i
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS/ISTIRAHAT PADA Tn. S DI RUANG DAHLIA
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Uji Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pendidikan Ahli Madya Keperawatan
NIA KURNIASIH A01301789
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
iv Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi IImu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2016
Nia Kurniasih 1 Ike Mardiati,A.M.Kep,SP.Kep.J 2 ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS/ISTIRAHAT PADA TN. S DIRUANG DAHLIA
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar Belakang : Stroke Non Hemoragik adalah jenis sindrom yang terdiri dari gejala hilangnya funsi sistem syaraf pusat fokal atau global yang berkembang cepat, gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian
masalah baik psikologis maupun fisik dapat terjadi akibat keadaan imobilitas. Tujuan Asuhan Keperawatan : untuk memberikan gambaran tentang asuhan
keperawatan kebutuhan dengan masalah pemenuhan aktifitas/istirahat pada pasien dengan stroke non hemoragik.
Asuhan keperawatan : Asuhan keperawatan pada Tn. M yang dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 9 juni – 11 juni 2016 diruang Dahlia RSUD Kebumen, keluarga pasien mengatakan pasien merasa nyeri kepala, lemas, mempunyai riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu. Sehingga muncul masalah keperawatan Resiko Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipertensi, intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan adalah menggunakan tehnik relaksasi distraksi, menganjurkan pasien pemberian obat. Evaluasi dari tindakan tersebut yakni klien mampu mengetahui tentang cara teknik relaksasi distraksi untuk mengurangi nyeri kepala.
Analisa Tindakan : Untuk mempermudah kebutuhan aktifitas/istirahat tindakan keperawatan yang direkomendasikan menggunakan tehnik relaksasi distraksi dan memberikan pengaruh intensitas nyeri kepala.
Kata Kunci : Stroke Non Hemoragik, Kebutuhan Aktivitas/Istirahat, Tehnik
relaksasi distraksi
v Diploma III of nursing program
Muhammadiyah health science institute of gombong Nursing Care Report, July, 2016
Nia Kurniasih1 Ike Mardiati,A.M.Kep,SP.Kep.J2 ABSTRACT
NURSING CARE OF FULFILLING ACTIVITY AND REST NEEDS TO Mr. S IN
DAHLIA WARD, Dr. SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN
Background: Non Haemorrhagic Stroke is a type of syndrome consisting of focal
or global central nervous system loss of function symptoms growing fast. These symptoms occur more than 24 hours leading to death. Immobility may result in both psychological and physical problem.
Objective : to describe nursing care of fulfilling activity and rest needs to Mr. S
in Dahlia Ward, Dr. Soedirman Hospital of Kebumen.
Nursing care : nursing care of Mr. M performed for 3 days starting on 9 June - 11
June 2016, the patient's family said that the patient feel headache, fatigue, have a history of hypertension since one year ago. The main nursing problem was risk of ineffective brain tissue perfusion associated with hypertension. Intervention and implementation has been done were relaxation and distraction techniques, encourage the patient to take ore rest and sleep, giving the medicine as order. The evaluation showed that the patient was able to know about distraction and relaxation techniques to reduce headache.
Treatment Analysis: It is recommended to use distraction and relaxation
techniques to facilitate the needs of the activity and rest influencing blood pressure intensity.
Keywords : non haemorrhagic stroke, activity and rest needs, distraction and
relaxation techniques
--- 1. Student of Collagen of Muhammadiyah health science institute of gombong
vi
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan ujian Komprehensif ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn.S Dengan Gangguan PemenuhanKebutuhan Promosi KesehatanDi Desa Semondo Kecamatan Gombong”
Adapun penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil ujian Komprehensif dalam rangka ujian tahap akhir jenjang pendidikan jenjang Diploma III Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong.
Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesepakatan baik ini penulis menyampaikan penghargan dan ucapan terima kasih yang tulis kepada yang terhormat:
1. Bapak M. Madkhan Anis, S.Kep.Ns selaku ketua Stikes Muhamamadiyah Gombong.
2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.sc selaku ketua Program Studi DIII Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong.
3. Ibu Ike Mardiati Agustin, M.Kep,SP.Kep.J dosen pembimbing KTI.
4. Bapak Hendri Tamara Yudha, M. Kep selaku tim penguji sidang komprehensif.
5. Segenap dosen dan karyawan Stikes Muhammadiyah Gombong. 6. Klien Tn. S dan keluarga yang telah bersedia menjadi pasien binaan.
