yang lebih tepat diterapkan adalah Amdal, UKL-UPL. dan SPPLH. Tabel 10.8 menjelaskan beberapa perbedaan antara KLHS dan AMDAL.

4.3.3 Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH

Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

(34)

Hidup, yaitu:

a. Proyek wajib AMDAL

(35)

BAB IV - 35 Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah

Tabel 4.9 Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL

Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

(1) (2) (3)

a) Rujukan Peraturan

Perundangan i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ii. Permen LH 09/2011 tentang Pedoman umum

KLHS

 UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

 Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan

bidang PU wajib UKL UPL

 Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL

b) Pengertian Umum Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

Kajian mengenai dampak penting suatu usaha

dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan

keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan.

c) Kewajiban pelaksanaan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang masuk kriteria sebagai wajib AMDAL

(Pemerintah/swasta) d) Keterkaitan studi

lingkungan i. Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan RPJM ii. Kebijakan, rencana dan/atau program yang

berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan

(36)

BAB IV - 36 Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah

(1) (2) (3)

e) Mekanisme

pelaksanaan i. pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah;

ii. perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan iii. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan

keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

 Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang berkompeten sebagai penyusun AMDAL

 Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL yang dibentuk oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/ Walikota sesuai kewenangannya dan dibantu oleh Tim Teknis.

 Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi berupa kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

 Menteri, gubernur, dan bupati/walikota

berdasarkan rekomendasi komisi penilai AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan atau

ketidaklayakan lingkungan

f) Muatan Studi

Lingkungan i. Isu Strategis terkait Pembangunan Berkelanjutan

ii. Kajian pengaruh rencana/program dengan isu-isu strategis terkait pembangunan

berkelanjutan

iii. Alternatif rekomendasi untuk rencana/program

 Kerangka acuan;

 Andal; dan

 RKL-RPL. Kerangka acuan dan menjadi dasar penyusunan Andal RKL-RPL. Kerangka acuan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan.

g) Output Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau

(37)

BAB IV - 37 Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah

(1) (2) (3)

h) Outcome i. Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat untuk melakukan perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan yang melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

ii. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak diperbolehkan lagi.

 Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidak layakan lingkungan

 Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan

 Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang tercantum dalam RKL RPL

i) Pendanaan APBD Kabupaten/Kota  Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKL-RPL) didanai oleh pemrakarsa,

 Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada APBN/APBD

 Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh

komisi AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa.

 Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi dan kabupaten/kota

j) Partisipasi Masyarakat Masyarakat adalah salah satu komponen dalam kabupaten/kota yang dapat mengakses dokumen pelaksanaan KLHS

Masyarakat yang dilibatkan adalah:

 Yang terkena dampak;

 Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau

 Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL

k) Atribut Lainnya:

(38)

BAB IV - 38 Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah

(1) (2) (3)

1) Pendekatan Cenderung pro aktif Cenderung bersifat reaktif

2) Fokus analisis Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan

berkelanjutan Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan 3) Dampak kumulatif Peringatan dini atas adanya dampak komulatif Amat terbatas

4) Titik berat telaahan Memelihara keseimbangan alam, pembangunan

Berkelanjutan Mengendalikan dan meminimalkan dampak negative

5) Alternatif Banyak alternative Alternatif terbatas jumlahnya

6) Kedalaman Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk

mengarahkan visi dan kerangka umum Sempit, dalam dan rinci 7) Deskripsi proses Proses multi pihak, tumpang tindih komponen,

KRP merupakan proses iteratif dan kontinu Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan akhir 8) Fokus pengendalian

dampak Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan Menangani gejala kerusakan lingkungan

9) Institusi Penilai Tidak diperlukan institusi yang berwenang

(39)

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10 : Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran

A Persampahan:

1. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan sistem Control landfill/sanitary landfill:

 Luas kawasan TPA, atau

 Kapasitas Total > 10 ha > 100.000 ton 2. TPA di daerah pasang surut:

 luas landfill, atau  Kapasitas Total

Semua kapasitas/ besaran 3. Pembangunan transfer station:

 Kapasitas > 500 ton/hari

4. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu:

 Kapasitas > 500 ton/hari

5. Pengolahan dengan insinerator:

 Kapasitas Semua kapasitas

6. Composting Plant:

 Kapasitas > 500 ton/hari

7. Transportasi sampah dengan kereta api:

 Kapasitas > 500 ton/hari

B Pembangunan Perumahan/ Permukiman:

1. Kota metropolitan, luas > 25 ha

2. Kota besar, luas > 50 ha

3. Kota sedang dan kecil, luas > 100 ha 4. Keperluan settlement transmigrasi > 2.000 ha C Air Limbah Domestik

1. Pembangunan IPLT termasuk fasilitas penunjang :

 Luas, atau

(40)

No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran 2. Pembangunan IPAL limbah domestik,

termasuk fasilitas penunjangnya:  Luas, atau

 Kapasitasnya > 3 ha > 2,4 ton/hari

3. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:  Luas layanan, atau

 Debit air limbah > 500 Ha > 10 Ha

D Pembangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau sekunder) di permukiman

1. Kota besar/metropolitan, panjang

2. Kota sedang, panjang > 5 Km > 10 Km E Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan

1. Pembangunan jaringan distribusi

 Luas layanan > 500 Ha

2. Pembangunan jaringan transmisi

 panjang > 10 Km

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan bidang Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tercermin dalam tabel 4.9

Tabel 4.9 : Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL

Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

a. Persampahan i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan system controlled landfill atau sanitary landfill

termasuk instansi penunjang:  Luas kawasan, atau < 10 Ha  Kapasitas total < 10.000 ton ii. TPA daerah pasang surut

 Luas landfill, atau < 5 Ha  Kapasitas total < 5.000 ton iii. Pembangunan Transfer Station

(41)

Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

vi. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos  Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha

b. Limbah Domestik/ Permukiman

i. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang  Luas < 2 ha

 Atau kapasitas < 11 m³/hari

ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah  Luas < 3 ha

 Atau bahan organik < 2,4 ton/hari

iii. Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman

i. Pembangunan saluran primer dan sekunder  Panjang < 5 km

ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman

 Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha d. Air Minum i. Pembangunan jaringan distribusi:

 luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha ii. Pembangunan jaringan pipa transmisi

 Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d <10 km  Sedang/kecil, Panjang: 8 s.d. M 10 km  Pedesaan, Panjang : -

iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit)

 Sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps  Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps

iv. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap  Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps

v. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan:  Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara

SPAM : 2,5 lps - < 50 lps

(42)

Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya e. Pembangunan

Gedung i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah :  Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

 Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2  Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan

gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

 Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri

Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

ii. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum:

 Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2.

 Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2  Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan

gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

 Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri

(43)

Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air:

 Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;

 Jumlah hunian: < 500 unit rumah;  Luas kawasan: < 10 ha

ii. Pengembangan kawasan permukiman baru sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);

 Jumlah hunian: < 500 unit rumah;  Luas kawasan: < 10 ha

iii. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)

 Jumlah hunian: < 500 unit rumah; dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk;

 Luas kawasan: < 10 ha

ii. Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;  Luas kawasan: < 10 ha

iii. Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP)

(44)

Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya h. Penanganan

Kawasan Kumuh Perkotaan

i. Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan metropolitan yang

dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota (urban renewal), disertai dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan penyediaan bangunan rumah susun

 Luas kawasan: < 5 ha

Gambar

Tabel 4.1 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kabupaten Aceh Timur
Tabel 4.2 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi  serta Permukiman Kembali
Gambar 4.1 Diagram Alir Pentahapan Pelaksanaan KLHS
Tabel 4.3 : Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 6 Distribusi Sebara Item Valid dan Gugur Skala Gaya Kepemimpinan Demokratis. Aspek Item

Dari perhitungan besarnya koefisien determinasi atau adjusted R 2 adalah 0,169 hal tersebut berarti bahwa 16,9% variabel peningkatan jumlah nasabah dipengaruhi oleh

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang menyatakan terdapat hubungan antara religiositas dengan perilaku asertif untuk menolak perilaku

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akhir pada Jurusan Teknik Komputer

Guru bersama peserta didik untuk membuat kesimpulan dari materi belajar dengan mengunggahnya pada google classroom di tautan yang sudah disediakan. Guru melakukan refleksi

Bila secara perhitungan astronomis, rencana penyatuan zona waktu Indonesia tidak mempunyai implikasi yang serius terhadap perhitungan awal waktu salat, maka akan ada

Laporan ringkas adalah laporan pendek yang disusun oleh sekolah untuk kepentingan laporan pelaksanaan program dan disampaikan kepada: (1) Direktorat Pembinaan

KESATU : Membentuk Komisi Hasil Perikanan yang terdiri dari Pelindung, Pengarah, Subkomisi yang meliputi Tuna, Udang, Rumput Laut, Ikan Hias, Mutiara, dan Catfish