7. Orang tua tercinta Bapak Suladi, Ibu Tuslihah, Bapak Madsukarto, dan Ibu Sini yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik moril dan materil, serta saran dan prasarana kepada penulis.
8. Mas Imam Sechudin yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam karya tulis ilmiah ini.
vii
10.Teman-teman di kelas III B yang telah sama-sama berjuang dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu pe rsatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan kasus ini.
Penulis sangat mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dikemudian hari.
Akhir kata penulis berharap agar apa yang telah tertulis dalam laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Gombong, Agustus 2016
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHANPEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRAC ... v
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penulisan ... 5
C. Manfaat ... 5
BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Kebutuhan Dasar Aktivitas/Istirahat ... 7
B. Diagnosa Keperawatan... 9
C. Managemen Teknik Relaksasi Distraksi ... 10
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian ... 16
B. Analisa Data ... 18
C. Intervensi, implementasi, Evaluasi ... 19
BAB IV PEMBAHASAN A. Asuhan Keperawatan pemenuhan kebutuhan aktivitas/ istirahat ... 25
B. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan... 35
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 37
B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA
1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggara upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup yang sehat bagi setiap orang atau individu. Kesejahteraan individu untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat hal ini menurut World Health Organization (WHO, 2006) mengatakan Kesejahteraan masyarakat yang optimal dibutuhkan sumber daya pembangunan di tuntut untuk memberikan asuhan keperawatan secara untuh yaitu secara biologis, psikologis, social dan spiritual. Sebagai upaya untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat dilakukan asuhan keperawatan untuk memberikan keperawatan yang komprehensif dengan meliputi tindakan yang promotif, prefentif, kualitatif serta rehabilitative khususnya pada pasien penderita stroke.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2012 dari Dinas Kesehatan Profinsi Jawa Tengah didapatkan data bahwa dari seluruh Rumah Sakit yang ada di Jawa Tengah angka kejadian Stroke paling tinggi adalah di kota Semarang yaitu sebesar 3.986 kasus (17,91%). Kejadian stroke di rawat inap RSUD Tugurejo Semarang pada tahun 2010 telah mencapai 262 pasien, pada tahun 2011 telah mencapai 244 pasien,tahun 2012 mencapai 255 pasien, dan telah meningkat di tahun 2013 mencapai 307 pasien penderita stoke (Rekam Medik RSUD Tugurejo Semarang, 2010). Salah satu penelitian dari studi global pada tahun 2010 di dunia didapatkan data jumlah penderita 368 juta orang. Jika tidak ada tindakan dalam penganangan penyakit ini diperkirakan jumlah penderita akan semakin meningkat.
2
Stroke atau cedera serebrovaskuler adalah sebagai kehilangan dari fungsi di otak yang diakibatkan oleh berhentinya suatu suatu suplai darah ke otak, atau bisa dikatakan bahwa stroke merupakan kelainan dari fungsi otak yang timbul secara mendadak dan akan terjadi pada siapa saja.
Penyebab munculnya stroke umumnya terjadi karena adanya factor tidak dapat dikontrol yaitu usia, jenis kelamin, ras, dan factor keturunan serta adanya factor yang dapat di control yaitu hipertensi, pola makan, obesitas, penyakit jantung, merokok, alkhol dan hipokolesterolemik. Salah satu dari factor yang sudah di sebutkan diatas yang paling sering terjadi pada pasien stroke adalah karena faktor tidak dapat dikontrol (Rasyid & Lyna, 2007). Sehingga dapat disimpulkan cara untuk mengatasi faktor yang dapat di control adalah dengan cara menjaga pola makan, tidak obesitas, merokok, dan minum alkhohol, karena suatu faktor yang dapat dikontrol akan sangat berpengaruh pada kesehatan dan tidak dapat menimbulkan dampak nyeri pada bagian kepala pada seseorang penderita stroke.
Tingginya dampak dari penderita stroke maka akan menimbulkan nyeri pada bagian kepala. Dampak dari nyeri pada bagian kepala yang berkepanjangan dalam pemenuhan kebutuhan baik fisiologis maupun psikologis akan menyebabkan kecemasan, ketakutan, gelisah dan stress (Rasyid & Lyna, 2007). Berdasarkan hal tersebut nyeri kepala yang ditimbulkan biasanya karena resiko ketidakefektifan jaringan perfusi otak akibat adanya tekanan darah tinggi.
3
berharap supaya kembali pulih dengan cepat. Berdasarkan dalam hal ini diharapkan terjadi penurunan nyeri sehingga pasien mampu melakukan aktifitas dan istirahat.
Dengan adanya penurunan nyeri pada penderita stroke akibat tekanan darah yang tinggi mampu melakukan aktifitas dan istirahat dibuktikan oleh Potter & Pery, (2006) mengatakan bahwa aktivitas dan istirahat adalah salah satu kebutuhan dasar manusia atau suatu proses yang sangat diperlukan oleh manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang rusak (natural healing mechanisme), memberi waktu organ-organ tubuh untuk beristirahat dan menjaga keseimbangan metabolise dan kimiawi tubuh. Tanpa istirahat yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktifitas akan menurunkan serta meningkatkan iritabilitas. Berdasarkan hal ini disimpulkan bahwa pada saat nyeri kepala akibat adanya tekanan darah yang tinggi biasanya membuat para anggota tim kesehatan berkeinginan untuk menangani nyeri kepala dengan pemberian obat penurun tekanan darah dan mengalihkan rasa nyeri dengan non farmakologi yaitu teknik relaksasi distraksi.
Teknik relaksasi distraksi merupakan salah satu metode non farmakologi dalam strategi penanggulangan nyeri kepala akibat penekanan tekanan darah. Relaksasi distraksi merupakan mengalihkan perhatian klien ke hal (stimulus) lain dan kewaspadaan terhadap nyeri meningkatkan toleransi terhadap nyeri kepala, salah satu distraksi yang efektif adalah dengan cara mendengarkan cerita, musik menurunkan denyut jantung,mengurangi kecemasan, gelisah dan depress, menghilangkan nyeri kepala dan menurunkan tekanan darah (Nurdin, 2013)
4
distraksi yang efektif adalah dengan cara mendengarkan cerita, nafas perlahan, music menurunkan denyut jantung,mengurangi kecemasan, gelisah dan depresi, menghilangkan nyeri kepala dan menurunkan tekanan darah serta meningkatkan ventilasi paru (Smeltzer dan brae, 2008). Cara tersebut menunjukan bahwa distraksi ada pengaruh dalam menurunkan tekanan darah dan mengalihkan tingkat nyeri kepala atau pusing pada pasien stroke. Diharapkan pasien dapat menerapkan tindakan mandiri keperawatan seperti teknik relaksasi distraksi untuk mengalihkan rasa nyeri kepala atau pusing.
Dengan mengalihkan rasa nyeri kepala ada pengaruh teknik relaksasi distraksi terhadap perubahan intensitas nyeri pasien akibat peningkatan tekanan darah tinggi menjadi menurun dan teralihkan menjadi rasa nyeri berkurang, dibuktikan berdasarkan hasil penelitian pada 30 responden yang menderita hipertensi yang mengakibatakan stroke yang berusia < 30 tahun sebanyak 1 orang (3,3%), sedangkan responden yang berusia 30- 49 sebanyak 16 orang (53,3%), dan 13 orang lainnya diderita pada usia >50 tahun (43,3%) dengan riset menurut Apriliana, (2011) didapatkan distraksi relaksasi dengan dibimbing ada pengaruh terhadap perubahan intensitas nyeri kepala pasien pada pasien tekanan darah yang tinggi menjadi menurun dan teralihkan menjadi rasa pusing atau nyeri berkurang, Teknik relaksasi distraksi memberikan pengaruh terhadap perubahan intensitas nyeri, perbedaan efektifitas antara tekanan darah sistolik sebesar 0,285 (p>0,05), dan efektifitas kedua perlakuan tekanan darah diastolic yaitu sebesar 0,935 (p>0,05). Sehingga dapat disimpulkan teknik distraksi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi nyeri saat beraktifitas/istirahat dan menurunankan tekanan darah menjadi menurun serta mengalihkan rasa nyeri menjadi berkurang dengan salah satu cara teknik relaksasi distraksi.
5
B. TUJUAN PENULIS a) Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah mampu mendesripsikan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S di Ruang Dahlia RSUD Dr.Soedirman Kebumen
b) Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan hasil pengkajian dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S
b. Mendeskripsikan analisa data keperawatan pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S
c. Mendeskripsikan hasil diagnosa keperawatan pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S
d. Mendeskripsikan intervensi keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S
e. Mendeskripsikan hasil implementasi pemenuhan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S
f. Mendeskripsikan hasil evaluasi tidakan keperawatan pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S
g. Mendeskripsikan hasil inovasi tidakan keperawatan pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas/istirahat pada Tn. S
C. MANFAAT
Pendapat penulis mengenai Tn. S dengan Asuhan Keperawatan Pemenuhan Aktivitas/istirahat bermanfaat:
1. Manfaat bagi Keilmuan
6
2. Manfaat bagi Aplikatif
Karya tulis ilmiah ini berguna dalam mendukung tindakan asuhan keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas/istirahat dan bertujuan memberikan informasi bagi pasien dan keluarga mengenai tindakan keperawatan aktivitas/istirahat dengan menggunakkan teknik distraksi dan keluarga dapat menambah pengetahuan tentang penyakitnya, serta dipergunakan atau di terapkan oleh rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien dengan cara teknik relaksasi distraksi.
40
DAFTAR PUSTAKA
Apriliana. (2011). Keefektifan pengaruh relaksasi Vol. 2 / No. 2 . Jakarta : EGC
Aziz Alimul.H. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Munusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.
Brunner & Suddarth. (2006). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi ke 8 Jilid 3. Jakarta : EGC.
Dalimartha, S. (2006). Pengaruh terhadap perubahan intensitas nyeri. Jilid 5. Pustaka Bunda. Jakarta : EGC
Dewanto, George. (2009). Panduan Praktis dan Tatalaksana Penyakit Saraf,
Jakarta: EGC
Dinkes Jateng. (2009). Provinsi Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2010. Jawa Tengah : Bidang Kesehatan, Agustus 2010
Gunawan, Agustin Wydia, (2008). Literasi Informasi : 7 Langkah Knowledege Management. Jakarta: EGC
Herdman, T. Heather, (2012). Diagnosis Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi 2012- 2014. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC
Jusmiati. (2012), Riset Keperawatan dan pengetahuan. Jakarta : EGC
Lyna Soertidewi. (2007). Unit stroke : Manajemen stroke secara komprehensif. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia.
Muttaqin, Arif, (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan, Jakarta: EGC
Nurdin, S, Kiling, M, & Rottie, J. 2013. Pengaruh Teknik relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Fraktur di Ruang Irnina A
BLUE RSUP PROF Dr. R. D Kandou Manado. Vol 1 Nomer 1.
41
Price, Sylvia A, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
: 6.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Potter & Pery, (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & praktek.Edisi 4. Vol. Jakarta : EGC
Sheps, M. D & Sheldon G. (2006). Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan darah Tinggi. Jakarta: EGC
Wartonah, Tarwoto. (2010). Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
Wartonah, Tarwoto. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi Ke 3. Jakarta : Salemba Medika.
Wilkinson, J. M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9, Jakarta: EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE NON HEMORAGIK
DISUSUN OLEH : NIA KURNIASIH
A01301789
PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan perendaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Fransisca B Batticaca, 2008).
Stroke non hemoragik adalah proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder (Arif Muttaqin, 2008).
Stroke non hemoragik adalah gangguan peredarah darah di otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) dengan gejala atau tanda sesuai dengan daerah yang terganggu (Tarwoto,hlm 69, 2007).
B. Etiologi
a. Thrombosis 1. Aterosklerosis
2. Vaskulitis: arteri temporalis, poliarteritis nodosa
3. Robeknya arteri: karotis, vertebralis (spontan atau traumatic) 4. Gangguan darah: polisitemia, hemoglobinopati
b. Embolisme
Sumber di jantung: fibrilasi atrium, infark miokardium, penyakit jantung rematik, penyakit katup jantung, katup prostetik, kardiomiopati iskemik
1. Sumber tromboemboli aterosklerotik di arteri: bifurcation karotis komunis, arteri vertebralis distal
2. Keadaan hiperkoagulasi: kontrasepsi oral, karsinoma c. Vasokonstriksi
C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari stroke adalah (Baughman, C Diane.dkk,2000): 1. Kehilangan motorik
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan disfagia
2. Kehilangan komunikasi
Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan berbicara) atau afasia (kehilangan berbicara)
3. Gangguan persepsi
Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan penglihatan perifer dan diplopia, gangguan hubungan visual, spesial dan kehilangan sensori
4. Kerusakan fungsi kognitif parestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan)
5. Disfungsi kandung kemih meliputi: inkontinensiaurinarius transier, inkontinensia urinarius peristen atau retensi urin (mungkin simtomatik dari kerusakan otak bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasiyang berlanjut (dapat mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif).
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang terkena:
1. Penngaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah
2. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi, gangguan penglihatan
3. Pengaruh terhadap komunikasi, bicara tidak jelas, kehilangan bahasa.
Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:
D. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting trhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh darah. Jika aliran darah kesetiap bagian otak terhambat karena trombus dan embolus maka mulai terjadi kekurangan O2 kejaringan otak. Kekurangan selama 1 menit dapat menyebabkan nekrosis mikroskopis neuron-neuron area kemudian di sebut infark.
Kekurangan O2 pada awalnya mungkin akibat iskemik umumnya (karena henti jantung / hipotensi ) / hipoksia karena proses anemia / kesulitan bernafas. Jika neuron hanya mengalami iskemik,maka masih ada peluang untuk menyelamatkannya. Suatu sumbatan pada arteri koroner dapat mengakibatkan suatu infark disekitar zona yang mengalami kekurangan O2. Stroke karena embolus merupakan akibat dari bekuan darah, lemak dan udara, emboli pada otak kebanyakan berasal dari jantung. Sindrom neuron vaskuler yang lebih penting terjadi pada stroke trombotik dan embolik karena keterlibatan arteri serebral mediana
F. Pemeriksaan penunjang 1. Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.
2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT)
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga mendeteksi, melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh pemindaian CT). 3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti. 4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik dalam jaringan otak. 6. Pemeriksaan laboratorium
a. Lumbal pungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
b. Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
c. Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi hiperglikemia.
d. gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur-rangsur turun kembali.
e. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri. G. Penatalaksanaan Medis
Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah :
1. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan boleh dimulai mobilisai bertahap jika hemodinamika stabil
2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan o2 sesuai kebutuhan
5. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia 6. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Kandung kemih yang penuh di kosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi
8. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonik
9. Hindari kenaikan suhu, batk, konstipasi, atau suction berlebihan yang dapat meningkatkan TIK
10.Nutrisi peroral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya si pasang NGT
11.Penatalaksanaan spesifik berupa :
a. Stroke non hemoragik : asetosal, neuroprotektor, trombolisis, antikoagulan, obat hemoragik
b. Stroke hemoragik : mengobati penyebabnya, neuroprotektor, tindakan pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan embolisme, aliran darah ke otak terhambat
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular, penurunan kekuatan otot
3. Defisit perawatan diri (mandi, berpakaian, makan) berhubungan dengan kelehaman.
I. Intervensi Keperawatan No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil (NOC) keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral dapat teratasi dengan KH :
a. Tekanan darah rentang
c. Tidak mengalami nyeri kepala
d. JVP tidak nampak e. Tidak ada ortostatik
hipertensi
gangguan fungsi 4. Kepala direflesikan
perlahan dalam posisi netral
5. Kolaborasi terapi oksigen sesuai indikasi 2 Hambatan mobilitas
fisik berhubungan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah Hambatan mobilitas fisik teratasi dengan KH :
a. Klien meningkat dalam 2. Ubah posisi minimal 2
jam
3. Lakukan ltihan rentang gerak aktif dan pasif
4. Tinggikan kepala dan tangan
diperlukan 3 Defisit perawatan
diri (mandi,
berpakaian, makan) berhubungan dengan kelehaman.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah Defisit perawatan diri dapat teratasi dengan KH :
a. Makan mandiri b. Berpakaian mandiri c. Mandi mandiri d. Berdandan mandiri e. Kebersihan diri mandiri
Self care assistance : ADLS
1. Pantau kemampuan klien untuk melakukan
di seka dan gosok gigi 2x sehari
4. Jelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
DAFTAR PUSTAKA
Fransisca B Batticaca. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persyarafan. Jakarta:Selemba Medika.
Arif Muttaqin. 2008. Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem persyarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Tarwoto, Wasnidar, dkk.2007. Buku keperawatan medikal bedah, hal 69. Jakarta : Sagung Seto.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi; Konsep Klinis Proses – Proses Penyakitvolume 2, Alih Bahasa Huriawati hartanto, Edisi VI. Jakarta : EGC.